Anda di halaman 1dari 4

A.

Kesehatan dan Determinan Pembangun Ekonomi


Modal manusia merupakan komponen penting dalam peningkatan
produktivitas ekonomi di sebuah wilayah. Indikator yang tepat untuk mengukur
modal manusia adalah pendidikan dan kesehatan (Shobiha & Yuniasih, 2022).
Memasuki dekade 1960an akhir hingga awal dekade 1970an, muncullah gagasan
paradigma pembangunan ekonomi baru dengan tidak menitikberatkan pada
pertumbuhan ekonomi tinggi saja tetapi bagaimana mengurangi kemiskinan dan
ketimpangan serta menciptakan pembangunan manusia. Dengan paradigma
pembangunan baru tersebut memposisikan manusia sebagai subyek dan obyek
pembangunan ekonomi itu sendiri sehingga mampu berkontribusi bagi kemajuan
daerah maupun negara. Dengan kata lain, pembangunan manusia mutlak
dilakukan dalam proses pembangunan ekonomi dan tolak ukur keberhasilan
pembangunan manusia tersebut yaitu angka Human Development Indeks (HDI)
atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Provinsi Jawa Tengah sebagai salah
satu provinsi di Indonesia, terbagi atas 29 kabupaten dan enam kota. Dengan
banyaknya jumlah kabupaten/kota, tentu memberikan gambaran beragam
mengenai pembangunan manusia di tiap daerah. Perkembangan IPM Provinsi
Jawa Tengah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2008 sebesar 71,60 meningkat menjadi 73,36 di tahun 2012 dan selalu
berada diatas IPM nasional (Hartono et al., 2022).
. Kemiskinan merupakan sesuatu yang kompleks dalam arti kemiskinan
bukan hanya disebabkan karena masalah kekurangan pendapatan dan harta (lack
of income and asset), tetapi berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mencapai
aspek diluar pendapatan (non-income factors) seperti akses layanan publik dan
infrastruktur dasar seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan sanitasi. Dalam
mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan,
terlebih dahulu memperhatikan faktor – faktor yang menyebabkan tingkat
kemiskinan tersebut. Peran pemerintah dalam mempengaruhi kemiskinan
termasuk dalam mengantisipasi kegagalan pasar sangat penting dalam
perekonomian. Perannya tersebut melalui kebijakan fiskal. Pemerintah berperan
dalam pembentukan modal melalui pengeluaran pemerintah seperti sarana dan
prasarana umum yang akan menjadi modal bagi pertumbuhan ekonomi dan akan
membantu mengurangi tingkat kemiskinan (Sari, 2018).

B. Kesehatan dan Produktivitas


Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi secara dinamis dan pesat baik fisik, psikologis, intelektual, sosial,
tingkah laku seksual yang dikaitkan dengan mulai terjadinya pubertas. Masa ini
adalah periode transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pola karakteristik
pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja memiliki rasa keingintahuan
yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
mengambil risiko tanpa pertimbangan yang matang (Ni Luh Kadek Alit Arsani,
Ni Nyoman Mestri Agustini, 2013).
Peranan sumber daya manusia dalam proses produksi banyak
diperbincangkan, sehingga berbagai cara diusahakan untuk mengembangkan kerja
dan meningkatkan taraf hidup manusia. Peranan pemerintah dalam mengarahkan,
membimbing serta menciptakan iklim industri yang sehat adalah menciptakan
struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang. Karyawan berperan aktif dalam
aktivitas perusahaan dalam hal mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu
perusahaan seharusnya memperhatikan kesejahteraan karyawan, secara umum
perusahaan ingin memperoleh laba yang sebesarbesarnya untuk mencapai hal
tersebut harus didukung dengan produktivitas kerja karyawan. Agar produktivitas
meningkat sebesar-besarnya maka semua golongan masyarakat harus ikut
bergerak seperti pemerintah, para pengusaha dan pekerja. Tanggung jawab
peningkatan produktivitas diperusahaan terutama terletak dalam manajemen.
Hanya pihak manajemen yang dapat menciptakan hubungan antar manusia dan
memperoleh kerjasama dari para pekerja (Bachri & Muliyati, 2021).
Produktivitas kerja karyawan pada sebuah perusahaan merupakan masalah
yang selalu hangat dan tidak ada habis-habisnya untuk dibahas. Permasalahan
yang terkait dalam produktivitas juga merupakan isu strategis bagi permasalah
yang memprogram masalah sumber daya manusia. Banyak aspek internal dan
eksternal yang mendukung terciptanya produktivitas kerja yang efektif dan efisien
dalam suatu perusahaan. Produktivitas kerja pada tenaga kerja dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, motivasi
internal, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan.
Sedangkan faktor eksternal meliputi motivasi eksternal, lingkungan dan iklim
kerja manajemen, jaminan sosial, kesempatan berprestasi, tingkat
pendapatan/upah, teknologi dan sarana produksi (Pangau et al., 2018).
Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas
karyawan. Dengan melaksanakan pelatihan, penempatan karyawan yang tepat,
disiplin yang tinggi, memotivasi karyawan, upah yang sesuai, memberikan
kesejahteraan dan jaminan sosial, pemberian insentif bagi karyawan yang
berprestasi, dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan.
Kecerobohan akibat kelengahan baik disengaja maupun tidak terhadap
keselamatan kerja dapat merugikan tenaga kerja maupun perusahaan. Beberapa
kerugian berupa kerugian harta benda, cacat dan kematian, kehilangan waktu
kerja, terhambatnya proses produksi dan kerugian-kerugian lain baik langsung
maupun tidak langsung serta dikenakannya sanksi pidana yang sesuai dengan
peraturan pidana yang berlaku (Manik, 2022).
DAPUS
Bachri, S., & Muliyati, M. (2021). Pola Hidup Sehat Masyarakat Di Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Pengabdian Teratai, 2(2), 79–84.
https://doi.org/10.55122/teratai.v2i2.243
Hartono, D., Pgri, U. I., Hartono, D., & Smith, T. (2022). Determinan
Pembangunan Manusia Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah. 155–
164.
Manik, O. (2022). Dampak Jaminan Sosial Kesehatan Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada Bank Muamalat Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Agama …, 2(X), 1–8.
http://jurnalmahasiswa.umsu.ac.id/index.php/jimpai/article/view/1592/0
Ni Luh Kadek Alit Arsani, Ni Nyoman Mestri Agustini, I. K. I. P. (2013). Peranan
Program Pkpr ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ) Terhadap Kesehatan
Reproduksi Remaja Di. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 2(1), 129–208.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/1313/1174
Pangau, G. M. G., Andaki, J. A., & Lumenta, V. (2018). Persepsi Masyarakat
Terhadap Pengelolaan Ekowisata Bahari Di Desa Bahoi, Kecamatan
Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
AKULTURASI (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan), 6(11).
https://doi.org/10.35800/akulturasi.6.11.2018.19533
Sari, N. I. (2018). Determinan Tingkat Kemiskinan di Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2007 – 2014. Economics Development Analysis Journal,
7(2), 128–136. https://doi.org/10.15294/edaj.v8i2.23411
Shobiha, S. M., & Yuniasih, A. F. (2022). Pengidentifikasian Determinan
Pembangunan Kesehatan di Indonesia Tahun 2018 Identifying the
Determinants of Health Development of Indonesia in 2018 Pendahuluan
Modal manusia merupakan kompo-. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah
Sosial, 13(1), 71–88.

Anda mungkin juga menyukai