Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Program Studi : ILMU HUKUM QUALITY CONTROL


Mata Kuliah : HUKUM TATA NEGARA Validasi Soal : UPMPS Ilmu Hukum
Kode Mata Kuliah : HUK 6109 Tgl : 4-04-2023
Jumlah SKS : 2 SKS
Semester/Kelas : II (DUA) / NON REGULER ( Herli Antoni.,S.H.,M.H )
Hari/Tanggal : SABTU, 15 APRIL 2023 Pengesahan Soal :
Waktu Ujian : 19.00-20.30 WIB Ketua Program Ilmu Hukum

Sifat Ujian : CLOSE BOOK Tgl : 4-04-2023


Dosen Penguji : ARI WUISANG, SH., MH.

(Farahdinny Siswajanthy.,S.H.,M.H.)

YAYASAN PAKUAN SILIWANGI


UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS HUKUM
Jl. Pakuan PO. BOX 452 Bogor 16143
website:https://fhukum.unpak.ac.id/e-mail: fakultashukum@unpak.ac.id

Acuan Soal (1) RPS (2) Pustaka (3) Pertemuan Kuliah


(4) Peraturan dan Perundangan yang berlaku
Capaian Pembelajaran Mata 1. Mampu menjelaskan istilah dan pengertian HTN
Kuliah (CPMK) 2. Mampu menjelaskan sumber-sumber HTN formal dan materiil
3. Mampu menjelaskan Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan
4. Mampu menjelaskan lembaga pembentuk dan materi muatan peraturan perundang-
undangan
5. Mampu menjelaskan aspek dasar konstitusi : pengertian, bentuk, fungsi dan materi muatan
konstitusi serta suprakonstitusionalitas
6. Mampu menjelaskan konstitusi di Indonesia dan perubahan UUD Tahun 1945
Pokok Bahasan/Sub Pokok 1. Istilah dan pengertian HTN
Bahasan 2. Sumber-sumber HTN formal dan materiil
3. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan
4. Lembaga pembentuk dan materi muatan peraturan perundang-undangan
5. Pengertian, bentuk, fungsi dan materi muatan konstitusi serta suprakonstitusionalitas
6. Konstitusi di Indonesia dan perubahan UUD Tahun 1945

Instruksi Pengerjaan 1. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dengan baik dan benar!


2. Silahkan membaca doa sebelum mengerjakan UTS
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM Nama Mahasiswa:
Visi :
Program Studi yang berkontribusi dalam GILIMAN CHRISTUPA
mengembangkan Ilmu hukum & SDM yang
unggul, mandiri, berkarakter baik tingkat nasional
maupun internasional pada tahun 2028 NPM: 010122358
Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan hukum yang Pernyataan:
unggul, berintegritas dan bertanggung jawab.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan riset Saya mengerjakan soal ujian ini benar-benar secara mandiri dan
bidang hukum yang bermanfaat bagi jujur mengikuti peraturan ujian yang berlaku.
masyarakat dan pembangunan hukum Yang membuat pernyataan,
nasional.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada
masyarakat guna meningkatkan pengetahuan TTD
dan kesadaran hukum masyarakat.
4. Memperluas jaringan kerjasama nasional dan
internasional guna meningkatkan pendidikan
ilmu hukum.

( )

SOAL : (SILAHKAN PILIH 6 DARI 10 SOAL DI BAWAH INI UNTUK


DIKERJAKAN)
1. Mengapa Hukum Tata Negara (HTN) dikategorikan sebagai hukum publik?
(CPMK1/C6/10)
Karena hukum tata negara adalah salah satu cabang dari hukum publik yang mengatur
organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga – Organisasi dan fungsi politik lembaga
negara. Pengertian hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum.
Pengertian hukum tata negara ialah hukum yang mengatur kelembagaan negara dan praktik
praktik kenegaraan, seperti pembentukan undang-undang sebagai sumber hukum.

2. Dalam definisi Hukum Tata Negara menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, terdapat aspek
tentang : (i) nilai-nilai luhur dan cita-cita kolektif rakyat di suatu negara; (ii) kelembagaan
negara; (iii) mekanisme hubungan antar lembaga negara; (iv) hubungan antar Lembaga
negara dengan warga negara. Coba saudara kaitkan keempat aspek tersebut dengan
Indonesia. (CPMK1/C6/10)
Ilmu Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagai cabang ilmu hukum yang mempelajari
prinsip-prinsip dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis ataupun yang hidup
dalam kenyataan praktik kenegaraan berkenaan dengan (i) konstitusi yang berisi kesepakatan
kolektif suatu komunitas rakyat mengenai cita-cita untuk hidup bersama dalam suatu negara
Indonesia, (ii) institusi-institusi kekuasaan negara beserta fungsi-fungsinya, (iii) mekanisme
hubungan antar institusi itu, serta (iv) prinsip - prinsip hubungan antara institusi kekuasaan
negara dengan warga negara. Keempat unsur dalam definisi hukum tata negara tersebut di
atas, pada pokoknya adalah hakikat konstitusi itu sendiri sebagai objek utama kajian hukum
tata negara (constitutional law). Karena pada dasarnya, konstitusi itu sendiri berisi (i)
konsensus antar rakyat untuk hidup bersama dalam suatu komunitas bernegara dan komunitas
kewarganegaraan, (ii) konsensus kolektif tentang format kelembagaan organisasi negara
tersebut, dan (iii) konsensus kolektif tentang pola dan mekanisme hubungan antarinstitusi
atau kelembagaan negara, serta (iv) konsensus kolektif tentang prinsip-prinsip dan
mekanisme hubungan antara lembaga-lembaga negara dengan warga negara Indonesia.

3. Apapula hal-hal pokok yang harus dipelajari dalam HTN menurut Logemann ?
(CPMK1/C6/10)
Dalam bukunya College-aantekeningen over het Staatsrecht van Nederlands Indie, Logemann
mengatakan bahwa ilmu hukum tata negara mempelajari sekumpulan kaidah hukum yang di
dalamnya tersimpul kewajiban dan wewenang kemasyarakatan dari organisasi negara, dari
pejabat-pejabatnya keluar, dan di samping itu kewajiban dan wewenang masing- masing
pejabat negara di dalam perhubungannya satu sama lain atau dengan kata lain kesatuan
(samenhaag) dari organisasi. Ilmu hukum tata negara dalam arti sempit menyelidiki hal- hal
antara lain:
1) Jabatan-jabatan apa yang terdapat di dalam susunan kenegaraan tertentu;
2) Siapa yang mengadakannya;
3) Bagaimana cara memperlengkapi mereka dengan pejabat-pejabat;
4) Apa yang menjadi tugasnya (lingkungan pekerjaannya);
5) Apa yang menjadi wewenangnya;
6) Perhubungan kekuasaannya satu sama lain;
7) Di dalam batas-batas apa organisasi negara (dan bagian- bagiannya) menjalankan tugasnya
Menurut Logemann, hukum tata negara itu adalah hukum organisasi negara atau hukum
keorganisasian negara atau dengan kata lain hukum mengenai organisasi (tata susunnya)
negara. Hukum ini dapat dibagi atas dua golongan, yaitu sebagai berikut:
1) Hukum mengenai persoalan kepribadian hukum dari jabatan-jabatan negara
memungkinkan kumpulan jabatan-jabatan itu disatukan lebih lanjut dalam satu kepribadian
hukum. Hukum ini terdiri dari persoalan-persoalan perwujudan kepribadian hukum dalam
(atau menjadi) jabatan, kumpulan jabatan, timbul dan lenyapnya jabatan, kumpulan jabatan
dan soal kualitas pejabat, pembatasan wewenang dari jabatan atau kumpulan jabatan, serta
hukum keorganisasian.
2) Hukum mengenai (luasnya) lingkungan kekuasaan negara, yaitu suatu lingkungan di mana
kaidah-kaidah hukum negara mempunyai kekuatan yang berlaku. Lingkungan itu dapat
berupa lingkungan manusia tertentu, dan lingkungan wilayah tertentu, dan lingkungan waktu
tertentu.
4. Jelaskan pengertian sumber hukum menurut Hans Kelsen dan berikan contohnya dalam
kehidupan ketatanegaraan Indonesia ! (CPMK2/C6/10)
Menurut Hans Kelsen, terdapat 3 (tiga) pengertian sumber hukum :
1. Sumber hukum diartikan sebagai cara membentuk hukum (method of
creating law). Contoh, proses pembentukan undang-undang di DPR itu merupakan
bagian dari pengertian sumber hukum;
2. Sumber hukum diartikan sebagai alasan mengapa hukum memiliki kekuatan
mengikat (the reason for validity of law). Menurut Kelsen, suatu peraturan hukum
memiliki kekuatan mengikat karena menyantol (bersandar) kepada peraturan yang
lebih tinggi atau peraturan yang ada diatasnya. Contoh : peraturan pemerintah (PP)
memperoleh kekuatan mengikat dari undang-undang, di mana PP menjabarkan lebih
lanjut isi undang-undang;
3. Sumber hukum diartikan sebagai hal-hal yang bersifat non yuridis (di luar
hukum), seperti ideologi, pandangan politik, norma agama, moral dan sebagainya.
Pengertian yang ketiga ini seringkali mempengaruhi atau bahkan menentukan isi
peraturan perundang-undangan di suatu negara. Contoh : negara yang menganut
ideologi komunis, seperti China, Korea Utara, maka peraturan-peraturannya tentu saja
akan banyak dipengaruhi oleh paham-paham komunis.

5. Sebutkan sumber hukum tata negara formal menurut Prof. Mahadi ! (CPMK2/C6/10)
Menurut Prof. Mahadi, sumber hukum formal meliputi :
a. UU dalam arti luas
UU dalam arti luas disebut juga peraturan perundang-undangan (regels) yang
meliputi : UUD, TAP MPR, UU/Perpu, PP, Perpres, Perda dan peraturan
lembaga negara serta peraturan lembaga pemerintah.
b. Hukum adat HUKUM ADAT KETATANEGARAAN
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia pernah berkembang semacam hukum
adat ketatanegaraan seperti misalnya peraturan tentang alat-alat perlengkapan
persekutuan adat DESA ADAT CONTOHNYA PERADILAN ADAT,
peraturan tentang rembug desa dan lain-lain;
c. Hukum Kebiasaan/ CUSTOMARY LAW DALAM KONTEKS HTN
ADALAH KONVENSI KETATANEGARAAN
Dalam hukum tata negara, hukum kebiasaan disebut sebagai konvensi
ketatanegaraan (constitutional convention).
6. Bagaimana jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia !
(CPMK3/C6/10)
Di Indonesia, jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan dapat ditemui dalam 4
ketentuan yaitu :
a.TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber
Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan. TAP ini telah dicabut oleh TAP
MPR No. III/MPR/2000;
b.TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan; TAP ini statusnya menjadi tidak berlaku lagi sejak terbitnya UU No.
10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
c.UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
d.UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan DIUBAH
DENGAN UU NO. 16 TAHUN 2019. UU ini menggantikan UU No. 10 Tahun 2004.

TAP MPRS XX/1966 TAP MPR III/2000 UU No.10,2004JUUU No. 12, 2011
UUD UUD UUD UUD9
TAP MPR TAP MPR UU/Perpu TAP MPR
UU/Perpu UU PP UU/Perpu
PP Perpu Perpres PP
Keppres Keppres Perda Perpres
Peraturan/ Perda Perda
Pelaksanaan
Lainnya
(Sudah dicabut) (sdh tdk berlaku) (sdh tdk berlaku) (skrg berlaku)
TAP MPR YANG MASIH BERLAKU :
-TAP MPRS/NO. XXV/MPRS/1966 TTG PEMBUBARAN PKI DAN LARANGAN
PENYEBARAN AJARAN KOMUNISME, MARXISME DAN LENINISME
-TAP MPR NO. VIII/MPR/2000 TENTANG ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
PERATURAN DAERAH PROVINSI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
KEPUTUSAN ><PERATURAN
KEPUTUSAN BERLAKUNYA INDIVIDUAL (HANYA UTK ORANG2 TERTENTU,
YG DISEBUT DALAM KEPPRES PERATURAN BERLAKUNYA SECARA
UMUM/BERLAKU BAGI SETIAP ORANG/MASYARAKAT UMUM
JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SIFATNYA BERLAKU UMUM/BERLAKU
BAGI SETIAP ORANG

7. Jelaskan Lembaga pembentuk beserta isi (materi) masing-masing peraturan perundang-


undangan tersebut ! (CPMK4/C6/10)
PEMBENTUK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
a.UUD : LEMBAGA YANG BERWENANG MEMBENTUK
(MEREVISI/MENGAMANDEMEN) MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
b.TAP MPR : PEMBENTUK MPR
c.UU : PEMBENTUK DPR BERSAMA PRESIDEN
d.Perpu : PEMBENTUK PRESIDEN, SYARATNYA : ADA KEGENTINGAN
YANG MEMAKSA
PERPU ITU BERLAKU SAMPAI PERSIDANGAN DPR BERIKUTNYA ? KAPAN
SIDANG BERIKUTNYA ? PALING LAMA 1 TAHUN
KESIMPULAN : PERPU BERLAKU PALING LAMA 1 TAHUN
SETELAH LEWAT 1 TAHUN ? PERPU ITU HARUS DIAJUKAN KE DPR, UTK
DIBAHAS KEMBALI OLEH DPR.
BAGAIMANA SIKAP DPR THD PERPU TSB ?
1.MENERIMA/MENYETUJUI PERPU PERPU TSB BERUBAH STATUS MENJADI UU
2.MENOLAK PERPU PERPU HRS DIHAPUS/DICABUT.
e.PP : Peraturan Pemerintah PRESIDEN (RANCANGAN DISIAPKAN OLEH
PARA MENTERI). PP DIBUAT UNTUK MELAKSANAKAN UNDANG-UNDANG
(UNDANG-UNDANG MEMANG MENGAMANATKAN UTK MEMBUAT PP YG
MENJABARKAN LEBIH LANJUT UU TERSEBUT)
f.Keppres : Keputusan Presiden
g.Perpres : Peraturan Presiden PEMBENTUK : PRESIDEN (RANCANGAN
DISIAPKAN OLEH MENTERI)
h.Perda : Peraturan Daerah
PERDA PROVINSI PEMBENTUKNYA : DPRD PROVINSI + GUBERNUR
PERDA KABUPAEN : DPRD KABUPATEN + BUPATI
PERDA KITA : DPRD KOTA BERSAMA WALIKOTA

8. Bagaimana pengertian konstitusi menurut Brian Thompson dan Carl Schmitt ?


(CPMK5/C6/10)
Menurut Brian Thompson, secara sederhana, yang dimaksud dengan konstitusi adalah
dokumen yang mengandung peraturan-peraturan tentang pengoperasian suatu organisasi.
Organisasi dimaksud beragam modelnya, bisa berupa organisasi mahasiswa, serikat buruh,
partai politik, ASEAN Uni Eropa, PBB, dan tentunya juga negara.
Dalam hukum tata negara, pengertian konstitusi tentulah harus dikaitkan dengan negara.
Pengertian konstitusi yang demikian antara lain dapat ditemukan dalam pendapat Carl
Schmitt. Menurut Carl Schmitt, konstitusi adalah himpunan peraturan yang dijadikan dasar
bagi jalannya roda pemerintahan dalam suatu negara.

9. Jelaskan fungsi dan materi muatan konstitusi. Apa pula yang saudara ketahui tentang
supra konstitusionalitas dan adakah suprakonstitusionalitas di Indonesia ?
(CPMK5/C6/10)
Fungsi dan Materi Muatan Konstitusi
1.Fungsi
Pusat perhatian konstitusi adalah kekuasaan, baik menyangkut pengaturan pembagian
kekuasaan dan yang paling utama adalah pembatasan kekuasaan pemerintah. Dengan adanya
pembatasan tersebut, maka dapat menghindarkan kesewenang-wenangan pemerintah
(penguasa).
2.Materi Muatan
Mengenai apa yang seharusnya diatur dalam sebuah konstitusi, K.C. Wheare mengatakan,
“semakin sedikit yang diatur makin baik, asal yang sedikit itu benar-benar merupakan
peraturan hukum yang ditaati dan dilaksanakan”. Pendek kata, idealnya, dalam konstitusi
cukup diatur hal-hal yang pokok saja.
Menurut C.F. Strong, suatu konstitusi harus memuat 3 (tiga) materi, yaitu:
a. Kekuasaan pemerintah (Tugas dan wewenang lembaga negara);
b. Hak-hak yang diperintah (HAM);
c. Hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.

Supra-konstitusional adalah batasan kekuasaan amandemen konstitusi yang berada di luar


sistem konstitusi dan di atasnya.
Sistem pemerintahan presidensial yang dianut oleh Indonesia idealnya memberikan
kekuasaan yang luas bagi presiden untuk melaksakan tugas eksekutifnya. Kekuasaan yang
luas tersebut hanya dapat dibatasi oleh kekuasaan lain dengan alasan konstitusional. Jadi di
Indonesia tidak ada Supra-konstitusional.

10. Jelaskan konstitusi yang pernah berlangsung di Indonesia sekaligus masa berlakunya
masing-masing ! Berikan pula penjelasan mengenai amandemen UUD Tahun 1945 yang
sudah dilakukan selama ini ! (CPMK6/C6/10)
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-Undang
yang pernah berlaku, yaitu :
Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru
ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia setelah mengalami beberapa proses.
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak
Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda
mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia
Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka
terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini
mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat.
Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku
untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama
karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa
dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata
sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara
kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan
untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun suatu rancangan undang-undang
dasar yang kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite
nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada
tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17
Agustus 1950.
Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945. Dan
perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-1965
menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan
karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap kurang
mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

Perubahan (Amandemen) UUD 1945:


1. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan kepada
hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of law.
2. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti
Hakim.
3. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu
setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing.
4. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
5. Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa lembaga
negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara berdasarkan hukum.
6. Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara
disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.

--Selamat Mengerjakan--

Anda mungkin juga menyukai