Anda di halaman 1dari 12

DRAMA BAHASA JAWA

Tema : Perilaku andhap ashor (ungah-ungguh)


Judul : Bocah Milenial Kang Ora Bermoral

TOKOH :
Ibu : rafida : Bu Laksmi

Bapak : rizqy : Pak Baskoro

Anak : Gisca : Kinan

Konco 1 : padly : Panji

Konco 2 : zidny : Anjani

Konco 3: naura : Santi

Tetangga : elisa : Yuk Darmi

Suami tetangga: Bagus : Pak Djarot

Guru : mufida : Bu Indah

Ibu kantin : april : Mbak Yanti

Mas CS : nanda : Mas Kresna

LATAR :
Taman sekolah
Kantin
Rumah Elisa : Rumah kinan
Sawah/kebun elisa
Kamar ibuk
Kelas
PART 01 (RUMAH)

Bu Laksmih : "Nan, sarapan dulu yaa "

Kinan : "Tidak usah, keburu telat. Bapakk, minta uangnya


dong"

(Bapak nekekno duek. Kinan langsung mengambil tas lalu


berangkat sekolah tanpa berpamitan terlebih dahulu. Kinan
berangkat menggunakan sepeda motor dengan kecepatan
tinggi sampai hampir menyerempet Yuk Darmi hingga
terjatuh)

Yuk Darmi : “Astagfirullahaladzim, kalau naik sepeda di


kampung itu harusnya pelan-pelan. Tidak tau norma
masyarakat bocah iku.”

PART 2 (KELAS XI-MIPA 2)

Pembelajaran telah berlangsung di kelas XII-MIPA 2. Namun


memasuki jam ke-5, Kinan bosan lalu memutuskan untuk
membolos bersama Panji dan Shanti. Mereka bertiga
memutuskan pergi ke taman dan bermain tik-tok an.

Kelas
Indah : "Loh, sebentar, kenapa tiga bangku ini kosong.
Kemana anaknya?"

Anjani : "Tidak tau Bu, saya baru kembali dari kamar mandi"

Bu Indah : "Yang lain juga tidak tau?"

Murid-murid : "Tidak tau Bu"

Bu Indah : “Baiklah, kita lanjutkan saja pembahasan materi


yang kemarin yaa”

Pembelajaran pun dilanjutkan kembali

PART 3 (KANTIN)

Ketika bel istirahat berbunyi Kinan, Shanti, dan Panji menuju


ke kantin.

Shanti : "Sebentar rek, aku mau menelpon Anjani dulu biar


dia kesini"

Kinan dan Panji mengangguk bersamaan

Shanti : "Halo, Anjani ayo ke kantin. Kita semua sudah


disini."

Anjani : "Yaa, sebentar"

Sesampainya di Kantin
Anjani : "Kalian tadi kenapa bolos rek?"

Panji : "Biasa, nemenin Kinan tiktokan. Lagian juga bosan tau


pelajarannya Bu Indah."

Anjani : "Haduhh, kebiasaan kalian ini. Lain kali jangan bolos


lah rek. Sudah kelas 12 tobat cuy."

Panji : "Nah bener tuh. Tak patut tak patut"

Kinan, shanti : "HUU NGACA LU TOYOL"

Setelah bersenda gurau mereka semua melanjutkan makan.


Namun, ditengah makan terjadi keributan antara Kinan dan
Mas Kresna, mas CS.

Mas Kresna : "Piye toh mbak. Mbok ya dibuang ditempat


sampah."

Kinan : "Lho kan itu tugasmu buat bersih-bersih mas. Gimana


sih mas ini, ga jelas"

Mas Kresna : "Woo bocah edan, ra ngerti sopan santun."

Panji : "Woy, itu Kinan sudah datang. Ayo kembali ke kelas.”

Mereka semua kembali ke kelas, namun sebelum kembali


Kinan menghampir Mbak Yanti.
Kinan : "Mbak Yan, aku ambil jajan Iki 3. Duite mene Yoo"

Mbak Yanti : "Sudah dong Kinan, hutangmu numpuk koyok


gunung Saiki utang neh. Iso-iso bangkrut aku Ki"

Kinan : "Gampang mbak, mene tak lunasi"

Mbak Yanti : "Kowe Ket bien mene mene ga kepangge. Awas


ngapusi neh"

Kinan tak menghiraukan ucapan Mbak Yanti. Ia hanya


mengacungkan jempol dan berlalu pergi sambil makan jajan
tadi.

PART 04 (KELAS)

Bel pulang telah berbunyi itu artinya seluruh murid


dipersilahkan untuk pulang. Namun, Mbois gang berencana
untuk bermain sebentar sebelum pulang.

Santi : "Ayo nongki rek, wes sue ga dolen"

Panji : "Budall"

Anjani : "Pak Joyo lagi ngelas, ayoo gass."

Kinan hanya terdiam. Dia bingung karena tidak punya uang.


Tak lama kemudian ia baru menyadari ada uang SPP di tas
nya lalu ia memutuskan untuk menggunakannya foya-foya.
Panji : "Nan, ikut kuy"

Kinan : "SHAPPP"

(NONGKI, CAFE)

Sesampainya di cafe mereka memesan makan dan mulai


memakannya. Disela-sela perbincangan, Santi mengajak
teman-temannya bermain Truth Or Dare.

Santi : "Sudahlah, ayo bermain ToD biar seru."

Anjani: "Hoo ayoo kena Panji. Pertanyaannya eemm,


gambarkan sosok kedua orang tuamu."

Panji : "Kamu nanya? Ahahaha. Okee sebentar, minimal mole


ga ngekei duit tok lololo gak bahaya ta"

Kinan : "Halah tidak masalah yang penting dapat uang


hahahah"

Santi : "Tidak seperti itu konsepnya."

Panji: "Sekarang gantian kamu yang bercerita"

Anjani : "Emm, orang tuaku sih sayang tapi mereka tuh nuntut
aku banget. Tujuannya memang untuk kebaikan, tapi aku juga
merasa tidak nyaman tau. Ayo san, critoo."
Santi : "kalau orang tuaku sudah pisah, tapi jadi punya ortu
banyak duit pun banyak haha. Sedikit sedih tapi gapapa lah,
ada privilagenya."

Panji : "Dark jokes kamu san. Sekarang giliran, Kinan."

Kinan : “Ah sudahlah, malas bahas-bahas orang tua. Lanjut


pertanyaan lainnya saja.”

Sebenarnya Kinan menyadari harusnya ia bersyukur masih


mempunyai orang tua lengkap dan sayang sama dia. Tapi
karena rasa gengsinya ia memilih mengalihkan pembicaraan
perihal orang tua.

Pembicaraan berlanjut hingga sore hari. Mereka membahas


banyak hal dan diselingi dengan candaan. Hari menjelang
malam, mereka memutuskan untuk pulang.

Ditengah perjalanan, sambil mengendarai sepeda Kinan


merenungi pembahasan orang tua yang dibicarakan teman-
temannya tadi.

Kinan : “Ah kenapa jadi kepikiran sih.”

RUMAH KINAN (KAMAR IBUK LAKSMIH)


Bu Indah menghubungi orang tua Kinan untuk membahas
pembayaran SPP yang sudah menunggak 4 bulan.

Bu Indah : “Assalamualaikum Bu, mohon maaf mengganggu


waktunya.

Bu Laksmih : “Waalaikumsalam Bu Indah, ouh tidak Bu. Ada


apa?”

Bu Indah : “Ini ada problem, pembayaran SPP Kinan sudah


menunggak 4 bulan Bu. Selain itu Kinan juga sering
membolos pelajaran saya Bu.”

Bu Laksmih : “Astagfirullah, setiap bulan saya beri uang buat


bayar SPP kepada Kinan kok bu. Anak saya tidak mungkin
bohong dan bolos bu”

Bu Indah : “Tapi di catatan tidak ada Bu. Mungkin ibu


bicarakan baik-baik dulu dengan Kinan. Mohon bantuan
dalam membimbingnya ya Bu.

Bu Laksmih : “Baik Bu, terima kasih kembali sudah memberi


tahu saya

Bu Indah : “Sama-sama Bu, selamat malam.


Wassalamu’alaikum wr wb”

Bu Laksmih: “malam, Waalaikumsalam wr wb bu”


Bu Laksmih pun sesak dan memanggil pak Saiful

Bu Laksmih :”pak pak...pakk” (Bu Laksmih terjatuh duduk di


kasur) disaat bersamaan Kinan datang.

Kala itu Yuk Surti dan Pak Djarot baru pulang shalat Maghrib
dan melihat Kinan yang baru pulang.

Yuk Surti : “Bagaimana sih anaknya Laksmih itu. Jam segini


perempuan baru pulang.

Pak Djarot : “Sudahlah Bu, mungkin habis kerja kelompok”

Yuk Surti : “Duh, bohong iku. Pasti Yo mari dolan Karo cah
Lanang.”

Pak Djarot : “Astagfirullah, jangan suudzon buk. Sudah ayo


masuk”

RUMAH KINAN (KAMAR IBUK LAKSMIH)

Ketika Kinan memasuki rumah, Ia bergegas menuju kamar


karena mendengar rintihan tangisan dari ibunya.

Kinan : “Loh, ibu kenapa? Ada apa Bu?”


Bu Laksmih : “JANGAN KESINI. PERGI KAMU!”

Mendengar hal itu, Pak Saeful mengkode Kinan agar pergi ke


kamar. Lantas ia bergegas menuju kamar.

(KAMAR KINAN)

Kinan : “Ibuk tadi kenapa yaa. Kok tumben marah-marah ke


aku. Apa jangan-jangan ibuk sudah tau masalahku? Ah biarin,
aku scroll tik-tok saja”

Saat scroll tik-tok tidak sengaja muncul sebuah ceramah


perihal sopan-santun terhadap orang tua. Setelah mendengar
kajian tersebut, Kinan menyadari kesalahannya. Bulir air mata
menetes perlahan membasahi kedua pipinya. Ia berjanji akan
menceritakan semuanya kepada orang tuanya.

Keesokan harinya, saat di meja makan Kinan menceritakan


semuanya kepada orangtuanya.

Kinan : “Bapak, Ibuk. Kinan mau jujur, sebenarnya uang SPP


kemarin aku buat jajan sama temen-temen, aku juga sering
bolos pelajaran. Bapak, Ibuk Kinan minta maaf yang sebesar-
besarnya karena sudah berbohong, tidak berbuat sopan sama
kalian, sering nyakitin kalian. Maaf ya pak, buk”

Bapak Saeful : “Yaa nak, bapak sama ibu sudah


memaafkanmu nak.”
Ibu : “Pokonya jangan sampai diulangi lagi yaa nak, jadi
pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.”

Bapak : “Ya sudah, sekarang kamu harus minta maaf ke


orang-orang yang pernah kamu sakitin.”

Kinan : “Ya pak, buk. Saya janji akan berubah lebih baik lagi,
saya juga akan meminta maaf ke orang yang pernah saya
sakitin. Terima kasih banyak yaa pak, buk sudah
memaafkanku”

Anda mungkin juga menyukai