Kel 7 Metodologi Pendidikan
Kel 7 Metodologi Pendidikan
DISUSUN OLEH:
Kelompok 7
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I
Pemakalah
A. PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1
Sundari Widyaningsih Dan Irsad Rosidi, Pengaruh Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Plantae, (Jurnal Pena Sains Vol. 2, No. 2, Oktober 2015 ISSN:
2407-2311), hlm. 113.
2
Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Felicha, Cetakan I, Juni 2012), hlm. 189.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Active Learning
Dalam pengertiannya yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) bahwa active berarti gesit, giat, bersemangat, hidup.' Sedangkan
learning berarti pengetahuan, pembelajaran.”3 Jadi active learning adalah suatu
proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara
intelektual dan emosional, sehingga ia dapat berperan dan berpartisipasi aktif
dalam melakukan kegiatan belajar serta mampu mengubah tingkahlakunya
secara lebih efektif dan efisien.4
Dalam pandangan pakar psikologi belajar Wittig (1981) dalam bukunya
Psichology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively
permanent change in an organim’s behavioral repertoire that occurs as a
result of experience (Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisasi sebagai
hasil pengalaman).5
Bahwa definisi Wittig menjelaskan yakni perubahan yang menyangkut seluruh
aspek psiko-fisik organisme. Penekanan yang berbeda ini disandarkan pada
kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan indikator
adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobsevasi secara
langsung.
Belajar aktif (active learning) meliputi berbagai cara untuk membuat
siswa aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja
kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang
materi pelajaran. 6 Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mereka yang
mendominasi aktifitas pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak
baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan
persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu
3
Thomas Adrian, Kamus Lengkap I Triliun Inggris-Indonesia Indonesia-inggris,
(Surabaya: KARINA, 2002), hal 178
4
Nan Sudjana, Cara Belajar, hal 21.
5
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012), hal 65-66.
6
Silbermen, Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Yappendes,
2001), hlm. xiv
persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Jadi pembelajaran aktif adalah
suatu model pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif, siswa diajak
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki
dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
7
Bonwell, Charles C.; Eison, James A. (1991). Active Learning: Creating Excitement in
the Classroom. ASHE-ERIC Higher Education Reports.
menunjang timbulnya belajar aktif, yakni:8
1. Stimulus belajar
Stimulus belajar merupakan suatu penyampaian informasi. Dengan
stimulus subyek didik diharapkan dapat merespons materi pelajaran dengan
baik.
2. Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi niscaya hasil belajar
yang dicapai oleh subyek peserta didik tidak akan opumal. Perhatian dan
motivasi belajar dapat diberikan secara bervariasi seperti adanya
pengulangan informasi, memberikan pertanyaan-pertanyaan, menggunakan
alat bantu belajar dan lain-lain.
Adapun untuk memotivasi belajar dapat tumbuh dari dua hal: Pertama,
dari subyek didik itu sendiri yaitu berupa kebutuhan untuk belajar. Kedua,
dari pendidik atau guru, misalnya dengan memberi penghargaan terhadap
prestasi subyek didik. Hal ini perlu diperhatikan adalah potensi yang dimiliki
oleh peserta didik. Peserta didik yang lambat belajar Slow Learner akan
merasa tersiksa karena ketidak mampuannya untuk mengikuti pelajaran
sabagaimana teman-temannya. 9 Oleh karena itu pendidik hendaknya
memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang terlambat belajar
tersebut atau lemah dalam hal pemikirannya sehingga mereka tidak jauh
tertinggal dengan taman-temannya.
3. Respon yang dipelajari
Konsekuensi logis dari pembelajaran aktif adalah keterlibatan subyek
didik secara penuh. Untuk itu semua respon yang dapat dipelajari oleh
subyek didik harus mampu menunjang tujuan instruksional sehingga dapat
mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik. Respon ini dapat ditempuh
8
Masfufah, Penerapan Active Learning Dalam Pembelajaran Figih dan Our'an Hadits
Pada Siswa Kelas IX MTSN Triwarno Kutowinangun Kebumen, Skripsi: Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
9
Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hal 171.
melalui respon fisik (motorik) dan intelektual. Hal ini dikarenakan
karakteristik atau perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan
(hereditas) namun juga dipengaruhi oleh lingkungan.
4. Penguat
Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan
subyek didik akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali ketika
diperlukan. Sumber penguat belajar untuk pemenuhan kebutuhan berasal dari
luar dan dari dalam diri subyek didik. Penguat belajar dari luar dapat berupa
nilai, pengakuan prestasi, ganjaran dan sebagainya. Sedangkan penguat dari
dalam bisa terjadi apabila respons yang dilakukan oleh subyek didik dirasa
memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Fauzi, di antara penguatan
belajar menurut W.I. Thomas adalah motif pengenala diri yang mencakup:
harga diri, yaitu penghargaan orang lain terhadap pribadi, status yaitu
kebutuhan akan posisi tertentu dalam lingkungan, prestise yaitu kebutuhan
untuk dipandang dan dihargai oleh lingkungan sesuai dengan statusnya. 10
5. Asosiasi
Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan
kemampuan subyek didik untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari
kepada situasi lain yang serupa pada masa mendatang. Asosiasi ini dapat
dibentuk melalui pemberian bahanyang bermakna, berorientasi pada
pengetahuan yang dimiliki peserta didik, pemberian latihan yang teratur dan
dilakukan dalam situasi yang menyenangkan.11
10
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum Untuk Fakultas Tarbiyah, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), hal. 83.
11
Nana Sudjana, Cara Belajar, hal. 27.
4. Metode-Metode Active Learning
Berikut ini metode-metode dari model pembelajaran active learning
1. Pengajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)
Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa
membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh
dengan teknik berbeda) yangmereka miliki.
2. Kartu Sortir (Card Sort)
Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkankonsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau
mengulangi informasi.
3. Debat aktif (Active Debate)
Ini merupakan metode yang secara aktif melibatkan siswa di dalam kelas
bukan hanya pelaku debatnya saja.
4. Jigsaw Learning (Belajar Model Jiqsaw)
metode ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi
yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi
tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini
adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain.
5. Index Card Match
Ini adalah model pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan
untukmengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Artinya, siswa
sudah memiliki bekal pengetahuan ketika masuk kelas.
6. True of false
Metode ini merupakan aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa
untuk terlibat dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat menumbuhkan
kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara langsung.
7. The Power Of Two
Aktivitas belajar ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif
dan memperkuat arti penting serta sinergi dua orang dengan prinsip bahwa
berpikir berdua lebih baik dari pada berpikir sendiri.
8. Snow Balling
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari
diskusi siswasecara bertingkat. Strategi ini akan berjalan dengan baik
apabila materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam.
9. Question Student Have
Metode ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan
anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi
siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang
berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya
melalui percakapan.
10. Listening Teams
Strategi ini membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam
pelajaran yang menggunakan metode ceramah. Strategi ini bertujuan
membentuk kelompok-kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung-
jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran.
11. Pembelajaran Terbimbing (Guided Teaching)
Metode ini merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
atau untuk mempcroleh hipotesa. Metode ini meminta kcpada siswa untuk
membandingkan antara jawaban mereka dcngan materi yang telah
disampaikan oleh guru.
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 125.
1. Ragam Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Dalam hal ini terdapat sebuah tujuan yang berpengaruh dalam
mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di
samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi
2. Ragam Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik. Dan dalam hal inipun terdapat sebuah tujuan yang dalam
jenis belajar ini dalam bentuk latihan-latihan intensif dan teratur amat
diperlukan.13
3. Ragam Sosial
Belajar social adalah belajar memahami masalahmasalah dan teknik-
teknik untuk memecahkan masalah-masalah dan teknik-teknik untuk
memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai
pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalahmasalah social
seperti masalah keluarga, masalah kelompok, persahabatan dan
masalahmasalah lain yang berhubungna dengan kemasyarakatan.
4. Ragam Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-
metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
5. Ragam Kebiasaan
Ragam kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan,
selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh
sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan yang lebih tepat dan positif
dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). 14
13
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 128.
14
Ibid.hal 127.
6. Ragam Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh
dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills). Seperti contoh
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya
apresiasi sastra, apresiasi music, dan sebagainya.
1. Ditinjau dari tujuan hakikat pendidika secaya umum, pendidikan itu upaya
untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam artian perkembangan yang
optimal, yakni agar anak didik mampu mengembangkan pontesi yang ada
padanya.
2. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif dapat
meningkatkan keterlibatan mental siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk berkomunikasi dua arahn tersebut dapat memberikan peluang bagi huru
untuk menilai
4. keberhasilan pengajaran yang dilaksanakannya.
5. Active Learning ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa
dan guru.16
15
Mastufah, Penerapan Active Learning Dalam Pembelajaran Figih dan Our'an Hadits
Pada Siswa Kelas IX MTSN Triwarno Kutowinangun Kebumen, Skripsi: Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. hal 15-18
16
Ibid. hal 18
7. Kelebihan dan Kekurangan Active Learning
a. Active Learning dapat menumbuhkan suasana kelas ynag dinamis dan hidup,
dimana masing-masing guru dan anak didik sama-sama aktif.
b. Adanya komunikasi dua arah timbal balik antara guru dan peserta didik,
mendorong suasana yang responsif dan bergairah dari anak didik.
c. Anak didik merasa terlibat langsung secara intelektual dan emosional dalam
proses pengajaran sehingga memberikan kemungkinan kemampuan anak
didik berkembang secara optimal.
17
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 148.
18
Ibid. hal 149
C. KESIMPULAN
Active Learning adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek
didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga ia dapat berperan
dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar serta mampu
mengubah tingkahlakunya secara lebih efektif dan efisien.
1. Stimulus belajar
2. Perhatian dan Motivasi
3. Respon yang dipelajari
4. Penguat
5. Asosiasi
1. Ragam Abstrak
2. Ragam Keterampilan
3. Ragam Sosial
4. Ragam Pemecahan Masalah
5. Ragam Kebiasaan
6. Ragam Apresiasi
7. Ragam Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum Untuk Fakultas Tarbiyah, (Bandung: Pustaka Setia,
1997).
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 148.