Bab I
Bab I
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium kesehatan yang merupakan bagian dari pelayanan Puskesmas adalah
merupakan bagian instalasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan
sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan
akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di
laboratorium.
Masyarakat dan tuntutan jaman, menghendaki hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan penyakit.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan ini diperlukan sebuah pedoman yang menjadi acuan dan
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 2 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
petunjuk bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan
standar mutu pelayanan laboratorium.
Sebagai bagian dari pelayanan Puskesmas, Laboratorium selalu berusaha secara terus
menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Peningkatan pelayananan pemeriksaan ini
untuk mencapai pelayanan dan hasil yang akurat sejalan dengan kebutuhan dan kepuasaan
pelanggan.
Di sisi lain, secara terus menerus dan berkesinambungan laboratorium kesehatan
diharapkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI,
sehingga mutu pelayanannya dapat dipertanggungjawabkan, memberikan jaminan serta kepuasan
kepada masyarakat / pengguna jasa laboratorium.
Standar dan mutu pelayanan laboratorium yang telah dicapai dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat atau pengguna jasa, akan pelayanan dan pemeriksaan yang aman, tepat
waktu, akurasi yang tinggi dan dapat dijadikan dasar untuk tindakan medis selanjutnya.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman pelayanan laboratorium adalah sebagai standar pelayanan
laboratorium demi penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang memenuhi standar pelayanan
Kementrian Kesehatan. Dengan adanya standar pelayanan laboratorium ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium puskesmas kepada masyarakat pengguna dan juga
melindungi profesi dalam melaksanakan tugas.
C. Ruang Lingkup
Pembahasan ruang lingkup dalam pedoman ini adalah pemeriksaan yang dilakukan di
Laboratorium Puskesmas Gondoriyo mencakup aktifitas pra analitik, analitik dan pasca analitik.
Dilengkapi dengan standar ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana pelayanan, logistik,
keselamatan pasien keselamatan kerja dan pengendalian mutu. Pokok bahasan tersebut akan
dijabarkan secara rinci dalam bentuk sub-sub bahasan sesuai dengan ketersediaan dan
kelengkapan fasilitas dan aktifitas riil yang ada di laboratorium.
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 3 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
D. Batasan operasional
Sebagai bagian dari pelayanan puskesmas, pelayanan instalasi laboratorium memerlukan
standar tenaga dan jenis pemeriksaan sebagaimana yang tercantum dalam Pedoman
pengorganisasian Puskesmas. Adapun jenis pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Darah Lengkap
2. Kimia Darah
3. Urine Lengkap
4. Specimen Khusus
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/Menkes/Per/III/2010,
tentang Laboratorium Klinik.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 298/Menkes/SK/2008,
tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/III/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor RI nomor 364/Menkes/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1792/Menkes/SK/III/2010 tentang Pedoman
Pemeriksaan Kimia klinik.
7. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik tahun 2008
tentang Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar ( Good Laboratory
practice ).
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 4 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Agar Pelayanan Laboratorium yang diselenggarakan dapat efektif, efisien dan manusiawi, maka
pelayanan Laboratorium harus dilakukan berlandaskan etika dan berdedikasi tinggi oleh tenaga
yang profesional.
A. Kualifikasi sumber daya manusia
Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di Laboratorium Puskesmas Gondoriyo adalah
sebanyak...orang degan kualifikasi D-III analis medik. Berikut adalah tenaga profesi dengan
ruang lingkup tugasnya masing-masing yang ada di Unit Laboratorium :
1. Pengelola Laboratorium
Pengelola Laboratorium adalah staf analis yang bertugas sebagai koordinator unit
laboratrium.
Tugas Pokok :
mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan pelayanan di unit Laboratorium agar
pelayanan berjalan lancar.
Uraian tugas:
a. Bertanggungjawab terhadap berjalannya pelayanan laboratorium baik secara teknis
maupun administrative serta melakukan tanggungjawab konsultatif.
b. Mengkoordinir aktivitas kerja di Instalasi Laboratorium
c. Mengkoordinir pelaksanaan dan menjaga mutu pelayanan Laboratorium
d. Mengusulkan dan mengelola kebutuhan reagensia bulanan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas di unit Laboratorium serta laporan penggunaannya
e. Melakukan koordinasi internal dan eksternal
f. Melakukan perencanaan dan evaluasi
g. Menjaga kinerja unit agar sesuai prosedur
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 5 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
h. Membuat laporan
i. Memimpin pertemuan berkala ruangan
2. Pelaksana Laboratorium
Pelaksana Laboratorium adalah petugas yang melakukan kegiatan laboratorium yang
meliputi pemeriksaan kimia darah, hematologi, analisa urin dan faeces.
Tugas Pokok :
Melaksanakan pemeriksaan laboratorium secara profesional agar didapatkan hasil yang
mendukung diagnose secara tepat
Uraian tugas :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal
b. Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien rawat jalan setelah di
Verifikasi
c. Menginput identitas pasien dan permintaan pemeriksaan sesuai/ formulir permintaan
laboratorium
d. Melakukan pengambilan specimen.
e. Mengecek dan menyiapkan reagen yang harus disediakan / yang hampir habis.
f. Melakukan perawatan harian, mingguan, dan bulanan alat sesuai dengan petunjuk
manual alat.
g. Mengarsip hasil yang telah dicetak di buku kerja.
h. Melaksanakan dan menaati peraturan dan prosedur yang ditetapkan.
i. Melaporkan adanya kesalahan, kekeliruan dalam melaksanakan tugas.
j. Turut bertanggungjawab atas pengamanan peralatan di laboratorium.
k. Melakukan tugas/fungsinya secara profesional sesuai kode etik profesi.
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 6 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
B. Kebutuhan Tenaga
Berdasarkan hasil perhitungan Pola Ketenagaan didapatkan 1 orang pelaksana laboratorium
merangkap sebagai penanggung jawab Laboratorium.
C. Pengaturan jaga
Tujuan utama pengaturan jaga adalah untuk mengoptimalkan pelayanan demi kepuasan
pelanggan. Semua pasien atau pengguna jasa bisa mendapatkan layanan Laboratorium
puskesmas, diatur waktu dan petugasnya, diselaraskan dengan volume pekerjaan.
Pelayanan laboratorium dilakukan 6 hari kerja yaitu setiap hari senin – sabtu, dengan
pengaturan jam sebagai berikut :
Senin – Kamis : 07.30-14.00
Jum’at : 07.30-11.00
Sabtu : 07.30-12.30
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 7 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Pada dasarnya, luasan ruang Laboratorium Puskesmas Gondoriyo mampu menampung
peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen /
pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Ruang ini ditata sedemikain sesuai alur
pelayanan dan memperoleh sinar matahari / cahaya dalam jumlah yang cukup.
C
B
E
Keterangan :
A : Ruang pemeriksaan
B : Wastafel
C : Meja administrasi
D : Kursi sampling
E : Lemari Reagen
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 8 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
B. Standar Fasilitas
Pelayanan Laboratorium sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, fasilitas
yang meliputi sarana dan prasarana yang memadai, kualitas reagen, serta kualitas tindakan
proteksi terhadap bahan infeksius yang ada di laboratorium.
Pelayanan Laboratorium yang memenuhi standar jaminan kualitas akan memberikan
informasi diagnostik yang tepat dengan memperdulikan keselamatan pasien dan pekerja. Unit
Laboratorium Puskesmas dalam kedudukannya adalah merupakan salah satu unit penunjang
medik yang mempunyai fungsi khusus, dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
Laboratorium yang sesuai standar.
Fasilitas Yang Terdapat Di Instalasi Laboratorium Meliputi :
1. Gedung
Merupakan gedung pusat tempat pelayanan unit laboratorium yang memberikan pelayanan
kepada pasien.
Ruangan – ruangan yang ada antara lain :
a. Ruang Pendaftaran dan administrasi
Luas ruangan (PxLxT) : 5 m x 2.5 m x 3 m
b. Ruang Sampling
Luas ruangan (PxLxT) : 3 m x 2 m x 3 m
c. Ruang Pemeriksaan, terdiri atas :
Luas ruangan (PxLxT) : 6 m x 3 m x 4 m
d. Ruang Tunggu Pasien
Luas ruangan (PxLxT) : 4.5m x 3 m x 4 m
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 9 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia meliputi:
a) Mikroskop
Untuk pemeriksaan mikroskopis : sedimen urin, faeses, bakteriologi.
b) Centrifuse
Untuk memutar darah, urin, atau cairan tubuh
c) Bene check
Untuk pemeriksaan glukosa darah
d) Autocheck Easy touch
Untuk pemeriksaan asam urat dan kolesterol, Gula, Hb
e) Timer
Digunakan untuk menandai waktu inkubasi pemeriksaan
f) Hematologi Analizer (Diatron Abacus 380)
Untuk pemeriksaan hematologi dengan 3 diff
g) Fotometri (Icubio Ichem 535)
Untuk pemeriksaan kimia darah secara semi otomatis
h) Urine chemistry analyzer (Mindray)
Untuk pemeriksaan urin
2) Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila sasaran jelas,
perbesar dengan objektf 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesaran 100x
gunakan minyak emersi.
3) Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang dibasahi dengan xylol setiap hari setelah
selesai bekerja, terutama bila terkena minyak imersi.
4) Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena akan
melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
5) Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif, karena kotoran akan
mudah masuk.
6) Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu
garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
7) Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
8) Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh
lensa dengan jari.
9) Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
Feekuwensi : Setiap hari selesai bekerja, setiap minggu
5) Sentrifuge
Jenis Kegiatan :
1) Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
2) Jangan mengunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
3) Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah berhenti.
4) Perawatan/kalibrasi dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh pihak ketiga
Frekuensi : Tiap hari saat pemakaian alat.
6) Micropipet
Jenis Kegiatan :
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 12 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
1) Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastik tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
2) Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
3) Tip yang di gunakan harus terpasang erat.
4) Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik didalam rak pipet.
Frekuensi : Tiap hari saat pemakaian alat
2. Kalibrasi Dan Pemantapan Mutu Alat
Kalibrasi alat dilakukan :
a) Apabila hasil kontrol harian tidak masuk
b) Setelah penggantian spare part alat
c) Setiap ganti no. lot/ batch reagen
Kalibrasi tahunan dilakukan oleh pemilik alat/vendor 1 tahun sekali, laporan bukti
kalibrasi berupa sertifikat kalibrasi alat oleh vendor diserahkan ke laboratorium.
Pemantapan mutu internal alat dilakukan setiap pagi sebelum melakukan pemeriksaan
sampel pasien di laboratorium.
. PROSEDUR OPERASIONAL ALAT
Prosedur operasional alat adalah urut-urutan pengoperasian alat yang dimulai dari
menghidupkan alat sampai mematikan alat. Prosedur ini akan dibahas secara rinci pada SPO
Prosedur Operasional masing-masing alat.
G. TROUBEL SHOOTING
Trouble shooting adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan apabila timbul masalah
ketika alat bermasalah baik ketika alat akan dihidupkan maupun saat alat sedang dijalankan.
Prosedur trouble shooting sederhana secara rinci ada pada SPO mengatasi masalah pada
masing-masing alat, dan juga dapat dilihat pada buku manual masing-masing alat.
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 13 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
PENYEBAB TINDAKAN
PENYEBAB TINDAKAN
Sambungan selang longgar atau lengket Periksa baagian dalam dan luar
selang,kencangkan atau ganti yang baru
PENYEBAB TINDAKAN
Tidak ada koneksi antara display dan Cek tombol on/off pastikan posisi on
saluran utama
PENYEBAB TINDAKAN
Logo Sysmex muncul pada layar, tapi Matikan alat dan periksa apakah kartu
menu utama tidak tampil program ada pada card slot pada bagian
belakang. Hidupkan kembali, apabila error
terus muncul, hubungi customer care sysmex
Alat dinyalakan tetapi tidak mau mulai Periksa apakah kabel utama sudak
terkoneksi dengan baik
Periksa apakah sekering dalam kondisi baik
Periksa apakah outlet hidup
Terjadi kebocoran cairan dari Matikan alat dan bersihkan alat dari cairan.
Apabila kebocoran terjadi lagi setelah alat
dihidupkan, hubungi bagian custemer care
sysmex
Terdapat pesan kesalahan Jika terjadi error, alarm akan berbunyi, tombol
Chamber errror
Tranducer Error
manual
Troubleshooting pada layar : tekan (Execute)
untuk menghapus pesan error dan clog
removal dijalankan
Analysis Error
Maintenance Error
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 24 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
ter-reset otomatik
PENYEBAB TINDAKAN
Hasil tidak muncul Cek reagen, jika reagen habis, maka isi
reagen sesuai dengan botol reagen yang
kosong
Periksa cuvette. Jika cuvette dalam
keadaan kotor, maka bersihkan cuvette
PENYEBAB TINDAKAN
PENYEBAB TINDAKAN
Ada tanda (?) pada salah satu Lakukan calibrasi 2 point pada alat
parameter (Na, K, / Cl)
Hasil tidak keluar Periksa reagen, jika reagen habis maka ganti
dengan reagen yang baru, lalu lakukan
calibrasi 2 point
Terjadi penyumbatan pada selang Bersihkan pipa penghisap dengan lidi kecil,
penghisap lalu lakukan cal 2 point
Uji fungsi alat adalah proses untuk mencari kesalahan pada setiap item peralatan, mencatat
hasilnya, mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen sistem dan mengevaluasi semua fasilitas
dari alat yang dikembangkan .Tujuan uji fungsi alat adalah memberitahukan bahwa program
melakukan suatu fungsi yang diharapkan secara benar ( layak ) dan mengidentifikasi perbedaan
antara yang diharapkan dengan hasil yang ada.Uji fungsi alat di lakukan ketika ada alat baru yang
datang atau alat lama dengan metode pemeriksaan yang di upgrade.
1) Untuk alat yang baru, di uji selama 1 bulan dari setiap aspek pada setiap komponen system
3) Membandingkan hasil dari pemeriksaan alat yang baru dengan alat yang lama
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.
Setidaknya ada 5 jenis pencatatan, yakni :
a. Pencatatan Kegiatan pelayanan
b. Pencatatan Keuangan
c. Pencatatan Logistik
d. Pencatatan Kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lain, seperti pemantapan mutu internal, dan lain-lain.
Bahasan ini hanya akan menjelaskan tentang pencatatan kegiatan pelayanan saja.
Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai
berikut :
a. Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi data pasien ( nama,
nomor rekam medik, tanggal lahir, alamat, jenis kelamin,tanggal order, dokter
pengirim, ruangan, diagnosa) dan jenis pemeriksaan laboratorium
b. Buku register/catatan kerja harian :
1. Data masing-masing pemeriksaan
2. Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima
c. Buku register perawatan/perusakan
d. Buku stock alat dan reagen
e. Buku catatan kalibrasi
Pencatatan kegiatan pelayanan di Laboratorium Puskesmas Gondoriyo adalah
sebagai berikut:
a. Setiap pasien yang membutuhkan pemeriksaan penunjang laboratorium
terlebih dahulu akan diverifikasi oleh petugas laboratorium setelah
melengkapi administrasi untuk pemeriksaan laboratorium.
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 31 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
B. Pengelolaan spesimen
Yang dimaksud pengelolaan spesimen adalah sebuah proses tata laksana pengambilan
spesimen hingga masuk menjadi sampel pemeriksaan.
1. Macam-macam spesimen :
a. Spesimen yang berasal dari manusia spesimen infeksius
Terdiri dari : serum, plasma, darah ( whole blood ), urin, tinja, dahak, pus,
sperma, sekret ( uretra, vagina, telinga, hidung dan mata).
b. Spesimen non klinis spesimen tidak infeksius berupa bahan pemeriksaan
bersumber lingkungan adalah : Sisa makanan, sisa bahan toksikologi, air,
udara, makanan, minuman, usap alat makan, alat masak, alat medis dan lain-
lain.
2. Persiapan pengambilan spesimen
a. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum
diambil darahnya.
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 32 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
C. Pemeriksaan Laboratorium
1. Respond Time?Waktu Tunggu
Definisi respons time/ turn around time/ waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan
dari sejak mulai sampel diterima di laboratorium sampai hasil siap diserahkan.
a. Patologi Klinik
Pemeriksaan reguler : sesuai pedoman standar pelayanan minimal,
respons timeb< 140 menit, kecuali untuk pemeriksaan khusus (sesuai
lampiran).
b.Mikrobiologi Klinik :
1) Pengecatan Gram
Pelaporan hasil secara tertulis dapat diperoleh dalam waktu 1 jam.
2) Pengecatan BTA Metode Ziehl Neelsen (ZN) :
Pelaporan hasil secara tertulis dapat diperoleh dalam waktu 1 jam.
Setelah melaksanakan pengambilan dan mempersiapkan spesimen yang akan
diteliti, akan dilanjutkan dengan prosedur pemeriksaan. Untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang tepat dan akurat perlu memperhatikan berbagai hal.
2. Hal-hal yang mempengaruhi proses pemeriksaan antara lain :
a. Diet
b. Obat-obatan
c. Merokok
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 33 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
d. Alkohol
e. Aktifitas fisik
f. Demam
g. Trauma
h. Jamur
i. Ras
j. Kehamilan
3. Jenis pemeriksaan meliputi :
a. Darah Lengkap
- Hb
- Leukosit
- Trombosit
- Eritrosit
- Hematokrit
- MCV
- MCHC
- MCH
- Hitung jenis Leukosit
b. Kimia Darah
- GDP
- GDS
- Kolesterol
- Asam Urat
- Golongan Darah
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 34 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
c. Serologi
- Widal
1) Typhi O
2) Typhi H
3) Paratyphi A-H
4) Paratyphi B-H
- HBSAg
d. Urine Lengkap
- Urine Makros
1) Warna
2) Kekeruhan
3) Albumin
4) Glukosa
- Urine Mikros
1) Eritrosit
2) Leukosit
3) Silinder
4) Epitel
5) Kristal
6) Bakteri
- Tes Kehamilan
e. Specimen Khusus
- Sputum BTA
- Malaria
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
D. Pengelolaan Limbah
Instalasi laboratorium klinik merupakan salah satu sumber penghasil limbah. Baik limbah
cair, padat dan gas yang sangat berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu
pengelolaan limbah harus dilakukan sesuai SPO (standar prosedur operasional ) agar tidak
menimbulkan dampak negatif.
Unit laboratorium Klinik termasuk sumber penghasil limbah seperti pelarut organik, bahan
kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat dan sisa spesimen darah dan cairan tubuh
(cair), peralatan habis pakai seperti jarum (ekskreta) sterilisasi dengan etilen oksida atau
termometer yang pecah (air raksa).
Limbah-limbah itu bisa berasal dari bahan baku yang kadaluwarsa, bahan habis pakai,
produk proses di dalam laboratorium (sisa spesimen) serta produk upaya penanganan limbah,
seperti jarum suntik habis pakai setelah diautoklaf (dihancurkan). Limbah itu bisa bersifat
beracun, infektif, radioaktif.
1. Penanganan dan penampungan Limbah
Tujuan dari kegiatan penampungan dan penanganan limbah ini adalah menghindari
penyebarluasan/penularan penyakit, terjaganya kebersihan lingkungan dan
terciptanyanya keamanan dan keselamatan kerja.
Seluruh limbah yang ada di Puskesmas , termasuk yang ada di Laboratorium dibedakan
dan dikategorikan menjadi :
a. Limbah umum
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Domestik (organik) : limbah yang berasal dari : daun, sisa makanan,rumput,
kertas, kardus dll, ditempatkan pada tempat penampungan dengan kantong
plastik warna hitam. Diantar oleh petugas kebersihan laboratorium untuk
dibawa ke Instalasi Pengolahan Limbah Puskesmas ( IPLRS) selanjutnya
dibawa Tempat Penampungan Sampah (TPS).
1
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 2 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
E. Laporan Hasil
Kegiatan dan hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan secara periodik.
Adapun laporan kegiatan pelayanan laoratorium terdiri dari :
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan dan tahunan
b. Laporan hasil pemeriksaan
2
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 3 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
F. Nilai Rujukan
Nilai rujukan diperlukan untuk interpretasi hasil laboratorium.
Definisi: Rentang antara dan meliputi 2 batas rujukan, yaitu batas atas rujukan dan batas
bawah rujukan, yang diperkirakan meliputi suatu persentase tertentu (biasanya 95%) nilai
pada suatu populasi yang darinya diambil subyek rujukan.
Rentang nilai rujukan dapat bervariasi tergantung dengan kondisi demografis, alat yang
dipakai serta metode yang berbeda. Berikut nilai rujukan yang ada di laboratorium
Puskesmas Gondoriyo :
3
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 4 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
1. Pemusnahan Arsip
Sebelum arsip dimusnahkan, dukumen yang penting dan utama bisa dipisahkan terlebih
dahulu. Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara sesuai prosedur yang
berlaku, yang berisi :
a. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
b. Penanggung jawab/Otorisasi pemusnahan dokumen
2. Pengendalian Arsip dan dokumen
Laboratorium harus menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara prosedur untuk
mengendalikan semua arsip dan informasi (dari sumber internal dan eksternal) yang
merupakan bagian dokumentasi mutunya. Salinan dari tiap dokumen terkendali ini harus
diarsipkan untuk acuan di kemudian hari. Pimpinan laboratorium harus menetapkan
masa penyimpanan. Dokumen terkendali ini dapat disimpan pada media apapun yang
sesuai baik kertas maupun bukan kertas. Penyimpanan arsip atau dokumen
disesuaikan dengan peraturan nasional, regional maupun setempat.
3. Cara pengendalian arsip
Prosedur pengendalian arsip dilaksanakan dengan memastikan bahwa :
a. Semua dokumen yang diberikan kepada petugas laboratorium sebagai bagian dari
sistem manajemen mutu telah dikaji ulang dan disetujui oleh petugas yang
berwenang sebelum diterbitkan (sistem otorisasi arsip atau dokumen yang berlaku)
b. Setiap saat tersedia daftar paling mutakhir yang mencantumkan semua dokumen
yang berlaku, revisi termutakhirnya yang sah berikut penyebarannya ( disebut juga
catatan pengendalian dokumen)
c. Hanya arsip atau dokumen versi termutakhir yang disediakan untuk penggunaan aktif
pada tempat di mana dokumen itu digunakan.
d. Arsip atau dokumen secara berkala dikaji ulang, direvisii apabila perlu dan disetujui
oleh petugas yang berwenang.
e. Protokol permintaan, sampel primer, pengambilan dan penanganan sampel
laboratorium.
5
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 6 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
f. Pengesahan hasil
g. Pengendalian mutu internal dan eksternal
h. Pelaporan hasil
i. Upaya perbaikan dan penanganan keluhan
j. Komunikasi dan interaksi lain dengan pasien, petugas kesehatan, laboratorium
rujukan dan pemasok.
k. Audit internal
6
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 7 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat untuk dilakukan perbaikan.
a. Penanggung jawab pemeliharaan alat
Berbagai jenis alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara operasional
dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan lainnya, dan biasanya digunakan oleh
lebih dari satu orang. Walaupun pihak distributor alat menyediakan teknisi untuk
perbaikan apabila terjadi kerusakan, namun untuk pemeliharaan alat harus
dilakukan sendiri oleh pihak laboratorium.
Oleh karena itu harus ditentukan seorang petugas yang bertanggung jawab atas
kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat melalui kegiatan pemantauan dan
mengusahakan perbaikan apabila terjadi kerusakan, dimana ada petugas yang
bertanggungjawab atas tugas pemeliharaan dan pemantauan ini.
b. Kalibrasi alat
Kalibrasi alat sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil pemeriksaan. Kalibrasi
alat dilakukan pada saat awal, ketika alat baru diinstal dan diuji fungsi dan
selanjutnya kalibrasi dilakukan secara berkala sesuai instruksi pabrik. Kalibrasi
peralatan dapat dilakukan oleh teknisi penjual alat, petugas laboratorium yang
memiliki kompetensi dan pernah dilatih atau oleh institusi yang berwenang atau
petugas yang akan menggunakan alat tersebut.
Kalibrasi dilakukan secara berkala, dan didokumentasikan pada kartu kalibrasi
masing – masing alat.
Jika alat tidak berfungsi dengan baik atau malfungsi berakibat ketidaktepatan hasil
maka ada langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan persoalan ini
J. Troubleshooting (Pemecahan masalah)
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan hasil, malfungsi alat
ataupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh karena adanya
gangguan pada peralatan. Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah (troubleshooting).
7
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 8 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
8
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 9 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB V
LOGISTIK
Bahan atau logistik yang diperlukan oleh laboratorium menyangkut macam atau jenis, dasar
pemilihan, pengadaan dan penyimpanan.
A. Jenis logistik
1. Reagen
a. Jenis reagen
1) Reagen basah : bentuknya bisa berupa cairan
2) Reagen kering : bentuknya berupa strip, catridge yang siap pakai.
b. Sebelum melakukan pemeriksaan yang perlu diperhatikan pada reagen tersebut
antara lain :
1) Ijin edar dari Kementrian Kesehatan RI
2) Etiket/label/wadah
3) Perhatikan tanggal produk dan nomor batch reagen
4) Batas kadaluwarsa
5) Perhatikan stabilitas reagen. Untuk reagen yang sudah dibuka masa
stabilitasnya menjadi lebih pendek dari reagen yang belum dibuka.
6) Keadaan fisik dari reagen
7) Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada
perubahan warna.
8) Perhatikan suhu penyimpanan
2. Standart
Bahan standart adalah zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan
diperoleh dengan cara penimbangan.
a. Jenis bahan standart
1) Bahan standar primer
9
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 10 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
10
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 11 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
11
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 12 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
Safety stcok adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer
stock adalah stock penyangga kekurangan reagen di laboratorium. Reserve stock
adalah cadangan reagen atau sisa.
b. Penyimpanan logistik
Logistik laboratorium yang sudah ada harus disimpan dan ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian, dengan menggunakan kaidah First in first out ( FIFO)
atau ”Pertama masuk Pertama keluar”, yaitu bahwa barang yang lebih dahulu
masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu atau kelembaban
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility, bahan kimia yang tidak boleh bercampur
12
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 13 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Menurut Permenkes no. 1691/MENKES/PER/VIII/2011, keselamatan pasien adalah
suatu sistem dimana Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2. Tujuan
Hasil laboratorium yang valid akan memberikan penanganan yang tepat untuk pasien.
3. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Identifikasi
Berdasarkan aturan di Puskesmas , semua petugas harus melakukan identifikasi
dengan menggunakan 2 identitas yaitu Nama dan nomor rekam medik atau Nama dan
tanggal lahir. Untuk pasien rawat jalan dapat dicocokkan dengan kartu berobat.
Alat Pelindung Diri
Petugas yang melakukan pengambilan darah harus menggunakan alat pelindung diri
dan bekerja secara aseptis. Sebelum menggunakan sarung tangan, melakukan hand
13
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 14 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
hygiene dengan hand rub. Setiap selesai mengambil sampel harus mengganti sarung
tangan sebelum mengambil sampel pasien lainnya agar petugas tidak memindahkan
kuman/ infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya.
APD TERHADAP PASIEN TERHADAP PETUGAS
Mengurangi kemungkinan Mencegah badan/kulit petugas
Jas terbawanya mikroorganisme dari kesehatan kontak dengan percikan
ruang lain atau luar ruangan darah atau cairan tubuh penderita.
Mencegah kontak tangan petugas
dengan darah dan cairan tubuh
Mencegah kontak
Sarung penderita lainnya, selaput lendir,
mikroorganisme pada tangan
tangan kulit yang tidak utuh atau alat
petugas kesehatan kepada pasien
kesehatan dan permukaan yang
telah terkontaminasi.
Mencegah kontak droplet dari
mulut dan hidung petugas Mencegah membran mukosa
Maske Kesehatan yang mengandung petugas kesehatan (hidung dan
r mikroorganisme dan terpercik mulut) kontak dengan percikan
saat bernapas, bicara atau batuk darah atau cairan tubuh penderita.
kepada pasien.
Phlebotomy
Saat melakukan phlebotomy harus dilakukan dengan cara yang benar mengacu pada
WHO Guideline. Siapkan alat sesuai dengan usia pasien yang akan di phlebotomy dan
tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan. Pengambilan sampel harus memperhatikan
hal-hal yang tidak boleh dilakukan atau harus dihindari dalam phlebotomy agar
kualitas sampel yang didapat baik.
a. Tahap Pra Analitik
1) Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium
14
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 15 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
Permintaan pemeriksaan dari dokter harus selalu ditulis secara tegas dan
jelas dalam formulir pemintaan pemeriksaan. Hal ini untuk menghindari
pengulangan pemeriksaan yang merugikan pasien. Formulir pemeriksaan
harus diisi secara lengkap yang meliputi identitas pasien : nama, alamat,
ruangan, tanggal lahir, jenis kelamin, data klinis / diagnose, dokter
pengirim, riwayat pengobatan yang diberikan serta tanggal permintaan
laboratorium. Dan yang terpenting adalah pelabelan sampel untuk
menghindari tertukarnya sampel pasien satu dengan pasien lainnya.
2) Persiapan penderita
a) Makanan dan minuman, pada beberapa pemeriksaan, makanan dan
minuman mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil pemeriksaan
baik langsung maupun tidak langsung.
b) Perokok yang lama berakibat penurunan Hb dan jumlah eritrosit,
penurunan jumlah leukosit dan penurunan horman insulin.
c) Stres fisik maupun psikis akan memperngaruhi produksi ACTH,
kortisol, kathecolamin, penurunan 15 % HDL dan total kolesterol.
d) Variasi harian, tubuh manusia terdapat perbedaan zat yang disebabkan
oleh fluktuasi harian (variasi diurnal).
3). Persiapan alat dan Pengambilan sampel
Demi keselamatan pasien sebelum melakukan pemeriksaan, semua
peralatan yang akan digunakan harus bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia atau detergen, terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat yang ada
pada specimen. Tidak merembes atau bocor, besar wadah harus sesuai dengan
volume specimen, untuk bahan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus
steril, untuk sputum, urin, feses sebaiknya mengunakan wadah dengan mulut
lebar. Sebagai catatan untuk pengambilan darah harus menggunakan kapas
dengan kadar alkohol 70 %, spuil 2,5 ml atau 5 ml sekali pakai serta
penampung yang berlebel baik yang ada anti koagulan maupun tidak.
15
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 16 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
b. Tahap analitik
1). Peralatan laboratorium yang digunakan
Sebelum menggunakan sebuah alat maka diperlukan pengecekan alat.
16
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 17 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
17
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 18 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Sistem itu dapat dipastikan akan
selalu mengajak semua orang atau organisasi untuk peduli akan bahaya atau
potensi bahaya yang terjadi pada psien. Pelaporan ini juga penting untuk
memonitor upaya pencegahan terjadinya error. Di laboratorium terdapat beberapa
hal yang termasuk insiden diantaranya salah pemeriksaan, salah interpretasi hasil,
sampel hilang. Sampel tertukar, sampel tidak dapat diperiksa karena salah cara
pengambilannya, sampel rusak karena salah penyimpanan dan pemeriksaan yang
tidak sesuai indikasi.
18
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 19 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
19
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 20 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
sebab itu, perlu dilakukan penerapan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku di
lingkup Laboratorium.
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja menurut Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional.
Menurut Undang-undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang
B. TUJUAN
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan Puskesmas pada umumnya dan laboratorium
pada khususnya.
Keselamatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik,
mental dan sosial yang setinggi-tinggi bagi pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas
merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan
dan jabatannya. (WHO/ILO tahun 1995)
20
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 21 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
a. Setelah selesai digunakan mengambil sampel, jarum suntik dipisahkan dari badan
alat suntik dan dibuang dalam wadah khusus sehingga petugas yang mengambil
sampah terhindar dari tertusuk jarum
b. Sampah jarum disatukan dalam jerigen khusus untuk sampah jarum
c. Petugas sanitasi mengambil sampah dan dimusnahkan dengan bekerjasama dengan
pihak ketiga
2. Penanganan Terkena Tusukan Jarum/ Pecahan Kaca
a. Segera menekan luka dan mengeluarkan darah dibawah air mengalir
b. Rawat luka dengan memberikan desinfeksi, tutup luka dengan plester atau kasa
steril
c. Laporkan kejadian tersebut kepada kepala untuk pemantauan lebih lanjut
d. Lakukan pemeriksaan HBsAg, anti HCV dan anti HIV pada petugas yang tertusuk
dan sampel pasien
e. Pemeriksaan ini dilakukan dua kali dengan selang waktu enam bulan
3. Penanganan Terkena Percikan Darah atau Cairan Tubuh
a. Jika percikan mengenai bagian muka, maka segera cuci mata dan bagian muka
menggunakan eye wash untuk menghilangkan darah atau cairan tubuh
b. Jika percikan mengenai tangan, segera cuci tangan menggunakan air dan sabun
atau larutan hypoklorit yang diencerkan 1 bagian bleach dengan 5 bagian air
c. Jika percikan mengenai tubuh, guyur tubuh dengan safety shower untuk
menghilangkan darah atau cairan tubuh
d. Setelah darah atau cairan tubuh bersih dari tubuh, lakukan pemantauan dengan
melakukan pemeriksaan HBsAg, anti HCV dan anti HIV. Ulangi pemeriksaan ini
dua kali dengan selang waktu 6 bulan.
4. Penanganan Tumpahan Darah Atau Cairan Tubuh
a. Gunakan sarung tangan dan siapkan peralatan yang dibutuhkan (spill kit)
21
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 22 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
b. Jika tumpahan disertai dengan pecahan kaca, maka pecahan kaca diambil dengan
menggunakan serok dan sapu kecil dahulu, taruh pecahan kaca dalam kantung
plastic khusus warna kuning
c. Taruh tablet presept pada area dan diamkan selama 2 menit atau semprot dengan
larutan hipoklorit 1 : 10 untuk darah dan 1 : 100 untuk cairan tubuh lain
d. Lap area dengan menggunakan kertas tissue, buang kertas tissue pada plastik
warna kuning
e. Lap sekali lagi dengan menggunakan desinfektan, buang tissue pada pastik kuning
5. Pembuangan Sampah Medis Jarum Suntik
Sampah medis jarum suntik adalah sampah yang berasal dari jarum bekas yang
digunakan mengambil sampel yang dikategorikan bahan infeksius.Sampah medis
jarum suntik dikelola secara khusus, sejak dari laboratorium hingga ke pembuangan
sampah medis. Tujuannya adalah mencegah terjadinya pencemaran dan
penyebarluasan penyakit serta mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat tertusuk
jarum yang habis digunakan untuk mengambil sampel.
Tata cara pembuangan sampah medis jarum suntik :
a. Setelah selesai digunakan mengambil sampel, jarum suntik dibuang dalam wadah
khusus (jerigen).
b. Jarum tidak boleh dipisahkan dari badan jarum.
22
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 23 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
a. Bahan infeksius padat tidak tajam (tabung sampel, tabung urine, kapas) dibuang pada
tempat sampah khusus medis (tempat sampah dengan plastik kuning). Sampah ini
kemudian akan diantar oleh petugas kebersihan laboratorium dan dimusnahkan
dengan menggunakan insinerator di Instalasi Pengolahan Sampah Puskesmas .
b. Bahan infeksius padat tajam dibuang dalam wadah khusus untuk benda tajam yang
kuat dan tidak mudah robek.
c. Bahan infeksius cair berupa limbah alat dan air bekas cucian dibuang di wastafel
yang terhubung dengan saluran IPAL, dimana limbah ini nanti akan mendapat
penanganan khusus sebelum dikeluarkan ke saluran umum
3. Penanganan Dan Pengelolaan Limbah
Limbah dikatagorikan Umum dan Khusus
a. Umum : limbah yang berasal dari sampah umum, kertas, daun, bekas minuman dll.
Ditempatkan pada plastic hitam, dibersihkan oleh cleaning service.
b. Khusus : semua yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dan berhubungan
dengan spesimen terbagi dalam bentuk padat dan cair.
1) Khusus padat : alat habis pakai, spuit injeksi, kapas, tip, tabung reaksi, cup
sampel, setelah dipakai ditempatkan pada tempat khusus, diambil petugas limbah
dan dibawa ke tempat penyimpanan sementara.
2) Khusus cair : sisa spesimen, sisa spesimen/ bahan kontrol yang bercampur
reagen, air bekas cucian dan zat pelarut ditempatkan pada tempat khusus, dibuang
lewat wastafel yang sudah terhubung dengan IPAL.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Salah satu kegiatan pengendalian mutu dalam laboratorium kesehatan adalah pemantapan
mutu (quality assurance) untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai
23
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 24 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
dari tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. sampai dengan melakukan pencegahan ulang
setiap tindakan atau proses pemeriksaan sehingga diperoleh ketepatan hasil pemeriksaan.
Laboratorium puskesmas setiap saat selalu melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan
prosedur kerja yang ada.
1. Pemantapan Mutu Internal
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian dalam laboratorium
secara terus-menerus agar tidak terjadi kesalahan/ penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Aktivitasnya meliputi tahap pra-analitik, analitik dan pasca-
analitik.
Menurut Robert Hawkins, M.D.dalam Annals of Laboratory Medicine 2012 ada 5 tahapan
kesalahan yang dapat terjadi selama proses pemeriksaan laboratorium, sejak dari pasien
hingga sampel diterima di laboratorium yaitu :
a. Tahap Pra-Praanalitik dan Praanalitik
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium yang
pengendaliannya tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh laboratorium.
Pra-Praanalitik (46-68%)
Permintaan laboratorium yang tidak sesuai/lengkap, salah memasukkan data, salah
identifikasi pasien, sampel diambil dari tempat infus, sampel rusak(hemolisis, beku,
kurang, dll), salah tabung, salah penanganan, penyimpanan dan transportasi
Praanalitik (3-5%)
Pemisahan sampel, pemipetan, aliquoting, labelling, sentrifugasi (salah waktu atau
kecepatan)
1) Formulir permintaan pemeriksaan
Setelah diisi oleh dokter pasien dan diterima petugas di bagian
pendaftaran, formulir yang berisi identitas pasien dan identitas pengirim ( dokter)
diteliti ulang untuk meyakinkan bahwa semuanya data sudah ditulis dengan
lengkap dan jelas. Termasuk semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai
dengan jelas dan pasti.
24
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 25 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
2) Persiapan pasien
Menyangkut persiapan pasien, petugas akan menanyakan dan meyakinkan
bahwa pasien yang akan diambil spesimennya, sebelum melakukan pemeriksaan,
sudah melakukan persiapan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang
diharuskan.
3) Pengambilan dan penerimaan specimen
Spesimen yang sudah diambil dan dikumpulkan secara benar, sesuai
tempat dan pengelompokkannya dengan memperhatikan jenis spesimennya.
4) Penanganan specimen
Dalam tahap ini petugas di laboratorium akan mengolah spesimen sesuai
dengan prosedur kerja dengan mempertimbangkan penyimpanan spesimen sudah
dilakukan dengan tepat. Pemeriksaan yang bersifat khusus memerlukan
penanganan tersendiri, termasuk ketepatan proses pengiriman spesimennya.
5) Persiapan sampel untuk dianalisa
Sebelum melakukan analisa, harus dipastikan kondisi sampel atau
spesimen sudah memenuhi syarat, volume sampel cukup dan identifikasi sampel
sudah benar.
b. Tahap Analitik (7-13%)
Kesalahan yang dapat terjadi pada tahap ini antara lain alat rusak, homogenisasi
sampel, interferensi (endogen atau eksogen), tidak terdeteksi adanya kesalahan
pada saat quality control
Ada 2 kesalahan dalam tahap analitik yaitu :
1. Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang terjadi terus menerus dengan pola
yang sama dan mempengaruhi akurasi dari pemeriksaan. Kesalahan dapat
berupan ‘Trend’ (terjadi penurunan reliabilitas pemeriksaan yang terjadi secara
bertahap) atau ‘Shift’(perubahan yang terjadi tiba-tiba pada pemeriksaan).
Biasanya 22s, 41s, or 10xrules.
25
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 26 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
26
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 27 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
Kegiatan PME itu sangat bermanfaat bagi suatu laboratorium sebab dari hasil
evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performa (penampilan/proficiency)
laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Untuk itu pada waktu melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara
khusus. Jadi pada waktu melakukan pemeriksaan harus dilaksanakan oleh petugas yang
biasa melaksanakan pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen atau
metode yang biasa dipakainya sehingga hasil PME tersebut benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang
diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan
mengambil langkah-langkah perbaikan.
Prosedur PME yang biasa dilaksanakan oleh Unit Laboratorium adalah sebagai
berikut :
a. Bahan kontrol untuk PME diterima
b. Dibaca petunjuknya, kapan pemeriksaan dilakukan dan kapan hasilnya
dikirim.
c. Tenaga yang memeriksa bahan kontrol adalah petugas yang sudah ahli.
d. Pemeriksaan dilakukan sesuai petunjuk yang ada
e. Hasil pemeriksaan dicatat dan dibuat nilai rata-ratanya
f. Nilai rata-rata ditandatangani Pengelola Laboratorium dan Kepala
Puskesmas
g. Hasil dikirim
h. Hasil feedback diterima laboratorium
i. Ditindaklanjuti dalam rapat rutin intern laboratorium
Jika ada hasil yang kurang memuaskan akan ditindaklanjuti melalui rapat rutin
intern laboratorium untuk dikaji penyebab, dan kendalanya serta dicarikan jalan keluar
perbaikannya.
27
PELAYANAN LABORATORIUM
No.Dok :
PEDOMAN
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 28 dari 62
PUSKESMAS dr. Lilik Haryono
GONDORIYO NIP. 196902102010011006
BAB IX
PENUTUP
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kami telah menyelesaikan amanat untuk
pembuatan Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium.
Buku Pedoman ini mencakup berbagai hal yang sangat berkaitan dengan pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan sehari- hari yang meliputi tentang gambaran Laboratorium
Puskesmas Gondoriyo dan standar yang ditentukan.dengan disusunnya buku pedoman ini
semoga bisa menjadi acuan bagi tenaga laboratorium baik analis maupun tenaga administrasi
untuk melakukan pemeriksaan sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang akurat dan bermutu.
28