Anda di halaman 1dari 11

Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan


(Studi Kasus Bangka Belitung)

R. Rudy Irawan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Ujang Sumarwan
Budi Suharjo
Institut Pertanian Bogor
Setiadi Djohar
PPM School of Management

Abstract: Bangka Belitung province’s economy has a very high dependence on the tin. BPS data of 2013
showed tin contributed 33.60% PDRB and expected of more than 70% if the multiplier effect applied
(Megawandi, 2013). But the tin mining industry is currently facing complex problems including undevel-
oped downstream (Widyatmiko, 2012), environmental damage (Sapanli, 2009; Inonu, 2010; Walhi, 2013),
illegal small scale mining (Elfida, 2007; Sapanli 2010), and overlap of licensing and laws (Purba, 2007;
Hayati, 2011; Bastida and Paramita, 2013), social issues (Aziz and Salim, 2005; Zulkarnain et al 2005;
Erman, 2007; Resosudarmo and Subiman, 2010), damage of the forest (Sidabukke, 2011) and other prob-
lems. This study aims to design a business model of tin mining industry in Bangka Belitung so the sustain-
able issues can be resolved. The methodology used in this study was in-depth structured interview of expert
stakeholders. The results of the study showed a chart which was interrelated relationship between elements
which were created and delivered value for the industry and the state. The study of tin business model is a
flow chart of the mining process to the trade.

Keywords: business model, tin mining industry, sustainable

Abstrak: Perekonomian Provinsi Bangka Belitung memiliki ketergantungan terhadap timah sangat tinggi.
Data BPS 2013 menunjukkan timah menyumbang 33.60% PDRB dan diperkirakan lebih dari 70% bila dengan
efek multiplier (Megawandi, 2013). Akan tetapi industri tambang timah saat ini menghadapi permasalahan
yang kompleks diantaranya hilirisasi belum berkembang (Widyatmiko, 2012), kerusakan lingkungan (Sapanli,
2009; Inonu, 2010; Walhi, 2013), tambang inkonvensional liar (Elfida, 2007; Sapanli, 2010), hukum dan perizinan
yang tumpang tindih (Purba, 2007; Hayati, 2011; Bastida dan Paramita, 2013), permasalahan sosial (Aziz dan
Salim, 2005; Zulkarnaen, et al., 2005; Erman, 2007; Resosudarmo dan Subiman, 2010), kerusakan hutang
lindung (Sidabukke, 2011) dan permasalah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model bisnis
industri tambang timah di Bangka Belitung yang berkelanjutan sehingga permasalahn tersebut dapat diselesai-
kan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview terstruktur stakeholder pakar.
Hasil kajian menunjukkan bagan yang merupakan hubungan yang saling terkait terhadap elemen-elemen yang
menciptakan dan memberikan nilai bagi industri maupun Negara. Model bisnis timah kajian ini berupa bagan
yang merupakan alur dari proses penambangan hingga perdagangan.

Kata Kunci: model bisnis, industri tambang timah, berkelanjutan

Alamat Korespondensi:
R.Rudy Irawan, Sekolah Pascasarjana Manajemen Bisnis
Institut Pertanian Bogor, E-mail: rudyirawan127@ yahoo.
com

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011


197 ISSN: 1693-5241 197
R. Rudy Irawan, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo dan Setiadi Djohar

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi Model bisnis yang dikembangkan juga harus
kekayaan alam yang sangat besar. Potensi kekayaan mampu menjawab berbagai masalah yang di hadapi
alam tersebut berupa yang dapat diperbaharui maupun industri tambang timah di Indonesia saat ini yaitu hili-
yang tidak dapat diperbaharui. Kekayaan alam yang risasi industri yang belum berkembang (Widyatmiko
tidak dapat diperbaharui adalah minyak bumi, gas alam, 2012), kerusakan lingkungan (Sapanli 2009; Inonu
batubara, barang tambang dan mineral lainnya yang 2010; BLHD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memberikan kontribusi yang cukup besar pada per- 2012; Walhi 2013), tambang inkonvensional liar (Elfida
ekonomian Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik 2007; Sapanli 2010), hukum dan perizinan tambang
(BPS) mengungkapkan pada tahun 2012 kontribusi timah yang tumpang tindih (Purba, 2007; Hayati, 2011;
barang tambang dan mineral memiliki kontribusi Bastida dan Paramita, 2013), permasalahan sosial
11,93% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada (Aziz dan Salim, 2005; Zulkarnaen, et al., 2005; Erman
tahun 2011 (BPS 2012). Tingginya kontribusi barang 2007; Resosudarmo dan Subiman 2010), kerusakan
tambang mineral dalam perkembangan perekonomian hutang lindung (Sidabukke, 2011) dan permasalah lain-
Indonesia ke depan sehingga perlu dijaga dan diopti- nya. Permasalahan yang komplek tersebut saling
malkan. berhubungan dan terkait antar pemangku kepentingan
Potensi barang tambang dan mineral di Indonesia satu dengan yang lainya dalam industri tambang timah
terdiri dari batubara, bauksit, nikel, emas, perak, granit, di Indonesia.
biji besi, konsentrat timah dan kosentrat tembaga. Desain model bisnis yang ada diharapkan mampu
Barang tambang dan mineral tersebut berguna sebagai mengakomodasikan berbagai pihak yang berkepen-
potensi pemasukan negara untuk keberlanjutan pem- tingan (stakeholder) sehingga dapat menyelesaikan
bangunan di Indonesia. Data dari BPS menyebutkan permasalahan yang ada di industri tambang timah di
terjadi peningkatan yang signifikan terhadap PDB dari Indonesia. Selain hal tersebut model bisnis perlu juga
tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 sebesar empat meningkatkan potensial keuntungan, peningkatan nilai
kali lipat lebih dari tahun 2004. Peningkatan PDB dalam industri, menghindari konflik yang terjadi antar
menggambarkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. stakeholder, peningkatan ekonomi, peningkatan pen-
Sejalan dengan kajian Brunnschweiler (2008) menya- jualan, dan pengurangan risiko industri yang besar.
takan adanya hubungan positif antara kelimpahan Selanjutnya diharapkan model bisnis industri tersebut
sumber daya alam dengan pertumbuhan ekonomi. menciptakan nilai keberlanjutan, kesejahteran maupun
Oleh karena itu, kelimpahan barang tambang dan daya saing industri. Untuk itu perlu kajian yang kom-
mineral memiliki peran penting dalam perkembangan prehensif untuk mendesain model bisnis yang tepat.
Indonesia kedepan dalam menghadapi era globalisasi Dengan demikian pertanyaan manajemen dalam
dan persaingan perdagangan bebas. kajian ini adalah bagaimana model bisnis yang tepat
Berdasarkan data WEF 2013 Indonesia berada dalam industri tambang timah di Indonesia?
di peringkat 38 masih tertinggal dari Negara-negara Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka
ASEAN. Peringkat daya saing negara tersebut mem- tujuan penelitian ini adalah membandingkan dan me-
berikan informasi agar industi di Indonesia harus terus rancang model bisnis yang sesuai di industri tambang
berupaya mengembangkan daya saingnya. Salah satu timah di Indonesia untuk meningkat potensial
cara mengembangkan model bisnis yang sesuai untuk keuntungan industri dengan peningkatan nilai industri.
kondisi pilar-pilar daya saing Indonesia yang belum Adapun manfaat dari penelitian ini adalah model bisnis
terbangun dengan baik. Pengembangan model bisnis industri berguna untuk meningkatkan potensial ke-
tersebut agar mampu menghadapi dunia bisnis yang untungan industri dengan peningkatan nilai di industri
sangat kompleks, cepat berubah dan banyak ketidak- tambang timah. Desain model bisnis tersebut diharap-
pastian. Dalam mengembangkan model bisnis yang kan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berke-
sesuai, industri perlu memperhatikan berbagai aspek pentingan atau industri untuk menjalankan binis yang
yang mempengaruhi keberlanjutan bisnis. Perlunya berkelanjutan.
industri membentuk model bisnis yang dapat memba- Ruangan lingkup penelitian dibatasi pada industri
ngun keberlanjutan di masa akan datang. tambang timah di Indonesia studi kasus Provinsi Bangka

198 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

Belitung. Kebaharuan dari penelitian ini adalah meng- secara maksimal. Salah satu cara yang lebih mudah
hasilkan terobosan baru dalam mengatasi permasa- untuk merancang model bisnis adalah dengan mem-
lahan dengan model bisnis yang terintegrasi di industri bandingkan model bisnis yang telah ada sehingga in-
tambang timah di Indonesia dustri hanya perlu modifikasi sesuai dengan kebutuhan
Nenoen dan Storbacka (2010) mengkaji perbe- dan kemampuan perusahaan. Ada beragam model
daan definisi model bisnis dari beberapa literatur terda- bisnis yang ada di industry mulai dari yang sederhana
hulu. Hasil kajian menyimpulkan terdapat beberapa hingga yang kompleks.
makna model bisnis. Secara garis besar terdapat em- Ada berbagai macam bentuk model bisnis yang
pat definisi model bisnis dari berbagai literatur terda- diterapkan dalam bisnis atau industri. Berikut ini
hulu yaitu: (a) Definisi model bisnis adalah pencip- berbagai model bisnis yang diperoleh dari literatur.
taan nilai pelanggan sebagai salah satu elemen inti. (1) Model bisnis berbiaya rendah (low-cost business
Penciptaan nilai pelanggan dibahas dalam berbagai model). Model bisnis biaya rendah mengalami per-
istilah yang berbeda seperti desain penciptaan nilai kembangan yang signifikan pada negara berkembang
(value creation design), nilai proposisi (value propo- dimana perusahaan lokal dan multinasional berupaya
sition) atau menciptakan nilai (create value). (b) mengembangkan desain model bisnis baru untuk mela-
Definisi model bisnis berkaitan dengan logika laba yang yani segmen pelanggan yang memiliki keterbatasan
disebutkan dengan berbagai istilah seperti potensi finansial. Model biaya dengan berupaya menekan
keuntungan (profit potential), logika pendapatan harga murah diseluruh rantai nilai yang ada. Organisasi
(revenue logic), atau formula keuntungan (profit berupaya untuk membatasi biaya overhead pada low-
formula). Model bisnis adalah bagaimana perusahaan cost business model. Salah satu contoh low-cost
menghasilkan keuntungan dari operasinya. (c) Definisi business model adalah dalam industri penerbangan
model bisnis berkaitan dengan struktur rantai nilai yang dikenal penerbangan low-cost carrier (Daft dan
(structure of value chain), jaringan mitra (partner Albers 2013) yang banyak berkembang pada bebe-
network) atau jaringan nilai (value network). Tin- rapa tahun ini. (2) Model bisnis harbor and fleet
jauan ini menunjukkan bahwa model bisnis juga dikemukan oleh Purdy et al (2012). Pada model bisnis
berorientasi eksternal dan hubungan dengan berbagai ini satu perusahaan (sebagai pelabuhan-harbor) yang
aktor dalam jaringan nilainya. (d) Definisi model bisnis mampu menyediakan wadah bagi perusahaan lain
berkaitan dengan sumber daya dan kemampuan yang sehingga keuntungan ekonomi dapat diperoleh. Salah
dimiliki perusahaan seperti kompetensi inti (core satu contoh model bisnis adalah yang dilakukan oleh
competency), sumber daya (resources) atau proses. perusahan internet Amazon sebagai harbor (pelabuhan)
Kerangka model bisnis yang komprehensif harus yang mampu efisiensi dalam manajemen gudang dan
mampu menggambarkan sumber daya dan kemam- manajemen pengadaan barang. Selain itu berkem-
puan dasar perusahaan. bangnya perusahaan outsourcing di Indonesia meru-
Berbeda dengan Nenon dan Storbacka (2009), pakan penerapan dalam model bisnis ini. (3) Model
Osterwalder (2004), Osterwalder dan Pigneur (2010) bisnis demand forum disampaikan oleh Purdy et al
menyajikan model bisnis yang terdiri dari sembilan (2012). Pada model bisnis ini menciptakan akses lebih
blok bangunan terdiri dari segmen pelanggan, proposisi besar dan lebih baik pada permintaan pelanggan. Ke-
nilai, saluran, hubungan pelanggan, aliran pendapatan, untungan model bisnis adalah meningkatkan pengenal-
sumber daya inti, aktivitas inti, kunci kemitraan. Model an pasar, meningkatkan informasi permintaan dan
blok bangunan tersebut sesuai untuk produk retail. membangun reputasi. Salah satu contoh model bisnis
Bisnis model yang dikembangkan oleh Osterwalder ini adalah situs collective-buying. Salah satu model
dan Pigneur (2012) menitikberatkan pada efisiensi dan bisnis yang berkembang di Indonesia saat ini situs
penciptaan nilai. Bisnis model kanvas berguna untuk jual-beli yang merupakan tempat permintaan dan
menggambarkan model bisnis perusahaan dan meng- penjualan. (4) Model bisnis multivalent sourcing oleh
gambarkan kemungkinan untuk adaptasi. Purdy, et al. (2012). Model bisnis merupakan refleksi
Pengetahuan terkait prinsip desain model bisnis berbagai hubungan ikatan yang terbentuk dalam
berguna untuk industri dalam meningkatkan keuntungan stakeholder. Salah satu keuntungan utamanya adalah

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 199


R. Rudy Irawan, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo dan Setiadi Djohar

menawarkan jasa group-buying kepada usah kecil Penciptaan nilai bagi industri atau perusahan tersebut
dan menengah. (5) Customer-integrated business dapat meningkatkan potensial keuntungan bagi industri
model. Konstruksi model bisnis terintegrasi dengan maupun perusahaan serta bagi negara. Pada kajian
pelanggan disampaikan oleh Ple, et al. (2010). Pada ini berupaya mencari model bisnis yang sesuai di
model bisnis ini adanya partisipasi pelanggan dalam industri tambang timah di Bangka Belitung.
proses desain, produksi, atau pengiriman dan sebagai-
Po li si ?
nya. (6) Model bisnis inovasi (inovation business
model). Model bisnis inovasi merupakan model bisnis P ara pen amba ng
Kew enang an
yang banyak diterapkan oleh perusahaan berbasis sec ara adat
ink onv esi on al
(t idak res mi)
Peng um pul Sm elt er In depen den

teknologi informasi atau jasa. Menurut Leavy (2010)


?
model bisnis inovasi merupakan sebuah proses yang P ara pen amba ng
Smel ter t eri nteg ras i
skal a bes ar ( res mi )
terus menerus bukan titik waktu dalam penciptaan. P eny edia j asa

(7) Model bisnis jaringan global (Global network Per us ahaan so lder

business model). Keuntungan model bisnis jaringan Para p enamb ang


in kon ves ion al
( resmi)
global adalah mengurangi biaya produksi dan lebih
fleksibel dalam pemilihan pemasok. Salah satu contoh I NAT IN Gudang penyimpanan
industri yang menggunakan model bisnis jaringan dila-
kukan pada pakain jadi. Perusahaan besar di Amerika Bur sa Efek Jak art a Gudang penyimpanan

dan Eropa melakukan subkontrak pembuatan pakaian-


nya di negara-negara berkembang seperti Bangladesh, Peru sah aan Gudang penyimpanan
pe mur nian asi ng
Indonesia dan Vietnam. (8) Model bisnis sosial. Me-
nurut Michelini dan Fiorentino (2011) keuntungan L ond on Met al Gudang penyimpanan
E xchan ge
dengan model bisnis sosial adalah mudahnya akses
ke pasar lokal, mudahnya jaringan produksi dan Per usahaan sol der Guda ng penyimpanan
dan manu fakt ur
distribusi lokal, adanya hubungan yang positif dengan
masyarakat lokal dan pemerintah, dan pengembangan Gambar 8. Model Bisnis Industri Tambang Timah di
CSR yang lebih tepat guna. (9) Model bisnis industri Indonesia Saat Ini
tambang timah Indonesia. Kajian The Sustaibale Tra- Sumber: IDH (2013)
de Initiative dengan artikel Supporting Sustainable
Tin Production in Bangka yang disampaikan dalam METODE
ITRI Indonesia Tin Forum pada tanggal 11 Desember Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
2013 menjelaskan model bisnis industri timah di dan eksploratif. Metodologi yang digunakan dengan
Indonesia dalam Gambar 1. IDH (2013) melaporkan indepth-interview pakar timah. Responden dipilih
permasalahan yang muncul dari model bisnis tersebut dengan cara sengaja (purposive sampling) dengan
bagi pemerintah yaitu: (a) Beberapa aktivitas pertam- menentukan terlebih dahulu responden ahli yang akan
bangan tidak memiliki legalitas yang pasti. (b) Status diwawancara. Responden yang dipilih dengan teknik
hukum dari banyak penambang TI tidak jelas. (c) Per- non-probability sampling dengan convience sampling.
aturan yang tidak lengkap atau belum ada. (d) Kurang- Adapun responden pakar terlihat dalam Tabel 2.
nya tata kelola dalam kapasitas institusi yang terba- Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Bangka
tas pada level lokal. (e) Koordinasi antar kementerian Belitung yang merupakan tempat penghasil timah dan
pemerintah kurang optimal. Jakarta. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan dari
Berbagai kajian terkait model bisnis juga telah bulan September 2013–Maret 2014. Desain penelitian
banyak dilakukan oleh peneliti seperti terlihat dalam merupakan studi kasus (case study) yang dirancang
Tabel 1. Model bisnis merupakan hubungan yang saling khusus untuk mempelajari secara rinci dan mendalam
terkait terhadap elemen-elemen yang menciptakan dan kasus industri tambang timah di Bangka Belitung.
memberikan nilai bagi industri maupun perusahaan.

200 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Model Bisnis


Penulis Judul Metode
Panag iotopoulus et al. Business model perspective Semi stuktur wawancara pada informan int i pada
(2012) for ICTs in public internal dan eksternal stakeholder yang mempengaruhi
engagement sistem
Nenonen dan Business model design: Melakukan interview untuk memahami padangannya
Storbacka (2010) conceptualizing networked dan focus group discussion untuk membentuk
value co-creation sistemat is model bisnis dengan kombinasi literatur
empiris
Chen dan Yung (2004) Business model for Survei dengan kuesioner
exploration of travel Websites
in Taiwan
Richter (2013) Business model innovation for Ekploratif kualitatif dengan wawancara mendalam
sustainable energy: German
utilities and renewable energy
Dunford, et al. (2010) Business Model Replication Data primer dari wawancara semi terstruktur dengan
for Early and Rapid semua stakeholder dan pimpinan puncak perusahaan
Internationalisation The ING
Direct Experience
Palo dan Tahtinen Networked business model Kajian ini mengunakan metode longitudinal dan
(2013) development for emerging indetifikasi dokumen secara empiris.
technology-based services
Kindstrom (2010) Towards a service-based Data empiris dari dua sumber yaitu wawancara dan
business model – Key aspects focus group discussion.
for future competitive
advantage

Tabel 2. Responden In-depth Interview Terstruktur Stakeholder Pakar

Nama Institusi/Jabatan
H. Erzaldi Rosman, SE, MM Bupati Bangka Tengah
Petrus Chandra MBA CEO PT Refined Bangka Tin
Ir.Sukrisno Dirut PT. Timah Tbk
Irjen Polisi (Purn) Drs. Mantan Kapolda Bangka Belitung
Iskandar Hasan, SH, MH
Ir. Sutriono Edi, MBA Kepala BAPPEBTI Kemendag
Ir. Wahid Usman, MBA Mantan Dirut PT. Timah Tbk/ Ketua SC INATIN-BKDI
Ir. Surawadi Nazar, MSc Mantan Dir Operasional PT. Timah Tbk/ Direktur PT. Mitra Stania Prima
Ir. Suryadi Saman Mantan Wakil Gubenur Bangka Belitung/ Komisaris PT. Timah Tbk.
Dr. Ir. Bambang Setiawan Mantan Dirjen Minerba ESDM/ Komisari PT Kideco Jaya Agung dan
tambang lainnya
Dr. Erwiza Erman, MA LIPI/Peneliti Timah
Drs. Hudarni Rani, SH Mantan Gubenur Bangka Belitung
Ir. Marwan Batubara, MSc Direktur IRESS (Indonesian Resources Studies)

HASIL DAN PEMBAHASAN menciptakan dan memberikan nilai bagi industri


Model bisnis industri tambang timah ini dibentuk maupun negara. Gambar 2 menjelaskan model bisnis
dari ekstraksi wawancara mendalam, tinjaun pustaka industri tambang timah. Adapun model bisnis terdahulu
dan model bisnis terdahulu. Model bisnis dalam kajian terlihat dalam gambar 1, sedangkan model bisnis kajian
ini adalah bagan yang merupakan hubungan yang ini merupakan pengembangan dari model bisnis
saling terkait terhadap elemen-elemen yang terdahulu. Secara garis besar perbedaan model bisnis

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 201


R. Rudy Irawan, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo dan Setiadi Djohar

yang ada (exisiting) dan model bisnis kajian ini terlihat untuk mengatur bisnis timah diperlukan. Dalam bidang
dalam Tabel 3. hukum yang jelas dan tegas menjadi landasan patok

Tabel 3. Perbedaan Model Bisnis Saat Ini dan Hasil Kajian

Identitas Model Eexisiting (ITRI) Model Kajian


pelaku tambang timah BUMN; swasta, TI legal maupun BUMN; swasta; BUMD/ koperasi; TI
ilegal; pengepul pasir timah
wilayah tambang sesuai dengan IUP darat dan laut klusterisasi wilayah pertambangan berdasarkan
teknologi dan modal
alur tata niaga timah melalui INATIN; langsung ke satu pintu melalui INATIN
pengguna; LME; smelter swasta
perantara TI melalui pengepul melalui BUMD/koperasi
Pengawasan/ penindakan pengawasan/penindakan yang peningkatan pengawasan/ penindakan dari
lemah; kurang kordinasi pemerintah pusat; pemda; lembaga penegak
hukum

Model bisnis timah kajian ini berupa bagan yang Pe ngaw asan Pe negak hukum, Pe merinta h Pusa t dan Da erah

merupakan alur dari proses penambangan hingga


1a 1b 1c
perdagangan. Dalam proses penambangan hanya ada

Penamba ng sk al a be sar (BU M N/


swasta, BUMN, BUMD/koperasi dan penambang Swasta

Prose s Pe nam ba nga n Tima h


inkonvensional. Penambang inkonvensional harus di
Pe nam ba nga n
i nkonves iona l

B UM D / Swa sta)
bawah koordinasi BUMN/BUMD atau koperasi se- BUMN

dangkan swasta langsung menambang sendiri. Kemu-


dian dalam proses pengolahan dapat dilakukan di B UM D/ Kope rasi

smelter BUMN/BUMD atau smelter swasta yang


dimiliki. Produknya bisa dalam bentuk timah balok, 2
timah dalam bentuk lainnya dan barang jadi. Produk

Pe ngo laha n fini sh


Pengol aha n fi ni sh

Smelt er BUMN/ Smelt er

Prose s Pengol ahan


barang jadi bisa di jual langsung ke pengguna sedang- BUM D Swast a

p roduct
product

kan produk timah balok atau timah dalam bentuk lain-


nya harus melalui bursa timah INATIN-BKDI yang Timah balok
Ti ma h solder dan
be nt uk la inny a
kemudian dijual ke pengguna. Model ini diharapkan
dapat diterapkan di industri tambang timah Bangka 3

I NATIN-BKDI
Belitung. Pe rda gan gan

Model bisnis industri tambang timah memerlukan


prsayarat terbentuknya model tersebut. Ada beberapa
prasyarat terbentuknya model tersebut diperoleh dari Pengguna
(end-use r)

ekstraksi wawancara mendalam dari faktor-faktor


yang mempengaruhi model bisnis. Prasayarat tersebut Gambar 2. Model Bisnis Industri Tambang Timah di
menjamin proses model bisnis Industri tambang timah Bangka Belitung
dapat diterapkan. Prasyarat model bisnis industri
timah adalah sebagai berikut: (a) Prasyarat pertama duga (benchmark). Dalam ekonomi dan bisnis
adalah berkaitan dengan lingkungan strategis industri dijelaskan bahwa model bisnis dapat berjalan bila
tambang timah. Hasil wawancara mendalam menun- kondisi ekonomi dan bisnis stabil, model ini mungkin
jukkan bahwa a) politik dan hukum, b) ekonomi dan tidak dapat diterapkan bila perekonomian sedang
bisnis dan c) sosial, budaya dan kepemimpinan memi- krisis yang berkepanjangan. Dalam bidang sosial,
liki pengaruh yang penting berjalannya model bisnis. budaya dan kepemimpinan, model ini perlu kondisi
Dalam bidang politik maka perlu politik yang stabil sosial dan budaya yang stabil serta kepemimpinan
dan kemauan politik (political will) dari pemerintah yang kuat untuk mengatur model bisnis ini. (b) Pra-
syarat kedua adalah stakeholder utama dalam model

202 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

bisnis. Hasil wawancara mendalam didapatkan tiga diserahkan ke penambang rakyat sedangkan wilayah
stakeholder utama yang sangat berpengaruh terha- penambangan dalam dan laut diserahkan ke swasta
dap model bisnis yaitu pemerintah daerah, pemerintah atau BUMN/BUMD. Strategi standarisasi pertimah-
pusat dan lembaga penegak hukum. Dengan demikian an juga dalam bentuk standar produk seperti standar
model bisnis ini dapat diterapkan bila ada koordinasi timah solder atau timah dalam bentuk lainnya yang
yang integral antar ketiga stakeholder tersebut se- harus diperjelas dengan membuat standar SNI atau
hingga model ini dapat diterapkan. (c) Prasyarat ketiga merujuk ISO tertentu. (c) Strategi tata niaga pertimah-
adalah aktivitas inti dalam industri tambang timah. an terlihat dari INATIN-BKDIN yang mengatur timah
Berdasarkan wawancara mendalam diketahui bahwa balok dan timah solder atau timah dalam bentuk
regulasi dan perizinan serta pengawasan dan penin- lainnya. Tata niaga tersebut perlu diatur oleh bursa
dakan merupakan hal mendesak dalam pertimahan timah tersebut dengan regulasi yang sesuai. Selain
di Bangka Belitung. Kedua aktivitas inti tersebut perlu itu pemerintah perlu menaikan biaya keluar (royalti)
dibenahi terkait kinerja maupun integritas kedua aktor yang selama ini hanya 3% dari nilai jual timah. (d)
dalam aktivitas inti tersebut Strategi pembentukan kelembagan terlihat dalam ko-
Model bisnis ini terbentuk merupakan ekstraksi tak BUMD/koperasi. Tujuan pembentukan BUMD/
wawancara mendalam dari strategi campuran yang koperasi berguna untuk mengakomodir tambang
diterapkan dalam menyelesaikan permasalahn per- rakyat yang ada Bangka Belitung. Keberadaannya
timahan di Bangka Belitung. Strategi campuran yang perlu diatur dalam satu lembaga yang bertanggung
diperoleh merupakan kolaborasi strategi audit dan jawab terhadap kegiatan pertambangan. Strategi
pengawasan, strategi standardisasi, strategi tata niaga, tersebut juga terlihat adanya kelembagaan bursa timah
dan strategi hilirisasi sehingga terbentuknya dalam INATIN-BKDI sebagai wadah dalam ekspor timah
kerangka model bisnis. Adapun penjelasan strategi dan turunannya. (e) Strategi hilirisasi terlihat dalam
campuran yang terdapat dalam model bisnis industri pengolahan produk jadi timah yang dihasilkan yang
tambang timah sebagai berikut: (a) Strategi audit dan dapat dijual langsung ke pengguna. Hilirisasi perlu di-
pengawasan industri tambang timah terlihat dalam tunjang dengan persiapan infrastruktur yang memadai
kolom kotak diatas berupa pengawasan penegak dan royalti yang tinggi untuk mendorong hilirisasi
hukum, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. pertimahan.
Strategi integratif, lintas sektoral, dan koordinatif oleh Strategi campuran tersebut merupakan solusi
lembaga yang berwenang ataupun ditunjuk. Stategi untuk menyelesaikan pertimahan di Bangka Belitung.
ini digunakan untuk mengawasi aturan hukum yang Berbagai strategi tersebut memiliki gap yang masih
telah ada agar berjalan dengan baik dan benar. Dalam ada. Perlu tindaklanjut berikutnya untuk menyelesai-
penerapan strategi ini perlu juga ditingkatkan integritas, kan gap tersebut.
kualitas dan jumlah dari aktor audit dan pengawasan Pembentukan model bisnis tersebut diharapkan
tersebut. Kerjasama lintas sektoral dalam audit dan dapat meningkatkan kinerja industri pertambangan
pengawasan oleh penegak hukum, pemerintah pusat timah di Bangka Belitung. Adapun peningkatan kinerja
dan pemerintah daerah perlu dilakukan. (b) Strategi industri tambang timah secara kualitatif sebagai
standardisasi pertimahan terlihat dapat dilakukan dengan berikut: (a) Tambang inkonvesional. Dengan diaturnya
klusterisasi wilayah pertambangan dan standarisasi tambang inkonvesional dibawah BUMD/koperasi me-
produk timah. Kolom 1a, 1b, dan 1c menandakan miliki keuntungan bagi industri maupun negara
dalam pertambangan timah perlu dilakukan klusterisasi diantaranya a) penambangan rakyat lebih terkoordinir
wilayah pertambangan timah. Selama ini belum ada sehingga ada lembaga yang bertanggung jawab, selain
klusterisasi wilayah pertambangan timah bagi penam- itu dapat dikenakan pajak, kewajiban reklamasi, dan
bang rakyat, swasta maupun BUMN. PP No.22/2010 kewajiban tambang lainnya b) berkurangnya tambang
tetang wilayah pertambangan belum mengatur terkait rakyat yang illegal dan merusak lingkungan, c)
klusterisasi pertambangan. Dengan klusterisasi terkendalinya tambang rakyat sehingga produksi pasir
dibedakan dengan tingkat teknologi dan modalnya timah dapat dikendalikan jangan sampai kelebihan
sehingga wilayah pertambangan dangkal atau aluvial pasokan, dan d) rakyat memliki hak untuk menambang

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 203


R. Rudy Irawan, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo dan Setiadi Djohar

secara legal sehingga mereka tidak kehilangan mata yang berlaku. Hal tersebut menguntungkan pemerin-
pencaharian di tambang timah. (b) Adanya klusterisasi tah dan masyarakat sekitar, serta terciptanya kepas-
wilayah pertambangan swasta, BUMN dan BUMD/ tian hukum. Audit dan pengawasan menyebabkan
koperasi. Klusterisasi wilayah pertambangan mem- kinerja industri berkelanjutan dan berkesinambungan.
berikan keuntungan bagi pelaku usaha untuk berkom- Dengan diterapkan model bisnis dengan strategi
petisi secara sehat. Pertambangan dalam dan laut campuran tersebut di industri tambang timah dapat
diberikan untuk pemodal besar seperti BUMN dan meningkatkan kinerja industri tambang timah tersebut.
swasta sedangkan penambang dangkal oleh koperasi/ Kinerja yang lebih baik tersebut akan menguntungkan
BUMD. Hal tersebut juga melindungi tambang rakyat semua pihak yang berkepentingan terutama negara,
untuk dapat bersaing dengan tambang skala besar. industri yang berkelanjutan dan masyarakat Bangka
Dengan klusterisasi juga mempermudah pengawasan Belitung.
terhadap tambang timah tersebut. (c) Strategi tata
niaga timah dengan kenaikan biaya keluar yang tinggi. IMPLIKASI MANAJERIAL
Saat ini biaya keluar 3% dalam bentuk royalti sedang-
Model bisnis dibentuk dari ekstrasi wawancara
kan untuk tambang batubara royalti telah mencapai
mendalam dan kajian pustaka dari berbagai sumber
11%. Kenaikan biaya keluar dapat memberikan ke-
yang diperoleh. Ada beberapa implikasi manajerial
untungan bagi pendapatan daerah Bangka Belitung, yang dihasilkan dari kajian ini sebagai berikut: (a) Pra-
pembangunan infrastruktur daerah, dan mendorong syarat model bisnis terkait politik dan hukum yang
hilirisasi produk timah. Strategi tata niaga timah dalam memiliki peranan penting. Oleh karena itu pemerintah
bentuk lain harus melalui bursa INATIN. Saat ini harus menciptakan politik yang stabil serta keinginan
terjadi kecurangan pelaku industri timah dengan politis (political will) untuk mengatur pertimahan
membentuk timah dalam bentuk lain (tin solder) yang serta hukum yang jelas dan tegas. (b) Prasyarat model
dapat diekspor langsung ke luar negeri. Dengan diatur- bisnis memberitahukan terkait regulasi dan perizinan.
nya melalui bursa timah maka dapat dikenakan biaya Pemerintah perlu mendorong regulasi yang jelas dan
keluar (royalti) dan pajak terkait ekspor tersebut. koordinatif. Pengawasan dan penindakan menjadi
Dengan diaturnya melalui bursa tersebut juga dapat penting sehingga pemerintah perlu membangun peng-
diketahui secara tepat jumlah ekspor timah Indonesia awasan yang lebih ketat, jumlah aparat yang memadai
sehingga lebih mudah dalam pengawasan industri dan menjaga integritas pegawai negeri tersebut. (c)
tersebut. (d) Standardisasi timah dalam bentuk lain. Banyaknya aktor regulator dan lembaga penegak hu-
Belum adanya standardisasi timah dalam bentuk lain kum yang bermain di pertimahan. Oleh karena itu
(tin solder) sehingga pelaku industri membuat tin pemerintah perlu melakukan restrukturisasi birokrat
solder tidak standar. Upaya tersebut merupakan ben- pemerintahan dan pengendalian internal perlu diting-
tuk kecurangan dalam menghindari royalti, pajak dan katkan. (d) Standardisasi timah dalam bentuk lainnya
menghilangkan asal usul pasir timah yang diperoleh. sehingga berimplikasi pemerintah perlu membuat
Dengan dibuat standar timah dalam bentuk lain dapat regulasi SNI dalam bentuk lainnya seperti SNI timah
diketahui spesifikasi timah dalam bentuk lain yang jelas solder, SNI tin plate dengan merujuk standar interna-
sehingga kerugian negara dapat ditekan. Selain itu sional yang berlaku. (e) Klusterisasi wilayah pertam-
menyebabkan persaingan dalam industri tersebut ber-
bangan berimplikasi pemerintah perlu merevisi Per-
jalan sehat dan menguntungkan pemerintah. (e) Hiliri- aturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang
sasi timah. Dengan melakukan hilirisasi pertimahan wilayah pertambangan dengan membatasi tambang
meningkatkan nilai tambang industri tambang timah
dalam dan laut untuk swasta dan BUMN sedangan
tersebut. Hilirisasi juga menciptakan multiplier effect tambang dangkal untuk koperasi/BUMD atau mem-
yang tinggi sehingga tidak perlu menjual timah dengan
buat petunjuk teknis terkait PP No.22/2010 berupa
harga murah. Dengan hilirisasi juga menciptakan klusterisasi tambang timah memiliki dengan koordinasi
lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat. (f) dinas terkait dan pemda. (f) Tata niaga timah terhadap
Dengan strategi audit dan pengawasan dapat mening-
timah dalam bentuk lainnya (tin solder) berimplikasi
katkan kepatuhan pelaku industri terhadap regulasi dengan pemerintah perlu merevisi Perdagangan

204 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

Nomor 32/M-DAG/PER/6/ 2013 tentang Ketentuan Koperasi dan penambang inkonvensional. Penambang
Ekspor dengan mewajibkan diperdagangakan di bursa inkonvensional harus di bawah koordinasi BUMN/
timah INATIN. (g) Kenaikan bea keluar timah ba- BUMD atau koperasi sedangkan swasta langsung
tangan berimplikasi dengan pemerintah perlu menge- menambang sendiri. Kemudian dalam proses pengo-
luarkan Peraturan Menteri Keuangan terkait bea ke- lahan dapat dilakukan di smelter BUMN/BUMD atau
luar timah yang lebih tinggi dengan koordinasi dengan smelter swasta yang dimiliki. Produknya bisa dalam
dinas terkait. (h) Hilirisasi berimplikasi pemerintah bentuk timah balok, timah dalam bentuk lainnya dan
perlu segera menyiapakan infrastruktur seperti jalan, barang jadi. Produk barang jadi bisa di jual langsung
pelabuhan, listrik, air dan telokomunikasi yang baik di ke pengguna sedangkan produk timah balok atau
Bangka Belitung. Penrsiapan infrastruktur dan penun- timah dalam bentuk lainnya harus melalui bursa timah
jang industri perlu segera dilakukan. (i) Audit dan INATIN-BKDI yang kemudian dijual ke pengguna.
pengawasan berimplikasi terhadap pemerintah perlu (d) Dengan diterapkan model bisnis dan strategi in-
menyiapkan jumlah, kualitas dan meningkatkan inte- dustri tersebut meningkatkan kinerja industri tambang
gritas petugas atau aparat hukum di lapangan yang timah. Kinerja industri yang diharapkan adalah pening-
lebih baik. (j) Pembentukan kelembagaan BUMD/ katan pendapatan daerah dan negara, persaingan yang
koperasi berimplikasi pemerintah perlu menyiapkan sehat di industri tambang timah, keberlajutan industri
perangkat hukum dan modal yang memadai untuk tambang timah, daya saing industri, kesejahteraan dan
lembaga tersebut. keadilan bagi masyarakat serta industri timah yang
tertata lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Saran
Model bisnis diperoleh dari wawancara menda- Dalam penelitian ini ada beberapa saran yang
lam responden pakar dan kajian. Berdasarkan hasil dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya. Adapun
kajian ini telah didapatkan beberapa kesimpulan seba- saran yang diberikan adalah sebagai berikut: (a) Perlu
gai berikut: (a) Diketahui stakeholder utama dalam analisis mendalam pengaruh masalah pengawasan
model bisnis yaitu pemerintah daerah, pemerintah pu- dan penindakan lemah terhadap kepatahuan pelaku
sat dan lembaga penegak hukum. Selain itu diketahui bisnis terhadap regulasi yang ada. (b) Model bisnis
lingkungan strategi dalam model bisnis yang memiliki menunjukkan bahwa pemerintah daerah, pemerintah
peranan penting yaitu i) politik dan hukum, ii) ekonomi pusat dan lembaga penengak hukum memiliki kepen-
dan bisnis dan iii) social, budaya dan kepemimpinan. tingan yang tinggi sehingga perlu dianalisis konstestasi
Diketahui pula aktivitas industri yang perlu diperbaiki aktor dan jaringannya tersebut dalam mempengaruhi
yaitu i) regulasi dan perizinan dan pengawasan dan pertimahan di Bangka Belitung. (c) Perlu mengkaji
penindakan. (b) Model bisnis yang dibentuk meng- efektivitas regulasi, perizinan dan pengawasan di
gambarkan strategi campuran yang diterapkan dalam industri pertambangan timah yang telah ada dan perlu
industri tambang timah yaitu (1) strategi audit dan mengkaji ekonomi politik yang terjadi di industri
pengawasan industri pertambangan timah, (2) strategi pertambangan timah.
standardisasi industri pertambangan timah, (3) strategi
tata niaga pertimahan, (4) strategi pembentukan ke- DAFTAR RUJUKAN
lembagan timah dan (5) strategi hilirisasi industri per- Azis, I.J., Salim, E. 2005. Development Performance and
tambangan timah. (c) Model bisnis dalam kajian ini Future Scenarios in the Context of Sustainable Utili-
adalah bagan yang merupakan hubungan yang saling sation of Natural Resources. Di dalam: Resosudarmo
terkait terhadap elemen-elemen yang menciptakan BP editor. The Politics and Economics of Indonesia’s
dan memberikan nilai bagi industri maupun negara. Natural Resources, hlm 125–144. Singapura: ISEAS.
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2012. Perkembangan Peneri-
Model bisnis timah tersebut merupakan alur dari pro-
maan PDB dari Barang Tambang dan Mineral
ses penambangan hingga perdagangan. Dalam proses Tahunan. http://www.bps.go.id/tab_sub/view. php?
penambangan hanya ada swasta, BUMN, BUMD/ tabel= 1&daftar =1&id_ subyek= 11& notab=1

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 205


R. Rudy Irawan, Ujang Sumarwan, Budi Suharjo dan Setiadi Djohar

[Akses 15 Mei 2012] Inonu I. 2010. Pengelolaan Lahan Pascatambang Timah


_______. 2013. Statistika Daerah Provinsi Kepulauan di Pulau Bangka: Sekarang dan Yang Akan Datang.
Bangka Belitung 2013. Bangka (ID): BPS Provinsi Makalah pada Bintek Reklamasi Lahan Pasca
Kepulauan Bangka Belitung. Tambang Kabupaten Bangka Tengah tanggal 12-10-
Bastida, A.E., Parmita, D. 2013. Legal Baseline Review Tin 010 di Muntok.
Mining Sector in Indonesia. Di dalam: ITRI Bangka Kindstrom, D. 2010. Towards A Service-based Business
Tin Forum; 2013 Des 11; Bangka, Indonesia. Model-Key Aspects for Future Competitive Advan-
[BLHD] Badan Lingkungan Hidup Daerah Bangka tage. European Management Journal. Vol.28:479–
Belitung. 2012. Kondisi Bangka Belitung.http://blhd. 490. doi:10.1016/j.emj.2010.07.002
babelprov.go.id/index.php?r=dokumen [Akses 16 Leavy, B. 2010. A System for Innovating Business Models
Mei 2012]. for breakaway growth. Strategy & Leadership. Vol.38:
Brunnschweiler, C.N. 2008. Cursing the Blessing? Natural (6)5–15. doi:10.1108/10878571011088014.
Resource Abudance, Institutions, and Economic Megawandi, Y. 2013. Transformasi Pembangunan Ekonomi
Growth. World Development. Vol.36(3):399–419. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di dalam: ITRI
Daft, J., Albers, S. 2013. A Conceptual Framework for Mea- Indonesia Tin Forum; 2013 Des 11; Bangka, Indonesia.
suring Airline Business Model Convergence. Jour- Michelini, L., Fiorentino, D. 2011. New Business Model for
nal of Air Transport Management. Vol.28:47–54. http:/ Creating Shared Value. Social Responsibility Journal.
/dx.doi.org/10.1016/j.jairtraman.2012.12.010. Vol.8(4):561–577. doi: 10.1108/17471111211272129.
Dunford, R., Palmer, I., Benveniste, J. 2010. Business Model Nenonen, S., Storbacka, K. 2010. Business Model Design:
Replication for Early and Rapid Internationalisation Conceptualizing Networked Value Co-creation. Inter-
The ING Direct Experience. Long Range Planning. national Journal of Quality and Service Sciences.
Vol.43:655–674. doi:10.1016/j.lrp.2010.06. 004. Vol.2(1):43-59. http://dx.doi.org/10.1108/17566691011
Elfida. 2007. Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat 026595.
Sebagai Masukan dalam Penentuan Kebijakan Tata Osterwalder, A. 2004. The Business Model Ontology A
Ruang di Kabupaten Bangka. Tesis. Bogor: Institut Proposition in A Design Science Approach. Tesis.
Pertanian Bogor. France: ’Université de Lausanne.
Erman, E. 2007. Rethinking of Legal and Illegal Economy: Osterwalder, A., Pigneur, Y. 2010. Business Model Genera-
A Case Study of Tin Mining in Bangka Island tion. New Jersey: John Wiley & Son Inc.
[internet] [waktu dan tempat tidak diketahui]. [diunduh _______. 2012. Business Model You A One Page Method
2013 Juni 15]. Tersedia pada: http://globetrotter. for Reinventing Your Career. New Jersey: John Wiley
berkeley.edu/GreenGovernance/papers/Erman & Son Inc.
2007.pdf Palo, T., Tahtinen, J. 2013. Networked Business Model De-
_______. 2007. Deregulation of Tin Trade and Creation of velopment for Emerging Technology-based Services.
Local Shadow State, A Bangka Case Study. Di dalam: Industrial Marketing Management. Vol.42:773–782.
Nordholt NS, Klinken G, editor. Renegotiating Bound- http://dx.doi.org/10.1016/j.indmarman.2013.05.015
aries Local Politics in Post-Suharto Indonesia; Panagiotopoulos, P., et al. 2012. A business Model Per-
Leiden: KITLV Press. hlm 177–202. spective for ICTs in Public Engagement. Government
_______. 2010. Tambang, Perempuan dan Negara Gagal. Information Quarterly. Vol.29:192–202. doi:10.1016/
Di dalam: Kuliah Umum Universitas Mulawarman j.giq.2011.09.011
Jatam-Kaltim; 2010 Mar 9; Samarinda, Indonesia. [Permendag]. Peraturan Menteri Perdagangan Republik
_______. 2013. Dampak Penambangan Timah dan Respon Indonesia. 2013. Permendag No 23 Perubahan atas
Masyarakat Lokal. Di dalam: ITRI Indonesia Tin Permendag No.78/M-Dag/PER/12/2012 tentang
Forum; 2013 Des 11; Bangka, Indonesia. Ketentuan Ekspor Timah. Jakarta: Kementerian
Hayati, T. 2011. Perizinan Pertambangan di Era Reformasi Perdagangan RI.
Pemerintah Daerah Studi tentang Perizinan Pertam- [PP] Peraturan Pemerintah. 2010. PP No.22 tentang Wilayah
bangan Timah di Pulau Bangka. Disertasi. Depok: Pertambangan. Jakarta: Sekretariat Negara RI.
Universitas Indonesia. Ple, L., et al. 2010. Customer-integrated Business Models:
[IDH] The Sustainable Trade Initiative. 2013. Supporting A Theoritical Framework. Management. Vol.13(4):226–
Sustainable Tin Production in Bangka Belitung, 265.
Indonesia. Di dalam: ITRI Bangka Tin Forum; 2013 Purba, D.P. 2007. Penegakan Hukum Pidana terhadap
Des 11; Bangka, Indonesia.

206 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 2 | JUNI 2014
Model Bisnis Industri Tambang Timah Berkelanjutan (Studi Kasus Bangka Belitung)

Tindak Pidana di Bidang Pertambangan Studi Sapanli, K. 2009. Analisis Kebijakan Pembangunan Eko-
Pada Pertambangan Timah di Provinsi Bangka nomi Kelautan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Belitung. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Purdy, M., et al. 2012. Three New Business Models for Sidabukke, M. 2011. Penambangan Timah Tanpa Izin Pada
The Open Firm. Strategy & Leadership. Vol.40(6):35– Kawasan Hutang Lindung Studi Kasus Kawasan
41. doi:10.1108/10878571211278877. Hutan Lindung Gunung Sepang Kabupaten Bangka
Resosudarmo, B.P., Resosudarmo, I.A.P., Sarosa, W., Belitung. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Subiman, N.L. 2009. Socioeconomic Conflicts in [Walhi] Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. 2013. Mari
Indonesia’s Mining Industry. Di dalam: Cronin R, Buat Bangka-Belitung Lebih Baik. Di dalam: ITRI
Pandya A, editor. Exploiting Natural Resources: Indonesia Tin Forum; 2013 Des 11; Bangka, Indonesia.
Growth, Instability, and Conflict in the Middle East Widyatmiko, R.B. 2012. Pengembangan Wilayah Berke-
and Asia; Washington: The Henry L. Stimson Cen- lanjutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ter. hlm 33–48. Studi Kasus Transfromasi Perekonomian Wilayah
Resosudarmo, B.P., Subiman, N.L. 2010. Tambang untuk Berbasis Pertambangan Timah. Disertasi. Bogor:
Kesejahteraan Rakyat: Konflik dan Usaha Penyelesai- Institut Pertanian Bogor.
annya. Di dalam: Aziz IJ, editor. Pembangunan Zulkarnaen, I., et al. 2005. Konflik di Kawasan Pertam-
Berkelanjutan: Peran dan Kontribusi Emil Salim. bangan Timah Bangka Belitung: Persoalan dan
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm 426–449. Alternatif Solusi. Jakarta (ID): LIPI Press.
Richter, M. 2013. Business Model Innovation for Sustain-
able Energy: German Utilities and Renewable Energy.
Energy Policy. http://dx.doi.org/10.1016/j.enpol. 2013.
05.038i.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 207

Anda mungkin juga menyukai