Anda di halaman 1dari 27

KARYA TULIS ILMIAH

MAINTENANCE PLANNING STANDART YANG BERPENGARUH


TERHADAP PRODUKTIVITAS MESIN PRODUKSI

Oleh :

Muhammad Sudirman

200111202053

FAKULTAS TEKNIK MESIN

JAKARTA GLOBAL UNIVERSITY

2022
KATA PENGANTAR

Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini dengan judul ” MAINTENANCE


PLANNING STANDART YANG BERPENGARUH TERHADAP
PRODUKTIVITAS MESIN PRODUKSI ”, Tugas Akhir Semester ini disusun
untuk memenuhi tugas dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
Penelitian dan penyusunan ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dan
keterlibatan beberapa pihak, ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Zakia Maulida Antono, SST, MIT. selaku dosen tatap muka/ online mata
kuliah Bahasa Indonesia dan selaku dosen pembimbing dalam penulisan Tugas
pembuatan KTI.
2. Teman-teman kuliah angkatan 2021 yang selalu aktif untuk berdiskusi di kelas
virtual maupun tatap muka.

Semoga Katya ilmiah ini dapat bermanfaat kepada pihak yang membacanya,
terutama yang berminat di bidang pengembagan sumber daya manusia maupun
pendidikan. Segala kekurangan dari tulisan ini adalah dari penulis sendiri, harapannya
perbaikan dapat dilakukan dimasa mendatang.

Tembagapura, 18 July 2022

Penulis

Muhammad Sudirman

1
2

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar isi……… …………………………………………………………………. ii
Daftar gambar…………………………………………………………………….. ii
Daftar Tabel…..…………………………………………………………………… ii
Abstrak …….……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 6
D. Kegunaan Penelitian………………………………………………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pemeliharaan………………………………………………….…….. 7
B. Jenis Pemeliharaan ………………………………………….……… 8
C. Konsep pemeliharaan ………………………………….…………… 12
D. Fungsi Distribusi Kerusakan .…………………………….……… 17
E. Fungsi Kehandalan ……………………..……………….………… 17
F. Metodologi ………………………………………………………… 22
G. Definisi dan operasional variable penelitian……………………….. 23
H. Pengumpulan data………………………………………………….. 25
I. Metode Analisa…………………………………………………….. 25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan…………………………………………………….…… 38
B. Saran……………………………………………………….……….. 38
C. Daftar Pustaka…….…………….……..………………….………… 38
D. Cek Turnitin………….……………..……………………..…………. 39

DAFTAR GAMBAR ………………..


A. Maintenance pipelines model……………………………………………….. 6
B. Perbedaan antara matrik kerusakan ………………………………………….. 28

DAFTAR TABEL ……………………


A. Nilai parameter bentuk Distirbusi Weibull………….…………………………. 24
3

ABSTRAK

Hal yang paling mendasar didirikannya sebuah perusahaan adalah bertujuan untuk
selalu berkembang mencapai kemajuan dan mencapai keuntungan yang maksimal. PT
Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan bergerak pada
bidang pengolahan material batu pasir manjadi bahan baku tembaga.

Maintenance Planning Standards disusun untuk memberikan pedoman dan acuan


dalam proses perencanaan maintenance bagi semua pihak khususnya bagi praktisi
maintenance dan karyawan maintenance baru yang bekerja di area PTFI serta untuk
menstandarisasi proses perencanaan maintenance di seluruh divisi di PTFI dan
kontraktornya.
Dibuatnya karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui tingkat keandalan alat berat,
program perawatannya yang digunakan untuk membawa bahan produksi. Serta
bagaimana pengaruhnya terhadap produktivitas dari perusahaan tersebut.

Kata Kunci : Perencanaan keandalan, Perawatan. Minimal biaya.


4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Kegiatan produksi tidak terlepas dari Penggunaan alat dan sumberdaya manusia.
Peralatan perlu dipelihara Secara rutin agar Tetap dapat dipakai untuk mengangkut
bahan produksi. Kegiatan ini sangatlah penting untuk menjaga ketersediaan alat, baik
fasilitas maupun manusianya.
Maintenance Planning Standards disusun untuk memberikan pedoman dan acuan
dalam proses perencanaan maintenance bagi semua pihak khususnya bagi praktisi
maintenance dan karyawan maintenance baru yang bekerja di area PTFI serta untuk
menstandarisasi proses perencanaan maintenance di seluruh divisi di PTFI dan
kontraktornya.
Dalam operasi pertambangan seperti di PT Freeport Indonesia (PTFI), peran standar
pemeliharaan sangat penting untuk mendukung operasi. Pemeliharaan didefinisikan
sebagai proses pemeliharaan peralatan untuk mencapai kinerja yang optimal. Standar
Pemeliharaan yang baik memastikan:

 Peralatan selalu dalam keadaan siap, andal, dan dalam kondisi aman.
 Keandalan Peralatan yang Optimal
 Pencapaian Siklus hidup Peralatan & Komponen
 Meminimalkan waktu henti yang tidak terjadwal yang berdampak pada
produktivitas
 Penganggaran Pemeliharaan yang Efektif
 Kepatuhan terhadap kebijakan Keselamatan, Kesehatan & Lingkungan

PTFI akan bekerja sama dengan kontraktor PTFI dalam menerapkan standar
pemeliharaan PTFI, dalam rangka pemeliharaan fixed plant dan mobile equipment.
Secara keseluruhan, departemen Maintenance dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan
fungsi, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya. Mereka adalah Tim Perencanaan
Pemeliharaan, Tim Tindakan, dan Rekayasa Pemeliharaan.
5

Tim Perencanaan Pemeliharaan mencatat, mengidentifikasi, merencanakan, dan


menjadwalkan semua pekerjaan. Tim Aksi melaksanakan pekerjaan yang direncanakan
dengan kualitas yang sangat tinggi, aman, dan tepat waktu. Sedangkan Maintenance
Engineering menganalisa, mengevaluasi data maintenance, Predictive dan memberikan
rekomendasi strategi Maintenance dan peningkatan peralatan.

Secara garis besar jenis pekerjaan dalam maintenance dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu pemeliharaan terencana dan tidak terencana. Pemeliharaan terencana
adalah adalah semua pekerjaan perbaikan pemeliharaan yang perlu dilakukan pada
peralatan yang telah direncanakan sebelumnya atau harus dilakukan secara berkala.

Pemeliharaan tidak terencana adalah setiap pemeliharaan, yang dilakukan untuk


perbaikan alat yang rusak, tidak direncanakan serta memerlukan pelaksanaan dalam
jangka waktu yang dijadwalkan saat ini.

Pemeliharaan yang Direncanakan umumnya terdiri dari pekerjaan berikut:

 Preventive Maintenance (PM), untuk semua pekerjaan pemeliharaan yang


telah direncanakan secara berkala dengan standar yang berlaku.
 Predictive Maintenance (PdM), untuk semua pekerjaan terencana atau
berkala yang berkaitan dengan pengujian kondisi peralatan/unit, inspeksi,
pengamatan untuk memastikan kondisi unit.
 Corrective Maintenance, untuk semua perawatan atau perbaikan yang
merupakan rekomendasi atau hasil dari PM sebelumnya atau inspeksi
peralatan.
 Pemeliharaan/Pemeriksaan Rutin, pekerjaan rutin adalah pekerjaan yang
dihasilkan sistem yang dilakukan pada peralatan internal tertentu
 Planned Component Replacement (PCR), untuk semua pekerjaan yang
secara berkala mengganti komponen pada interval yang telah ditentukan
pada suatu peralatan.
 Rebuild, overhaul lengkap dan perbaikan peralatan kembali ke Zero hours.

Pemeliharaan yang Tidak Direncanakan umumnya terdiri dari pekerjaan berikut:


6

 Breakdown/Failure/reactive, untuk semua pemeliharaan perbaikan, atau


pekerjaan penggantian pada peralatan yang tiba-tiba rusak (tidak dapat
dioperasikan).
 Kecelakaan, semua pekerjaan pemeliharaan perbaikan atau penggantian
peralatan yang diakibatkan oleh kejadian yang tidak terduga.
 Extended PM (PM overrun), untuk semua jenis pekerjaan pemeliharaan
atau pekerjaan tambahan yang mengharuskan peralatan turun melebihi
waktu yang direncanakan dari acara PM. Pekerjaan pemeliharaan tidak
diketahui dan tidak direncanakan sebelum pemadaman peralatan yang
direncanakan.

Kerjasama yang baik dan ketergantungan yang tinggi antara masing-masing bagian
pemeliharaan diperlukan dalam melaksanakan tugas ketiga bagian tersebut. Dengan
demikian, alur proses kerja harus mengikuti jalur yang memiliki proses pipeline yang
telah ditentukan, seperti yang diilustrasikan pada Diagram 1.1. Model Pipa
Pemeliharaan.

Gbr. 1, Maintenance pipelines Model


7

Keunggulan pemeliharaan adalah kerangka kerja untuk menantang tinjauan kritis


integritas dan produktivitas proses pemeliharaan. Melalui keunggulan pemeliharaan,
PTFI berupaya menyediakan proses berkualitas tinggi yang mendukung:
 Perbaikan terus-menerus,
 Meminimalkan biaya,
 Memaksimalkan ketersediaan peralatan
 Keandalan,
 Meningkatkan produktivitas,
 Keamanan,
 Mengurangi dampak lingkungan,
 Manajemen suku cadang yang efektif,
 Sumber daya yang cukup untuk melakukan kegiatan pemeliharaan

Penelitian ini dimaksudkan untuk merencanakan perawatan permesinan agar lancer


berproduksi. Jika perusahaan memiliki sistem perawatan yang teratur maka mesin dapat
berjalan dengan baik.

1.2 Identifikasi masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasikan
adalah:
Cara upaya melakukan perancangan sistem informasi melalui merencanakan
Pemeliharaan, mencatat, mengidentifikasi, menjadwalkan pekerjaan, melaksanakan
pekerjaan dan Maintenance engineering (Analiasis, Evaluasi, Rekomendasi).

1.3 Pembatasan Masalah


Batasan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Model Penerapan penjadwalan service yang dilakukan harus terealisasi oleh tim
eksekutor/ pelaksana dilapangan.
2. Alat yang dipakai dalam penelitian adalah mesin tambang pengangkut bahan
tambang.
8

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terjadi adalah:
1. Bagaimana menjadwalkan perawatan mesin dengan baik dan benar di PT Freeport
Indonesia?
2. Bagaimana Tim Perencanaan Pemeliharaan, Tim Tindakan, dan Rekayasa
Pemeliharaan dapat bekerjasama dengan baik?
3. Bagaimana dampak sistem ini dapat mendukung bisnis perawatan dalam mencapai
ketersediaan peralatan dan kehandalan alat setelah diservice.

1.5 Tujuan penelitian


Tujuan yaitu:
1. Mengetahui proses Tim Perencanaan Pemeliharaan, Tim Tindakan, dan Rekayasa
Pemeliharaan dalam menjalankan perawatan pada mesin di PT Freeport Indonesia.
2. Upaya untuk perusahaan untuk Membuat sistem yang terpadu dalah hal
pemeliharaan peralatan tambang.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat adalah:
1. Memperoleh metode efisien dan efektif.
2. Memberikan pengetahuan kepada devisi/ perusahaan lain bahwa sistem yang
diterapkan dapat digunakan sebagai produktivitas mesin operasi tambang.
3. Dapat meningkatkan nilai ekonomis dari mesin yang digunakan selama
menggunakan metode tersebut.
4. Mengurangi jumlah unit yang mengalami kerusakan unplan disaat beroperasinya
mesin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan/ pemeliharaan


Dukungan adalah suatu usaha untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dengan
membuat suatu kerangka kerja dengan tujuan agar unit-unit yang digunakan dapat
berjalan dengan baik, benar dan produktif. untuk menjaga dan menjaga item atau
kerangka kerja dalam kondisi kerja yang terlindungi, bijaksana, produktif dan ideal.
Latihan dukungan penting mengingat fakta bahwa:
• Setiap perangkat memiliki kehidupan yang bermanfaat, pada titik apa pun itu akan
jatuh datar.
• Saat kita mengetahui bahayanya.
• Grup penjadwal mencoba untuk memperluas keberadaan bagian-bagian dengan
batas-batas tertentu.
Upaya utama adalah kerusakan kerusakan, melemahnya dan hasil.
Menjaga unit mesin berjalan sangat penting untuk melakukan ini menyangkut
kesempurnaan dan penundaan yang sedang berlangsung. Hasil Semua latihan bisnis
adalah kreasi, kreasi yang menarik dan efektif adalah apa yang diantisipasi mitra.

2.2 Jenis pemeliharaan


Ada 3 macam, khususnya (breakdown maintenance), PM dan support yang sangat
berguna.
2.2.1. Pemeliharaan restoratif (dukungan kerusakan)
Pemeliharaan restoratif adalah kegiatan penunjang setelah mesin terganggu dalam
aktivitasnya. Dukungan restoratif biasanya dilakukan setelah unit berada di lapangan
dan tidak dapat bergerak dengan cara apa pun dan ini tidak termasuk dalam rencana
kerugian, setelah itu spesialis datang untuk melakukan perbaikan.

Kerugiannya adalah akibat tidak dilaksanakannya program pemeliharaan yang


direncanakan. Atribut ini bertahan sampai unit terpisah dan diizinkan untuk berjalan.
Dimana bagian Utama terus bekerja pada waktu melampaui sejauh mungkin.

22
23

Dalam strategi organisasi, dasar bagi individu dapat diandalkan untuk memahami prosedur
dalam membuat masuk akal suku cadang hingga usia maksimal mereka, ini dilakukan
untuk membatasi pengeluaran besar yang terjadi karena beberapa program yang tidak dapat
diterima. Kemungkinan pengeluaran besar, kehilangan kesempatan untuk digunakan,
karena mesin melambat, kesejahteraan representatif mungkin lebih berisiko dan
mematikan.

Keuntungan dari kerangka kerja yang dimaksudkan untuk menghindari bahaya adalah:

• Mesin sederhana dan dasar sudah sesuai.

• Sederhana dan tidak membuat kerangka kerja pemeliharaan.

Kerugiannya adalah:

• Merugikan dengan cepat dan membahayakan administrator dan mekanik.

• Akan ada kemalangan yang tinggi meskipun pembeliannya mahal, spekulasinya tinggi

• Buruh lapangan tidak siap.

Akhir dari pemeliharaan restoratif adalah untuk memperbaiki sebelum terjadi kerusakan.
Ini lebih memusatkan perhatian pada masalah setelah itu terjadi, sebagai lawan membedah
masalah agar tidak dirugikan.

Seperti pemeliharaan perbaikan dapat ditentukan oleh MTTR (rata-rata kesempatan untuk
memperbaiki) di mana waktu untuk memperbaiki memiliki latihan yang biasanya
dipisahkan menjadi 3 kelompok:

• Waktu perencanaan: waktu yang dibutuhkan untuk kesiapan, misalnya mencari


individu untuk bekerja, bepergian, perlengkapan telah terpenuhi atau belum dan
pengujian perangkat keras.

• Waktu Dukungan Dinamis: waktu yang diharapkan untuk memainkan


pertunjukan. Menggabungkan waktu yang berkonsentrasi pada diagram
pemeliharaan sebelum perbaikan asli dimulai dan waktu yang dihabiskan untuk
mengonfirmasi bahwa masalah telah diperbaiki.
24

• Waktu tunda: waktu yang diharapkan untuk memercayai bahwa suku cadang
dalam mesin akan diperbaiki.

Cara mengharapkan bahaya adalah

1. Pencatatan masalah.
2. Improvement alat agar menjadi mudah.
3. Membuat sistem baru.
4. Rekayasa component yang rusak.
5. Replacement dengan komponen repair atau baru.
6. Peningkatan prosedur PM.
7. Evaluasi dan Membuat sistem baru bila diperlukan.

2.1.1 Preventive Maintenance


Dukungan preventif bergerak sebelum masalah terjadi pada mesin. Ini bagus
untuk dilakukan agar masalah tidak terjadi saat unit bekerja dan tidak diatur.
Manfaatnya adalah menjaga kualitas kerangka yang dibuat, keamanan dijaga untuk
dua mekanik dan administrator. Umur bantuan mesin akan meningkat.
ada empat klasifikasi dalam Pemeliharaan Pencegahan, termasuk:
1) Time-Coordinated (TD) adalah dukungan yang dikoordinasikan secara
langsung untuk menghindari kekecewaan atau kerugian.
2) Condition-Coordinated (Cd) adalah pengobatan yang ditujukan untuk
membedakan kekecewaan atau efek samping dari kerugian.
3) Disappointment Finding (FF) adalah dukungan yang ditujukan untuk
melacak kekecewaan rahasia.
4) Rush to-Disappointment (RTF) adalah pemeliharaan mengingat pemikiran
bagian yang berjalan sampai jatuh datar dengan alasan bahwa pilihan yang berbeda
tidak praktis atau tidak menguntungkan secara finansial.
25

2.1.2 Total Produksi pemeliharaan


Biaya pemeliharaan korektif akan berbanding terbalik dengan pemeliharaan.
Pemeliharaan Secara produktivitas dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut
(Tampubolon, 2004, p253):
1. Mendesain mesin atau peralatan yang Memiliki realibilitas tinggi, mudah dioperasikan
dan mudah dipelihara.
2. Analisa biaya investasi untk mesin atau peralatan dengan pelayanan dari pemasok dan
biaya biaya pemiliharaannya.
3. Mengembangkan perencanaan preventif yang dapat dimanfaatkan Secara praktis oleh
operator, pemeliharaan, dan Teknisi.
4. Melatih pekerja untuk mengoerasikan mesin atau peralatan, termasuk untuk
memeliharanya.

2.2 Strategi pemeliharaan


2.2.1 Istilah hubungan waktu
1. Up time
waktu (periode of time) dimana mesin ada dalam kondisi baik sehingga dapat
Melakukan fungsi seperti seharusnya (Melakukan fungsi dalam kondisi yang
ditetapkan dan dengan maintenance yang telah ditetapkan)
2. Down time
Waktu (periode of time) dimana mesin tidak berada dalam kondisi untuk dapat
Melakukan fungsinya. Downtime dihitung mulai mesin tidak berfungsi sampai
Kembali berfungsi setelah dialkukan perbaikan.
3. Operating time
Waktu (period of time) dimana mesin Melakukan fungsi sesperti seharusnya.
Waktu operasi<UP TIME
4. Standby Time
Waktu (period of time) dimana mesin berada dlam kondisi untuk dapat berfungsi
seperti seharusnya, tetapi mesin tidak dioperasikan.
Up time= operating time+standby time
5. Maintenance time
26

Waktu selama dukungan dilakukan termasuk penundaan yang terjadi selama bekerja.

6. Waktu dukungan dinamis

Sepotong waktu dukungan, di mana pekerjaan pemeliharaan dilakukan.

7. Waktu operasi

Waktu di waktu senggang di mana latihan pemeliharaan tidak mungkin dilakukan tanpa
masalah dengan operasi

8. Waktu otoritatif

Waktu di waktu luang, di mana latihan dukungan tidak dapat dimulai karena alasan
otoritatif.

9. Waktu dukungan restoratif

Waktu dalam waktu dukungan dinamis, di mana latihan pemeliharaan restoratif selesai.

10. Waktu pemeliharaan preventif

Waktu dalam waktu dukungan dinamis, di mana latihan pemeliharaan preventif selesai.

2.2.2 Ide waktu kerusakan

Kerusakan adalah akhir dari perangkat saat sedang berlangsung, yang mencakup
mekanika dalam siklus perawatan, termasuk penggantian suku cadang jika diperlukan.
Setiap organisasi memiliki kerangka kerja alternatif dalam memutuskan pentingnya
breakdown.

Waktu margin mesin adalah waktu tidak aktif atau rentang waktu unit tidak dapat lagi
menjalankan perannya sesuai dengan bentuknya.

Komponen waktu Margin:

1. Penundaan Pemeliharaan
27

Waktu yang dihabiskan untuk mempercayai bahwa teknisi akan melakukan interaksi
pemeliharaan. Terdiri dari: perangkat, spesialis, paket uji, suku cadang baru,

2. Penundaan pasokan

Waktu dibutuhkan untuk mekanik memperoleh part yang dibutuhkan dalam proses
perbaikan. Terdiri dari lead time administrative, lead time produksi, dan waktu
transportasi komponen pada lokasi perbaikan.
1. Acces time
Waktu untuk mendapatkan akses pengambilan parts.
2. Diagnoses time
Waktu yang dibutuhkan untuk menentukan penyebab kerusakan dan langkah
perbaikan yang harus ditempuh untuk memperbaiki kerusakan.
3. Repaire or replacement unit
Waktu aktual yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pemulihan setelah
permasalahan dapat diidentifikasikan dan akses ke komponen rusak dapat dicapai.
4. Verification and alignment
Waktu untuk memastikan bahwa fungsi daripada suatu unit telah kembali pada
kondisi operasi semula.

2.2.2 Metode Reliability MTBF, MTBR, MTTR


Definisi
 Mean Time Between Failure (MTBF) waktu rata-rata dari satu kerusakan ke
kerusakan berikutnya
 Mean Time Between Repair (MTBR) waktu rata-rata dari satu perbaikan
kerusakan ke perbaikan kerusakan berikutnya
 Mean Time To Repair (MTTR) waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kerusakan peralatan.
Ukuran keberhasilan suatu tindakan perawatan (maintenance) dapat
dinyatakan dengan tingkat reliability. Maintenance Planner akan menyiapkan jadwal
Pemeliharaan Preventif dan Prediktif (Perencanaan, Penjadwalan, dan Pemantauan)
28

untuk meningkatkan keandalan peralatan. Keandalan peralatan yang lebih tinggi


menghasilkan tim Operasi yang menggunakan peralatan pada tingkat pemanfaatan yang
diinginkan.
Perencana akan memberikan informasi waktu henti dan melaporkan analisis
Waktu Henti, Waktu Rata-Rata untuk Perbaikan (MTTR), Waktu Rata-Rata antara
Kegagalan (MTBF), Analisis Waktu Rata-Rata antara Perbaikan (MTBR), dan Analisis
Kegagalan untuk menangkap akar penyebab masalah apa pun yang memengaruhi
ketersediaan peralatan untuk meningkatkan perencanaan pemeliharaan & keandalan
peralatan.
Analisis Kegagalan digunakan untuk menentukan akar penyebab kerusakan, cacat atau
kegagalan peralatan. Perencana mengumpulkan informasi dari data perincian historis.
Tim Maintenance Engineering bertanggung jawab untuk menempatkan pemberitahuan
ke acara down yang direncanakan dan dijadwalkan berikutnya untuk masing-masing
peralatan. Analisis waktu henti, MTTR, MTBF digunakan untuk ide yang baik
mengenai ketersediaan dan kehilangan pabrik yang dapat membantu dalam
mengidentifikasi area untuk perbaikan.

Gbr 2, Perbedaan antara matrik kerusakan

Secara umum reliability dapat didefenisikan sebagai probabilitas suatu sistem


atau produk dapat beroperasi dengan baik tanpa mengalami kerusakan pada suatu
kondisi tertentu dan waktu yang telah ditentukan,
Yang dimaksud dengan kehandalan adalah:
1. Metode dapat beroperasi sesuai fungsi yang diinginkan untuk suatu periode waktu
tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasi yang telah di tetapkan.
29

2. kesempatan bahwa suatu bagian, sub-kerangka atau kerangka kerja menjalankan peran
dengan tepat, sesuai kebutuhan.

2.2.3 Aksesibilitas Ide

Aksesibilitas adalah kemungkinan bahwa suatu bagian atau kerangka kerja dapat bekerja
sesuai kemampuannya dalam keadaan kerja biasa jika tindakan pencegahan dan
pemeriksaan dalam aksesibilitas adalah batas waktu hipotetis yang dapat diakses agar
kerangka kerja berfungsi dengan baik.

2.2.4 Ide Dukungan

Kelayakan adalah kemungkinan bahwa bagian yang dirugikan akan diperbaiki dalam
jangka waktu (T), di mana dukungan dilakukan sesuai pengaturan yang ada.

2.3 Membahayakan kemampuan sirkulasi

Penyebaran bahaya adalah proporsi usia dan contoh kerusakan pada mesin. dekat dengan
bahaya yang digunakan dalam pengujian dan penghitungan batas kemampuan peruntukan
bahaya.

2.4 Kemampuan yang dapat diandalkan

Dalam pandangan Ebeling (1997, p23) ketergantungan adalah kemungkinan bahwa


kerangka atau bagian akan bergerak dengan cara yang terukur (t). Arti dari kemampuan
kualitas yang tak tergoyahkan adalah kemungkinan bahwa suatu kerangka kerja atau
bagian akan bekerja dengan tepat tanpa dirugikan dalam jangka waktu t dalam keadaan
fungsional yang ditentukan. Kemungkinan kekecewaan suatu komponen waktu dapat
dikomunikasikan sebagai berikut:

F(t) = P(T t), dimana:

T = variabel konstan tidak konsisten yang menyatakan jam kekecewaan


30

F(t)= kemungkinan kerusakan terjadi sebelum waktu T = t (kemampuan dispersi).

Keandalan digambarkan sebagai berikut:

R (t) = P( T>t), dimana:


R (t) = distribusi kehandalan, probabilitas bahwa kegagalan tidak akan terjadi
sebelum t, atau probabilitas bahwa waktu kerusakan lebih besar atau sama dengan t.

2.3 Pola distribusi data dalam keandalan


Pola distribusi data dalam Keandalan (Reliability) antara lain
1. Pola Distribusi Weibull
Distribusi ini biasa digunakan dalam menggambarkan karakteristik kerusakan dan
keandalan pada komponen. Fungsi-fungsi dari distribusi weibull :
a. Fungsi Kepadatan Probabilitas, berdasarkan rumus (Ansori dan Imron, 2013)
f(t) = 𝛽/∝(𝑡/∝)𝛽-1−1exp[(−𝑡/𝛼)𝛽]
αβ≥0
b. Fungsi Distribusi Kumulatif, berdasarkan rumus (Jardine, 1973)
F(t) = 1-exp [(−𝑡/∝)𝛽]
c. Fungsi Keandalan, berdasarkan rumus (Jardine, 1973)
R(t) = exp [(−𝑡/∝)𝛽]
d. Fungsi Laju Kerusakan berdasarkan rumus (Ansori dan Imron, 2013)
r(t) = 𝑓(𝑡)/𝑅(𝑡)= 𝛽/𝛼(𝑡/𝛼)𝛽−1

Parameter β disebut dengan parameter bentuk atau kemiringan weibull (weibull


slope), sedangkan parameter α disebut dengan parameter skala atau karakteristik hidup.
Bentuk fungsi distribusi weibull bergantung pada parameter bentuknya (β), yaitu:
β < 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi hyper-exponential dengan laju
kerusakan cenderung menurun.
β = 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi eksponensial dengan
laju kerusakan cenderung konstan.
31

β > 1 : Distribusi weibull akan menyerupai distribusi normal dengan laju kerusakan
cenderung meningkat.
Menurut Ebeling, dalam distribusi weibull yang menetukan tingkat kerusakan dan
pola data yang terbentuk adalah parameter . Nilai-nilai  yang menunjukkan laju
kerusakan terdapat pada table berikut:

Tabel; 1 Nilai parameter bentuk (  ) Distirbusi weibull

3.1 Metode Penelitian

Menggunakan metode penelitian yang bersifat Deskriptif dan Komparatif, hal ini
dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba membandingkan dua metode yang
berbeda.

Jadi melalui penelitian ini manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum
data yang diperoleh oleh penelitian ini dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

1. Metode Penelitian Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016:11) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang


dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu atau lebih (independent)
tanpa membuat perbandingan atau hubungan dengan variabel lain yang diteliti. Metode
penelitian deskriptif ini digunakan untuk mengetahui:
32

a. Setiap peralatan mempunyai umur pemakaian (useful life), suatu saat dapat
mangalami kerusakan ataupun kegagalan.

b. Kita dapat mengetahui dengan tepat kapan peralatan akan mengalami


kerusakan.

c. Manusia selalu berusaha meningkatkan umur Penggunaan dengan Melakukan


perawatan (maintenance).

2. Metode Penelitian Komparatif

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu subjek atau objek yang ditetapkan oleh peneliti yang
nantinya akan dipelajari dan diteliti sehingga menghasilkan data atau informasi.
Sementara itu operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel
penelitian ke dalam konsep, dimensi dan indikator. Adapun pembahasan mengenai
variabel dan operasionalisasi variabel sebagai berikut :

3.2.1 Definisi Variabel Penelitian

Peneliti Membuat penelitian mengenai kebijakan maintenance mesin produksi


tambang dengan menerapkan metode Total Productive Maintenance untuk mengetahui
efektivitas mesin produksi pada PT. Freeport Indonesia. Variabel-variabel dalam
penelitian ini yaitu Total Productive Maintenance dan Efektivitas mesin produksi.
Adapun definisi dari setiap variabel sebagai berikut :

1. Total preventive maintenance adalah hubungan kerjasama yang erat antara perawatan
dan organisasi produksi secara menyeluruh bertujuan untuk meningkatkan kualitas
produksi, menguragi weast, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan
peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan
manufaktur.

2. Efektivitas (Y) menurut T. Hani Handoko (2010:7) adalah kemampuan untuk


memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
33

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel X (variabel


dependen) yaitu Total Productive Maintenance dan satu variabel Y (variabel
independen) yaitu efektivitas mesin produksi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dipakai adalah:

a. Field Research (Penelitian Lapangan)

Field Research merupakan teknik untuk mengumpulkan data primer, dimana data
primer ini adalah data yang langsung didapatkan dari perusahaan atau dari peninjauan
secara langsung, dengan cara:

1. Observasi

Peneliti Melakukan pengamatan langsung untuk masalah yang diteliti penulis pada
pemeliharaan mesin produksi Caterpillar.

2. Wawancara

Wawancara langsung dilakukan kepada pagawai yang langsung terjun kelapangan


dan tim scheduler yang mebuat jadwal kerja pemeliharaan. Berupa tanyajawab kepada
karyawan.

b. Library Research (Penelitian Pustaka)

Penelitian mengambil data dari berbagai sumber buku, artikel, jurnal, buku
panduan perusahaan dan keagenan paralatan yang dipakai untuk menganalisa masalah
sebaga panduan.

3.4 Metode Analisis Data

Langkah-langkah analisis penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu


mengumpulkan data-data yang diperlukan, dalam upaya efektivitas mesin produksi
dalam penggunaan Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian
pada mesin Caterpillar di PT. Freeport Indonesia dimulai dari metode Total Productive
34

Maintenance dengan menggunakan Overall equipment effectiveness (OEE), dan


dibantu dengan diagram sebab akibat (fishbone). Adapun tahapan-tahapan dalam
melakukan analisis dapat dilihat sebagai berikut :

1. Informasi pendukung mesin, misalnya jumlah mesin yang ada, informasi perawatan
mesin, perbaikan mesin, cara kerja mesin, jam kerja mesin, limit mesin, pekerjaan, dan
rentang waktu kerusakan untuk waktu kerusakan mesin pembuatan.

2. Informasi pembuatan, misalnya jumlah target kreasi dan jumlah hasil kreasi, susunan
kreasi dan waktu pembuatan asli, jumlah hasil kreasi asli, jumlah barang yang cacat dan
variabel apa yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan bentuk pada barang. Informasi
tersebut didapat dari divisi bundling.

3. Mengerjakan kelangsungan hidup mesin-mesin produksi dengan pemeliharaan yang


lengkap dan bermanfaat dengan menggunakan Hardware adequacy (OEE) yang besar yang
digunakan sebagai alat estimasi dalam pelaksanaan program all out useful support (TPM).
Menurut Eswaramurthi (2013:132) alasan OEE adalah untuk mengenali kemalangan yang
merupakan perspektif granular dengan memasukkan semua perwakilan untuk mencapai
tujuan dengan menghilangkan 6 kemalangan, yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan perangkat keras selama aktivitas gigi. OEE memiliki persamaan seperti ini:

OEE = Availability x Performance x Quality dimana:


35

Untuk dapat meningkatkan produktivitas mesin/peralatan yang digunakan maka


perlu dilakukan analisis produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan pada sig big lossses,

atau di sisi lain enam kemalangan besar dapat diatur menjadi tiga macam, khususnya:

1. Kemalangan waktu pribadi, terdiri dari:

sebuah. Kegagalan kerusakan/Kekecewaan perangkat keras, khususnya kerusakan tak


terduga pada peralatan/gigi atau kerusakan yang tidak diinginkan, tentu saja, akan
menyebabkan kemalangan, karena kerusakan motor akan membuat motor tidak berfungsi
untuk menghasilkan hasil. Hal ini akan membawa kesia-siaan dan kemalangan materi serta
peningkatan jumlah barang yang kurang.

b. Mengatur dan mengubah kemalangan/kemalangan karena kemapanan dan

perubahan baik untuk naik termasuk waktu perubahan.

2. Speed Misfortune, terdiri dari:

sebuah. Siaga dan Berhenti Kecil Kemalangan disebabkan oleh kejadian-kejadian, misalnya,
motor berhenti pendek, motor macet, dan waktu siaga motor.

b. Kecepatan Berkurang Kemalangan, khususnya kemalangan karena mesin tidak bekerja


secara ideal (penurunan kecepatan kerja) terjadi jika tingkat kerja asli mesin/roda gigi lebih
rendah dari kecepatan ideal atau kecepatan mesin yang direncanakan.

3. Kemalangan Deformitas:

kemalangan yang dibuat oleh item yang tidak memadai atau item yang jatuh tempo akan
kembali. Item rusak berikutnya akan menyebabkan kerugian materi, penurunan jumlah
produksi, biaya tambahan untuk penyesuaian dan pemborosan produksi yang diperluas.

3.4.1 Keadaan dan hasil logika Grafik

Sangat terlihat dari tanda-tanda penyimpangan dari hasil kerja yang ideal, ada 5 penyebab
antara lain: Manusia (man), strategi kerja (teknik kerja), Mesin atau peralatan kerja lainnya
(mesin/perangkat keras), Substansi yang tidak dimurnikan, Workplace (tempat kerja)
36

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan
1. Untuk menghindari kerusakan mesin produksi Secara mendadak/ unplan,
maka harus dilakukan program preventive Maintenance (PM), ini dapat
dilakukan dengan Membuat perencanaan dan penjadwalan.
2. Tidak Secara keseluruhan total unit yang ada dimasukan dalam proses PM
tersebut, maksimal 5% dari unit yang sedang dioperasikan. Mesin mesin
yang mengalami kerusakan yaitu mayor komponen dan minor komponen.
3. Untuk meningkatkan ketersediaan alat (availability) komponen mesin
maka dilakukan pemeliharaan sesuai standard jam kerja dari masing
masing komponen.
4. Peningkatan keandalan mesin (Reliability) maka harus dilakukan
penggantian pencegahan kerusakan komponen minor komponen seperti
filter sistem yang diganti selama 250 jam kerja mesin. Untuk komponen
minor (pelletizer) setiap 500 jam dan untuk komponen Utama tergantung
dari standard pabrikan.
5. Efesiensi Biaya jika dilakukannya preventive maintenance pada komponen
minor dan mayor akan berpengaruh terhadap anggaran yang sudah di
sepakati oleh jajaran manajemen.
3.2. Saran.
1. Tim scheduler PM, harus mampu menjadwalkan program PM, tersebut,
berdasarkan parameter yang telah disepakati.
2. Tim eksekutor lapangan harus mampu menjalankan pekerjaan yang telah
ditentukan oleh tim scheduler dalam batas hal waktu pekerjaan, kualitas
pekerjaan, dan sertifikasi/ skill manpower
37

3. Untuk meningkatakan availability, reliability dan penghematan biaya


pemeliharaan unit operasional produksi perusahaan harus menjalankan
program PM tersebut.
4. Dari tim produksi Pengguna unit, juga harus ikut dilibatkan dalam proses
schedule yang dibuat oleh pihak maintenance, karena mereka yang Terlibat
langsung dalam menggunakan alat tersebut.
5. Guna memenuhi kehandalan, percepatan pekerjaan, safety maka program
training yang diberikan oleh perusahaan harus juga berimbang terhadap
sumber daya yang ada, baik dari sisi mekanik dan operator unit.
38

D.Daftar Pustaka:
 Buku standart maintenance PT Freeport Indonesia.
 https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/2063/3/BAB_I.pdf
 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2006-2-01072-TI-bab%205.pdf
 (http://www.migas-indonesia.com/files/article/Reliability_an_Introductory_Note.)
 www.scribd.com
 repository.unpas.ac.id
39

E. Cek turmitn/ Plagiarism

Anda mungkin juga menyukai