Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ABSES “BISUL”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH : UIFA NUR AINI
TINGKAT : I (SATU)
MATA KULIAH : KONSEP KEBIDANAN
DOSEN PEMBIMBING : TIRTA ANGGRAINI SST, M.KES

AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG


TAHUN 2021/2022
BAB I

ABSES ( BISUL)

1.1 Pengertian Abses ( Bisu l)


Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati)
yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu
(umumnya karena bakteri atau parasit) atau benda/barang asing (seperti luka
tembakan/tikaman). Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk
menghindari menyebar nya benda/barang asing di tubuh.
Organisme atau benda/barang asing membunuh sel sekitarnya,
mengakibatkan keluarnya toksin. Toksin tersebut menyebabkan radang, sel
darah putih mengalir menuju tempat tersebut dan yang belakang sekali
meningkatkan arus darah di tempat tersebut.
Bangun terakhir bisul adalah dinding bisul yang terbentuk oleh sel sehat
untuk mencegah benda/barang asing tersebut masuk ke dalam tubuh dan
mencegah terkena nya sel lain. Namun, enkapsulasi ini berfungsi untuk
mencegah sel imun untuk menyerang bakteri atau benda/barang asing di bisul.
Bisul mesti dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada
pengumpulan nanah di dalam kavitas yang telah telah tersedia sebelumnya
secara normal, sedangkan bisul mengacu pada pengumpulan nanah di dalam
kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya bisul tersebut.

Daerah peradangan dapat beragam. Abses dapat muncul pada permukaan


kulit, dalam hal ini disebut sebagai bisul. Namun, abses juga dapat muncul
pada jaringan dalam organ, termasuk, bagian vital seperti hati dan usus.

Beberapa jenis abses akan hilang dengan sendirinya ketika pecah dan
nanah mulai mengering. Meskipun, seringkali kondisi ini memerlukan
beberapa intervensi, yang dapat berbentuk obat hingga tusukan jarum dan
bahkan operasi, terutama pada jenis abses yang lebih berisiko.
Abses juga dapat menyulitkan. Misalnya, abses gigi pada akhirnya dapat
menyebabkan sinusitis karena bakteri bergerak melalui rongga sinus. Dalam
beberapa kasus, bakteri dapat menyebabkan sepsis.

Sepsis seringnya berupa kondisi yang mengancam jiwa karena


menandakan tubuh meradang sebagaimana sistem kekebalan tubuh telah
menjadi sangat aktif untuk melawan infeksi, yang dapat bergerak melalui aliran
darah. Sementara beberapa kasus sepsis disebabkan oleh bakteri tertentu, sepsis
juga dapat muncul pada daerah luka.

Ketika sepsis semakin memburuk, pasien berisiko mengalami syok septik,


di mana gumpalan darah dapat muncul dalam pembuluh darah, yang akhirnya
mengurangi pasokan darah ke organ vital, terutama ke otak.

1.2 Peyebab Abses

Penyebab abses sebenarnya sangat tergantung pada daerah asalnya.


Misalnya, abses kulit mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri atau reaksi
kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap benda asing seperti jarum.
Sementara itu, abses gigi dapat muncul karena adanya lubang dan kebersihan
gigi. Ketika seseorang makan, makanan tersebut dipecah menjadi gula, yang
bercampur dengan kalsium dari air liur, sehingga membuat mulut menjadi
lebih asam. Keasaman tersebut dapat menyebabkan melemahnya gigi dan
membentuk lubang.

Abses juga dapat muncul setelah tindakan operasi. Semakin besar sayatan
atau luka di kulit, semakin tinggi kemungkinan abses muncul terutama karena
infeksi bakteri. Namun, pada pandangan yang lebih mendalam, kemunculan
abses berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk melawan berbagai jenis infeksi


dari benda asing termasuk mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit.
Ancaman ini dapat masuk ke dalam tubuh dengan banyak cara termasuk luka
atau tusukan pada kulit atau melalui mulut dari makanan yang dimakan.

Misalnya, setelah bakteri masuk ke dalam tubuh, sistem keebalan tubuh


menghasilkan sel darah putih atau leukosit dari dalam sumsum tulang. Sel ini
kemudian bergerak ke tempat infeksi. Sel darah putih terdiri dari banyak jenis
sel seperti neutrofil, yang bertujuan untuk menyerang bakteri. Mereka bekerja
sama dengan makrofag yang mengirim peringatan ke neutrofil jika bakteri
masih ada.

Ketika leukosit melawan, leukosit dapat menyebabkan kematian jaringan,


yang kemudian dapat meninggalkan lubang di mana mereka menumpuk
bersama dengan bakteri dan leukosit yang telah mati. Karena sel ini dapat
bergerak ke daerah infeksi dalam waktu singkat, sel ini juga dapat menumpuk
dengan cepat, sehingga membentuk nanah.

1.3 Gejala Utama Abses


 Penumpukan darah
 Peradangan
 Kemerahan dan rasa sakit
 Sakit
 Muncul kantung atau benjolan pada kulit yang penuh dengan nanah
 Suhu tubuh meningkat (tanda sel darah putih melawan infeksi)
 Sulit bergerak
 Sulit menelan
 Gejala sinusitis (terutama ketika abses gigi mempengaruhi rongga sinus)
 Jumlah sel darah putih meningkat
 Keluar cairan kekuningan, kuning-putih, atau putih
 Masalah saraf termasuk gangguan (saat abses muncul pada otak)

Masalah pencernaan jika abses berada pada setiap bagian saluran pencernaan
termasuk usus besar dan rektum.
Untuk dapat didiagnosis dengan sepsis karena munculnya abses, pasien
memiliki peningkatan denyut jantung hingga lebih dari 90 denyut per menit
bahkan ketika beristirahat, peningkatan pernapasan lebih dari 20 napas per
menit, jumlah sel darah putih yang tinggi, dan suhu tubuh yang melebihi 38oC.
BAB II

PENCEGAHAN & PENGOBATAN ABSES

2.1 Pencegahan

Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-
bakteri merupakan aktivitas terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau
mencegah penularan.

Bisul bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun
yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. Jadi malu sekiranya bisul
itu disebabkan kebanyakan makan telur. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi
pun akan gampang terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan
lingkungan kehidupan memainkan permainan, termasuk memainkan permainan
yang kotor-kotor semisal memainkan permainan tanah. Belum lagi habis
memainkan permainan si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan semakin
dulu. "Nah, sekiranya kebersihan anak dan bayi tak diamankan dan diperhatikan
oleh orang tua, ya, susah. Itu akan mempermudah terjadinya bisul,Selain itu,
anak-anak kebanyakan sering menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan yang
belakang sekali suatu peristiwa banyak keringat dan biang keringat. Padahal, ,
garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman
dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat, lebih-lebih
keringat buntet, gampang timbul bisulan." Yang pasti, karena penyebabnya infeksi
maka bisul termasuk penyakit menular. "Menularnya bisa karena garukan tangan,
sehingga memindahkan kumannya dari satu tempat ke tempat lain." Tak ajab
awam sering menyebut bisulnya jadi beranak. "Itu menunjukkan kekuatan tahan
tubuh anak kurang sekali."

Jangan dipencet

Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai istilahnya
"matang". Padahal, justru sebetulnya sekiranya bisa bisul jangan sampai bernanah,
"Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang semakin parah dan banyak lagi.
Kulit bisa berongga.

Bila bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan kebanyakan
bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bangun-bangun
salep atau krim yang dioleskan di kulit semakin efektif ketimbang pengobatan
jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena
diproduksi dengan kekuatan serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, bila
sudah membesar, perkiraan dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik
yang diminumkan juga.

Penisilin juga merupakan malu satu obat pilihan. Cuma, bakteri staphylococcus
aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena
kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi.
Akhir-akhirnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur itu semakin
berpegang pada kebenaran berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim
yang dikeluarkan kuman tadi, agar efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan
malu satu obat yang relatif sering menimbulkan reaksi alergi.

Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Kebanyakan dokter


akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan
semakin sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan
akan berkesan. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet,
penyembuhannya akan menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas
pada jaringan kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang semakin
tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya
masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya
yang rusak akan membekas,"

Kondisi yang tergolong ringan dapat sembuh dengan sendirinya, atau


mengering dan menghilang tanpa diperlukan perawatan khusus. Namun, benjolan
berukuran besar sering kali memerlukan pengobatan antibiotik untuk melawan
infeksi.

Berikut adalah penjelasan soal pilihan pengobatan untuk mengatasi abses:

2.2 Pengobatan rumahan

Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan perawatan mandiri. Berikut tips yang bisa
Anda lakukan:

 Jika berukuran kecil (kurang dari 1 cm), menggunakan kompres hangat ke


area terkena sekitar 30 menit, 4 kali sehari dapat membantu.
 Jangan mencoba mengeringkan benjolan dengan menekannya. Ini dapat
dapat mendorong bahan yang terinfeksi ke jaringan yang lebih dalam.
 Jangan menusukkan jarum atau alat tajam lainnya ke dalam pusat abses,
karena Anda dapat melukai pembuluh darah yang mendasarinya atau
menyebabkan infeksi menyebar.

2.3 Pengobatan medis

Dokter mungkin akan membuka dan mengeringkan abses. Berikut penjelasannya:

Drainase

Temui dokter Anda jika kondisi membandel dan tidak sembuh dengan metode
rumahan. Dokter mungkin akan mengeringkan benjolan.

Untuk mengeringkan benjolan tersebut, dokter Anda akan melakukan


operasi abses dengan memberikan obat mati rasa. Dokter kemudian akan
memotong abses untuk membuka dan menguras cairan di dalamnya. Ini
membantu menyembuhkan dan mencegah abses terulang kembali.

Setelah prosedur selesai, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik


untuk mencagah luka dari infeksi.
Antibiotik

Kasus yang parah umumnya juga diobati dengan antibiotik. Dokter mungkin
akan meresepkan antibiotik, seperti dicloxacillin atau cephalexin jika Anda
memiliki salah satu dari kondisi berikut:

 Abses pada wajah, yang memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan


komplikasi
 Selulitis
 Punya lebih dari satu abses
 Sistem kekebalan tubuh yang terganggu

Jika dokter Anda menduga MRSA atau Methicillin-Resistant Staphylococcus


aureus adalah penyebab abses, Anda mungkin diminta mengonsumsi klindamisin
atau doksisiklin untuk melawan infeksi.

Beberapa prosedur tertentu juga dapat dilakukan untuk mengeluarkan nanah.


Biasanya, dokter akan mengeringkan abses dengan memasukkan jarum ke dalam
kulit, atau membuat sayatan kecil di tempat yang terinfeksi. Abses biasanya tidak
kembali setelah perawatan.

Apa saja tes untuk diagnosis kondisi ini?

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter perlu melihat secara langsung


area yang terkena infeksi. Jika muncul di area anus, dokter mungkin akan
melakukan pemeriksaan rektal.

Sementara itu, jika penyakit ini muncul di lengan atau kaki, dokter akan
merasakan kelenjar getah bening baik di pangkal paha atau di bawah lengan Anda.

Dokter mungkin juga mengambil sampel cairan untuk menguji keberadaan


bakteri. Biasanya, tidak ada metode pengujian lain yang diperlukan untuk
mendiagnosis kondisi ini.
Namun, jika Anda mengalami penyakit ini berulang kali dan dokter
merasa ada penyebab lain, Anda mungkin diminta menjalani tes urin.

Jika Anda memiliki abses yang belum sembuh total, jangan dulu memakai
benda-benda yang digunakan bersama orang lain, misalnya peralatan di gym,
sauna, atau kolam renang, untuk mencegah bakteri di penyebab penyakit ini
menyebar pada orang lain.

Jangan pula mencoba untuk mengeluarkan nanah sendiri, karena malah


bisa memicu penyebaran bakteri pada kulit di sekitarnya. Buang semua tisu yang
Anda gunakan untuk membersihkan nanah, dan cuci tangan dengan bersih
setelahnya.

Karena kebanyakan abses di kulit adalah akibat dari infeksi bakteri pada
luka ringan, folikel rambut, atau kelenjar minyak maupun kelenjar keringat,
penting untuk menjaga kulit Anda tetap bersih dan sehat. Berikut adalah beberapa
tips:

 Cuci tangan secara rutin dan ajak keluarga Anda untuk juga mencuci
tangan dengan teratur.
 Gunakan handuk masing-masing, jangan saling meminjam.
 Hati-hati saat bercukur agar tidak melukai kulit Anda.
 Segala luka harus dibersihkan dengan sempurna.
 Kunjungi dokter atau unit gawat darurat segera apabila Anda merasakan
ada sesuatu di bawah kulit Anda.

Anda mungkin juga menyukai