Pedoman Pelayanan Rsud Selaparang
Pedoman Pelayanan Rsud Selaparang
PEDOMAN PELAYANAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Lembar Pengesahan
No. Dokumen
Tanggal Terbit
Revisi
Dibuat oleh :
Kepala Tim
Geriatri
Diperiksa oleh :
Kepala Bagian
Tata Usaha
Kepala Seksi
Sarana prasarana
dan rekam medik
Disetujui Oleh :
Direktur Dr.
Distribusi Dokumen :
1. Kepala Sub Bagian / Kepala Seksi;
2. Ketua Komite-Komite;
3. Kepala Instalasi;
4. Kepala Unit/Penanggung Jawab;
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR :
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT INSTALASI FARMASI
UPTD RSUD LOMBOK TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan standar pelayanan farmasi di rumah sakit (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016) bahwa pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.Pelayanan Kefarmasian dilakukan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait Obat. Tuntutan pasien
dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented)dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Perkembangan
di atas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi Apoteker untuk
maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan Pelayanan
Kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang bersifat manajerial maupun
farmasi klinik.
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan
bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan kefarmasian harus
menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang bermutu, bermanfaat, aman, dan terjangkau. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan bahwa dalam
menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker
harus menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur
dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
Untuk mewujudkan tujuan seperti yang dikemukakandi atas dan memberikan
arahan yang jelas bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggaraan pelayanan
farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur maka disusunlah Pedoman
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
C. Batasan Operasional
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker
dalam bentuk paper untuk menyediakandan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
3. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi kegiatan pemilihan, perencanaan
kebutuhan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
dokumentasi, monitoring dan evaluasi.
4. Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep (dispensing),
penelusuran riwayat penggunaan obat dan rekonsiliasi obat, pelayanan informasi
obat, konsultasi informasi dan edukasi, identifikasi, pemantauan dan pelaporan
efek samping obat, pemantauan terapi obat, ronde visite, evaluasi penggunaan
obat.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56/MENKES/PER/VII/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72/MENKES/PER/XII/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
d. Kepala IFRS bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturanperaturan
farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi;
e. Apoteker yang berada di tempat pelayanan harus melangsungkan dan
mengawasi pelayanan farmasi dan ada pendelegasian wewenang yang
bertanggung jawab bila apoteker berhalangan;
f. Adanya uraian tugas bagi staf dan pimpinan farmasi;
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan;
h. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait
dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang
dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan
2. Kompetensi Apoteker
a. Sebagai pimpinan
1) Memiliki kemampuan untuk memimpin.
2) Memiliki kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan
pelayanan farmasi
3) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
4) Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain.
5) Memiliki kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan masalah.
b. Sebagai tenaga fungsional
1) Mampu memberikan pelayanan kefarmasian.
2) Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian.
3) Mampu mengelola manajemen praktis kefarmasian.
4) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
5) Dapat mengoperasionalkan computer
6) Mampu melaksanakan pengembangan bidang farmasi klinik
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
3. Distribusi Ketenagaan
No Jabatan Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti
1 Kepala Instalasi S1 Apoteker 1.
Farmasi
2 Penanggung S1 Apoteker 1.
Jawab Pelayanan
Farmasi Klinis
3 Penanggung S1 Apoteker 1.
Jawab Mutu
4 PJ. Gudang D3 Farmasi 1.
Farmasi
5 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
Rawat inap
6 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
Rawat Jalan
7 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
IGD
8 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
IBS
B. Pengaturan Jaga
1. Pelayanan 3 shift (Pelayanan Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan)
Tenaga teknis kefarmasian dan Administrasi Farmasi
a. Jam
b. Jam
c. Jam
2. Pelayanan 1 shift (Senin s/d Sabtu jam 07.30 – 14.00 WIB)
a. Kepala Instalasi Farmasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
b. Apoteker pelaksana
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan dan visitasi Rawat Inap.
c. Petugas Gudang
BAB III
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan
perundangan-undangan kefarmasian yang berlaku:
1. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit.
2. Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di
rumah sakit.
3. Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan
langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan limbah.
4. Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu, bebas kontaminasi.
5. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan
keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat.
6. Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk
obat luar atau dalam
Adapun denah instalasi farmasi :
a. Instalasi Farmasi
2 3
Keterangan
1. Ruang Pelayanan
2. Ruang Penerimaan Dan Penyerahan Resep
3. Ruang Kepala Instalasi
b. Gudang Farmasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
Keterangan
1. Ruang Penyimpanan Obat, Cairan Dan BMHP
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Kantor/ administrasi
a. Ruang pimpinan
b. Ruang staf
c. Ruang kerja/ administrasi
2. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur
sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas yang terdiri dari :
A. Kondisi Umum untuk Ruang Penyimpanan :
a. Obat jadi
b. Bahan baku obat
c. Alat kesehatan dan lain-lain.
B. Kondisi Khusus untuk Ruang Penyimpanan :
a. Obat termolabil
b. Alat kesehatan dengan suhu rendah
c. Obat mudah terbakar
d. Obat/bahan obat berbahaya
e. Barang karantina
3. Ruang Distribusi/Pelayanan
Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit:
a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (Apotek) ada ruang
khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat
b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pengelolaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Pemilihan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Dalam
melaksanakan kegiatan pemilihan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Direkomendasikan oleh Komite Farmasi dan terapi rumah sakit berdasarkan:
pola penyakit, efektifitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti,
mutu,harga dan ketersediaan di pasaran.
b. Apoteker dalam komite farmasi dan terapi rumah sakit berperan aktif
menyiapkan bahan untuk pertimbangan pemberian rekomendasi.
c. Tahapan dalam penyusunan formularium adalah:
1) Membuat rekapitulasi usulan Obat dari masing-masing Staf Medik
Fungsional (SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan
medik;
2) Mengelompokkan usulan Obat berdasarkan kelas terapi;
3) Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi(KFT), jika
diperlukan dapat meminta masukan dari pakar;
4) Mengembalikan rancangan hasil pembahasan Komite Farmasi dan Terapi (KFT),
dikembalikan ke masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik;
5) Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF;
6) Menetapkan daftar Obat yang masuk ke dalam Formularium Rumah Sakit;
7) Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi; dan
8) Melakukan edukasi mengenai Formularium Rumah Sakit kepada staf dan
melakukan monitoring.
2. Memprioriotaskan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dengan berpedoman :
a. Formularium nasional (Fornas)
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
B. Perencanaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
2. Perencanaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
berdasarkan metode kombinasi epidemiologi dan konsumsi setiap bulan dengan
berpedoman pada DOEN , Fornas, Formularium Rumah sakit, usulan SMF,
anggaran yang tersedia , data pemakaian sebelumnya, sisa stok yang ada,
penetapan prioritas dan siklus penyakit.
3. Dilakukan review tahunan perencanaan, termasuk membandingkan antara
perencanaan yang telah dibuat dengan realisasi yang ada.
C. Penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
2. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
3. Pedoman dalam penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai :
a. Barang harus bersumber dari distributor utama.
b. Untuk bahan-bahan berbahaya (misal obat sitostatika, bahan kimia) harus
mempunyai Material Safety data sheet (MSDS).
c. Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin.
d. Kadaluarsa minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk vaksin, regensia/bahan
laboratorium
D. Penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaisesuai dengan persyaratan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
d. terjaga keamanan isinya, tersegel dengan kunci plastik (harus dipotong ketika
digunakan).
e. Tidak boleh dicampur dengan obat lain.
f. Hanya digunakan untuk kebutuhan emergensi ( kriteria emergensi sesuai
dengan yang ditetapkan oleh tim code blue) dan sesudah dipakai, dokter /
perawat yang membuka harus melaporkan obat / alat yang digunakan untuk
segera diganti.
g. Dicek 1 minggu sekali mengenai kelengkapan obat, obat yang rusak atau
kadaluwarsa.
1) Penataan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibox emergency
dilakukan secara baik dan teratur sesuai kaidah
kefarmasian yaitu urut alfabetis, sesuai bentuk sediaan, dan sesuai
kategori fungsi alat.
2) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di box
emergency disediakan oleh Instalasi Farmasi.
3) Stok awal Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibox emergency
merupakan aset rumah sakit
8. Saat rekonsiliasi obat untuk pasien umum, jika diketahui pasien membawa obat
dari rumah dan ternyata obat tersebut masih digunakan selama pasien masuk
rumah sakit maka obat yang dibawa oleh pasien tetap dapat digunakan dan
disimpan serta dilabel di ruang rawat inap
9. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus dalam tempat terpisah,
tersedia APAR/pemadam api, dan diberi label sesuai klasifikasi B3.
10. Setiap Bahan berbahaya dan beracun (B3) di Gudang Medis harus dilengkapi
dengan MSDS (Material safety data sheet).
11. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi keselamatan.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
12. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label secara akurat
untuk isi, tanggal kemasan dibuka, tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus.
13. Ada proses inspeksi penyimpanan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap satu
minggu sekali oleh Apoteker penanggung jawab yang ditunjuk.
E. Pendistribusian
1. Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.
2. Petugas farmasi wajib memelihara dan meningkatkan personal hygiene.
3. Permintaan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli dokter
dengan mencantumkan nama lengkap dan tanda tangan dokter serta alamat dan
nomer telepon pasien.
4. Permintaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai untuk
pasien rawat jalan melalui resep manual.
5. Sistem distribusi Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
untuk pasien IGD adalah kombinasi resep individual dan floor stock.
6. Sistem distribusi Sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk pasien rawat inap
adalah kombinasi sistem unit dosis (unit dose dispensing) dan penyiapan obat
dosis sehari (one daily dose dispensing). Untuk bahan medis habis pakai
menggunakan sistem floor stock (untuk ruangan tertentu yaitu OK, IGD, poli
rawat luka).
7. Sistem distribusi Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
untuk pasien di ruang operasi tidak melalui peresepan. Permintaan dibuat melalui
buku/lembar permintaan.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
8. Permintaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai secara
verbal atau telepon hanya digunakan untuk kondisi CITO.
9. Resep yang ditulis oleh Dokter harus jelas dan lengkap memuat nama dokter,
tanggal penulisan resep, paraf dokter dan informasi spesifik pasien meliputi
:nama pasien, nomor rekam medik, umur, berat badan (pasien anak), nama obat,
dosis, rute pemberian, frekuensi/waktu pemberian, dan alergi.
10. Resep harus ditulis lengkap
11. Sebelum menulis resep harus melakukan penyelarasan obat (medication
reconciliation). Penyelarasan obat adalah membandingkan antara daftar obat
yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan agar tidak terjadi
duplikasi atau terhentinya terapi suatu obat.
12. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca
13. Penulis resep harus memperhatikan tiga kemungkinan :
a. Kontraindikasi
b. Interaksi obat
c. Reaksi alergi
14. Jumlah Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang ditulis diresep adalah untuk
kebutuhan perhari bagi pasien rawat inap, permintaan obat pulang sampai control berikutnya
dan sebulan bagi pasien rawat jalan yang menderita penyakit kronis.
15. Petugas farmasi yang berwenang melakukan pengkajian resep, obat, dan
menghubungi dokter penulis resep jika ada temuan masalah. Petugas yang
berwenang menghubungi dokter terkait temuan masalah obat adalah Apoteker
atau Tenaga Teknis Kefarmasian tersertifikasi.
16. Petugas kesehatan (dokter, perawat, apoteker
yang ditunjuk ) menulis penggunaan obat pasien di Rekam Medik meliputi nama
obat, rute, signa, tipe terapi, tanggal, terima, jam pemberian obat, dan paraf
petugas kesehatan.
17. Pendistribusian Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
diatur sebagai berikut :
a. Pasien rawat darurat maupun OK dilayani di Farmasi Rawat Inap.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
F. Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penarikan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan oleh Instalasi Farmasi untuk perbekalan yang rusak, kadaluarsa, tidak
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan dan atau telah
ditarik ijin edarnya oleh Badan POM.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
2. Pengelolaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluwarsa dan rusak dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi.
G. Pengendalian
1. Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
2. Pengendalian dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama dengan KFT (Komite
Farmasi dan Terapi)
3. Tujuan kegiatan pengendalian sediaan famasi, alat kesehatan dan bahan medis pakai adalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;
b. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi;
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluarsa dan kehilangan serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
d. Cara untuk mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai adalah:
1) Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slowmoving);
2) Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga
bulan berturut-turut (death stock)
3) Stok opname yang dilakukan setiap 3 bulan sekali
H. Administrasi
1. Kegiatan administrasi terdiri dari pencatatan dan pelaporan, administrasi
keuangan dan administrasi penghapusan.
2. Pelaporan persediaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit
yang menyimpan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
setiap bulan.
3. Pelaporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan oleh setiap unit yang
melayani obat narkotika dan psikotropika maksimal tanggal 10 tiap bulannya.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
4. Pelaporan stok opname Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibuat
setiap tiga bulan sekali
5. Obat, bahan obat dan bahan kimia yang mendekati kadaluarsa (minimal 1 tahun sebelum
expired date) harus dilaporkan ke Kepala Instalasi Farmasi
6. Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan
analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan
yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin
dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau
interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari
satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar
dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi Obat adalah:
a. Memastikan informasi yang akurat tentang Obat yang digunakan pasien;
b. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksidokter; dan
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.
d. Tahap proses rekonsiliasi Obat yaitu:
1) Pengumpulan data
Mencatat data dan memverifikasi Obat yang sedang dan akan digunakan pasien,
meliputi nama Obat, dosis, frekuensi, rute, Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan, dan
dihentikan, riwayat alergi pasien serta efek samping. Obat dicatat tanggal kejadian, obat
yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
tingkat keparahan yang terjadi. Data riwayat penggunaan Obat didapatkan dari pasien,
keluarga pasien, daftar Obat pasien, Obat yang ada pada pasien, dan rekam
medik/medication chart. Data Obat yang dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
sebelumnya.Semua Obat yang digunakan oleh pasien baik Resep maupun Obat bebas
termasuk herbal harus dilakukan proses rekonsiliasi.
2) Komparasi
Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah, sedang dan akan
digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut.
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada Obat yang hilang, berbeda, ditambahkan atau
diganti tanpa ada penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik pasien.
Ketidakcocokan ini dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan
resep maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu adanya perbedaan
pada saat menuliskan Resep.
3) Konfirmasi
Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.
Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam. Hal lain yang
harus dilakukan oleh Apoteker adalah:
a. Mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti;
b. Memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya rekonsilliasi Obat.
4) Komunikasi
Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi
Obat yang diberikan
5. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker.
Kegiatan dalam konseling Obat meliputi:
a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui
Three Prime Questions;
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukanApoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat, memantau
terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang rasional,
dan menyajikan informasi Obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
Sebelum melakukan kegiatan visite Apoteker harus mempersiapkan diri dengan mengumpulkan
informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi Obat dari rekam medik atau sumber
lain
5) Tindak lanjut
BAB V
LOGISTIK
Logistik / sarana prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan di IFRS antara lain:
A. Peralatan kantor
1. Mebeler (meja, kursi, lemari/filling cabinet, dll)
2. Komputer dan jaringannya
3. Alat tulis kantor
4. Telpon
B. Peralatan Produksi
Peralatan produksi non steril (mortir, stamper dll)
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
banyak merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: suatu
Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan / tidak seperti
yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk
mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam
proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian
akibatmelaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien menerima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotnya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatukejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien
A. Pengertian
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang
membuatasuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat;
3. Menurunnya KTD di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
C. Tata Laksana
1. Obat yang dipilih oleh KFT untuk dimasukkan kedalam formularium rumah sakit
harus sudah terdaftar BPOM.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
2. Pada saat penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai harus memperhatikan waktu kadaluarsa dan MSDS untuk bahan berbahaya
serta certificate of origin untuk alat kesehatan.
3. Untuk meminimalkan kesalahan pengambilan obat, obat NORUM disimpan tidak
berdekatan dan diberi label NORUM
4. Obat Kewaspadaan tinggi, disimpan terlokalisasi dan diberi label Kewaspadaan
tinggi.
5. Elektrolit pekat tidak disimpan diruang perawatan tetapi disimpan dalam box
emergency
6. Resep yang masuk ke Instalasi Farmasi dilakukan telaah resep dan telaah obat.
7. Pastikan akurasi pemberian obat tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu,
tepat cara pemberian, tepat indikasi, waspada efek samping dan dokumentasi.
8. Memberikan konseling pada pasien tentang nama obat, indikasi, cara pemakaian,
efek samping serta apa yang harus dilakukan apabila terlupa minum obat.
9. Obat dan alat kesehatan yang rusak, expired, substandart, atau ditarik ijin edarnya
harus ditarik oleh instalasi farmasi untuk kemudian dimusnahkan sesuai dengan
prosedur.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja
dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012). Keselamatan kesehatan kerja
adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah
dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin
ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003) Kesehatan dan
Keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja
dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012). Keselamatan kesehatan kerja
adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah
dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin
ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003)
B. Tujuan
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan padamasyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk mengevaluasi mutu pelayanan farmas dan Indikator mutu Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur meliputi:
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang
ditetapkandan dapat memuaskan pelanggan
2. Tujuan Khusus
a. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandard
b. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obatdan keamanan
pasien
c. Meningkatkan efesiensi pelayanan
d. Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di rumah sakit sesuaiCPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik)
e. Meningkatkan kepuasan pelanggan
f. Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait
B. Evaluasi
1. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis programevaluasi:
a. Prospektif : program dijalankan sebelum pelayanandilaksanakan
Contoh : pembuatan standar, perijinan
b. Konkuren : program dijalankan bersamaan dengan pelayanandilaksanakan
Contoh : memantau kegiatan konseling apoteker, peracikanresep oleh Asisten
Apoteker
c. Retrospektif : program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan dilaksanakan
Contoh : survei konsumen, laporan mutasi barang
2. Metode Evaluasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
a. Audit (pengawasan)
Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudahsesuai standar
b. Review (penilaian)
Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaanumber daya,
penulisanresep
c. Survei
Untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angketatau wawancara
langsung.
3. Observasi
Terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatanpenyerahan obat.
C. Pengendalian Mutu
1. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan\
a. Unsur masukan (input) : tenaga/sumber daya manusia, saranadan prasarana,
ketersediaan dana
b. Unsur proses : tindakan yang dilakukan oleh seluruh staffarmasi
c. Unsur lingkungan : Kebijakan-kebijakan, organisasi, manajemen
d. Standar – standar yang digunakan
e. Standar yang digunakan adalah standar pelayanan farmasiminimal yang
ditetapkan oleh lembaga yang berwenang danstandar lain yang relevan dan
dikeluarkan oleh lembaga yangdapat dipertanggungjawabkan .
2. Tahapan Program Pengendalian Mutu
a. Mendefinisikan kualitas pelayanan farmasi yang diinginkandalam bentuk
kriteria.
b. Penilaian kulitas pelayanan farmasi yang sedang berjalanberdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
c. Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan biladiperlukan.
d. Penilaian ulang kualitas pelayanan farmasi.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
e. Up date kriteria
3. Aplikasi Program Pengendalian Mutu
Langkah – langkah dalam aplikasi program pengendalian mutu :
a. Memilih subyek dari program
b. Karena banyaknya fungsi pelayanan yang dilakukan secarasimultan, maka
tentukan jenis pelayanan farmasi yang akandipilih berdasarkan prioritas
c. Mendefinisikan kriteria suatu pelayanan farmasi sesuai dengankualitas
pelayanan yang diiginkan
d. Mensosialisasikan Kriteria Pelayanan farmasi yang dikehendaki
e. Dilakukan sebelum program dimulai dan disosialisasikan padasemua personil
serta menjalin konsensus dan komitmenbersama untuk mencapainya
f. Melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang sedangberjalan
menggunakan criteria
g. Bila ditemukan kekurangan memastikan penyebab darikekurangan tersebut
h. Merencanakan formula untuk menghilangkan kekurangan
i. Mengimplementasikan formula yang telah direncanakan
j. Reevaluasi dari mutu pelayanan Pelayanan
4. Indikator dan Kriteria
Untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkandiperlukan
indikator, suatu alat/tolok ukur yang hasil menunjuk padaukuran kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan.Makin sesuai yang diukur dengan
indikatornya, makin sesuai pulahasil suatu pekerjaan dengan standarnya. Indikator
dibedakanmenjadi :
a. Indikator persyaratan minimal yaitu indikator yang digunakan untuk mengukur
terpenuhi tidaknya standar masukan, proses,dan lingkungan.
b. Indikator penampilan minimal yaitu indikator yang ditetapkanuntuk mengukur
tercapai tidaknya standar penampilan minimalpelayanan yang dilakukan.
Indikator atau kriteria yang baik sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tujuan
b. Informasinya mudah didapat
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655
BAB IX
PENUTUP
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655