Anda di halaman 1dari 44

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG


Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

PEDOMAN PELAYANAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG

Lembar Pengesahan
No. Dokumen
Tanggal Terbit
Revisi

Dibuat oleh :
Kepala Tim
Geriatri

Diperiksa oleh :
Kepala Bagian
Tata Usaha
Kepala Seksi
Sarana prasarana
dan rekam medik

Disetujui Oleh :
Direktur Dr.

Distribusi Dokumen :
1. Kepala Sub Bagian / Kepala Seksi;
2. Ketua Komite-Komite;
3. Kepala Instalasi;
4. Kepala Unit/Penanggung Jawab;
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

PERATURAN DIREKTUR
NOMOR :

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT INSTALASI FARMASI
UPTD RSUD LOMBOK TIMUR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan standar pelayanan farmasi di rumah sakit (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016) bahwa pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.Pelayanan Kefarmasian dilakukan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait Obat. Tuntutan pasien
dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented)dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care). Perkembangan
di atas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi Apoteker untuk
maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan Pelayanan
Kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang bersifat manajerial maupun
farmasi klinik.
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan
bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan kefarmasian harus
menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang bermutu, bermanfaat, aman, dan terjangkau. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan bahwa dalam
menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker
harus menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur
dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
Untuk mewujudkan tujuan seperti yang dikemukakandi atas dan memberikan
arahan yang jelas bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggaraan pelayanan
farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur maka disusunlah Pedoman
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

B. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan dan penggunaan sedian farmasi
dan alat kesehatan dalam pelayanan resep, dengan kegiatan:
a. Penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan resep.
b. Pengkajian resep meliputi identifikasi, mencegah dan mengatasi masalah
terkait obat/Drug Related Problem (DRP).
c. Penyiapan obat dan perbekalan farmasi lainnya, meliputi pemilihan,
perencanaan kebutuhan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pencatatan dan pelaporan, jaminan mutu, serta monitoring dan evaluasi.
d. Layanan informasi obat meliputi penyediaan area konseling, kelengkapan
literatur, penjaminan mutu sumber daya manusia, fasilitas informasi obat baik
berupa buku referensi maupun software.
e. Dokumentasi aktivitas profesional meliputi catatan pengobatan pasien, protap
evaluasi diri untuk jaminan mutu CPFB/GPP (Cara Pelayanan Farmasi yang
Baik/Good Pharmacy Practice).
2. Aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dalam swamedikasi (self medication) dengan kegiatan:
a. Pengkajian masalah kesehatan pasien berdasarkan keluhan pasien, meliputi
siapa yang memiliki masalah, gejalanya apa, sudah berapa lama, tindakan apa
yang sudah dilakukan, obat apa yang sudah dan sedang digunakan.
b. Pemilihan obat yang tepat (obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib
apotek).
c. Penentuan waktu merujuk pada lembaga kesehatan lain.
3. Aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan penggunaan obat yang rasional
dengan kegiatan:
a. Pengkajian resep meliputi identifikasi, mencegah, dan mengatasi DRP.
b. Komunikasi dan advokasi kepada dokter tentang resep pasien.
c. Penyebaran informasi obat.
d. Menjamin kerahsiaan data pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

e. Pencatatan kesalahan obat, produk cacat atau produk palsu.


f. Pencatatan dan pelaporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
g. Evaluasi data penggunaan obat (Drug Use Study)
h. Penyusunan formularium bersama dengan tenaga kesehatan lain.
4. Cakupan Pelayanan Farmasi meliputi :
a. Pasien Pasien umum, pasien BPJS, pasien dengan Ikatan Kerja Sama (IKS).
b. Pelayanan:Rawat jalan, Rawat Inap, Rawat darurat, Kamar Operasi, dan
pelayanan utama.

C. Batasan Operasional
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
2. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker
dalam bentuk paper untuk menyediakandan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku.
3. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi kegiatan pemilihan, perencanaan
kebutuhan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
dokumentasi, monitoring dan evaluasi.
4. Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep (dispensing),
penelusuran riwayat penggunaan obat dan rekonsiliasi obat, pelayanan informasi
obat, konsultasi informasi dan edukasi, identifikasi, pemantauan dan pelaporan
efek samping obat, pemantauan terapi obat, ronde visite, evaluasi penggunaan
obat.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56/MENKES/PER/VII/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72/MENKES/PER/XII/2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam menyelenggarakan pelayanan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Lombok Timur didukung oleh tenaga profesi Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (TTK).
Tenaga profesi Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang
bertugas di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Lombok Timur memiliki
persyaratan:
1. Terdaftar di Kementerian Kesehatan
2. Terdaftar di Asosiasi Profesi (IAI, PAFI)
3. Memiliki STRA / STRTTK
4. Mempunyai izin kerja (SIPA/SITTK)
5. Mengikuti uji kompetensi apoteker bagi apoteker
6. Mempunyai SK Penempatan
7. Surat penugasan Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi
profesional yang berwenang berdasarkan undang-undang, memenuhi pesyaratan baik dari aspek
hukum, strata pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian adanya
peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka
menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan
dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.
1. Staf dan Pimpinan
a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur dipimpin oleh
seorang Apoteker;
b. Apoteker telah terdaftar di Kementerian kesehatan dan telah memiliki surat
tanda registrasi apoteker (STRA), memiliki sertifikat kompetensi apoteker dan memiliki
surat izin praktek apoteker (SIPA);
c. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya Farmasi (D3)yang
selanjutnya disebut sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK);
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

d. Kepala IFRS bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturanperaturan
farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi;
e. Apoteker yang berada di tempat pelayanan harus melangsungkan dan
mengawasi pelayanan farmasi dan ada pendelegasian wewenang yang
bertanggung jawab bila apoteker berhalangan;
f. Adanya uraian tugas bagi staf dan pimpinan farmasi;
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan;
h. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait
dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang
dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan
2. Kompetensi Apoteker
a. Sebagai pimpinan
1) Memiliki kemampuan untuk memimpin.
2) Memiliki kemampuan dan kemauan mengelola dan mengembangkan
pelayanan farmasi
3) Memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
4) Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain.
5) Memiliki kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa dan
memecahkan masalah.
b. Sebagai tenaga fungsional
1) Mampu memberikan pelayanan kefarmasian.
2) Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian.
3) Mampu mengelola manajemen praktis kefarmasian.
4) Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
5) Dapat mengoperasionalkan computer
6) Mampu melaksanakan pengembangan bidang farmasi klinik
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

3. Distribusi Ketenagaan
No Jabatan Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti
1 Kepala Instalasi S1 Apoteker 1.
Farmasi
2 Penanggung S1 Apoteker 1.
Jawab Pelayanan
Farmasi Klinis
3 Penanggung S1 Apoteker 1.
Jawab Mutu
4 PJ. Gudang D3 Farmasi 1.
Farmasi
5 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
Rawat inap
6 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
Rawat Jalan
7 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
IGD
8 Pelaksana D3 Farmasi 1.
Pelayanan
IBS

B. Pengaturan Jaga
1. Pelayanan 3 shift (Pelayanan Farmasi Rawat Inap dan Rawat Jalan)
Tenaga teknis kefarmasian dan Administrasi Farmasi
a. Jam
b. Jam
c. Jam
2. Pelayanan 1 shift (Senin s/d Sabtu jam 07.30 – 14.00 WIB)
a. Kepala Instalasi Farmasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

b. Apoteker pelaksana
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan dan visitasi Rawat Inap.
c. Petugas Gudang

BAB III
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan
perundangan-undangan kefarmasian yang berlaku:
1. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit.
2. Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di
rumah sakit.
3. Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan
langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan limbah.
4. Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu, bebas kontaminasi.
5. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan
keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat.
6. Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk
perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk
obat luar atau dalam
Adapun denah instalasi farmasi :
a. Instalasi Farmasi

2 3

Keterangan
1. Ruang Pelayanan
2. Ruang Penerimaan Dan Penyerahan Resep
3. Ruang Kepala Instalasi

b. Gudang Farmasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

Keterangan
1. Ruang Penyimpanan Obat, Cairan Dan BMHP
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Kantor/ administrasi
a. Ruang pimpinan
b. Ruang staf
c. Ruang kerja/ administrasi
2. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur
sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas yang terdiri dari :
A. Kondisi Umum untuk Ruang Penyimpanan :
a. Obat jadi
b. Bahan baku obat
c. Alat kesehatan dan lain-lain.
B. Kondisi Khusus untuk Ruang Penyimpanan :
a. Obat termolabil
b. Alat kesehatan dengan suhu rendah
c. Obat mudah terbakar
d. Obat/bahan obat berbahaya
e. Barang karantina
3. Ruang Distribusi/Pelayanan
Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit:
a. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (Apotek) ada ruang
khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat
b. Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

c. Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan (Gudang Farmasi)


d. Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan barang dan
penyimpanan barang
e. Dilengkapi kereta dorong trolley
4. Ruang Konsultasi
Instalasi Farmasi mempunyai ruang konsultasi
a. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat jalan (Apotik)
b. Ruang konsultasi untuk pelayanan rawat inap
5. Ruang Informasi Obat
Instalasi Farmasi Rumah sakit Umum Daerah Lombok Timur belum mempunyai ruang
khusus untuk informasi Obat tetapi untuk mendapatkan sumber informasi obat
sudah tersedia buku yg mendukung informasi obat yang dibutuhkan.
6. Ruang Arsip Dokumen
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur belum mempunyai ruang
arsip dokumen khusus tetapi arsip dokumen disimpan pada rak tersendiri didalam ruangan
instalasi farmasi.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Pemilihan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Dalam
melaksanakan kegiatan pemilihan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Direkomendasikan oleh Komite Farmasi dan terapi rumah sakit berdasarkan:
pola penyakit, efektifitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti,
mutu,harga dan ketersediaan di pasaran.
b. Apoteker dalam komite farmasi dan terapi rumah sakit berperan aktif
menyiapkan bahan untuk pertimbangan pemberian rekomendasi.
c. Tahapan dalam penyusunan formularium adalah:
1) Membuat rekapitulasi usulan Obat dari masing-masing Staf Medik
Fungsional (SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan
medik;
2) Mengelompokkan usulan Obat berdasarkan kelas terapi;
3) Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi(KFT), jika
diperlukan dapat meminta masukan dari pakar;
4) Mengembalikan rancangan hasil pembahasan Komite Farmasi dan Terapi (KFT),
dikembalikan ke masing-masing SMF untuk mendapatkan umpan balik;
5) Membahas hasil umpan balik dari masing-masing SMF;
6) Menetapkan daftar Obat yang masuk ke dalam Formularium Rumah Sakit;
7) Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi; dan
8) Melakukan edukasi mengenai Formularium Rumah Sakit kepada staf dan
melakukan monitoring.
2. Memprioriotaskan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dengan berpedoman :
a. Formularium nasional (Fornas)
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

b. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)


c. Formularium rumah sakit
d. Daftar Plafon Harga Obat (DPHO)
e. Daftar obat asuransi swasta
f. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habispakai yang
telah ditetapkan
3. Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis resep, pemberi
Obat,dan penyedia Obat di rumah sakit.
4. Setiap ada permintaan obat baru dari SMF untuk dimasukkan dalam formularium
rumah sakit, SMF harus mengisi form usulan obat baru yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh KFT untuk diadakan/tidak.
5. Kriteria dalam pemilihan obat masuk ke dalam formularium umah sakit adalah:
a. Mengutamakan penggunaan Obat generik;
b. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita;
c. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan;
e. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
f. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;
g. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak lansung; dan;
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang
terjangkau.
6. KFT melakukan review tahunan formularium (perubahan dalam formularium)
berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pengobatan yang rasional.
7. KFT melakukan evaluasi keamanan dan efikasi obat setiap tahun
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

B. Perencanaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
2. Perencanaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
berdasarkan metode kombinasi epidemiologi dan konsumsi setiap bulan dengan
berpedoman pada DOEN , Fornas, Formularium Rumah sakit, usulan SMF,
anggaran yang tersedia , data pemakaian sebelumnya, sisa stok yang ada,
penetapan prioritas dan siklus penyakit.
3. Dilakukan review tahunan perencanaan, termasuk membandingkan antara
perencanaan yang telah dibuat dengan realisasi yang ada.

C. Penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
2. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
3. Pedoman dalam penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai :
a. Barang harus bersumber dari distributor utama.
b. Untuk bahan-bahan berbahaya (misal obat sitostatika, bahan kimia) harus
mempunyai Material Safety data sheet (MSDS).
c. Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin.
d. Kadaluarsa minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk vaksin, regensia/bahan
laboratorium

D. Penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaisesuai dengan persyaratan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan


stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan
penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
2. Diatur dengan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out) dan disusun secara alfabetis, dibedakan:
a. Menurut suhu dan kestabilannya (obat yang stabil pada suhu 2-8°C disimpan
di kulkas obat, obat yang stabil pada suhu 25-30°C disimpan dalam suhu
ruang.
b. Mudah/tidaknya meledak/terbakar.
c. Menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya.
3. Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi dan berisiko menyebabkan bahaya
bermakna pada pasien bila digunakan secara salah dimasukkan dalam daftar obat Kewapadaan
Tinggi. Tata cara penyimpanannya adalah sebagai berikut:
a. Penyimpanan obat Kewaspadaan Tinggi terpisah dari obat-obat yang lain
(tempat penyimpanan diberi tanda garis merah), akses terbatas, dan diberi
penandaan khusus (stiker).
b. Tempelkan stiker obat Kewaspadaan Tinggi pada setiap dos obat, dan pada
setiap ampul / vial / bag yang akan diserahkan pada perawat.
c. Stiker berbentuk segi Empat warna merah dengan tepian warna hitam dan
tulisan obat ‘kewaspadaan Tinggi’ berwarna hitam Ditempelkan pada setiap
obat yang akan didistribusikan pada pasien dan pada kotak penyimpanan
obat.
d. Elektrolit pekat konsentrat tidak boleh disimpan di ruang perawatan, tetapi
disimpan dalam box emergency
e. Setiap unit pelayanan obat harus punya daftar obat kewaspadaan tinggi dan
panduan penanganan obat kewaspadaan tinggi
f. Setiap staf klinis terkait harus mengetahui penanganan obat kewaspadaan
tinggi.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

g. Instruksi lisan obat kewaspadaan tinggi hanya boleh dalam keadaan


emergensi.
h. Obat narkotika dan psikotropika disimpan secara terpisah dalam lemari
berpintu ganda terkunci.
i. Setiap shift ada penanggung jawab kunci narkotika psikotropika.
j. Setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggungjawabnya dan dicatat
serta dilakukan serah terima antara penanggung jawab shift
(didokumentasikan dalam buku pergantian shift).
k. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk
memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu) menggunakan form
double check.
4. Obat Nama Obat, Rupa Ucapan Mirip (NORUM) adalah obat dengan penampakan mirip dan
atau pengucapan mirip. Tata cara penyimpanan Obat NORUM adalah berikut:
a. Diberi penandaan khusus (stiker NORUM).
b. Stiker berbentuk segiempat warna hijau dan tulisan ‘NORUM’ berwarna hitam.
Ditempelkan pada setiap obat yang akan didistribusikan pada pasien dan pada kotak
penyimpanan obat.
c. Untuk obat yang NORUM tidak boleh disimpan berdampingan (harus diberi
jarak minimal satu kotak obat).
5. Obat dengan beberapa tingkatan dosis diberikan label “NORUM dosis beragam”
warna label kuning
6. Dilakukan monitoring suhu penyimpanan (ruangan dan kulkas obat) setiap hari
minimal dua kali untuk tempat pelayanan satu dan dua shift serta tiga kali untuk
tempat pelayanan dengan tiga shift (dicatat dan diparaf oleh petugas pengecek).
7. Obat emergensi:
a. Disimpan dalam box emergency
b. Box emergency diletakkan di area yang telah ditentukan oleh tim code blue
dan selalu dalam keadaan terkunci.
c. Akses terdekat dan selalu siap pakai.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

d. terjaga keamanan isinya, tersegel dengan kunci plastik (harus dipotong ketika
digunakan).
e. Tidak boleh dicampur dengan obat lain.
f. Hanya digunakan untuk kebutuhan emergensi ( kriteria emergensi sesuai
dengan yang ditetapkan oleh tim code blue) dan sesudah dipakai, dokter /
perawat yang membuka harus melaporkan obat / alat yang digunakan untuk
segera diganti.
g. Dicek 1 minggu sekali mengenai kelengkapan obat, obat yang rusak atau
kadaluwarsa.
1) Penataan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibox emergency
dilakukan secara baik dan teratur sesuai kaidah
kefarmasian yaitu urut alfabetis, sesuai bentuk sediaan, dan sesuai
kategori fungsi alat.
2) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di box
emergency disediakan oleh Instalasi Farmasi.
3) Stok awal Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibox emergency
merupakan aset rumah sakit
8. Saat rekonsiliasi obat untuk pasien umum, jika diketahui pasien membawa obat
dari rumah dan ternyata obat tersebut masih digunakan selama pasien masuk
rumah sakit maka obat yang dibawa oleh pasien tetap dapat digunakan dan
disimpan serta dilabel di ruang rawat inap
9. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus dalam tempat terpisah,
tersedia APAR/pemadam api, dan diberi label sesuai klasifikasi B3.
10. Setiap Bahan berbahaya dan beracun (B3) di Gudang Medis harus dilengkapi
dengan MSDS (Material safety data sheet).
11. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi keselamatan.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

12. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label secara akurat
untuk isi, tanggal kemasan dibuka, tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus.
13. Ada proses inspeksi penyimpanan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap satu
minggu sekali oleh Apoteker penanggung jawab yang ditunjuk.

E. Pendistribusian
1. Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin
terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.
2. Petugas farmasi wajib memelihara dan meningkatkan personal hygiene.
3. Permintaan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli dokter
dengan mencantumkan nama lengkap dan tanda tangan dokter serta alamat dan
nomer telepon pasien.
4. Permintaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai untuk
pasien rawat jalan melalui resep manual.
5. Sistem distribusi Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
untuk pasien IGD adalah kombinasi resep individual dan floor stock.
6. Sistem distribusi Sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk pasien rawat inap
adalah kombinasi sistem unit dosis (unit dose dispensing) dan penyiapan obat
dosis sehari (one daily dose dispensing). Untuk bahan medis habis pakai
menggunakan sistem floor stock (untuk ruangan tertentu yaitu OK, IGD, poli
rawat luka).
7. Sistem distribusi Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
untuk pasien di ruang operasi tidak melalui peresepan. Permintaan dibuat melalui
buku/lembar permintaan.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

8. Permintaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai secara
verbal atau telepon hanya digunakan untuk kondisi CITO.
9. Resep yang ditulis oleh Dokter harus jelas dan lengkap memuat nama dokter,
tanggal penulisan resep, paraf dokter dan informasi spesifik pasien meliputi
:nama pasien, nomor rekam medik, umur, berat badan (pasien anak), nama obat,
dosis, rute pemberian, frekuensi/waktu pemberian, dan alergi.
10. Resep harus ditulis lengkap
11. Sebelum menulis resep harus melakukan penyelarasan obat (medication
reconciliation). Penyelarasan obat adalah membandingkan antara daftar obat
yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan agar tidak terjadi
duplikasi atau terhentinya terapi suatu obat.
12. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca
13. Penulis resep harus memperhatikan tiga kemungkinan :
a. Kontraindikasi
b. Interaksi obat
c. Reaksi alergi
14. Jumlah Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang ditulis diresep adalah untuk
kebutuhan perhari bagi pasien rawat inap, permintaan obat pulang sampai control berikutnya
dan sebulan bagi pasien rawat jalan yang menderita penyakit kronis.
15. Petugas farmasi yang berwenang melakukan pengkajian resep, obat, dan
menghubungi dokter penulis resep jika ada temuan masalah. Petugas yang
berwenang menghubungi dokter terkait temuan masalah obat adalah Apoteker
atau Tenaga Teknis Kefarmasian tersertifikasi.
16. Petugas kesehatan (dokter, perawat, apoteker
yang ditunjuk ) menulis penggunaan obat pasien di Rekam Medik meliputi nama
obat, rute, signa, tipe terapi, tanggal, terima, jam pemberian obat, dan paraf
petugas kesehatan.
17. Pendistribusian Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
diatur sebagai berikut :
a. Pasien rawat darurat maupun OK dilayani di Farmasi Rawat Inap.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

b. Pasien rawat inap dilayani di Farmasi Rawat Inap.


18. Penyiapan obat oral dan injeksi pasien rawat inap dilakukan secara UDD (Unit
Dose Dispensing).
19. Penyiapan obat diberi etiket berisi keterangan tanggal penyiapan, nama pasien,
nomor billing dan ruangan, aturan pemberian, nama obat, dosis obat. Obat oral
dan injeksi yang telah disiapkan diserahkan kepada perawat dengan dilakukan
serah terima dari petugas farmasi ke perawat dan didokumentasikan di Unit
Pelayanan Farmasi (UPF).
20. Sistem penyaluran obat tepat waktu dengan target terukur:
a. Penyediaan resep rawat jalan :
1) Obat Racikan : <30 menit
2) Obat Non Racikan : <10 menit
b. Penyediaan resep rawat inap
1) Waktu tunggu : <2 jam
21. Evaluasi waktu tunggu pelayanan obat dilakukan setiap bulan dan dilaporkan
kepada Kepala Instalasi Farmasi untuk ditindak lanjuti
22. Obat sampel tidak boleh digunakan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Lombok Timur
23. Pemberian obat yang aman harus dilakukan verifikasi terhadap:
a. Identitas pasien
b. Obat dengan resep/pesanan
c. Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep/pesanan.
d. Jumlah dosis dengan resep/pesanan
e. Rute pemberian dengan resep/pesanan

F. Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
1. Penarikan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan oleh Instalasi Farmasi untuk perbekalan yang rusak, kadaluarsa, tidak
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan dan atau telah
ditarik ijin edarnya oleh Badan POM.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

2. Pengelolaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluwarsa dan rusak dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi.
G. Pengendalian
1. Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
2. Pengendalian dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama dengan KFT (Komite
Farmasi dan Terapi)
3. Tujuan kegiatan pengendalian sediaan famasi, alat kesehatan dan bahan medis pakai adalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;
b. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi;
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluarsa dan kehilangan serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
d. Cara untuk mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai adalah:
1) Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slowmoving);
2) Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga
bulan berturut-turut (death stock)
3) Stok opname yang dilakukan setiap 3 bulan sekali

H. Administrasi
1. Kegiatan administrasi terdiri dari pencatatan dan pelaporan, administrasi
keuangan dan administrasi penghapusan.
2. Pelaporan persediaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di unit
yang menyimpan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
setiap bulan.
3. Pelaporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan oleh setiap unit yang
melayani obat narkotika dan psikotropika maksimal tanggal 10 tiap bulannya.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

4. Pelaporan stok opname Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dibuat
setiap tiga bulan sekali
5. Obat, bahan obat dan bahan kimia yang mendekati kadaluarsa (minimal 1 tahun sebelum
expired date) harus dilaporkan ke Kepala Instalasi Farmasi
6. Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan
analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan
yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin
dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.

I. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan
pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality oflife) terjamin
1. Pengkajian dan pelayanan resep
Setiap resep yang akan dilayani wajib diperiksa kelengkapannya sesuai prosedur yang
ditetapkan, meliputi :
a. Persyaratan administrasi
1) Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan no billing pasien.
2) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf/tanda tangan dokter.
3) Tanggal resep.
4) Ruangan asal resep
b. Persyaratan farmasetik
1) Nama obat, Bentuk dan kekuatan sediaan
2) Dosis dan jumlah obat
3) Stabilitas dan ketersediaan
4) Aturan, cara / teknik penggunaan
c. Persyaratan klinis
1) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2) Duplikasi pengobatan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

3) Alergi dan reaksi obat yang tidak diinginkan


4) Kontra indikasi
5) Interaksi obat
Kegiatan ini untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat, bila ditemukan masalah
terkait Obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Apoteker harus
melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat


Penelusuran riwayat penggunaan Obat merupakan proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat pasien. Tahapan penelusuran riwayat penggunaan Obat:
a. Membandingkan riwayat penggunaan Obat dengan data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat untuk mengetahui perbedaan informasi
penggunaan Obat;
b. Melakukan verifikasi riwayat penggunaan Obat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan;
c. Mendokumentasikan adanya alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD);
d. Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi Obat;
e. Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan Obat;
f. Melakukan penilaian rasionalitas Obat yang diresepkan;
g. Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap Obat yang
digunakan;
h. Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan Obat;
i. Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan Obat;
j. Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap Obat dan alat bantu kepatuhan minum Obat
(concordance aids);
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

k. Mendokumentasikan Obat yang digunakan pasien sendiri tanpa


sepengetahuan dokter; dan
l. Mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan alternatif yang mungkin
digunakan oleh pasien
Kegiatan :
1) Penelusuran riwayat penggunaan Obat kepada pasien / keluarganya;
2) Melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan Obat pasien.
3) Informasi yang harus didapatkan:
a. Nama Obat (termasuk Obat non Resep), dosis, bentuk sediaan,
b. Frekuensi penggunaan, indikasi dan lama penggunaan Obat;
c. Reaksi Obat yang tidak dikehendaki termasuk riwayat alergi;
d. Kepatuhan terhadap regimen penggunaan Obat (jumlah Obat yang tersisa).

3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau
interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari
satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar
dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi Obat adalah:
a. Memastikan informasi yang akurat tentang Obat yang digunakan pasien;
b. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksidokter; dan
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.
d. Tahap proses rekonsiliasi Obat yaitu:
1) Pengumpulan data
Mencatat data dan memverifikasi Obat yang sedang dan akan digunakan pasien,
meliputi nama Obat, dosis, frekuensi, rute, Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan, dan
dihentikan, riwayat alergi pasien serta efek samping. Obat dicatat tanggal kejadian, obat
yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

tingkat keparahan yang terjadi. Data riwayat penggunaan Obat didapatkan dari pasien,
keluarga pasien, daftar Obat pasien, Obat yang ada pada pasien, dan rekam
medik/medication chart. Data Obat yang dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan
sebelumnya.Semua Obat yang digunakan oleh pasien baik Resep maupun Obat bebas
termasuk herbal harus dilakukan proses rekonsiliasi.
2) Komparasi
Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah, sedang dan akan
digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut.
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada Obat yang hilang, berbeda, ditambahkan atau
diganti tanpa ada penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik pasien.
Ketidakcocokan ini dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan
resep maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu adanya perbedaan
pada saat menuliskan Resep.
3) Konfirmasi
Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.
Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam. Hal lain yang
harus dilakukan oleh Apoteker adalah:
a. Mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti;
b. Memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya rekonsilliasi Obat.
4) Komunikasi
Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi
Obat yang diberikan

4. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar Rumah Sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

a. Sumber informasi obat utama yang digunakan di Instalasi Farmasi


adalah MIMS.
b. Pelayanan Informasi Obat di lingkup pelayanan:
1) Menjawab pertanyaan dari pasien/keluarganya maupun tenaga kesehatan terkait dengan
obat.
2) Membantu unit lain dalam mendapatkan informasi obat.
3) Menyiapkan materi brosur/leaflet informasi obat.
4) Menyediakan informasi bagi Komite Farmasi dan Terapi sehubungan
dengan penyusunan/revisi Formularium RS.
5) Sebagai bagian dari Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
c. Pelayanan Informasi Obat di lingkup pendidikan
1) Mengajar dan membimbing mahasiswa farmasi tentang Pelayanan
informasi obat.
2) Mendidik tenaga kesehatan farmasi tentang informasi terkait obat.
3) Membuat/ menyampaikan makalah dalam seminar/ simposium. Pelayanan
Informasi Obat di lingkup penelitian.\
4) Melaksanakan penelitian penggunaan obat.
5) Melaksanakan penelitian pengendalian mutu obat.

5. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker.
Kegiatan dalam konseling Obat meliputi:
a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui
Three Prime Questions;
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien


untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat;
d. memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
pengunaan Obat;
e. melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien; dan;
f. dokumentasi

6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukanApoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat, memantau
terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang rasional,
dan menyajikan informasi Obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
Sebelum melakukan kegiatan visite Apoteker harus mempersiapkan diri dengan mengumpulkan
informasi mengenai kondisi pasien dan memeriksa terapi Obat dari rekam medik atau sumber
lain

7. Pemantauan Terapi Obat


Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
Kegiatan dalam PTO meliputi:
a. Pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat, respons terapi, Reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki (ROTD);
b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait Obat;
c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi Obat.
d. Tahapan PTO
1) Pengumpulan data pasien
2) Identifikasi masalah terkait obat
3) Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat
4) Pemantauan
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

5) Tindak lanjut

8. Pemantauan Terapi Obat dan Pelaporan Efek Samping Obat


Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat
adalah reaksi Obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi
a. Menggunakan formulir monitoring efek samping obat, formulir efek samping obat
tradisional, formulir efek samping suplemen makanan atau formulir kosmetika dari badan
POM
b. Formulir monitoring efek samping obat dilaporkan ke Komite Farmasi dan Terapi melalui
sekretaris Komite Farmasi dan Terapi
c. Komite farmasi dan terapi melalui rumah sakit mengirimkan formulir MESO kepada Badan
POM

d. Pasien/jenis obat yang dilakukan pemantauan terapi obat :


1) Pasien yang menerima obat dengan risiko tinggi seperti :
a) Obat dengan indeks terapi sempit (contoh : digoksin, fenitoin).
b) Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh : gentamisin) dan hapatotoksik (contoh :
OAT).
c) Antikoagulan (contoh : warfarin, heparin)
d) Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh : metoklopramid, AINS)
e) Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin )
2) Pasien yang menerima regimen yang kompleks
a) Polifarmasi
b) Variasi rute pemberian
c) Variasi aturan pakai
d) Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi)
3) Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal
4) Pasien geriatri dan pediatric
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

5) Pasien hamil dan menyusui


6) Pasien dengan perawatan intensif

9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi
penggunaan Obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan EPO yaitu:
a. mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan Obat;
b. membandingkan pola penggunaan Obat pada periode waktu tertentu.
c. memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan Obat;
d. menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan Obat. Kegiatan praktek EPO;
e. mengevaluasi pengggunaan Obat secara kualitatif;
f. mengevaluasi pengggunaan Obat secara kuantitatif;
g. Mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi.

J. Penulisan Dalam Rekam Medis


1. Apoteker penanggung jawab pasien wajib mengisi lembar rekam medis sesuai
dengan format yang tersedia dalam rekam medis pasien:
a. Kajian awal farmasi
b. Masalah kefarmasian
c. Rencana awal farmasi
d. Catatan perkembangan pasien
e. Resume penggunaan obat pasien selama MRS
2. Dilaksanakan sesuai proosedur yang ditetapkan

K. Manajemen Risiko Pelayanan Farmasi Klinis


Beberapa risiko yang berpotensi terjadi dalam melaksanakan pelayanan farmasi
klinik adalah:
1. Faktor risiko yang terkait dengan karakteristik kondisi klinik pasien
2. Faktor risiko yang terkait dengan penyakit pasien
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

3. Faktor risiko yang terkait dengan farmakoterapi pasien


Setelah melakukan identifikasi terhadap risiko yang potensial terjadi dalam
melaksanakan pelayanan farmasi klinik, Apoteker kemudian harus mampu
melakukan:
1. Analisis risiko baik secara kualitatif, semi kualitatif, kuantitatif, dan semikuantitatif.
2. Melakukan evaluasi risiko
3. Mengatasi risiko melalui:
a. Melakukan sosialisasi terhadap kebijakan pimpinan Rumah Sakit;
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan untuk mengatasi risiko;
c. Menetapkan kemungkinan pilihan (cost benefit analysis);
d. Menganalisa risiko yang mungkin masih ada; dan
Mengimplementasikan rencana tindakan, meliputi menghindari
risiko, mengurangi risiko, memindahkan risiko, menahan risiko, dan mengendalikan
risiko.Pembinaan dan edukasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam setiap tahap
manajemen risiko perlu menjadi salah satu prioritas perhatian. Semakin besar risiko dalam
suatu pemberian layanan dibutuhkan SDM yang semakin kompeten dan kerjasama tim (baik
antar tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lain/multidisiplin) yang solid. Beberapa
unit/area di Rumah Sakit yang memiliki risiko tinggi, antara lain Intensive Care Unit (ICU),
Unit Gawat Darurat (UGD), dan kamar operasi (OK)
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB V
LOGISTIK

Logistik / sarana prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan di IFRS antara lain:
A. Peralatan kantor
1. Mebeler (meja, kursi, lemari/filling cabinet, dll)
2. Komputer dan jaringannya
3. Alat tulis kantor
4. Telpon

B. Peralatan Produksi
Peralatan produksi non steril (mortir, stamper dll)

C. Peralatan Pelayanan Farmasi baik di Instalasi farmasi rawat jalan maupun


Instalasi Farmasi Rawat Inap
1. Peralatan penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai kondisi umum
2. Lemari/rak yang terlindung dari kelembaban dan cahaya yang berlebihan.
3. Lantai untuk tempat obat dilengkapi dengan palet.
4. Peralatan penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai kondisi khusus
5. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil (divalidasi secara berkala
minimal 1x dalam satu tahun)
6. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan psikotropika
7. Peralatan peracikan (mortir, stamper, etiket dll)
8. Komputer jaringan dan printer
9. Alat tulis

D. Peralatan ruang informasi obat


1. Buku pustaka
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

2. Meja,kursi, rak buku


3. Komputer
4. Telepon
5. Dokumen dan Lemari arsip

E. Peralatan ruang arsip


Lemari Arsip

F. Daftar Inventaris Ruangan


Tabel 5.1 Daftar Inventaris Instalasi Farmasi Apotek
No Nama Inventaris Jumlah Merk
1 Computer set
2 printer
3 Meja
4 Kursi putar
5 Kursi hadap 2 buah
6 Lemari okt 1 buah
7 Lemari etalase 1 buah
8 Kulkas 2 pintu 1 buah
9 Rak obat besi 1 buah
10 Rak obat kayu 2 buah
11 Dispenser 1 set
12 Mesin packing puyer 1 set
13 Timbangan analitik 1 set
14 Blender obat 1 set
15 Ac 1 set Sharp
16 Meja konseling 1 set

Tabel 5.2 Daftar inventaris Ruang Kepala Instalasi Farmasi


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

No Nama Inventaris Jumlah Merk


1 Meja Kayu 1 buah
2 Kursi Putar 1 buah
3 Lemari besi 1 buah
4 Kursi hadap 1 buah

Tabel 5.3 Daftar inventaris Gudang Farmasi

No Nama Inventaris Jumlah Merk


1 Meja Kayu 1 buah
2 Kursi Putar 1 buah
3 Rak obat besi 5 buah
4 Kursi hadap 1 buah
5 ac 1 buah

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
banyak merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: suatu
Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan / tidak seperti
yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk
mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam
proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian
akibatmelaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien menerima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotnya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatukejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien

A. Pengertian
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang
membuatasuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat;
3. Menurunnya KTD di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

C. Tata Laksana
1. Obat yang dipilih oleh KFT untuk dimasukkan kedalam formularium rumah sakit
harus sudah terdaftar BPOM.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

2. Pada saat penerimaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai harus memperhatikan waktu kadaluarsa dan MSDS untuk bahan berbahaya
serta certificate of origin untuk alat kesehatan.
3. Untuk meminimalkan kesalahan pengambilan obat, obat NORUM disimpan tidak
berdekatan dan diberi label NORUM
4. Obat Kewaspadaan tinggi, disimpan terlokalisasi dan diberi label Kewaspadaan
tinggi.
5. Elektrolit pekat tidak disimpan diruang perawatan tetapi disimpan dalam box
emergency
6. Resep yang masuk ke Instalasi Farmasi dilakukan telaah resep dan telaah obat.
7. Pastikan akurasi pemberian obat tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu,
tepat cara pemberian, tepat indikasi, waspada efek samping dan dokumentasi.
8. Memberikan konseling pada pasien tentang nama obat, indikasi, cara pemakaian,
efek samping serta apa yang harus dilakukan apabila terlupa minum obat.
9. Obat dan alat kesehatan yang rusak, expired, substandart, atau ditarik ijin edarnya
harus ditarik oleh instalasi farmasi untuk kemudian dimusnahkan sesuai dengan
prosedur.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja
dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012). Keselamatan kesehatan kerja
adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah
dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin
ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003) Kesehatan dan
Keselamatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja
dan masyarakat lingkungannya (Notoadmojo, 2012). Keselamatan kesehatan kerja
adalah merupakan multidisplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip alamiah
dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan diluar industri, selain itu
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin
ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya (OHSAH 2003)
B. Tujuan
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di
semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan padamasyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

c. Memberi pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dan


kemungkina bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkunga pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya\
C. Tata laksana
a. Bahan kimia yang mudah terbakar dan meledak disimpan terpisah dan diberi
tanda.
b. Dalam penyimpanan obat dan alkes, tumpukan kardus tidak boleh melebihi
standar yang diperbolehkan.
c. Setiap ruang pelayanan, penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai, ruang dokumen, ruang administrasi dilengkapi dengan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
d. Dibuat jalur evakuasi untuk kejadian kebakaran dan gempa. Limbah kemasan obat
(vial, fles, bag) di ruang perawatan, dimasukkan dalam plastik limbah medis
berwarna kuning.
e. Limbah ampul dan disp spuit (termasuk jarum) di ruang perawatan, dimasukkan
dalam tempat khusus yang anti bocor dan tidak tembus air (safety box).
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk mengevaluasi mutu pelayanan farmas dan Indikator mutu Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Lombok Timur meliputi:
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang
ditetapkandan dapat memuaskan pelanggan
2. Tujuan Khusus
a. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandard
b. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obatdan keamanan
pasien
c. Meningkatkan efesiensi pelayanan
d. Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di rumah sakit sesuaiCPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik)
e. Meningkatkan kepuasan pelanggan
f. Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait

B. Evaluasi
1. Jenis Evaluasi
Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi, dibagi tiga jenis programevaluasi:
a. Prospektif : program dijalankan sebelum pelayanandilaksanakan
Contoh : pembuatan standar, perijinan
b. Konkuren : program dijalankan bersamaan dengan pelayanandilaksanakan
Contoh : memantau kegiatan konseling apoteker, peracikanresep oleh Asisten
Apoteker
c. Retrospektif : program pengendalian yang dijalankan setelah pelayanan dilaksanakan
Contoh : survei konsumen, laporan mutasi barang
2. Metode Evaluasi
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

a. Audit (pengawasan)
Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudahsesuai standar
b. Review (penilaian)
Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaanumber daya,
penulisanresep

c. Survei
Untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angketatau wawancara
langsung.
3. Observasi
Terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatanpenyerahan obat.

C. Pengendalian Mutu
1. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan\
a. Unsur masukan (input) : tenaga/sumber daya manusia, saranadan prasarana,
ketersediaan dana
b. Unsur proses : tindakan yang dilakukan oleh seluruh staffarmasi
c. Unsur lingkungan : Kebijakan-kebijakan, organisasi, manajemen
d. Standar – standar yang digunakan
e. Standar yang digunakan adalah standar pelayanan farmasiminimal yang
ditetapkan oleh lembaga yang berwenang danstandar lain yang relevan dan
dikeluarkan oleh lembaga yangdapat dipertanggungjawabkan .
2. Tahapan Program Pengendalian Mutu
a. Mendefinisikan kualitas pelayanan farmasi yang diinginkandalam bentuk
kriteria.
b. Penilaian kulitas pelayanan farmasi yang sedang berjalanberdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
c. Pendidikan personel dan peningkatan fasilitas pelayanan biladiperlukan.
d. Penilaian ulang kualitas pelayanan farmasi.
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

e. Up date kriteria
3. Aplikasi Program Pengendalian Mutu
Langkah – langkah dalam aplikasi program pengendalian mutu :
a. Memilih subyek dari program
b. Karena banyaknya fungsi pelayanan yang dilakukan secarasimultan, maka
tentukan jenis pelayanan farmasi yang akandipilih berdasarkan prioritas
c. Mendefinisikan kriteria suatu pelayanan farmasi sesuai dengankualitas
pelayanan yang diiginkan
d. Mensosialisasikan Kriteria Pelayanan farmasi yang dikehendaki
e. Dilakukan sebelum program dimulai dan disosialisasikan padasemua personil
serta menjalin konsensus dan komitmenbersama untuk mencapainya
f. Melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang sedangberjalan
menggunakan criteria
g. Bila ditemukan kekurangan memastikan penyebab darikekurangan tersebut
h. Merencanakan formula untuk menghilangkan kekurangan
i. Mengimplementasikan formula yang telah direncanakan
j. Reevaluasi dari mutu pelayanan Pelayanan
4. Indikator dan Kriteria
Untuk mengukur pencapaian standar yang telah ditetapkandiperlukan
indikator, suatu alat/tolok ukur yang hasil menunjuk padaukuran kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan.Makin sesuai yang diukur dengan
indikatornya, makin sesuai pulahasil suatu pekerjaan dengan standarnya. Indikator
dibedakanmenjadi :
a. Indikator persyaratan minimal yaitu indikator yang digunakan untuk mengukur
terpenuhi tidaknya standar masukan, proses,dan lingkungan.
b. Indikator penampilan minimal yaitu indikator yang ditetapkanuntuk mengukur
tercapai tidaknya standar penampilan minimalpelayanan yang dilakukan.
Indikator atau kriteria yang baik sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tujuan
b. Informasinya mudah didapat
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

c. Singkat, jelas, lengkap dan tak menimbulkan berbagaiinterpretasi


d. Rasional
5. Evaluasi Mutu Pelayanan
Untuk mengevaluasi mutu pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
Namira meliputi:
a. Waktu Tunggu PelayananObat Racikan resep rawat jalan(≤ 30 menit.
b. Waktu tunggu pelayanan Obat non racikan/obat jadi resep rawat jalan(≤ 10
menit)
c. Waktu tunggu pelayanan resep rawat inap (2 jam)
d. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat (100%)
e. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (80%)
f. Kepatuhan Pelabelan Obat Kewaspadaan Tinggi (100%)

BAB IX
PENUTUP
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAPARANG
Jl. Wisata Gn. Rinjani Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Email : rsudselaparang23@gmail.com Kode Pos : 83655

Dengan ditetapkannya Pedoman Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, diharapkan


dapat menjawab permasalahan tentang pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Dalam
pelaksanaannya di lapangan, PedomanPelayanan Farmasi di Rumah Sakit ini sudah
barang tentu akanmenghadapi bebagai kendala, antara lain sumber daya
manusia/tenagafarmasi di rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit.
Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Farmasi di RSI Namira
makaperlu komitmen dan kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terkait
dengan pelayanan farmasi, sehingga pelayanan rumah sakit pada umumnya
akansemakin optimal, dan khususnya pelayanan farmasi di rumah sakit akandirasakan
oleh pasien/masyarakat

Ditetapkan di : Labuhan Haji


Pada Tanggal : 13 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai