Anda di halaman 1dari 5

Nama: Andre Ardinur

Nim: 21110036

Konstanta Laju Penguraian

1. Stabilitas Obat
Stabilitas diartikan bahwa obat (bahan obat, sediaan obat) disimpan dalam kondisi
penyimpanan tertentu didalam kemasan penyimpan dan pengangkutannya tidak
menunjukkan perubahan sama sekali atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan
(Ansel, 1989).
Beberapa zat obat rentan terhadap penguraian kimia dalam berbagai kondisi karena
rapuhnya struktur molekul. Penguraian kimia dan fisik dari zat-zat obat dapat
mengubah efek farmakologisnya yang berakibat pada perubahan efikasi terapeutik serta
konsekuensi toksikologis. Karena obat-obatan digunakan secara terapeutik berdasarkan
kemanjuran dan keamanannya, obat-obatan tersebut harus stabil dan mempertahankan
kualitasnya sampai saat penggunaan atau sampai tanggal kadaluwarsanya ( Yoshioka
dkk,2002).
Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas produk farmasi seperti, bahan aktif,
interaksi bahan aktif dengan bahan tambahan,proses pembuatan, proses pengemasan,
dan kondisi lingkungan selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan, dan jangka
waktu produk antara pembuatan hingga pemakaian (Vadas, 2000). Stabilitas kimia
merupakan hal yang penting karena mempengaruhi keamanan dan efikasi dari suatu
produk obat (Blessy dkk, 2014). Untuk mengetahui stabilitas yang menandakan kualitas
obat pada waktu dan kondisi penyimpanan tertentu dilakukanlah uji stabilitas (Sinko,
2008).
Pengujian stabilitas kimia dapat dilakukan dengan dua uji stabilitasyaitu uji stabilitas
jangka panjang dan uji stabilitas dipercepat. Pada uji stabilitas jangka panjang, produk
disimpan pada kondisi penyimpanan yang direkomendasikan (misalnya pada suhu
kamar) dan dievaluasi hingga karakteristik produk tersebut tidak memenuhi
spesifikasi.Sementara pada uji stabilitas dipercepat,produk disimpan pada kondisi yang
dilebih-lebihkan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Penguraian


Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah labilitas dari
bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia dari masing-masing bahan dan
sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua adalah faktor-faktor luar seperti
suhu,cahaya,kelembapan,dan udara,yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi
degradasi bahan. Skala kualitas yang penting untuk menilai kestabilan suatu bahan obat
adalah kandungan bahan aktif, keadaan galenik, termasuk sifat yang terlihat secara
sensorik, secara miktobiologis, toksikologis, dan aktivitas terapetis bahan itu sendiri.
Skala perubahan yang diizinkan ditetapkan untuk obat yang terdaftar dalam farmakope.
Kandungan bahan aktif yang bersangkutan secara internasional ditolerir suatu penurunan
sebanyak 10% dari kandungan sebenarnya (voight, 1994).

3. Persamaan Arrhenius
Penentuan umur simpan nasi dalam kemasan kaleng dilakukan dengan model
Arrhenius.Dari data yang diperoleh, dilakukan perhitungan lanjut terhadap nilai k untuk
setiap perlakuanpada kedua ordo reaksi. Nilai k pada Ordo Nol dapat ditentukan dari nilai
slope grafik.Ordo Satu diperoleh dengan cara menghitung dengan menggunakan rumus:

InAt= InAo-k.t

Keterangan :
At : Konsentrasi akhir sampel
Ao : Konsentrasi awal sampel
k : Konstanta
t : Waktu akhir penyimpanan

Nilai k merupakan konstanta penurunan mutu. Nilai k berkaitan dengan waktu umur
simpannasi dalam kemasan kaleng. Semakin tinggi nikai k, semakin besar penurunan
mutu produk,sehingga akan mempersingkat umur simpan nasi dalam kemasan kaleng.
Perhitungan umur simpandapat diperluas pada berbagai suhu yang lain dengan
menggunakan hubungan nilai k dan suhupenghitungan sebelumnya. Nilai k yang
diperoleh dalam perhitungan dihubungkan dengan suhu menggunakan persamaan
Arrhenius :
𝐸𝑎 𝐼
k=ko (𝐸𝑎𝑅𝑇) atau k=In ko-[ . 𝑇]
𝑅

Grafik dari hubungan ln k (sebagai ordinat y) dengan (1/T) sebagai absis x, akan
memberikan persamaan garis lurus seperti y= a + bx. Nilai suhu pada persamaan
Arrhenius adalah dalam skala Kelvin terlihat pada Tabel 12 untuk Ordo Nol dan Ordo
Satu, sedangkan persamaan garis untuk nilai 1/T dan ln k untuk ordo nol dan satu dapat
dilihat pada Tabel 21 dan grafik hubungan antara nilai 1/T dan Ln K dapat dilihat di
Lampiran. 33-36. Selanjutnya perhitungan umur simpan nasi dalam kemasan kaleng
ditentukan berdasarkan ordo reaksi terpilih. Batas kritis dari masing-masing parameter
penyimpanan digunakan untuk menentukan umur simpan. Penentuan batas kritis
tergantung pada tingkat kerusakan masing-masing parameter yang masih dapat diterima
(usable quality). Penetapan batas kritis pada parameter sensori (warna, rasa, aroma dan
tekstur) didasarkan pada skor suatu parameter sensori yang sudah tidak dapat lagi
diterima oleh panelis dalam hal ini yaitu skor 5,00 (Arpah 2001), sedangkan batas kritis
parameter nilai L, a, dan b yaitu 70% usable qualitydari nilai awal, dan tekstur ditetapkan
berdasarkan minggu kerusakan terdeteksi pada sensori yaitu minggu ke-7 atau pada skor
kekerasan 878,31. Setelah penetapan batas kritis, maka didapatkan nilai mutu awal (Ao)
dan nilai mutu akhir (At) sehingga umur simpan produk nasi dalam kemasan kaleng
terpilih dapat dihitung dengan menggunakan nilai k.

4. Penentuan Simpanan Obat:


a. Tentukan orde reaksi dengan menggunakan metode grafik (regresi linear)(cukup pada
satu suhu saja)
• uji orde 0: t vs At
• uji orde 1 : t vs In At
• uji orde 2 : t vs 1/At
• kesimpulan : lihat r (atau r2). Nilai yang mendekati ± 1, berarti itulah orde yang
dipakai.

b. Misalkan diperoleh orde 1, maka persamaan yang dipakai selanjutnya harus orde1:

In[A]t = -kt + In [A]0

Y = BX + C

Dimana k = -B
c. Tentukan nilaik k pada masing-masing suhu dengan menggunakan regresi linear antara t
vs In At (karena orde 1)
Dimana k= -B
Catatan : k yang diperoleh merupakan k pada suhu diatas suhu kamar (k 40⁰C, k50⁰C dan
k60⁰C)
d. Tentukan k pada suhu kamar dengan menggunakan regresi linear (mengacu pada rumus
Arrhenius)
𝐸𝑎 1
In k = ( - ) ( ) + In A
𝑅 𝑇

Y = BX + C

e. Nilai A dan B yang diperoleh tadi, disubstitusi ke pers reg di atas, sehingga nilai k pada
suhu kamar (25 ‘C = 298’K) dapat diperoleh.
𝐸𝑎 1
In k = ( ) ( 𝑇 ) + In A
𝑅

Y – BX + C

f. Dari nilai k suhu 25’C tadi, disubstitusikan ke rumus persamaan orde 1 yang telah diubah
dulu menjadi ke nilai t 90%

In[A]t = -kt + In [A]0


g. 90% : At = 0,9Ao. Substitusi ke persamaan diatas, diperoleh t 90% = 0,105/k
Daftar Pustaka

Wahyuni, Y.S . 2019. THE EFFECT OF STORAGE TEMPERATURE ON PHOSPATE


CLINDAMYCIN STABILITY IN EMULGEL DOSAGE FORM WITH HIDROXYPROPYL
METHYL CELLULOSE (HPMC) AS A GELLING AGENT. Journal of Pharmaceutical And
Sciences 2 (2), 36-42, 2019

Isykandar, Zulkarnain. 2014. Stabilitas Kimia Dan Usia Simpan Sirup Parasetamol Pada
Berbagai Suhu Peny impanan. Jurnal Ilmiah As-Syifaa 6 (1), 17-24, 2014

Arista,Sri.2013.Laporan Praktikum Stabilitas Obat.


https://www.academia.edu/8665817/STABILITAS_OBAT_arista. diakses pada10 Juli 2022,
pukul 22.47

Arifin. L.W. 2013. _FORMULASI DAN KARATERISASI NASI DALAM KEMASAN


KALENG SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN DARURAT. Skripsi. Institut Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai