Kinetika Dan Orde Reaksi
Kinetika Dan Orde Reaksi
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Aldino Desra, M.Farm
Hukum laju reaksi : laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi zat
pereaksi atau produk reaksi setiap satuan waktu (2,3,5,6,7).
Tanda negatif digunakan jika X adalah pereaksi dan tanda positif digunakan jika X
adalah produk reaksi. Laju keseluruhan dari suatu reaksi kimia pada umumnya
bertambah jika konsentrasi salah satu pereaksi dinaikkan. Hubungan laju reaksi dan
konsentrasi dapat diperoleh dari data eksperimen. Untuk reaksi, A + B → produk
dapat diperoleh bahwa laju reaksi dapat berbanding lurus dengan [A]x dan [B]y
disebut hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi, dengan k adalah tetapan laju
reaksi, x dan y merupakan bilangan bulat yang menyatakan orde ke x terhadap A dan
orde ke y terhadap B, sedangkan (x + y) adalah orde reaksi keseluruhan.
Hukum laju diperoleh secara eksperimen dan tidak bergantung pada persamaan
stoikiometri. Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam bentuk diferensial.
Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil, namun dalam beberapa hal
pecahan atau nol. Pada umumnya orde reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak sama
dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri reaksi.
Reaksi orde nol
Suatu reaksi disebut orde ke nol terhadap suatu pereaksi jika laju reaksi tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi tersebut. Jika [A] adalah konsentrasi dan [A] 0
adalah konsentrasi pada t = 0, maka
dan hasil integral [A]0 - [A] = k.t
=k.t
b. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan
terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksinya akan semakin
cepat. Tumbukan yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang
menghasilkan reaksi, dan hanya dapat terjadi bila molekul yang
bertumbukan tersebut memiliki energi aktivasi yang cukup. Energi
aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki molekul agar
tumbukannya menghasilkan reaksi.
c. Temperatur
Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energi
kinetik molekul-molekul akan meningkat. Akibatnya molekul-molekul yang
bereaksi menjadi lebih aktif mengadakan turnbukan. Kenaikan suhu
menyebabkan gerakan molekul makin cepat sehingga kemungkinan
tumbukan yang efektif makin banyak terjadi. (Kristianingrum, 2013).
d. Waktu Reaksi
Terlihat bahwa semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak
jumlah Mg(OH)2hasil yang didapat, sehingga semakin lama waktu reaksi
maka konversi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini disebabkan
karena waktu kontak antara ion-ion yang bereaksi di dalam reaktan juga
semakin lama sehingga semakin banyak terjadi tumbukan antara ion-ion
yang dikehendaki bersenyawa. (Suprihatin, 2010).
2H2O2 → 2H2O + O2
Tanpa adanya katalis, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat. Tetapi
penambahan sedikit garam-garam
Klorida, sulfat, atau nitrat dari unsurunsur transisi dapat mempercepat reaksi
penguraian tersebut. Sejak itu banyak ahli kimia yang tertarik menelitinya secara
seksama. Di antaranya, Bredig telah mengamati reaksi tersebut dengan menggunakan
katalis ion titan (III). Dia menemukan bahwa reaksi penguraian hidrogen peroksida
yang dikatalisis oleh ion logam tersebut melibatkan radikal bebas HO2 (Cotton dan
Wilkinson, 1976).
Haber dan Weiss dalam Laidler (1978) telah mempelajari kinetika reaksi
penguraian hidrogen peroksida menggunakan ion besi (II) sebagai katalis.
Dikemukakan bahwa reaksi penguraian tersebut berlangsung menurut suatu reaksi
rantai dengan pembentukan radikal-radikal OH dan HO2, diserta oleh oksidasi ion
besi (II) menjadi ion besi (III). Mereka menemukan bahwa laju perubahan konsentrasi
hidrogen peroksida tidak dapat dinyatakan oleh suatu persamaan orde kesatu yang
sederhana.
Laju reaksi
Suatu persamaan yang memerikan hubungan antara laju reaksi dengan
konsentrasi pereaksidisebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan k
dirujuk sebagai tetapan lajuuntuk suatu reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi
berkurang dengan berlangsungnyareaksi. Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah
sepanjang perjalanan reaksi. Jadi laju reaksiimemberikan suatu ukuran yang
memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksimakin besar harga k, makin
lambat reaksi, makin kecil harga k itu.Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan
konsentrasi pereaksi atupun produk dalamsatuan waktu. Laju suatu reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
E. Reaksi Kompleks
Reaksi kompleks pada umunya berjalan melalui berbagai tahapan reaksi
sederhana. Setiap satu reaksi kompleks pasti memiliki lebih dari satu reaksi sederhana
dan pada reaksi kompleks ini lajunya akan dipengaruhi oleh reaksi sederhana yang
memiliki laju paling lambat. Hal ini terjadi karena reaksi-reaksi sederhana lainnya
yang memiliki laju lebih cepat dianggap tidak begitu memengaruhi laju reaksi
sederhana yang lambat, sehingga waktu keseluruhan untuk bereaksi didapat dari
waktu untuk laju reaksi sederhana terlama.
F. Waktu Paruh
Waktu paruh (t1/2) suatu senyawa obat adalah waktu yang diperlukan oleh
senyawa tersebut untuk terurai hingga diperoleh kadar akhir sebesar setengah langkah
dari kadar awalnya. Besarnya t1/2 suatu obat tergantung dari orde reaksinya. Dengan
mensubtitusikan harga Ct = 0,5 Co kedalam persamaan laju reaksi masing-masing
orde, maka akan didapatkan harga t1/2 sebagai berikut:
Reaksi orde nol : t1/2 = 0,5 Co/k
Reaksi orde pertama : t1/2 =0,693/k
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa pada reaksi orde pertama harga t1/2nya
tidak tergantung pada konsentrasi senyawa awal (Maron and Lando, 1974; Connors,
et all., 1986).
Daftar Pustaka
Ain, Qurrotul. Dkk. 2020.PENGEMBANGAN LKPD BERORIENTASI INKUIRI
TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PADA MATERI
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI. UNESA Journal of
Chemical Education 9 (3), 397-406, 2020. https://doi.org/10.26740/ujced.v9n3.p397-406
Aro. Makalah Kinetika Kimia. https://www.academia.edu/8856047/Makalah_Kinetika_Kimia.
diakses pada 21 Juni 2022, pukul 22.10
Febriana, L.G. dkk. 2021. Potensi Gelatin dari Tulang Ikan sebagai Alternatif Cangkang Kapsul
Berbahan Halal: Karakteristik dan Pra Formulasi. Majalah Farmasetika 6 (3), 2021