Filosofi pendidikan merupakan mata kuliah yang membantu saya dalam mebuka pemikiran tentang pembelajaran yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, mulai dari kaitan pembelajaran dengan kebudayaan. Hingga penerapan pembelajaran Ki Hajar Dewantara di abad 21. Filsosofi pendidikan juga menjadi jawab dari mata kuliah yang lain, contohnya seperti pembelajaran berdiferensiasi. Mengapa Review Pengalaman harus mempelajari pembelajaran diferensiasi? Alasannya terdapat Belajar pada mata kuliah filsosofi pendidikan yaitu sesuai dengan Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran itu sebaiknya sesuai dengan kodrat alam peserta didik. Tidak hanya itu mata kuliah ini juga memberikan motivasi dan kesadaran untuk menjadi pendidik yang baik. Artinya pendidik yang mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan dan hal yang kurang tepat untuk dilakukan. Pada mata kuliah ini saya tertarik dengan pembahasan mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara yang berbunyi guru seharusnya dapat berpihak pada peserta didik. filosofi tersebut dapat menjawab pertanyaan mengenai alasan kenapa guru harus membuat banyak Refleksi Pengalaman Belajar yang Dipilih media pembelajaran, menggapa guru harus kreatif hingga mengapa guru harus tau karakteristik peserta didik. Jawabannya yaitu karena guru sebagai seorang fasilitator yang dapat mendorong kodrat alam peserta didik bukan menciptakan kodrat baru dalam diri peserta didik. Analisis Artefak Pembelajaran Artefak pembelajaran diatas berada pada demonstrasi kontekstual di LMS, yang berisi dari perjalanan pendidikan nasional dari era belanda sampai ke pendidikan merdeka belajar. Pembelajaran bermakna yang saya dapat yaitu, saya mengetahui makna mengapa guru harus menemukan karakteristik peserta didik, harus membuat media pembelajaran yang kreatif dan lain lain. Hal tersebut dikarenakan guru sebagai fasilitator bukan pencipta. Tugas Pembelajaran Bermakna (Good guru mengantarkan peserta didik untuk berkembang melalui kodrat Practices) alam yang sudah mereka punya. Sehingga guru harus sangat kreatif menentukan cara yang tepat untuk peserta didik dalam mengembangkan kodrat alamnya. Dan yang terpenting dengan cara menyenangkan tanpa adanya paksaan.