Teknik Pengolahan Makanan Internasional

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Teknik Pengolahan Makanan Internasional

Terdapat beberapa cara atau teknik yang dibutuhkan dalam mengolah makanan agar
menghasilkan suatu produk makan dengan cita rasa yang sesuai dengan keinginan atau
harapan. Teknik pengolahan makanan intenrasional tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut.

1. Boiling (Merebus)
Yaitu memasak bahan makanan dalam zat cair pada suhu 100 ‘C. Merebus dapat di
dalam air, susu, kaldu atau anggur. Pada saat merebus agar tidak terdapat banyak zat
makanan yang hilang, maka perhatikan hal berikut ini;
 Gunakan air secukupnya agar ketika makanan itu masak, iar yang digunakan
ikut habis,
 Masukkan banan makanan setelah air tersebut mendidih lalu tutuplah panci
dan setelah air kembali mendidih maka kecilkan api hingga masakan menjadi
matang (sesekali di aduk).
 Setelah matang keluarkan dari api sebab jika terlalu lama dalam merebus, hal
itu hanya akan memboros bahan bakar, membuang zat makanan, aroma dan
rasa dari makanan itu sendiri serta membuat warna makanan terlihat busuk.
 Jika masih terdapat sisa air rebusan, gunakanlah untuk membuat makanan
yang lain.
2. Steaming (Mengukus)
Yaitu memasak bahan makanan dengan uap air yang mendidih yang dilakukan dalam
panci pengukus yang tediri dari dua buah panci yang disusun. Panci bagian bawah
berisi air pengukus dan panci bagian atas adalah wadah makanan yang dikukus
dengan dasar panci yang berlubang-lubang. 
Kelebihan dari mengukus dibandingkan dengan merebus makan adalah ;
 Zat gizi pada makanan tidak hilang sebab tidak larut dalam air,
 Makanan lebih sedap dan harum, dan
 Kemungkinan makanan hangus hampir tidak ada sama sekali.
3. Au bain Marie (Mengetim)
Yaitu memasak bahan makanan dalam sebuah tempat yang dipanaskan dalam air
mendidih yang dilakukan dalam panci tim yang terdiri dari 2 buah panci yang 
disusun seperti panci pengukus, namun dasar panci bagian atasnya tidak berlubang –
lubang. Air dalam panci bagian bawahnya harus banyak namun tetap dijaga agar air
tidak masuk kedalam makanan. 
Kelebihan makanan yang di tim adalah makanan tidak mudah hancur karena tidak
perlu diaduk dan hampir tidak ada zat makanan yang terbuang.
4. Frying (menggoreng)
Yaitu memasak bahan makanan dalam minyak panas agar bahan makanan menjadi
matang, kering , dan berwarna kecoklatan dan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
 Deep Frying, yaitu menggoreng dalam minyak goreng yang banyak dan panas
dengan menggunakan penggorengan yang berdasar tebal atau wajan logam
atau deep fryer.
 Pan Frying, yaitu menggoreng dengan margarin, lemak atau mentega yang
cukup untuk melumuri dasar penggorengan saja.
Menggoreng dengan cara ini dapat dilakukan di atas kompor dengan menggunakan
panci dadar (griller) atau dalam oven dengan menggunakan loyang.
5. Stir Frying (men-cah)
Yaitu cara memasak dengan menggunakan sedikit minyak yang dipanaskan dalam
wajn di atas api yang besar. Sayuran yang telah dipotong-potong dimasukkan sambil
terus menerus di aduk hingga tertutup lemak dan menjadi masak namun masih renyah
dan tidak terlalu layu. Bumbu dan bahan – bahan lainnya dapat ditambahkan setelah
sayuran tertutup lemak dan dapat juga ditambahkan sedikit kaldu atau air. Cara
memasak seperti ini merupakan cara masak dari dapur Cina.
6. Stewing (menyetup)
Yaitu memasak makanan di atas api kecil setelah makanan tersebut direbus, digoreng
atau ditumis dengan tujuan agar makanan menjadi lunak dan bumbu yang
ditambahkan dapat meresap. Menyetup dapat dilakukan pada bahan makanan seperti
daging, sayuran, dan buah-buahan.Namun sayuran yang disetup lama akan dapat
kehilangan sebagian zat makanan dan warnanya, jadi sebaiknya sayuran tidak perlu
untuk disetup tapi setelah direbus, ketika masih panas dicampurkan dengan mentega
serta saus.
7. Braising (Menyemur)
Yaitu memasak bahan makanan dalam lemak pada api yang besar hingga makanan
terlihat kecoklatan, misalnya daging  yang diberi sedikit cairan dan dibiarkan
mendidih di atas api dalam tempat yang tertutup . menyemur juga dapat dilakukan
pada sayuran tetapi tidak dipanaskan hingga kecoklatan. Zat vitamin yang terdapat
pada sayuran tidak akan hilang karena tertutup lapisan lemak.
8. Sauting (Menumis)
Yaitu memasak makanan dengan sedikit margarin, mentega atau minyak agar lebih
harum dan sedap dan dilakukan tidak terlalu lama sambil mengaduk-adaknya.
9. Broilling (memanggang)
Yaitu memasak bahan makanan langsung diatas bara api hingga kecoklatan dan
mendapat lapisan yang kering dan biasanya yang dipanggang itu adalah daging sapi,
ayam dan lainnya.
10. Baking (membakar atau mengepang).
Yaitu memasak bahan makanan didalam oven atau pan pembakaran hingga masak
dan kecoklatan dan dilakukan pada berbagia makanan seperti kue kering, kue tar, roti,
dan lainnya. Selain itu juga dilakukan pada beberapa masakan dengan tujuan untuk
memperoleh lapisan kulit yang kering dan kecoklatan.
11. Coating (Memanir).
Yaitu memberi lapisan telur atau tepung panir pada makanan yang akan digoreng
yang dilakukan agar makanan mendapatkan kulit yang kering kecoklatan dan  bentuk
yang rapih serta tidak menyerap banyak minyak dan serta tidak mudah pecah pada
saat digoreng dan bagian dalamnya tidak kering.
Adapun Cara untuk memanir masakan adalah sebagai berikut;
 Kocok telur atau putih telur dengan mencampurkan sedikit air namun jangan
hingga berbuih,
 Celupkan makanan kedalam kocokan telur tersebut lalu tiriskan,
 Gulingkan dalam tepung panir yang ditaburkan cukup tebal di atas sehelai
plastik atau kertas dan agar lapisannya lebih tebal dan kuat, maka dapat
dilakukan berulang–ulang dengan cara
mencelupkannya kembali kedalam kocokan telur dan kembali membalurinya
lagi dengan panir. Lakukan terus hingga dirasa cukup tebal, dan
 Ketuk perlahan sisa tepung panir yang tersisa pada makanan dan gorenglah
segera dalam minyak panas.
12. Marinating (memarinir)
Yaitu membiarkan daging, ikan atau sayur beberapa waktu dalam cairan yang terdiri
dari anggur, air jeruk atau cuka, ditambah dengan bumbu garam, lada, bawang merah,
daun laurier, cengkeh, minyak dan gula dengan tujuan agar daging menjadi lunak,
sedap dan tidak cepat membusuk, untuk sayuran agar tidak memiliki rasa hambar.
13. Farcing (Memfarsir)
Yaitu menutup, membungkus atau mengisi makanan dengan bahan makanan lain
yang telah dihaluskan yang umumnya menggunakan daging cincang. Bahan yang
difarsir yaitu ayam, telur, dan sayur – sayurn misalnya telur ini, ayam kodok, tomat isi
dan lainnya.
14. Lardir (Melardir)
Yaitu menjelujur daging dengan pita – pita dari lemak yang dilakukan pada daging
yang tidak berlemak misalnya hati, unggas dan daging buruan agar tidak terlalu
kering saat dimasak.
15. Barding (Membardir)
Yaitu membungkus daging dengan selapis lemak yang tipis dengan tujuan seperti
melardir yang sering dilakukan pada daging hewan unggas.
16. Blancing (memblansir)
Yaitu mencelupkan bahan makanan kedalam air yang mendidih hingga beberapa detik
lalu diangkat dan secepatnya dimasukkan kedalam air dingin. Ukuran lama atau
tidaknya memblansir tergantung pada jenis bahan makanan yang digunakan. Hal ini
dilakukan pada bahan makanan sepeerti sayuran dan buah untuk memudahkan saat
dikupas, membunuh bakteri, dan menyegarkan warnanya.
17. Making broth or stock (membuat kaldu)
Yaitu melarutkan zat – zat harum dari daging, ikan, unggas, sayur, dan bumbu –
bumbu. Pada saat membua tkaldu sebaiknya jangan menggunakan suhu hingga 100’C
agar semua sari dapat keluar dengan perlahan dan tidak terjadi penguapan serta kaldu
tetap jernih.
18. Making fillet (Memfilir)
Yaitu menyayat daging sapi, unggas, atau ikan sedemikian rupa sehingga tidak
bertulang atau berduri lagi dan potongan daging tersebut disebut dengan fillet yang
bisa direbus atau digoreng.
19. Glaseing (Menggelasir)
Yaitu memberikan lapisan mengkilap pada makanan, tar atau kue lainnya dengan cara
menutup dengan gelasir air atau gelasir putih telur yang dibuat dari camouran gula
halus, air jeruk atau putih telur. 
20. Thicken (Mengentalkan)
Yaitu menambahkan bahan pengental pada zat cair dengan menggunakan pati, telur
dan gelatin atau agar – agar. Tepung kentang dan maizena labih besar daya kentalnya
daripada bahan pengental lainnya.
21. Clarifying (Menjernihkan).
Yaitu menjernihkan cairan yagn akan digunakan dalam memasak dengan cara
mengkocok putih telur, tuangkan kedalam cairan yang akan dijernihkan lalu
dipanaskan secara perlahan-lahan sambil diaduk. Pada saat putih telur mulai
membeku, maka kotoran yang halus akan terikat. Didihkan sebentar, angkat dari api,
jangan diaduk lagi. Putih telur mengikat kotoran akan terapung, kemudian disaring
dengan kain yang halus.
22. Beating (Mengocok atau memukul)
Yaitu memasukkan udara kedalam makanan, misalnya pada putih telur untuk
membuat kolomben sebab dengan udara itu makanan akan mengembang.
23. Chilling (Mendinginkan)
Yaitu membiarkan makanan untuk sementara waktu dalam lemari pendingin hingga
encapai suhu dingiin yang diinginkan. 
24. Serving (Menghidangkan)
Yaitu menghidangkan makanan yang sudah matang dan sudah bisa untuk dimakan.

Tugas PKWU

No Teknik Pengolahan Makanan


Boiling (Merebus) Mashed Potato, Pangsit Rebus, dan Sup
1.
tom yum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Anda mungkin juga menyukai