Anda di halaman 1dari 192

SEKILAS INFO TENTANG SAYA

PENGALAMAN PEKERJAAN

TAHUN PENGALAMAN BEKERJA

1984 GURU SMEAN (SMKN)

1990 KEPALA SEKOLAH

1995 KEPALA SEKSI PENDIDIKAN MASYARAKAT

1997 KEPALA KANTOR DEKDIKBUD KOTA MALANG

2001 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG

2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG

2014 STAF AHLI GUBERNUR PROVINSI JAWA TIMUR


Dr. SHOFWAN, S.H.,M.Si 2015 KA. BAKORWIL WILAYAH IV PAMEKASAN
TTL : MOJOKERTO, 15 APRIL
1958 2015 ASISTEN 3 BIDANG KESRA PROV. JATIM
AGAMA : ISLAM 2016 - KETUA FKUB PROV. JATIM
2021

No HP: 081333275318 2017 WIDYAISWARA UTAMA BADAN DIKLAT PROV.


JATIM
Email : sshofwan67@gmail.com 2001-saat DOSEN PASCASARJANA UNIVERSITAS
ini MUHAMMADIYAH MALANG
SEKILAS INFO PENDIDIKAN
TENTANG SAYA TAHUN PENGALAMAN BEKERJA

2007 S1 BHS. INGGRIS UNIVERSITAS JEMBER

2011 S1 PGSD UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2015 S2 PGSD UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2015 S1 STIH SUNAN GIRI MALANG

2018 S2 ILMU HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGALAMAN PEKERJAAN
MIFTAHUL HUDHA, S.Pd. M.Pd
TTL : MOJOKERTO, 16 September 1984 TAHUN PENGALAMAN BEKERJA
AGAMA : ISLAM
2005 GURU DI SMP MINQU JEMBER
2011 GURU DI SDN MERJOSARI 4
2018 DOSEN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019 KEPALA SEKOLAH HUDAN CENDIKIA MALANG

No HP: 085749961194
Email : miftahulhudha160984@gmail.com
2
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI JAWA TIMUR
LOGO
Saya

tidak akan mengajari ;

tidak akan menggurui;

tapi hanya sekadar ingin


BERBAGI

dan BELAJAR bersama;

Dalam Diklat Prajabatan


Tahun 2019
MEREKA YANG BERHENTI BELAJAR AKAN
MENJADI PEMILIK MASA LALU;

DAN MEREKA YANG TERUS BELAJAR AKAN


MENJADI PEMILIK MASA DEPAN

10/11/2019 5
Gelas yang nampak dihadapan kawan-kawan ini,
setengah isi atau setengah kosong
ataukah penuh ?
Jika kawan-kawan menjawab
udara bahwa gelas tersebut penuh,
itu bisa menjadi jawaban yang
cairan benar.
Mengapa?
Karena gelas tersebut memang
penuh : setengah diisi oleh
cairan dan setengah lagi diisi
oleh udara, jadi totalnya gelas
itu penuh.
kosong

Yang menjawab setengah isi juga


cairan
bisa benar, jika sudut pandang
terhadap isi gelas tersebut
tertuju pada cairan saja. Udara
dilupakan untuk sementara.
Setengah kosong juga benar.
kosong
Tetapi jawaban seperti itu
menunjukan bahwa kita selalu
fokus terhadap yang tidak ada,
bukan fokus terhadap yang ada.
Padahal jika kita fokus pada yg
ada, akan membuat kita selalu
memiliki rasa bersyukur.
Sementara rasa syukur akan
meningkatkan nikmat, motivasi
diri, dan pada gilirannya akan
meningkatkan KREATIVITAS
DAN INOVATIF

10/11/2019 9 uun-untung-smp
10/11/2019 10 uun-untung-smp
Imajinasi masa depan
adalah guru yang
terbaik di samping
guru yang terbaik
adalah pengalaman
masa lalu

LOGO
10/11/2019
10/11/2019
Pesan Perjuangan dari Pahlawan Nasional :

Prof. Dr. R. Soeharso :


“ Right or Wrong my
country, lebih-lebih kalau
kita tahu, negara kita dalam
keadaan bobrok, maka
justru saat itu pula kita
wajib memperbaikinya.”
Supriyadi :

“Kita yang berjuang jangan sekali-


kali mengharapkan pangkat,
kedudukan, ataupun gaji yang
tinggi.”

10/11/2019 14
Negara Republik

Indonesia ini bukan


milik sesuatu golongan,
bukan milik sesuatu
agama, bukan milik
sesuatu suku, bukan
milik sesuatu golongan
adat-istiadat, tetapi
milik kita semua dari
Sabang sampai
Merauke! “

(Soekarno, “Pidato di Surabaya,


24 Sept 1955’’)
10/11/2019 15
Apabila hari ini sama dengan
kemarin, maka kita merugi
Apabila Hari Ini lebih buruk dari
kemarin, maka kita celaka
Al Hadist Kenapa
Harus
If You Perubahan
Don't Change.. You Die ?
Peter Senge
There is nothing permanent
exept change... (Heraclitus, 535 -475 BC)
QS Ar-Rodlu, ayat 11 : Innallaaha laa yugoyyiru maa
biqoumin hattaa yugoyyiru maa bi anfusihim :
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sehingga mereka mengubah nasibnya sendiri)
CEO OF AMERICA’S BIGGEST
COMPANY

If the rate of change outsides of you is greater


than the rate of change inside you, the end is
nigh.
(Jika kecepatan perubahan di luar diri Anda
lebih cepat ketimbang perubahan dalam diri
Anda, maka akhir diri Anda akan
mengenaskan)

10/11/2019 18
Ketika aku
masih muda
dan bebas
berkhayal
Aku bermimpi
ingin mengubah
dunia...
LOGO
Seiring dengan
bertambahnya usia dan
kearifanku
Kudapati bahwa dunia
tak kunjung berubah,
Maka cita-cita itu pun
agak kupersempit...
LOGO
Lalu kuputuskan
hanya untuk
mengubah negeriku,
Namun, tampaknya
hasrat itu pun tiada
hasil...
LOGO
Tatkala usiaku makin
senja,
Dengan semangatku
yang masih tersisa...

LOGO
Kuputuskan untuk
mengubah
keluargaku, orang-
orang yang paling
dekat
dengan ku...
LOGO
Sayangnya,
mereka pun tak
mau diubah...
LOGO
Kini, sementara
aku berbaring
menunggu ajal
menjelang,
Tiba-tiba
kusadar :
LOGO
Andaikan yang
pertama-tama
kuubah adalah
diriku...

LOGO
Maka dengan
menjadikan diriku
sebagai teladan,
Mungkin aku bisa
mengubah
keluargaku...
LOGO
Bisa jadi aku pun bisa
memperbaiki
negeriku,
Kemudian siapa tahu,
aku bahkan bisa
mengubah dunia.
LOGO
Tulisan di batu nisan
makam Westminster
Abbey, Inggris 1100

LOGO
Artinya :
1. Mulailah dari diri
sendiri...
2. Dari yang terkecil...
3. Dan Dari saat ini
juga... LOGO
SADAR ANTI
KORUPSI

PEMBERANTASAN
KORUPSI LOGO
DESKRIPSI SINGKAT
 Mata diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai
dasar anti korupsi pada peserta diklat melalui
pembelajaran penyadaran anti korupsi, menjauhi
perilaku korupsi, membangun sistem integritas,
proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi
beserta analisis dampaknya.
 Mata diklat disajikan berbasis pengalaman langsung
(experiential learning), dengan penekanan pada
proses internalisasi nilai-nilai dasar tersebut, melalui
kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi
kasus, simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan dan demonstrasi.
 Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar anti korupsi
dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan
HASIL mamp membentuk sikap dan perilaku yang amanah, jujur,
BELAJAR
dan mampu mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.

•Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat


•1) menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi
kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa;
•2) menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana
INDIKATOR korupsi;
HASIL
BELAJAR •3) menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya; dan
•4) mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
•Materi pokok mata Diklat ini adalah sebagai berikut:
• 1) Sadar anti korupsi;
MATERI
POKOK
• 2) Semakin jauh dari korupsi;
• 3) Membangun system integritas; dan
• 4) Aktualisasi nilai-nilai dasar anti korupsi
PENGALAMAN BELAJAR
 Untuk memperoleh hasil belajar di atas, peserta melalui
serangkaian pengalaman belajar, yaitu mulai dari
membaca materi anti korupsi secara e-learning,
melakukan kegiatan yang mengandung unsur
pembelajaran tentang substansi anti korupsi,
melakukan refleksi terhadap pengalaman tersebut,
mendengar dan berdiskusi serta simulasi, menonton
film pendek, dan membahas kasus, menyaksikan Tokoh
Panutan untuk membentuk dan menginternalisasi nilai-
nilai dasar anti korupsi.
 Dipenghujung pembelajaran, peserta menghasilkan
produk pembelajaran yang menunjukkan hasil
internalisasinya terhadap nilai-nilai dasar anti korupsi
sebagai bekal dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar tersebut di tempat tugasnya.
MEDIA
Media pembelajaran yang dipergunakan adalah:
1) Bahan Bacaan;
2) Bahan Tayang;
3) Bahan Tokoh Panutan;
4) Bahan Permainan;
5) Film Pendek;
6) Kasus;
7) Data; Dan
8) Grafik.
SADAR
ANTI KORUPSI
A. DAMPAK PERILAKU
DAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa
latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Selaras dengan kata
asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa,
salah satu alasannya adalah
karena DAMPAKNYA yang luar
biasa menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup, pribadi,
keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.!
Kehidupan telah diciptakan dengan
penuh harmoni, semua berjalan sesuai
dengan orbitnya, ketika sesuatu
mengalami penyimpangan maka terjadi
kerusakan dimuka bumi
perubahan muka bumi dan kerusakan alam yang
terjadi akibat perilaku manusia atau ulah tangan
manusia dan manusia sendiri yang akan
menanggung akibat dari kerusakan tersebut.
Sekarang kita mulai menyadari bahwa dibalik semua
fenomena kehidupan yang mengandung kerusakan
selalu ada kaitannya dengan korupsi :
1) fenomena tentang kerusakan hutan atau lingkungan,
2) fenomena tentang bangunan yang cepat rusak,
3) fenomena penegakan hukum yang tidak dapat tegak
dan berlaku adil,
4) fenomena layanan yang lama, sulit dan birokrasinya
panjang,
5) fenomena merebaknya narkoba,
6) fenomena negara dengan sumber daya alam yang
melimpah namun tidak dapat memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya,
7) dan fenomena lainnya.
DAMPAK KORUPSI
1. Menyuburkan ketamakan
2. Efek buruk bagi perekonomian;
3. Membunuh etos kerja
4. Eksploitasi penjarahan
5. Menghancurkan modal sosial;
Kenapa dan mengapa ?
RENUNGKAN INFORMASI HASIL KAJIAN
1. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih
besar (Epken and Lafountan, 2006);
2. Harga infrastruktur lebih tinggi (Olden and Picci, 2005);
3. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan (Gupta, avoodi, and Alonso-
Terme, 2002);
4. Korupsi menurunkan investasi (Paolo Mauro,1995) dan
karenanya menurunkan pertumbuhan ekonomi;
5. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi asing (Shang, ADB);
6. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang
relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak dari
pada negara rentan korupsi (Campos dan Pradhan, ADB).
BAHAN RENUNGAN
 Setelah 16 thn lebih melewati era reformasi, kondisi
Indonesia ?
 Apa yang didapatkan dari gerakan reformasi yang
pada awalnya mengusung agenda perlawanan keras
terhadap praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN) ?
 Sudah terjadi 5 pergantian kekuasaan selama 16
lebih tahun era reformasi, tetapi Indonesia masih
saja terpuruk.
 Mengapa pemerintah dan birokrasi dalam
mendukung pemberantasan korupsi, kinerjanya
masih sangat kedodoran ?
 Mengapa Indonesia tidak bangkit-bangkit dari
keterpurukan ?
IRONI
NEGARA KAYA RAYA
RAKYATNYA MISKIN,
TERTINGGAL & TERPURUK

Kaya dengan
Sebagian dari keanekaragaman
hutan tropis hayati 15,3 % dari
(paru-paru dunia) Hutan terluas 5.131.100
di dunia terdapat no. 3 di dunia keanekaragaman
di Indonesia hayati di dunia
terdapat
Indonesia
Penghasil timah no. 2 di dunia

Pengekspor batu bara


terbesar no. 3 di dunia

Penghasil tembaga terbesar no. 3 di dunia

Pengekspor LNG terbesar no. 3 di dunia

Salah satu negara penghasil minyak bumi

LOGO
LOGO
LOGO
LOGO
KENAPA? LOGO
BUAT IDENTIFIKASI
DAMPAK PERILAKU DAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
TERHADAP:

1. DIRI SENDIRI
2. NEGARA;
3. KELUARGA;
4. DAN MASYARAKAT.
B. PENGERTIAN KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI

Corruptio / Corruptus  Latin corrumpere


Corruption  Inggris
Corrupt  Perancis/ Corruptie Belanda
ke Indonesia  Korupsi
Berarti : kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral
Korupsi adalah perbuatan yang buruk
seperti penggelapan uang, penerimaan
uang sogok dsb (Purwadarminto,
Kamus)
Pengertian Kamus hukum

Penyelewengan atau
penggelapan uang negara
atau perusahaan sebagai
tempat seseorang bekerja
untuk kepentingan pribadi
atau orang lain.
Robert Clitgard

C = D + M – A
 C= CORRUPTION
 D= DISCRESSION
 M= MONOPOLY
 A= ACCOUNTIBILITY

Apa pengertian berdasarkan


ketentuan???
C. DELIK-DELIK
TINDAK PIDANA KORUPSI
Prof Mulyatno E. Utrecht Simon
 Perbuatan yg  Straafbaarfeit dg  Tindakan
dilarang oleh suatu istilahPeristiwa melenggar
aturan hukum, pidana (delik) hukum yg telah
disertai sanksi brp dilakukan dg
pidana  Peristiwa sengaja / tidk
 Unsur-unsar: kemasyarakatan sengaja oleh
1. Perbuatan manusia yg membawa seseorang
2. Memenuhi akibat yg diatur
rumusan dlm UU oleh hukum  Oleh UU telah
(formil) dinyatakan sbg
3. Bersifat melawan tindakan yg dpt
hukum (materiil) dihukum
RUMUSAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Menurut UU No. 31/1999 jo 20/2001
Pasal 2 (Break of Law)
- secara melawan hukum;
- memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau korporasi;
YANG DAPAT
MERUGIKAN
Setiap KEUANGAN
Orang NEGARA ATAU
atau Pasal 3 (Abuse of Power) PEREKONOMIA
- dengan tujuan menguntungkan N NEGARA
Korpo- diri sendiri, orang lain atau
rasi suatu korporasi;
- menyalahgunakan kewenang
an, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan;
Pelaku KORUPSI Sebagaimana UU NO 31 / 1999 yang telah diubah
denganUU NO 20 / 2001

SUBYEK PERBUATAN AKIBAT

-Memperkaya diri, orang lain, koorporasi


secara melawan hukum (Psl 2)
SETIAP ORANG -Menguntungkan diri, orang lain, koorporasi
dengan menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana karena jabatan
-Setiap orang /kedudukan (Psl 3) -Merugikan Ku /
-Pegawai negeri ekonomi Negara
-Penylgr negara -Merugikan individu,
-Suap Menyuap (Psl 5,6,11,12,13)
-Hakim
instansi, dunia usaha
-Advokat
-Perbuatan curang, membahayakan
& masyarakat
PEMBORONG keamanan umum (Psl 7) -Bangsa dan negara
terpuruk
-Penggelapan uang/surat berharga (Psl 8)
-Pegawai negeri
-Pemalsuan, menghilangkan, merusakkan
-Selain PN buku-buku/daftar-daftar (Psl 9, 10)

-UU Lain yang menyebut -----korupsi


UNSUR SUBYEKTIF TINDAK PIDANA
Setiap Penyelenggara Pegawai Negeri Korporasi
orang Negara
Psl 1 angka Psl 1 UU 28 / 1999 Psl 1 ayat 3 UU 5/ 2014 1. Kumpulan orang
3 UUPTPK Pejabat Negara  Setaiap WNI & kekayaan yang
Eksekutif,  PNS pusat & terorganisasi
Daerah berbentuk badan
Legislatif, hukum
Yudikatif  Anggota TNI
2. Bukan tuk badan
a. Pej Neg &  Anggota Polri hukum
Lemb Neg  PN dimsd 3. Kump orang
b. Menteri Hukum Pidana terorganisasi tuk
c. Gubernur  Orang yang badan Hukum
d. Hakim menerima gaji / 4. bukan tuk badan
upah uang neg / Hukum
e. Pej neg lain: daerah
Dubes, Wk 5. Kump kekayaan
Gub, Bupati  Menerima terorganisasi tuk
/Walikota bantuan dr keu badan Hukum
neg / daerah
f. Direktur, pej
 Mempergunakan
6. LOGO
bukan tuk badan
struk, BI, PT, Hukum
jaksa, modal dr negara
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TIPIKOR
1. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negera yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme
2. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
3. Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
5. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
7. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia KPK
PERBUATAN/TINDAKAN/KEBIJAKAN YANG
DIANGGAP TPK
30 bentuk/jenis TPK tersebut dapat
dikelompokkan dalam 7 kelompok:
1. Kerugian Keuangan Negara 2,3
2. Suap Menyuap 5,6,11,12 a,b,c,d,13
3. Penggelapan Dalam Jabatan 8,9,10
4. Pemerasan 12 e,g,f
5. Perbuatan Curang 7,12 h
6.Benturan Kepentingan Dalam Pengada
an 12 i
7. Gratifikasi 12 B,C
KERUGIAN
KEUANGAN 2 bentuk/jenis
NEGARA

SUAP-MENYUAP 12 bentuk/jenis

PENGGELAPAN
5 bentuk/jenis
DALAM JABATAN

Tindak
PEMERASAN 3 bentuk/jenis
Pidana
Korupsi
(TPK) PERBUATAN
6 bentuk/jenis
CURANG

BENTURAN
KEPENTINGAN 1 bentuk/jenis
DALAM
PENGADAAN

GRATIFIKASI 1 bentuk/jenis
TINDAK PIDANA LAIN YG
BERKAITAN DENGAN TPK TERDIRI 6
KELOMPOK:
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi 21
2. Tersangka tidak memberi keterangan/memberi
keterangan yang tidak benar 22, 28
3. Bank yang tidak memberi keterangan rekening
tersangka 22,29
4. Saksi/akhli yang tidak memberi keterangan/memberi
keterangan palsu 22,35
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterngan/memberikan keterengan
palsu 22,36
6. Saksi yang membuka identitas pelapor 24,31
TPK YANG MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA
UU No 31 Th 1999 jo UU No 20 Th 2001
Pasal 2
 Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri /
orang lain / suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara / perekonomian
negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup /pidana penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp
200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

 Dlm hal tindak pidana korupsi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dlm keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri/ orang lain/ suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan/ sarana yang ada padanya
karena jabatan/ kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara/perekonomian
negara, dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup/ pidana penjara paling singkat
1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau
denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling
banyak Rp 1 miliar.
Pasal 4

Pengembalian kerugian negara/


perekonomian negara tidak
menghapuskan dipidananya
pelaku tindak pidana
sebagaimana dimaksud pasal 2
dan 3
KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
SUAP-MENYUAP
Menyuap PN / P. Neg pasal 5 ayat 1 huruf a dan b dan Pasal 13
Pasal 5 ayat 1
Dipidana deng pidana penjara paling singkat 1 th dan paling
lama 5 th dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 juta
dan paling banyak Rp 250 juta setiap orang yang :
a. memberi/menjanjikan sesuatu kpd PN / P. Neg dgn maksd supaya
PN/P Neg tsb berbuat/tdk berbuat sesuatu dlm jabatannya, yang
bertentangn dgn kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kpd PN/P. Neg krn / berhubungan dg sesuatu yg
bertentangan dg kewajibannya, dilakuakan / tdk dilakukan dalam
jabatan.
MEMBERI HADIAH KPD
PEGAWAI NEGERI
Pasal 13
Setiap orang yg memberi hadiah/janji
kepada Pegawai Negeri dengan
mengingat kekuasaan/wewenang yang
melekat pada jabatan/kedudukannya,
/oleh pemberi hadiah/janji dianggap
melekat pada jabatan/kedudukan
tersebut dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 tahun dan atau denda
paling banyak Rp 150 juta.
PN & P. NEG MENERIMA SUAP
Ps 5 ayat 2, Ps 12 huruf a & b, Ps 11
 Pasal 5 ayat 2
Bagi PN/P.Neg yang menerima pemberian/janji sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b, dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

 Pasal 12 huruf a dan b


Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup/paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1miliar :
a. PN/P.Neg yang menerima hadiah/janji. padahal diketahui
/patut diduga bahwa hadiah janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan/tidak melakukan sesuatu
dalam jabatan, yang bertentangan dengan kewajibannya;
b. PN/P.Neg yang menerima hadiah, padahal diketahui/patut
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat/disebabkan karena telah melakukan/tidak melakukan
sesuatu dalam jabatan yang bertentangan dengan
kewajibannya;
Pasal 11

Dipidana paling singkat 1 tahun dan


paling lama 5 tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 50 juta dan paling
banyak Rp 250 juta PN / P. Neg yang
menerima hadiah/ janji tersebut diberikan
karena kekuasaan/ kewenangan yang
berhubungan dengan jabatan, / yang
menurut pikiran orang yang memberikan
hadiah / janji tersebut ada hubungan
dengan jabatan
MENYUAP HAKIM DAN ADVOKAT
Ps 6 ayat 1 huruf a dan b
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
tahun dan paling lama 15 tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 750
juta setiap orang yang:

a.memberi/menjanjikan sesuatu kepada hakim


dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili; atau
b. memberi/menjanjikan sesuatu kepada sese orang
yang menurut ketentuan per uu ditentukan
menjadi advokat untuk mengha diri sidang
pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi
nasihat/pendapat yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili.
HAKIM DAN ADVOKAT MENERIMA SUAP
Ps 6 ayat 2 dan Ps 12 huruf c dan d
 Ps 6 ayat 2
Bagi hakim yang menerima pemberian / janji sebagaimana dimaksud
daalm ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian / janji
sebaaimana dimaksud ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana yang
sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
 Ps 12 huruf c dan d
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup/paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200
juta dan paling banyak Rp 1miliar :
c. Hakim yang menerima hadiah/ janji, padahal diketahui / patut
diduga bahwa hadiah/janji tersebut diberikan untuk mengetahui
putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili;
d. Seseorang yang menuurt ketentuan peraturan per uu ditentukan
menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima
hadiah/janji untuk mempengaruhi nasihat/pendapat yang akan
diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili
KORUPSI TERKAIT PENGGELAPAN
DALAM JABATAN
PN Menggelapkan Uang/Membiarkan
Pasal 8
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
tahun dan paling lama 15 tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp
750 juta, PN/orang selain PN yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang/surat berharga yang
disimpan karena jabatannya/membiarkan
uang/surat berharga tersebut diambil/digelapkan
orang lain/mem
bantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
PN MEMALSUKAN BUKU
Pasal 9
Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 50
juta dan paling banyak Rp 250 juta
PN/orang selain PN yang diberikan tugas
menjalankan suatu jabatan umum terus-
menerus/untuk sementara waktu,
dengan sengaja memalsu buku-buku
/daftar-daftar yang khusus untuk
pemeriksaan administrasi.
PN MERUSAK, MEMBIARKAN, MEMBANTU
ORANG LAIN MERUSAK BARANG BUKTI
Pasal 10

Dipidana dgn pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling


lama 7 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 100 juta dan
paling banyak Rp 350 juta, PN / selain PN yang diberi / orang
selain PN yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus / untuk sementara waktu, dengan
sengaja:

a. Menggelapkan, menghancurkan, merusak/membuat tidak


dapat dipakai barang, akta, surat / daftar yang digunakan
untuk meyakinkan / membuktikan di muka pejabat yang
berwenang yang dikuasai krn jabatan; atau
b. Membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang,
akta, surat/daftar tsb; atau
c. Membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan,/membuat tidak dapat dipakai barang, akta,
surat,/daftar tersebut.
KORUPSI TERKAIT PERBUATAN
PEMERASAN
PN/P.Neg Memeras Pasal 12 e dan g
e.PN/P.Neg yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri /orang lain secara
melawan hukum,/ dengan menyalahgunkan
kekuasaanya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, / untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;

g.PN/P.Neg yang pada waktu menjalankan tugas,


meminta, menerima, pekerjaan atau
penyerahan barang, seolah-olah merupakan
utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa
hal tersebut bukan merupakan utang;
PN/P.NEG MEMERAS PN LAIN
Pasal 12 huruf f
Dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup/paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta
& paling banyak Rp 1 miliar :

f. PN/P.Neg yang pada waktu menjalankan tugas,


meminta, menerima/memotong pembayaran
kepada PN/P.Neg yang lain/kepada kas umum,
seolah-olah PN/P.Neg yang lain/kas umum tsb
mempunyai utang kepadanya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan
merupakan utang;
KORUPSI TERKAIT PERBUATAN
CURANG
Pemborong dan Pengawas Berbuat Curang
Pasal 7 ayat 1 huruf a dan b
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2
tahun danpaling lama 7 tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp 350
juta setiap orang yang :
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu
membuat bangunan, penjual bahan bangunan
yang pada waktu menyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang
dapat membahayakan keamanan orang /barang,
/keselamatan negara dalam keadaan perang;
b. setiap orang yang bertugas mengawasi
pembangunan /Penyerahkan penyerahan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan
curang sebagaimana dimaksud daalm huruf a;
REKANAN DAN PENGAWAS TNI / POLRI
BERBUAT CURANG

Pasal 7 ayat 1 huruf c dan d


c. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan
barang keperluan TNI dan atau Kepolisian RI
melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keselamatan negara dalam
keadaan perang;

d. Setiap orang yang bertugas mengawasi


penyerahan barang keperluan TNI dan atau
kepolisian RI dengan sengaja membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud
dalam huruf c.
PENERIMA BARANG TNI / POLRI
MEMBIARKAN PERBUATAN CURANG

Pasal 7 ayat 2
Bagi orang yang menerima
penyerahan bahan dan orang yang
menerima penyerahan barang
keperluan TNI dan atau Kepolisian RI
dan membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
a atau huruf c, dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
PN/P.NEG MENYEROBOT TANAH NEGARA

Pasal 12 huruf h

PN/P.Neg yang pada waktu menjalankan tugas,


telah menggunakan tanah negara yang di
atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, telah
merugikan orang yang berhak, padahal
diketahui bahwa perbuatan tersebut
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
KORUPSI TERKAIT BENTURAN
KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN
PN TURUT SERTA DLM PENGADAAN YG DIURUSNYA
Pasal 12 huruf i
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup/
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling
banyak Rp 1miliar :
PN/P NEG baik langsung maupun tidak
langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang
pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh /
sebagian ditugaskan untuk mengurus/
mengawasinya
KORUPSI TERKAIT GRATIFIKASI
PN MENERIMA GRATIFIKASI & TIDAK LAPOR KPK
Pasal 12 B
1. Setiap gratifikasi kepada PN/P.Neg dianggap pemberian
suap, apa bila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban/tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. yang nilanya Rp 10 juta atau lebih, pembuktian bahwa


gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan
oleh penerima suap;
b. yang nilainya kurang dr Rp 10 jt, pembuktian bhw
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut
umum;

2. Pidana bagi PN/P.Neg sebagaimana dimakud paling


singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar.
Penjelasan Pasal 12 B ayat 1

Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas,


yakni pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma2, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan
sarana`elektronik /tanpa sarana elektronik
Pasal 12 C
1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kpd
KPTPK.
2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh penerima
gratifikasi paling lambat 30 hari kerja
terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut
diterima.
3) KPTPK dalam waktu paling lambat 30 hari
kerja sejak tanggal menerima laporan wajib
menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik
penerima / milik negara.
4) Ketentuan mengenai tatacara penyampaian
laporan sebagaimana dimaksud dlm ayat (2) &
penentuan status gratifikasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam UU
tentang KPTPK.
TINDAK PIDANA LAIN TERKAIT TPK
MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN
PERKARA KORUPSI
Pasal 21
Setiap orang yang dengan sengaja mencegah,
merintangi, /menggagalkan secara
langsung/tidak langsung penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan terhadap tersangka/terdakwa
ataupun para saksi dlm perkara korupsi,
dipidana dengan pidana paling singkat 3 tahun
dan paling lama 12 tahun dan atau pidana
denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling
banyak Rp.600 juta
TERSANGKA TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN
HARTA KEKAYAANNYA
Pasal 22
 Setiap orang sebagaimana dimaksud pasal 28, 29, 35
atau 36 yang dengan sengaja tidak memberi
keterangan tidak benar, dipidana dengan pidana
paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dan
ataupidana denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling
banyak Rp 600 juta
Pasal 28
 Untuk kepentingan penyidikan, tersangka wajib
memberi keterangan terhadap seluruh harta bendanya
dan harta benda istri /suami, anak dan harta benda
setiap orang/korporasi yang diketahui dan atau diduga
mempunyai hubungan dengan TPK yang dilakukan
tersangka
BANK TIDAK MEMBERI KETERANGAN
REKENING TERSANGKA
Pasal 29
1. Untuk kepentingan penyidikan, penuntutan,/
pemeriksaan di sidang pengadilan, penyidik, penuntut
umum,/hakim berwenang meminta kepada bank ttg
keadaan keuangan tersangka/terdakwa,

2. Permintaan keterangan kepada bank sebagaimana


dimaksud dalam ayat 1 diajukan Gubernur Bank
Indonesia sesuai dengan peratutan perundang-
undangan yang berlaku,

3. GBI berkewajiban untuk memenuhi permintaan


sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dalam waktu
selambat-lambatnya 3 hari kerja, terhitung sejak
dokumen permintaan diterima secara lengkap
4. Penyidik, penuntut umum / hakim dapat
meminta kepada bank untuk memblokir
rekening simpanan milik tersangka / terdakwa
yang diduga hasil korupsi,

5. Dalam hal hasil pemeriksaan terhadap


tersangka / terdakwa tidak diperoleh bukti
yang cukup, atas permintaan penyidik,
penuntut umum, / hakim, bank pada hari itu
juga mencabut pemblokiran.
SAKSI/AKHLI TDK MEMBERI
KETERANGAN/MEMBERI KETERANGAN PALSU
Pasal 35
1. Setiap orang wajib memberikan keterangan
sebagai saksi/akhli kecuali ayah, ibu, kakek,
nenek, saudara kandung, istri/suami anak dan
cucu dr terdakwa,
2. Orang yang dibebaskan sebagai saksi
sebagaimana dimsd ayat 1, dapat diperiksa
sebagai saksi apabila mereka dikehendaki dan
disetujui secara tegas oleh terdakwa,
3. Tanpa persetujuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2, mereka dapat memberikan
keterangan sebagai saksi tanpa disumpah.
ORANG MEMEGANG RAHASIA JABATAN TIDAK MEMBERI
KETERANGAN/MEMBERI KETERANGAN PALSU

Pasal 36
Kewajiban memberikan kesaksian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 35 berlaku juga terhadap
mereka yang menurut pekerjaan, harkat &
martabat / jabatannya diwajibkan menyimpan
rahasia, kecuali petugas agama yang menurut
keyakinannya harus menyimpan rahasia.
SAKSI MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR
Pasal 24
Saksi yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 31, dipidana paling lama 3
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 150
juta.
Pasal 31
1. Dalam penyidikan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan, saksi dan orang lain yang bersangkutan
dengan TPK dilarang menyebut nama/alamat pelapor,
/hal-hal lain yang memberikan kemungkinan diketahui
identitas pelapor,
2. Sebelum pemeriksaan dilakukan, larangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diberitahukan
kepada saksi dan atau orang lain tersebut.
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 41
Intinya masyarakat dapat berperan serta
membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi, peran serta tersebut
dapat diwujudkan dengan:
1. Hak mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi TPK,

2. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam


mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi TPK
pada penegak hukum yang menangani TPK,
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara
bertanggung jawab kepada penegak hukum yang
menangani perkara TPK,

4. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan ttg


laporannya yang diberikan kepada penegak hukum
dalam waktu 30 hari,

5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam


hal:
a. Melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud
dalam huruf a,b,c,
b. Diminta hadir dalam proses penyelidikan,
penyidikan dan di sidang pengadilan sebagai
saksi pelapor. Saksi /saksi akhli, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undanagn yang berlaku
BEBERAPA FAKTOR YG MEMPENGARUHI TERJADINYA KORUPSI

ASPEK PRILAKU INDIVIDU :


FAKTOR INTERNAL YANG DORONG SESEORANG UNTUK MELA
KUKAN KORUPSI
YAITU : # SIFAT TAMAK
# TIDAK KUAT HADAPI GODAAN
# PENGHASILAN YANG TIDAK CUKUPI KEBUTUHAN
HIDUPNYA
# MALAS / TIDAK MAU KERJA KERAS
# TIDAK AMALKAN AJARAN AGAMA

ASPEK ORGANISASI

* KURANG KETELADANAN
* DIS ORGANISASI (SEWENANG-WENANG)
* LEMAHNYA WAS DAL INTERNAL
* CENDERUNG SALING MENUTUPI PERBUATAN KORUPSI
ASPEK MASYARAKAT

* BUDAYA / KEBIASAAN HIDUP MEMBERI / MENERIMA “TIP”


* UANG JASA
* SIKAP PERMISIF
* SEBAGAI HAL YANG BIASA

ASPEK HUKUM

• ADANYA PERATURAN PER UU YANG MONO POLISTIK


CENDERUNG MENGUNTUNGKAN SUATU KELOMPOK
* PERT / UU YANG KONTRAK DIKTIF, MENIMBULKAN PERBEDAAN
PENAFSIRAN
* SANGSI YANG RELATIF RINGAN
* APARAT YANG MAIN MATA
Strategi
Pemberantasan Korupsi
Prof. Denny Indrayana, L.LM
Mantan Wakil Menteri KUM dan
HAM
Strategi Pemberantasan KORUPSI (1)

1 Pembuktian Terbalik

2 Perampasan Aset/Pemiskinan Koruptor

3 Modern Investigation

4 Perlindungan Whistleblower & Justice Collaborator

5 Transparansi  UU KIP
Strategi Pemberantasan KORUPSI (2)

6 Strategi Three in One (Tipikor + TPPU + Pidana Pajak)

7 Penguatan KPK dan Pengadilan Tipikor

8 No cash payment policy

9 Realisasi Single Identity Number (SIN)

10 Hukum Progresif
D. NIAT, SEMANGAT
KOMITMEN ANTI KORUPSI
PUNCAK KESADARAN ANTI KORUPSI
1. Kesadaran Anti korupsi kita yang telah mencapai puncak
tertinggi akan menyentuh spiritual accountability Anda, apalagi
ketika menyadari bahwa dampak korupsi itu tidak sekedar
kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya dengan
kerusakan kehidupan.
2. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia dengan
keyakinan akan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka kehidupan
akan disadari sebagai 3 episode utama, sebelum kehidupan
dunia , kehidupan dunia sendiri dan kehidupan paska
dunia. Penyimpangan secara sosial terjadi ketika manusia
menyimpang atau lupa pada perjanjian mereka dengan
Tuhannya, pada saat di alam Roh (Primordial Covenant).!
3. Mereka yang memiliki spiritual accountability akan selalu
ingat pada perjanjian dengan Tuhannya tersebut, yang pada
dasarnya :1) merupakan tujuan hidup dan 2) kesadaran bahwa
hidup mereka harus dipertanggungjawabkan .
Niat dan
sebaliknya semangat
tentunya tidak justeru akan
akan tergerak dan
mempunyai Anti
mempunyai niat korupsi
sedikit pun niat yang
pemilik spiritual untuk membuat sangat kuat
accountability kerusakan di untuk
yang baik akan muka termasuk
mendorong menghindari
didalamnya korupsi.
public adalah melakukan
menghasilkan visi accountability
dan misi yang baik korupsi
yang baik
pula

Spiritual
Accountability
yang baik akan
menghasilkan niat
baik,
 Kualitas spiritual accountability yang baik secara
otomatis membuat manusia berhati-hati atas
akibat perbuatannya kepada manusia dan alam
pada umumnya (menjadi manusia yang amanah,
berempati dan santun), dan dengan sendirinya
mendorong manusia berusaha sebaik mungkin
dalam bekerja, bersabar, dan mensyukuri nikmat
Tuhan dan mewujudkannya dalam setiap langkah
dan laku
 Saat ini juga, niat kita untuk Anti Korupsi dan
berusaha membangun integritas diri, keluarga,
organisasi masyarakat dan bangsa semakin
menguat dan berubah menjadi ENERGI yang
selalu menyemangati dan membuat komitmen untuk
bergerak memberantas korupsi
Korupsi adalah kejahatan luar biasa, tentunya
memberantasnya membutuhkan semangat yang
luar biasa, semangat yang tak pernah berhenti
karena berasal dari energi yang tak terbatas, energi
yang hadir pada orang-orang yang mampu
mengintegrasikan raga, rasio, ruh dan rasa dalam
satu fokus ‘pengabdian”, sehingga mereka selalu
mengisi waktunya dengan belajar, bekerja, cinta
dan pewarisan. Dampaknya mereka tidak akan
pernah kehabisan energi untuk selalu
semangat.!
PNS YANG SELALU “INGAT"
AKAN SELALU MEMPUNYAI NIAT
YANG BAIK DAN HAL
TERSEBUT MENJADI ENERGI
KUAT UNTUK SELALU
SEMANGAT
KOMITMEN INTEGRITAS
SAAT KITA TELAH MENCAPAI KESADARAN
ANTI KORUPSI SECARA MENYELURUH DAN
UTUH, MAKA HAL TERSEBUT TIDAK HANYA
SAMPAI MENJADI SEMANGAT, NAMUN AKAN
TERUS BERGERAK HINGGA MENJADI
KOMITMEN INTEGRITAS. ANDA SUDAH
MELANGKAH LEBIH JAUH,
BUKAN SEKEDAR MENGHINDAR NAMUN
MENCARI SOLUSI TERHADAP
FENOMENA KORUPSI
PROFESIONALITAS PENDIDIKAN FORMAL :
SD SAMPAI PERGURUAN

PNS TINGGI

DIKLAT LPJ
DIKLAT PENJENJANGAN
KOMPETENSI
DIKLAT TEKNIS & FUNG

SEMINAR, WORKSHOP,
LOKAKARYA, RAKOR
KOMITMEN THD DAN DISEMINASI DLL
PERATURAN PER UU YG
BERLAKU
PROFESIO
NALITAS
PNS
DISIPLIN DALAM
MELAK SANAKAN
TUGAS

MORALITAS YANG
TINGGI
PNS WAJIB MEMILIKI KUASAI PERATURAN PER
UU AN TTG TUGAS POKOK
4 (EMPAT) TAS DAN FUNGSI

KUASAI PERATURAN PER


INTELEKTUALITAS YG UU AN TTG
PENGELOLAAN
MEMADAI KEUANGAN DAERAH

KUASAI PERATURAN PER


UU AN TTG PENGADAAN
AKTUALITAS YANG BARANG DAN JASA
TERAMPIL DAN CAKAP
PNS WAJIB
MEMILIKI NIAT,
4 TAS SEMANGAT DAN
KONSEPTUALITAS YG KOMITMEN
MANTAP
ANTI KORUPSI

MORALITAS YANG
TINGGI
E. INDONESIA
BEBAS DARI KORUPSI
KOMITMEN YANG TINGGI
Level komitmen kita yang semakin tinggi akan
memudahkan untuk mendapatkan impian
Indonesia yang bebas dari korupsi (Indonesia
dengan budaya integritas yang tinggi).
Kemudahan tersebut diperoleh karena
sebelumnya telah mendapatkan hakikat atau
makna dari upaya pemberantasan korupsi.
Impian tersebut merupakan terminal antara
dari perjalanan untuk mencapai tujuan
nasional
KONSEP SIN (SISTEM INTEGRITAS NASIONAL)
PENUGASAN

Anda bersama-sama
teman satu kelompok
diminta untuk membuat
impian Indonesia
masa depan
2. SEMAKIN JAUH
DARI KORUPSI
2.1.TUNAS
INTEGRITAS
TUNAS INTEGRITAS
Tunas integritas merupakan terjemahan dari
konsep yang berprinsip bahwa manusia
sebagai faktor kunci perubahan, dan
pendekatan yang seutuhnya terkait manusia
sebagai makhluk dengan aspek jasmani dan
rohani, serta makhluk sosial yang h a r u s b e
rinteraksi denganlingkunganny
a , m a k a pembangunan integritas perlu
dimulai dari upaya membangun integritas
individu yang selaras dengan integritas
organisasi dan bangsa.!
Konsep tunas integritas
memastikan tersedianya
manusia-manusia yang melakukan
upaya peningkatan integritas diri
dan lingkungannya dengan
membangun sistem yang
kondusif, hingga terbentuk
manusia -manusia yang mampu
menyelaraskan antara rohani dan
jasmani, dengan melakukan
penyelarasan pada semua
elemen dirinya (jiwa, pikiran,
perasaan, ucapan dan tindakan)
dengan nurani (standar
kebaikan universal), sehingga
terbentuk perilaku integritas yang
selaras pula dengan berbagai
situasi dan lingkungan (sistem
dan budaya integritas).
A. PERAN
TUNAS INTEGRITAS
PERAN TUNAS INTEGRITAS
Para tunas integritas diharapkan dapat menjalankan
peran strategis dalam organisasi berupa:
1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan
organisasi, mereka menjadi kumpulan orang yang
selalu terdepan untuk memastikan tujuan
organisasi tercapai.
2. Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif
dalam pembangunan sistem integritas hingga
semua peluang korupsi dan berbagai
penyimpangan lainnya dapat ditutupi.
3. Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja
untuk berintegritas tinggi.
Tunas integritas dibangun dengan kesadaran bahwa
pembangunan sistem , ataupun implementasi berbagai
upaya pemberantasan korupsi akan efektif, efisien dan
berintegritas jika dilakukan atau dipimpin oleh
orang-orang yang berintegritas tinggi. Mereka
menjalankan program dengan penuh keikhlasan
sebagai basis bekerja berdasarkan moral idealisme
(bukan sekedar idealisme), sehingga dalam
mencapai keberhasilan tidak melakukan pelanggaran
norma/ nilai. Namun upaya untuk selalu berada dalam
tataran norma tersebut, dilakukan dengan tetap
berinteraksi dengan realitas, sehingga dalam kondisi
demikian diperlukan manusia-manusia yang bijak.
Tunas Integritas bergerak dengan
melakukan pelembagaan sistem
integritas dalam ruang lingkup
organisasi dengan menciptakan iklim
etika yang kuat, yaitu kondisi
organisasi dimana kode etiknya telah
terinternalisasi dengan kuat pada
individu, sehingga penyelarasan dan
pengendalian organisasi dapat dijalankan
dengan baik
Setiap individu dan organisasi perlu
mencapai keutuhan pribadi, organisasi,
pilar dan bangsa, yang tercermin
dalam implementasi nilai-nilai luhur
bangsa dalam kehidupan sehari-hari
termasuk pada saat melaksanakan tugas
dan fungsinya dalam organisasi,
sehingga tujuan organisasi maupun
pribadi tercapai dengan cara-cara yang
bermoral/berakhlak
Nilai yang dianut setiap individu yang
terimplementasikan dalam perilaku
sehari-hari secara otomatis akan
membentuk nilai-nilai organisasi/
kelompok masyarakat yang pada
gilirannya akan berkontribusi dalam
membangun nilai nasional. Nilai
nasional merupakan nilai luhur bangsa
yang selalu disesuaikan dengan
kebutuhan situasi dan perkembangan
zamannya.
TUNAS INTEGRITAS MEMILIKI
KEMAMPUAN MELAKUKAN
1) Re-framing kultur atau budaya, agar perubahan
budaya dapat lebih mudah dan cepat, serta tidak
perlu energi besar, atau dengan istilah-istilah
semacam “potong generasi”, namun membuka
kesempatan selebar-lebarnya untuk semua elemen
bangsa, baik generasi lalu, generasi yang sekarang
maupun generasi yang akan datang untuk menjadi
g a r d a t e r d e p a n d a l a m pemberantasan
korupsi melalui re-framing budaya.!
2) Utilisasi fenomena perilaku otomatis bagi
perubahan diri, keluarga , organisasi dan bangsa,
serta lebih jauh lagi dengan menciptakan
peradaban yang lebih baik.!
Tugas Tunas Integritas Anti
Korupsi
A. Orang yang memiliki kemampuan untuk
menggerakan lingkungannya untuk bersikap
secara menyatu antara pola pikir, perasaan,
ucapan dan perialku dengan hati nurani anti
korupsi.
B. Melakukan Reframing dan Seeding Of
Integrity
Manfaat menjadi Tunas Integritas
Bagi Instansi
Bagi Individu a. Memiliki daya pengaruh
a. Memiliki daya pengaruh lebih besar
lebih besar; b. Mendorong terciptanya
b. Daya saing daya saing berkelanjutan
berkelanjutan c. Mencipatkan peluang
c. Early warning system; untuk menempati posisi
strategis
Kader Tunas Integritas Anti
Korupsi
Kumpulan orang (pegawai) yang
sudah relatif berintegritas
berkolaborasi membangun sistem
integritas anti korupsi dari diri
sendiri untuk dan/dari instansi ;

INTEGRITAS DALAM HAL APA?


B. IDENTIFIKASI
NILAI DASAR
ANTI KORUPSI
ASN SEBAGAI PROFESI
BERLANDASKAN PADA PRINSIP:
(UU5/2014:II-3)

a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan
tanggung jawab pada pelayanan
publik;
d. kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan
LOGO
http://sinyo19.blogspot.com
NILAI-NILAI DASAR

KERJA
KERAS
DISIPLIN

OLEH NILAI-NILAI DASAR


PEDULI

PNS YG DIBANGUN
(C)PNS

JUJUR
TANGGUNG
ADIL JAWAB

MANDIRI

SEDERHANA BERANI

LOGO
9 Nilai Dasar Anti Korupsi
PENUGASAN
Tugas Anda selanjutnya adalah melakuan pengecekan signifikansi nilai,
sampai setidaknya Anda menemukan 3 nilai utama. cara yang dapat Anda
lakukan adalah :
1. Buatlah setiap nilai dalam bentuk kartu atau potongan kertas!
2. Ambillah 2 kartu nilai secara acak, kemudian bandingkan dengan antara kedua
nilai tersebut, anggap saja nilai A dan nilai B.
3. Jika nilai A dilaksanakan maka nilai B sekaligus sudah dilaksanakan pula,
maka Nilai B digabungkan saja dengan nilai A. !
4. Selanjutnya ambil nilai lainnya, misalnya nilai C, kemudian lakukan
pengecekan hal yang sama seperti pada nilai A dan B. !
5. Jika nilai A dilaksanakan, ternyata nilai C belum tentu dapat sekaligus
dilaksanakan maka nilai A dan C dipisahkan. !
6. Jika nilai selanjutnya, yatu nilai D dilaksanakan ternyata sudah sekaligus
juga melaksanakan nilai A dan C, maka nilai A dan C digabungkan dengan nilai
D. Jika nilai D sudah sekaligus dapat terlaksana ketika melaksanakan nilai
A, maka nilai D tersebut digabungkan dengan nilai A. !
7. Lakukan pengecekan untuk seluruh nilai, hingga Anda mendapatkan nilai
yang sudah tidak dapat digabung- gabungkan lagi, itulah nilai inti anti
korupsi Anda
C. PENYELARASAN
NILAI ORGANISASI
DAN ANTI KORUPSI
Saat ini, setiap organisasi biasanya sudah
menentukan nilai dasar organisasinya,
tentunya nilai anti korupsi diharapkan masuk
didalamnya, terutama nilai inti anti
korupsinya yang telah anda identifikasi,
lebih jauh lagi jika nilai organisasi
selaras pula dengan nilai anti korupsi, upaya
penyelarasan nilai tersebut sangat penting
untuk memastikan bahwa para pegawai yang
mengusung integritas atau anti korupsi tepat
didalam organisasinya
D. PENANAMAN
NILAI INTEGRITAS
INTEGRITAS
Kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan
dan perilaku dengan hati nurani; Kegiatan yang
terstruktur dan sistematis dalam bentuk kegiatan untuk
mewujudkan perilaku individu dan lingkungan yang
beritegritas.
INTEGRITAS
PENANAMAN NILAI INTEGRITAS
Kelman (1958) dan Brigham (1991)
menyebutkan adanya tiga proses sosial yang
berperan dalam proses perubahan sikap dan
perilaku, yaitu kesediaan (compliance),
identifikasi (identification), dan internalisasi
(internalization). Integritas sebagai suatu
proses sosial yang ditujukan untuk mengatasi
korupsi di Indonesia, dengan demikian
salah satu upaya perubahannya dapat
dilakukan melalui tiga proses perubahan sosial
dari Kelman dan Brigham tersebut
PROSES TUNAS INTEGRITAS
KESEDIAAN

Kesediaan terhadap integritas (Integrity Compliance)


adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh
untuk berintegritas dari orang lain atau dari
kelompok lain, dikarenakan ia berharap untuk
memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari
pihak lain tersebut. Kesediaan semacam ini
biasanya tidak berasal dari hati kecil atau hati nurani
seseorang, tetapi lebih merupakan cara untuk
sekedar memperoleh reaksi positif seperti pujian,
dukungan, simpati dan semacamnya sambil
menghindari hal-hal yang dianggap negatif, atau
sering disebut sebagai pencitraan
IDENTIFIKASI

Identifikasi integritas terjadi apabila


individu meniru integritas seseorang
atau kelompok lain dikarenakan
integritas sudah sesuai dengan apa
yang dianggapnya sebagai bentuk
hubungan yang menyenangkan antara
dia dengan yang memberikan
pengaruh terkait integritas
INTERNALISASI
Internalisasi integritas terjadi apabila individu
menerima pengaruh dan bersedia bersikap
dan berperilaku dengan penuh integritas
dikarenakan integritas tersebut sesuai
dengan apa yang ia percayai dan sesuai
dengan sistem nilai yang dianutnya. Individu
yang menerima pengaruh integritas, menjadi
berintegritas dengan penuh kepuasan.
Penerimaan integritas seperti ini biasanya
dipertahankan oleh yang bersangkutan dan
biasanya tidak mudah untuk berubah selama
sistem nilai yang ada dalam dirinya masih
bertahan
7 komponen INTERNALISASI
Modality adalah kata keterangan yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keyakinan atau harapan.

Asosiasi perkumpulan orang yg mempunyai kepentingan bersama

Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan sesorang


individu kepad individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti
atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional
Anchoring Perilaku manusia mengikui pola stimulus-respon, apa yang
dilihat, didengar, dialami, secara berulang atau yang menjadi habit . Anchor
dikenali, dievaluasi, diruntuhkan, atau diciptakan, menggunakan kelima
indera, sebagai komponen internal strukturnya.

Utilitasi adalah pemanfaatan yang ada dari total pemantaan keseluruhan

Relaksasi adalah proses melepaskan ketegangan dan mengembalikan


keseimbangan baik pikiran maupun tubuh.

Amplify adalah proses penguatan sikap dan pendirian


2.2. MEMBANGUN
SISTEM INTEGRITAS
A. RE-FRAMING CULTURE
Re-framing
Upaya untuk mengembalikan konten pada konteksnya
semula atau pada orientasi sebelumnya, dengan
mengubah makna dari pengalaman tersebut dan
mendapatkan interpretasi yang berbeda.

Seeding of Integrity
Upaya untuk menanamkan nilai-nilai integritas pada bawah
sadar seseorang sehingga menjadi perilaku otomatis

Upaya untuk mengukur seberapa bertahan


Permanensi lama seseorang terpengaruh melakukan
tindakan tertentru sesuai harapan pemberi
pengaruh.
A.SebagaiProses......

Framing......

Konteks korupsi saat ini sudah menjadi hal yang


biasa, bahkan banyak pihak berpandangan korupsi
merupakan ha yang lumrah. Ia tetap mendapat
wibawa dari kekayaan yang koruptif.
Korupsi TIDAK seburuk yang dipikirkan
.
Framing......
Gubernur
Sjachroedin
melantik Bupati-
Wakil Bupati
Mesuji di
penjara, 13 April
201214 Mantan
Narapidana
Korupsi Jadi
Pejabat di
Kepulauan
Riau

TRIBUNncom
– Sen, 22 Okt
2012
.
Framing..
.
Framing...
Framing... .
Framing...... .

Gubernur
Sjachroedin
melantik Bupati-
Wakil Bupati
Mesuji di
penjara, 13 April
201214 Mantan
Narapidana
Korupsi Jadi
Pejabat di
Kepulauan
Riau

TRIBUNncom
– Sen, 22 Okt
2012
Framing.
? ? ? ? ?
Hasil Framing : TINDAK PIDANA
KORUPSI MERUPAKAN HAL YANG
LUMRAH
.
MANTAN PEJABAT YANG TERSANDUNG TIPIKOR
Proses Re Framing Korupsi

Asal kata dari bahasa latin


corruptio atau
corruptus;kebusukan,
keburukan, kejijikan....
.
Menjijikan
.
;

Menjijikan
.
;

Menjijikan
.
;

Menjijikan
.
;

Menjijikan
Menjijikan
Hasil Re- Framing.

Korupsi adalah perbuatan


yang menjijikan maka
jauhi dan tak bermartabat
RE-FRAMING
•SAYA SANGAT MALAS….
UNTUK KORUPSI
•SAYA SUKA TIDAK PATUH……
KEPADA PEMIMPIN YANG KKN

LOGO
.
.
Framing.
Memilih Pemimpin
Berdasarkan Popularitas,
Tampilan Bukan Integritas,
Kapasitas & Intelektualitas
Framing.
TERPILIH KARENA TAMPILAN?.....

Illiza Saaduddin Djamal (Walikota Banda Aceh, Aceh, 2014-2017)


Cristiany Eugenia Paruntu (Bupati Minahasa Selatan, Sulut)
Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara, KalTim 2010-2015)
Hasil Re- Framing.
Memilih Pemimpin Berdasarkan
Integritas, Kapasitas & Intelektualitas
DAN Popularitas, Tampilan
BB. SEEDING OF INTEGRITY
SEEDING OF INTEGRITY
Seeding Of Integrity merupakan upaya
untuk menanamkan pengaruh
integritas pada bawah sadar hingga
dapat membentuk perilaku, kebiasaan
dan budaya integritas. Seakan
menjadi suatu pertempuran antara
integritas dan korupsi, saling
memperkuat untuk mempengaruhi
pegawai negeri di Indonesia
Terdapat 3 aspek penting yang perlu
disadari terkait pertempuran antara integritas
dan korupsi:
1.Koruptor menggoda biasanya pada saat
seseorang sedang di luar sistem;
2.Koruptor menggoda biasanya pada saat
keadaan sepi dan rahasia;
3.Koruptor menggoda dengan beragam cara
dan menggunakan pengaruh yang
sebelumnya diluar perkiraan.
C. SISTEM INTEGRITAS
ORGANISASI
Bangsa Indonesia
Upaya-upaya
termasuk didalamnya Anda dengan peserta tunas integritas
Pegawai Negeri Sipil diklat prajabatan lainnya tersebut
membutuhkan individu- diharapkan dapat
memerankan diri sebagai diharapkan
individu yang tunas integritas, yang dilakukan secara
integritasnya sudah akan berjuang untuk
terinternalisasi dengan memastikan terciptanya
simultan sebagai
baik dalam dirinya, integritas dalam kehidupan perwujudan dari
berbicara internalisasi sehari-hari, mengupayakan upaya pencegahan
berarti berbicara sistem agar integritas menjadi
nilai, dan budaya, mengupayakan korupsi secara
konsekuensinya terkait agar integritas hadir dalam terintegrasi, yaitu
kehidupan keluarga dan
erat dengan kemampuan berusaha menjadikan pendekatan
untuk melakukan organisasinya memiliki perilaku dan
perubahan dalam corporate culture sistem hingga
tataran bawah sadar
budaya
.
;
ADA 4 (EMPAT) HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM MEMBANGUN SISTEM
INTEGRITAS ORGANISASI, YAITU:

1. LEADERSHIP RISK;
2. PENGENDALIAN DAN PENYELARASAN
ORGANISASI;
3. KOMPONEN SISTEM INTEGRITAS;
4. KEMATANGAN PRAKTEK SISTEM
INTEGRITAS.
LEADERSHIP RISK

Dengan pimpinan yang


Beruntunglah pula bagi kita jika berintegritas tinggi maka Anda
masuk lingkungan kerja, sebagai pendatang baru di
ternyata di pimpin oleh mereka yang organisasi tidak akan terkena
memiliki integritas yang
penyebab korupsi karena
tinggi, karena implementasi
berbagai upaya pemberantasan “tekanan”, seringkali korupsi
korupsi akan efektif, efisien dan terjadi atau dilakukan karena
berintegritas jika dilakukan tekanan dari mereka yang
atau dipimpin oleh orang-orang memiliki kekuasaan yang lebih
yang berintegritas tinggi. besar, terjadi pertemuan antara
Mereka menjalankan program individu
dengan penuh keikhlasan yang tidak bisa berkata “tidak”
sebagai basis bekerja berdasarkan
atau lemah dalam prinsip
moral idealisme (bukan sekedar
idealisme), sehingga dalam dengan tekanan dari mereka
mencapai keberhasilan tidak yang memiliki kekuasaan, dalam
melakukan pelanggaran norma/nilai hal ini anda terbebas dari
risiko kepemimpinan
(Leadership Risk.
PENGENDALIAN DAN PENYELARASAN
ORGANISASI
Sistem integritas dimulai Sistem integritas yang
dengan terciptanya iklim kuat sebagai
etika yang kuat, yaitu pengendali dan
kondisi organisasi penyelaras akan
dimana kode etiknya berjalan secara efektif
telah terinternalisasi ketika diikuti
dengan kuat pada kesediaan seluruh
individu, sehingga elemen organisasi
penyelarasan dan untuk membuka mata
pengendalian organisasi lahir dan mata
dapat dijalankan dengan bathinnya , y a n g
baik, tujuan organisasi didasari kejujuran serta
maupun pribadi tercapai penerimaan secara
dengan cara-cara yang sepenuhnya atau utuh.
bermoral/ berakhlak.
KOMPONEN SISTEM INTEGRITAS

Sistem-sistem khusus untuk


Sistem-sistem operasional pengendalian korupsi dan
normal organisasi standar etika contohnya
diantaranya: manajemen adalah: Peningkatan Peran
SDM (perekrutan, Pengawasan Internal, Post
pengembangan SDM dan Employment, Integrity
manajemen kinerja), checking, pengungkapan isu
akuntabilitas keuangan dan integritas, pengendalian
kinerja, pengelolaan asset, gratifikasi, pelaporan harta
pengadaan barang dan kekayaan, analisis risiko
jasa sesuai kebutuhan, terhadap integritas,
keterbukaan informasi revitalisasi kode etik dan
publik dan kehandalan pedoman perilaku, seleksi
standar operasional dan keteladanan pimpinan
prosedur (SOP) puncak, serta evaluasi
eksternal integritas
KEMATANGAN PRAKTEK SISTEM
INTEGRITAS
Dalam upaya sistem mampu
Pembangunan sistem integritas memastikan organisasi mencapai
harus dilembagakan dengan tujuannya dan menjaga individu
baik dengan menjadi sistem dalam organisasi, maka
formal di organisasi untuk kematangan pelaksanaan
memastikan tersedianya programnya dilaksanakan
manusia- secara
manusia yang melakukan upaya optimal lewat tahapan : 1. Not
peningkatan integritas diri Performance (belum ada
dalam praktek keseharian dan kinerja), 2. Adhoc, (sementara,
lingkungannya, dengan reaktif , mendadak) 3.Planned
membangun sistem yang (terencana dan teroganisasi
kondusif, dengan baik) 4. Institutionalized
sehingga terbentuk perilaku (menyatu dengan sistem
integritas yang selaras dengan organisasi 5. Evaluated (telah
berbagai situasi dan lingkungan dapat dievaluasi) 6.Optimized
(sistem dan budaya integritas). (dapat di optimalkan)!
3. AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR
ANTI KORUPSI
Formulir 1:
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan

No Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan


1 2 3 4

1 Mengolah • Akuntabilitas Dalam mengolah data akreditasi, jika terjadi konflik


data kepentingan dalam diri saya antara memenuhi keinginan
akreditasi pimpinan lembaga diklat yang subyektif dengan
lembaga kepentingan obyektifitas pengolahan data yang merupakan
diklat tugas dan tanggung jawab saya, maka akan memilih
kepentingan obyektifitas pengolahan data akreditasi. Saya
akan berupaya memahami cara mengolah data yang lebih
obyektif.

• Komitmen Mutu Dalam pengolahan data akreditasi ini saya akan


menggunakan teknik berfikir kreatif untuk meningkatkan
mutu pengolahan data sehingga dari waktu ke waktu
selalu terdapat peningkatan kualitas pengolahan data.
• Anti Korupsi Saya akan menolak gratifikasi dalam bentuk apapun yang
diberikan oleh pimpinan lembaga diklat yang data
akreditasinya saya olah . Saya akan selalu meningkatkan
kualitas integritas saya.
Formulir 1:
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan

No Kegiatan Nilai Dasar Uraian Pelaksanaan Kegiatan


1 2 3 4

2 Melaksana • Akuntabilitas Dalam melaksanakan tugas sebagai pramu diklat atau


kan kegiatan petugas monitoring diklat, saya akan memperlakukan
sebagai semua peserta diklat dengan perlakuan yang sama dan
pramu diklat adil, dalam arti tidak membeda-bedakan dari mana peserta
diklat tersebut berasal. Saya akan memberikan pelayanan
sesuai dengan apa yang menjadi tugas saya secara
bertanggung jawab.
• Komitmen Mutu Dalam melaksanakan tugas sebagai pramu diklat atau
petugas monitoring diklat ini, saya akan terus berusaha
untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi diri,
sehingga pada saatnya nanti produktivitas kerja saya akan
semakin meningkat dan pada akhirnya akan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada peserta diklat.
• Anti Korupsi Saya akan menolak gratifikasi dalam bentuk apapun yang
diberikan oleh peserta diklat yang saya tahu atau patut
dapat diduga semua itu berhubungan dengan tugas yang
harus saya laksanakan. Saya akan terus menjaga
integritas diri saya.
Formulir 2:
Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian penggunaan teknik aktualisasi nilai dasar dan
No Nilai dasar dan
manfaatnya bagi pihak lain dan perwujudan visi
teknik aktualisasi
organisasi.
1 2 3
1 Akuntabilitas dengan Dengan menggunakan teknik kontrak kinerja dengan atasan saya
teknik kontrak kinerja. sebelum kegiatan dimulai maka langkah mengolah data akreditasi akan
dapat saya lakukan secara obyektif tanpa dipengaruhi oleh kepentingan-
kepentingan lain yang bersifat subyektif. Dampaknya adalah hasil
pengolahan data akreditasi akan dapat dijamin validitasnya.

2 Komitmen mutu dengan Dengan menggunakan teknik berfikir kreatif maka langkah-langkah
teknik berpikir kriatif. penyempurnaan pengolahan data akreditasi yang ditempuh adalah (1)
berfikir untuk menemukan cara pengolahan yang lebih baik/tidak
rutinitas, (2) mencari informasi tentang cara pengolahan data yang up to
date, (3) membuat rancangan dengan jalan replikasi dengan modifikasi
terhadap cara-cara yang telah dilakukan berbagai pihak dalam
pengolahan data dengan memanfaatkan teknologi informasi,
Sebelumnya pengolahan data dilakukan secara manual, dan selanjutnya
dirubah dengan memanfaatkan IT. Hasilnya akan memudahkan berbagai
pihak, terutama atasan dalam pemafaatan data akreditasi diklat.
Hasil ini akan berkontribusi pada pencapaian visi lembaga diklat, yaitu
Sebagai Lembaga Diklat Yang Profesional dan Bermutu Tinggi.
Formulir 2:
Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
Uraian penggunaan teknik aktualisasi nilai dasar dan
No Nilai dasar dan
manfaatnya bagi pihak lain dan perwujudan visi
teknik aktualisasi
organisasi.
1 2 3
1 Akuntabilitas dengan Dengan menggunakan teknik perencanaan kinerja (performance
teknik performance planning) maka sebelum melaksanakan tugas atau sebelum
planning pelaksanaan diklat dimulai, saya menyusun rencana kerja yang akan
saya gunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas sebagai
pramu diklat. Dengan demikian maka saya akan dapat memberikan
pelayanan diklat berdasakan apa yang harus saya lakukan, bukan
berdasarkan siapa yang saya layani. Dampaknya pemberian layanan
kepada peserta diklat dapat dilaksanakan dengan menerapkan prinsip
kesetaraan, keadilan dan kesamaan.

2 Komitmen mutu dengan Dengan menggunakan teknik sistem I-P-O (Input-Proses-Output) maka
teknik Sistem I-P-O upaya peningkatan produktivitas kerja saya sebagai seorang pramu
(Input-Proses-Output) diklat atau petugas monitoring akan saya lakukan dengan jalan : (1)
sebagai input saya berusaha mengumpulkan bahan untuk penyusunan
rencana kerja, (2) prosesnya melalui kegiatan belajar, membaca,
mencontoh dan mengadaptasi hasil kerja pramu diklat yang berhasil, (3)
outpurnya berupa motivasi kerja yang meningkat dan produktivitas kerja
yang lebih baik. Kondisi ini tentu akan berkontribusi pada pencapaian
target kinerja Badan Diklat.
SSEE

Anda mungkin juga menyukai