Anda di halaman 1dari 6

INSTRUKSI KERJA

PULLING KABEL LAUT TEGANGAN TINGGI

IK.CSBU.04.51

LEVEL3

No. Dok. : IK.CSBU.04.51


Revisi : 00
Tanggal : 8/04/2019
INSTRUKSI KERJA No Dok. : IK.CSU.04.51
Revisi : 00
PEMASANGAN SALURAN KABEL LAUT TEGANGAN Tanggal : 8/04/2019
TINGGI Halaman : 1 dari 4

LEMBAR PENGESAHAN

DISUSUN OLEH

HIGH VOLTAGE SOLUTION

CHAERUNAFIS
SUPERVISOR

DIPERIKSA OLEH

TRANSMISSION & DISTRIBUTION

MUHAMMAD SUTRISNO
SUPERINTENDENT

DISAHKAN OLEH

COMMERCE SERVICES BUSINESS UNIT

M. RIZKY HABIBIE
MANAGER
INSTRUKSI KERJA No Dok. : IK.CSU.04.51
Revisi : 00
PEMASANGAN SALURAN KABEL LAUT TEGANGAN Tanggal : 8/04/2019
TINGGI Halaman : 2 dari 4

I. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab Instruksi Kerja Pembangunan dan Pemasangan Gardu Pasangan Dalam
ini adalah High Voltage Supervisor.

II. DESKRIPSI SINGKAT


Instruksi kerja Pulling Kabel Laut Tegangan tinggi merupakan langkah kerja yang dilakukan
ketika melaksanakan pekerjaan pemasangan pemasangan jaringan SKLT (Saluran Kabel Laut
Tegangan tinggi) untuk keperluan jaringan distribusi Tegangan Tinggi.
III. ALAT-ALAT KERJA
1. Cable roller
2. Linggis
3. Cangkul
4. Ember
5. Alat berat (Jika diperlukan)
6. Kapal kabel laut (Cable laying ship)
IV. LANGKAH KERJA
1. Pastikan dokumen teknis seperti jalur kabel dan galian, bestek, gambar/layout, scope
pekerjaan sudah diterima dan dipahami.
2. Lakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi persis dan kendala yang mungkin ada
serta langkah antisipasinya.
3. Perhatikan dan tandai lokasi yang akan dilalui kabel dari instalasi yang ada seperti pipa
gas, kabel existing, kabel telekomunikasi atau fasilitas utilisasi lainnya.
4. Siapkan dokumen seperti perizinan, JSA, dan lain-lain sebelum mulai pekerjaan. Jika
pekerjaan dilakukan oleh pihak ketiga, pastikan semua proses administrasi sudah
disiapkan dan dilengkapi.
5. Siapkan alat kerja dan alat bantu yang diperlukan. Setiap pelaksana pekerjaan harus
menggunakan alat pelindung yang sesuai.
6. Lakukan penggalian secara manual dan bertahap terutama di area daratan yang sudah
memiliki banyak jalur utilitas. Jika dibutuhkan penggalian menggunakan alat berat, harus
dilakukan test pit terlebih dahulu untuk area yang beresiko tinggi.
7. Kedalaman galian tanam langsung di area daratan minimal 0,8 m dan mengikuti tabel
sebagai berikut :

Jumlah kabel Lebar (cm) Kedalaman (cm)


1 40 80
2 50 80
3 60 80
4 80 80
5 60 90
6 60 90
7 80 100
INSTRUKSI KERJA No Dok. : IK.CSU.04.51
Revisi : 00
PEMASANGAN SALURAN KABEL LAUT TEGANGAN Tanggal : 8/04/2019
TINGGI Halaman : 3 dari 4

8. Sebelum kabel dapat diletakkan dalam galian, untuk mengantisipasi disipasi panas dan
kelenturan, galian harus dilapisi pasir setebal 20 cm terlebih dahulu.
9. Setelah penggalian selesai dilakukan, maka proses penggelaran kabel dapat dilakukan.
10. Penggelaran kabel dengan lokasi dilaut menggunakan kapal yang memiliki peralatan
khusus untuk melakukan penggelaran kabel tegangan tinggi mengikuti titik/jalur yang
telah disepakati. Penggelaran langsung di atas permukaan dasar laut dilakukan pada
kondisi dasar laut yang sangat keras (karang batu). Untuk memberikan perlindungan
kabel dari gangguan eksternal dapat dilakukan penanaman kabel dengan kedalaman yang
ditentukan. Penanaman kabel pada material tanah lunak (soft soil) membutuhkan
kedalaman penanaman kabel lebih dibandingkan dengan material tanah keras (hard soil).
11. Penggunaan proteksi mekanis untuk kabel laut disesuaikan dengan kondisi kedalaman
laut, jenis seabed dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 68 tahun 2011
tentang alur pelayaran di laut dan dibagi beberapa segmen sebagai berikut :
a. Landing point – pasang tertinggi (HWL)
Pada daerah pantai kabel laut di proteksi menggunakan concrete duct dengan tinggi
concrete duct 1 – 1,5 m dan concrete duct dipendam pada kedalaman 1 m dari
permukaan tanah, konstruksi concrete duct seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1.1
Konstruksi mekanis concrete duct

b. Pasang tertinggi (HWL) – surut terendah (LLWL)


Di segmen ini kabel laut dengan dipendam sedalam 4 m dibawah seabed dengan
metode plowing seperti gambar 1.2.
INSTRUKSI KERJA No Dok. : IK.CSU.04.51
Revisi : 00
PEMASANGAN SALURAN KABEL LAUT TEGANGAN Tanggal : 8/04/2019
TINGGI Halaman : 4 dari 4

Gambar 1.2
Metode plowing
c. Surut terendah (LLWL) – kedalaman laut 20 m
Pada segmen ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 68
tahun 2011 tentang Alur pelayaran di laut, maka kabel laut diproteksi dengan
dilakukan pemendaman sedalam 4 m dibawah seabed menggunakan metode
trenching seperti gambar 1.3 dengan menyesuaikan terhadap kondisi seabed.

Gambar 1.3
Metode trenching

d. Kedalaman laut 20 m – kedalaman laut 40 m


Pada segmen ini kabel laut dipendam dengan kedalaman pemendaman 2 m dibawah
seabed dengan menggunakan metode trenching.
e. Kedalaman laut 40 m – kedalaman laut 80 m
Pada segmen ini kabel laut diproteksi dengan dilakukan pemendaman dibawah
seabed sedalam 1 m dengan menggunakan metode trenching.
f. Kedalaman laut 80 m – kedalaman laut 200 m
Dengan mempertimbangkan bahwa pada kedalaman ini tidak ada gangguan eksternal
seperti buang jangkar kapal dan untuk melindungi kabel laut dari arus bawah laut
agar kabel tidak bergerak maka digunakan proteksi mekanis menggunakan concrete
matrass seperti pada gambar 1.4
INSTRUKSI KERJA No Dok. : IK.CSU.04.51
Revisi : 00
PEMASANGAN SALURAN KABEL LAUT TEGANGAN Tanggal : 8/04/2019
TINGGI Halaman : 5 dari 4

Gambar 1.4
Konstruksi concrete matrass

g. Kedalaman laut 200 m – kedalaman terdalam


Pada kedalaman ini kabel laut hanya digelar saja di atas permukaan seabed.
12. Setelah penggelaran kabel selesai, untuk kabel dengan lokasi di darat lakukan pelapisan
menggunakan pasir setebal 10 cm.
13. Pasang concrete slab diatas lapisan pasir, kemudian lakukan pengurugan kembali.
14. Lakukan pengurugan kembali dengan padat, jangan sampai ada penurunan level tanah.
15. Pastikan semua jalur telah tertutup secara merata.
16. Pasang cable marking/ kabel piket.
V. PENDUKUNG
1. SPKPJ.
2. Drawing single line, SLD, bestek dan dokumen teknis lain.
3. Dokumen perijinan dan JSA.

Anda mungkin juga menyukai