Anda di halaman 1dari 4

Wajib Pajak baik perorangan maupun badan memiliki kewajiban yaitu membayar pajak, seperti

halnya adalah PPh (Pajak Penghasilan) bagi Wajib Pajak yang sudah bekerja dan mendapatkan
penghasilan. Walaupun demikian, bagi Wajib Pajak yang memenuhi syarat tertentu, maka
penghasilan dari wajib pajak dapat termasuk PTKP dan tidak dihitung dari perpajakan.

Apa itu PTKP, fungsi, dan batas PTKP 2023 bagi wajib pajak? Simak selengkapnya dalam artikel
di bawah ini! 

Definisi PTKP 
Penghasilan Tidak Kena Pajak atau yang sering disingkat PTKP adalah batasan nominal tertentu
dari pendapatan Wajib Pajak yang tidak dikenakan pajak. PTKP dapat dikatakan sebagai dasar
untuk perhitungan PPh 21.

Tidak dikenakan PPh Pasal 21 jika penghasilan Wajib Pajak tidak lebih dari PTKP. Begitu pun
sebaliknya jika wajib pajak memiliki penghasilan lebih dari PTKP maka penghasilan neto yang
sudah dikurangi dengan PTKP yang akan menjadi dasar perhitungan Pajak Penghasilan Pasal
21. 

Fungsi PTKP 
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) memiliki fungsi yaitu sebagai pengurang penghasilan
neto Wajib Pajak (WP) dalam perhitungan PPh pasal 21. Pasal 21 PPh merupakan pengurang
penghasilan yang dibayarkan. Dalam hal ini PTKP bisa diartikan sebagai dasar untuk
perhitungan PPh 21.  

Pemerintah menetapkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi
sebesar Rp54 juta per tahun atau Rp4,5 juta per bulan. Namun, angka ini tidak menjadi
batas,dan masih dapat bertambah.

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Peraturan Perpajakan Seragam (UU


HPP), PTKP pribadi masih sebesar Rp 54 juta per tahun, yang merupakan besaran PTKP yang
sama dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh).

Orang pribadi dengan penghasilan bersih bulanan di bawah Rp 4,5 juta termasuk dalam kategori
Wajib Pajak Tidak Efektif (WP NE) yang tidak perlu menyampaikan SPT. Namun, bagi mereka
yang penghasilan bruto tahunannya melebihi Rp 54 juta, PTKP dipotong dari penghasilan bruto,
yang akan menghasilkan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP).

PKP inilah yang kemudian dikenal dan menjadi basis perhitungan pajak penghasilan (PPh),
dengan perhitungan progresif berdasarkan lapisan tarif yang ditetapkan pemerintah. Untuk
pembayaran pajak penghasilan sampai dengan tahun pajak 2021, dikenakan bea masuk dan
tingkat tarif dengan mengacu pada Undang-Undang Pajak Penghasilan. 

Adapun, mulai tahun pajak 2022, rujukannya adalah UU HPP, yaitu sebagai berikut.
Perbandingan Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Orang
Pribadi di UU PPh dan UU HPP 
UU PPh  UU HPP 
Lapisan Tarif 
Rentang PKP  Tarif  Rentang PKP  Tarif 
I  0 – Rp 50 juta  5%  0 – Rp 60 juta  5% 
II  > Rp 50 – 250 juta  15%  > Rp 60 – 250 juta  15% 
III  > Rp 250 – 500 juta  25%  > Rp 250 – 500 juta  25% 
IV  > Rp 500 juta  30%  > Rp 500 juta – 5 miliar  30% 
V      > 5 miliar  35% 

Baca juga Bagaimana Perpajakan Pada Penerbitan Buku?

Sumber Tambahan PTKP 


Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) masih dapat bertambah, tidak hanya Rp 54 juta
dalam setahun, yang dapat diperoleh dari: 

1. Rp 4,5 juta tambahan untuk wajib pajak yang berstatus kawin alias menikah
2. Rp 54 juta tambahan untuk satu istri yang laporan penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
3. Rp 4,5 juta tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
dengan jumlah tanggungan sepenuhnya adalah tiga orang untuk 1 keluarga.  

Perlu diperhatikan, PTKP tambahan dari satu istri hanya berlaku jika dua orang yang sudah
menikah sepakat untuk menggabungkan pendapatan keluarga dan pajak. 

Tarif PTKP 2022 Berdasarkan Jumlah Tanggungan 


Golongan  Kode  Tarif PTKP 
TK/0 (tanpa
Rp 54.000.000 
tanggungan)  
Tidak Kawin (TK)  TK/1 (1 tanggungan)  Rp 58.500.000 
TK/2 (2 tanggungan)  Rp 63.000.000 
TK/3 (3 tanggungan)  Rp 67.500.000 
K/0 (tanpa tanggungan)  Rp 58.500.000 
K/1 (1 tanggungan)  Rp 63.000.000 
Kawin (K) 
K/2 (2 tanggungan)  Rp 67.500.000 
K/3 (3 tanggungan)  Rp 72.000.000 
Kawin + Istri (K/I) Penghasilan suami dan istri Rp
KI/0 (tanpa tanggungan) 
digabung  112.500.000 
KI/1 (1 tanggungan)  Rp
117.000.000 
Rp
KI/2 (2 tanggungan) 
121.500.000 
Rp
KI/3 (3 tanggungan) 
126.000.000 

Baca juga Apa Perbedaan Wajib Pajak Aktif dan Wajib Pajak Non
Efektif?
Wajib Pajak Orang Pribadi Tunggal tetap dapat menerima PTKP tambahan. Sumbernya adalah
tambahan Rp 4,5 juta per anggota keluarga sedarah dan keluarga sedarah dan tanggungan
penuh anak angkat, maksimal tiga orang di satu keluarga.

Dalam terminologi perpajakan Indonesia, kerabat sedarah yang dapat menjadi tanggungan dan
dapat ditambahkan ke dalam PTKP adalah ayah, ibu dan anak kandung.

Sedangkan, keluarga langsung menikah yang dapat menjadi tanggungan dan meningkatkan
PTKP adalah mertua dan anak tiri. Saudara dan ipar, walaupun nafkahnya ditanggung oleh
Wajib Pajak yang bersangkutan, tidak dihitung sebagai PTKP tambahan.  

Simulasi Perhitungan PPh Dengan Potongan PTKP


Andi memiliki status pribadi atau tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan. Andi menerima
gaji setiap bulan sebesar Rp10.000.000 atau Rp120.000.000 per tahun. Bagaimanakah cara
melakukan perhitungan PPh 21 untuk Andi?

Jawab:
Gaji per bulan = Rp10.000.000

Gaji per 1 tahun = Rp120.000.000

PKP = Rp120.000.000- PTKP per tahun

       = Rp 120.000.000- Rp54.000.000 =Rp66.000.000

PKP Andi masuk ke lapisan kedua antara Rp50.000.000 hingga Rp250.000.000, maka berlaku
dua lapis tarif PPh 21:

 Rp 50.000.000 dikenakan tarif 15%


 Sisa dari Rp66.000.000 dikurangi Rp50.000.000 = Rp16.000.000 dikenakan tarif 15%

Maka, perhitungannya ialah:

PPh 21 terutang = (5% x Rp50.000.000) + (15% x Rp16.000.000)

= Rp2.500.000 + Rp2.400.000

PPh 21 terutang 1 tahun = Rp4.900.000


PPh 21 dalam 1 bulan     = Rp408.000.

Anda mungkin juga menyukai