Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam BAB II ini, peneliti membahas tentang beberapa hal yang meliputi

Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik), Kemampuan Membaca Permulaan,

Penelitian yang Relevean dan Kerangka Pikir.

A. Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )

1. Pengertian Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) merupakan salah satu jenis

metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis

permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan

(MMP) dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan

mengenalkan sebuah kalimat utuh. Menurut Supriyadi ( 1996 : 334-335), metode

SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah suatu pendekatan cerita disertai dengan

gambar yang di dalamnya terkandung unsur Struktural Analitik Sintetik.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasannya metode SAS (Struktur

Analitik Sintetik) adalah metode yang sesuai dengan proses pembelajaran di kelas

untuk anak yang masih belajar membaca permulaan, karena metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) menggunakan beberapa langkah-langkah yang

menarik siswa untuk belajar membaca dan bisa menggunakan media gambar serta

kartu kata untuk proses pembelajaran membaca permulaan di kelas.

2. Prinsip Pengajaran Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )

Linda Puspita, dkk (2000: 2.24) menyatakan bahwa, ada beberapa prinsip-

prinsip dalam pembelajaran menggunakan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik), Prinsip tersebut adalah :

7
8

a) Kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan

menggunakan metode ini harus dimulai dengan menampilkan kalimat secara

utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar;

b) Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang jelas

dalam pikiran/pemikiran murid. Hal ini dapat dilakukan dengan

menampilkannya secara berulang-ulang sehingga merangsang murid untuk

mengetahui bagian-bagiannya;

c) Analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur struktur kalimat

yang ditampilkan;

d) Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada bentuk

semula (sintesis). Pada taraf ini, murid harus mampu menemukan fungsi

setiap unsur serta hubungannya satu dan lain sehingga kembali terbentuk

unsur semula;

e) Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa murid;

Dari prinsip tersebut dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwasannya

mempelajari atau menerapkan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) terdapat 5

prinsip yang harus diketahui yaitu : kalimat ,struktur kalimat, Analisis, sintesis dan

struktur.

3. Landasan Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )

Menurut Subana, (2009:178-180) Pengembangan metode SAS dilandasi

oleh filsafat strukturalisme, psikologi gestalt, landasan pedagogik, dan landasan

kebahasaan.
9

a) Landasan Filsafat Strukturalisme

Filsafat strukruralisme merupakan bahwa segala sesuatu yang ada di

dunia merupakan suatau struktur yang terdiri atas berbagai komponen yang

terorganisasikan secara teratur. Setiap komponen terdiri atas bagian yang lebih

kecil, yang satu dengan yang lainnya saling bekaitan. Karena merupakan suatu

sistem yang berstruktur, bahasa sesuai dengan pandangan dan prinsip

strukturalisme.

b) Landasan Psikologi Gastalt

Psikologi Gestalt merumuskan bahwa menulis mengenal sesuatu di

luar dirinya melalui bentuk keseluruhan ( totalitas ). Penganggapan manusia

terhadap sesuatu yang berada di luar dirinya mula-mula secara global,

kemudian mengenali bagian-bagiannya. Makin sering seseorang mengamati

suatu bentuk, makin tampak pula dengan jelas bagian-bagiannya. Penyadaran

manusia atas bagian-bagian dari totalitas bentuk itu merupakan proses analisis

sintesis. Jadi, proses analisis sintesis dalam diri manusia adalah proses yang

wajar karena manusia memiliki sifat melik ingin tahu.

c) Landasan Pedagogis

1. Mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ada

dalam dirinya serta pengalamnnya. Dalam membelajarkan siswa, guru harus

mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kedua potensi itu,

khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaaan.

2. Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam memecahkan

masalah. Hal ini sejalan dengan prinsip metode SAS ( Struktural Analitik
10

Sintetik) yang mengemukakan bahwa mendidik pada dasarnya

mengorganisasikan potensi dan pengalaman siswa.

d) Landasan Linguistik

Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi bahasa

adalah alat komunikasi maka selayaknya bila bahasa ini membentuk

percakapan. Bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri, unsur bahasa

dalam metode ini adalah kalimat. Karena sebagaian besar penutur bahasa

adalah penutur dua bahasa, yaitu bahasa ibu dan bahasa Indonesia, penggunaan

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dalam membaca dan menulis

permulaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang di anjurkan adalah

analisis secara normative, artinya siswa diajak untuk membedakan penggunaan

bahasa yang salah dengan yang benar, serta membedakan bahasa baku dan

bahasa yang tidak baku.

4. Kelebihan Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik)

Menurut supriyadi dkk (1996), metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

cocok dengan jiwa anak atau siswa , berikut kelebihan dari metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) : a) Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa

bentuk bahasa yang terkecil adalah kalimat, b) Metode ini menyajikan dan

memperhitungkan pengamalaman maupun perkembangan bahasa anak yang selaras

dengan situasi lingkungannya, b) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.

5. Kekurangan Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )

Menurut supriyadi dkk (1996), kekurangan dari metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) adalah : a) Kurang praktis, b) Membutuhkan banyak waktu, c)

Membutuhkan alat praga.


11

Terdapat beberapa kekurangan dalam metode pembelajaran SAS

(Struktural Analitik Sintetik), sesuai dengan pembahasan di atas bahwasannya

metode pembelajaran SAS(Struktural Analitik Sintetik) membutuhkan waktu yang

banyak karena terdapat beberapa tahap yang panjang,tidak praktis seperti

menggunakan metode pembelajaran yang lainnya membutuhkan persiapan yang

sangan matang dan memburuhkan alat praga atau media.

6. Langkah-langkah Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik)

Didalam metode pembelajar SAS ( Struktural Analitik Sintetik ) terdapat

prosedur yang harus di lakuakan, berikut prosedur penggunaan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik ) menurut Hairuddin, dkk. (2007:2.29-30), tahapan-

tahapan menyeluruh dari metode struktural analitik sintesis adalah sebagai berikut:

a) Kalimat menjadi kata-kata, b) Kata menjadi suku-suku kata, c) Suku-suku kata

menjadi huruf-huruf. Teknik pelaksanaan metode SAS ( Struktural Analitik

Sintetik) adalah keterampilan peserta didik mencari huruf, suku kata-kata. Guru

dan sebagian peserta didik lainnya menempelkan kata-kata yang tersusun sehingga

menjadi kalimat yang berarti. Demikian seterusnya sehingga seluruh peserta didik

memperoleh giliran untuk menyusun kalimat, membacanya, dan mengutipnya

sebagai pelajaran keterampilan menulis. Terdapat dua langkah SAS, yaitu langkah

membaca permulaan tanpa buku dan dengan buku, namun peneliti memfokuskan

pemahaman pada langkah-langkah membaca permulaan tanpa buku. Berikut adalah

penjelasan langkah-langkah membaca permulaan tanpa buku dengan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik). Langkah-langkah membaca permulaan tanpa buku :

a) Guru memilih kalimat sederhana yang sering didengar dan dimainkan siswa.

Contoh: ini rumah.


12

b) Guru menampilkan gambar sambil bercerita.

c) Membaca gambar dengan kartu kalimat

d) Membuat kalimat secara struktural (S)

ini rumah

e) Proses Analitik (A)

Mulailah peserta didik menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi

suku kata, suku kata menjadi huruf.

ini rumah

ini rumah

i - ni ru - ma - h

i - n - i r - u - m- a-h

f) Proses Sintetik (S)

Peserta didik mulai merangkai kembali huruf-huruf menjadi suku kata,

suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat utuh. Misalnya:

i - n - i r - u - m- a–h

i - ni ru - ma - h

ini rumah

ini rumah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, secara keseluruhan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) tergambar seperti contoh berikut ini :


13

ini rumah
RumahRumah
ini rumah
Ru Ruma
i ni ru ma h

i n i r u m a h

i n i r u m a h

i ni ru ma h

ini rumah
Ru Ruma
ini rumah
RumahRumah

B. Kemampuan Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca

Tampubolon (1987:5), membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa

pokok dan merupakan suatu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dapat

dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan , penting diajarkan pada masa

anak-anak khususnya tahun pertama di sekolah. Menurut Hodgson (1960: 43-44)

membaca adalah suatu proses yang dilakuakn serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata / bahasa tulisan. Menurut H.G.Tarigan (2008: 7) mendefinisikan

pengertian membaca adalah sebagai suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis melalui media kata – kata atau bahasa tulis.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasannya membaca adalah sebuah

kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. karena membaca adalah

salah satu kemampuan pokok dari pembelajaran yanag ada di dalam sekolah tidak

hanya itu membaca juga perlu untuk menambah wawasan yang ada di sekitar kita .
14

2. Tujuan Membaca

Menurut Anderson (1972:214) da dalam buku (Hanry guntur Tarigan 1994),

tujun utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi,mencakup isi, memahami makna bancaan. Berhubungan dengan tujuan,

atau intensif dalam mermbaca, penting dalam tujuan membaca yaitu sebagai

berikut:

a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang

telah terjadi pada toko khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang

dibuat oleh sang toko. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).

b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan

menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang

dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh

untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut untuk memperoleh

ide-ide utama (reading for main ideas).

c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama,kedua dan ketiga/

seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-

adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk

mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or

organization).

d) Membaca untuk menemukan sertamengetahui mengapa para tokoh merasakan

seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
15

kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang

dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut

membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak

wajar mengenai seseorang tokoh,apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita

itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan,

membaca untuk mengkalsifikasikan (reading to classify).

f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang dibuat oleh sang

tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut

membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

g) Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana

hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana sang tokoh

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau

mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Dari tujuan membaca di atas dapat disimpulkan, tujuan membaca adalah untuk

mencari sebuah informasih dari sebuah bacaan tersebut, tidak hanya itu terdapat

bbeerapa tujuan membaca salah satunya memahami tikoh serta karakter yang ada

di sebuah bacaan tersebut.

3. Kemampuan Membaca Permulaan

Pada tingkat membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan

membaca yang sesungguhnya karena masih dalam tahap belajar memperoleh

keterampilan membaca. Membaca pada tingkat ini merupakan kegiatan belajar

mengenal bahasa tulisan. Untuk memperoleh kemampuan membaca menurut Sri


16

Wahyuni (2010:8) diperlukan tiga syarat yaitu : a) kemampuan ,membunyikan

lambang-lambang tulis, b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan c)

memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.

4. Manfaat Membaca

Terdapat beberapa manfaat yang bisa dipetik dalam kegiatan membaca,

membaca memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Menurut Ismail Kusmayandi

(2008:24) adapun manfaat membaca antara lain adalah sebagai berikut :

a) Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan tata

kalimat. Dengan membaca, kita semakin memahami penggunaan bahasa yang

baik dan benar,sesuai situasi atau konteks pembicaraannya.

b) Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintropeksi diri dan

melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan dan hubungan kita

dengan orang lain.

c) Membaca memicu imajinasi. Buku yang baik mengajak kita membayangkan

dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.

Bayangan yang terkumpul dari tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran.

Seiring berlalunya waktu, membangun sebuah bentangan jaringan ide dan

perasaan menjadi dasar bagi ide kreatif.

d) Membaca bermanfaat pula untuk berlatih menulis. Kita dapat menulis berbagai

hal karena terispirasi oleh bacaan yang kita baca.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan membaca termasuk kemampuan yang kompleks, yang artinya

kemampuan ini akan berguna di dalam mata pelajaran apa pun dan kegiatan apa
17

pun, Menurut Rini Utami (2006;16) terdapat beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca permulaan dilihat pada bagan di bawah ini:

Perkemban
-gan bicara
Kemampuan Perhatian/
mendengar konsentras
i

Membaca Motivasi
kuat
Kematang
an emosi
Kemampu
Kemampua an visual
n motorik

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Kemampuan Membaca Permulaan

C. Penelitian yang Relevan

1. Peneliti menemukan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heni

Badriawati, 2013 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca

permulaan siswa dengan Menggunakan Metode Struktur Analitik Sintetik

(SAS)” perolehan nilai rata-rata yaitu 5,00 akan tetapi setelah diterapkan

metode SAS dalam pembelajaran membaca permulaan, ternyata kemampuan

membaca siswa kelas I SD Negeri Galumpit mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dengan adanya peningkatan aspek-aspek penilaian secara signifikan.

Hasil belajar siswa dalam membaca permulaan mengalami peningkatan yang

signifikan. Ini terbukti dari hasil rata-rata pretes dan postes pada tiap-tiap

tindakan mengalami peningkatan. Hasil rata-rata pretes pada tindakan pertama

sebesar 6,05 dan postes sebesar 6,30,pada tindakan kedua hasil Rata-Rata
18

pretes sebesar 6,45 dan postes sebesar 6,91,sedangkan pada tindakan Ketiga

hasil pretes sebesar 6,97 dan postes 7,04.

2. Peneliti menemukan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Noeranie

Misyriana Hadhiyanti T. AG, 2016 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan

Membaca Permulaanmelaluimetode Sas (Struktur Analitik Sintetik) Bagi Anak

Berkesulitan Belajar Membaca Di SDN Bangunrejo 2 Yogyakarta” hasil

penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan metode SAS (Struktur

Analitik Sintetik) dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak

berkesulitan belajar membaca. Peningkatan kemampuan membaca permulaan

pada pasca tindakan I peningkatan sebesar 6,6% dengan nilai awal 56,7

menjadi 63,3. Sedangkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada

pasca tindakan II peningkatan sebesar 19,97% dengan nilai awal 56,7 menjadi

76,67. Peningkatan terjadi dikarenakan saat mengikuti kegiatan pembelajaran

anak ikut berpatisipasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca

dengan metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) ditunjukkan dengan anak

menyelesaikan tugas berupa membaca teks dan mencongak kalimat yang

didengarnya dengan menuliskan kembali kata dan kalimat. Hal tersebut

didukung dengan kinerja guru dalam pengajaran sangat baik yang ditunjukan

dengan kemampuan guru saat menangani dan menerapkan metode pada saat

tindakansangat baik dan sesuai instruksi dalam perencanaan.

D. Kerangka Pikir

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam

pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru yaitu metode SAS
19

(Struktural Analitik Sintetik) . Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah

suatu cara untuk mengajarkan membaca permulaan pada siswa dengan

menampilkan suatu kalimat utuh yang kemudian diurai menjadi kata hingga

menjadi huruf-huruf yang berdiri sendiri dan menggabungkannya kembali menjadi

kalimat yang utuh. Sebagai berikut kerangka pikir metode pembelajaran SAS

(Struktural Analitik Sintetik) yang digunakan oleh guru dalam keterampilan

membaca permulaan siswa kelas I di SDN Tlogomas 1 :


20

Membaca Permulaan

Metode Pembelajaran SAS


(Struktural Analitik Sintetik)

Guru

Penerapan Kendala Upaya

Bagaimana penerapan metode Kendala-kendala apa saja yang Bagaimana upaya guru dalam
pembelajaran SAS (struktur analitik dihadapi oleh guru di metode mengatasi metode pembelajaran
sintetik) yang digunakan oleh guru pembelajaran SAS (struktur analitik SAS (struktur analitik sintetik)
dalam keterampilan membaca sintetik) dalam keterampilan dalam keterampilan membaca
permulaan siswa kelas I di SDN membaca permulaan siswa kelas I di permulaan siswa kelas I di SDN
Tlogomas 1 ? SDN Tlogomas 1 ? Tlogomas 1 ?

Jenis Penelitian : Kualitatif


Sumber Data : Siswa,Guru Kelas dan Kepala Sekolah
Lokasi Penelitian : SDN Tlogomas 1

Judul Penelitian
Analisis Metode Pembelajaran SAS (Struktur Analitik Sintetik) Yang
Digunakan oleh Guru Dalam Keterampilan Membaca Permulaan Siswa
Kelas I di SDN Tlogomas 1

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir


21

Keterangan :

Pembelajaran di dalam kelas menerapkan metode SAS (Struktur Analitik

Sintetik) yang diterapkan di dalam kelas I di SDN Tlogomas 1. Langkah-langkah

penerapan metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) ada 7 langkah pembelajaran

yang meliputi : Guru memilih kalimat sederhana yang sering digunakan oleh siswa,

Menampilkan gambar sambil bercerita , Membaca gambar dengan kartu kalimat,

Membuat kalimat secara struktural, Proses Analitik, Proses sintetik. Metode

pembelajaran ini berpusat pada siswa (student centered), karena dalam metode SAS

(Struktur Analitik Sintetik) guru hanya memilih memberikan stimulus agar peserta

didik bisa aktif dalam belajar membaca di dalam kelas. Metode pembelajaran

tersebut juga bisa membuat peserta didik senang karena dalam metode tersebut

peserta didik mampu belajar sambil bermain menempeljan kartu yang sesuai kata

yang ada. Oleh karena itu terjadi keaktivan dalam pembelajaran melalui metode

SAS (Struktur Analitik Sintetik) dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai