Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH DAERAH KAB.

LEMBATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
M
LEWOLEBA
PROGRAM:

PEMENUHAN UPAYA KESEHATANPERORANGAN


DAN UPAYA KESEHATAN

KEGIATAN:

PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN UNTUK


UKM DAN UKP KEWENANGAN DAERAH
KABUPATEN / KOTA

PAKET PEKERJAAN:

REDESAIN PAGAR PENGAMAN SELASAR


PENYEBRANGAN ORANG

TAHUN ANGGRAN:

2022

LOKASI KEGIATAN:

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)


LEWOLEBA

RENCANA DAN
SYARAT KERJA (RKS)
KONSULTANT PERENCANA:
BAB I
Spesifikasi Umum
Peraturan teknis bangunan yang digunakan Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya :

1.1. Kepres No. 80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.


1.2. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor de uit veering bij aneming van openbare werken (AV) 1941.
1.3. Surat edaran bersama Bappenas dan Direjen Anggaran No. 351/D. VI/01/1997 dan
SE-39/A/21/0/1997 tanggal 20 Januari 1997.
1.4. Keputusan Direjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
1.5. Pedoman perencanaan Gedung SNI 03-17330-1989.
1.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) NI-2 dan PBI 1991 SK SNI T-
15.1919.03.
1.7. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) NI-2 dan PBI 1991 SK SNI T-15.1919.
03.
1.8. Peraturan Muatan Indonesia NI-8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.
1987).
1.9. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI-5.

1.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.


1.11. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
1.12. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.
1.13. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1960.
1.14. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.
BAB II
Spesifikasi Teknis
2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1.1 Lingkup Pekerjaan


Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor berkewajiban :
a. Membersihkan halaman pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar
kayu.
b. Mengadakan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang
bersangkutan.
c. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
d. Membuat papan nama proyek, yang terbuat dari papan dilapis seng dengan
ukuran 120 x 120 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm.
Warna dasar papan putih dan tulisan hitam. Papan diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat umum. Papan nama tersebut memuat:
 Paket Pekerjaan : Pembangunan Pagar Pengaman Selasar
Penyebrangan Orang
 Lokasi : Kecamatan Nubatukan – Kab. Lembata
 Tahun Anggaran : 2022
 Harga Borongan : Rp……………………………….
 Waktu pelaksanaan : ………………………………….. (hari kalender)
 Kontraktor Pelaksana : CV/PT…………………………
 Konsultan Perencana : CV/PT…………………………
 Konsultant Pengawas : CV/PT…………………………

2.1.2 Persyaratan dan Bahan


a. Untuk penampung air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI. 1991.
b. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain- lain, digunakan bahan kayu setempat.
2.1.3 Pedoman Pelaksanaan.
Pembersihan lokasi sekeliling bangunan meliputi pembersihan semua tanaman
tumbuh, termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan
halaman sekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasil Pembersihan tersebut di atas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.

2.1.4 Ukuran-Ukuran

a. Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar


dan dijelaskan dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut
adalah ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
b. Peil ketinggian lantai (± 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam
gambar, ukuran tersebut merupakan perhitungan rata-rata di atas tanah
berkontur (tingginya akan ditentukan pada saat pematokan). Penentuan peil ini
akan dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan unsur
PTP Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) bersama-sama dengan Kontraktor. Selanjutnya peil ini harus
merupakan dasar tiap ukuran tinggi/rendah dan horizontal. Kontraktor harus
membuat ukuran tersebut di luar bangunan dengan kayu kelas II 5 x 7 cm
dan pada bagian ujungnya diberi cat dengan meni warna merah. Tanda tetap
ini harus dijaga dan dipelihara sampai bangunan selesai dikerjakan.
c. Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4” atau
dengan alat ukur theodolit, sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan
dengan benang secara azas segitiga Pythagoras.

2.2. PEKERJAAN BEKISTING


2.2.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pasangan bekisting untuk kolom.
b. Pasangan bekisting untuk balok.
2.2.2. Persyaratan Bahan
a. Kayu bekisting klas III.
b. Paku biasa (5 – 12 cm).
c. Minyak bekisting.
d. Dolken kayu Ø 8 – 10/4 m.
e. Balok kayu 5/7 klas II.
f. Tripleks tbl. 9 mm.

2.2.3. Pedoman Pemilihan bahan


a. Untuk bekisting beton dipakai kayu yang cukup kering dan berkualitas
sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk dan garis ketinggian dan
dimensi dalam gambar.
b. Pemilihan dan pemakaian material harus disetujui Konsultan Pengawas yang
mana bekisting harus cukup kuat untuk menahan getaran-getaran dan kejutan-
kejutan gaya-gaya lain.
c. Perakitan bekisting perlu diperhatikan secara khusus agar kestabilan beton
tidak terganggu.
d. Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan seijin Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis.

2.3. PEKERJAAN BETON


2.5.1 Lingkup Pekerjaan

Melingkupi Beton non struktur (Beton Mutu K.175) yang Meliputi:


 Balok Beton
 Kolom Praktis
Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton struktur maupun non struktur
sesuai dengan gambar rencana.

2.5.2 Persyarat bahan


a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Cement Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak
dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, terkecuali mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum
setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran). Pertimbangan
tersebut hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tidak ada stock di pasaran dari merk semen yang telah digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semenbaru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang
telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1991.
c. Batu Pecah
Batu pecah yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1991.
Penimbunan Batu pecah dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkalin, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.

e. Besi Beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2). Daya lekat baja tulangan harus
dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton
harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran)
terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter
besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan PTP.
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan
Pengguna Anggaran).
 Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas).

f. Cetakan dan Acuan.


 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu
baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana
dan uraian pekerjaan.
 Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
di dalam pasal 5.1 PBI 1991.
g. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
h. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum setempat
(PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran). Selama pengecoran
berlangsung, pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas
penulangan. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan PTP.
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran). Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar,
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali
pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
i. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan
cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan
Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini,
maka sebagai pedoman dipakai PBI 1991.
 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan
Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.

2.4. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


2.4.1. Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan
pemasangan semua pekerjaan pasangan batu seperti yang tertera pada
gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis
ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan
disini.

2.4.2. Bahan-bahan.
a. Batu bata dengan tinggi 6 cm, lebar 12 cm dan panjang 24cm , sesuai
dengan persyaratan berlaku. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai
standar tersebut diatas, maka Konsultan Pengawas dapat menentukan jenis-
jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukannya.
b. Adukan/ spesi untuk seluruh dinding batu potong harus berupa campuran 1
semen : 5 pasir.
c. Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dan Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus
sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja
untuk dipasang. Pengambilan contoh atas bahan- bahan yang telah
berada dilapangan akan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan pengujian. Bahan yang tidak
sesuai akan ditolak dan segera disingkirkan dari lapangan.

2.4.3. Pengerjaan dan penyimpanan.


Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara
yang disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

2.4.4. Pelaksanaan
Pemasangan batu potong yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur
dan penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, potong harus putus
sambungan dengan lajur bawahnya. Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan
batu potong harus direndam/ dibasahi dengan air dahulu. Beton untuk sloof,
kolom praktis dan ringbalk dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12
m2. Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu potong yang belum selesai,
harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.5. PLESTERAN DAN ADUKAN.


2.7.1 Lingkup Pekerjaan.
Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan seperti yang
dijelaskan dalam gambar- gambar pelaksanaan.

2.7.2 Bahan-bahan.
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :
a. Pasir.
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran- campuran lain.
b. Portland Cement.
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membantu dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan. Hanya
sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
c. Air.
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti,
minyak, asam, dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus
menyediakan air kerja atas biaya sendiri

2.7.3 PERENCANAAN.
a. Campuran Adukan dan Plester.
Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu
1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu. Plester/ adukan
dengan campuran 1pc:5ps digunakan pada daerah-daerah seluruh dinding batu
potong seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. A c i a n
Acian dibuat dalam campuran 1pc:2air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan di cat.

2.7.4 PELAKSANAAN
a. Umum.

Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.


Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang
akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran
harus rata sesuai perintah Pengawas, dengan tebal plesteran, kecuali bila
dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleran minimum 15 mm dan maksimum
25 mm.

b. Pencampuran.

Membuat campuran adukan/ plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat


dilaksanakan bila ada izin dari Pengawas.

c. Pelaksanaan adukan/plesteran.
Adukan pasangan batu bata: lihat Pekerjaan Pemasangan Pasangan.

2.6. PEKERJAAN KUSEN


2.10.1 LINGKUP PEKERJAAN.
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan Kusen
Jendela Aluminium dan relling Tangga Besi Hollow .
2.10.2 BAHAN-BAHAN
a. Untuk Material Kusen Jendela menggunakan bahan Almunium Coating Black
dengan ukurann 4 (empat) Inci.
b. Sedangkan Relling Tangga Menggunakan Materian Besi Hollow 20x40x1 mm.
c. Pengikat-Pengikat berupa Pengelasan, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain
harus digalvanisir.
d. Contoh-contoh bahan Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan
yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

2.10.3 P ERLINDUNGAN
Bahan cat yang dipakai sesuai Bab Pekerjaan Cat.

2.10.4 P ENGERJAAN
Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik
dengan standard pengerjaan yang disetujui Konsultan Pengawas. Rangka-
rangka dibuat harus sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang
baik disetujui Konsultan Pengawas. Semua lubang-lubang/ cacat ditempat
bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dan lain-lain harus
ditutup dengan dempul/ sealer hingga rapih kembali. Kusen Aluminium dan
kelengkapannya di pasang setelah pekerjaan bingkai kusen telah dipelester dan
di finishing rapih.

2.7. PEKERJAAN KACA

.13.1 Lingkup pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
detail gambar.

.13.2 Persyaratan Bahan

a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses- proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas
dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransiseperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan
maximum yang diperkenankan adalah1,5 mm per meter.

d. Cacat-cacat:
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar
ke arah luar/ masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm.
e. Bahan Kaca

Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos dengan ketebalan 5
mm harus sesuai SNI 0047-1989-A. Digunakan setara produk PT.
ASAHI MAS. Khusus Untuk Pekerjaan Kaca Anti Radiasi (Kaca PB)
Ketebalan dan Spesifikasi Kaca disesuaikan dengan Distributor Kaca PB PB)
Ketebalan dan Spesifikasi Kaca disesuaikan dengan Distributor Kaca PB.

f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat


persetujuan Konsultan Pengawas.

.13.3 Syarat-syarat pelaksanaan..

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,


uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda- tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk kedalam alur kaca pada kusen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang
lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui
kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan
persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak/pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan.
.
2.8. PEKERJAAN PENGECATAN
2.14.1 Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan
seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi,
enamel, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan
permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan
baja/ besi, plesteran tembok, beton, dan permukaan-permukaan lain yang
disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan,
tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk
semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.
2.14.2 Bahan-bahan
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan untuk contoh/ pengujian.Contoh tersebut akan diambil secara
acak dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Pemakaian bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/ kaleng-kaleng cat yang
dimasukkan harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan
sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari
semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas
Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-contoh sebelum
memberikan persetujuan. Warna-warna cat yang digunaan akan
kemudian ditentukan oleh Konsultan Perencana.
b. Cat dinding tembok.
Cat yang digunakan adalah emulsion paint (setara Sanlex). Bahan penutup
(dempul) yang digunakan merupakan campuran dari bahan cat yang sama.
Untuk cat dasar harus digunakan bahan cat dasar yang dikeluarkan
dari pabrik yang sama. Untuk dinding luar sebelum dicat, dilapisi dulu
dengan syntetis anti lumut.
c. Cat besi
Bahan cat besi yang digunakan adalah setara produk Glotex, Seiv.
Sebelum pengecatan dilakukan harus dilakukan pendempulan yang merata
dan rapi. Warna cat yang akan digunakan akan ditentukan kemudian
bersama User.
2.14.3 Persetujuan para ahli.
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan ke
lapangan pekerjaan dalam kaleng- kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan label
perusahaan, merk dan sebagainya.
2.14.4 Pelaksanaan
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar
debu tidak beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam
jumlah cukup. Sewaktu pelaksanaan pengecatan lantai harus ditutupi
sedemikian sehingga terhindar dari cipratan- cipratan cat. Cipratan
yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus langsung
dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.
b. Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus
dicat dengan cat tembok. Kontraktor tidak diperkenankan untuk
mengecat sampai permukaan plesteran dinding benar-benar kering.
Permukaan plesteran yang belum rata tidak boleh dicat. Bidang
plesteran yang dicat harus diperbaiki dengan pendempulan/ plesteran
yang sama. Retak-retak harus ditambal dengan bahan penutup. Retak-
retak yang lebar harus dipotong bersama-sama dengan pinggirannya
dan ditambal dengan plesteran yang baru. Sebelum diratakan dengan
bahan penutup, tembok harus digosok dengan batu kambang sampai
rata dan halus. Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai
dengan petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan, sampai terdapat warna
yang rata.
BAB III
PENUTUP
Demikian rencana dan syarat kerja ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
apabila ada kekurangan informasi yang terdapat dalam rencana dan syarat kerja (RKS) ini
coba di koreksi kembali dengan melihat pada gambar bestek dan lampiran perhitungan
kwantitas harga pada rencana anggaran biaya (RAB).

Lewoleba Juni 2022


Dibauat Oleh:

KONSULTAN PERENCANA
CV. DELTA CONSULT

MATEUS MITEN BUYANAYA, ST


Kuasa Direktur

Anda mungkin juga menyukai