Pada pertengahan abad ke 16 ada 3 Malauna berpangkat Tumenggung yang Bernama Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, Aria Jaya Santika yang diutus untuk mendirikan perkampungan pertahanan diwilayah yang berbatasan dengan Batavia, basis pertahanan dan pemerintahannya dikenal dengan Kawasan TigaRaksa. Adapun Prasasti Tugu yang dibangun oleh putra Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Pangeran Soegri di bagian barat sungai Cisadane , Tugu itu dinamakan Tangeran yang dalam Bahasa sunda berarti “Tanda”, tetapi lama kelamaan berubah namanya menjadi Tangerang. Sampai akhirnya Pemerintahan 3 Maulana tersebut tumbang pada tahun 1684, karena dibuatnya perjanjian antara pasukan Belanda dengan Kesultanan Banten pada 17 April 1684. Periodisasi Zaman Belanda Setelah dibuatnya perjanjian antara Belanda dan Kesultanan Banten pada 17 April 1684 yang memaksa seluruh wilayah Tangerang masuk ke kekuasaan penjajah Belanda. Kemudian pada saat Tangerang dikuasai oleh Belanda , Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten dibawah pimpinan seorang Bupati. Salah satu Bupati yang pernah memimpin wilayah Kaupaten Tangerang di era Belanda pada periode 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I- VII. Setelah keturunan Aria Soetadilaga tidak mampu lagi untuk memerintah wilayah Kabupaten Tangerang , Belanda menghapus pemerintahan tersebut dan memindahkan ke Batavia. Lalu Belanda membuat kebijakan Sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang orang kaya di Batavia. Periodisasi Zaman Jepang Pada tanggal 29 April 1943 Jepang menguasai Indonesia terutama di wilayah Kabupaten Tangerang dibentuknya beberapa organisasi militer diantaranya Keibodan ( barisan bantu polisi ), dan Seinendan ( barisan pemuda ). Diwilayah Pulau Jawa pengelolaan pemerintah didasarkan pada UU NO 1 Tahun 1942 yang dikeluarkan setelah Jepang berkuasa, UU tersebut menjadi landasan pelaksanaan tata negara yang azas pemerintahannya adalah militer. Pada akhir 1943 jumlah Kabupaten di Jawa Barat mengalami perubahan, dari 18 menjadi 19 kabupaten, yang disebabkan karena pemerintah jepang telah mengubah status Tangerang dari kewedaan menjadi kabupaten. Periodisasi setelah Merdeka – Sekarang Semasa Bupati kabupaten Tangerang dipimpin oleh H. Tadjus Sobirin ( 1983-1988) dan (1988-1993) Bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu menetapkan hari jadi kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 . Dan seiring dengan pemekaran wilayah terbentuknya Kota Tangerang tanggal 27 Februari 1993 maka pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang dipindahkan ke Tigaraksa sampai dengan sekarang.