Anda di halaman 1dari 6

Nama : Virli Aurelya Putri Apandi

NIM : 2288220037
Kelas : 1 B – Pendidikan Sejarah
MataKuliah : Pengantar Ilmu Sejarah
Tugas : Merangkum Bab 3 Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah

BAB 3
PENDEKATAN ILMU SOSIAL DALAM METODOLOGI SEJARAH

A. Pendekatan Ilmu Sosial

1. Ilmu - Ilmu Sosial


Perkembangan ilmu sejarah atau studi sejarah kritis sejak akhir perang dunia 2
menunjukkan kecenderungan kuat untuk mempergunakan pendekatan ilmu sosial telah
diterangkan di bagian depan. Rapproachement atau proses saling mendekati antara ilmu
sejarah dan ilmu-ilmu sosial disebabkan oleh beberapa hal :
1) sejarah deskriptif naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan berbagai
masalah atau gejala yang serba kompleks.
2) pendekatan multidimensional atau social scientific adalah yang paling tepat untuk
dipergunakan sebagai cara menggarap permasalahan atau gejala tersebut.
3) studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informatif tentang apa ,siapa ,kapan,
di mana, dan bagaimana tetapi juga ingin melacak berbagai struktur masyarakat, pola
kelakuan, kecenderungan proses dalam berbagai bidang dan lain-lain
Untuk menjelaskan relevansi metodologi sejarah dengan pendekatan ilmu sosial kita
perlu bertolak dari konsep sejarah sebagai sistem konsep sistem sejarah sendiri mencakup
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) suatu sistem terdiri atas unsur-unsur atau aspek-aspek yang merupakan satu kesatuan
2) fungsi-fungsi unsur-unsur tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan ada saling
ketergantungan dan bersama-sama mendukung fungsi sistem.
3) saling ketergantungannya disebabkan karena setiap unsur memiliki dimensi dimensi
unsur lain
4) dalam mendeskripsi unsur-unsur cerita saling pengaruhnya tidak ada satu faktor atau
dimensi yang deterministik.
5) dalam studi sejarah pendekatan sistem yang sinkronis sifatnya perlu diimbangi oleh
pendekatan diakronis.
Kerja suatu sistem dan memerlukan analisis ilmu sosial dalam sistem besar terdapat
empat komponen ialah kultur biologi ekologi dan personality yang dengan fungsinya
bersama-sama mendukung fungsi umum. Diperlukannya pendekatan interdisipliner untuk
menganalisis terjalinnya fungsi berbagai komponen itu.
Dalam sistem kecil terdapat tiga unsur ialah economy, society dan polity, sedang
sistem itu sendiri merangkum kultur sebagai sistem. Ekonomi sebagai sistem jaringan atau
distribusi komoditi sangat ditentukan oleh sistem sosial seperti stratifikasi sosialnya. Society
sebagai sistem jaringan atau distribusi hubungan sosial yang sebagai sistem sangat
ditentukan oleh politik ialah sistem distribusi kekuasaan dengan demikian jelaslah terdapat
saling pengaruh mempengaruhi antara tiga unsur tersebut.

2. Sejarah struktural
Dengan perlengkapan metodologis baru seperti pendekatan ilmu sosial studi sejarah kritis
memperluas daerah pengkajiannya terbukalah kemungkinan melakukan penyorotan aspek
atau dimensi baru dari berbagai gejala sejarah. Pada umumnya segi prosesual yang menjadi
fokus perhatian sejarawan dengan pendekatan ilmu sosial dapatlah digarap aspek
strukturalnya selanjutnya dipahami bahwa banyak aspek prosesual yang hanya dapat
dimengerti apabila dikaitkan dengan aspek strukturalnya bahkan dapat dikatakan pula
bahwa proses hanya dapat berjalan dalam kerangka struktural.

3. Perbedaan antara ilmu eksakta ( alam ) ilmu kemanusiaan (humaniora)


Konsepsi tentang ilmu pada abad ke-18 dan ke-19 waktu rasionalisme memuncak dan
mencapai fase positivisme sangat terpengaruh oleh kemajuan ilmu alam sehingga diberi
fungsi normatif untuk menentukan seberapa jauh berbagai cabang ilmu dapat digolongkan
sebagai ilmu adapun kriteria yang dipergunakan tak lain dan tak bukan adalah dalil-dalil atau
hukum-hukum yang dapat dirumuskan sehingga mampu membuat generalisasi dan
memprediksi atau membuat proyeksi ke masa depan.

B. Sejarah dan geografi


Peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial ( waktu dan ruang ),
kedua-duanya merupakan faktor yang membatasi gejala sejarah tertentu sebagai unit
kesatuan apakah itu perang, riwayat hidup ,kerajaan dan lain sebagainya. Pertanyaan
tentang di mana sesuatu terjadi sudah barang tentu menunjuk kepada dimensi geografis
dan seringkali dimensi geopolitis yaitu apabila yang dikaji adalah proses sejarah nasional
adapun terjalinnya sejarah dan geografis sedemikian eratnya sehingga dapat dikatakan
secara kiasan bahwa suatu daerah atau tempat mempunyai karakteristik atau ciri khas
karena bekas-bekas peristiwa sejarah yang terjadi di tempat itu terutama monumen-
monumennya penyebaran di suatu daerah tertentu merupakan petunjuk bahwa daerah itu
menjadi satu kesatuan kultural di satu pihak dan di pihak lain luas daerah pengaruh
kekuatan tertentu entah politik atau religius atau yang lainnya.
Dengan demikian semakin menumpuklah ciri-ciri dari pengalaman politik ekonomi sosial
dan kewiral unit geopolitik tumbuh menjadi satu dengan uni sejarah perkembangan sejarah
menimbulkan berbagai variasi peta politik suatu negara sering menunjukkan bahwa di
dalam unit geopolitik terdapat wilayah-wilayah bahasa ,agama, atau kebudayaan. Super
system dalam sejarah yaitu yang menyilang batas-batas negara seperti agama aliran
kesenian proses ekonomi makro seperti perkembangan imperialisme dan kapitalisme suatu
subsistem yang merupakan unit tersendiri dan berfungsi sebagai sistem dengan mencakup
berbagai komponen atau subsistem ialah peradaban umpamanya peradaban klasik (Yunani-
Romawi), Mesir, Babilonia ,Eropa barat ,Maya, inka, Cina ,India dan lain sebagainya.
Sebagai satu generalisasi dapat dikatakan bahwa ekologi kultur biologi dan personalitas
merupakan unsur-unsur dari suatu sistem ada saling pengaruh mempengaruhi dan
dependensi antara unsur-unsur itu maka proses dialektis antara ekologi (aspek geografis)
dan personalitas ( aspek historis) secara kumulatif memberi wajah dan struktur tertentu
kepada suatu wilayah tertentu yaitu semacam watak tertentu kepada unit geografis-historis.

C. Sejarah dan ekonomi


Sejarah politik selama 23 abad terakhir dalam historiografi barat sangat dominan namun
sejak awal abad ini sejarah ekonomi dalam berbagai aspeknya semakin menonjol lebih-lebih
setelah proses modernisasi di mana-mana semakin memfokuskan perhatian pada
pembangunan ekonomi terutama proses industrialisasi beserta transformasi sosial yang
mengikutinya menuntut pengkajian pertumbuhan ekonomi dari sistem produksi agraris ke
sistem produksi industrial lagipula ekspansi barat yang menimbulkan kolonialisme dan
imperialisme mempunyai dampak dalam pertumbuhan kapitalisme dan merkantilisme nya.
Dengan terbentuknya jaringan navigasi atau transportasi perdagangan di satu pihak dan
di pihak lain jaringan antara daerah industri dan daerah bahan-bahan mentah muncullah
satu sistem global ekonomi sistem itu mempunyai implikasi luas dan mendalam tidak hanya
di bidang ekonomi tetapi erat hubungannya dengan itu juga di bidang politik. Hal itu
dicerminkan oleh pertumbuhan kapitalisme mulai dari kapitalisme
komersial ,industrial ,hingga finansial.
Bangun itu mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1) saling ketergantungannya antara negeri industri dan negeri penghasil bahan mentah
2) dominasi politik pihak yang pertama atas pihak kedua
3) sistem ekonomi daerah koloni menjadi fungsi sistem ekonomi negeri penjajah
Dari pertumbuhan sistem ekonomi global yang kompleks itu dapat diekstrapolasikan
beberapa tema penting antara lain :
1) proses perkembangan ekonomi dari sistem agraris ke sistem industrial termasuk
organisasi pertanian ,pola perdagangan, lembaga-lembaga keuangan, kebijaksanaan
komersial, dan pemikiran ekonomi.
2) pertumbuhan akumulasi modal mencakup peranan pertanian ,pertumbuhan
penduduk, peranan perdagangan internasional
3) proses industrialisasi beserta soal-soal perubahan sosialnya
4) sejarah ekonomi yang berkaitan erat dengan permasalahan ekonomi seperti kenaikan
harga ,konduktor produksi agraris, ekspansi perdagangan dan sebagainya
5) sejarah ekonomi kuantitatif yang mencakup antara lain Gross National Product (GNP)
perkapita income

D. Sejarah dan psikologi sosial

1. Proses sosialisasi
Dalam gerakan modernisasi pemimpin dapat pula berperan sebagai change agent atau
chance catalyst . Dalam gejala sejarah gerakan sosial pendekatan psikologi sosial sangatlah
relevan oleh karena pada hakikatnya gejala itu adalah manifestasi konkret dari kelakuan
kolektif rakyat maka dapatlah dianalisis unsur-unsur atau faktor-faktornya antara lain:
1) Kepemimpinan
2) Mobilisasi
3) Gerakan Nasionalistis
4) Gerakan buruh
5) Gerakan Rasial

2. Citra Diri
Manusia yang telah mengalami proses sosialisasi sudah tentu membangun pada dirinya
suatu struktur perwatakan yang terdiri atas unsur-unsur mental yang berasal dari proses
internalisasi berbagai norma dan nilai sosial sehingga akhirnya mengendap atau
mengkristalisasi sebagai struktur kepribadian. Dengan adanya model-model Citra dan Citra
diri juga disosialisasikan secara stereotipikal sebagai modal kepribadian komunitas atau
daerah tertentu.
Struktur kepribadian tersebut di atas merupakan wujud identitas tertentu sehingga agak
memudahkan komunikasi antara anggota komunitas atau interkomonitas . Dalam proses
komunikasi ternyata Citra dan Citra diri sangat instrumental oleh karena peranan beserta
fungsinya yang terkait di dalamnya mudah dipentaskan interaksi antara individu sulit
diselenggarakan tanpa menggunakan simbol-simbol atau identitas tertentu.
Sebaliknya stereotipe juga mempunyai bahayanya yaitu mudah menciptakan prasangka
serta sikap a priori. pada tingkat kelakuan kolektif berbagai ciri dahannya menimbulkan tipe
kepribadian tertentu tetapi juga semacam semangat atau jiwa kolektif tertentu yang acup
kali disebut juga sebagai mentalitas.

E. Sejarah dan sosiologi

Perubahan sosial merupakan tema yang luas cakupannya praktis semua kejadian dalam
periode zaman baru sejarah Indonesia lebih kurang tahun 1500 terusnya perubahan sosial
yang diakibatkan oleh kedatangan agama Islam beserta sistem politiknya kedatangan
bangsa barat dengan proses modernisasi lebih-lebih sejak abad ke-19 proses modernisasi
semakin meningkat dan dampaknya berupa perubahan di berbagai bidang kehidupan
ekonomi sosial politik dan kultural.
Sejarah analitis dan sejarah struktural hanya dapat dikaji dan ditulis dengan baik apabila
pendekatan sosiologis khususnya dan pendekatan ilmu sosial pada umumnya diterapkan
dengan perkembangan jenis-jenis sejarah tersebut terbuka kesempatan luas bagi
pertumbuhan berbagai ragam sejarah baru antara lain
1) Sejarah politik gaya baru
2) Sejarah sosial
3) Sejarah Sosiologis
4) Sosiologi Sejarah
5) Sejarah Agraris

F. Sejarah dan ilmu politik

Dalam keadaan sekarang sebenarnya sejarah politik masih cukup menonjol namun tidak
terlalu dominan seperti di masa lampau lagipula telah mengalami perubahan sangatlah
menarik bahwa pengaruh ilmu politik dan ilmu sosial sungguh besar dalam penulisan
sejarah politik yang juga lebih tepat disebut sejarah politik gaya baru.
Apabila polity didefinisikan sebagai pola distribusi kekuasaan maka jasa bahwa pola
distribusi itu dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan kultural. Cara tentang pola
distribusi kekuasaan kita tidak dapat melupakan faktor kultural sebagai faktor penentu.
Jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi nilai dan pandangan
hidup para pelaku kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat analisis untuk
menguraikan berbagai unsur politik ,aspek politik ,kelakuan aktor ,dan nilai yang melembaga
sebagai sistem politik dan sebagainya.
Masalah kepemimpinan senantiasa menjadi faktor kunci dalam proses politik
berdasarkan teori max Weber dapat dibedakan tiga jenis kepemimpinan menurut jenis
otoritas yang disandangnya 3 jenis otoritas itu ialah
1) Otoritas Karismatis
2) Otoritas Tradisional
3) Otoritas Legal Rasional

G. Sejarah dan antropologi

Kedua disiplin ini mempelajari manusia sebagai objeknya yang lazimnya mencakup
berbagai dimensi kehidupannya di samping titik perbedaan kedua disiplin itu juga
menunjukkan titik persamaan. Bila sejarah membatasi diri hanya menggambarkan suatu
peristiwa sebagai proses di masa lampau dalam bentuk cerita di sini sejarah sungguh
berbeda dengan antropologi kejadian yang terjadi secara sekali tidak masuk bidang
perhatian antropologi akan tetapi apabila suatu penggambaran sejarah menampilkan suatu
masyarakat di masa lampau dengan berbagai aspek kehidupan termasuk ekonomi politik
religius dan keseniannya maka gambaran itu mencakup unsur-unsur kebudayaan
masyarakat tersebut sehingga di sini ada tumpang tindih antara bidang sejarah dan
antropologi.
antropologi lazimnya mengkaji suatu komunitas dengan pendekatan sinkronis yaitu
seperti membuat suatu pemotretan pada momentum tertentu mengenai berbagai bidang
atau aspek kehidupan komunitas sebagai bagian dari suatu kesatuan atau sistem serta
hubungan satu sama lain berbagai subsistem dalam suatu sistem.
Hakikatnya kedua disiplin itu mempelajari objek yang sama ialah tiga jenis fakta: artifact,
socifact, dan mentifact.

Anda mungkin juga menyukai