NIM : 2288220037
Kelas : 1 B – Pendidikan Sejarah
MataKuliah : Pengantar Ilmu Sejarah
Tugas : Merangkum Bab 3 Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah
BAB 3
PENDEKATAN ILMU SOSIAL DALAM METODOLOGI SEJARAH
2. Sejarah struktural
Dengan perlengkapan metodologis baru seperti pendekatan ilmu sosial studi sejarah kritis
memperluas daerah pengkajiannya terbukalah kemungkinan melakukan penyorotan aspek
atau dimensi baru dari berbagai gejala sejarah. Pada umumnya segi prosesual yang menjadi
fokus perhatian sejarawan dengan pendekatan ilmu sosial dapatlah digarap aspek
strukturalnya selanjutnya dipahami bahwa banyak aspek prosesual yang hanya dapat
dimengerti apabila dikaitkan dengan aspek strukturalnya bahkan dapat dikatakan pula
bahwa proses hanya dapat berjalan dalam kerangka struktural.
1. Proses sosialisasi
Dalam gerakan modernisasi pemimpin dapat pula berperan sebagai change agent atau
chance catalyst . Dalam gejala sejarah gerakan sosial pendekatan psikologi sosial sangatlah
relevan oleh karena pada hakikatnya gejala itu adalah manifestasi konkret dari kelakuan
kolektif rakyat maka dapatlah dianalisis unsur-unsur atau faktor-faktornya antara lain:
1) Kepemimpinan
2) Mobilisasi
3) Gerakan Nasionalistis
4) Gerakan buruh
5) Gerakan Rasial
2. Citra Diri
Manusia yang telah mengalami proses sosialisasi sudah tentu membangun pada dirinya
suatu struktur perwatakan yang terdiri atas unsur-unsur mental yang berasal dari proses
internalisasi berbagai norma dan nilai sosial sehingga akhirnya mengendap atau
mengkristalisasi sebagai struktur kepribadian. Dengan adanya model-model Citra dan Citra
diri juga disosialisasikan secara stereotipikal sebagai modal kepribadian komunitas atau
daerah tertentu.
Struktur kepribadian tersebut di atas merupakan wujud identitas tertentu sehingga agak
memudahkan komunikasi antara anggota komunitas atau interkomonitas . Dalam proses
komunikasi ternyata Citra dan Citra diri sangat instrumental oleh karena peranan beserta
fungsinya yang terkait di dalamnya mudah dipentaskan interaksi antara individu sulit
diselenggarakan tanpa menggunakan simbol-simbol atau identitas tertentu.
Sebaliknya stereotipe juga mempunyai bahayanya yaitu mudah menciptakan prasangka
serta sikap a priori. pada tingkat kelakuan kolektif berbagai ciri dahannya menimbulkan tipe
kepribadian tertentu tetapi juga semacam semangat atau jiwa kolektif tertentu yang acup
kali disebut juga sebagai mentalitas.
Perubahan sosial merupakan tema yang luas cakupannya praktis semua kejadian dalam
periode zaman baru sejarah Indonesia lebih kurang tahun 1500 terusnya perubahan sosial
yang diakibatkan oleh kedatangan agama Islam beserta sistem politiknya kedatangan
bangsa barat dengan proses modernisasi lebih-lebih sejak abad ke-19 proses modernisasi
semakin meningkat dan dampaknya berupa perubahan di berbagai bidang kehidupan
ekonomi sosial politik dan kultural.
Sejarah analitis dan sejarah struktural hanya dapat dikaji dan ditulis dengan baik apabila
pendekatan sosiologis khususnya dan pendekatan ilmu sosial pada umumnya diterapkan
dengan perkembangan jenis-jenis sejarah tersebut terbuka kesempatan luas bagi
pertumbuhan berbagai ragam sejarah baru antara lain
1) Sejarah politik gaya baru
2) Sejarah sosial
3) Sejarah Sosiologis
4) Sosiologi Sejarah
5) Sejarah Agraris
Dalam keadaan sekarang sebenarnya sejarah politik masih cukup menonjol namun tidak
terlalu dominan seperti di masa lampau lagipula telah mengalami perubahan sangatlah
menarik bahwa pengaruh ilmu politik dan ilmu sosial sungguh besar dalam penulisan
sejarah politik yang juga lebih tepat disebut sejarah politik gaya baru.
Apabila polity didefinisikan sebagai pola distribusi kekuasaan maka jasa bahwa pola
distribusi itu dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan kultural. Cara tentang pola
distribusi kekuasaan kita tidak dapat melupakan faktor kultural sebagai faktor penentu.
Jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi nilai dan pandangan
hidup para pelaku kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat analisis untuk
menguraikan berbagai unsur politik ,aspek politik ,kelakuan aktor ,dan nilai yang melembaga
sebagai sistem politik dan sebagainya.
Masalah kepemimpinan senantiasa menjadi faktor kunci dalam proses politik
berdasarkan teori max Weber dapat dibedakan tiga jenis kepemimpinan menurut jenis
otoritas yang disandangnya 3 jenis otoritas itu ialah
1) Otoritas Karismatis
2) Otoritas Tradisional
3) Otoritas Legal Rasional
Kedua disiplin ini mempelajari manusia sebagai objeknya yang lazimnya mencakup
berbagai dimensi kehidupannya di samping titik perbedaan kedua disiplin itu juga
menunjukkan titik persamaan. Bila sejarah membatasi diri hanya menggambarkan suatu
peristiwa sebagai proses di masa lampau dalam bentuk cerita di sini sejarah sungguh
berbeda dengan antropologi kejadian yang terjadi secara sekali tidak masuk bidang
perhatian antropologi akan tetapi apabila suatu penggambaran sejarah menampilkan suatu
masyarakat di masa lampau dengan berbagai aspek kehidupan termasuk ekonomi politik
religius dan keseniannya maka gambaran itu mencakup unsur-unsur kebudayaan
masyarakat tersebut sehingga di sini ada tumpang tindih antara bidang sejarah dan
antropologi.
antropologi lazimnya mengkaji suatu komunitas dengan pendekatan sinkronis yaitu
seperti membuat suatu pemotretan pada momentum tertentu mengenai berbagai bidang
atau aspek kehidupan komunitas sebagai bagian dari suatu kesatuan atau sistem serta
hubungan satu sama lain berbagai subsistem dalam suatu sistem.
Hakikatnya kedua disiplin itu mempelajari objek yang sama ialah tiga jenis fakta: artifact,
socifact, dan mentifact.