Jurnal Penelitian - M.fahri - Umb
Jurnal Penelitian - M.fahri - Umb
M. Fahri
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Muhammadiyah Buton
Email :
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan di sekolah mengajarkan siswa atau peserta didik
dalam memahami tata tertib yang harus di patuhi atau di tanamkan dalam diri
siswa serta di dalam pendidikan juga mengajarkan dalam memahami tindakan
tindakan serta perilaku-perilaku yang baik dan benar agar terhindar dari hal hal
yang dapat merugikan dan dapat memilah suatu perilaku yang baik dan tidak
baik, yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Meskipun di sekolah
telah mengajarkan hal hal tersebut dan juga sosial media yang telah banyak
memberikan pemahaman melalui konten-konten edukasi terkait perilaku-perilaku
menyimpang masih saja ada siswa yang melakukan prilaku prilaku yang
merugikan bagi dirinya seperti meminum minuman keras (MIRAS).
Minuman keras (miras) adalah seluruh jenis minuman yang mengandung zat
adiktif (alkohol). Alkohol adalah obat psikoaktif yang paling banyak digunakan.
Alkohol sebagai zat adiktif yang selektif terutama bagi otak, sehingga dapat
menyebabkan perubahan perilaku, mood, kognisi, persepsi dan kesadaran
seseorang, serta dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan saat
digunakan (Miradj, 2020). Dampak lain dari mengkonsumsi minuman keras
adalah pada kehidupan sosial seperti ketidakmampuan bersosialisasi dengan yang
bukan pemakai, sering bersengketa dengan orang lain, ketidakmampuan fungsi
sosial (bekerja atau bersekolah), pekerjaan berantakan, dropout sekolah dan nilai
rapot jelek berpacaran atau berganti ganti pasangan, serta prilaku menentang
bahaya seperti balap liar (Rori, 2015). Saat ini banyak remaja yang mengatakan
bahwa dengan mabuk, rasa percaya diri mereka berubah dari pemalu menjadi
pemberani, mereka percaya bahwa semua masalah bisa diselesaikan dengan
minum, minum dapat merugikan teman (Fernanda & Ediana, 2020). Selain itu,
penyalahgunaan alkohol juga menimbulkan berupa kenakalan, perkelahian,
maraknya geng remaja, perilaku asusila dan kekerasan yang umum terjadi di
kalangan remaja (Lumangkun et al., 2020). Penyalahgunaan alkohol dalam hal ini
miras dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu pertama, remaja merasa gagal dalam mencapai kekonsistensian dalam
kehidupannya. Kedua, remaja tidak mampu membedakan dan memahami tingkah
laku yang akan membawa ke hal-hal negatif, namun bagi mereka yang memahami
tidak dapat mengatur kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan hal yang
sepantasnya.
Minuman keras dapat digolongkan menjadi tiga golongan (Wresniwiro,
dalam nuru l2017), yaitu :
a. Minuman keras golongan A Minuman keras dengan dengan kadar
ethanol (C2h5OH) dari 1% sampai dengan 5%
b. Minuman keras golongan B Minuman keras dengan kadar ethanol lebih
dari 5% sampai dengan 20%
c. Minuman keras golongan C Minuman keras dengan kadar ethanol lebih
dari 20% sampai dengan 55%
Akibat penyalahgunaan minuman keras yang mengandung alkohol yaitu
gangguan kesehatan fisik, gangguan kesehatan jiwa, dan gangguan kesehatan
sosial/perkerjaan. Ada beberapa Faktor penyebab kecenderungan minum miras
menurut (Wayne Perry, Dalam Hermianto 2019). Pemakai cenderung merasa
bahwa status sosial dan energinya meningkat, pemakainya biasanya percaya
bahawa klaim itu benar adanya. Sering kali, perasaan lega, ringan, yang di berikan
oleh penggunaan obat (alkohol) itu benar-benar meningkatkan performa kerja dan
menghasilkan eufhoria (perasaan senang dan bahagia). Menurut (Twiford)
Perilaku meminum minuman keras seperti perilaku pada umumnya, dibentuk pada
aspek aspek perilaku sebagai berikut:
a. Frekuensi minuman yaitu seberapa sering perilaku peminum minuman
keras yang muncul.
b. Durasi atau lamanya berlangsung yaitu seberapa lama subyek dalam
menggunakan minuman keras.
c. Intensitas yaitu kuat lemahnya atau seberapa kuat subyek dalam
menggunakan minuman keras.
METODE PENELITIAN