Anda di halaman 1dari 5

KAPITA

SELEKTA
Muhamad Rasid Aldiano
A1 (06520190021)
TATA KELOLA KOMUNIKASI LINGKUNGAN PADA
KEPEMIMPINAN PARABELA BERBASIS KEARIFAN LOKAL
PADA MASYARAKAT BUTON
Masyarakat buton di propinsi Sulawesi tenggara dalam kehidupan keseharianya selalu
memegang teguh atau berpedoman pada nilai-nilai dan norma yang secara tradisonal telah
diturunkan sejak dari nene moyang mereka. Nilai utama tersebut adalah po binci-binciki kuli, yang
artinya dua orang saling mencubit diri sendiri, yang apabila sakit saat mencubit diri sendiri berarti
sakit saat pula kalau kita mencubit orang lain. Nilai inilah yang menjadi sosial kontrol dalam
interaksi kemasyarakatan. Komunitas masyarakat adat buton dibawah kepemimpinan lokal, yang
disebut parabela, selama ini telah menjaga Kawasan tanah kaombo (hutan tutupan) yang
merupakan bentuk penyelamatan lingkungan dengan pendekatan budaya sebagai bentuk
kearifan lokal. Apabila hasil panen mereka yang pada umumnya jagung dan ubi kayu dapat
berhasil dengan baik, keamanan juga terpelihara dengan baik, orang yang meninggal dalam dua
tahun tersebut juga sedikit yang berarti kesehatan warga juga baik maka ia menunjukan bahwa
pemimpin mereka benar-benar memiliki “kabarakati” (kesaktian) dan mampu menjaga mereka
dari berbagai kesengsaraan dan malapetaka. Jadi pada dasarnya masyarakat buton berpersepsi
bahwa seorang parabela adalah merupakan figur yang suci dan memiliki kesaktian yang setiap
kata-kata dan nasehatnya harus diikuti.
 Kekuatan inilah yang dimiliki oleh parabela dalam menjalin hubungan komunikasi dengan
masyarakat (pengikutnya ) dengan memberikan rasa aman sehingga tercipta suasana saling
melindungi dan saling menyayangi . Jalinan hubungan yang dilakukan parabela bukan hanya
pada hubungan horizontal tetapi juga dengan hubungan vertikal, sehingga parabela dalam
memimpin baik saat menanam maupun saat panen hasil usaha tani masyarakat, selalu
mengucapkan “Batata” atau ucapan-ucapan yang mengandung tuah. Kondisi saat ini banyak
Kawasan tanah kaombo yang tidak dilestarikan lagi karena penebangan liar dan telah beralih
fungsi menjadi daerah tambang. Salah satu bentuk tindakan penyelamatan yang dapat
dilakukan adalah keterlibatan pemimpin informal yaitu parabela dalam menjaga kaombo yang
merupakan bentuk penyelamatan lingkungan dengan pendekatan kearifan lokal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini
menggunakan acuan dari james p Spradley dalam (developmental research sequence) yang
harus ditempuh oleh peneliti etnografi.
HASIL PEMBAHASAN DAN
KESIMPULAN
 Tata kelola komunikasi yang dilakukan parabela berlangsung dua bentuk yaitu hubungan
komunikasi horizontal dengan sang pencipta dan hubungan komunikasi vertikal dengan
masyarakat yang tinggal di kadie yang memiliki kawasa kaombo.
 Komunikasi dengan sang pencipta dilakukan dalam berbagai upacara adat ataub berbagai ritual
yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu tuturangi lipu morikana dan tuturangina kalampa
Untuk tata kelola komunikasi lingkungan pada masyarakat parabela tetap menggunakan
kedudukanya sebagai pemimpin informal yang memiliki peran sebagai pengambil keputusan
dalam waktu pesta, peran sebagai pemersatu dalam pertanian, peran sebagai tokoh utama
dalam pesta adat, dan sebagai mediator dilingkungan masyarakat bila terjadi konflik. Peran –
peran ini yang dijadikan dasar Parabela dalam mengatur Komunitas masyarakat adat di Buton,
dengan pendekatan kearifan lingkungan dalam suatu kawasan khusus hutan lindung atau
Kaombo yang masih tetap terjaga kelestariannya dalam pengawasan parabela, kaombo ini
dapat ditemui di wilayah Kabupaten Buton,

Anda mungkin juga menyukai