Anda di halaman 1dari 19

Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan

p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294


Vol.4 Nomor 2 November 2021

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN


PSAK EMKM DAN RELAKSASI PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH DI KOTA YOGYAKARTA
Rofina Ernesta Habu
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
rofinaernestahabu@gmail.com
Sri Ayem
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
sriayem@gmail.com
Dewi Kusuma
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
dewikusuma@gmail.com

Abstract
This study aims to test whether taxpayer awareness, understanding of Understanding Financial
Accounting Standards of Small and Medium Micro Eentitas and tax relaxation to the compliance of
small and medium micro enterprises taxpayers. The population in this study is Small and Medium
Micro Enterprises in Yogyakarta. Sampling techniques in this study use convenience sampling. Data
collection is done by disseminating questionnaires in the form of google form through whatsap
application to respondents. The number of questionnaires processed as many as 62 questionnaires,
from google form. The data was analyzed using multiple linear regression analysis. The results of this
study show that taxpayer awareness and tax relaxation have a positive and significant effect on
taxpayer compliance. Meanwhile, understanding the Understanding of Financial Accounting
Standards of Small and Medium Micro Eentitas negatively affects taxpayer compliance.
Keywords: tax payer awareness, Understanding of Financial Accounting Standards of Small and
Medium Micro Eentitas, tax relaxation, taxpayer compliance.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Kesadaran wajib pajak, pemahaman PSAK EMK dan
relaksasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak usaha mikro kecil menengah. Populasi dalam
penelitian ini adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah di kota Yogyakarta). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunkan convenience sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dalam bentuk google form melalui aplikasi whatsap
kepada responden. Jumlah kuesioner yang diolah sebanyak 62 kuesioner, dari google form. Data
dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kesadaran wajib pajak dan relaksasi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Sedangkan pemahaman PSAK EMKM berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Kata kunci: kesadaran wajib pajak, pemahaman PSAK EMKM, relaksasi pajak, kepatuhan wajib
pajak.

357
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

1. PENDAHULUAN identitas wajib pajak namun masih


Pajak merupakan suatu kontribusi banyak juga yang belom mempunyai
wajib pajak kepada Negara oleh orang kesadaran untuk mematuhi peraturan
pribadi atau badan yang memaksa perpajakan atau lepas dari jeratan pajak
berdasarkan undang-undang tanpa (Sihar tambunan,2019).
mendapatkan imbalan secara langsung Berdasarkan peraturan didalam
dan digunakan untuk keperluan rakyat. undang undang Nomor 2 Tahun 2020,
Membayar pajak tidak hanya suatu pemerintah memberikan relaksasi
kewajiban bagi suatu warga namun penurunan pajak penghasilan (Pph)
merupakan hak bagi setiap warga Negara badan dari 25% menjadi 22% untuk
untuk berpartisipasi dalam bentuk peran tahap pajak 2020 dan 2021, dengan
serta terhadap pembiayaan Negara dan tujuan untuk mengairahkan investasi,
pembangunan nasional. Sebagaimana peningkatan kepatuhan hukum wajib
bahwa yang menjadi perhatian pajak, hingga perluasan basis pajak di
pemerintah saat ini adalah wajib pajak tengah pandemi penyakit corona virus
UMKM. Dimana UMKM yang akan 2019 (covid-19), Oleh karena pajak
meningkatkan sistem penerimaan sangat penting dalam penerimaan
Negara. penerimaan Negara sebagian Negara saat ini pemerintah memberikan
besar berasal dari sektor pajak UMKM. relaksasi penurunan pajak penghasilan
Penyebab kendala penerimaan Negara di (Pph) badan untuk meringankan UMKM
sektor pajak disebabkan oleh kepatuhan sekaligus memaksimalkan penerimaan
wajib pajak dalam melaporkan kwajipan pajak.
perpajakan (dinda ayu, 2020). Alasan peneliti memilih Usaha
Keawajiban pembayaran dilakukan mikro kecil menegah (UMKM) karena
dengan baik oleh wajib pajak jika UMKM wajib pajak yang memberikan
sudah mampu untuk mlakukan partisipatif secara masif terhadap
penyusuanan pelaporan keuangan penerimaan pajak, yaitu, adalah wajib
berdasarkan SAK EMKM agar dapat pajak UMKM. Dimana wajib pajak UMKM
mengakses sumber perbankan dan disini memiliki jumlah yang cukup besar
sumber pendanaan lainnya sehingga jika di bandingkan dengan wajib pajak
pembayaran perpajakan bisa secara dengan skala usaha lainnya, UMKM
efisien. sekarang perekonomian Negara memiliki pendapatan dengan produk
terkhusus di Negara Indonesia domestik bruto yang signifikan di
didominasi oleh kegiatan usaha yang Indonesia. Pada saat krisis ekonomi
berbasis pada usaha mikro kecil sekalipun pelaku UMKM masi
menengah (UMKM). Perkembagan usaha memberikan peran cukup baik dalam
kecil yang dinamis membuat Direktorat perkembangan ekonomi Indonesia.
jendral pajak sulit untuk menjangkau Fenomena bedasarkan
yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha TribunJogja.com, direktorat jendral pajak
kecil dan menengah Meskipun telah wilayah DJP di Yogyakarta berhasil
diberikan bagi wajib pajak berupa merealisasikan penerimaan pajak sampai
nomor pokok wajib pajak (NPWP) dengan akir tahun 2020 sebesar 94,98%
sebagai sarana administrasi dalam atau sekitar Rp4,7 triliun dari yang di
administrasi perpajakan yang digunakan targetkan sebesar Rp4,9 triliun. pada
sebagai tanda pengenalan diri atau bulan maret 2020 secara konsisten

358
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

menunjukan penurunanan penerimaan undang perpajakan, sedangkan


pajak dibanding tahun sebelomnya. kepatuhan material merupakan suatu
Seiring dengan kondisi pertumbuhan bentuk dimana wajib pajak secara
ekonomi regional sehingga pada akir substantif/hakikatnya memenuhi semua
tahun 2020 pertumbuhan penerimaan ketentuan material perpajakan
pajak mengalami penurunan hingga berdasarkan isi dan jiwa undang- undang
menjadi -9,77%. Dimana diprediksi pajak.
bahwa pandemic covi-19 belum dapat Menurut (devi dan sem, 2020)
berakir hal ini sangat berdampak pada Masyarakat wajib pajak sangat
pelaku UMKM. Sedangkan, target berpengaruh atas kontribusi pajak dalam
penerimaan pajak untuk wilayah DIY penerimaan Negara yang digunakan
tahun 2021 sebesar Rp5,5 triliun naik untuk pembiayaan belanja Negara dan
Rp805 miliar atau 16,98% dari realisasi pembangunan nasional. Usaha
2020, untuk target nasional naik 4,82%. memaksimalkan penerimaan pajak
Dari 9.057 permohonan yang masuk, membutuhkan peran aktif atau
sebanyak 8.790 permohonan diterima, kesadaran diri dari para wajib pajak.
dan total insentif yang diberikan Perubahan sistem perpajakan dari
mencapai Rp187 miliar lebih, insentif official Asessment menjadi SelfAsessment,
perpajakan yang diberikan oleh memberikan kepercayaan wajib pajak
pemerintah sudah dimanfaatkan dengan untuk mendaftar, menghitung,
baik oleh ribuan pelaku usaha di D.I.Y. membayar dan melaporkan kewajiban
keterkaitan antara fenomena dengan perpajakan sendiri. Kesadaran yang
variabel relaksasi pajak di lihat dari tinggi dari wajib pajak merupakan faktor
fenomena diatas bahwa pelaku usaha penting dalam pelaksanaan self
akan lebih dipermudahkan karena Assessment. Namun dalam praktiknya,
seiring insentif yang diberikan oleh pemugutan pajak masih sulit dijalankan
pemerintah dalam meringankan sesuai dengan harapan. Ini semua terjadi
membayar pajak meskipun pendapatan kurangnya kesadaran wajib pajak atau
daerah tidak sebesar pada tahun kurang mematuhi peraturan berdarkan
sebelomnya tetapi pembayaran pajak undang-undang. (Hidayati, 2014 dalam
tetap berjalan. Anisa, 2020).
Menurut (restu, 2019 dalam Kesadaran wajib pajak merupakan
venichia, 2020) kepatuhan wajib pajak suatu keadaan memahami tentang pajak
didefinisikan sebagai tindakan perilaku tanpa di pengaruhi oleh pihak lain dalam
dari seorang wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pepajakan.
melakukan semua kewajiban perpajakan Kesadaran wajib pajak ini merupakan
dan menggunakan hak perpajakannya suatu bentuk itikad baik seseorang untuk
berdasarkan peraturan perundang- memenuhi kewajiban untuk membayar
undangan perpajakan yang telah berlaku. pajak berdasarkan ketulusan hatinya.
Wajib pajak dibagi atas dua bagian yaitu kesadaran wajib pajak berhubungan
formal dan kepatuhan marerial. dengan kepatuhan pajak orang pribadi
Kepatuhan formal merupakan suatu dimana kesadaran wajib pajak orang
bentuk dimana kepatuhan wajib pajak pribadi sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kewajiban secara mengetahui seberapa besar tingkat
formal/legal berdasarkan pada undang- kesadaran wajib pajak dalam kepatuhan

359
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

membayar pajak. Semakin tinggi tingkat keuangan sedangkan usaha mikro kecil
kesadaran wajib pajak, maka menengah (UMKM) merupakan pelaku
pemahaman dan pengimplementasikan bisnis yang memiliki peran strategis dan
kewajiban perpajakan semakin baik dan pembagunan ekonomi seb uah Negara.
dapat meningkatkan kepatuhan. Relaksasi secara luas bisa
Kesadaran merupakan unsur dalam diri didefinisikan sebagai kompensasi
manusia untuk memahami kenyataan keringanan atau kelonggaran yang
dan bagaimana mereka berperilaku serta diberikan untuk satu aspek yang
bersikap terhadap suatu hal nyata. membuat sistem menjadi lebih baik dan
Kesadaran berperan penting bagi wajib lancar lagi. Menurut kepala kanwil DJP
pajak karena keberadaannya dapat jawa tengah, relaksasi pajak yang
mendorong peran aktif wajib pajak dari dimaksud antara lain insentif bagi pajak
menghitung hingga melaporkan bagi sektor manufaktur seperti PPH
kewajiban perpajakan secara individu pasal 21 ditanggung pemerintah,
dengan benar sesuai ketentuan yang pembebasan PPN dipercepat. Kebijakan
berlaku (Venichia, 2020). ini merupakan kebijakan yang
Dewan standar akuntansi (DSAK)- dikeluarkan pada tanggal 13 maret 2020
IAI pada tahun 2016 menerbitkan sebagai respon non-fiskal berupa
standar akuntansi keuangan entitas pelonggaran atau restrukturisasi
mikro kecil dan menengah (SAK-EMKM pinjaman bank ke UMKM berbarengan
adalah karena UMKM masih banyak yang dengan penyederhanaan proses
belom mampu untuk melakukan sertifikasi untuk eksportir dan
penyusunan pelaporan keuangan yang kemudahan impor bahan mentah
sesuai dengan SAK-ETAP padahal (OECD,2020). Pemerintah akan
diindonesia untuk mengakses perbankan memberikan keringanan kredit di bawah
dan sumber pendanaan lainnya Rp10 miliar khususnya bagi pekerja
diperlukan laporan keuangan yang informal (ojek online, sopir taksi, pelaku
sesuai standar akuntansi UMKM, nelayan penduduk dengan
keuangan.Tujuan menerbitkan dan penghasilan harian) yang efektif berlaku
mengesahkan SAK-EMKM yaitu pada bulan april 2020 ( maftuchan, 2020
menyediakan imformasi posisi keuangan dalam Doni, 2020).
dan kinerja suatu entitas yang Menurut Ayu (2020) dalam
bermanfaat bagi sebagian besar dalam Richard dan Dian (2021), insentif pajak
pengambilan keputusan oleh siapapun merupakan kebijakan perpajakan yang
yang khusus untuk memenuhi kebutuhan diberikan oleh pemerintah kepada wajib
(Ayem dan Risma, 2020). Fenomena pajak tertentu baik individu atau
bahwa sebagian besar UMKM tidak oraganisasi yang mendukung
melakukan pencatatan akuntansi, pemerintah, yang digunakan dalam
padahal beberapa regulasi mendorong memberikan dorongan dan kemudahan
(bahkan mewajibkan) UMKM untuk bagi wajib pajak agar tetap patuh dalam
menyusun laporan keuangan (wiratno menjalankan kewajiban perpajakan baik
et.al, 2019). Kelemahan UMKM dalam sekarang maupun akan mendatang.
penyusunan laporan keuang disebabkan Rujukan penelitian yang digunakan
rendahnya pendidikan, kurangnya yaitu pengaruh insentif pajak, tarif pajak,
pemahaman terhadap akuntansi sanksi pajak, dan pelayanan pajak

360
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

terhadap kepatuhan wajib pajak selama pajak. Wajib pajak pajak tidak akan berat
masa pandemic covid-19, jadi alasan hati membayar pajak karena wajib pajak
untuk meneliti karena memiliki minat termotivasi ketika membayar pajak akan
dan faktor ketertarikan dengan alasan meningkatkan penerimaan Negara (Sihar
yang melandasi maka saya meneliti judul dan siti 2019).
pengaruh kesadarn wajib pajak , Menurut penelitian yang dilakukan
pemahaman PSAK EMKM dan relaksasi oleh Jumenez dan Iyer (2016) dalam
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak (Sihar dan siti, 2019) kepatuhan wajib
usaha mikro kecil menengah (UMKM) di pajak adalah salah satu komponen
kota Yogyakarta. penting dalam rangka meningkatkan
Perbedaan penelitian terdahulu penerimaan pajak Negara. salah satu
dengan penelitian saya. Judul penelitian indikator keberhasilan kebijakan
terdahulu yaitu pengaruh insentif pajak, perpajakan yaitu jika wajib pajak patuh
tarif pajak, sanksi pajak, dan pelayanan melaksanakan kewajibannya untuk
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak dan mengerti semua hal
selama masa pandemic covid-19. yang terkandung didalam kebijakan
perbedaan penelitian terdahulu dengan tersebut.
penelitian saya penelitian terdahulu Berhubungan dengan pajak itu
melakukan penelitian pada seluruh wajib sendiri teori planned behavior (Theory of
pajak perorangan dan badan khusus planned Behavior) memberikan
daerah DKI jakarta. sedangkan penelitian pengaruh terhadap wajib pajak UMKM
saya melakukan penelitian di usaha baik orang pribadi maupun badan dalam
mikro kecil dan menengah (UMKM) di menjalankan kewajiban perpajakannya
kota Yogyakarta. Berdasarkan latar baik pada saat membayar maupun
belakang dan penelitian terdahulu yang melaporkan ditengah pandemi covid-19
telah di uraikan peneliti bermaksud mereka dari sisi psikologi. Teori planned
untuk penelitian dengan judul: Behavior menjelaskan ada 3 bagian
‘’Pengaruh kesadaran wajib pajak, penting dari kepatuhan yaitu:
Pemahaman PSAK-EMKM, dan relaksasi Sikap (attitude), dimana
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak menjelaskan mengenai sikap wajib pajak
pelaku usaha mikro, kecil menengah di taat pajak atau tidak akan menetukan
kota Yogyakarta ‘’ perilakunya dalam menjalankan
kepatuhan perpajakan. Norma subjektif
2. TINJAUAN PUSTAKA (subjective norm) menjelaskan mengenai
2.1 Theori of planet Behavior norma yang akan menghasilakan
Theory of planet Behavior adalah kesadaran bagi wajib pajak untuk patuh
teori yang menayatakan seseorang akan dalam menjalankan keawajibannya.
melakukan hal yang baik jika ada suatu 1. Persepsi untuk mengontrol perilaku
motivasi yang mendorong untuk (perceived Behavioral control) dimana
bertindak. Yang dimaksud disini adalah menjelaskan control dari wajib pajak itu
wajib pajak. Wajib pajak berusaha untuk sendiri baik dalam diri maupun dari
memenuhi peraturan pajak dipengaruhi pihak luar.
oleh beberapa faktor. Faktor motivasi dari ketika bagian tersebut
inilah yang menyebababkan wajib pajak menimbulkan niat (intention) yang akan
berusaha untuk memenuhi pertauran memberikan pengaruh pada wajib pajak

361
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

untuk patuh. Dan menjalankan 1. Kepatuhan penyerahan SPT (filling


kewajibannya sesuai dengan ketentuan compliance)
aturan perpajakan yang berlaku (Richard 2. Kepatuhan pembayaran (payment
dan dian, 2021). compliance)
3. Kepatuhan pelaporan (reporting
2.2 kepatuhan wajib pajak
compliance)
Kepatuhan wajib pajak (tax
Utami (2008) dalam (fitria 2018)
compliance) merupakan wajib pajak yang
menegaskan kepatuhan wajib pajak
mempunyai kesediaan untuk mematuhi
mutlak diberlakukan guna mencapai
kewajiban pajaknya sesuai aturan yang
suatu efektivitas tingkat penerimaan
berlaku tanpa perlu diadakannya
pajak yang baik terutama bagi Negara
pemeriksaan, investigasi seksama,
republic Indonesia. Kepatuhan juga
peringatan ataupun penerapan ancaman
dapat diartikan sebagai intensitas wajib
dan penerapan sanksi baik hukum
pajak untk mengisi dan melaporkan SPT
maupun administrasi (fitri marcori,
serta menyetorkan pajak yang terutang
2018). Kepatuhan wajib pajak untuk
berdasarkan undang-undang dan
menerapkan kewajiban perpajakan
peraturan yang berlaku. Pada pasal 2
sesuai peraturan adalah bagian dari
peraturan menteri keuangan Nomor
mengukur kinerja dalam menilai wajib
74/PMK03/2012 disebutkan kriteria
pajak. Pengawasan terhadap kinerja
wajib pajak patuh adalah yang
dilakukan oleh direktorat jenderal pajak
memenuhi pertauran yaitu tepat waktu
(Dirjen pajak) oleh karena itu kepatuhan
dalam menyampaikan surat
wajib pajak akan menjadi dasar
pemberitahuan, tidak mempunyai
pertimbangan dirjen pajak dalam
tunggakan pajak untuk semua jenis pajak
melakukan pembinaan, pengawasan
(sihar dan Siti, 2019).
pengelolaan, dan tindak lanjut terhadap
wajib pajak (bimbim dan Dani, 2020). 2.3 kesadaran wajib pajak
Pendapat lain tentang kepatuhan Kesadaran wajib pajak adalah
wajib pajak juga dikemukakan oleh kondisi pada saat wajib pajak
(kiryanto 2000), seperti dikutip oleh mengetahui memahami dan mengerti
jatmiko (2006) dalam fitria (2018), yang tentang kewajiban perpajakan berupa
mengatakan suatu iklim kepatuhan wajib pelaporan dan penyetoran pajak Secara
pajak adalah: mandiri, sebagai penerapan peraturan
1. Wajib pajak paham dan berusaha perpajakan yang sesuai. Mengenai
untuk patuh UU perpajakan masalah dari kesadaran wajib pajak
2. Mengisi formulir pajak dengan benar dalam menerapkan kewajiban
3. Menghitung pajak dengan jumlah perpajakan diantaranya adalah terkait
yang benar tata cara perpajakan, pemeriksaan,
4. Membayar pajak tepat pada waktunya penyidikan ataupun sanksi perpajakan
internal Revenue service (bimbin dan rani, 2020). Secara perinsip
Sedangkan (Brown dan Manzur, dalam melakukan penerapan kewajiban
2013) dalam fitria (2018) perpajakan, menurut rahayu (2010)
mengelompokan kepatuhan wajib pajak dalam bimbim dan rani, (2020) adalah
terdiri dari 3 tipe kepatuhan yaitu: kesadaran terhadap fungsi pajak bagi
Negara, kesadaran membayar pajak

362
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

(bukan karena paksaan/sukarela), Menerjemahkan diartikan sebagai


kesadaran akan manfaat pajak yang di pengalihan arti dari bahasa yang satu
bayarkan dan kesadaran bahwa pajak kedalam bahasa yang lain sesuai dengan
telah di atur dalam undang-undang yang pemahaman yang diperoleh dari konsep
berlaku. tersebut. Dengan kata lain,
Menurut benardin (2005) dalam menerjemahkan berarti sangup
(fitria, 2018) kesadaran wajib pajak memahami makna yang terkandung
didefinisiskan sebagai sebuah perilaku dalam suatu konsep. Pemahaman seperti
yang menunjukan pernyataan sikap ini masuk dalam kategori tingkatan
untuk mentaati kewajiban pajak baik pemahaman yang rendah.
secara pribadi maupun badan. Menurut 2. Menafsirkan (interpretation)
muliari (2010) dalam (firia 2018) Kemampuan menafsirkan
kesadaran pajak yang terlihat didalam diterjemahkan lebih luas, ini untuk
diri wajib pajak pribadi dapat diukur mengenal dan memahami. Kemampuan
dengan menggunakan beberapa menafsirkan dapat dilakukan dengan
indiakator yang terdiri dari: cara menghubungkan pengetahuan yang
a. ketetapan dalam pembayaran pajak. lalu dengan pengetahuan lain yang
b. secara sukarela menyisihkan sebagian diperoleh berikutnya. Pemahaman ini
kecil penghasilan untuk melakukan masuk dalam kategori pemahaman yang
pembayaran pajak. sedang.
c. tidak menunggu masa waktu 3. Mengekplorasi (extrapolation)
pembayaran pajak habis untuk Eksplorasi melalui kemampuan
melakukan pembayaran. intelektual yang lebih tinggi karena
d. Jarang mendapatkan sanksi akibat seseorang seseorang harus bisa melihat
lalai dalam pembelajaran pajak. arti lain apa yang bisa tertulis. Membuat
perkiraan tentang konsekuensi atau
2.4 Pemahaman PSAK EMKM
memperluas persepsi dalam arti waktu,
Menurut kamus besar bahasa
dimensi kasus ataupun masalanya. Ini
Indonesia, kata pemahaman berasal dari
termasuk kategori pemahaman yang
kata paham diartikan sebagai mengerti
tinggi. Ketiga tingkatan diatas
benar atau tau benar. Jadi pemahaman
merupakan tolak ukur yang digunakan
dapat diartikan sebagai proses,
patokan untuk menentukan tingkat
perbuatan, cara untuk mengerti benar
pemamahan seseorang. Seseorang
atau mengetahui benar. Sesorang
dikatakan paham SAK EMKM apabila
dikatakan paham mengenai sesuatu
seseorang mampu untuk mengukur,
apabila orang tersebut sudah mengerti
mengklasifikasikan (membedakan) dan
benar mengenai hal tersebut (imroatum
mengiktisiarkan (menyajikan) unsur-
Khasana, 2019).
unsur laporan keuangan sesuai dengan
Menurut Bloom dalam (imroatum
ketentuan yang berlaku dalam SAK
2019) kemapuan pemahaman
EMKM (imroatum, 2019).
berdasarkan tingkat kepekaanan derajat
Standar Akuntansi Keuangan
penyerapan materi dapat di bagi
Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK
kedalam tiga tingkatan yaitu:
EMKM) disahkan pada tahun 2016 untuk
1. menerjemahkan (translation)
entitas tanpa akuntabilitas public sebagai
didefinisikan dalam Standar Akuntansi

363
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas 3. METODE PENELITIAN


Publik (SAK ETAP) yang memenuhi 3.1 Teknik Analisis Data
kriteria dan definisi Usaha Mikro, Kecil, a. Statistik Deskriptif
Menengah sebagaimana diatur dalam Analisis statistik deskriptif dalam
peraturan peraturan perundang- penelitian ini digunakan untuk
undangan yang berlaku di Indonesia. menganalisa data yang diperolah dari
responden melalui google form yang
2.5 Relaksasi pajak
telah diisi oleh responden selama
Relaksasi didefinisikan sebagai
penelitian berlangsung, yang kemudian
sebagai kompensasi, keringanan yang
akan disajikan dalam bentuk deskripsi
diberikan untuk suatu aspek membuat
data dari masing-masing variabel
suatu sistem menjadi lebih baik dan
(variabel bebas dan variabel terikat).
lancar lagi. Menurut kanwil DJP jawa
Dalam analisis deskriptif akan
tengah relaksasi pajak yang diamaksud
dimasukkan nilai maksimum, nilai
antara lain insentif pajak bagi wajib
minimum, mean, dan standar deviasi.
pajak pada sektor manufaktur seperti
Selain itu, disusun juga tabel distribusi
PPH pasal 21 ditanggung oleh
frekuensi (Ghozali, 2018:19).
pemerintah. Insentif pajak merupakan
sebuah penawaran dari pemerintah, b. Uji Asumsi Klasik
melalui manfaat pajak, dalam suatu Uji asumsi klasik digunakan untuk
kegiatan tertentu contohnya kebijakan menguji apakah model regresi yang telah
yang dikelurkan dalam undang-undang ditentukan merupakan persamaan yang
Nomor 2 Tahun 2020 dengan tujuan dapat menghasilkan ekstimasi yang biasa
untuk peningkatan hukum wajib pajak atau tidak.
hingga perluasan basis pajak ditengah 1) Uji Normalitas
pandemi penyakit covid-19. Kebijakan
Uji normalitas berfungsi untuk
penurunan relaksasi insentif pajak
menguji apakah dalam sebuah model
penghasilan (Pph) meringankn UMKM
regresi, variabel pengganggu atau
sekaligus memaksimalkan penerimaan
residual memiliki distribusi normal
Negara (syanti dan Widyasari, 2020). (Ghozali, 2018). Penelitian ini
Dikutip dari investor daily
menggunakan uji One Sample
pandemi covid-19 telah memberikan
Kolmogorov Smirnov dengan
tekanan hebat terhadap perekonomian
menggunakan taraf signifikansi 0,05.
menghantam sisi permintaan maupun
Data dinyatakan berdistribusi normal
penawaran sekaligus. Hal ini yang jika signifikansi lebih besar dari 0,05 dan
membuat perekonomian di Indonesia
begitu juga sebaliknya jika taraf
pada kuartil II-2020 mengalami
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
penurunan 5,32%. Menyikapi hal itu
dinyatakan data berdistribusi tidak
pemerintah langsung memberikan
normal.
respon terutama di bidang perpajakan.
Diantaranya melalui Undang-undang No. 2) Uji Multikolinearitas
Tahun 2020 yang menurunkan tarif Uji multikolinearitas bertujuan
pajak penghasilan wajib pajak badan untuk menguji apakah pada model
menjadi 22% tahun ini dan 20% pada regresi ditemukan adanya korelasi antar
2022. variabel bebas. Model regresi yang baik

364
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

seharusnya tidak terjadi korelasi begitu juga sebaliknya apabila nilai


diantara variabel independen. Jika signifikan < 0,05 maka dapat
variabel independen saling berkorelasi, disimpulkan bahwa model regresi
maka variabel-variabel ini tidak mengandung heteroskedastisitas
ortogonal. Variabel ortogonal adalah (Ghozali, 2006).
variabel independen yang smemiliki nilai
c. Uji Hipotesis
korelasi antar sesama variabel
Uji hipotesis adalah suatu
independen sama dengan nol (Ghozali,
perumusan sementara mengenai suatu
2018:107). Multikolinearitas dapat juga
hal yang dibuat untuk menjelaskan hal
dilihat dari nilai tolerance dan dan
itu dan juga dapat
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
menuntun/mengarahkan penyelidikan
ukuran ini menunjukan setiap variabel
selanjutnya. Jika yang dihipotesi adalah
independen manakah yang dijelaskan
masalah statistik. Langkah-langkah
oleh variabel independen lainnya.
penyelidikan hipotesis disebut sdengan
Tolerance mengukur variabilitas variabel
pengujian hipotesis.
independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen 1) Uji Regresi Berganda
lainnya. Apabila nilai Tolerance > 0,10 Uji regresi bertujuan mengetahui
dan nilai VIF < 10,0, maka menunjukkan ada tidaknya pengaruh secara parsial
tidak terdapat masalah multikolinearitas maupun simultan antara variabel bebas
dalam penelitian tersebut dan begitu (X) terhadap variabel terikat (Y). Model
juga sebaliknya apabila nilai Tolerance < analisis yang digunakan adalah model
0,1 0 dan VIF > 10,0 maka terdapat analisis regresi linear berganda. Model
masalah multikolinearitas (Ghozali, ini digunakan untuk mengetahui
2018:107-108). pengaruh variabel Independen terhadap
variabel dependen dengan persamaan
3) Uji Heteroskedastisitas
sebagai berikut:
Uji heteroskedastisitas bertujuan
Y=α+β1×1+ β2×2+ β3×3+ ε
menguji apakah dalam model regresi
Keterangan:
terjadi ketidaksamaan variance dari
Y = kepatuhan wajib pajak
residual satu pengamatan ke
X1 = Kesadaran wajib pajak
pengamatan yang lain. Jika variance dari
X2 = pemahaman PSAK EMKM
residual satu pengamatan ke
X3 = Relaksasi pajak
pengamatan lain tetap, maka disebut
β1 β2 β3 = Koefisien regresi
homoskedastisitas dan jika berbeda
ε = Standar eror
disebut heteroskedastisitas. Pengujan ini
dilakukan dengan menggunakan uji
2) Uji Statistik (t-test)
glejser. Untuk mengetahui ada atau
Uji t dilakukan untuk mengetahui
tidaknya heteroskedastisitas dalam
apakah variabel independen secara
model regresi ini, dapat menggunakan
persial atau sendiri-sendiri mempunyai
cara Uji Glejser dengan melihat
pengaruh signifikan atau tidak terhadap
probabilitas signifikannya. Apabila nilai
variabel dependen. Dasar pengambilan
signifikan > 0,05 maka dapat
keputusan yang digunakan adalah
disimpulkan bahwa model regresi tidak
apabila probabilitas signifikan < 0,05
mengandung heteroskedstisitas dan
maka dapat disimpulkan bahwa secara

365
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

persial atau sendiri-sendiri variabel 4) Uji Koefisien Determinasi (R2)


independen mempunyai pengaruh Uji koefisien determinasi (R2) pada
signifikan terhadap variabel dependen, intinya mengukur seberapa jauh
dan begitu juga sebaliknya apabila kemampuan model dalam menerangkan
probabilitas signifikan > 0,05 maka dapat variasi variabel dependen. Nilai koefisien
disimpulkan bahwa variabel independen determinasi adalah antara nol dan satu.
tidak mempunyai pengaruh yang Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan
signifikan terhadap variabel dependen. variabel-variabel independen dalam
Hipotesis yang digunakan adalah: menjelaskan variasi variabel dependen
 Ho : Variabel independen tidak amat terbatas. Tetapi jika nilai R2
mempunyai pengaruh yang signifikan mendekati satu berarti variabel-variabel
terhadap variabel dependen. independen memberikan hampir semua
 Ha : Variabel independen mempunyai informasi yang dibutuhkan untuk
pengaruh yang signifikan terhadap memprediksi variasi variabel dependen.
variabel dependen.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3) Uji Simultan (F)
4.1 Hasil Analisis Data
Pengujian ini dilakukan untuk
4 Uji Asumsi Klasik
mengetahui apakah variabel independen
1) Uji Normalitas
atau bebas secara simultan atau
Uji normalitas bertujuan untuk
bersama-sama mempengaruhi variabel
menguji apakah dalam model regresi,
dependen atau terikat dengan tingkat
terdapat variabel pengganggu atau
signifikan 5% (ɑ = 0,05). Dalam
residual yang memiliki distribusi normal.
penelitian ini hipotesis yang digunakan
Untuk mendeteksi normalitas data, pada
adalah:
penelitian ini akan dilakukan uji statistik
 Ho : Variabel independen tidak
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
mempunyai pengaruh yang signifikan
Test (K-S). Apabila nilai probabilitas
terhadap variabel dependen.
signifikan K-S ≥ 5% atau 0.05, maka data
 Ha : Variabel independen mempunyai
berdistribusi normal.
pengaruh yang signifikan terhadap
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas
variabel dependen.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Dasar pengambilan keputusan
Test
yang digunakan untuk mengetahui Unstandardized
apakah variabel independen mempunyai Residual
pengaruh yang signifikan atau tidak N 62
Mean .0000000
terhadap variabel dependen yaitu Normal Parametersa,b Std. 3.33882648
apabila probabilitas signifikansi < 0,05 Deviation
Absolute .131
maka dapat disimpulkan bahwa Ha Most Extreme
Positive .076
diterima dan Ho ditolak, dan sebaliknya Differences
Negative -.131
apabila probabilitas signifikan >0,05 Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.029
.240
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak (Ghozali, a. Test distribution is Normal.
2018:98) b. Calculated from data.
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

366
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Berdasarkan tabel di atas, dapat multikolinearitas dengan menyelidiki


diketahui nilai signifikansinya 0,240 besarnya inter kolerasi antar variabel
yang berarti lebih besar dari 0,05, maka bebasnya. Ada tidaknya multikolinearitas
dapat disimpulkan data berdistribusi dapat dilihat dari besarnya Tolerance
normal. Value dan Variance Inflation Factor (VIF).
Jika nilai Tolerance Value ≥ 0,10 atau
2) Uji Multikolinearitas
sama dengan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji
Uji multikoliniaritas digunakan
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
untuk mengetahui ada tidaknya
berikut:

Berdasarkan tabel di atas 3) Uji Heteroskedastisitas


menunjukkan semua variabel bebas Uji heteroskedastisitas bertujuan
mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 dan untuk menguji apakah dalam regresi
nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat terjadi ketidaksamaan varian dari
disimpulkan bahwa seluruh variabel residual satu pengamatan ke
bebas dalam penelitian ini tidak terjadi pengamatan lain. Uji statistik yang dapat
multikolinieritas. digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Glejser.
Hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

367
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Berdasarkan tabel di atas dengan variabel terikat mempunyai


menunjukkan bahwa semua variabel hubungan linier atau tidak secara
bebas mempunyai nilai probabilitas signifikan. Pengujian dalam penelitian ini
signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan Test for Linearity dengan
demikian, hal ini dapat disimpulkan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dikatakan mempunyai hubungan yang
dalam model regresi. linier bila signifikansinya < 0,05. Hasil
dari uji linieritas dapat dilihat pada tabel
4) Uji Linieritas
berikut:
Uji linieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas
Tabel 4.16
Hasil Uji Hubungan Kepatuhan wajib Pajak*
Kesadaran Wajib Pajak ANOVA Table

Sumber: Data primer yang diolah, 2021


Dari hasil uji linieritas pada tabel variabel penelitian memiliki hubungan
di atas menunjukkan bahwa Linearity linier antara variabel kepatuhan pajak
untuk dua variabel memiliki nilai dengan variabel sistem Kesadaran Wajib
signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 Pajak
sehingga hal ini menunjukkan bahwa

368
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Tabel 4.17
Hasil Uji Hubungan Kepatuhan Pajak*Pemahaman PSAK EMKM
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Kepatuh (Combined) 556.705 16 34.794 1.973 .038
an Wajib Between Linearity 95.833 1 95.833 5.434 .024
Pajak Groups Deviation from 460.873 15 30.725 1.742 .076
(Y) * Linearity
Pemaha

Within Groups 793.633 45 17.636

man
PSAK 1350.339 61
EMKM Total

(X2)
Sumber: data primer,diolah tahun, 2021
sehingga hal ini menunjukkan bahwa
Dari hasil uji linieritas pada tabel variabel penelitian memiliki hubungan
di atas menunjukkan bahwa Linearity linier antara Kepatuhan pajak dengan
untuk dua variabel memiliki nilai Pemahaman PSAK EMKM.
signifikansi 0,024 kurang dari 0,05
Tabel 4.18
Hasil Uji Hubungan Kepatuhan Pajak*Relaksasi Pajak
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Kepatuh (Combined) 714.916 16 44.682 3.164 .001
an Wajib Between Linearity 437.720 1 437.720 30.629 .000
Pajak Groups Deviation from 277.197 15 18.480 1.309 .237
(Y) *
Linearity
Relaksa si
Pajak
(X3) Within Groups 635.422 45 14.120
Total 1350.339 61

Sumber: data primer,diolah tahun, 2021


Dari hasil uji linieritas pada tabel variabel penelitian memiliki hubungan
di atas menunjukkan bahwa Linearity linier antara Kepatuhan pajak dengan
untuk dua variabel memiliki nilai Relaksasi Pajak.
signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 4.1.1
sehingga hal ini menunjukkan bahwa 4.1.2

369
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

5 Uji Hipotesis menguji hipotesis. Hipotesis pada


Dalam penelitian ini, uji hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa
dilakukan dengan analisis regresi linear “Kesadaran Pajak, Pemahaman PSAK
berganda. Analisis regresi berganda EMKM berpengaruh terhadap Kepatuhan
digunakan untuk menguji pengaruh Wajib Pajak”. Untuk menguji Hipotesis
suatu variabel bebas terhadap variabel dilakukan dengan analisis regresi linier
terikat. Oleh karena itu, analisis regresi berganda. Hasil perhitungan dapat
linear berganda digunakan untuk dilihat pada tabel di bawah ini:
Hasil Uji Persamaan Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 19.003 4.742 4.007 .000
Kesadaran Wajib Pajak (X1) .264 .102 .306 2.584 .012
1
Pemahaman PSAK EMKM (X2) -.241 .078 -.295 -3.084 .003

Relaksasi Pajak (X3) .492 .138 .422 3.555 .001


a. Dependent Variable: Kepatuhan Waji Pajak (Y) Sumber: Data primer yang diolah, 2021
1) Persamaan Garis Regresi Wajib Pajak akan naik sebesar 0,264.
Berdasarkan tabel di atas, dapat Nilai koefisien regresi yang bernilai
dilihat bahwa nilai konstanta sebesar positif tersebut juga menunjukkan
19,003 dan koefisien regresi Kesadaran bahwa variabel penerapan sistem
Wajib Pajak terhadap kepatuhan wajib Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh
pajak sebesar 0,264. Koefisien regresi positif terhadap variabel Kepatuhan
Pemahaman PSAK EMKM terhadap Wajib Pajak. Dari persamaan di atas
kepatuhan wajib pajak sebesar -0,241. dapat diketahui juga bahwa jika variabel
Koefisien regresi Relaksasi Pajak Pemahaman PSAK EMKM naik sebesar
terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar satu poin, maka nilai variabel Kepatuhan
0,492. Dari hasil tersebut, dapat dibuat Wajib Pajak akan turun sebesar 0,241.
persamaan regresi yaitu: Y = 19,003 + Nilai koefisien regresi yang
0,264X1 - 0,241X2 + 0,492X3 bernilai negatif tersebut juga
Berdasarkan persamaan yang telah menunjukkan bahwa variabel penerapan
dibuat dapat diketahui bahwa jika sistem Pemahaman PSAK EMKM
variabel sistem Kesadaran Wajib Pajak, berpengaruh negatif terhadap variabel
Pemahaman PSAK EMKM dan Relaksasi Kepatuhan Wajib Pajak. Dari persamaan
Pajak dianggap konstan, maka nilai di atas dapat diketahui juga bahwa jika
kepatuhan wajib pajak akan naik sebesar variabel Relaksasi Pajak naik sebesar
19,003. Dari persamaan di atas dapat satu poin, maka nilai variabel Kepatuhan
diketahui juga bahwa jika variabel Wajib Pajak akan naik sebesar 0,492.
Kesadaran Wajib Pajak naik sebesar satu Nilai koefisien regresi yang bernilai
poin, maka nilai variabel Kepatuhan positif tersebut juga menunjukkan

370
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

bahwa variabel penerapan sistem Pajak.


Relaksasi Pajak berpengaruh positif
2) Koefisien Determinasi
terhadap variabel Kepatuhan Wajib
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 (R Square)
Model Summary
Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .705a .496 .470 3.424


a. Predictors: (Constant), Relaksasi Pajak (X3),
b. Pemahaman PSAK EMKM (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X1)
Berdasarkan hasil dari tabel 4.18 di untuk mengetahui signifikansi
atas nilai koefisien korelasi (R) bernilai Pemahaman PSAK EMKM terhadap
positif sebesar 0,705 dan adjusted R Kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan
square (R2) sebesar 0,470. Hal ini hasil pengujian diperoleh nilai
menunjukkan bahwa Kepatuahan Wajib signifikansi 0,003 < 0,05. Nilai t-hitung -
Pajak dipengaruhi oleh variabel 3,084 lebih kecil dari t-tabel 1,98422.
Kesadaran Wajib Pajak, Pemahaman Koefisien korelasi (R) memiliki arah
PSAK EMKM dan Relaksasi Pajak yaitu positif sebesar 0,705 maka hipotesis
sebesar 47,0%, sedangkan sisanya pertama yang menyatakan bahwa
sebesar 53,0% dipengaruhi oleh variabel “Pemahaman PSAK EMKM berpengaruh
lain di luar penelitian ini. negatif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”
3) Pengujian signifikansi regresi Diterima.
Berganda Pengujian signifikansi bertujuan
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi Kesadaran
untuk mengetahui signifikansi Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan hasil pengujian
Pajak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi 0,001 < 0,05.
diperoleh nilai signifikansi 0,012 < 0,05. Nilai t-hitung 3,555 lebih besar dari t-
Nilai t-hitung 2,584 lebih besar dari t- tabel 1,98422. Koefisien korelasi (R)
tabel 1,98422. Koefisien korelasi (R) memiliki arah positif sebesar 0,705 maka
memiliki arah positif sebesar 0,705 maka hipotesis pertama yang menyatakan
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “Relaksasi Pajak berpengaruh
bahwa “Kesadaran Wajib Pajak positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Diterima.
Wajib Pajak” Diterima. 4) Uji simultan F
Pengujian signifikansi bertujuan

371
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Tabel 4.21
Hasil Uji simultan F ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Regression 670.325 3 223.442 19.058 .000b
1 Residual 680.013 58 11.724
Total 1350.339 61
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b. Predictors: (Constant), Relaksasi Pajak (X3), Pemahaman
PSAK EMKM (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X1)
Berdasarkan hasil uji F pada tabel Sebagaimana dalam definisi
4.21 di atas diperoleh nilai F-hitung operasional variabel yang dimaksud
sebesar 19,058 dan lebih besar dari nilai dengan kesadaran wajib pajak adalah
F tabel 2,70. Tingkat signifikansi 0,000 < suatu kondisi dimana wajib pajak
0,05. Nilai koefisien korelasi berarah mengetahui, memahami dan
positif, sehingga dapat disimpulkan melaksanakan ketentuan perpajakan
bahwa hipotesis keempat yang dengan benar dan sukarela (Novia dkk).
menyatakan bahwa “Kesadaran Wajib Pengukuruan kesadaran wajib pajak
Pajak, Pemahaman PSAK EMKM dan dengan menggunakan tiga indikator
Relaksasi Pajak terhadap Kepatuhan yaitu persepsi wajib pajak, tingkat
Wajib Pajak”. Diterima) pengetahuan dalam kesadaran
membayar pajak, dan kondisi keuangan
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian wajib pajak. Dalam Jatmiko (2016)
a. Kesadaran Wajib Pajak menyatakan bahwa kesadaran
berpengaruh terhadap Kepatuhan perpajakan masyarakat yang rendah
Wajib Pajak seringkali menjadi salah satu sebab
Hasil penelitian ini mendukung banyaknya potensi pajak yang tidak
hipotesis pertama yang menyatakan dapat dijaring. Jatmiko (2016) juga
Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh mengemukakan bahwa kesadaran
positif dan signifikan terhadap perpajakan seringkali menjadi kendala
Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dalam masalah pengumpulan pajak dari
dibuktikan dengan nilai t hitung 2,584 masyarakat. Secara empiris juga telah
lebih besar dari t tabel 1,984 dengan nilai dibuktikan bahwa makin tinggi
signifikansi sebesar 0,012 lebih kecil dari kesadaraan perpajakan wajib pajak maka
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar akan makin tinggi tingkat kepatuhan
0,264 yang memiliki arah positif wajib pajak.
menunjukkan semakin baik Kesadaran Hasil penelitian ini mendukung
Wajib Pajak dalam membayar pajak hasil penelitian dari Fitria marcori
maka Kepatuhan Wajib Pajak juga akan (2018) menemukan bahwa Kesadaran
membaik dan penerimaan negara Wajib Pajak berpengaruh signifikan
semakin meningkat. terhadap kepatuhan wajib pajak.

372
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

b. Pemahaman PSAK EMKM c. Relaksasi Pajak berpengaruh


berpengaruh terhadap Kepatuhan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Wajib Pajak Hasil penelitian ini mendukung
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama yang menyatakan
hipotesis pertama yang menyatakan Relaksasi Pajak berpengaruh positif dan
Pemahaman PSAK EMKM berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
negatif dan signifikan terhadap Pajak. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat nilai t hitung 3,555 lebih besar dari t
dibuktikan dengan nilai t hitung 3,084 tabel 1,984 dengan nilai signifikansi
lebih besar dari t tabel 1,984 dengan nilai sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Nilai
signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari koefisien regresi sebesar 0,492 yang
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar - memiliki arah positif menunjukkan
0,241 yang memiliki arah negatif semakin baik Relaksasi Pajak maka
menunjukkan semakin baik Pemahaman Kepatuhan Wajib Pajak juga akan baik.
PSAK EMKM maka Kepatuhan Wajib Secara teoritis, Relaksasi pajak
Pajak juga akan buruk. menurut David (2012) mendefinisikan
Pemahaman akuntansi yang baik tax allowance atau relaxation allowance
akan memudahkan wajib pajak dalam sebagai bentuk keringanan pajak yang
melakukan kewajibannya. Pemahaman didasarkan pada nilai pengeluaran atas
akuntansi berkaitan dengan kemampuan investasi yang memenuhi kualifikasi.
untuk mengerti serta memahami proses Tanggapan responden dalam indikator
transaksi hingga menjadi laporan ini mendukung penelitian Eka Aprilia
keuangan. Wajib pajak bisa dikatakan (2021) dalam penelitiannya pengaruh
memiliki pemahaman yang baik apabila insentif pajak dan pengaruhnya pada
dapat dengan tepat melakukan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini
pembukuan. Wajib pajak yang mencatat bahwa ada hubungan yang
memahami hal ini dengan bagus maka signifikan relaksasi pajak dan kepatuhan
niat untuk patuh juga meningkat. wajib pajak.
Menurut Rusli, Hardi, et al. (2015), Temuan penelitian ini mendukung
pemahaman akuntansi memiliki syanti Dewi dkk (2020) dalam
pengaruh terhadap kepatuhan wajib penelitiannya pengaruh insentif pajak,
pajak berkaitan tanggungan yang harus tarif pajak, sanksi pajak dan pelayanan
dibayarkan. Kepatuhan wajib pajak ini pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
tentunya hasil dari pemahaman wajib selama masa pandemi covid-19
pajak mengenai akuntansi yang baik menemukan bahwa Relaksasi insentif
sehingga hasilnya benar dan tepat serta pajak berpengaruh positif dan signifikan
meningkatkan minat wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil
tersebut untuk patuh membayar hingga penelitian ini memberi makna bahwa
melaporkan kewajibannya. Pemajakan dengan tujuan memberikan
Hasil penelitian ini mendukung perangsang Penggunaan pajak agar wajib
hasil penelitian dari Huda (2020) pajak setelah diberikan insentif dapat
menemukan bahwa penerapan sistem mempunyai niat untuk membayar pajak
Pemahaman PSAK EMKM berpengaruh karena pajak juga merupakan fungsi
signifikan terhadap kepatuhan wajib untuk kepentingan masyarakat bukan
pajak. untuk maksud menghasilkan pendapatan

373
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

pemerintah saja, melainkan pula terdapat nilai signifikansi sebesar


memberikan dorongan ke arah 0.001 (0.001 < 0,05). Nilai tersebut
perkembangan ekonomi. dapat membuktikan hipotesis
diterima, yang berarti bahwa “Ada
5. PENUTUP Pengaruh Relaksasi Pajak terhadap
5.1 Simpulan Kepatuhan Wajib Pajak pelaku usaha
Berdasarkan penjelasan dan mikro, kecil menengah di kota
analisis data yang telah dilakukan Yogyakarta.
peneliti yaitu mengenai pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak, Pemahaman 5.2 Saran
PSAK EMKM dan Relaksasi Pajak Berdasarkan hasil penelitian serta
terhadap kepatuhan wajib pajak, maka hal-hal yang terkait dengan keterbatasan
diambil kesimpulan sebagai berikut: penelitian ini, maka dapat diberikan
1. Hasil pengujian analisis regresi linear saran-saran sebagai berikut:
berganda menunjukkan bahwa 1. Disarankan untuk Direktorat Jenderal
terdapat nilai signifikansi sebesar Pajak hendaknya memberikan
0,000 (0,000 < 0,05). Nilai tersebut mensosialisasi kepada wajib pajak
dapat membuktikan hipotesis UMKM Agar Pelaku UMKM mengerti
diterima, yang berarti bahwa “Ada dan memahami mengenai pertauran
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, perpajakan yang berlaku Sehingga
Pemahaman PSAK EMKM, dan para UMKM tidak hanya melakukan
Relaksasi pajak secara simultan Usaha tetapi mendaftrakan diri
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. sebagai wajib pajak. Hal ini akan
2. Hasil pengujian analisis regresi linear sangat membantu pelaku UMKM
berganda, menunjukkan bahwa dalam meningkatkan meningkatan
terdapat nilai signifikansi sebesar kesadaran membayar pajak sebagai
0.012 (0.012 < 0,05). Nilai tersebut wajib pajak dan patuh dalam
dapat membuktikan hipotesis membayar pajak.
diterima, yang berarti bahwa “Ada 2. Penelitian selanjutnya diharapkan
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dapat menambah variabel-variabel
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak lain yang mampu mempengaruhi
pelaku usaha mikro, kecil menengah kepatuhan wajib pajak seperti
di kota Yogyakarta. motivasi wajib pajak, tingkat ekonomi
3. Hasil pengujian analisis regresi linear wajib pajak, sikap wajib pajak.
berganda, menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar DAFTAR PUSTAKA
0.003 (0.003 < 0,05). Nilai tersebut
dapat membuktikan hipotesis
Andrew, Richard, and Dian Purnama Sari.
diterima, yang berarti bahwa “Ada "Insentif PMK 86/2020 Di Tengah
Pengaruh Pemahaman PSAK EMKM Pandemi Covid 19: Apakah
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
pelaku usaha mikro, kecil menengah Pajak UMKM Di Surabaya?." Jurnal
di kota Yogyakarta. Akuntansi dan Pajak 21.02 (2021).
4. Hasil pengujian analisis regresi linear Andrew, Richard, and Dian Purnama Sari.
berganda, menunjukkan bahwa "Insentif PMK 86/2020 Di Tengah

374
Amnesty: Jurnal Riset Perpajakan
p-ISSN: 2714-6308 e-ISSN: 2714-6294
Vol.4 Nomor 2 November 2021

Pandemi Covid 19: Apakah Marchori, Fitri. "Pengaruh Kesadaran


Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan
Pajak UMKM Di Surabaya?." Jurnal Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Akuntansi dan Pajak 21.02 (2021). Wajib Pajak Orang Pribadi Yang
Melakukan Usaha Kecil Menengah
ANNISA, Mujahidah Rousunah.
(Studi Empiris pada Kantor
PENGARUH PENERAPAN E-
Pelayanan Penyuluhan dan
FILLING, PELAYANAN FIKUS,
Konsultasi Perpajakan Kota Sungai
PEMAHAMAN PERPAJAKAN,
Penuh)." Jurnal Akuntansi 6.3
KESADARAN WAJIB PAJAK,
(2018).
SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG Pangesti, D. M., & Yushita, A. N. (2019).
PRIBADI PADA KANTOR PENGARUH KESADARAN
PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEMBAYAR PAJAK, PERSEPSI
KLATEN. 2020. PhD Thesis. ATAS EFEKTIVITAS SISTEM
Universitas Widya Dharma. PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN
PERATURAN PEMERINTAH
Dewi, S., Widyasari, W., & Nataherwin, N.
NOMOR 23 TAHUN 2018
(2020). PENGARUH INSENTIF
TERHADAP KEMAUAN
PAJAK, TARIF PAJAK, SANKSI
MEMBAYAR PAJAK (PADA UMKM
PAJAK DAN PELAYANAN PAJAK
SEKTOR PERDAGANGAN DI
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
KABUPATEN KLATEN). Nominal:
PAJAK SELAMA MASA PANDEMI
Barometer Riset Akuntansi dan
COVID-19. Jurnal Ekonomika dan
Manajemen, 8(2), 166-178.
Manajemen, 9(2).
Steinheart Purba, G. (2020). PENGARUH
DINDA AYU NOVITA, S. A. R.
KESADARAN WAJIB PAJAK, TARIF
I. PENGARUH KESADARAN WAJIB
PAJAK DAN SANKSI PAJAK
PAJAK, KEPERCAYAAN PADA
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PEMERINTAH, DAN SANKSI PAJAK
PAJAK USAHA MIKRO KECIL
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
MENENGAH (UMKM) DI
PAJAK USAHA MIKRO, KECIL, DAN
KABUPATEN MALANG (Doctoral
MENENGAH DI KECAMATAN PAKAL
dissertation, STIE
(Studi Pada UMKM Yang Ada Di
MALANGKUCECWARA).
Area Pondok Benowo Indah). Diss.
Universitas Wijaya Putra, 2020. Tambun, Sihar, and Siti Barokah.
"Pengaruh Penurunan Tarif Pajak
Khasanah, Imroatun. Analisis
UMKM dan Kesadaran Wajib Pajak
pemahaman dan penyajian standar
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
akuntansi keuangan entitas mikro
Yang Dimoderasi Oleh Efektifitas
kecil menengah (SAK EMKM) pada
Pemungutan Pajak." (2020): 45-52.
UMKM binaan Bank Indonesia
Semarang: studi kasus pada UMKM Utomo, Langgeng Prayitno. "Evaluasi
binaan klaster bordir dan konveksi Penerapan Laporan Keuangan
Padurenan. Diss. UIN Walisongo, Berdasarkan SAK EMKM Pada
2019 Usaha Mikro Kecil Menengah." JAD:
Jurnal Riset Akuntansi dan
MARASABESSY, ILFI LAILI. Pengaruh
Keuangan Dewantara 2.1 (2019):
Penurunan Tarif Pajak UMKM
71-83.
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM (Studi Kasus Pada KPP
Pratama Pondok Aren). BS thesis.
Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

375

Anda mungkin juga menyukai