421-Article Text-1572-1-10-20220131
421-Article Text-1572-1-10-20220131
1 (2022), 40-52
ABSTRACT
Cancer patients in Indonesia experience mild to severe depression around 34.4% which can affect their quality of life.
The study aimed to determine the distribution of depression in cervical cancer patients, the level of depression that
predominated in cervical cancer patients, and the relationship between the level of depression in cervical cancer and
the influencing factors in cervical cancer patients RSUD Dr. Soetomo. The research design used descriptive-analytic
with a research population of 2845 people. The research sample was determined using a descriptive formula and was
taken in September 2021 from outpatients at the Poli Onkologi Satu Atap (POSA) RSUD Dr. Soetomo, who was
diagnosed with cervical cancer were 45 people by distributing questionnaires containing BDI-II and Holmes and Rahe
Scale instruments. The sampling technique used non-probability sampling with the purposive sampling technique.
Analytical descriptive data analysis using Chi-square test. The results showed that the majority had mild depression
as many 21 respondents (46.7%), followed by minimal depression as many 19 respondents (42.2%), moderate
depression as many three respondents (6.7%), and severe depression as many two respondents (4.4%). The
relationship between the level of depression with influencing factors was found to be significant in the number of
marriages. The second marriage does not always show better results than the first marriage, the fear of repeated
marriage failures and the emergence of conflicts in the future can potentially lead to depression. Women with second
marriages have higher rates of depression. In the relationship
INFORMASI ARTIKEL between depression and other factors, namely age, last education,
Diterima : 09 November 2021 marital status, monthly income, cervical cancer stage, family history
Disetujui : 27 Januari 2022 of cervical cancer, and duration of diagnosis, did not have a
Dipublikasi : 31 Januari 2022 significant relationship.
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
40
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Satu Atap (POSA) RSUD Dr. Soetomo yang terdiagnosis kanker serviks yaitu sebanyak 45 orang dengan
membagikan kuesioner berisi instrumen BDI-II dan Holmes and Rahe Scale. Teknik pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Analisis data secara deskriptif analitik
menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dimiliki oleh depresi ringan sebanyak 21
responden (46,7%), kemudian diikuti oleh depresi minimal sebanyak 19 responden (42,2%), depresi sedang
sebanyak 3 responden (6,7%), dan depresi berat sebanyak 2 responden (4,4%). Hubungan antara tingkat depresi
dengan faktor yang mempengaruhi didapatkan bermakna pada jumlah perkawinan. Pernikahan kedua tidak selalu
menunjukkan hasil yang lebih baik dari pernikahan pertama, kekhawatiran akan kegagalan pernikahan yang
terulang dan munculnya konflik dimasa depan dapat berpotensi menimbulkan depresi. Wanita dengan pernikahan
kedua memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi. Pada hubungan tingkat depresi dengan faktor lainnya yakni usia,
pendidikan terakhir, status perkawinan, pendapatan perbulan, stadium kanker serviks, riwayat keluarga dengan
kanker serviks, dan lama diagnosis tidak didapatkan hubungan yang bermakna.
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
41
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
terapi, lama penanganan, perawatan berulang); keadaan emergency dan penurunan kesadaran,
dan (4) tim medis (kurangnya komunikasi dan menderita gangguan pendengaran dan
informasi) (Widoyono dkk., 2018). penglihatan, menjalani terapi alternatif/herbal
Pada penelitian Suwistianisa dkk., (2015) yang diketahui dari kuesioner, menderita
terdapat beberapa faktor yang memberi pengaruh penyakit penyerta seperti kelainan jantung,
pada tingkatan depresi yaitu jenis kelamin, usia, stroke, infeksi HIV, dan diabetes yang diketahui
dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan. dari rekam medik dan kuesioner, dan pasien yang
Studi sejenis dilakukan oleh Wilda dkk., (2012) mengalami stress berat dengan dilihat
yang menemukan bahwa terdapat hubungan berdasarkan skor holmes and rahe scale >300.
faktor umur, pendidikan dan pengetahuan dengan Variabel pada penelitian ini yakni meliputi
terjadinya depresi. Oleh karena itu, tingkat depresi, usia pasien, tingkat pendidikan,
diperlukannya gambaran tingkat depresi pada status perkawinan, jumlah perkawinan, stadium,
pasien kanker serviks agar pasien dapat diberikan pendapatan perbulan, jenis terapi, lamanya waktu
perhatian khusus dan intervensi yang tepat diagnosis ditegakkan, dan dukungan untuk
terkait kondisi psikologis pasien kanker serviks berobat. Teknik pengambilan sampel
selain kondisi fisiknya. menggunakan non-probability sampling dengan
Berdasarkan hal di atas maka tujuan dari teknik purposive sampling. Analisis data secara
studi ini ialah untuk mengetahui sebaran depresi deskriptif analitik menggunakan uji Chi-square
pada pasien kanker serviks, tingkat depresi yang dengan kemaknaan 5% kemudian data yang telah
paling mendominasi pada pasien kanker serviks, diperoleh akan dikelompokkan berdasarkan
serta hubungan tingkat depresi pada pasien variabelnya kemudian disajikan dalam bentuk
kanker serviks terhadap faktor yang tabel distribusi frekuensi.
mempengaruhi di RSUD Dr. Soetomo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Penelitian ini dilakukan di Poli Onkologi
Desain penelitian menggunakan deskriptif Satu Atap (POSA) RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
analitik. Populasi penelitian merupakan seluruh pada tanggal 2 September-20 September 2021.
pasien kanker serviks di RSUD Dr. Soetomo pada Dari hasil pengambilan data, didapatkan 45
tahun 2021 yang berjumlah 2845 orang. Sampel subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian ditentukan menggunakan rumus serta eksklusi dan telah bersedia mengisi
deskriptif yakni sejumlah 45 orang dan diambil kuesioner BDI-II dan Holmes and Rahe Scale yang
pada bulan September 2021 dari pasien rawat kemudian dilaporkan dalam bentuk tabel-tabel
jalan Poli Onkologi Satu Atap (POSA) RSUD Dr. distribusi frekuensi. Distribusi sampel penelitian
Soetomo yang terdiagnosis kanker serviks. Data berdasarkan karakteristik data demografi pada
diambil dengan cara membagikan kuesioner yang pasien kanker serviks dijelaskan seperti pada
berisi instrumen BDI-II dan Holmes and Rahe tabel 1 sebagai berikut:
Scale.
Kriteria inklusi meliputi pasien yang
terdiagnosis primer kanker serviks dari seluruh
stadium di RSUD Dr. Soetomo, pasien yang
mengerti Bahasa Indonesia dan dapat mengisi
kuesioner yang diberikan, serta pasien yang
bersedia menjadi sampel penelitian dengan
menandatangani lembar persetujuan setelah
diberi penjelasan (informed consent). Kriteria
eksklusi meliputi pasien kanker serviks dalam
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
42
Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Berdasarkan tabel 2, didapati tingkat orang (46,7%). Depresi unipolar adalah gangguan
depresi terbanyak adalah depresi ringan yaitu 21 mood yang menyebabkan seseorang mengalami
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
43
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
perasaan sedih dan hilang minat secara terus- (2019) yang menyatakan bahwa sebagian besar
menerus. Gejala umum pada semua depresi responden tidak menunjukkan adanya gejala
adalah kesedihan, kekosongan, suasana hati yang depresi, yaitu sebanyak 66 responden dengan
mudah tersulut amarah, disertai perubahan persentase sebesar 54,5%. Hal ini dapat terjadi
somatik dan kognitif yang dapat mempengaruhi karena subjek penelitian sedang dalam fase
kualitas hidup individu (Chand & Arif, 2019). acceptance. Seorang individu memiliki
Hasil temuan pada penelitian ini senada dengan kemampuan adaptasi (koping), sehingga ketika
Permatahati, (2006) yang menyatakan bahwa individu tersebut mengalami suatu kejadian yang
sebagian besar penderita kanker serviks di RS Dr. mengancam dirinya maka ia akan memunculkan
Kariadi Semarang mengalami depresi ringan lima reaksi emosial, yakni 1) Denial
sebanyak 20 orang (22,7%). Berdasarkan (penyangkalan), 2) Anger (marah), 3) Bargaining
penelitian Waluyati, (2004), sekitar 28% pasien (menawar), 4) Depression, dan 5) Acceptance
dengan nyeri kronik akan mengalami depresi (menerima). Fase acceptance (menerima)
ringan hingga sedang. Nyeri merupakan salah membuat seorang individu yang awalnya merasa
satu faktor risiko munculnya depresi pada pasien terancam akan kehidupannya menjadi menerima
kanker. Pada kanker stadium lanjut, 75-90% atas semua yang telah terjadi dengan mulai
pasien akan mengalami nyeri sedang hingga menata serta meninjau kembali kehidupannya,
berat. kemudian menafsirkan atas apa yang mereka
Namun pada penelitian Karo, (2016), hadapi sekarang, dan menerapkan apa yang telah
Pasien kanker serviks di RSUP Haji Adam Malik mereka pelajari kedalam kehidupannya (Perry &
Medan Tahun 2016 sebagian besar mengalami Potter, 2010). Berikut merupakan hasil uji
depresi sedang sebanyak 35 orang (46,75%). hubungan tingkat depresi pada pasien kanker
Sama halnya dengan penelitian Wijaya dkk., serviks terhadap faktor yang mempengaruhi:
Tabel 3 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Usia pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Usia Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
30-40 tahun 3 6,7 2 4,4 0 0 0 0
41-50 tahun 4 8,9 14 31,1 2 4,4 2 4,4
>50 tahun 12 26,7 5 11,1 1 2,2 0 0
Uji statistik: Pearson chi square = 11,366, sig = 0,078, α = 0,05
Berdasarkan tabel 3, didapati hasil uji bermakna antara tingkat depresi dengan usia
hubungan tingkat depresi dengan usia pada pada pasien kanker. Hal ini disebabkan oleh
pasien kanker serviks menggunakan uji chi square adanya faktor lain yang menjadi penyebab,
diperoleh nilai Pearson Chi square sebesar 11,366 seperti status perkawinan yaitu kawin, usia,
dan nilai probabilitas (sig.) 0,078 lebih besar dari tingkat pendidikan yang rendah, dan jumlah
alpha (0.05). Secara statistik menyimpulkan perkawinan. Seperti halnya penelitian yaitu
bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan Aldiansyah, (2008) dimana tidak didapatkan
tingkat depresi pasien kanker serviks secara hubungan antara tingkat gejala depresi dengan
signifikan. usia pada pasien kanker serviks (p = 0,596),
Temuan dari penelitian ini mendukung disebabkan oleh adanya penyebab lain, misalnya
hasil penelitian sebelumnya yaitu Suwistianisa skor yang lebih tinggi pada wanita, usia lanjut, dan
dkk., (2015) dimana tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan yang rendah.
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
44
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Faktor risiko seseorang menderita penyakit (HRSR) questionairei pada 149 wanita yang
kanker yang paling utama adalah faktor usia. menderita kanker ginekologi didapatkan rata-
Pertumbuhan kanker pada rentang usia 30-60 rata usia pasien yang menderita depresi adalah
tahun relatif lebih cepat dan pada rentang usia 40- 50,4 ± 9,6 tahun, sedangkan rata-rata usia pasien
60 tahun relatif lebih tinggi. Insidensi kanker yang tidak mengalami gejala depresi adalah 46 ±
serviks meningkat sebanyak 77% pada usia 25-34 11,7 tahun (p = 0,108). Insidensi kanker
tahun (Batas dkk., 2014). Berdasarkan penelitian meningkat pada usia 40-50 tahun dengan jenis
Hengrasmee dkk., (2004) meneliti prevalensi kanker yang berbeda-beda (Widoyono dkk.,
depresi menggunakan Health-Related Self-Report 2018).
Tabel 4 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Pendidikan Terakhir pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Pendidikan Terakhir Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Tidak Sekolah 1 2,2 1 2,2 0 0 0 0
SD 7 15,6 6 13,3 2 4,4 0 0
SMP 5 11,1 5 11,1 1 2,2 2 4,4
SMA 1 2,2 6 13,3 0 0 0 0
Sarjana atau lebih tinggi 5 11,1 3 6,7 0 0 0 0
Uji statistik: Pearson chi square = 12,059, sig = 0,441, α = 0,05
Berdasarkan tabel 4, didapati hasil uji bermakna antara tingkat depresi dengan
hubungan tingkat depresi dengan pendidikan pendidikan terakhir pasien kanker serviks. Hal ini
terakhir pada pasien kanker serviks disebabkan oleh adanya faktor lain yang menjadi
menggunakan uji chi square diperoleh nilai penyebab, misalnya dari segi status perkawinan
Pearson Chi square sebesar 12,059 dan nilai yaitu kawin, usia, tingkat pendidikan yang rendah,
probabilitas (sig.) 0,441 lebih besar dari alpha dan jumlah perkawinan. Aldiansyah, (2008)
(0.05). Secara statistik menyimpulkan bahwa sendiri menyebutkan bahwa tidak didapatkan
tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir hubungan yang bermakna antara tingkat depresi
dengan tingkat depresi pasien kanker serviks dengan pendidikan terakhir pasien kanker
secara signifikan. serviks disebabkan oleh adanya penyebab
Dilihat dalam penelitian ini, pada tingkat lainnya, misalnya skor yang lebih tinggi pada
pendidikan terakhir SD didapatkan depresi wanita, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang
minimal dan depresi ringan adalah masing- rendah.
masing 7 orang (15,6%) dan 6 orang (13.3%). Notoatmodjo, (2012) mengungkapkan
Penelitian yang dilakukan Nilamsari & Handayani, bahwa tingkat pendidikan seseorang memiliki
(2014) menyebutkan bahwa paling banyak pengaruh terhadap pemberian respon akan
responden yang mengalami depresi ringan dan sesuatu yang datang dari luar dan menjadi tolak
depresi sedang adalah pasien kanker serviks ukur penting dalam perubahan-perubahan
dengan pendidikan kurang yakni menengah perilaku yang positif. Rendahnya tingkat
kebawah sebanyak masing-masing 4 (44,4%) dan pendidikan seseorang akan berakibat dalam
3 (33,3%). kurangnya pengetahuan dalam menghadapi
Temuan dari penelitian ini mendukung masalah. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa
hasil penelitian sebelumnya yaitu Aldiansyah, ahli dalam penelitian Widoyono dkk., (2018)
(2008) dimana tidak terdapat hubungan bahwa status pendidikan yang rendah
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
45
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Tabel 5 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Status Perkawinan pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Status
Perkawinan Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Kawin 18 40,0 15 33,3 3 6,7 1 2,2
Janda 1 2,2 3 6,7 0 0 0 0
Cerai 0 0 3 6,7 0 0 1 2,2
Uji statistik : Pearson chi square = 8,887, sig = 0,180, α = 0,05
Berdasarkan tabel 5 didapati hasil uji dkk., (2019), menyatakan bahwa transmisi
hubungan tingkat depresi dengan pendidikan tertular HPV pada seorang wanita tidak selalu
terakhir pada pasien kanker serviks ditularkan melalui penetrasi penis ke dalam
menggunakan uji chi square diperoleh nilai vagina. Namun dalam penelitianya menyebutkan
Pearson Chi square sebesar 8,887 dan nilai bahwa segala tindakan atau aktifitas yang
probabilitas (sig.) 0,180 lebih besar dari alpha melibatkan kontak dengan vagina (memasukan
(0.05). Secara statistik menyimpulkan bahwa jari dalam vagina dan memasukan sex toys),
tidak ada hubungan antara status perkawinan bahkan benda yang tidak hidup (fomite) bisa
dengan tingkat depresi pasien kanker serviks memberikan paparan pada serviks.
secara signifikan. Temuan dari penelitian ini mendukung
Kejadian kanker serviks lebih banyak hasil penelitian sebelumnya yaitu Aldiansyah,
terjadi pada wanita dengan status sudah menikah (2008) dimana tidak terdapat hubungan yang
atau melakukan hubungan seksual. Rozi dkk., bermakna antara tingkat depresi dengan status
(2019) mengungkapkan adapun penyebab perkawinan pada pasien kanker serviks. Hal ini
terjadinya kanker serviks disebabkan karena disebabkan oleh adanya faktor lain, misalnya dari
paparan human pappiloma virus (HPV) yang mana segi status perkawinan yaitu kawin, usia, tingkat
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, pendidikan yang rendah, dan jumlah perkawinan.
infeksi beberapa virus, dan personal hygiene. Aldiansyah, (2008) sendiri menyebutkan bahwa
Namun penelitian ini masih terdeteksi sebanyak tidak didapatkan hubungan yang bermakna
17,8% pasien yang berstatus janda dan cerai. Rozi antara tingkat depresi dengan status perkawinan
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
46
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
pada pasien kanker serviks disebabkan oleh status perkawinan pada pasien kanker serviks.
adanya penyebab lain, misalnya skor yang lebih Kejadian depresi pada pasien kanker yang tidak
tinggi wanita, usia lanjut, dan tingkat pendidikan memiliki pasangan hidup, baik karena belum
yang rendah. menikah, bercerai, atau pasangannya meninggal
Berbeda halnya dengan penelitian milik dunia, memiliki prevalensi dua kali lebih besar
Shinta dkk., (2019) dimana terdapat hubungan dibandingkan yang memiliki pasangan
secara tidak langsung antara tingkat depresi dan (Widoyono dkk., 2018).
Tabel 6 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Jumlah Perkawinan pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Jumlah
Perkawinan Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
1 kali 17 37,8 19 42,2 1 2,2 2 4,4
2 kali 2 4,4 2 4,4 2 4,4 0 0
Uji statistik: Pearson chi square = 8,086, sig = 0,044, α = 0,05
Berdasarkan tabel 6 didapati hasil uji Soetomo dengan jumlah perkawinan dua kali
hubungan tingkat depresi dengan jumlah mayoritas memiliki tingkat depresi minimal,
perkawinan pada pasien kanker serviks ringan, dan sedang yakni masing-masing dua
menggunakan uji chi square diperoleh nilai orang (4,4%). Wanita yang menderita kanker
Pearson Chi square sebesar 8,086 dan nilai serviks tentunya membutuhkan dukungan baik
probabilitas (sig.) 0,044 lebih kecil dari alpha dari pasangan, keluarga, ataupun lingkungan
(0.05). Secara statistik menyimpulkan bahwa ada sekitar. Namun, pernikahan kedua tidak selalu
hubungan antara jumlah perkawinan dengan menunjukkan hasil yang lebih baik dari
tingkat depresi pasien kanker serviks secara pernikahan pertama. Wanita masih dapat
signifikan. merasakan kekhawatiran akan kegagalan
Seperti yang ditampilkan, pasien kanker pernikahan yang terulang dan munculnya konflik
serviks di RSUD Dr. Soetomo dengan jumlah dimasa depan, hal ini sangat berpotensi
perkawinan 1 kali mayoritas memiliki tingkat menimbulkan depresi. Oleh sebab itu, wanita
depresi ringan yakni 19 orang (42,2%), dengan pernikahan kedua memiliki tingkat
sedangkan pasien kanker serviks di RSUD Dr. depresi yang lebih tinggi.
Tabel 7 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Pendapatan Keluarga Perbulan pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Pendapatan
Keluarga/Bulan Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
<Rp.500.000 6 13,3 5 11,1 0 0 1 2,2
Rp.500.000-Rp.1.000.000 2 4,4 4 8,9 2 4,4 1 2,2
>Rp.1.000.000 11 24,4 12 26,7 1 2,2 0 0
Uji statistik: Pearson chi square = 7,896, sig = 0,246, α = 0,05
Berdasarkan tabel 7 didapati hasil uji Pearson Chi square sebesar 7,896 dan nilai
hubungan tingkat depresi dengan pendidikan probabilitas (sig.) 0,246 lebih besar dari alpha
terakhir pada pasien kanker serviks (0.05). Secara statistik menyimpulkan bahwa
menggunakan uji chi square diperoleh nilai tidak ada hubungan antara pendapatan per bulan
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
47
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
dengan tingkat depresi pasien kanker serviks Leonita & Yulianto, (2014) menyatakan
secara signifikan. bahwa jika jumlah pendapatan berkurang atau
Demikian penelitian Utami & Mustikasari, memang tidak mencukupi dalam setiap bulannya
(2017), dimana tidak menunjukkan hubungan akan memunculkan stressor pada setiap
antara depresi, ansietas, maupun stres dengan anggotanya karena pekerjaan dan pendapatan
penghasilan pada pasien kanker serviks. Hal ini akan menjadi sistem pendukung untuk kesehatan
disebabkan oleh adanya faktor lain yang menjadi jiwa. Semakin rendah tingkat penghasilan maka
penyebab, misalnya dari segi status perkawinan tingkat stress semakin tinggi, hal ini disebabkan
yaitu kawin, usia, tingkat pendidikan yang rendah, karena kepala keluarga dituntut untuk
dan jumlah perkawinan. Walaupun demikian, menjalankan fungsi keluarga yaitu fungsi
penghasilan atau pendapatan dapat dikaitkan ekonomi yang dapat dilihat dari bagaimana
dengan biaya pengobatan kanker yang harus kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur
dikeluarkan. Biaya yang tidak murah dan terus penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
menerus dikeluarkan akibat pengobatan kanker memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
dalam jangka waktu yang panjang tentunya akan
meningkatkan tingkat depresi pada seseorang.
Tabel 8 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Riwayat Keluarga dengan Kanker Serviks pada Pasien Kanker
Serviks
Tingkat Depresi
Riwayat Keluarga
dengan Kanker Serviks Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
Ya 3 6,7 2 4,4 0 0 0 0
Tidak 16 35,6 19 42,2 3 6,7 2 4,4
Uji statistik: Pearson chi square = 1,100, sig = 0,777, α = 0,05
Berdasarkan tabel 8 didapati hasil uji Sajow dkk., (2017) mengungkapkan adanya
hubungan tingkat depresi dengan riwayat anggota keluarga (ibu atau saudara perempuan)
keluarga dengan kanker serviks pada pasien yang pernah menderita kanker serviks membuat
kanker serviks menggunakan uji chi square seseorang memiliki risiko kanker serviks lebih
diperoleh nilai Pearson Chi square sebesar 1,100 besar 2-3 kali dibandingkan dengan orang yang
dan nilai probabilitas (sig.) 0,777 lebih besar dari tidak mempunyai riwayat kanker serviks di
alpha (0.05). Secara statistik menyimpulkan keluarganya. Hal ini disebabkan adanya kondisi
bahwa tidak ada hubungan antara riwayat kekurangmampuan melawan infeksi HPV yang
keluarga kanker serviks dengan tingkat depresi diturunkan secara genetik.
pasien kanker serviks secara signifikan.
Hasil diskriptif tabulasi silang antara
tingkat depresi dan riwayat keluarga kanker
serviks menunjukkan bahwa pasien yang tidak
memiliki riwayat keluarga kanker serviks
mayoritas memiliki tingkat depresi ringan
(42.2%). Hal ini disebabkan oleh adanya faktor
lain yang menjadi penyebab, misalnya dari segi
status perkawinan yaitu kawin, usia, tingkat
pendidikan yang rendah, dan jumlah perkawinan.
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
48
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Tabel 9 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Lama Diagnosis pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Lama Diagnosis
(Tahun) Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
<1 5 11,1 13 28,9 3 6,7 2 4,4
1-2 13 28,9 8 17,8 0 0 0 0
>5 1 2,2 0 0 0 0 0 0
Uji statistik: Pearson chi square = 11,062, sig = 0,086, α = 0,05
Berdasarkan tabel 9 didapati hasil uji Umunya, tingkat depresi akan lebih rendah
hubungan tingkat depresi dengan lama diagnosis ketika pasien sudah semakin lama terdiagnosis
pada pasien kanker serviks menggunakan uji chi kanker (Widoyono dkk., 2018). Hal ini dapat
square diperoleh nilai Pearson Chi square sebesar terjadi karena dipengaruhi oleh kemampuan
11,062 dan nilai probabilitas (sig.) 0,086 lebih adaptasi (koping) seorang individu. Apabila
besar dari alpha (0.05). Secara statistic seorang individu mengalami suatu kejadian yang
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara mengancam dirinya maka akan timbul lima reaksi
lama diagnosis dengan tingkat depresi pasien emosional secara bertahap, yakni 1) Denial
pada kanker serviks secara signifikan. (penyangkalan), 2) Anger (marah), 3) Bargaining
Temuan dari penelitian ini mendukung (menawar), 4) Depression, dan 5) Acceptance
hasil penelitian sebelumnya yaitu Aldiansyah, (menerima) (Perry & Potter, 2010). Sehingga
(2008) dimana tidak terdapat hubungan pada awal pasien didiagnosis menderita kanker
bermakna antara tingkat depresi dan lama serviks, ia akan menyangkal (denial) dan merasa
diagnosis pada pasien kanker serviks. Hal ini tidak terima atas apa yang menimpa dirinya,
disebabkan oleh adanya faktor lain yang menjadi tentunya hal ini dapat menimbulkan depresi pada
penyebab, misalnya dari segi status perkawinan individu tersebut. Lain halnya, pada pasien yang
yaitu kawin, usia, tingkat pendidikan yang rendah, telah menderita kanker serviks lebih lama, ia
dan jumlah perkawinan. Aldiansyah, (2008) berada pada fase acceptance (menerima) yakni
sendiri menyebutkan bahwa tidak didapatkan menerima atas semua yang telah terjadi dengan
hubungan yang bermakna antara tingkat depresi mulai menata serta meninjau kembali
dan lama diagnosis pada pasien kanker serviks kehidupannya, kemudian menafsirkan atas apa
disebabkan oleh adanya penyebab lain, misalnya yang mereka hadapi sekarang, dan menerapkan
skor yang lebih tinggi wanita, usia lanjut, dan apa yang telah mereka pelajari kedalam
tingkat pendidikan yang rendah. kehidupannya (Perry & Potter, 2010).
Tabel 10 | Hubungan Tingkat Depresi dengan Stadium Kanker Serviks pada Pasien Kanker Serviks
Tingkat Depresi
Stadium Minimal Ringan Sedang Berat
N % N % N % N %
II 1 2,2 1 2,2 0 0 0 0
IIB 10 22,2 7 15,6 3 6,7 0 0
III 1 2,2 4 8,9 0 0 0 0
IIIB 7 15,6 9 20,0 0 0 2 4,4
Uji statistik: Pearson chi square = 9.519, sig = 0,391, α = 0,05
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
49
Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Berdasarkan tabel 10 didapati hasil uji psikologis yang memberikan penilaian negatif
hubungan tingkat depresi dengan stadium kanker pada diri sendiri. Penilaian negatif, pesimistis,
serviks pada pasien kanker serviks menggunakan perasaan tidak berharga inilah yang selanjutnya
uji chi square diperoleh nilai Pearson Chi square mengarah pada keadaan depresi (Wijaya dkk.,
sebesar 9,519 dan nilai probabilitas (sig.) 0,391 2019).
lebih besar dari alpha (0.05). Secara statistik
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara KESIMPULAN
stadium kanker serviks dengan tingkat depresi Tingkat depresi dari pasien kanker serviks
pada pasien kanker serviks secara signifikan. di RSUD Dr. Soetomo tahun 2021 bervariasi,
Temuan dari penelitian ini mendukung dimana pasien yang memiliki tingkatan depresi
hasil penelitian sebelumnya yaitu Karo, (2016) ringan sebanyak 21 responden (46,7%), tingkat
dimana tidak terdapat hubungan bermakna depresi minimal sebanyak 19 responden (42,2%),
antara stadium kanker serviks dengan tingkat tingkat depresi sedang sebanyak tiga responden
depresi. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor (6,7%), dan tingkat depresi berat sebanyak dua
lain yang menjadi penyebab, misalnya dari segi responden (4,4%). Tingkat depresi yang paling
status perkawinan yaitu kawin, usia, tingkat mendominasi dari pasien kanker serviks di RSUD
pendidikan yang rendah, dan jumlah perkawinan. Dr. Soetomo ialah dengan depresi ringan;
Seperti halnya penelitian yaitu Hariroh dkk., Hubungan tingkat depresi dari pasien kanker
(2017) dimana terdapat hubungan antara tingkat serviks di RSUD Dr. Soetomo dengan umur,
gejala depresi dengan stadium kanker. Jumlah pendidikan terakhir, status perkawinan,
subjek penelitian terbanyak yang tidak pendapatan perbulan, stadium kanker serviks,
mengalami gejala depresi adalah 17 orang pada riwayat keluarga dengan kanker serviks, dan lama
stadium III. Sedangkan tingkat gejala depresi diagnosis didapatkan hubungan yang tidak
ringan terbanyak dialami oleh subjek penelitian signifikan. Namun, pada uji hubungan antara
dengan stadium IV, yaitu 11 orang. tingkat depresi dengan status perkawinan pada
Demikian penelitian Wijaya dkk., (2019) pasien kanker serviks didapatkan hubungan yang
dimana ketika seseorang terdiagnosis kanker, bermakna. Disarankan bagi pihak keluarga
pada umumnya akan merasakan distress pasien, diharapkan selalu memberikan dukungan
emosional yang sangat berat seperti shock, cemas, dalam bentuk motivasi dan semangat serta
dan depresi. Hubungan antara gejala depresi memberikan perhatian bagi pasien sehingga
dengan kanker adalah kontribusi dari berbagai penderita menjadi termotivasi dan siap dalam
aspek, salah satunya karena prognosis yang buruk menjalani pengobatan guna mempermudah
(stadium). Perubahan pada pasien kanker selama proses penyembuhan. Perlu dilakukannya
stadium lanjut akibat perjalanan penyakit yang penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik lagi
kronik dan efek samping pengobatan dapat dengan menghubungkan variabel-variabel
memengaruhi penilaian negatif pasien terhadap lainnya yang tidak disebutkan di penelitian ini,
dirinya sendiri yang dapat menyebabkan seperti keterkaitan hubungan pekerjaan, kondisi
perasaan depresi (Wijaya dkk., 2019). lingkungan pasien, dan penggunaan kontrasepsi
Penelitian Wijaya dkk., (2019) diungkapkan dengan kejadian depresi pada pasien kanker
bahwa reaksi psikologis pasien kanker stadium serviks.
lanjut lebih besar dibandingkan pada penderita
kanker stadium awal. Kanker pada stadium lanjut DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa adanya metastase sel Aldiansyah, D. (2008). Tingkat Depresi Pada
abnormal ke jaringan dan organ lain. Hal ini Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri Di
membuat penderita kanker mengalami beberapa RSUPHAM dan RSUPM Dengan
perubahan-perubahan baik secara fisik maupun Menggunakan Skala Beck Depression
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
50
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
Inventory-II. Universitas Sumatera Utara. Karo, L. (2016). Gambaran Tingkat Depresi pada
Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum
Batas, A., Mongan, S., & Maya, W. (2014). Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2016.
Pengetahuan dan sikap wanita mengenai Universitas Sumatera Utara.
kanker serviks dan pap smear di RSU
Hermana Lembean bulan November- Kemenkes RI. (2019). Infodatin: Beban kanker di
Desember tahun 2013. Jurnal E-CliniC (ECI), Indonesia. Kemenkes RI.
2(1), 1–7.
Leonita, E., & Yulianto, B. (2014). Pengelolaan
Chand, S., & Arif, H. (2019). Depression. StatPearls Limbah Medis Padat Puskesmas Se-Kota
Publishing. Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK 2(4), 158–162.
430847/
Nilamsari, N., & Handayani, N. (2014). Tingkat
Elwina, L., Fasikhah, S., & Karmiyati, D. (2012). Pengetahuan Akan Mempengaruhi Tingkat
Penerapan adjuvant psychological therapy Depresi Penderita Kanker. Journal of Health
(APT) terhadap penurunan tingkat depresi Sciences, 7(2), 107–113.
pada penderita kanker serviks. Jurnal
Intervensi Psikologi (JIP), 4(2), 211–230. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Fitrisia, C. A., Khambri, D., Utama, B. I., &
Muhammad, S. (2019). Analisis Faktor- Permatahati, S. (2006). Perbandingan Skor
faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada Penderita Kanker Serviks Uteri
Lesi Pra Kanker Serviks pada Wanita dan Penderita Kanker Payudara di RS. Dr.
Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Kariadi Semarang. Universitas Diponegoro.
Puskesmas Muara Bungo 1. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(4), 33–43. Perry, A., & Potter, P. (2010). Mosby’s Pocket Guide
to Nursing Skills and Procedures (E-Book).
Fowler, J., & Jack, B. (2019). Cancer, Cervical. Stat Elsevier Health Sciences.
Pearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK Rozi, A., Susanti, D., & Annas, J. (2019).
431093/ Karakteristik Pasien Kanker Serviks di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode
Hariroh, N., Khairina, & Ishardyanto, H. (2017). Januari-Desember 2017. Majalah
Hubungan Antara Tingkat Gejala Depresi Biomorfologi, 29(2), 45–48.
Dengan Stadium Kanker Payudara Di Poli
Onkologi Satu Atap (Posa) Rsud Dr. Sajow, Y., Manoppo, W., & Keles, D. (2017).
Soetomo, Surabaya. Indonesia Journal Of Analisis perbandingan kinerja keuangan
Cancer, 11(1), 9–13. sebelum dan sesudah merger (Studi kasus
pada PT. XL Axiata Tbk). Jurnal Administrasi
Hengrasmee, P., Padungsutt, P., & Bisnis, 5(2), 1–10.
Boriboonhirunsarn, D. (2004). Depression
among gynecologic cancer patients at Siriraj Shinta, D., Tamtomo, D., & Soemanto, R. (2019).
Hospital: prevalence and associated factors. Factors affecting occurrence of depression
Journal of the Medical Association of in patients with cervical cancer at Dr.
Thailand, 87 Suppl 3, S74-9. Moewardi Hospital Surakarta, Central Java:
a path analysis model. Journal of
Irawan, H., Alimansur, M., & Zainal. (2017). Faktor Epidemiology and Public Health, 4(4), 338–
Demografi dan Depresi pada Klien Gagal 350.
Ginjal Kronik Stadium V di Ruang
Hemodialisa RSUD Gambiran Kota Kediri. Suwistianisa, R., Huda, N., & Ernawaty, J. (2015).
Adi Husada Nursing Journal, 3(2), 1–5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Depresi pada Pasien Kanker yang Dirawat
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
51
Raihan, dkk. Journal of Health (JoH) - Vol. 9 No. 1 (2022), 40-52
DOI: doi.org/10.30590/joh.v9n1.421
52