Anda di halaman 1dari 2

MALIN KUNDANG

Di pesisir pantai Air Manis di Sumatra Barat, ada seorang Ibu bersama anaknya
bernama Malin. Ibu Malin hanya hidup berdua dengan Malin karena suaminya meninggal.
Sehari-hari Malin selalu bersama Ibunya berjualan ikan. Saat dewasa Malin memiliki
keinginan untuk berjualan di kota karena ingin cepat kaya. Pada mulanya Ibu Malin
menolak keinginan Malin untuk merantau ke kota. Namun setelah Malin meyakinkannya,
Ibu Malin akhirnya mengizinkannya.

Setelah bertahun-tahun, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Ibu Malin hanya
tinggal sendiri di rumahnya. Pada suatu hari Ibu Malin mendapat kabar, bahwa Malin telah
menikah dengan putri bangsawan dan mungkin tidak akan kembali. Ibu Malin bersikeras
bahwa hal itu tidak akan terjadi. Dua bulan kemudian, istri Malin yang sedang hamil ingin
berlibur ke pantai Air Manis, kampung halaman Malin. Ketika Malin dan istrinya sampai,
Ibunya melihat Malin dari kejauhan. Ibu Malin berlari dan langsung memeluk tubuh Malin,
namun Malin berpura-pura tidak mengenali Ibunya.

Malin merasa malu karena mengaku sebagai anak bangsawan kepada istrinya.
Malin berusaha melepas pelukan Ibunya dan meyakinkan istrinya bahwa wanita itu bukan
Ibunya. Malin lalu bersama istrinya meninggalkan pantai. Ibu Malin merasa sedih dan juga
marah dengan perlakuan Malin. Ia lalu berdoa dan mengutuk Malin menjadi batu. Tidak
lama setelah itu, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak. Ia menyadari bahwa itu
adalah hukuman atas sikapnya pada Ibunya dan mulai menyesali perbuatannya.

Kapal Malin akhirnya karam dan menjadi berkeping-keping. Esok harinya warga
pesisir pantai Air Manis menemukan kepingan kapal Malin yang karam. Mereka terkejut
saat menemukan sebuah batu berbentuk manusia tengah bersujud. Kutukan Ibu Malin
menjadi nyata dan Ia menemukan anaknya telah manjadi batu. Ia menangis dan akhirnya
menyesali perkataannya mengutuk Malin.
MALIN KUNDANG

On the coast of Air Manis in West Sumatra, there are mother with her son, his name
is Malin. Malin’s mother only lives alone with Malin because her husband is dead.
Everyday Malin always with his mother to sell fish. When he is adult Malin has a wish to
selling in town because he want to be rich quickly. At first Malin’s mother refuse Malin’s
wish to migrate into town. But after Malin convinces her, his mother finally allows him.

After years, Malin never come home. Malin’s mother just lives alone in her house.
One day Malin’s mother gets news, Malin has marry with a noble daughter and may not
going to come back. Malin’s mother insist that it never wont happen. Two months later,
Malin’s wife who is pregnant wants holiday to Air Manis beach, Malin’s hometown. When
Malin and his wife arrive, his mother sees Malin from a distance. Malin’s mother runs and
immediately hugs Malin’s body, but Malin pretend not to recognize his mother.

Malin feels shy because claim to be a nobleman to her wife. Malin tries release his
mother’s hug and convinces his wife that is not his mother. Malin and his wife then leave
the beach. Malin’s mother feels sad and also angry with Malin’s treatment. She then prays
and curses Malin to be stone. Not long after that, Malin’s ship is tossed around by waves.
He realize that is punishment of his attitude towards his mother and starts to regret it.

Malin’s ship finally sink and fall to pieces. The next day the Air Manis coast people
find the wreckage of Malin’s ship. They are shock when they find a prostrating human
shape stone. Malin’s mother’s curse come true and she find her son has turn to stone. She
cries and finally regret her words curses Malin.

Anda mungkin juga menyukai