Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI JOBSHEET I

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL MODE AD HOC

KOMUNIKASI DATA

Disusun oleh :
AHMAD FALIH PRABANDARU
3.33.21.1.01 / TK-2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2022
1. TUJUAN
- Menjelaskan konfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc
- Mengkonfigurasi jaringan komputer nirkabel mode Ad Hoc

2. DASAR TEORI
Penggunaan kabel untuk menghubungkan komputer pribadi (PC), modem dan printer
untuk membentuk jaringan lokal yang sering disebut dengan istilah Lokal Area
network (LAN) tenyata memakan biaya yang tidak sedikit. Dari sini kemudian timbul
gagasan untuk meniadakan sama sekali kabel penghubung agar biaya pengkabelan
dan kesemrawutan kabel dapat ditiadakan. Pada tahun 1991, komunikasi LAN
nirkabel dibahas standarnya melalui komite institusi perekayasa elektro dan
elektronika, yaitu “Institute of Electrical and Electronic Engineer’s” (IEEE), yang
dikenal dengan IEEE 802.11. Rekomendasinya mencakup karakteristik jangkauan,
persyaratan throughput, prosedur, dan media transmisinya. Adanya standar ini akan
mempermudah kerja para pekerja jaringan, dan terjadinya ketidaksesuaian antara
piranti dari berbagai pabrik pembuat pun dapat dihindari.

IEEE 802.11 merupakan standar LAN nirkabel pertama yang bersifat internasional
yang dikeluarkan oleh IEEE. Ada beberapa varian 802.11 beberapa diantaranya masih
sebenarnya bukan merupakan LAN nirkabel yang baru, tetapi lebih merupakan
ekstensi yang dapat diterapkan di salah satu atau ketiga varian 802.11 yang ada,
sebenarnya IEEE bermaksud untuk mengurangi atau mengatasi kelemahan-kelemahan
yang muncul di dalam protokol-protokol pada sistem yang sudah ada. Varian dari
802.11 dari “a” sampai “i” itu adalah :
a) 802.11a, merupakan pengembangan untuk memperkaya komunikasi 54 Mbps
yang digunakan Amerika Serikat di pita tak berlisensi, atau Unlicensed
National Information Infrastructure (U-NII), yakni 5,1 GHz.
b) 802.11b, merupakan pengembangan untuk menaikan laju data pada 5,5 sampai
11 Mbps yang menempati pita DSSS 802.11, yakni 2,4 GHz.
c) 802.11d, dimaksudkan sebagai versi 802.11b yang bekerja pada frekuensi lain,
yang membuatnya cocok dipakai di belahan dunia tertentu yang tidak
mengijinkan penggunaan frekuensi 2,4 GHz.
d) 802.11e, yang menambahkan kemampuan QoS bagi jaringan-jaringan 802.11
untuk menggantikan Ethernet dengan sistem TDMA yang terkoordinasi dan
menambahkan koreksi kesalahan khusus untuk lalu lintas data yang penting .
e) 802.11f, yang mencoba untuk memperbaiki mekanisme handover pada sistem
802.11 sehingga para penggunanya dapat tetap terkait ke jaringan ketika
menjelalah di antara dua segmen penyakelar (kanal radio), atuaupun di antara
AP yang berada pada jaringan yang berbeda. Ini merupakan hal penting ketika
LAN nirkabel menawarkan sistem pergerakan (mobile) yang sama pengguna
telepon seluler yang dapat menjelajah.
f) 802.11g, merupakan pengembangan untuk menaikan laju data sampai 54
Mbps di pita 2,4 GHz.
g) 802.11h, sebagai usaha untuk menambahkan kendali yang lebih baik pada
pemilihan kanal radio dan daya transmisinya bagi 802.11a. Bersama-sama
dengan 802.11e, ia dapat membuat standarnya dapat diterima oleh para
penentu kebijakan bidang komunikasi data nirkabel di daratan Eropa.
h) 802.11i, berkaitan dengan kelemahan yang ada pada 802.11, yakni
keamanaan. Secara keseluruhan, ia merupakan standar yang baru
dibandingkan dengan WEP, berlandas pada Advance Encryption Standard
(AES) yang merupakan algoritma remi pemerintah Amerika Serikat.
i) 802.11j, sebagai usaha untuk mencakup cara 802.11a dan HiperLAN2 dapat
berada bersama- sama diudara pada frekuensi gelombang yang sama.

Hidayat (2009) menuliskan bahwa arsitektur WLAN secara umum dibedakan menjadi
2 macam, yaitu
a) Satuan Layanan Dasar (Basic Service Set, BSS), yang terdiri dari:
1. Independent Basic Service Set (IBSS), disebut juga mode Ad Hoc, dan
2. BSS Infrastruktur, disebut juga mode BSS.
b) Satuan Layanan Lanjutan (Extended Service Set, ESS), disebut juga mode
ESS.

Suatu BSS merupakan satuan semua station yang dapat saling berkomunikasi melalui
identifikasi (ID) yang sama, yang disebut BSSID. Arsitektur IBSS merupakan
jaringan ad hoc, yang pada jaringan tersebut tidak terdapat Access Point (AP) dan
tidak dapat berkomunikasi dengan BSS lain, sedangkan pada arsitektur BSS
Infrastruktur dapat dilakukan komunikasi dengan BSS lain melalui AP. Umumnya,
arsitektur IBSS disebut sebagai Mode Ad Hoc sedangkan BSS Infrastruktur disebut
sebagai Mode BSS.

3. PERALATAN DAN BAHAN


- 2 Buah Laptop
- 1 Hp (untuk Hotspot)
4. LANGKAH KERJA
1. PC 1
- Hubungkan Laptop ke Wifi / jaringan yang akan digunakan
- Buka Cmd untuk melakukan pengecekan ip dengan mengetik ipconfig

- Pilih folder yang akan dishare kemudian klik kanan properties untuk
melakukan setting share. Lalu tambahkan permision ke everyone dan ubah
dari read menjadi read/write.
-

2. Lakukan hal yang sama di PC2


5. HASIL KERJA
- Ping dari PC1 ke PC2

- PC1 Membuka folder yang dishare PC2


-

= Lakukan Hal yang sama di PC2

6. ANALISA DATA
1) Nama SSID = OMBIM
2) Konfigurasi TCP/IP PC1
Wireless Adapter =
IP Address = 192.168.100.214
Subnet Mask = 255.255.255.0
3) Konfigurasi TCP/IP PC2
Wireless Adapter =
IP Address = 192.168.100.206
Subnet Mask = 255.255.255.0
7. KESIMPULAN
1) Ad Hoc sudah tidak support untuk laptop ataupun windows keluaran terbaru,
maka untuk itu jika ingin melakukan sharing file bisa menggunakan sebuah
jaringan yang konek di kedua komputer
2) Untuk melakukan sharing file computer / laptop harus terhubung pada jaringan
yang sama
3) Sebelum melakukan sharing file ke dua laptop / Komputer harus bisa
melakukan ping satu sama lain
4) Jika PC/Laptop yang mensharing tidak muncul di Jendela Network bisa
melakukan Windows + R dan ketikan \\IP address tujuan
5) Jika menggunakan mobile hostspot masih tidak bisa, masih bisa
menggunakan metode yang lain yaitu bluetooth

Anda mungkin juga menyukai