Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PEMBIBITAN BETERNAK AYAM KAMPUNG

DOSEN PENGAMPU
Muhammad Zaki , S.Pt., M.Si

DI SUSUN OLEH
SURYADI
12080117064

KELAS 4C
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah Budidaya Ternak
Unggas tentang  “Beternak Ayam Kampung”.
makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan  dan dengan
terselesainya makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis
sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai pelajar dapat
memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta ucapan terima kasih kepada : Guru Pembimbing dan Teman teman berkat kerjasamanya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan
hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kita harapkan
dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk karya ilmiah ini selanjutnya.
Besar harapan penulis, semoga karya ilmiah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Rokan hulu, 10 mei 2022


Suryadi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4

Latar belakang........................................................................................................................4
Tujuan....................................................................................................................................5

Ruang lingkup....................................................................................................................5

BAB 11.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6

Perkembangan Ayam Kampung............................................................................................6


2.2   MENGENAL AYAM KAMPUNG...............................................................................7
2.3 PERSIAPAN BETERNAK..............................................................................................7
2.4 PEMELIHARAAN..........................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12

Kesimpulan..........................................................................................................................12
Saran.....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Adapun proses dari beternak ayam kampung dilatar belakangi dengan ayam-ayam kampung

yang kurang mendapatkan proses perawatan yang baik dan teratur. Hal ini juga disebabkan

oleh faktor lingkungan dan individu masing-masing.

Ayam kampung sudah lama dikenal dan akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Telur dan

dagingnya sudah lama digemari orang. Populasinya pun cukup banyak dan menyebar rata di

seluruh daerah Indonesia. Sayang, ayam yang besar potensinya itu tidak banyak di kenal dari

segi ilmu dan pemeliharaanya. Banyak orang tidak mengetahui cara pemeliharaan yang benar

tentang ayam kampung. Bahkan, para penyuluh di lapangan banyak yang bingung melakukan

tindakan yang tepat untuk ayam kampung ini. Semua masalah itu memang masih kurangnya

penelitian, kesadaran pemelihara, tenaga penyuluh, dan yang utama adalah masih kurangnya

buku pegangan tentang ayam kampung. Dengan demikian, wajar kalau banyak orang tidak

mengetahui cara memelihara ayam kampung yang benar dan banyak pemelihara yang acuh

tak acuh pada ayam kampung. (Rasyaf, 2006). Ayam Kampung mempunyai keistimewaan

yaitu daya tahan penyakit yang cukup baik, telah beradaptasi dengan lingkungannya, serta

hasil produksi berupa daging atau telur banyak disukai oleh masyarakat. Saat ini dalam

manajemen pemeliharaan ayam kampung peternak masih banyak menerapkan sistem

pemeliharaan ekstensif (tradisional) karena masih kurangnya informasi yang akurat mengenai

manajemen pemeliharaan ayam kampung.


1.2 Tujuan

Dengan cara-cara yang ada pada karya ilmiah ini, isi yang tercantum pada teks ini tentang
cara-cara beternak  ayam kampung, bertujuan agar para peternak lebih baik lagi, supaya
ayam-ayam yang diternaki lebih bisa mendapatkan perawatan yang baik.

1.3 Ruang lingkup

Dengan cara-cara yang ada pada karya ilmiah ini, isi yang tercantum pada teks ini tentang
cara-cara beternak  ayam kampung, bertujuan agar para peternak lebih baik lagi, supaya
ayam-ayam yang diternaki lebih bisa mendapatkan perawatan yang baik.
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Ayam Kampung

A. Semula ketika ayam Ras (ayam negri) baru pertama kali di kenal oleh beberapa
penduduk Indonesia. Ayam kampung tetap diatas dan nama ayam ras masih timbul
tenggelam. Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam ras dan namanya kian
populer, baik petelur dan pedaging (Broiler). Ayam kampung nyatanya tidak terdesak
oleh kehadiran ayam ras.
Beberapa contoh populasi ayam kampung dan ayam ras (x 100) diberbagai daerah.

Propinsi Ayam Kampung Ayam Ras

D.I Aceh 2.675.427 40.908


Sumut 5.571.154 182.464
Sumbar 2.939.186 974.061
Riau 1.809.861 32.302
Bengkulu 935.434 110.370

B.     Ayam Buras dan Ayam Kampung


Berbagai penelitian lokal dilakukan dilembaga pendidikan tinggi, celakanya istilah ayam
digunakan untuk menggunakan istilah ayam kampung. Ayam kampung sebagai anggotanya
yang terbanyak, sebagai pengertian ayam kampung sebagai wilayah potensi
pengembangannya ayam lokal kita. Hingga kini sulit untuk mencari kata ayam Broiler itu
kedalam bahasa Indonesia. Ayam kampung disesuaikan dan ditempatkan sesuai asal ayam
itu.
2.2   MENGENAL AYAM KAMPUNG

A.    Asal – Usul Ayam Kampung


Ayam kampung yang diternakan berasal dari ayam hutan di Asia Tenggara. Ayam hutan
merupakan nenek moyang dari ayam kampung yang berada di Pulau Jawa dan juga terdapat
di pegunungan yang ketinggiannya 1000 – 1700 meter dari permukaan laut. Produktivitas
ayam kampung memang melonjak rata-rata pertahun 60 butir dan berat ayam jago tua lebih
kurang 1,9 kg.
Kemampuan bertelur beberapa ayam
Spesies Rata-rata Clutch Max Produksi/Tahun
Petelur 10 – 14 300 – 360
Pedaging 10 – 14 190 – 200

B.     Sejarah Perkembangan Ayam Kampung


Ayam kampung diteliti dari awal abad 20-an di Bogor. Seorang ahli Belanda saat itu, J.
Markons dan J.F Mahede mempublikasikan ayam kedua tahun 1941.

2.3 PERSIAPAN BETERNAK

A.    Tujuan Beternak
1)      Hanya sekedar untuk mengisi waktu luang.
2)      Hanya sekedar memanfaatkan lahan kosong.
3)      Hanya mencari nafkah.

B.     Penentu Lokasi
1)      Lokasi itu tidak jauh dari pemasaran atau tidak jauh dari produksi.
2)      Lokasi itu tidak jauh dari keramaian.
3)      Memperhatikan tatacara mempergunakan tanah dari pemerintah.
4)      Hendaknya fasilitas fisik cukup air, tidak dibawah lembah atau bukit.
C.    Sistem Produksi Berkesinambungan
1)      Memperoleh kemampuan beli dari para pengecer.
2)      Memperoleh kemampuan beli dari pedagang.
3)      Memperoleh informasi dari pasar.
Dan langkah-langkahnya adalah :
1)      Memperhatikan kemampuan ayam bertelur.
2)      Produksi pertahun di jadikan per minggu.
3)      Jauh pesanan dari pada langkah ke-2.

D.    Perencanaan Kandang
4 m  = Sistem ayam terkurung
6m   = Sistem ayam pelindung

Lebar x panjang          = luas kandang


4 x panjang                  = luas kandang
      panjang                  = luas kandang / 4

1)      Bahan Yang Digunakan


a.       Beton atau tiang besi
b.      Bambu dan balok

2)      Penempatan Kandang
Ditempatkan membujur dari utara ke selatan sehingga sisi kanan mengarah ke matahari terbit
dan kiri kematahari terbenam, dengan itu pengembusan angin lebih bebas.

3)      Lingkungan Peternakan
Sebaiknya lingkungan tidak terlalu lembab, agar ayam tidak terlalu dingin ketika angin
berhembus.
a.       Sistem Meminjam dari Bank
Ayam kampung bertelur diproduksi umur 5 bulan dan dikembalikan masa tenggangnya, masa
cicilan dan hutangnya.
b.      Sistem Kerja Sama
Dapat dilakukan apabila telah memiliki tanah milik sendiri
4)      Perancangan Tenaga Kerja
Untuk menjual ayam perorang dapat dipelihara, itu ada 150 ekor kebawah-dewasa. Produktif
cukup dipegang satu orang. Kelak apabila ayam tersebut berkembang dengan baik dan
sukses. Maka hasil diperoleh penanam modal 40 % dari penanaman modal kemudian 60%
dibagi kepada pekerja lainnya

2.4 PEMELIHARAAN

A.    Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung


1. Sistem Ekstensif
Cara ini tidak digunakan dengan tangan manusia, melainkan dilepas begitu saja dan
datang sendiri pada malam hari dengan begitu ayam bebas memilih makanannya.

2. Sistem Semi Intensif


Cara ini baru ada sedikit campur tangan manusia. Tujuannya untuk memperoleh
pengetahuan cara dan mula-mula beternak ayam.

3. Sistem Intensif
Cara ini dilakukan sepenuhnya oleh campur tangan manusia. Ciri-ciri dari cara ini
adalah diperlukannya modal tambahan dan pengetahuan, dan memperoleh hasil yang
lebih baik.

B. Fungsi Kandang
         
1. Hanya tempat bermalam saja.
2. Hanya tempat berteduh dari hujan dan panas.
3. Fasilitasnya harus benar-benar lengkap.
C. Batasan yang perlu diperhatikan :

a. Untuk anak dan induk ayam tiap 1 m persegi cukup 30 anak ayam.
b. Untuk ayam yang memasuki usia telur tiap m2 cukup 16 ekor. Kurangi jumlah itu
menjadi 14 ekor pada saat ayam bertelur.
c. Untuk ayam yang bertelur tiap meter persegi 6 ekor
d. Sistem lantai litter
Lantai ini bertumpu pada tanah yang dipadatkan dan disemen lalu ditabur kulit padi
pada lantai setebal 6 cm.
e. Sistem lantai cage
Cara ini bertumpu langsung pada tanah, tetapi antara tanah dan lantai ada ruang untuk
menampung tinja dan setelah itu terdapat lantai bambu berlubang-lubang.

D. Pemeliharaan Anak Ayam

1)      Oleh 1 Induk
Setelah ayam menetas semua dan bulunya sudah kering maka induknya segera membawa
anak ayam yang baru menetas itu keluar dari pengeraman. Bila memakai sistem pemeliharaan
halaman berumur 4 – 7 hari, induknya dan anaknya dapat dilepas kehalaman.

2)      Oleh Induk Buatan


Cara ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan. Contoh, telur yang ditetaskan
oleh induk lain yang bukan mengeluarkan telurnya. Yang bertujuan memberi kehangatan
pada telur. Yang kemudian juga dapat memberi pengalaman pada induk ayam buatan

E.    Pemeliharaan Lepas Induk


Hal ini dilakukan induk ayam apabila anak ayam sudah mampu hidup sendiri. Meskipun anak
ayam sudah mampu hidup sendiri induk ayam tetap menjaga apabila anaknya diganggu.
Vaksinasi tetes pada masa lepas induknya dilakukan kurang lebih 1,5 bulan sebelum bertelur.
Sebagian vaksinasi yang pertama dilakukan semasa anak ayam. Kemudian dalam hal
pemisahan, dapat dilakukan semenjak awal masa lepas dan yang betina dilakukan 2 minggu
setelah bertelur.
F.     Perbaikan Sistem Pemeliharaan dan Produksi
Contoh cara tradisional hanya dihasilkan 30 – 40 butir telur. Sedangkan pemeliharaan yang
baik dapat dicapai 160 butir per bulan.
·         Cepat atau lambatnya bertelur terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :
1)      Kualitas dan kuantitas makanan.
2)      Cahaya matahari.
3)      Kesehatan ayam.
4)      Perawatan umum pada ayam

·         Tinggi atau rendahnya produksi telur dipengaruhi :


1)      Keturunan
2)      Makanan
3)      Pemeliharaan
4)      Penyakit

G.     Pemeliharaan Masa Bertelur


Anak ayam jantan sebaiknya diambil yang umurnya 1 – 2 bulan lebih tua dan ayam betina
supaya pada masa bertelur ayam betina dapat mengkonsentrasikan diri pada telur yang
dieraminya.

H.    Masa Pemanenan
Dalam pemanenan ayam akan dimasukkan pada satu bot, dan setiap bot diisi paling banyak 5
ekor, agar ayam tidak lemas. Dalam membawa ayam itu atau menstranfer ke daerah lainnya,
kecepatan rata-rata mobil harus diatas 85 km/jam, dalam hal ini juga diperlukan kemahiran
supir mengangkut ayam tersebut, agar ayam tidak cepat pusing.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari tulisan-tulisan yang di cantumkan dalam “Cara-Cara Beternak Ayam Kampung”,


maka bisa disimpulkan :

A. Proses Perawatan
Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap ayam-ayam,
kemudian setiap 1 x 5 hari kandang dibersihkan agar bulu ayam tetap bersih.
B. Pembuatan Kandang
Proses pembuatan kandang tidak harus terlalu besar, tetapi setidaknya kandang untuk
induk dibedakan pada usia anak ayam melebihi 15 hari.
C. Langkah – Langkah Yang Harus Diingat
Ayam tidak perlu dikasih mineral setiap saat karena akan melebihi lemak pada
daging-dagingnya, setidaknya mineral dicampur jika 200 ekor ayam cukup hanya 20
bks mineral. Jadi setiap jumlah ayam dibagi 10 dengan mineral.

3.2 Saran
Untuk kegiatan yang seterusnya disarankan agar, berhati-hati melihat atau membaca susunan
dari buku ini yang dianggap palsu.
DAFTAR PUSTAKA

Rasyat Muhammad. 1986. Beternak Ayam Kampung. Sindang Barang : Penebar Sajada.


F. Komar, Sopiandi. 1968. Mengenal dan Beternak Ayam. Yogyakarta-Jakarta : Dian
Publishing Company.
Soeseno, Ari. 1987. Beternak Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai