Anda di halaman 1dari 5

SPO PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………

TanggalTerbit Ditetapkan oleh


STANDAR Kepala Puskesmas Tuntung
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ninining Hermain, S.Tr. Keb
NIP.

1.Pengertian Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di
dalam tinja melebihi normal dengan peningkatan frekuensi defekasi
>3x/hari dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2.Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut

3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tuntung


4.Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 Tahun 2015
5.Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan pasien datang
karena buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah
atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual
dan muntah serta tenesmus setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan
volume yang besar (asal dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal
dari usus besar).
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare.
Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit
perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan
denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan
kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising
usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala.
b. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi
(hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat.
SPO PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………

TanggalTerbit Ditetapkan oleh


STANDAR Kepala Puskesmas Tuntung
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ninining Hermain, S.Tr. Keb
NIP.

Derajat dehidrasi sebagai berikut :

Derajat Dehidrasi

Gejala Minimal (< 3% Ringan sampai Berat (> 9%


dari berat badan) sedang (3-9% dari berat
dari berat badan) badan)
Baik, sadar Normal, lemas,
Status Apatis, letargi,
penuh atau gelisah,
mental tidak sadar
iritabel
Minum normal, Sangat haus, Tidak dapat
Rasa haus mungkin sangat ingin minum
menolak minum minum
Normal Normal sampai Takikardi, pada
Denyut
meningkat kasus berat
jantung
bradikardi
Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau
denyut nadi menurun tidak teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan
Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian Memanjang,
Normal Memanjang
kapiler minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Normal sampai Menurun Minimal
Output urin
menurun
SPO PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………

TanggalTerbit Ditetapkan oleh


STANDAR Kepala Puskesmas Tuntung
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ninining Hermain, S.Tr. Keb
NIP.

3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang


a. Darah rutin (lekosit) untuk memastikan adanya infeksi.
b. Feses lengkap (termasuk analisa mikrobiologi) untuk menentukan
penyebab.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
5. Petugas memberikan terapi
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat
untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
3. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak
mengandung gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare
untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.
c. Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien
yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea,
dan imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan
antibiotik atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.
Obat antidiare, antara lain:
1. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.
2. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
SPO PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………

TanggalTerbit Ditetapkan oleh


STANDAR Kepala Puskesmas Tuntung
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ninining Hermain, S.Tr. Keb
NIP.

disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare


semakin berat walaupun diberikan terapi.
3. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunocompromised,
seperti HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth
encephalopathy.
4. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite
3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
5. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari
Antimikroba, antara lain:
1. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari, atau
2. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
3. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
4. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan
etiologi. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare
akut.
Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien
ditangani dengan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang
hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g
Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan
secara oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan
SPO PENANGANAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………

TanggalTerbit Ditetapkan oleh


STANDAR Kepala Puskesmas Tuntung
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ninining Hermain, S.Tr. Keb
NIP.

ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena.


2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan
adalah: BJ plasma dengan rumus:
Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml
0,001
Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter
15
3. Menentukan jadwal pemberian cairan:
a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan
cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan
langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat
mungkin.
b. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi
inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor daldiyono
kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. Jam berikutnya
pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan
melalui tinjadan insensible water loss.
6.Unit Terkait Pengelolah Program Promosi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai