M.Ridho - Islami - Latihan Perkon
M.Ridho - Islami - Latihan Perkon
Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Nilai pada Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu:
Dr. Pratami Wulan Tresna, S.Sos., M.Si
Dr. Arianis Chan, S.IP., M.Si.
Cecep Safa'atul Barkah, S.Sos, MBA.
Disusun Oleh :
1. Carilah 3 buah iklan cetak yang menggunakan faktor faktor stimulus emosi untuk
memperoleh perhatian. Untuk setiap contoh, nilailah keefektifan factor - faktor
stimulus yang dipergunakan.
Jawab :
Gambar 1.
Ekspektasi Konsumen
Iklan cetak yang dilakukan oleh sprite adalah melibatkan stimulus emosi yang dapat
dirasakan oleh indera penglihatan dan pendengaran. Jadi ketika orang – orang sedang
haus maka akan ingat dengan iklan sprite dimana ketika orang yang menjadi model
iklannya sedang habis berolahraga ataupun sedang kondisi panas, maka ia akan langsung
mengambil sprite dan meminumnya, sehingga seketika hilang sudah rasa hausnya dan
kembali lagi menjadi segar.
Gambar 2.
Motivasi Konsumen
Ketika konsumen melihat baliho iklan XL, pastinya langsung tertuju akan angka 0,1
rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa iklan tersebut menyasar konsumen yang
menginginkan provider yang memiliki tarif telepon murah sebagai motivasi ataupun
dasar dari konsumen tersebut dalam memilih provider. Keinginan yang semakin urgen
dan penting akan mendorong konsumen untuk menangkap iklan tersebut dengan lebih
cepat.
Gambar 3.
Iklan dari teh botol Sosro merupakan iklan yang menggunakan stimulus sound dimana
hal tersebut ada pada tagline mereka “apapun makanannya... enaknya minum teh botol
Sosro”. Hal ini menjadi stimulus bagi orang – orang dimana hal ini cukup efektif dengan
terbukti bahwa pada hampir seluruh baik rumah makan, cafe, ataupun restoran yang
memiliki berbagai macam menu sajian makanan, pasti ada teh botol Sosro yang menjadi
pelengkap teman makan.
2. Menurut anda mengapa lebih sulit menilai kualitas jasa dibandingkan kualitas
produk? Jelaskan
Jawab :
Lebih sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi kualitas layanan daripada kualitas
produk. Hal ini benar karena karakteristik khas tertentu daripada produk jasa adalah :
tidak berwujud, berubah-ubah, mudah rusak, dan diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan. Sehingganya konsumen tidak dapat membandingkan kualitas antar
layanan jasa satu dengan pesaing lainnya secara berdampingan seperti yang mereka
lakukan dengan produk pesaing,
Karena pada produk, kualitas suatu produk dapat dinilai dari Indikator Integral
yang didalamnya terdapat Isyarat intrinsic (intrinsic cues) yaitu karakteristik fisik dari
produk itu sendiri, seperti ukuran, warna, rasa, atau aroma. Maupun Indikator Eksternal
yang didalamnya terdapat isyarat ekstrinsik yaitu karakteristik yang tidak melekat secara
fisik pada produk, seperti kemasan, harga, dan promosi.
Dalam menilai kualitas produk, konsumen biasanya menggunakan karakteristik
fisik (misalnya, rasa es krim atau kue) untuk menilai kualitas produk. Konsumen suka
percaya bahwa mereka mendasarkan evaluasi kualitas produk pada isyarat intrinsik,
karena itu memungkinkan mereka untuk membenarkan keputusan produk mereka (baik
positif atau negatif) sebagai pilihan "rasional" atau "objektif". Misalnya, paket daging
irisan Hillshire Farm didesain ulang setelah penelitian menunjukkan bahwa konsumen
ingin melihat daging dan sangat peduli dengan tampilannya. Sehingga dibuatlah paket
daging baru yang memiliki jendela transparan yang menunjukkan produk daging tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan presepsi konsumen yang menganggap daging yang dikemas
dengan rapi dalam wadah transparan, memiliki kualitas yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, pada layanan jasa, konsumen biasanya lebih mengandalkan
isyarat pengganti (yaitu, isyarat ekstrinsik) untuk mengevaluasi kualitas layanan. Dalam
menilai pelayanan dokter, misalnya, mereka memperhatikan kualitas perabot kantor dan
ruang periksa, jumlah (dan sumber) bingkai derajat di dinding, keramahan resepsionis,
dan profesionalisme perawat; semua berkontribusi pada evaluasi konsumen secara
keseluruhan terhadap kualitas layanan dokter.
Kualitas layanan jasa juga yang sebenarnya dapat bervariasi dari hari ke hari, dari
karyawan layanan ke karyawan layanan, dan dari pelanggan ke pelanggan (misalnya,
dalam makanan, dalam layanan pelayan, dalam potong rambut, pemasar Walapun
pemasar sebenarnya mencoba untuk menstandarisasi layanan untuk memberikan
konsistensi kualitas. Tidak seperti produk, yang pertama kali diproduksi, kemudian
dijual, dan kemudian dikonsumsi, sebagian besar jasa pertama kali dijual dan kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Sedangkan produk yang cacat
kemungkinan besar akan terdeteksi oleh pengawas kontrol kualitas pabrik sebelum
sampai ke konsumen, layanan yang lebih rendah dikonsumsi saat sedang diproduksi;
dengan demikian, ada sedikit kesempatan untuk memperbaikinya. Misalnya, potongan
rambut yang rusak sulit untuk diperbaiki, seperti halnya kesan negatif yang ditimbulkan
oleh pelayan yang tiba-tiba atau ceroboh. Selama jam sibuk, kualitas layanan interaktif
sering menurun, karena pelanggan dan penyedia layanan terburu-buru dan stres. Tanpa
upaya khusus dari penyedia layanan untuk memastikan konsistensi layanan selama jam
sibuk, citra layanan kemungkinan akan menurun.
3. Berikan contoh praktek ambang diferensial dan ambang absolut pada praktek
marketing.
Jawab :
Ambang Absolut/Mutlak
Tingkat terendah di mana seorang individu mengalami sensasi. Titik di mana seseorang
dapat mendeteksi perbedaan antara "sesuatu" dan "tidak ada apa - apa" adalah ambang
mutlak orang itu untuk stimulus itu.
Contoh :
Terdapat orang yang berkendara. Ketika di waktu awal mulai berkendara, mungkin
pertama kali ketika melihat papan reklame akan teringat gambar dan isi dari papan
reklame yang pertama kali dilihat. Namun lama kelamaan, ambang batas absolut
meningkat (yaitu, indra cenderung menjadi semakin tumpul). Setelah satu jam berkendara
melewati papan reklame, diragukan bahwa satu papan reklame akan meninggalkan kesan.
Sehingga ketika melihat papan reklame lain, tidak akan terlalu membekas seperti ketika
melihat papan reklame yang ppertama, hal ini dikarenakan pengemudi tersebut
mengalami adaptasi sensorik—membiasakan diri dengan sensasi tertentu; yaitu, menjadi
terakomodasi pada tingkat rangsangan tertentu dan menjadi kurang mampu
memperhatikan rangsangan tertentu.
Ambang Diferensial
Perbedaan minimal yang dapat dideteksi antara dua rangsangan yang sama disebut
ambang diferensial, atau hanya perbedaan mencolok (JND).
Contoh :
Semakin kuat stimulus awal, semakin besar intensitas tambahan yang dibutuhkan agar
stimulus kedua dianggap berbeda. Misalnya, jika perusahaan mencoba menaikkan harga
sekarung beras 10 Kg dari Rp. 130.000 menjadi Rp.150.000, sebagian besar konsumen
akan memperhatikan. Oleh karena itu, alih-alih menaikkan harga, perusahaan lebih
membiarkan harga tidak berubah, tetapi menurunkan kuantitas menjadi 8 Kg per karung.
Karena perubahan ini relatif kecil—yaitu di bawah JND—sebagian besar konsumen tidak
akan menyadarinya, kecuali mereka melihat kemasannya dengan cermat.
4. Pilihlah sebuah restaurant atau cafe dimana anda baru baru ini
makan/berkunjung. Sebutkan nama cafenya dan apabila tersedia gambar/fotonya
bisa anda sertakan. Analisis suasana dan lingkungan fisik perusahaan jasa ini. Citra
apa yang ingin disampaikan lingkungan tersebut? Menurut anda haruskah pihak
manajemen atau pemilikinya mengubah sesuatu untuk menjadikan lingkungan itu
lebih menarik bagi para pelanggan. Jelaskan alasan anda.
Jawab :