NHS Annisa
NHS Annisa
Oleh:
dr. Annisa Sarining Puspa
Pendamping:
rrrrr. Trieko Stefanus Larope
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal
dan/atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan
fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara
lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak
jelas (pelo),mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-
lain.
Didefinisikan sebagai stroke jika pernah didiagnosis menderita penyakit
stroke oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau belum pernah
didiagnosis menderita penyakit stroke oleh nakes tetapi pernah
mengalamisecara mendadak keluhan kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau
kelumpuhan pada satu sisi tubuh yang disertai kesemutan atau baal satu sisi
tubuh atau mulut menjadi mencong tanpakelumpuhan otot mata atau bicara
pelo atau sulit bicara/komunikasi dan atau tidak mengerti pembicaraan.1
1
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 79 tahun
Pendidikan : SMA
I. Anamnesis
Keluhan Utama : Lemah tubuh sebelah kiri
Pasien rujukan dari puskesmas gimpu dgn keluhan kram dan lemah separuh badan
di tangan kiri dan kaki kiri dan wajah sebelah kiri sejak tadi malam. Awalnya sakit
kepala dan pusing lalu lemah separuh badan di rasa. Nyeri ulu hati (+) Bicara pelo (-)
Muntah (-). Demam (-). Batuk (-).
Riwayat HT (+) riw. Minum obat penurun tekanan darah tidak teratur
Riwayat DM tdk diketahui
Riw. Penyakit jantung tiap bulan sering kontrol jantung dan mengkonsumsi obat
jantung pasien : ISDN 5mg, miniaspi 80mg, dan concor 2,5mg.
Status Generalis
2
Status Internus
3
- Palpasi : hepar dan lien tidak teraba membesar,
nyeri tekan epigastrium(+), defans muskular (-)
- Perkusi : pekak hepar (+), timpani pada seluruh kuadran.
Shifting dullness (-)
Anus dan genitalia : tidak diperiksa
Ekstremitas dan tulang belakang: akral hangat, CRT < 2” . Tulang
belakang dalam batas normal
Kulit : hangat, kering.
KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Status Neurologis
Fungsi Luhur
Kesadaran : compos mentis
Orientasi : orientasi tempat, waktu, dan situasi baik
Kognitif : tidak ada gangguan kognitif
Gerakan abnormal : tidak ditemukan gerakan abnormal
Saraf Kranialis
4
Gerak mata ke superior Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Sensorik
Cabang Oftalmikus Sama kuat Sama kuat
Cabang Maxillaris Sama kuat Sama kuat
Cabang Mandibularis Sama kuat Sama kuat
Motorik
Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Membuka mulut
Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Menggerakkan rahang
Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Menggigit
5
Kerutan kulit dahi Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Uvula Di tengah
Disfagia Negatif
Disfonia Negatif
Bersuara Normal
Menelan Normal
6
Menoleh kanan-kiri Dapat dilakukan Dapat dilakukan
Fasikulasi Negatif
Pemeriksaaan Motorik
Trofi otot : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
Tonus otot : Normotonus Hipotonus
Normotonus Hipotonus
Kekuatan : 5555 0000
5555 0000
Resume
Telah diperiksa seorang wanita berusia 79 tahun dengan keluhan utama lemah
tubuh sebelah kiri. Pasien rujukan dari puskesmas gimpu dgn keluhan kram dan lemah
separuh badan di tangan kiri dan kaki kiri dan wajah sebelah kiri sejak tadi malam.
Awalnya sakit kepala dan pusing lalu lemah separuh badan di rasa. Nyeri ulu hati (+)
Bicara pelo (-) Muntah (-). Demam (-). Batuk (-). Riwayat HT (+) riw. Minum obat
penurun tekanan darah tidak teraturRiwayat DM tdk diketahui
Riw. Penyakit jantung tiap bulan sering kontrol jantung dan mengkonsumsi obat jantung
pasien : ISDN 5mg, miniaspi 80mg, dan concor 2,5mg.
7
III. Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosa Klinis : Hemiparesis Sinistra
Diagnosa Topis : Hemisfer Cerebri Kanan
a. Terapi Farmakologi
IVFD NaCl 0,9% loading 300 cc lanjut 14 tpm
Inj. Piracetam 2x3 gr/IV
Inj. Citicolin 2x500 mg/IV
Inj Megabal 1x1 ampl/IV
Inj. Omeprazole 3x1 amp
Amlodipine 1x10 mg PO
IV. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
8
Pembahasan
Pasien wanita berusia 79 tahun, Pasien rujukan dari puskesmas gimpu dgn keluhan
kram dan lemah separuh badan di tangan kiri dan kaki kiri dan wajah sebelah kiri sejak
tadi malam. Awalnya sakit kepala dan pusing lalu lemah separuh badan di rasa. Nyeri ulu
hati (+) Bicara pelo (-) Riw. Penyakit jantung tiap bulan sering kontrol jantung dan
mengkonsumsi obat jantung pasien : ISDN 5mg, miniaspi 80mg, dan concor 2,5mg.
Stroke menurut WHO adalah tanda-tanda klinis gangguan otak fokal atau
global yang berkembang dengan cepat dimana gejalanya berlangsung 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian tanpa penyebab jelas selain dari vaskular.1
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat adanya oklusi pembuluh darah
serebral dan menyebabkan infark serebral.2
Etiologi dari stroke iskemik adalah kejadian trombotik atau embolik yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke otak.5 Pada kejadian trombotik, aliran
darah ke otak mengalami obstruksi pada pembuluh darah yang diakibatkan
disfungsi dari pembuluh itu sendiri, dan penyebab sekunder lainnya adalah
aterosklerotik, diseksi arteri, displasia fibromuskuler, atau inflamasi.3,4
Pada kejadian emboli, debris dari bagian tubuh lainnya memblokade aliran
darah pada pembuluh darah sehingga menyebabkan gangguan aliran darah ke
otak.
Stroke iskemik diklasifikasikan berdasarkan penyebab yang mendasari
terjadinya oklusi vaskular, yaitu:1,2,6
1. Infark serebral trombotik
Terjadi akibat dari obstruksi aterosklerosis di arteri besar di servikal
dan arteri serebral dengan iskemi di seluruh atau sebagian wilayah arteri
yang tersumbat. Hal ini dapat terjadi karena oklusi di lokasi utama
aterosklerotik atau dari emboli dari distal arteri serebral.
2. Infark serebral emboli
Terjadi akibat emboli dari bekuan di arteri lain yang menyumbat arteri
serebral. Contohnya, lesi di jantung, baik di katup atau rongga jantung
(defek pada septum atrium dan ventrikel) atau akibat gangguan irama
9
jantung (fibrilasi atrial) dengan darah yang stasis, sehingga
memungkinkan terbentuknya bekuan darah seperti pada fibrilasi atrial.
3. Infark serebral lakunar
Adalah infark yang kecil di wilayah arteri penetrasi kecil, dapat
diakibatkan dari kelainan lokal dari pembuluh darah tersebut, biasanya
berhubungan dengan hipertensi kronis. Stroke jenis ini biasanya
terjadinya pada ganglia basalis, kapsula interna, talamus, dan pons.
Faktor resiko untuk stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang dapat
dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.4
Tidak dapat dimodifikasi
Penambahan usia, jenis kelamin laki-laki, berat badan lahir rendah, etnis
Afrika-Amerika, dan riwayat keluarga dengan stroke
Dapat dimodifikas - Vaskular (darah tinggi, stenosis karotis, penyakit arteri
perifer), Jantung (fibrilasi atrial dengan atau tanpa kelainan katup, penyakit
jantung kongesti, penyakit arteri koroner), Endokrin (diabetes mellitus, terapi
hormon pasca menopause, penggunaan kontraseptif oral), Metabolik
(dislipidemia, obesitas), Hematologi (anemia sel sabit), Gaya hidup (inaktivitas
fisik)
Pada dasarnya infark serebral terjadi karena dua proses patofisiologi, yaitu
kehilangan aliran oksigen dan glukosa secara sekunder sehingga menyebabkan
oklusi vaskular, dan penyebab lainnya yang menyebabkan terjadinya perubahan
metabolisme seluler yang mengganggu proses produksi energi sehingga terjadi
disintegrasi dari struktur sel dan membrannya dan disebut dengan nekrosis.2
Pusat terjadinya stroke iskemik adalah zona infark. Jaringan yang nekrosis
membengkak dengan cepat, terutama karena kadar air intraseluler yang berlebihan
(edema sitotoksik). Anoksia juga menyebabkan nekrosis dan pembengkakan
jaringan serebral. Efek dari iskemia baik fungsional dan revesibel atau struktural
dan ireversibel bergantun pada derajat dan durasi.2
Dalam 12 jam pertama, tidak ada perubahan makroskopik yang signifikan.
Terdapat edema sitotoksik yang berhubungan dengan kegagalan produksi energi
10
dengan pembengkakan sel neuron. Kondisi infark awal seperti ini dapat dilihat
melalui MRI difus yang menunjukkan adanya restriksi difusi sebagai akibat dari
pembengkakan sel neuron. Enam hingga dua belas jam setelah stroke, akan
terbentuk edema vasogenik. Fase ini dapat dilihat melakui MRI flair. Edema
sitotoksik dan vasogenik menyebabkan pembengkakan pada daerah yang terkena
infark dan peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini menyebabkan infasi dari sel
fagosit yang berusaha untuk membersihkan sel-sel mati. Pengeluaran sel fagosit
yang berlebihan menyebabkan pelunakan dan likuinefaksi dari jaringan otak yang
bersangkutan, dengan puncak likuifaksi adalah 6 bulan setelah stroke. Beberapa
bulan setelah stroke, astrosit membentuk jaringan padat serat glial yang dicampur
dengan kapiler dan jaringan ikat.6
Sindrom stroke secara klinis akan menunjukan defisit neurologis yang terjadi
secara mendadak. Gejala yang muncul tergantung pada regio otak yang terkena
yang menentukan di arteri yang terlibat. Walaupun ada beberapa tanda dan gejala
yang cukup khas untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik, tapi tidak ada
yang cukup diskriminatif untuk menegakkan diagnosis jenis stroke.Maka dari itu,
pencitraan otak dan neurovaskular pada fase akut diperlukan untuk semua jenis
stroke.7
Tanda yang umum muncul pada stroke di hemisfer kiri adalah afasia,
hemiparesis kanan, hemianopia kanan sedangkan stroke di hemisfer kanan adalah
gangguan hemispasial kiri, hemiparesis kiri, dan hemianopia kiri. Gangguan pada
sirkulasi posterior adalah diplopia, gangguan pada nervus 9,10,11,12 (bulbar
palsy), disfagia, dismetria unilateral, dan inkoordinasi, dan dapat juga terjadi
penurunan kesadaran.7 Selain itu ada pula tanda dan gejala lain, yaitu defisit
sensorik dan kelemahan pada wajah atau facial droop.6
Tujuan utama terapi pada stroke iskemik adalah untuk ameliorasi dari defisit yang
sudah ada dan pencegahan untuk stroke yang akan datang. Pencegahan terjadinya
insiden stroke sudah menjadi tujuan utama dengan cara mengontrol faktor resiko
yang dapat dimodifikasi sebagai prevensi primer. Tatalaksana stroke dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:2
11
1. Manajemen fase akut untuk mengembalikan sirkulasi dan
menghentikan proses patologis yang terjadi
2. Terapi fisik dan rehabilitasi
3. Pencegahan stroke di kemudian hari dan perbaikan progress kelainan
vaskular
Pada manajemen fase akut walaupun tanda dan gejala sudah tetap, beberapa
bagian jaringan mungkin masih dapat mengalami kerusakan yang ireversibel dan
dapat diselamatkan jika perfusi dikembalikan (zona penumbra). Jika pasien
mendapat terapi 4,5 jam setelah onset pertama kali gejala muncul, dan waktu ini
dapat dipastikan, maka terapi trombolitik dengan tissue plasminogen activator
(tPA) dapat diberikan. Tissue plasminogen activator (tPA) mengubah plasminogen
menjadi plasmin.2
Kesimpulan
12
Faktor resiko terjadinya stroke dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang dapat
dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
Stroke iskemik sendiri terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan
penyebabnya. Untuk menegakkan diagnosis stroke iskemik, perlu dilakukan
pemerikaan CT-Scan Kepala tanpa kontras.
Tatalaksana dari stroke iskemik disesuaikan dengan kondisi pasien dan
temuan pemeriksaan penunjangnya. Semakin awal penegakkan diagnosis maka
akan semakin cepat pula penanganannya dan maka akan semakin baik pula
prognosisnya karena time is brain.
Daftar Pustaka
13
[Internet]. WHO. 2020 [cited 16 March 2020]. Available from:
https://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_cerebrovasculardiseasestroke.pdf
2. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Cerebrovascular Diseases. Adams and Victor's
Principles of Neurology. 10th ed., United States: McGraw-Hill; 2014.
3. Setyopranoto I, Bayuangga HF, Panggabean AS, Alifaningdyah S, Lazuardi L, Dewi
FST, et al. Prevalence of Stroke and Associated Risk Factors in Sleman District of
Yogyakarta Special Region, Indonesia. Stroke Research and Treatment 2019;2019:1–8.
doi:10.1155/2019/2642458.
4. Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Stroke. Clinical Neurology. 9th ed., United
States: McGraw-Hill; 2015.
5. Hui C, Tadi P, Patti L. Ischemic Stroke. [Updated 2020 Feb 10]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499997/
6. Tadi P, Lui F. Acute Stroke (Cerebrovascular Accident) [Updated 2020 Feb 21]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535369/
7. Musuka TD, Wilton SB, Traboulsi M, Hill MD. Diagnosis and management of acute
ischemic stroke: speed is critical. CMAJ. 2015;187(12):887–893.
doi:10.1503/cmaj.140355
8. Kurniawan M, Suharjanti I, Pinzon RT, editors. Stroke Iskemik. In: . Panduan Praktis
Klinis Neurologi, Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2016, p. 150–3.
9. Warner JJ, Harrington RA, Sacco RL, Elkind MS. Guidelines for the Early
Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: 2019 Update to the 2018
Guidelines for the Early Management of Acute Ischemic Stroke. Stroke 2019;50:3331–2.
doi:10.1161/strokeaha.119.027708.
10. Stroke Information Page. National Institute of Neurological Disorders and Stroke.
https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Stroke-Information-Page (accessed
March 16, 2020).
11. Ebell MH. Predicting Prognoses in Patients with Acute Stroke. American Family
Physician 2008;77:1719–20.
14