Tabel
Tabel
Referensi
Judul Artikel Tujuan Jenis penelitian Tema Independen Dependen
Penelitian Peneitian
1 Tanaman bertujuan untuk eksperimental imuniologi Tanaman Sistem Artin,
Herbal Untuk mengetahui herbal imun 2021
Meningkatka jenis tanaman
n Sistem herbal yang
Imun Tubuh memiliki khasiat
sebagai
antioksidan
sehingga dapat
dimanfaatkan
untuk menjaga
dan
meningkatkan
sistem imun
tubuh.
2 Pola Hidup Tujuan model ceramah imuniologi Asupan Imun Nopiyanto
Sehat Dengan penelitian ini dan small group gizi tubuh , dkk,
Olahraga dan adalah untuk discussion mengahad 2020
Asupan Gizi memberikan api
Untuk pengertian, covid19
Meningkatka pemahaman, dan
n Imun cara melakukan
Tubuh pola hidup sehat
Menghadapi dengan olahraga
Covid-19 dan asupan gizi
untuk
meningkatkan
imun tubuh
menghadapi
covid19
3 Pemanfaatan Untuk Sosialisas imuniologi Tanaman Imun Meilina,
Tanaman meningkatkan/m obat tubuh dkk, 2020
Obat keluarga enjaga imun keluarga
(Toga) Untuk tubuh dengan
Meningkatka memanfaatkan
n Imun tanaman obat
Tubuh Di keluarga
Masa (TOGA) seperti
Pandemi kunyit, jahe, dan
COVID-19 lengkuas
4 Jahe untuk edukasi imuniolog Jahe Sistem Nurlila,
Peningkat memberikan imun di dkk, 2020
Sistem Imun edukasi dan era
Tubuh di Era mengajak covid19
Pandemi masyarakat
Covid- 19 di untuk patuh
Kelurahan terhadap
Kadia Kota protokol
Kendari kesehatan dan
menjaga sistem
imun tubuh
dengan
mengkonsumsi
jahe dan
beberapa produk
olahan jahe,
serta melakukan
penanaman jahe
di pekarangan
rumah sebagai
sarana
penyediaan jahe
untuk keluarga.
5 Analisis untuk membantu metode imuniologi Metode Penyakit Ramadhan
Perbandingan dalam Certainty Factor, (Certainty Inflamasi , 2018
Metode mendiagnosa Dempster Factor, Dermatitis
(Certainty jenis penyakit Shafer, dan Dempster Imun pada
Factor, Inflamasi Teorema Bayes Shafer dan Anak
Dempster Dermatitis Imun Teorema
Shafer dan pada anak Bayes
Teorema berdasarkan
Bayes ) untuk gejala-gejala
Mendiagnosa klinis yang
Penyakit terjadi pada
Inflamasi pasien anak,
Dermatitis sehingga dapat
Imun pada digunakan
Anak dalam
pengambilan
kesimpulan
diagnosa awal
sebelum
melakukan
pemeriksaan
intensif
laboratorium.
6 Sistem Pakar untuk dapat Teorema Bayes imuniologi Teorema Pendiagno Ramadhan
Pendiagnosaa membantu bayes saan , 2018
n Dermatitis dalam dematitis
Imun pendiagnosaan imun
Menggunakan berdasarkan
Teorema gejala-gejala
bayes klinis yang ada
pada pasien
anak, sehingga
dapat diketahui
secara cepat dan
akurat penyakit
Dermatitis Imun
yang dialami
oleh pasien anak
tersebut dengan
menerapakan
metode Teorema
Bayes
7 Status Zinc bertujuan electronic imuniologi Suplement Sistem Maulia,
Dan Peran menganalisis database, seperti Zinc imun dkk, 2019
Suplementasi status zinc pada Medline, NCBI pasien
Zinc penderita (National Center HIV/AIDS
Terhadap HIV/AIDS for
Sistem Imun dewasa serta Biotechnology
Pada Pasien bagaimana Information)
HIV/AIDS dampak
pemberian
suplementasi
zinc tunggal
maupun dalam
bentuk
multivitamin
dan mineral
terhadap status
imunitas seperti
kadar CD4+,
viral load, dan
kondisi infeksi
oportunistik.
8 Manfaat Untuk pengumpulan imuniologi Tanaman Sistem Priyani,
Tanaman mengetahui artikel ilmiah sambilito imun 2020
Sambiloto manfaat penelitian
(Andrographi tanaman sebelumnya
s paniculata sambiliyo
Ness) sebagai
Terhadap pertahanan
Sistem imun sistem imun
Tubuh
9 Infeksi Untuk studi literatur imuniologi Pengobatan Sistem Kusnul,
Covid-19 dan mengetahui herbal imun 2020
Sistem Imun : peran covid19
Peran pengobatan
Pengobatan herbal berbasis
Herbal produk alam
Berbasis berkhasiat
Produk Alam
Berkhasiat
10 Pengaruh untuk menguji Pengamatan imuniologi Lactobacill Sistem Jannah,
Pemberian pengaruh Total Hemocyte us sp Dosis imun dkk, 2018
Lactobacillus pemberian Count (THC) Yang Udang
sp. Dengan bakteri probiotik Berbeda Vaname
Dosis Yang Lactobacillus sp.
Berbeda terhadaprespon
Terhadap imun udang
Sistem imun vaname yang
Udang diinfeksikan
Vaname dengan V.
(Litopenaeus
vannamei)
Yang
diinfeksi
Bakteri
Vibrio
parahaemolyti
cus
11 Mekanisme untuk dapat Studi literatur imuniologi Candida Respon Tania,
Escape dan memahami lebih albicans imun 2020
Respon Imun lanjut dan
innate memperbarui
terhadap informasi
Candida mengenai proses
albicans biologikal
patogenitas
fungi dan
mekanisme
Candida
albicans dalam
menghindari
(escape) respon
imun, peran
masing-masing
molekul dan sel
imunitas innate,
serta aspek
klinis dari
infeksi Candida
albicans.
12 Edukasi untuk Adapun Metode imuniologi Suplemen Daya Husin,
Suplemen mengajarkan pelaksanaan herbal tahan dkk, 2021
Herbal Untuk cara pembuatan Pengabdian tubuh
Menjaga suplemen herbal adalah: (1)
Imun dan kepada para Sosialisasi
Daya Tahan pedagang. tentang covid 19
Tubuh Bagi dan
Pedagang di pencegahannya
Kota dengan
Meulaboh menguatkan
imun (2)
Sosialisasi
pentingnya
meminum
suplemen herbal
kepada
pedagang (3)
Proses
Pembuatan
suplemen herbal.
13 Hubungan Tujuan analitik Imuniologi Terapi Pemulihan Yusra,
Karakteristik penelitian ini observasional antiretnovir respon dkk, 2018
Klinis dengan adalah dengan desain al imun
Pemulihan menyelidiki cross sectional
Respons hubungan
Imun karakteristik
Penderita klinis dengan
HIV-1 yang pemulihan
Mendapat respons imun
Terapi penderita HIV-1
Antiretroviral yang mendapat
di RSUP Dr. terapi
M. Djamil antiretroviral di
Padang RSUP Dr. M.
Djamil.
14 Pengaruh Tujuan metode imuniologi Daun Kelor Imun Hervidea,
Penambahan penelitian ini eksperimen Pada Booster di dkk, 2022
Daun Kelor adalah Aktivitas masa
Pada menganalisis Antioksida pandemi
Aktivitas pengaruh n
Antioksidan, penambahan
Total Fenolik daun kelor pada
dan aktivitas
Organoleptik antioksidan,
Pada total fenolik dan
Pemgembang hasil uji
an Produk organoleptik
Gracilaria Sp. pada
Sebagai pengembangan
Alternatif produk
Imun Booster Gracilaria
di Masa
Pandemi
COVID-19
15 Pelatihan Untuk sosialisasi imuniologi Serbuk Meningkat Feblidiyan
Pembuatan Meningkatkan kunyit kan imun ti, dkk,
Minuman Imun Dan dan 2021
Serbuk Membangun memebang
Kunyit Instan Ekonomi un
Untuk Mandiri Pada ekonomi
Meningkatka Koperasi Selaras
n Imun dan Hati Utama
Membangun
Ekonomi
Mandiri Pada
Koperasi
Selaras Hati
Utama
ABSTRAK
Covid-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemik, penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat,
memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan. Hingga saat ini kasus penderita virus covid-19 terus mengalami peningkatan,
kasus di Sulawesi Tengara mencapai 3.568 kasus terkonfirmasi positif, kasus sembuh mencapai 2.348 orang dan kasus meninggal 66
orang. Kasus ini di duga akan terus mengalami peningkatan jika kesadaran masyarakat dalam pematuhan protokol kesehatan tidak
dilaksanakan. Di samping itu perlu upaya peningkatan sistem imun tubuh mengingat virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia pada
saat imun mengalami penurunan. Sistem imun tubuh penting untuk di jaga dalam era covid-19 seperti saat ini, salah satu sumber daya
alam yang cukup melimpah di Sulawesi Tenggara dengan harga yang murah dan memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi
adalah rimpang jahe.Rimpang jahe ini banyak di jumpai di pasar tradisional dan petani di samping itu di dalam rimpang jahe banyak
sekali kandungan senyawa aktif yang menyehatkan bagi tubuh, di tengah keterbatasan suplai produksi vitamin C dan sulit terjangkaunya
bagi masyarakat menengah ke bawah rimpang jahe ini sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan sistem imun. Kegiatan
pengabdian masyarakat ini yang dilaksanakan di kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, kota Kendari. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
memberikan edukasi dan mengajak masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan dan menjaga sistem imun tubuh dengan
mengkonsumsi jahe dan beberapa produk olahan jahe, serta melakukan penanaman jahe di pekarangan rumah sebagai sarana
penyediaan jahe untuk keluarga.Pengabadian ini penting dilakukan mengingat sejak Juni hingga Oktober terjadi peningkatan jumlah
kasus positif Covid-19 khususnya di daerah ini. Melalui kegiatan ini diharapkan ibu rumah tangga di kelurahan Kadia Kecamatan Kadia
sebagai kelompok mitra dapat memahami pentingnya menjaga sistem imun tubuh khususnya di era pandemik covid-19 dengan
mengkonsumsi olahan rimpang jahe yang terjangkau dan mudah. Selain itu, diharapkan kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan
pekarangan rumah bukan sebagai aspek keindahan tetapi aspek kesehatan dengan menanam tanaman obat di pekarangan rumah.
Kata Kunci :Jahe, Sistem imun, Pandemik, Covid-19, Kota Kendari
Penulis korespondensi
Ratna Umi Nurlila
STIKES Mandala Waluya Kendari
E-mail :ratna_stikesmw@yahoo.com
No. Hp 0852 4169 8208
54
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
55
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
disampaikan bahwa ekstrak jahe dapat sangat rentan terhadap paparan virus
memperbanyak sel pembuluh alami covid 19 ini. Padatnya pemukiman
natural killer dan menghancurkan menjadi alasan utama mudahnya
dinding sel virus yang telah menginfeksi penularan virus ini, begitu pula aktivitas
inangnya, dalam tubuh manusia. kepala rumah tanga di luar rumah dalam
Dengan semakin meningkatnya mencari nafkah. Jika di lihat dari
jumlah penderita terkonfirmasi positif kebiasaan mengkonsumsi suplemen
covid-19 di wilayah Sulawesi tengara vitamin C yang susah terjangkau, selain
khusunya di kota kendari, dan karena perekonomian atau daya beli juga
menurunya kesadaran masyarakat dalam kebutuhan yang sangat byak untuk di
mematuhi protokol kesehatan, seperti penuhi setiap angota keluarga, sehinga
mengunakan masker, menghindari dengan memaksimalkan pemanfaatan
kerumunan atau atur jarak, membiasakan pekarangan rumah dengan penaman jahe
cuci tangan, maka sangat perlu untuk di atau setidaknya pemenuhan jahe dalam
ketahui, di pahami dan di lakukan upaya kebutuhan sehari hari seperti bumbu
dalam peningkatan sistem imun yang juga masak, atau minuman jahe atau bahkan
mulai menurun, selama ini sitem imun saraba menjadi alternatif dalam
terjaga melalui konsumsi makanan dan meningkatkan sistem imun tubuh,
istirahat saja, akan tetapi asupan yang Lentera (2020) mengingat jahe sering di
meningkatkan antibodi tubuh diharapkan gunakan sebagai bumbu dapur, dan
untuk di konsumsi sencara kontinu dan memiliki komponen senyawa kimia yang
menyeluruh, karena karakter dari virus kompleks dan berpotensi besar sebagai
covid-19 adalah menyerang sistem imun peningkat antibodi Apalagi daerah
tubuh manusia, Athen dkk (2020) jika sulawesi tegara masih banyak
sistem imun baik dengan kepatuhan memproduksi jahe dengan harga di
protokol kesehatan yang baik pula maka pasaran yang mudah di jangkau lapisan
mata rantai penularan covid-19 dapat di masyarakat di wilayah ini, dan jika
putuskan, lebih-lebih lagi kelurahan kadia paradigma masyarakat dalam pemenuhan
kesamatan kadia terletak di tengah kota imunitas tercukupi maka diharapkan
Kendari yang juga mengalami memutusan mata rantai penularan virus
peningkatan kasus penderita covid-19 ini. covid-19 juga bisa terputus, dan akan
Alasan kegiatan pengabdian berimplikasi pada pemutusan mata rantai
masyarakat di laksanakan di kelurahan penularan di daerah wilayah Sulawesi
Kadia, Kecamata Kadia Kota Kendari, tengara bahkan tingkat nasional.
karena masyarakat daerah ini masuk
dalam wilayah perkotaan dengan METODE
pemukiman penduduk yang sangat padat Pelaksanaan kegiatan terdiri dari
juga aktivitas di luar rumah yang begitu edukasi kepada kelompok mitra yang
padat apalagi ketika di rumah mereka terdiri dari ibu rumah tangga yang berada
terdapat orang tua mereka yang juga di wilayah kelurahan kadia, kecamatan
56
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
kadia kota kendari, selanjutnya di dari rempah jahe yang selama ini
lanjutkan dengan pelatihan pembuatan digunakan dalam rempah masakan
olahan minuman dari jahe dan melakukan terkadang dalam meningkatkan
edukasi dan praktek penanaman jahe di sistem imun tubuh.
pekarangan rumah sebagai apotek hidup. b. Melakukan pelatihan pembuatan
Pelaksanaan kegiatan di laksakan selama sejumlah olahan minuman dari
3 hari dan di ikuti oleh 20 ibu rumah produk jahe, sebagai varian minuman
tangga yang tersebar di beberapa RT di yang bukan hanya enak akan tetapi
kelurahan kadia. memiliki manfaat dalam kesehatan
tubuh bahkan sebagai peningkat
HASIL DAN PEMBAHASAN sistem imun tubuh, kususnya di era
pandemic covid-19 seperti saat ini,
Hasil
varian minuman dalam pelatihan
Kegiatan pengabdian masyrakat ini di
antara lain minuman jahe hangat,
fokuskan mitra ibu rumah tangga yang
wedang uwuh, saraba, dan jamu
tingal di kelurahan kadia, dengan tahapan
dengan campuran rimpang kunyit,
kegiatan pengambian masyarakat
temulawak dan jahe, dari kegiatan ini
meliputi :
mitra mendapatkan skil dalam
a. Transfer ilmu pengetahuan melalui
membuat olahan jahe selain saraba
presentesi dan diskusi tentang
yang menjadi minuman khas
pentingnya menjaga sistem imun di
Sulawesi tengara dengan bahan dasar
masa pandemi seperti saat ini dengan
jahe, masyarakat dapat mengolah
menjaga sistem imun tubuh antara
jahe dengan banyak varian.
lain mengkonsumsi makanan yang
c. Melakukan pelatihan penanaman
penuh nutrisi, istirahat yang cukup
rimpang jahe pada polibag yang di
serta mengkonsumsi minuman jahe
simpan pada pekarangan rumah, agar
sebagai peningkat sistem imun tubuh
pekarangan rumah lebih di
dengan bahan yang tersedia
manfaatkan sebagai toga selain
melimpah di pasaran dan harga yang
taman bungga juga memudahkan
relatif murah, hasil dari kegiatan ini
masyarakat mitra dalam penyediaan
mitra dampingan menjadi lebih
obat, mengingat jahe dapat
mengetahui bahkan memahami
mengobati batuk dan masuk angin
betapa pentingnya menjaga sistem
imun tubuh, dan besarnya manfaat
d.
57
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
Gambar2. Pelatiahan pembuatan olahan jahe dan empon–empon berupa jamu tradisional sebagai peningkat
imun tubuh
58
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
59
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
dan rantai penularan dapat terputuskan setempat dan mitra dampingan yang
sehinga daerah ini terbas dari telah mengikuti kegiatan ini hingga
viruscorona. Olahan minuman dari bahan selesai dengan penuh antusius dan
baku jahe terdiri dari minuman jahe maksimal.
hangat dengan komposisi jahe yang di
DAFTAR PUSTAKA
bersihkan lalu di keprek dan di panaskan
pada air mendidih selama 15 menit, Aryanta, I. W. R. (2019). Manfaat Jahe
olahan jamu dengan komposisi temu UntukKesehatan. Widya
lawak, kunyit, kencur, asam jawa, dan Kesehatan, 1(2), 39-43.
jahe merah di parut lalu diperas Athena, A., Laelasari, E., & Puspita, T.
mengunakan air masak yang hangat (2020).Pelaksanaan Disinfeksi
untuk mengeluarkan pati rimpang. Dalam Pencegahan Penularan
Semua olahan tersebut di olah secara Covid-19 Dan Potensi Risiko
tradisional dan di harapkan masyarakat Terhadap Kesehatan Di
mudah dalam pengunaanya dalam Indonesia. Jurnal Ekologi
keseharian. Kesehatan, 19(1), 1-20.
Chen, H., Guo, J., Wang, C., Luo, F., Yu, X.,
KESIMPULAN Zhang, W., ...& Liao, J. (2020).
Melalui kegiatan ini ibu rumah tangga di Clinical characteristics and
kelurahan kadia kecamatan kadia sebagai intrauterine vertical transmission
mitra dampingan mengetahui pentingnya potential of COVID-19 infection in
menjaga sistem imun tubuh kususnya di nine pregnant women: a
era pandemic covid-19 saat ini dengan retrospective review of medical
mengkonsumsi olahan rimpang jahe yang records. The Lancet, 395(10226),
terjangkau dan mudah di dapat dengan 809-815.
bahan berlimpah, serta lebih Lentera, T. (2002). Khasiat dan manfaat
memanfaatkan pekarangan rumah bukan jahe merah si rimpang
sebagai aspek keindahan tetapi aspek ajaib.AgroMedia.
kesehatan dengan membuat toga pada Nasution, D. A. D., Erlina, E., & Muda, I.
pekarangan rumah melalui penanaman (2020). Dampak Pandemi COVID-
jahe pada polibag-polibag. 19 terhadap Perekonomian
Indonesia. Jurnal Benefita:
UCAPAN TERIMAKASIH Ekonomi Pembangunan,
Dalam kegiatan pengabdian Manajemen Bisnis &
masyarakat ini tim pengucapkan Akuntansi, 5(2), 212-224.
terimakasih kepada semua pihak yang Nurlita, D., Handayani, N., & Setiyabudi, L.
membantu jalannya proses pengabdian (2018).Pembuatan Serbuk Jahe
sehinnga berjalan dengan lancar dan sebagai Minuman Kesehatan Bagi
sesuai dengan fokus pengabdian, tak lupa Warga Kelurahan Kahuripan
ucapak terimkasih kepada pemerintah Kecamatan Tawang Kota
60
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 1, No. 2, Desember 2020
61
Sains dan Komputer (SAINTIKOM)
Vol.17, No.2, Agustus 2018, pp. 151~157
P-ISSN: 1978-6603 E-ISSN : 2615-3475 151
1. PENDAHULUAN
Penyakit kulit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun adalah Inflamasi Dermatitis Imun, penyakit ini
pada umumnya menyerang anak-anak dikarenakan sistem kekebalan tubuh pada anak masih lemah serta
memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap infeksi virus, lingkungan, udara dan bakteri. Penyakit Inflamasi
Dermatitis Imun yang menyerang pada anak-anak dapat mengkibatkan terganggunya kesehatan pada kulit
sampai resiko pelemahan imun pada anak, namun pada saat ini kurangnya pengetahuan masyarakat serta
tidak tercukupinya para ahli spesialis Inflamasi Dermatitis Imun pada anak yang tersebar di daerah, hal ini
dapat menyebabkan terhambatnya penanganan pada anak yang menderita penyakit Inflamasi Dermatitis
Imun. Melihat fenomena yang terjadi maka sangat dibutuhkan informasi yang tepat dan mudah terhadap
penyakit Inflamasi Dermatitis Imun dengan mengembangkan suatu teknologi Artificial Intelligence yaitu
Sistem Pakar .
Sistem Pakar pernah digunakan untuk mendeteksi ikan bandeng berformalin(Hadini, 2017). Selain itu,
Sistem Pakar juga pernah digunakan untuk mengidentifkasi kerusakan perangakat CISCO dengan
menerapkan teknik inferensi Forward Chaining(Widjaja and Susilo, 2017).
Dalam penelitian lainnya, disebutkan bahwa Sistem Pakar dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit
Tuberkolosis(Hossain et al., 2017). Pengembangan sistem yang semakin ahli, ini ditandai dengan jumlah
kasus yang diselesaikan oleh sistem pakar termasuk yang digunakan untuk mengidentifikasi patah tulang
menggunakan teknik Forward Chaining(Masya, Prastiawan and Mubaroq, 2016).
Dalam penerapan Sistem Pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada
anak perlu membandingkan beberapa metode diantaranya: Certantiy Factor, Dempster Shafer, dan Teorema
Bayes yang nantinya dapat digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan pakar dan tingkat probabilitas
terhadap gejala-gejala yang terjadi pada anak yang kemungkinan menderita penyakit Inflamasi Dermatitis
Imun sehingga dapat diketahui metode yang paling tepat dan terbaik dalam melakukan pendiagnosaan
Dengan adanya Sistem Pakar ini nantinya dapat dijadikan layanan konsultasi untuk membantu dalam
mendiagnosa jenis penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada anak berdasarkan gejala-gejala klinis yang
terjadi pada pasien anak, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan kesimpulan diagnosa awal sebelum
melakukan pemeriksaan intensif laboratorium.
2. LANDASAN TEORITIS
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah pengembangan kecerdasan buatan dalam bentuk aplikasi praktis(Al-Ajlan, 2015). Dalam
penelitian lain, dijelaskan bahwa Sistem Pakar adalah salah satu metode yang terdapat dalam kecerdasan
buatan yang digunakan untuk mendiagnosis kesalahan sistem dan sebagai pemecahan masalah(Wang et al.,
2015).
Definisi lain yang menjelaskan bahwa Sistem Pakar diimplementasikan untuk melakukan pemecahan
masalah dan mengambil keputusan dengan pengetahuan dasar dan aturan yang diterapkan oleh sistem
cerdas(Divya and Sreekumar, 2014).
Dalam jurnal lain disebutkan bahwa Sistem Pakar termasuk sekelompok kecerdasan buatan yang memiliki
pengetahuan khusus dalam memecahkan masalah yang ada(Gede and Divayana, 2014).
Pendapat lain yang menunjukkan bahwa Sistem Pakar adalah hasil dari pengetahuan dan prosedur
pencarian(Hossain et al., 2017).
2.2 Certainty Factor (Faktor Kepastian)
Metode Certainty Factor (CF) ini dipilih ketika dalam menghadapi suatu masalah, sering ditemukan
jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Untuk mengakomodasi hal ini maka digunakan Certainty
Factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi(
Nofriansyah, Ramadhan, 2016).
Berikut perhitungan Certainty Factor untuk kombinasi dua buah rule dengan evidence berbeda (E1 dan
E2), tetapi hipotesisnya sama :
m12 ( ) 0
1 m1 ( B ) m2 (C )
m12 ( A)
1 k
B C A
k m
B C
1 ( B ) m2 (C )
SAINTIKOM P-ISSN: 1978-6603 E-ISSN : 2615-3475 153
P( S M i
P( M i | S )
P( S )
2.5 Penyakit Inflamasi Dermatitis Imun
Berdasarkan Buku Alergi-Imunologi Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, dikemukakan bahwa
penyakit Inflamasi Dermatitis Imun merupakan penyakit yang sering dijumpai pada bayi dan anak, penyakit
ini bersifat kronik residif biasanya disertai infeksi, alergi, faktor psikogenik, dan bahan kimia/iritan. Jenis
penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada anak terdiri dari Eksim Dermatis, Psoriasis, dan Atopik.
2.5.1 Eksim Dermatis
Eksim Dermatis merupakan istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang tampak meradang dan iritasi.
Peradangan ini bisa terjadi di mana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Gejala
eksim akan mulai muncul pada masa anak-anak umur di atas dua tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan
menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur
hidupnya(Maharani, 2015).
2.5.2 Psoriasis
Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang
terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu yang lama atau hilang-timbul. Penyakit
ini secara klinis tidak mengancam nyawa ataupun menular, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup dan
mengganggu kekuatan imun (Maharani, 2015)
2.5.3 Atopik
Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik dikarenakan kebanyakan penderitanya memberikan reaksi
kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai kecenderungan untuk menderita asma, rinitis yang dikemudian
hari dikenal sebagai allergic march (Maharani, 2015).
Tabel 3.1 Data Kepakaran Penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada Anak
Data Penyakit Inflamasi Dermatitis Imun Pada Anak
No Daftar Gejala
Eksim Dermatitis Psoriasis Atopik
Rasa panas dan dingin yang berlebihan
1 0.6
pada bagian kulit yang terkena eksim
2 Rasa gatal 0.2 0.4
3 Kulit kering 0.6
Tampak lepuhan-lepuhan kecil (Bintil-
4 0.4
bintil air)
5 Kulit bersisik 0.2 0.4
Bintik merah yang ditumbuhi bercak
6 0.6
lebar putih
7 Menyerang sendi 0.4
8 Bernanah 0.4
9 Badan menggigil 0.4
10 Kulit pecah-pecah 0.4
Berdasarkan data kepakaran penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada anak pada tabel 3.1, dapat
dibentuk basis aturan (rule), adapun daftar aturan (rule) yang dibentuk adalah sebagai berikut :
SAINTIKOM P-ISSN: 1978-6603 E-ISSN : 2615-3475 154
Rule 1 : IF rasa panas dan dingin yang berlebihan pada bagian kulit yang terkena eksim=Yes AND rasa
gatal =Yes AND kulit kering =Yes AND tampak lepuhan-lepuhan kecil=Yes AND kulit
bersisik=Yes THEN Penyakit = Eksim Dermatitis.
Rule 2 : IF bintik merah yang ditumbuhi bercak lebar putih =Yes AND menyerang sendi =Yes AND
bernanah =Yes AND badan menggigil=Yes THEN Penyakit = Psoriasis.
Rule 3 : IF rasa gatal =Yes AND kulit bersisik =Yes AND kulit pecah-pecah=Yes THEN Penyakit =
Atopik.
3.2 Analisis Penerapan Metode Certainty Factors
Seorang anak menderita gejala-gejala : rasa gatal, kulit kering, dan tampak lepuhan-lepuhan kecil.
1. Menelusuri runut maju terhadap rule-rule yang ada
Rule 1 : IF rasa gatal =Yes AND kulit kering =Yes AND tampak lepuhan-lepuhan kecil=Yes
THEN Penyakit = Eksim Dermatitis.
Rule 3 : IF rasa gatal =Yes THEN Penyakit = Atopik.
Berdasarkan hasil dari proses penelusuran dengan menggunakan teknik inferensi Forward Chaining,
diketahui bahwa anak tersebut menderita penyakit Inflamasi Dermatitis Imun : Eksim Dermatitis dan
Atopik.
2. Melakukan proses perhitungan dengan metode Certainty Factor sesuai dengan persamaan rumus (2-1)
dan identifikasi nilai kepastian gejala didapat dari tabel kepastian 5.1 :
a. Jenis Penyakit Eksim Dermatitis:
Rasa gatal dan kulit kering = 0.2+0.6(1-0.2) = 0.68 (CF kom)
Cf kom dan lepuhan kecil = 0.68+0.4(1-0.68) = 0.80 (Hasil CF)
Maka hasil dari perhitungan dengan metode Certainty Factor untuk penyakit Eksim Dermatitis adalah
0.80 atau 80 %.
b. Jenis Penyakit Atopik:
Rasa gatal = 0.4+0(1-0.4) = 0.4 (Hasil CF)
Maka hasil dari perhitungan dengan metode Certainty Factor untuk penyakit Atopik adalah 0.4 atau 40
%.
3. Kesimpulan Perhitungan
Nilai Max (Eksim Dermatitis dan Atopik) = (0.80 ; 0.4) = 0.80
Maka hasil diagnosa yang didapat atas kasus tersebut, bahwa pasien anak kemungkinan besar menderita
penyakit Inflamasi Dermatitis Imun dengan jenis penyakit Eksim Dermatitis dengan tingkat probabilitas
terhadap penyakit tesebut adalah 0.80 atau 80 %.
3.3 Analisis Penerapan Metode Dempster Shafer
Seorang anak menderita gejala-gejala : rasa gatal, kulit kering, dan tampak lepuhan-lepuhan kecil.
1. Menelusuri runut maju terhadap rule-rule yang ada
Rule 1 : IF rasa gatal =Yes AND kulit kering =Yes AND tampak lepuhan-lepuhan kecil=Yes
THEN Penyakit = Eksim Dermatitis.
Rule 3 : IF rasa gatal =Yes THEN Penyakit = Atopik.
Berdasarkan hasil dari proses penelusuran dengan menggunakan teknik inferensi Forward Chaining,
diketahui bahwa anak tersebut menderita penyakit Inflamasi Dermatitis Imun : Eksim Dermatitis dan
Atopik.
2. Melakukan proses perhitungan dengan metode Dempster Shafer sesuai dengan persamaan rumus (2-2)
dan identifikasi nilai kepastian gejala didapat dari tabel kepastian 3.1 :
a. Jenis Penyakit Eksim Dermatitis:
Rasa gatal dan kulit kering = (0.2*0.6) / (1-(0.8*0.4)) = 0.17 (DS kom)
DS kom dan lepuhan kecil = (0.17+0.4)/ (1-(1-0.68)) = 0.14 (Hasil DS)
Maka hasil dari perhitungan dengan metode Dempster Shafer untuk penyakit Eksim Dermatitis adalah
0.14 atau 14 %.
b. Jenis Penyakit Atopik:
Rasa gatal = 0.4 / (1-0.4) = 0.6 (Hasil DS)
Maka hasil dari perhitungan dengan metode Dempster Shafer untuk penyakit Atopik adalah 0.6 atau
60%.
3. Kesimpulan Perhitungan
Nilai Max (Eksim Dermatitis dan Atopik) = (0.14 ; 0.6) = 0.6
Maka hasil diagnosa yang didapat atas kasus tersebut, bahwa pasien anak kemungkinan besar menderita
penyakit Inflamasi Dermatitis Imun dengan jenis penyakit Atopik dengan tingkat probabilitas terhadap
penyakit tesebut adalah 0.60 atau 60 %.
3.4 Analisis Penerapan Metode Teorema Bayes
Seorang anak menderita gejala-gejala : rasa gatal, kulit kering, dan tampak lepuhan-lepuhan kecil.
SAINTIKOM P-ISSN: 1978-6603 E-ISSN : 2615-3475 155
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tentang implementasi analisis perbandingan metode Certainty Factor,
Dempster Shafer, dan Teorema Bayes yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan,
adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa metode Certainty
Factor adalah metode yang memiliki nilai probabilitas tertinggi dari metode Dempster Shafer dan
Teorema Bayes.
2. Dengan hasil perhitungan ini maka nantinya implementasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
Inflamasi Dermatitis Imun pada Anak adalah dengan menggunakan metode Certainty Factors
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ajlan, A. (2015) ‘The Comparison between Forward and Backward Chaining’, International Journal of
Machine Learning and Computing, 5(2), pp. 106–113. doi: 10.7763/IJMLC.2015.V5.492.
Dicky Nofriansyah, Puji Sari Ramadhan, B. A. (2016) ‘Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk
Mendeteksi Jenis Racun dan Spesies Ular pada Pasien yang Terkena Racun Bisa Ular Menggunakan
Metode Certainty Factor’, Jurnal Saintikom, 14, pp. 93–104.
Divya, J. and Sreekumar, K. (2014) ‘A Survey on Expert System in Agriculture’, International journal of
computer science and information technologies, 5(6), pp. 7861–7864.
Fontani, M. et al. (2013) ‘A Framework for Decision Fusion in Image Forensics Based on Dempster Theory
of Evidence’, IEEE Transactions on Information Forensics and Security, 8(4), pp. 593–607. doi:
10.1109/TIFS.2013.2248727.
Gede, D. and Divayana, H. (2014) ‘Application of Pineapple Diseases Expert System with FC-FL Method at
Badung Regency Agriculture Department’, 4(8), pp. 293–298.
Hadini, F. M. (2017) ‘Detection System Milkfish Formalin Android-Based Method Based on Image Eye
Using Naive Bayes Classifier’, 9(1), pp. 2–5.
Hossain, M. S. et al. (2017) ‘A Belief Rule Based Expert System to Assess Tuberculosis under Uncertainty’,
Journal of Medical Systems. Journal of Medical Systems, 41(3). doi: 10.1007/s10916-017-0685-8.
Maharani, A. (2015) Penyakit Kulit. Edited by MOna. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Maseleno, A. and Hasan, M. (2013) ‘The Dempster-Shafer Theory Algorithm and its Application to Insect
Diseases Detection’, 50, pp. 111–120.
Masya, F., Prastiawan, H. and Mubaroq, S. (2016) ‘Application Design to Diagnosis of Bone Fracture (
Traditional ) using Forward Chaining Methods’, International Research Journal of Computer Science
(IRJCS), 3(09), pp. 23–30.
Wang, T. et al. (2015) ‘Fault Diagnosis of Electric Power Systems Based on Fuzzy Reasoning Spiking
Neural P Systems’, IEEE Transactions on Power Systems, 30(3), pp. 1182–1194. doi:
10.1109/TPWRS.2004.836256.
Widjaja, A. and Susilo, A. B. (2017) ‘EXPERT SYSTEM TO IDENTIFY DAMAGE CISCO AS5300
DEVICE WITH THE METHOD OF FORWARD CHAINING-BASED CLIENT-’, 9, pp. 787–805.
BIBLIOGRAFI PENULIS
Puji Sari Ramadhan, S.Kom, M.Kom merupakan pria kelahiran Medan 26 Maret
1992. Beliau merupakan Dosen Tetap STMIK Triguna Dharma dan mengampu
mata kuliah pada bidang pemrograman seperti Testing Implementasi Sistem,
Analisa Perancangan Sistem, Aplikasi Pemrograman Open Source, Pemrograman
Visual dan Pemrograman Web. Fokus penelitian beliau pada bidang sistem pakar
dan pengembangan web cerdas. Beliau memenangkan Hibah Penelitian Tahun
2017 yang didanai Oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (DPRPM) dengan Judul Sistem E-Healthcare Untuk Mendiagnosa
Penyakit Inflamasi Dermatitis Imun Pada Anak Dengan Menggunakan Pendekatan
Analisis Perbandingan Metode (Certantiy Factor, Dempster Shafer, dan Teorema
Bayes).
SAINTIKOM P-ISSN: 1978-6603 E-ISSN : 2615-3475 157
Usti Fatimah Sari Sitorus Pane, S.Kom, M.Kom merupakan dosen tetap STMIK
Triguna Dharma, beliau merupakan dosen pengampu mata kuliah pada area sistem
dan teknik komputer diantaranya : Rangkaian listrik, Sensor dan Transducer dan
System Embbeded. Tamat S1 STMIK Triguna Dharma Program Studi Sistem
Komputer dan Tamat 2016 S2 Universitas Putra Indonesia YPTK Padang dengan
bidang pngembangan sistem pakar berbasis kecerdasan.
Jurnal Ilmiah Pamenang - JIP
E-ISSN : 2715-6036
P-ISSN : 2716-0483
DOI : 10.53599 Vol. 2 No. 2, Desember 2020, 25-30
Zauhani Kusnul
STIKes Pamenang
Zauhani.kusnul@gmail.com
Abstrak
Covid-19 muncul pertama kali di China pada akhir 2019, kemudian berkembang pesat menyebar ke
hampir semua negara di dunia. Kasus pertama dikaitkan dengan pasar basah, dan kemudian, virus
telah menyebar dengan cepat di China melalui penularan dari manusia ke manusia, dan dampak
universal dari virus COVID-19 sekarang menyebar ke seluruh dunia. Penyakit yang berasal dari
COVID19 ini merupakan salah satu jenis virus pneumonia yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Saat ini, tidak ada obat antivirus yang teruji
secara klinis untuk mengatasi infeksi SARS-CoV-2. Identifikasi mekanisme kerja virus dan
interaksinya dengan sistem kekebalan akan membantu mencegah dan mengobati penyakitnya.
Dengan kata lain, memahami penyakit dan pengaruhnya terhadap sistem kekebalan akan membantu
meningkatkan pengelolaan penyakit. Sistem kekebalan memiliki fungsi perlindungan mendasar
terhadap sebagian besar penyakit menular seperti SARS-CoV-2. Studi ini merupakan hasil
penelusuran referensi/publikasi hasil penelitian ilmiah tentang peran berbagai bahan alam
berkhasiat dan regulasi penggunaanya. Kajian ini memberi sumbangsih gagasan tentang bagaimana
agar upaya menghadapi serangan infeksi covid-19 bisa lebih efektif dengan penggunaan terapi
herbal dan alternatif untuk mengoptimalkan peran sistem imun sehingga membantu mencegah dan
menunjang proses penyembuhan. Diperlukan kajian yang mendalam hingga dapat diambil
kesimpulan yang kuat tentang keefektifan terapi herbal dapat menjadi alternatif dalam menunjang
pengelolaan dan pengobatan covid-19.
Abstract
Covid-19 first appeared in China at the end of 2019, then grew rapidly and spread to almost all
countries in the world. The first cases were linked to wet markets, and later, the virus has spread
rapidly in China through human-to-human transmission, and the universal impact of the COVID-
19 virus is now spreading across the globe. The disease originating from COVID19 is a type of
pneumonia virus caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Currently, there are no antiviral drugs that have been clinically tested to treat SARS-CoV-2
infection. Identifying the mechanism of action of the virus and its interactions with the immune
system will help prevent and treat disease. In other words, understanding disease and its effect on
the immune system will help improve disease management. The immune system has a fundamental
protective function against most infectious diseases such as SARS-CoV-2. This study discusses the
role of various nutritious natural ingredients based on scientific research references and
regulations for their use. This study contributes ideas on how to make efforts to deal with covid-19
infection more effectively by using herbal and alternative therapies to optimize the role of the
immune system so as to help prevent and support the healing process. In-depth study is needed so
that strong conclusions can be drawn about the effectiveness of herbal therapy which can be an
alternative in supporting the management and treatment of Covid-19.
26
Infeksi Covid-19 dan Sistem Imun : Peran Pengobatan Herbal .............................................(Zauhani Kusnul)
virus ini, baik imunitas bawaan maupun mendukung penelitian sebelumnya bahwa
adaptif bekerja secara sinergis dalam respon infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan
imun terhadap virus (Tufan, Avanoğlu Güler disregulasi imunitas dengan mempengaruhi
and Matucci-Cerinic, 2020). Respon terhadap subset sel T, pengurangan jumlah sel T yang
virus yang efektif dari inang dijalankan oleh signifikan diamati pada COVID-19 dan lebih
sistem kekebalan bawaan dan kekebalan jelas terjadi pada kasus yang parah. Pada
adaptif melalui produksi berbagai sitokin pasien dengan COVID-19, tingkat sel T
proinflamasi, aktivasi sel T, CD4 dan sel helper (CD3+, CD4+), sel T sitotoksik
CD8+. Sel T penting untuk mengendalikan (CD3+, CD8+), dan sel T regulator berada di
replikasi virus, membatasi penyebaran virus bawah level normal sementara helper Sel T
dan membersihkan sel yang terinfeksi. Namun dan sel T regulator pada pasien yang parah
demikian, jaringan yang rusak disebabkan berada jauh lebih rendah dari pasien yang
oleh virus bisa menyebabkan produksi sitokin tidak parah (Li et al., 2020).
proinflamasi secara berlebihan, perekrutan Berbagai produk alam telah diteliti
makrofag dan granulosit proinflamasi, memiliki aktifitas immunomodulator. Dalam
keadaan ini dikenal dengan istilah badai Sejumlah penelitian, meski terbatas pada studi
sitokin (Cytokin Storm) yang dapat mengarah in vitro, in vivo, dan in ovo, telah melaporkan
ke terjadinya kerusakan jaringan yang lebih komponen bioaktif makanan dan herbal
parah (Li et al., 2020). Data yang diperoleh melawan virus influenza dan SAR-CoV-1,
dari pasien SARS-CoV-2 yang terinfeksi juga sebagai imunomodulator. Aktivitas
menunjukkan bahwa pada kasus yang parah antivirus dan imunomodulator dari berbagai
terjadi badai sitokin yang terus berlanjut jenis bahan alam terhadap virus influenza
menjadi accute respiratory distress sindrome berdasarkan referensi hasil penelitian
(ARDS) (Huang et al., 2020). ditunjukkan pada Tabel 1.
Peningkatan signifikan jumlah neutrofil, Pandemi COVID-19 membawa peluang
leukosit, dan rasio neutrophil-lymphocyte dan tantangan bagi peneliti untuk menemukan
ratio dilaporkan lebih banyak terjadi pada pengobatan yang efektif, termasuk yang
kasus COVID-19 yang parah dibandingkan bersumber dari herbal obat. Eksplorasi
dengan kasus ringan. Limfopenia yang terjadi senyawa aktif dari produk alami adalah
menunjukkan adanya kelemahan/kerusakan strategi yang tidak boleh diabaikan, tetapi
pada sistem kekebalan, hal ini terjadi pada terburu-buru mengklaim khasiat tanpa cukup
sebagian besar pasien COVID-19 terutama bukti ilmiah harus dihindari. Di Indonesia,
yang parah (World Health Organization, obat obatan herbal dikelompokkan menjadi
2019). Jumlah dan aktifitas limfosit T tiga kategori, yaitu jamu, jamu terstandar, dan
memiliki peranan penting dalam fitofarmaka. Klaim khasiat jamu didasarkan
menyeimbangkan respons imun yang pada data empiris, dan kini aktivitas biologis
bervariasi sesuai dengan jenis virus yang tumbuhan yang biasa digunakan dalam jamu
mungkin memiliki mekanisme patologis yang telah banyak diteliti secara ilmiah (Elfahmi,
berbeda. Beberapa hasil penelitian Woerdenbag and Kayser, 2014).
menunjukkan bahwa jumlah total limfosit
dan subset sel T berkurang pada pasien
dengan infeksi SARSCoV (Phadwal et al.,
2012). Data dari penelitian lain juga
27
Infeksi Covid-19 dan Sistem Imun : Peran Pengobatan Herbal .............................................(Zauhani Kusnul)
Pegagan Ekstrak daun Mencit diinduksi Peningkatan proliferasi limfosit (Khusnawati, Pramono
(Centella hepatitis and Sasmito, 2016)
Asiatica)
Temulawak Ekstrak Mencit diinduksi Peningkatan aktifitas makrofag (Lucy et al., 2017)
(Curcuma longa) temulawak E.coli
Bunga rosella Serbuk bunga Tikus Sprague Peningkatan jumlah neutrofil (Mardiah, Nur’utami
(Hibiscus rosella Dawley and Hastuti, 2019)
sabdariffa L
Bawang putih Ekstrak Infeksi virus H9N2 Aktivitas anti-avian influenza virus H9N2 (Rasool et al., 2017)
(Allium sativum) bawang putih pada sel MDCK dan pada sel MDCK dan embrio ayam
embrio ayam
Jahe (Zingiber Ekstrak jahe Infeksi virus H9N2 Aktivitas anti-avian influenza virus H9N2 (Rasool et al., 2017)
officinalis) pada sel MDCK dan pada sel MDCK dan embrio ayam
embrio ayam
Panax (ginseng) Serbuk Tikus model Ginseng meningkatkan kekebalan dengan (Yoo et al., 2012)
ginseng diinduksi virus meningkatkan kadar antibodi khusus virus
H1N1 influenza A.
Ia memodulasi sel imun menurunkan IL-6
dan meningkatkan IFNγ
Pembahasan
Pemerintah Indonesia mendorong Kini perkembangan di bidang herbal
penggunaan potensi sumber daya domestik makin maju dengan didukung berbagai
untuk penanganan COVID-19. Namun, belum penelitian ilmiah tentang berbagai mekanisme
ada jamu yang terdaftar secara resmi sebagai biomedis dan molekuler yang mendukungnya.
bahan yang teruji untuk pencegahan dan Dalam situasi pandemi covid-19 saat ini
pengobatan COVID-19 di Indonesia. Klaim kiranya produk herbal yang telah terbukti
kemanjuran produk yang tersedia untuk memiliki manfaat antivirus, antioksidan dan
menangani COVID-19 lebih pada fungsi immunomodulator (mampu meningkatkan
memelihara dan meningkatkan sistem imun imunitas) dapat dipertimbangkan sebagai
manusia. Produk herbal banyak digunakan, salah satu upaya untuk meningkatkan daya
terutama produk yang diklaim dapat menjaga tahan tubuh/imunitas agar lebih tangguh
kekebalan tubuh manusia. menghadapi ancaman bahaya tertular.
Masyarakat Indonesia sudah sejak zaman Penggunaan ramuan tradisional harus
dahulu kala menggunakan ramuan obat mengikuti berbagai ketentuan dalam FROTI,
tradisional Indonesia sebagai upaya diantaranya ramuan obat tradisional tidak
pemeliharaan kesehatan, pencegahan boleh digunakan dalam keadaan
penyakit, dan perawatan kesehatan. Ramuan kegawatdaruratan dan keadaan yang potensial
obat tradisional Indonesia tersebut dapat membahayakan jiwa dan kedudukannya
berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral, bukan untuk menggantika terapi pengobatan
namun umumnya yang digunakan berasal dari yang standar, namun sebagai pelengkap
tumbuhan.Penggunaan ramuan obat pengobatan.
tradisional di Indonesia diatur dalam Setidaknya terdapat empat aspek yang
keputusan menteri kesehatan Republik perlu diperhatikan dalam penggunaan jamu
Indonesia nomor untuk mengatasi COVID-19. Pertama,
HK.01.07/MENKES/187/2017 tentang keamanan produk harus terjamin. Penggunaan
Formularium Ramuan Obat Tradisional obat-obatan herbal untuk tujuan terapeutik
Indonesia atau disingkat FROTI. pada COVID-19 difokuskan pada meredakan
Perkembangan penggunaan ramua herbal gejala karena umumnya menunjukkan
untuk kesehatan berkembang pesat dimana manfaat terbaik pada gejala pasca infeksi
hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) tahun kronis yang sedang berlangsung daripada
2010 menunjukkan bahwa 59,12 penduduk pada stadium akut. Kedua, bukti keamanan
berusia dia atas 15% pernah mengkonsumsi dan khasiat obat herbal harus diperoleh
jamu dan 95,6% diantaranya merasakan berdasarkan uji klinis. Sebelum dilakukan uji
manfaatya. Adapun bentuk sediaan jamu yang klinis produk jamu, data preklinik harus
paling banyak disukai penduduk adalah menunjukkan hasil yang menjanjikan
cairan, diikuti berturut-turut seduhan/serbuk, mengenai keamanan dan khasiatnya untuk
rebusan/rajangan, dan bentuk kapsul/pil/tablet langkah pengembangan selanjutnya. Data
(Ministry of Health of the Republic of khasiat yang diperoleh dari studi in-vitro dan
Indonesia, 2017). in-vivo dapat digunakan sebagai dasar
28
Infeksi Covid-19 dan Sistem Imun : Peran Pengobatan Herbal .............................................(Zauhani Kusnul)
pemikiran untuk uji klinis lebih lanjut pada Hartanti, D. H., Dhiani, B. A. and Charisma, S. L.
tanaman tertentu atau formula polyherbal (2020) ‘The Potential Roles of Jamu for
untuk pencegahan dan pengurangan gejala COVID-19: A Learn from the Traditional
COVID-19. Ketiga, mekanisme molekuler Chinese Medicine’, Pharmaceutical Sciences
and Research, 7(4), pp. 12–22. doi:
yang menggarisbawahi efek farmakologis
10.7454/psr.v7i4.1083.
jamu dalam pengobatan COVID-19 harus Huang, C. et al. (2020) ‘Clinical features of
jelas. Keempat, potensi bahaya keterlambatan patients infected with 2019 novel coronavirus
pengobatan akibat konsumsi jamu harus in Wuhan, China’, The Lancet, 395(January),
dipertimbangkan. Karena obat-obatan herbal pp. 497–506.
dijual sebagai produk bebas dan dapat diakses Ismiyatin, K. et al. (2020) ‘Effect of
tanpa resep dokter, penggunaannya sebagai Epigallocatechin-3-Gallate ( EGCG ) on the
pengobatan mandiri COVID-19 oleh pasien number of lymphocyte cells in inflammation
yang mengalami gejala sangat mungkin of pulp with mechanical injury’, 10(1), pp. 9–
dilakukan (Hartanti, Dhiani and Charisma, 13.
Khusnawati, N. N., Pramono, S. and Sasmito, E.
2020).
(2016) ‘EFFECT OF 50% ETHANOLIC
Sangat penting untuk EXTRACT OF PEGAGAN HERB (Centella
mengkomunikasikan praktik penggunaan asiatica (L.) Urban) ON CELL
jamu yang aman kepada publik. Produk yang PROLIFERATION OF LYMPHOCYTES IN
didaftarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Balb/c MALE MICE INDUCED BY
Makanan (BPOM), paling tidak dijamin aman HEPATITIS B VACCINE’, Majalah Obat
untuk digunakan, dan karenanya harus Tradisional, 20(3), pp. 164–169. doi:
menjadi kriteria pertama yang harus 10.22146/tradmedj.8861.
diperhatikan sebelum dikonsumsi. Li, G. et al. (2020) ‘Coronavirus infections and
Selanjutnya, kemasan, label, dan tanggal immune responses’, Journal of Medical
Virology. John Wiley & Sons, Ltd, 92(4), pp.
kedaluwarsa produk tertentu harus diperiksa
424–432. doi: 10.1002/jmv.25685.
sebelum digunakan. Dalam hal jamu dibuat Lucy, J. et al. (2017) ‘EFEK PEMBERIAN
sendiri dari bahan baku di lingkungan rumah TEMULAWAK TERHADAP BERAT
tangga, pemilihan dan identifikasi bahan BADAN DAN SISTEM IMUN MENCIT
baku, proses pencucian, proses perebusan, BALB/c [THE EFFECT OF CURCUMIN
peralatan yang digunakan serta keseluruhan (Curcuma xanthorrihiza) DOSAGE ON
aspek sanitasi dan kebersihan perlu BODY WEIGHT AND IMMUNE
diperhatikan karena keduanya mempengaruhi RESPONSE OF MICE BALB/c]’, 1(1).
khasiat dan keamanannya (Ministry of Health Mardiah, M., Nur’utami, D. A. and Hastuti, A.
of the Republic of Indonesia, 2017). (2019) ‘PENGARUH PEMBERIAN
SERBUK EKSTRAK KELOPAK BUNGA
ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)
Daftar Pustaka
TERHADAP SISTEM IMUN TIKUS
Aldi, Y., Novelin, F. and Handayani, D. (2015)
SPRAGUE DAWLEY’, Jurnal Agroindustri
‘Aktivitas Beberapa Subfraksi Herba
Halal, 5(1), pp. 17–29. doi:
Meniran (Phyllanthusniruri Linn.) terhadap
10.30997/jah.v5i1.1676.
Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis
Ministry of Health of the Republic of Indonesia
Makrofag’, Scientia : Jurnal Farmasi dan
(2017) FORMULARIUM RAMUAN OBAT
Kesehatan, 5(2), p. 92. doi:
TRADISIONAL INDONESIA.
10.36434/scientia.v5i2.28.
Nfambi, J. et al. (2015) ‘Immunomodulatory
Elfahmi, Woerdenbag, H. J. and Kayser, O. (2014)
activity of methanolic leaf extract of Moringa
‘Jamu: Indonesian traditional herbal
oleifera in Wistar albino rats’, J Basic Clin
medicine towards rational
Physiol Pharmacol, 26(6), pp. 603–611. doi:
phytopharmacological use’, Journal of
10.1515/jbcpp-2014-
Herbal Medicine, 4(2), pp. 51–73. doi:
0104.Immunomodulatory.
10.1016/j.hermed.2014.01.002.
Nilashi, M. et al. (2020) ‘The COVID-19 infection
Gasteiger, G. et al. (2017) ‘Cellular Innate
and the immune system: The role of
Immunity: An Old Game with New Players’,
complementary and alternative medicines’,
Journal of Innate Immunity, 9(2), pp. 111–
Biomedical Research (0970-938X), 31(3), pp.
125. doi: 10.1159/000453397.
1–4. Available at:
Handayani, R. T. et al. (2020) ‘Pandemi covid-19,
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct
respon imun tubuh, dan herd immunity’,
=true&db=a9h&AN=143844623&site=ehost-
Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, 10(3), pp. 373–
live.
380.
29
Infeksi Covid-19 dan Sistem Imun : Peran Pengobatan Herbal .............................................(Zauhani Kusnul)
30
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
ABSTRAK
Pengabdian ini dilaksanakan dengan melibatkan lembaga pers kemahasiswan Universitas Halu Oleo dan
lembaga kepemudaan di Kota Kendari. Disadari, bahwa bagi sebagian masyarakat Covid-19 adalah
virus yang mengerikan, mereka yang mengalami gejala-gejala cenderung menghindari bersinggungan
dengan tenaga medis, karena takut dinyatakan positif dan diasingkan oleh lingkungannya. Oleh sebab
itu, masyarakat sering mencoba-coba resep-resep atau membuat minuman tradisonal untuk menguatkan
imun tubuh. Tujuan pengabdian ini selain mendukung kerja pemerintah dalam upaya mengantisifasi
penularan serta mengatasi gejala awal Covid-19, juga memberikan informasi yang benar mengenai resep
tradisional peningkat imunitas yang beredar, baik di kalangan masyarakat awam maupun mahasiswa.
Untuk itu, aksi meliterasi masyarakat tentang resep-resep tradisional yang tren beredar pada masa
pandemik oleh mahasiswa dan anak-anak muda tersebut dianggap sebagai upaya efektif, agar
masyarakat tidak sekedar mengonsumsi resep/minuman, tetapi memahami muatan manfaat yang
sebenarnya dari resep-resep tradisional tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki misi agar para
mahasiswa atau generasi muda yang hidup di jaman modern ini tidak melupakan tradisi nenek moyang
dalam menyehatkan badan, meningkatkan imun tubuh, bahkan menyembuhkan. Pengabdian ini
bergerak dengan metode pendekatan kelompokdan perorangan, kemudian diakhiri dengan melakukan
evaluasi. Hasil dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat menunjukkan, bahwa baik kalangan
mahasiswa maupun masyarakat awam, sesungguhnya lebih cenderung kembali kepenguatan imun dan
penyembuhan yang memanfaatkan obatan-obatan alami ketimbang berhadapan dengan upaya-upaya
medis yang dianggap dapat menimbulkan pengaruh psikologis. Pada Akhirnya, aksi literasi ini menjadi
jembatan informasi yang benar bagi khalayak terkait upaya peningkatan imun dan pemanfaatan resep-
resep tradisional.
PENDAHULUAN
Sulawesi Tenggara mencatat kasus covid 19 dengan jumlah 782 kasus dengan 13 orang
meninggal dunia dan 470 orang dinyatakan sembuh per tanggal 31 Juli 2020 (www.kompas.com/covid-
19 diakses tanggal 31 Juli 2020). Mereka yang terifeksi, virus ini biasanya berawal kepulangan mereka
sehabis melakukan perjalanan di daerah yang berada di zona merah yaitu zona di mana terdapat banyak
kasus virus. Namun belakangan ini kasus yang lebih terlihat adalah kasus OTG (orang tanpa gejala),
yaitu orang yang terlihat sehat akan tetapi dia sedang mengidap virus tersebut. Kasus yang terus
meningkat setiap harinya ini, di antaranya disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengikuti protokol
kesehatan yang telah digaungkan oleh pemerintah dan kurangnya imunitas tubuh dalam melawan
COVID 19 ini.
Dalam beberapa artikel media massa dijelaskan tentang fungsi imun bagi kesehatan manusia.
Dikutip dari CNN Indonesia (diakses tanggal 31 Juli 2020), Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-
19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 atau penyakit virus corona bisa sembuh
dengan sendirinya karena imunitas tubuh yang kuat atau self limiting disease. Tubuh manusia dapat
173
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
mengidentifikasi virus sebagai musuh yang harus dilawan. Ini pun juga berlaku untuk virus Covid-19.
Ketika virus (virus patogen penyebab penyakit termasuk virus corona) masuk ke tubuh manusia,
menular dari binatang maupun manusia, tubuh akan mengidentifikasi virus sebagai musuh. Antibodi
akan keluar lalu virus akan dilawan sampai dia tidak bisa bertahan di dalam tubuh. Kemampuan antibodi
melawan virus ini tergantung pada seberapa kuat imunitas tubuh yang dimiliki seseorang.
Persoalan peningkatan imun tubuh, masyarakat Indonesia telah banyak mengenal rempah-rempah yang
dipercaya mengatasi masalah tersebut sejak jaman dahulu. Dalam artikel (www.fkm.unair.ac.id/cegah-
covid-19-tingkatkan-imunitas- tubuh-dengan-konsumsi-rempah-rempah/ diakses tanggal 30 Juli 2020)
Prof. Dr. Mangestuti Agil, MS., Apt. (Prof. Manges) mengatakan bahwa salah satu cara meningkatkan
imun tubuh adalah dengan cara mengonsumsi rempah-rempah. Di antara rempah-rempah tersebut
adalah temulawak, kunyit dan jahe. Bahan-bahan ini membantu meningkatkan kekebalan tubuh
manusia, antara lain melalui aktivitas antioksidan dan antiinflamasi, agar tidak mudah terkena infeksi
virus dan bakteri. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa imunitas tubuh penting dalam
melawan penyakit termasuk Covid -19 atau corona virus disease 19.
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini, selain bertujuan mendukung kerja pemerintah dalam
upaya mengantisifasi penularan serta mengatasi gejala awal Covid-19, juga memberikan informasi yang
benar mengenai resep tradisional peningkat imunitas yang beredar di masyarakat. Dalam kesempatan
ini, Lembaga Pers Kemahasiswaan Khatarsis dan organisasi kepemudaan Lembaga Narasi Toleransi
Kendari dijadikan mitra. Sebagai generasi milenial, mereka dianggap lebih fleksibel dalam melakukan
pendekatan kepada masyarakat. Terutama di lingkungan sekitar kampus Universitas Halu Oleo tempat
PKM dilaksanakan. Karena, selain masyarakat umum, kalangan mahasiswa juga merupakan target
dalam aksi peningkatan imun melalui literasi resep-resep tradisional yang menjadi tema PKM ini.
Penentuan mahasiswa sebagai salah target, bukan sekadar karena mitra PKM adalah mahasiswa dan
pemuda, tetapi lebih kepada kesadaran generasi milenial ini dalam upaya memutuskan mata rantai
penyebaran Covid-19. Hal ini terlihat ketika WFH diterapkan oleh pemerintah. Di beberapa tempat di
Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari, banyak mahasiswa justru memanfaatkan kesempatan ini
untuk pulang ke kampung halaman dan kemudian kembali lagi ke Kota Kendari, pergi berlibur ke
beberapa destinasi wisata, bahkan nongkrong di cafe-café atau warung kopi yang berada di sekitar
kampus dengan mengabaikan protokol kesehatan. Untuk ketidakpedulian tersebut, sebagian dari mereka
terdeteksi reaktif terhadap Covid-19, bahkan dinyatakan positif setelah melalui uji SWAB. Model
perilaku inilah yang kemudian salah pemicu bertambahnya daftar OTG dan ODP yang tidak terdeteksi,
dan terus menularkan virus tersebut dari satu orang ke banyak orang lainnya, tanpa bisa dicegah.
Berdasarkan analisis situasi, imunitas tubuh individu menjadi persoalan utama, dibalik perilaku dan
protokol kesehatan yang telah diabaikan. Jika pendekatan medis dan klinis membuat masyarakat enggan
bahkan menghindar, maka PKM ini berupaya melakukan pendekatan yang sederhana namun dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat awam dan kalangan mahasiswa. Di samping itu, ada pemikiran
selain memberikan informasi yang benar cara-cara peningkatan imun melalui aksi dimaksud, PKM ini
juga menjadi upaya meliterasikan resep-resep tradisional adalah agar khalayak mengenal dan memiliki
catatan informasi yang tidak keliru tentang tradisi nenek moyang, terkait tanaman, buah, bunga, rempah,
dan umbi-umbian yang bermanfaat bagi kesehatan. Sudah selayaknya pula, baik mahasiswa dan
generasi muda menjadi jembatan penyebar pengetahuan kearifan lokal yang berlangsung di masyarakat.
METODE KEGIATAN
Efektifitas pelaksanaan suatu kegiatan bergantung pada lokasi dan metode yang dipergunakan.
Membangun sekuen kemitraan menurut Spradley (1980: 37-45) harus memikirkan lokasi sebagai sebuah
situasi sosial, karena dengan hal tersebut interaksi serta metode yang tepat dipertimbangkan. Berbeda
174
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
dengan metode dalam penelitian yang pada umumnya pendekatan kepada khalayak sasaran dilakukan
demi mendapatkan data yang akurat, metode PKM lebih kepada mendekati khalayak sasaran secara
persuasif agar mereka mau bekerja sama, bersedia terlibat, bersedia menerima saran, atau setidaknya
mau mencontoh atau mencoba program yang ditawarkan oleh pelaksana PKM. Untuk hal ini, pelaksana
haruslah individu atau kelompok yang berpengetahuan cukup terhadap apa yang menjadi kegiatan yang
diabdikannya kepada masyarakat.
Secara umum, terdapat 3 metode pendekatan, yakni (1) pendekatan masal, (2) pendekatan
kelompok, dan (3) pendekatan perorangan. Ketiga pendekatan ini sama pentingnya dalam rangka
mempertemukan pelaksana dengan khalayak sasaran. Namun bergantung pada implementasi kegiatan.
Dalam pelaksanaan PKM kali ini, karena dilaksanakan di masa pandemik dan lokasinya berada di sekitar
kampus UHO, maka menghindari kerumunan adalah hal yang diutamakan. Dengan demikian, dipilih 2
metode yang sejalan, yakni pendekatan kelompok dan perorangan, tentunya dengan tetap
memberlakukan protokol kesehatan.
a) Pendekatan kelompok, pendekatan ini dilakukan dengan menyentuh kelompok lembaga
kemahasiswa dan organisasi pemuda, agar bersedia menjadi mitra dalam kegiatan. Beberapa
diskusi dilakukan untuk menentukan bentuk dan nama kegiatan. Setelah itu, diadakan penyuluhan
oleh tim PKM untuk pembekalan atau sharing pengetahuan kepada kelompok mitra. Disampaikan
pola-pola literasi pada saat aksi kegiatan, upaya-upaya persuasif yang baik, sehingga “Aksi
Peningkatan Imun Masyarakat Melalui Literasi Resep-Resep Tradisional pada Masa Pandemi”
dapat diterima dan tepat sasaran.
b) Pendekatan individu, pedekatan ini adalah cara atau aksi kelompok mitra untuk menyakinkan
khalayak sasaran agar mau mengikuti program atau muatan aksi yang disampaikan. Untuk
kelancarannya, baik kelompok Lembaga Pers Kemahasiswaan Khatarsis maupun Lembaga Narasi
Toleransi Kendari selain dibekali pengetahuan, juga dibekali instrumen berupa leaflet. Leaflet ini
berisi tentang informasi-informasi resep minuman tradisional untuk kesehatan, jenis tanaman,
buah, bunga, rempah, dan umbi-umbian yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan kekebalan
tubuh. Mitra turun ke lapangan menemui masyarakat dan mahasiswa secara langsung. Kunjungan
terencana dan spontanitas mitra bersama khalayak sasaran adalah bagian dari upaya agar kegiatan
berlangsung sesuai harapan dan tepat sasaran.
175
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
upaya penanganan masalah pandemi Covid-19 yang merupakan pekerjaan rumah bersama yang tidak
sepele.
Kegiatan PKM ini adalah kerja nyata turunnya akademisi dari berbagai disiplin ilmu, bahu
membahu bersama pemerintah mengatasi situasi di masyarakat. Diketahui bersama, tingkat kepedulian
dan keyakinan masyarakat akan adanya paparan Covid-19 berbeda-beda. Ada yang menyikapinya
dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, namun ada juga yang tidak percaya bahkan tidak
perduli sama sekali. Tim PKM Universitas Halu Oleo di sini, bergerak mengambil langkah netral sesuai
bidang keilmuan. Langkah tersebut sebagai usaha menggiring masyarakat jauh dari ketakutan tetapi
tetap waspada dan mengantisipasi diri dari segala kemungkinan penularan dengan meningkatkan imun
dan menjaga kesehatan. Sistem imun sebagaimana dijelaskan Priyani (2020: 484), merupakan kumpulan
mekanisme dalam suatu mahluk hidup yang melindunginya terhadap infeksi dengan mengidentifikasi
dan membunuh substansi patogen. Sistem ini dapat mendeteksi bahan patogen, mulai dari virus sampai
parasit dan cacing serta membedakannya dari sel dan jaringan normal.
Kegiatan PKM yang dilakukan oleh Tim dari Universitas Halu Oleo dengan tema “Aksi
Peningkatan Imun Melalui Literasi Resep-Resep Tradisional sebagai Upaya Pencegahan Dini Covid
19” melibatkan Lembaga Narasi Toleransi Kendari dan Lembaga Pers Kemahasiswaan Katharsis. Pada
aksi ini, terdapat 2 cara yang dilakukan oleh tim PKM Universitas Halu Oleo. Pertama, menyampaikan
materi dan memberikan leaflet untuk dibagikan kepada masyarakat dan mahasiswa. Kedua, mahasiswa
turun ke lapangan untuk menyampaikan materi. Adapun latar belakang mitra yang dipilih dideskripsikan
sebagai berikut.
Mitra
Lembaga Pers Mahasiswa Katharsis
Katharsis berdiri sejak 28 Oktober 2014. Nama Katharsis diambil dari istilah Aristoles yang
berarti kepuasan dalam menikmati karya sastra. Dengan mengedepankan budaya dan sastra sebagai
objek tulisan Katharsis diharapkan dapat menarik pembaca khususnya mahasiswa Universitas Halu
Oleo. Katharsis merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pers mahasiswa. Untuk
mengembangkan misinya maka sejak berdirinya, Katharsis telah menghasilkan buletin setiap 3 bulan
sekali. Buletin Katharsis memuat beberapa kolom yakni kolom opini, berita utama, berita, sosok, resensi
buku, puisi, Katharsis bertanya, dan cerpen. Bagi mahasiswa yang memilki karya tulis, biasanya
mengirimkan karya mereka ke redaksi Katharsis untuk diproses, diseleksi, dan diedit untuk kemudian
dimuat dalam buletin Katharsis. Munculnya Katharsis merupakan angin segar bagi mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya khususnya mahasiswa Sastra Indonesia. Mereka mendapatkan wadah untuk
mengekspresikan bakat dan talentanya dalam hal menulis.
Selain membuat buletin, Katharsis juga beberapa kali telah mengadakan kegiatan seminar baik
lokal maupun nasional. Pada tahun 2018, Katharsis pernah mengadakan diskusi ilmiah dengan
mengundang wartawan senior dari makassar. Pada tahun 2019 Katharsis juga pernah mengadakan
seminar Nasional dengan menghadirkan Asep Setiawan yang merupakan Ketua Komisi Pemberdayaan
Organisasi Dewan Pers Indonesia periode 2019-2022. Selain itu, Katharsis juga menghadirkan Natasya
Silaen yang pada saat itu merupakan Miss Internet Indonesia. Dengan mengangkat tema “ Peran Pers di
Era Digital dalam Melawan Hoax”. Pada tahun 2020 ini, Katharsis telah menghasilkan sebuah buku
dengan judul “Malam Pengantin Aisyah”. Buku ontologi cerpen tersebut merupakan hasil kolaborasi
mahasiswa dan dosen Sastra Indonesia FIB UHO. Katharsis saat ini diketuai oleh Ade Chandra dan
berada di bawah binaan dosen-dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Komunitas Narasi Toleransi
Narasi Toleransi adalah sebuah komunitas yang berfokus pada keberagaman identitas,
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan non diskriminasi (diversity, equality, equity, dan humanity).
176
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
Komunitas ini pertama kali terbentuk pada tanggal 12 Oktober 2019 di Mojokerto, Jawa Timur, karena
banyaknya diskriminasi atas nama identitas baik agama, seksual ataupun lainnya. Keresahan itu
membuat beberapa kawan peserta Interfaith and Seksuality Camp YIFOS Indonesia, yakni Richa dari
Yogyakarta, Mulki dari kota Kendari, Anna dan Dera dari Semarang mendirikan komunitas ini sebagai
bentuk tindak lanjut dari kegiatan camp tersebut. Tujuannya merespons peran anak muda dalam
menciptakan ruang nyaman untuk kebersamaan dengan tag line Rayakan Perbedaan.
Narasi Toleransi saat ini berkembang menjadi 16 cabang di seluruh Indonesia, yakni
Yogyakarta, Kendari, Semarang, Bandung, Medan, Banjarmasin, Bengkulu, Jakarta, Salatiga, Solo,
Cirebon, Palembang, Serang, Bogor, Bekasi, dan Banten. Narasi Toleransi Indonesia sendiri saat ini di
Ketuai oleh Richa F. Sofyana selaku koordinator nasional, Untuk Kendari sendiri dikoordinatori oleh
Juli Mulkian. Di antara beberapa cabang Narasi Toleransi yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia
tersebut, Kendari adalah salah satu cabang yang cukup aktif berkegiatan, mulai dari diskusi antar
penggurus, kunjungan tempat ibadah bahkan diskusi online.
Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah tim dosen Universitas Halu Oleo Kendari, yang diketuai oleh Dr.
Lilik Rita Lindayani, S.Pd., M.Hum. yang memiliki bidang kepakaran Kajian Budaya. Sedangkan
anggota tim, adalah dosen-dosen dari bidang Bahasa dan Sastra, Antropologi, Tradisi Lisan, dan juga
melibatkan mahasiswa. Baik ketua maupun anggota telah beberapa kali terlibat dalam kegiatan
pengabdian, di antaranya yang baru dilaksanakan juga bertema “Sosialisasi Pencegahan Covid-19
Berbasis Bahasa Daerah pada Tahun 2020” terintegrasi KKN tematik dan “Penyuluhan Pentingnya
Sastra Bagi Perkembangan Kepribadian Anak” yang sudah terpublikasi pada jurnal pengabdian Amal
Ilmiah dengan judul artikel Sastra bagi Perkembangan kepribadian Anak (Lindayani, et. al, 2020: 108-
114), Volume 1, Nomor 2 Mei-2020 http://ojs.uho.ac.id
177
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
178
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
bersifat antiseptik. Penggunaan sebagai obat luar digunakan untuk menghilangkan rasa sakit,
mengeluarkan keringat, dan karminatif. Untuk pemanfaatan luar, minyak kayu putih digunakan untuk
menyembuhkan luka gores pada kulit. Minyak kayu putih juga dimanfaatakan sebagai dekongestan,
ekspektoran, antineuralgik, antipiretik dan mengurangi kejang. Kayu putih jarang ditanam di
pekarangan rumah sebagai tanaman hias (Hakim, 2015:131).
5. Jahe
Jahe dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan obat-obatan sejak lama. Jahe mengandung banyak
energi, karbohidrat, protein, lemak, kolestrol, serat, folates, niasin, asam pantotenat, piridoksin, vitamin
A, vitamin E, dan vitamin K, natrium, kalium, kalsium, tembaga, besi, magnesium, mangan, fosfor,
seng. Manfaat jahe adalah meredakan gejala rematik, influenza, asma, masuk angin, dan radang
tenggorokan. Gingerol yang terdapat dalam rimpang jahe dapat membantu meningkatkan motilitas
intestinal dan diketahui berperan sebagai agen anti-inflammatory, meredakan nyeri (analgesic), anti-
piretik dan anti-bakterial. Berbagai studi melaporkan bahwa gingerol dapat meredakan rasa mual dan
dapat menyembuhkan sakit kepala dan migraine (Hakim: 2015)
6. Kencur
Kencur merupakan terna kecil. Rimpang kencur terutama dipakai sebagai bahan masakan karena
mempunyai aroma yang spesifik. Selain dimanfaatkan sebagai penguat cita rasa makanan, kencur
dimanfaatkan sebagai jamu tradisional (beras kencur). Menurut penelitian, kencur dapat menyembuhkan
batuk, flu, sakit kepala, keseleo, radang lambung, memperlancar haid, radang telinga, membersihkan
darah kotor, mata pegal, diare, masuk angin. Rimpang dipisahkan dari daun-daunan, dan kemudian
dikering anginkan untuk disimpan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rimpang kencur
mengandung 4,14 % pati, 13,73% mineral, dan 0,02% minyak astiri yang terdiri dari sineol, asam metal
kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin,
asam anisic, dan alkaloid (Hakim, 2015:143).
7. Temu Lawak
Temu Lawak dikenal sebagai Javanese Turmeric adalah tumbuhan yang diduga asli dari hutan-hutan
area Indonesia dan semenanjung Malaysia. Tanaman temu lawak hampir menyerupai kunyit, namun
sejatinya kedua jenis ini berbeda. Rhizome yang tumbuh di dalam tanah digunakan sebagai obat. Di
Jawa, ramuan temu lawak digunakan sebagai jamu. Saat ini, temu lawak banyak digunakan untuk
berbagai pengobatan, termasuk kanker. Li et al (1995) menyebutkan, bahwa temu lawak efektif dalam
penyembuhan kanker dan menjaga fungsi hati sebagai agen hepatoprotektif. Temu lawak juga
digunakan untuk pengobatan radang sendi, menyembuhkan mag dan melancarkan pencernakan.
Rhizome temu lawak mengandung kurkuminoid dan anekaragam minyak volatile. Ekstrak dari rimpang
temu lawak bersifat antioksidan, antiinflamatori dan imunomodulator, antimutagen dan anti
karsinogen, hepatoprotektif, antiaging, estrogenic, dan anti-koagulasi (Hakim, 2015:144).
179
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
Minyak kayu
Putih Gulungan Tisu
180
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
Jahe
Temulawak
Kencur
Gambar 4. Rempah rimpang jahe, temulawak, dan kunyit
181
Jurnal PEPADU e-ISSN: 2715-9574
http://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/jurnalpepadu/index Vol. 2 No. 2, April 2021
DAFTAR PUSTAKA
Fatmah. 2006. “Respons Imunitas yang Rendah pada Tubuh Manusia Usia Lanjut” Majalah Kesehatan,
Vol. 10, No. 1. Jakarta.
Hakim, Luchman. 2015. Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat: Keragaman,
Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-Kebugaran (e-book). https://www.coursehero.com/.
Yogyakarta: Course Hero.
Lindayani, Lilik Rita et. al., 2020. “Sastra bagi Perkembangan Kepribadian Anak”: Jurnal Amal Ilmiah
Vol. 1, No. 2 Mei-2020 hlm. 108-114, e-ISSN 2714-5778 http://ojs.uho.ac.id
Listia, Herfina. 2017. Studi Kinetika Endosperma Buah Kelapa (Cocos Nucifera) untuk Meningkatkan
Sistem Imunitas Tubuh Terhadap infeksi Virus Pada Batuk Pilek Atau Selema. FMIPA: Universitas
Negeri Padang.
Tim Bidang Pembelajaran Kemdikbud, 2016. Pedoman Gerakan Nasional Literasi Bangsa
(Menciptakan Ekosistem Sekolah dan Masyarakat Berbudaya Baca-Tulis serta Cinta Sastra).
Jakarta: Pusat Pembinaan BPPB Kemdikbud RI.
Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun, 2014. Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
Priyani, Rizka. 2020. “Manfaat Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness) Terhadap Sistem
Imun Tubuh”. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 7, No. 3, hlm. 484-490, Juli-2020. ISSN
2355-7583 http://ejurnalmalahayati.ac.id
Pujaningsih, Ni Nyoman dan I.G.A.AG Dewi Sucitawathi. 2020. “Penerapan Kebijakan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (Pkm) dalam Penanggulangan Wabah Covid-19 di Kota Denpasar”. Jurnal
MODERAT, Vol. 6, No. 3, e- ISSN: 2622-691X, https://jurnal.unigal.ac.id
Spradley, James P., 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart And Winston.
Susilo, Adityo dkk. 2020.” Corona Virus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini” Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, Vol. 7, No.1. e-ISSN 2546-0621. http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id
182
SISTEM PAKAR PENDIAGNOSAAN DERMATITIS IMUN
MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES
Puji Sari Ramadhan
STMIK TRIGUNA DHARMA
Jl. AH Nasution No.73F, 20142, Indonesia
pujisariramadhan@gmail.com
Abstrak— Penyakit Dermatitis Imun merupakan penyakit pada kulit yang sebagian besar diderita oleh bayi
maupun anak-anak yang menyebabkan pelemahan imun, hal ini dikarenakan masih lemahnya sistem
imunitas pada anak sehingga sangat mudah diserang oleh virus dan bakteri, namun pada saat ini kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Dermatitis Imun mengakibatkan sulitnya pendekteksian secara
dini penyakit tersebut sehingga menyebabkan terhambatnya penanganan terhadap anak yang mengalami
penyakit Dermatitis Imun. Melihat fenomena yang terjadi maka dibutuhkan sebuah sistem cerdas yang
mampu mengadopsi kemampuan dan pengetahuan pakar ke dalam sebuah sistem komputerisai untuk
menghasilkan analisis pendiagnosaan yang akurat dengan menggunakan metode Teorema Bayes, yang telah
diketahui bahwa metode tersebut telah banyak digunakan untuk melakukan pendiagnosaan terhadap
penyakit dalam beberapa kasus.
Abstract- Immune Dermatitis is a skin disease that generally attacks infants and children who cause
immune weakening, this is due to the weak immune system in children so that it is easily attacked by
bacteria and viruses, but at present the lack of public knowledge about the disease Inflammation of Immune
Dermatitis results in the difficulty of early detection of the disease, which causes obstruction to the
treatment of children suffering from Inflammatory Dermatitis Immune Disease. Looking at the phenomena
that occur, an intelligent system is needed that is capable of adopting expert skills and knowledge into a
computerized system to produce accurate diagnostic analysis using Bayes Theorem method, which has been
known that the method has been widely used to diagnose diseases in some cases.
43
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597
dialami oleh pasien anak tersebut dengan menerapakan penyakit Dermatitis Imun terdiri dari Eksim Dermatis,
metode Teorema Bayes. Psoriasis, dan Atopik.
Sistem ini juga dapat digunakan dalam pengambilan
1) Eksim Dermatis adalah penyakit pada kulit atau
kesimpulan diagnosa awal sebelum melakukan pemeriksaan
kelainan kulit yang terlihat iritasi. Iritasi ini dapat terjadi pada
intensif laboratorium.
area mana saja namun sering teridentifikasi pada bagian
II. LANDASAN TEORI lengan dan kaki. Gejala eksim muncul pada saat masa anak-
anak umur di atas dua tahun. Pada beberapa penelitian,
Pada penelitian ini dibutuhkan landasan teori yang
penyakit ini akan menghilang saat dewasa, namun juga
berhubungan tentang Sistem Pakar, Teorema Bayes, dan
terdapat penderita seumur hidupnya[11].
penyakit Dermatitis Imun.
2) Psoriasis adalah jenis kelaian kulit yang penderitanya
A. Sistem Pakar mengalami pergantian pada kulit dalam waktu cepat.
Sistem Pakar termasuk kedalam kelompok kecerdasan Kemunculan penyakit Psoriasis terjadi pada jangka waktu
buatan yang mempunyai kemampuan khusus untuk yang lama atau hilang-timbul. Penyakit ini secara klinis tidak
menyelesaikan kondisi permasalahan yang ada [6]. mengancam nyawa ataupun menular, tetapi dapat menurunkan
Dalam penelitian selanjutnya dikemukakan bahwa Sistem kualitas hidup dan mengganggu kekuatan imun [11].
pakar ialah pengembangan dari sistem cerdas berbasis aplikasi
[7]. 3) Atopik merupakan penyakit yang dikenal dengan
Pendapat lainnya yang mengemukakan, Sistem Pakar ialah dermatitis atopik dikarenakan pada umumnya penderita
hasil dari pengetahuan pakar dan teknik pencarian [3]. merasakan reaksi kulit yang berasal dari IgE dan memiliki
Definisi lain yang menyebutkan Sistem Pakar untuk kecenderungan untuk mengalami rhinitis dan asma, yang lebih
diimplementasikan dalam melakukan pemecahan masalah dan dikenal dengan allergic march [11].
pengambilan kesimpulan dengan dasar pengetahuan pakar [8]. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam referensi lainnya, mengemukakan Sistem Pakar
adalah bagian yang terdapat dalam kecerdasan buatan yang Penelitian ini menerapkan metode penelitian berupa
diperuntukkan dalam pendiagnosaan kerusakan sistem dan Reserch and Development yang memiliki tujuan untuk
sebagai solusi permasalahan [9]. menghasilkan suatu produk baru berbentuk software E-
Healthcare, yang nantinya dapat diterapkan untuk melakukan
B. Forward Chaining diagnosa Dermatitis Imun melalui gejala-gejala yang
Forward Chaining merupakan jenis mesin inferensi yang ditelusuri pada pasien anak dengan menggunakan Teorema
melakukan teknik penelusuran maju dengan menelusuri Bayes. Selain itu penelitian ini memiliki kerangka kerja yang
aturan-aturan untuk mencapai suatu kesimpulan. meliputi analisa permasalahan, pembentukan basis aturan,
Solusi untuk beberapa masalah secara alami dimulai melakukan penelusuran dengan menggunakan teknik Forward
dengan pengumpulan informasi. Penalaran diterapkan pada Chaining, kemudian melakukan kalkulasi dengan
informasi ini untuk menghasilkan kesimpulan logis[7]. menggunakan Teorema Bayes yang pada akhirnya akan
menghasilkan nilai probabilitas suatu penyakit yang
C. Teorema Bayes kemungkinan dialami oleh pasien anak dan dijadikan sebagai
Teorema Bayes adalah jenis metode yang terdapat pada layanan konsultasi.
Sistem Pakar telah banyak digunakan untuk meneukan solusi
A. Analisa Permasalahan
permasalahan yang berkaitan tentang probabilitas termasuk
penerapan dalam pendeteksian penyakit. Dalam merancang sebuah sistem yang mampu
Teorema Bayes adalah metode yang menerapkan aturan mengakuisisi proses dan cara memasukkan pengetahuan dari
yang dihubungkan dengan nilai probabilitas atau pakar yang dapat diterapkan pada sistem sehingga dapat
kemungkinan untuk menghasilkan suatu keputusan dan memberikan kemudahan dalam mendiagnosa Dermatitis Imun
informasi yang tepat berdasarkan penyebab-penyebab yang dengan kualitas pakar, maka dibutuhkan pengolahan basis
terjadi[1]. Berikut ini merupakan persamaan dari fungsi pengetahuan kepakaran sehingga menghasilkan diagnosa dan
Teorema Bayes : kesimpulan sesuai dengan kaidah-kaidah basis pengetahuan.
Berikut ini merupakan hasil pembentukan dari basis
P( S M i )
P( M i | S ) ....................(1) pengetahuan berdasarkan pengetahuan pakar.
P( S )
TABEL I
DATA KEPAKARAN
D. Penyakit Dermatitis Imun
Penyakit Dermatitis Imun merupakan penyakit yang sering Dermatitis Imun
No Daftar Gejala
diderita oleh bayi dan anak, penyakit ini memiliki sifat kronik Eksim Psoriasis Atopik
biasanya disertai alergi, dan bahan kimia/iritan[10]. Jenis Rasa panas dan dingin
1 0.6
yang berlebihan bagian
44
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597
kulit yang terkena eksim menghitung nilai probabilitas kedua penyakit tersebut
2 Rasa gatal 0.2 0.4 sehingga nantinya terpilih satu penyakit yang mempunyai
3 Kulit kering 0.6 nilai probabilitas tertinggi dari 2 jenis yang telah dilakukan
Tampak lepuhan-lepuhan penelusuran.
4 0.4
kecil (Bintil-bintil air) Berikut ini merupakan proses dari perhitungan metode
5 Kulit bersisik 0.2 0.4 Teorema Bayes :
Bintik merah yang
1) Jenis Penyakit Eksim Dermatitis:
6 ditumbuhi bercak lebar 0.6
putih Rasa gatal, kulit kering, dan lepuhan kecil
(P|H1) = 0.2 / 1.2 = 0.167
Dermatitis Imun (P|H2) = 0.6 / 1.2 = 0.5
No Daftar Gejala
Eksim Psoriasis Atopik (P|H3) = 0.4 / 1.2 = 0.33
7 Menyerang sendi 0.4 P(E|Hk) x P(Hk) = (0.2*0.167) + (0.6*0.5) +
8 Bernanah 0.4 (0.4*0.33) = 0.467
9 Badan menggigil 0.4 P(H1|E) = (0.2 * 0.467) / 0.467 = 0.07
10 Kulit pecah-pecah 0.4 P(H2|E) = (0.6 * 0.5) / 0.467 = 0.64
P(H3|E) = (0.4 * 0.33) / 0.467 = 0.29
∑Bayes = (0.2 * 0.07) + (0.6 * 0.64) + (0.4 * 0.29)
B. Pembentukan Basis Pengetahuan = 0.51 (Hasil Bayes)
Setelah mendapatkan data-data yang berkenaan dengan Maka berdasarkan hasil dari perhitungan dengan metode
Dermatitis Imun beserta gejala-gejala yang pada umumnya Teorema Bayes yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk
terjadi dan dialami oleh anak, maka selanjutnya membentuk penyakit Eksim Dermatitis adalah 0.51 atau 51 %.
basis aturan (rule). Berikut merupakan rule base yang 2) Jenis Penyakit Atopik
dibentuk: (P|H1) = 0.6 / 0.6 = 1
Rule 1 : IF panas serta dingin pada eksim=Yes AND rasa P(H1|E) = (0.6 * 1) / 1 = 0.6
gatal =Yes AND kulit kering =Yes AND tampak ∑Bayes = (0.6 * 0.6) = 0.36 (Hasil Bayes)
lepuhan-lepuhan kecil=Yes AND kulit Maka hasil dari perhitungan dengan metode Teorema
bersisik=Yes THEN Penyakit = Eksim Dermatitis. Bayes untuk penyakit Atopik adalah 0.36 atau 36%.
Rule 2 : IF bintik merah ditumbuhi bercak lebar putih =Yes 3) Kesimpulan Perhitungan
AND menyerang sendi =Yes AND bernanah =Yes Nilai Max (Eksim Dermatitis dan Atopik) = (0.51 ;
AND badan menggigil=Yes THEN Penyakit = 0.36) = 0.51
Psoriasis. Maka hasil diagnosa yang didapat atas kasus tersebut,
Rule 3 : IF rasa gatal =Yes AND kulit bersisik =Yes AND bahwa pasien anak kemungkinan besar mengalami penyakit
kulit pecah-pecah=Yes THEN Penyakit = Atopik. Dermatitis Imun pada jenis Eksim Dermatitis dengan tingkat
probabilitas terhadap penyakit tesebut adalah 0.51 atau 51 %.
C. Penelurusan Forward Chaining
Berdasarkan hasil pembentukan basis aturan(rule), maka E. Implementasi Sistem
dapat digunakan dalam melakukan pendiagnosaan penyakit. Sistem Pakar pada kasus ini dirancang memiliki 2 halaman,
Contohnya : seorang anak menderita gejala-gejala : rasa yaitu halaman utama yang pada umumnya digunakan user
gatal, kulit kering, dan tampak lepuhan-lepuhan kecil, maka untuk mengakses layanan konsultasi, kemudian terdapat
proses selanjutnya adalah mencari aturan yang tepat dengan halaman administrator atau kepakaran yang nantinya untuk
keadaan yang dihadapi : dapat digunakan oleh pakar untuk mengelola basis
Rule 1 : IF rasa gatal =Yes AND kulit kering =Yes AND pengetahuan yang berkaitan dengan Dermatitis Imun. Berikut
tampak lepuhan-lepuhan kecil=Yes THEN ini merupakan tampilan dari sistem yang telah disediakan
Penyakit = Eksim Dermatitis. untuk mendeteksi penyakit Dermatitis Imun dengan
Rule 3 : IF rasa gatal =Yes THEN Penyakit = Atopik. menggunakan metode Teorema Bayes.
Berdasarkan hasil dari proses penelusuran dengan 1) Layanan Konsultasi
menggunakan Forward Chaining, diketahui bahwa anak Halaman utama merupakan halaman awal Sistem Pakar
tersebut mengalami penyakit Dermatitis Imun dengan yaitu : untuk mendiagnosa penyakit Dermatitis Imun yang akan
Eksim Dermatitis dan Atopik. terlihat pada saat website dibuka, sistem E-Healthcare ini
D. Penerapan Teorema Bayes dapat dijalankan melalui halaman website.
Proses pendiagnosaan akan dapat dilakukan dengan
Setelah melakukan proses penelusuran dengan memasukkan identitas pasien terlebih dahulu pada menu
menggunakan Forward Chaining dengan menghasilkan 2 diagnosa, berikut merupakan tampilan data pasien.
jenis penyakit yaitu : Eksim Dermatitis serta Atopik, maka
perlu mengoptimalisasikan penelusuran tersebut dengan
menerapkan Teorema Bayes yang nantinya berfungsi untuk
45
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597
46
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597
47
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) e-ISSN : 2540-7600
Vol 3, No 1, September 2018 p-ISSN : 2540-7597
REFERENSI
[1] F. M. Hadini, “Detection System Milkfish Formalin Android-Based
Method Based on Image Eye Using Naive Bayes Classifier,” vol. 9, no.
1, pp. 2–5, 2017.
[2] A. Widjaja and A. B. Susilo, “EXPERT SYSTEM TO IDENTIFY
DAMAGE CISCO AS5300 DEVICE WITH THE METHOD OF
FORWARD CHAINING-BASED CLIENT-,” vol. 9, pp. 787–805,
2017.
[3] M. S. Hossain, F. Ahmed, Fatema-Tuj-Johora, and K. Andersson, “A
Belief Rule Based Expert System to Assess Tuberculosis under
Uncertainty,” J. Med. Syst., vol. 41, no. 3, 2017.
[4] Ashari, “Penerapan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit
Pecernaan Dengan Pengobatan Alami,” no. November, pp. 1–9, 2016.
[5] F. Masya, H. Prastiawan, and S. Mubaroq, “Application Design to
Diagnosis of Bone Fracture ( Traditional ) using Forward Chaining
Methods,” Int. Res. J. Comput. Sci., vol. 3, no. 09, pp. 23–30, 2016.
[6] D. Gede and H. Divayana, “Application of Pineapple Diseases Expert
System with FC-FL Method at Badung Regency Agriculture
Department,” vol. 4, no. 8, pp. 293–298, 2014.
[7] A. Al-Ajlan, “The Comparison between Forward and Backward
Chaining,” Int. J. Mach. Learn. Comput., vol. 5, no. 2, pp. 106–113,
48
InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan)
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
Abstrak
Kandidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh fungi Candida albicans. Insidensi
kandidiasis cukup tinggi terutama di Indonesia. Dalam mengembangkan patogenitasnya, fungi
ini melakukan beberapa cara sehingga dapat menginvasi dan menghindar (escape) dari sistem
imun. Sistem imun Host harus mampu untuk melakukan respon terhadap antigen yaitu melalui
reseptor, aktivasi jalur transduksi serta peran berbagai sel imun. Candida albicans merupakan
organisme hidup yang berjuang beradaptasi untuk mengembangkan mekanisme escape dari
respon imun. Telah banyak artikel yang menuliskan respon imun terhadap kandidiasis, namun
penulisan ini bertujuan untuk dapat memahami lebih lanjut dan memperbarui informasi
mengenai proses biologikal patogenitas fungi dan mekanisme Candida albicans dalam
menghindari (escape) respon imun, peran masing-masing molekul dan sel imunitas innate,
serta aspek klinis dari infeksi Candida albicans. Kita menghadapi tantangan baru dalam terapi
infeksi fungi, sehingga dengan memahami mekanisme escape dari Candida albicans, dapat
dikembangkan antifungi atau vaksin Candida, sehingga insidensi kandidiasis dapat ditekan.
Abstract
60
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
Kandidiasis atau kandidosis adalah Menurut Pal (2017), dari 400.000 penyakit
infeksi yang disebabkan oleh jenis fungi kandidiasis yang disebabkan karena
dari genus Candida (Sardi et al, 2013). Candida albicans di seluruh dunia
Terdapat sekitar 600.000 spesies fungi, menyebabkan 46-75% kematian.
namun hanya 0,1% atau 600 spesies fungi Candidida albicans merupakan
tinggi di Dunia dan 70% dari kandidiasis albicans memiliki kemampuan untuk
disebabkan Candida albicans. Candida menghindari (escape) dari perondaan imun
albicans merupakan fungi oportunistik (Surveilance) inangnya. Pada awalnya C.
penyebab sariawan (Kusmammoto, 2004), albicans akan menempel pada sel inang
bahkan menurut Naglik (2014) kandidiasis melalui bentuk yeast yang hidup normal di
menyumbangkan angka morbiditas tinggi permukaan kulit dan mukosa tanpa
dan motilitas dalam jumlah jutaan dari menimbulkan respon imun inangnya.
individu di dunia. Kandidiasis pada vagina Pembentukan hifa dapat melakukan invasi
terjadi pada 75% wanita di usia reproduktif dan infiltrasi pada jaringan dan berperan
setara dengan 39 juta terinfeksi tiap tahun. terhadap patogenitas penyakit. Formasi
Infeksi Candida juga umum bermanifestasi hifa ini dapat membentuk biofilm yang
oral pada infeksi Human berfungsi sebagai perlindungan dari terapi
Immunodeficiencty Virus (HIV) dengan 50% antifungi, escape sel-sel pathogen dari
pasien HIV positif dan 90% pasien AIDS sistem imun dan sebagai sumber infeksi
mengalami kandidiasis oral, selain itu
61
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
albicans sangat beradaptasi pada manusia sel, (3) thigmotropism, (4) pembentukan
sebagai organisme komensal (Naglik, biofilm, dan (5) sekresi enzim hidrolitik
2014). Organisme komensal adalah yang diduga merupakan faktor virulensi
mikroorganisme yang tidak menginduksi (Mayer et al, 2013).
kondisi lingkungan yang sesuai. Faktor dalam bentuk tunas yeast ovoid atau
virulensi yang terekspresi dan dibutuhkan sebagai sel ellipsoid memanjang dengan
(seperti mukosal atau sistemik), tahapan lingkungan yang sesuai pH <6, C. albicans
infeksi atau sifat alami respon host (Naglik, tumbuh dominan dalam bentuk yeast,
2014). sementara jika pH > 7, temperatur fisiologi
62
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
dan keberadaan CO2 akan terjadi yang memediasi ikatan dengan ligan host
pertumbuhan hifa yang merupakan (E-cadherin dan N-cadherin). Dua molekul
mekanisme komunikasinya. Perubahan C. invasins yang telah diidentifikasi andalag
albicans dari motfologi yeast ke bentuk Als3 yang jga berperan sebagai adhesins,
hifa disebut dengan dimorphism. Pada dan Ssal (Mayer et al, 2013).
kondisi yang tidak menguntungkan seperti Thigmotropism merupakan
kurangnya sumber makanan, mekanisme yang mecetuskan
mikroorganisme ini akan menghasilkan pembentukan hifa dan biofilm pada C.
serum N-asetilglukosamin (Mayer et al, albicans. Kontak dengan permukaan akan
2013). menyebabkan sel yeast Candida berubah
Satu bentuk patogenitas dari C. menjadi hifa. Respons tersebut dapat
albicans adalah kemampuannya untuk menginduksi permukaan yang secara
membentuk klamidospora yaitu sel-sel topografi menyerupai host, akan
yang berwujud reftraktil (berwarna mengarahkan pertumbuhan hifa. Hifa
terang), berdinding tipis dan dibentuk pada dapat merasakan topografi permukaan
hifa terminal (ujung) atau lateral (samping) melalui thigmotropism (Brand, 2012).
dan sesekali pada pseudohifa. Bentukan Faktor virulesi dari C. albicans
klamidospora ini akan berkembang pada dihasilkan juga enzim hidrolitik antara lain
lingkungan dengan oksigen terbatas dan proteinase dan fosfolipase. Diantara
pada suhu yang relatif rendah (Nasution, beberapa faktor tersebut, enzim hidrolitik
2013). ekstraseluler SAPs (secreted aspartyl
Fungi ini memiliki seperangkat proteinases) diduga mejadi salah satu
protein khusus yang membantunya untuk faktor virulensi utama yang berperan pada
melekat pada sel C. albicans atau pertumbuhan candida karena enzim
mikroorganisme yang lain, pada tersebut membuka jalan untuk pelekatan/
permukaan abiotic dan pada sel host. adhere, penetrasi dan untuk invasi ke
Molekul adhesin adalah agglutinin-like jaringan (Deepa et al, 2015).
sequence (ALS) dan Hwpl. Kedua protein Patogenitas Candida albicans pada
ini juga menunjukkan kontribusinya pada Permukaan Mukosa
pembentukan biofilm dengan kerja sebagai Candida memiliki kemampuan
adhesin pelengkap. Dalam mekanisme menginfeksi tiap jaringan pada inang yang
endositosis, C. albicans mengekspresikan mengalami defisiensi imun melalui
protein pada permukaan sel atau invasins imunitas innate ataupun adaptif
63
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
(Deorukhkar, 2017). Hal yang paling mukosal merupakan formasi unik dimana
penting untuk pertahanan terhadap terjadi kontak konstan dengan C. albicans
pathogen adalah bagaimana inang dapat sehingga merupakan pertahanan garis
membedakan antara mikroba komensal pertama melawan fungi. Potensi infeksi
dan patogenik terutama mikroba pathogen sistemik menjadi fatal jika dapat
yang bersifat oportunistik seperti Candida menembus barier mukosal sehingga
albicans. Secara normal, fungi jenis ini interaksi sel epitel dan C. albicans sangat
tidak menyebabkan kondisi patologis. Jika penting untuk diketahui, termasuk
terjadi perubahan pada lingkungan mengenali apakah C. albicans merupakan
lokalnya seperti perubahan mikrobiota organisme komensal atau patogenik
normal atau pertahanan imun inang yang (Naglik et al, 2011).
kompromi/ toleran, dapat menyebabkan Menurut Nasution (2013), faktor
fungi ini menjadi pathogen. virulensi pada spesies ini juga ditentukan
Keadaan pathogen yang disebabkan dari dinding selnya karena bagian ini secara
fungi ini antara lain pada pasien dengan langsung melakukan kontak dengan sel
imunokompromi dan terjadi pula infeksi inang. Dinding sel C. albicans mengandung
vagina pada wanita usia produktif. substansi derivatif dari mannoprotein yang
Terdapat beberapa faktor virulensi yang bersifat imunosupresif dan menekan
menentukan peran pada infeksi C. albicans, sistem imun inang, yang akibatnya
namun yang paling banyak dipelajari meningkatkan pertahanan C. albicans dari
adalah pembentukan hifa yang mengawali sistem imun. Selanjutnya fungi ini akan
terjadinya invasi, terutama peran sel berada pada tahap adhesi yaitu ekspresi
epitel/ Epithelial Cells (ECs) dalam berbagai antigen pada permukaan sel fungi
permukaan mukosa (Moyes and Naglik, yang dikenali oleh berbagai protein
2011). ekstraseluler pada permukaan sel epitel
Adhesi C. albicans menembus sel epitel inang. Tahapan adhesi ini akan
Pertahanan inang dari kerusakan menyebabkan perubahan bentuk C.
yang diakibatkan C. albicans melalui barier albicans dari blastofor mejadi bentuk
mekanik sebagai pertahanan terhadap klamidospora. Pesudohifa yang dihasilkan
penetrasi Candida ke permukaan epitel, menambah besar virulensinya karena hifa
selain itu sekresi antimikroba terlarut, dan memiliki ukuran lebih besar dari spora,
mekanisme imun baik innate maupun yang akan lebih menyulitkan makrofag
adaptive. Sel epitel pada permukaan untuk memfagositosis. Selain ini
64
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
65
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
pada sel epitel bukal atau vaginal dan aktivitas antimikologikal lain yang didapat
pelekatannya berperan penting dalam dari tanaman adalah saponin, alkaloid,
pathogenesis kandidiasis mukokutan. peptide dan protein (Spampinato and
Fungi ini termasuk pathogen utama Leonardi, 2013).
dari infeksi fungi, yang ketika masuk ke Pengenalan sistem imun innate terhadap
peredaran darah dapat menginfeksi banyak Candida albicans
organ dan menghadapi beberapa kondisi Imunitas innate atau bawaan
yang menginduksi sel Candida beradaptasi merupakan lini pertama dari pertahanan
sehingga menyebabkan suatu penyakit. non spesifik terhadap pathogen yaitu C.
Sistemik kandidiasis berhubungan dengan abicans. Respon non spesifik ini akan
2 faktor yaitu kerentanan host dan atau diaktifkan sesegera mungkin saat
peningkatan virulensi fungi selama proses pengenalan mikroba dan merupakan peran
infeksi (Arita et al, 2019). inti dalam mengontrol “fungal burden’,
Pada infeksi superfisial dapat diobati sehingga dapat mencegah penyakit.
dengan sukses menggunakan obat Pengenalan imunitas innate terhadap
antifungi topikal. Infeksi sistemik dapat Candida terjadi melalui pengenalan
diterapi melalui oral atau intravena. bantuk-bentuk molekuler pathogen atau
Formulasi baru antifungi antara lain adalah Pathogen-Associated Molecular Patterns
liposomal amphotericin B, amphotericin B (PAMPs) yang akan dikenali oleh reseptor
lipid complex, amphotericin B colloidal dari inang yang disebut Pattern
dispersion, amphotericin B sampai Recognition Receptors (PRRs) (Naglik,
formulasi lipid nanosphere, itraconazole, 2014). Seperti telah disebutkan bahwa
dan β-cyclodextrin itraconazole, mamupun pada tahap penempelan dengan sel epitel
kombinasi satu atau lebih senyawa inang, pertahanan akan dibentuk melalui
antifungal. regulasi sitokin.
Terapi alternatif yang potensial Imunitas Humoral
termasuk penggunaan bahan aktif yang Pada tahap adhesi, antigen pada
didapat dari sumber produk alami, agen fungi akan dikenali oleh berbagai reseptor
sintetik atau material yang telah sel imun seperti Toll-like Receptors (TLRs),
menunjukkan keaktifan secara in vitro. reseptor C-type lectin Receptors (CLRs).
Selain itu aktivitas antibiofilm ditunjukkan Selain itu pada tahapan ini akan diproduksi
dari terpen dan keefektifan dari carvacrol, sitokin proinflamasi dan kemokin pada
geraniol dan thymol. Senyawadengan berbagai sel termasuk sel epitel (Kiyoura
66
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
and Tamai, 2015). Adhesi dan penempelan akan nampak peningkatan baik sitokin anti
fungi akan diikuti oleh pelepasan mediator inflamasi IL-10 dan pro inflamasi IL-6,
adhesi sehingga membantu pengenalan sedangkan pada awal pembentukan
antara molelul antigenik fungi dengan sel biofilm yang merupakan tahapan virulensi
atau molekul imun innate. Protein yang Candida akan terjadi pula peningkatan
berperan sebagai mediator adhesi kadar IL-10. Kadar sitokin IL-6 dan IL-10
dibedakan menjadi protein serum (serum meningkat ketika fase inflamasi pada tahap
albumin dan transferin, fibrinogen, patogenik yang ditunjukkan pada hari ke
fragmen komplemen C3D dan iC3b), 28 setelah infeksi C. albicans pada tikus.
protein matriks ekstraseluler (laminin, Beragam sitokin dan kemokin yang
fibronektin, entacin, vitronektin, kolagen), menghambat fungi ini akan disekresi oleh
mannan adhesins dan protein binding sel epitel, selain itu pada permukaan kulit
lainnya (mannan adhesins, protein juga mengandung berbagai substansi
hidrofobik, fimbriae, plastic-binding seperti asam lemak bebas yang
protein, epithelial binding lectin-like menghambat pertumbuhan dan
protein, agglutinin-lik proteins) (Nasution, pembelahan dari candida. Pada rongga
2013). mulut juga dihasilkan saliva yang berperan
Sitokin memiliki peran besar selain sebagai antimikrobia termasuk lisosim,
sebagai modulator fungsi sel efektor laktoperoksidase histatin, kalprotektin dan
antifungi, juga berperan sebagai pengatur laktoferin (Deorukhkar, 2017). Histatin
pada perkembangan dan diferensiasi adalah protein kaya akan histidin yang
subset sel Thelper (CD4+) (Romani, 2000). disekresi kelenjar parotid dan
Aktivasi sel Thelper menyebabkan produksi submandibular-sublingual saliva pada
kemokin dan sitokin pro-inflamasi seperti manusia, yang merupakan fungisidal paling
IL-1α, IL-1β, dan TNF-α. Sedangkan sitokin poten terhadap C. albicans. Beberapa sel
anti inflamasi IL-10 berperan dalam seperti sel epitel, memproduksi famili β-
pemprosesan antigen oleh Antigen Defensin yang berperan dalam melawan
Presenting Cells (APCs) yaitu sel dendritik. fungi, termasuk β-Defensin 2 dan 3
IL-10 berperan selama fase akhir infeksi merupakan antifungi terhadap C. albicans.
yang mengawali eliminasi dari fungi Peptida antimicrobial lain yang disintesis
tersebut (Seleem et al, 2016). Menurut dan disekreikan oleh sel epitel, netrofil dan
Masfufatun et al (2018) pada fase sel imun adalah LL-37 yang berperan
planktonik yaitu awal infeksi C. albicans
67
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
sebagai kemoatraktan untuk netrofil dan dari C3 juga memiliki aktivitas antifungi
monosit (Kiyoura and Tamai, 2015). (Naglik, 2014).
Penetrasi C. albicans ke jaringan lain Infeksi dari Candida juga dapat
maupun mukosa akan mengaktifkan mengaktifkan komplemen C5 dan berperan
faktor-faktor dan mediator pada serum utama dalam proses inflamasi, yang dapat
termasuk aktivasi kaskade komplemen membelah menjadi C5a dan C5b. C5a
yang mengawali opsonisasi, fagositosis dan adalah komponen inflamasi kuat dan
kerusakan intraseluler dari fungi ini menginduksi respon inflamasi dan
(Deorukhkar, 2017). Candida mengaktifkan merekrut sekaligus mengaktivasi sel
3 jalur aktivasi komplemen yaitu jalur efektor seperti makrofag, netrofil,
klasik, alternatif dan MBL (Mannose- eosinofil, basofil, sel mast dan sel inflamasi
Binding Lectin). Permukaan sel Candida yang lain. Sedangkan C5b dapat
dilapisi dengan monoprotein dengan meneruskan aktivasi komplemen lainnya
produksi berlebih yang selanjutnya akan dan komplemen terminal sehingga
mengaktifkan jalur MBL, yang berfungsi terbentuk MAC (Membrane Attack
untuk opsonisasi, fagositosis maupun Complex) (Zipfel and Skerka, 2012).
fungsi komplemen lainnya (Naglik, 2014). Imunitas Seluler
Interaksi antara komplemen C3b dan Pertahanan imunitas innate
reseptor komplemen CR3 dibutuhkan terutama yang melibatkan komponen
untuk proses fagositosis sel Candida. seluler utamanya dilakukan melalui proses
Protein pada dinding sel Candida seperti fagositosis. Langkah pertama dari proses
Gpml, Pral, dan Gpd2 dapat berikatan fagositosis ini melibatkan makrofag
dengan dengan komponen komplemen maupun sel polimorfonuklear (PMN) yang
sepert faktor H, FHL-1, C4BP dan mengenali molekul pathogen-associated
plasminogen yang menyebabkan molecular patterns PAMPs pada dinding sel
pembelahan dari C3. Interaksi antara C3b Candida melalui pattern recognition
dan CR3 juga berperan pada receptors (PRRs) yang berlokasi pada
penghambatan pertumbuhan hifa dan membran sel fagosit, endosom, dan
produksi sitokin oleh limfosit. Sedangkan sitoplasma. Pengikatan reseptor tersebut
MBL dapat menghambat pertumbuhan mampu memfagosit dan menghancurkan
Candida dan meningkatkan pelepasan sel fungi dalam fagolisosom melalui
sitokin TNFα dari monosit yang terinfeksi sejumlah mekanisme oksidatif
Candida. Anafilatoksin C3a yang dilepaskan dannonoksidatif, termasuk produksi ROS
68
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
dan RNS, ekspresi beberapa peptida oksidatif dapat merusak fungsi melalui
antimikroba dan aktivitas enzim hidrolitik. produksi modifikasi protein, penghancuran
Fungi dan bakteri menginduksi asan nukleat dan peroksidsi lipid (Anshour,
pembentukan neutrophil Extracellular 2015)
Traps (NETs) melalui PMN yang teraktivasi Sel Epitel
yang memenangkap dan membunuh fungi Epitel mukosa dikenali sebagai
dan bakteri secara ekstraseluler (Rudkin et pertahanan pertama setelah kontak awal
al, 2013). oleh serangan patogen. Interaksi antara
Pada fagositosis diperankan oleh epitel dan mikroorganisme menyebabkan
makrofag, neutrofil, dan sel dendritik yang komensalisme atau perusakan barier pada
akan “menelan” C. albicans. Dinding sel permukaan mukosa. Proses infeksi C.
pada fungi ini mengandung mannans, β- albicans meliputi adhesi, invasi dan
glucans dan kitin yang merupakan faktor kerusakan sel. Selama penempelan awal
virulen dan mengaktifkan fagositosis. dari C. albicans pada permukaan epitel,
Fagositosis β-glucans oleh makrofag sejumlah besar adhesion molecules yang
selanjutnya mengaktifkan produksi khusus diperlukan untuk membentuk
Reactive Oxygen Species (ROS). Pada pengikatan dengan inang, seperti protein
percobaan in vitro fagositosis pada fungi Hwp1p, Eap1p, Iff4p, Ssa1p, dan Als (Als1-
mengaktifkan sel dendritik untuk 7p dan Als9p). Adhesi dapat
memproduksi interleukin-12 yang memungkinkan C. albicans untuk
dibutuhkan untuk diferensiasi sel T helper mengembangkan virulensinya. C. albicans
1 (Kiyoura dan Tamai, 2015). memasuki sel epitel inang dapat melalui
Myeloperoksidase (MPO) adalah dua mekanisme termasuk endositosis dan
salah satu protein yang melimpah penetrasi aktif. Endositosis dimediasi
ditemukan pada neutrofil yang memediasi melalui adhesi dengan mendorong aktin sel
aktivitas antimikroba yang efisien dan epitel berkumpul di sekeliling
membantu pada proses awal infamasi. mikroorganisme untuk menghasilkan
MPO dapat mengkatalisasi oksidasi klorida pseudopoda yang bekerja sebagai jaring-
dan ion halide lainnya yang terdapat pada jaring untuk menangkap patogen. selama
hydrogen peroksida sehingga membentuk invasi fungi, Als1 dan Als3 menginduksi
asam hipoklorus dan produk reaktif lainnya endositosis melalui ikatan E-cadherin pada
sebagai antimkroba yang efisien. sel epitel oral (Qin et al, 2016).
Mekanisme yang membentuk radikal
69
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
70
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
71
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
NADPH oksidatif dan produksi ROS. Dectin- cara pembentukan sitokin GM-CSF, IFNγ
1 dapat mengaktifkan NF-κB di sel dan TNF-α yang mengaktifkan sel-sel imun
dendritik melalui sinyal molekul adaptor seperti PMNs, sel dendritik, makrofag dan
CARD9 (Caspase Recruitment Domain- sel T yang lain. Produksi IFNγ oleh sel NK
containing Protein 9) dan maturasi sel diturunkan oleh C. albicans, sitokin ini
dendritik. Produksi sitokin IL-12 dan TNFα dikenal sebagai modulator penting dalam
dimediasi oleh kerjasama dari dectin-1 dan aktivitas candidacidal oleh PMNs dan
TLRs pada sel dendritik. Selanjtunya makrofag. TNF-α dan GM-CSF memiliki
setelah antigen diinternalisasi oleh sel pengaruh dalam aktivitas antifungi oleh
dendritik akan dibawa ke endosome dan PMNs. Aktivitas antifungal oleh PMNs
lisosom untuk selanjutnya dipresentasi ke melalui peningkatan produksi ROS dan
sel T yang selanjutnya akan mengaktifkan menunda apoptosis PMNs Terdapat
dan terjadi diferensiasi sel T (Qin et al, beberapa reseptor yang bervariasi untuk
2016). mengenali pathogen dan mengimbangi
Sel Natural Killer transduksi sinyal pada sel NK, yaitu VCRs
Penyebutan Natural Killer (sel NK) (Natural Cytotoxicity Reseptors), KIRs
berasal dari kemampuannya untuk (Killer-Cell-Ig-Like Receptors) dan TLRs, juga
membunuh sel tumor. Aktivitas antitumor terdapat reseptor NKp30 yaitu salah satu
sel NK terhadap respon host melawan kelompok NCRs yang berperan untuk
beberapa pathogen diantaranya pengenalan pathogen fungi dan aktivitas
cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus antifungi sitotoksik. Polarisasi pada
atau virus hepatitis B dan C, bakteri gram reseptor sel NK selanjutnya diikuti dengan
positif dan negatif, bakteri intraseluler. Sel degranulasi, pelepasan perforin, granzim,
NK akan mengeliminasi sel target dengan granulosin dan molekul efektor lainnya.
molekul sitotoksik seperti perforin, granzim Perforin berperan dalam proses antifungi
B yang tersimpan pada granul-granul, atau secara langsung dengan cara memperforasi
melalui apoptosis. Sel NK bersifat atau melubangi membran sel dan akhirnya
sitotoksik terhadap germinal tubule pada menginduksi lisis sel target (Qin et al,
C. albicans dan selanjutnya mampu untuk 2016).
melakukan fagositosis terhadap fungi
tersebut (Schmidt et al, 2017). KESIMPULAN
Sel NK juga berkontribusi dalam Infeksi C. albicans menyebabkan
respon imun secara tidak langsung dengan beban kesehatan yang cukup besar bagi
72
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
manusia, namun terdapat beberapa tepat, dikarenakan tahap akhir infeksi yaitu
kemajuan nyata pada pemahaman pembentukan biofilm dapat berdampak
terhadap interaksi C. albicans dan sistem sistemik yang mengancam nyawa. Infeksi
imun. Peran sistem imun diantaranya sistemik ini dapat terjadi ketika sistem
mengenali, merespon dan akhirnya imun host mengalami kerentanan,
mengeliminasi fungi tersebut. Sistem imun defisiensi sistem imun, ataupun
innate merupakan sistem imun pertahanan peningkatanfaktor virulensi fungi.
awal yang terbagi atas sistem imun Pemberian antifungi saat ini bukan tidak
humoral dan seluler. Patogen fungi dalam menemui kendala, ancaman resistensi
menimbulkan kondisi patologi antifungi menjadi issue yang berkembang
mengembangkan faktor virulensi yang di masyarakat. Untuk itu perlu pemahaman
bahkan dapat menjadi targer dalam yang lebih luas terhadap respon imun
pengembangan vaksin atau anti candida terutama imunitas innate dalam
sehingga dapat mengurangi jumlah pasien pengembangan antifungi generasi
kandidiasis kelak. selanjutnya atau bahkan vaksin anti
Fungi Candida mengekspresikan Candida.
molekul asing (antigen) PAMPs yang
dikenali secara spesifik oleh PRRs yang DAFTAR PUSTAKA
selanjutnya memerlukan kerjasama Arita GS, Meneguello JE, Sakita KM, Faria
dengan sistem imun seluler termasuk sel DR, Pilau EJ et al, 2019. Serial
epitel, neutrophil, makrofag dan monosit, systemic Candida albicans
sel dendritik dan sel Natural Killer untuk infections highlighted by
menjalankan fungsinya dalam proteomics. Frontiers in Cellular
mempertahankan sistem imun dan and Infection Microbiology. 9:1-8
mengeliminasi pathogen fungi. Eliminasi Anshour SM, Kheiralla ZM, Maklad SS,
fungi melalui sistem imun innate antara Ameen MR and Zaki SS, 2015.
lain melibatkan fagositosis, pelepasan Relationship between virulence
mediator sitotoksik, mekanisme stress factors of Candida species with
oksidatif dengan pembentukan ROS, candiduria and myeloperoxidase
maupun produksi antifungi yang lain. concentrations. International
Infeksi Candida albicans baik Journal of Current Microbiology
infeksi superfisial maupun sistemik, and Applied Sciences, 4(1): 108-
memerlukan penanganan yang cepat dan 123
73
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
74
Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans
Putu Oky Ari Tania
75
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(1): 60-76, Maret 2020
76
http://jurnal.fk.unand.ac.id 436
Artikel Penelitian
Abstrak
Beberapa faktor telah diteliti berhubungan dengan pemulihan respons imun penderita HIV, diantaranya faktor
demografi, faktor klinis, dan faktor pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki hubungan karakteristik klinis
dengan pemulihan respons imun penderita HIV-1 yang mendapat terapi antiretroviral di RSUP Dr. M. Djamil. Ini
merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional dengan metode purposive sampling.
Pemulihan respons imun dinilai dari jumlah sel T CD4 setelah ≥1 tahun terapi antiretroviral. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien HIV yang berobat di Poliklinik Voluntary Conseling and Testing (VCT) RSUP Dr. M. Djamil Padang
periode 2010-2016. Besar sampel adalah sebanyak 70 penderita HIV. Hasil penelitian ini mendapatkan 40 subjek
penelitian berada pada stadium III 85,9% dan stadium IV 71,4% tidak mengalami pemulihan respons imun. Riwayat
koinfeksi lain sebanyak 68,6% tidak mengalami pemulihan respons imundiantaranya 13 subjek penelitian yang
memiliki riwayat koinfeksi lain, 11 (84,6%) tidak terjadi pemulihan respons imun. Sebanyak 57 subjek penelitian yang
tidak memiliki riwayat koinfeksi lain, sebanyak (64,9%) juga tidak terjadi pemulihan respons imun. Hasil uji Chi-Square
didapatkan stadium klinis saat terdiagnosis (p=0,002), faktor risiko penularan (p=0,036), dan koinfeksi lain (p=0,204).
Simpulan penelitian ini bahwa faktor-faktor yang terbukti berhubungan dengan pemulihan respons imun penderita HIV
adalah stadium klinis saat terdiagnosis dan faktor risiko penularan, sedangkan yang tidak berhubungan adalah riwayat
koinfeksi lain.
Kata kunci: HIV, karakteristik klinis, pemulihan respons imun, antiretroviral
Abstract
Several factors have been studied in relation with the recovery of the immune response of HIV patients,
including demographic factors, clinical factors, and treatment factors. The objective of this study was to investigate the
association of clinical characteristics and the recovery of immune response of HIV-1 patients that receiving
antiretroviral therapy at RSUP Dr. M. Djamil. This was an observational analytic study using cross sectional design
with purposive sampling method. Recovery of the immune response was assessed by the number of CD4 T cells after
1 year of antiretroviral therapy. The population in this study were HIV patients who were treated at Voluntary
Counseling and Testing (VCT) Polyclinic RSUP Dr. M. Djamil Padang for the period 2010-2016. The sample size were
seventy people with HIV/AIDS. The results of this study found forty study subjects were in stage III 85.9% and stage IV
71,4% did not experience recovery of the immune response. Another 68.6% history of coinfection did not experience
recovery of the immune response including 13 subjects who had a history of other co-infections, 11 (84.6%) did not
recover from the immune response. Fifty-seven study subjects who did not have a history of other co-infections, as
much as (64.9%) also did not recover the immune response.. Chi-Square test results obtained clinical stage at
diagnosis (p = 0.002), risk factors for transmission (p = 0.036), and other co-infections (p = 0.204). The conclusion of
this study is the factors that are proven to be related to the recovery of immune response of HIV is a clinical stage
when diagnosed and risk factors for transmission, while those that are not related are a history of other co-infections.
Keywords: HIV, clinical characteristics, recovery of immune response, antiretroviral
Affiliasi penulis: 1.Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas serta semua pasien ko-infeksi TB dan HBV, ibu hamil,
Andalas Padang (FK Unand), 2. Bagian Patalogi Klinis FK
populasi kunci (penasun, waria, Lelaki Seks Lelaki
Unand/RSUP Dr. M. Djamil Padang, 3. Bagian Kimia FK Unand.
Korespondensi: Elisda Yusra,Email:elisdayusra20@gmail.comTelp: (LSL), wanita penjaja seks), pasien HIV positif di
08221010647 daerah epidemi dan ODHA yang memiliki pasangan
dengan status HIV negatif tanpa melihat stadium klinis
7
PENDAHULUAN dan jumlah sel T CD4.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah Beberapa penelitian menyebutkan terdapat
virus yang termasuk dalam famili retroviridae. Infeksi hubungan respons imun pada penderita HIV dengan
HIV merupakan infeksi bersifat laten yang menyerang beberapa faktor seperti faktor demografi (usia, jenis
sel yang mengekspresikan CD4, seperti limfosit, kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
astrosit, mikroglia, monosit, makrofag, langerhan, dan penghasilan, jarak rumah dari klinik), faktor klinis
1 (faktor risiko, stadium klinis WHO saat terdiagnosis
dendritik. Hal tersebut menyebabkan gangguan
respons imun yang progresif. Penurunan kekebalan HIV, jumlah limfosit total awal, jumlah sel T CD4 awal,
tubuh akibat infeksi HIV dapat menimbulkan kumpulan ko-infeksi HIV), dan faktor pengobatan (regimen terapi
gejala atau penyakit yang disebut dengan Acquired yang didapat, kepatuhan minum obat, lama
2 6,8,9
immunodeficiency syndrome (AIDS). pengobatan).
United Nations Programme on HIV/AIDS Penelitian di Ethiopia menyebutkan bahwa
(UNAIDS) pada tahun 2015 melaporkan jumlah orang pemulihan respons imun pada penderita HIV lebih baik
yang terinfeksi HIV baru adalah 2,1 juta dengan total dibandingkan dengan penderita koinfeksi HIV-HCV
penderita infeksi HIV di seluruh dunia sebanyak 36,7 (peningkatan jumlah sel T CD4 lebih tinggi pada
3 10
juta. Pada tahun 2016, jumlah penderita HIV baru penderita HIV non-koinfeksi). Data penelitian di Bali
sebanyak 17.847 orang. Provinsi DKI Jakarta memiliki menunjukkan dari 268 pasien, 46,6% berada pada
kasus HIV tertinggi dari tahun 1987 sampai tahun stadium III dan IV saat memulai terapi dan sebagian
11
2014. Sumatera Barat berada dalam sepuluh besar besar (90,8%) mengalami kematian. Penelitian yang
untuk angka tertinggi kejadian kasus AIDS (case rate) dilakukan di EuroSIDA pada tahun 2003, kelompok
4 dengan risiko tinggi yang memiliki penurunan respons
sebanyak 18,8 per 100.000 penduduk. Dinas
kesehatan Kota Padang melaporkan pada tahun 2014 imun yang signifikan yaitu pada kelompok HIV
12
angka penderita HIV terbanyak di Kota Bukittingi dan pengguna narkoba suntik.
Kota Padang. Tahun 2014 di Kota Padang ditemukan Penelitian tentang keterkaitan faktor-faktor
kasus HIV 225 kasus dan angka kejadian kasus AIDS yang memengaruhi pemulihan respons imun di
5 Indonesia khususnya di Kota Padang masih sangat
116 orang.
Penurunan respons imun pada penderita HIV terbatas. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik
akibat berkurangnya jumlah dan fungsi limfosit T untuk melakukan penelitian mengenai hubungan
1 karakteristik klinis dengan pemulihan respons imun
CD4. Penurunan dan pemantauan respons imun
dapat dilihat dengan pengukuran jumlah sel T CD4. penderita HIV-1 yang mendapat terapi antiretroviral di
Jumlah sel T CD4 menjadi salah satu target pemulihan RSUP Dr. M. Djamil Padang.
terapi setelah mendapatkan terapi antiretroviral
1
(ARV). Pemulihan respons imun menurut Casotti et al METODE
adalah terjadi perbaikan respons imun apabila jumlah Penelitian ini adalah analitik observasional
3
sel T CD4 ≥350 sel/mm setelah mendapat terapi dengan desain cross sectional. Sampel penelitian
6
Antiretroviral (ARV) selama 12 bulan. adalah rekam medik pasien HIV yang berobat di
Ketentuan untuk memulai terapi ARV adalah Poliklinik Voluntary Conseling and Testing (VCT)
3
jumlah sel T CD4 <350 sel/mm tanpa melihat stadium RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2010-2016.
klinisnya atau penderita HIV yang berada pada Pengambilan sampel menggunakan metode purpose
stadium III dan IV tanpa melihat jumlah sel T CD4 sampling. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi
berjumlah 70 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat subjek
adalah pasien yang didiagnosis HIV berkunjung ke penelitian HIV/AIDS kelompok usia terbanyak pada
Poli VCT dan memiliki rekam medik lengkap meliputi rentang 30-39 tahun (48,6%), jenis kelamin laki-laki
telah terapi ARV ≥12 bulan, data CD4 setelah setahun (72,9%), memiliki pendidikan terakhir SMA (51,4%),
terapi ARV, stadium klinis saat terdiagnosis, faktor bekerja sebagai wiraswasta (50,0%), dan status
risiko penularan, dan riwayat koinfeksi. perkawinan menikah sebanyak 54,3%.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah
stadium klinis saat penderita terdiagnosis HIV menurut Tabel 2. Karakteristik klinis subjek penelitian
klasifikasi WHO, faktor risiko penularan melalui Karakteristik Klinis f %
subjek penelitian yang faktor risiko penularan melalui yaitu SMA (51,4%). Hasil tersebut menunjukkan
IDU sebagian besar 13 (92,9%) dan heteroseksual bahwa subjek penelitian pada penelitian ini memiliki
sebanyak 30 (66,7%) tidak terjadi pemulihan respons pendidikan yang tinggi, karena hanya 4,3% subjek
imun. Sebanyak sebelas subjek penelitian yang penelitian yang memiliki pendidikan terakhir SD. Hal
homoseksual, didapatkan 6 (54,5%) terjadi pemulihan ini sesuai dengan penelitian yang mendapatkan
respons imun. Hasil analisis dengan uji Chi-square sebagian besar penderita HIV adalah lulusan SMA/
13
didapatkan nilai p sebesar 0,036 yang berarti sederajat sebanyak 50.5%. Pekerjaan terbanyak
hubungan faktor penularan secara statistik memiliki subjek penelitian adalah wiraswasta (50,0%), hal ini
hubungan yang bermakna dengan pemulihan respons sesuai dengan penelitian yang mendapatkan
pemulihan respons imun penderita HIV-1 berbagai macam daerah yang memiliki latar belakang
<350 ≥350 dan pekerjaan yang berbeda-beda. Status perkawinan
Riwayat 3 3
total
sel/mm sel/mm P terbanyak subjek penelitian adalah menikah (54,3%),
Koinfeksi Lain
f % f % f % sesuai dengan penelitian di RSUP Dr. M. Djamil juga
Ada Koinfeksi 11 84,6 2 15,4 13 100 0,204 mendapatkan pasien HIV dengan status perkawinan
Tidak Ada 37 64,9 20 35,1 57 100 menikah sebanyak 52,4%.
13
Koinfeksi
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pada
Total 48 68,6 22 31,4 70 100
subjek penelitian terbanyak (68,6%) tidak terjadi
pemulihan respons imun setelah mendapat terapi ARV
Berdasarkan Tabel 5 didapatkan bahwa 13
selama > 1 tahun. Hal tersebut disebabkan setelah
subjek penelitian yang memiliki riwayat koinfeksi lain,
satu tahun terapi ARV, limfonodus yang berfungsi
11 (84,6%) dan 57 subjek penelitian yang tidak
untuk melawan HIV sudah mengalami fibrotik
memiliki riwayat koinfeksi lain sebanyak (64,9%) tidak
sehingga kemampuan proliferasi berkurang. Stadium
terjadi pemulihan respons imun. Hasil analisis dengan
klinis awal saat terdiagnosis terbanyak berada pada
uji Chi-Square didapatkan nilai p sebesar 0,204 yang
stadium III (57,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian
berarti riwayat koinfeksi lain secara statistik tidak
pada penderita HIV/AIDS di klinik VCT RSUD Arifin
memiliki hubungan yang bermakna dengan pemulihan
Achmad Provinsi Riau yang mendapat stadium
respon imun.
17
terbanyak adalah stadium III (45,4%). Persentasi penurunan angka risiko kegagalan imunologis setelah
12
subjek penelitian yang lebih tinggi pada stadium III pemberian terapi ARV selama 1 tahun. Penelitian di
dalam penelitian ini disebabkan karena perburukan Bali, faktor risiko penularan melalui IDU mengalami
penyakit semakin terlihat sehingga subjek penelitian immunological failure sebesar 24% (p=0,018) sesuai
memeriksakan penyakit ke fasilitas kesehatan. dengan penelitian ini IDU sebagian besar tidak terjadi
22
Faktor risiko penularan terbanyak melalui pemulihan respons imun (92,9%). Hasil penelitian ini
heteroseksual (64,3%). Hal ini sesuai dengan studi di bertentangan dengan studi yang menyatakan faktor
Cirebon yang mendapatkan faktor risiko penularan penularan tidak memiliki hubungan yang bermakna
sebanyak 84 (68,9%) penderita HIV pada kelompok dengan kenaikan jumlah sel T CD4 atau pemulihan
18 21
heteroseksual. Faktor risiko penularan terbanyak respons imun penderita (p=0,837). Faktor risiko
adalah kelompok heteroseksual dikarenakan masih penularan melalui IDU cenderung tidak terjadi
tingginya hubungan kontak seksual dengan pasangan pemulihan respons imun dikarenakan sering
berisiko tinggi tanpa pengaman. Pada penelitian ini menyebabkan keterlambatan menimbulkan gejala
hanya sebagian kecil yang memiliki riwayat koinfeksi sehingga terlambat pengobatan dan meningkatkan
21, 22
lain (18,6%). Hal ini sejalan dengan penelitian di progresitivitas penyakit lain seperti HCV.
RSUP Dr Kariadi Semarang mendapat hanya (19,8%) Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
HIV-HBV, (2,27%) HIV-HCV, dan (5,20%) HIV-HBV- riwayat koinfeksi lain secara statistik tidak memiliki
19
HCV penderita HIV yang mengalami koinfeksi. Hal hubungan yang bermakna dengan pemulihan respons
ini dikarenakan tidak lengkapnya data mengenai imun. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang
infeksi lain seperti infeksi menular seksual. tidak mendapatkan hubungan bermakna antara
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa koinfeksi HIV-HCV dengan kenaikan sel T CD4
stadium klinis saat terdiagnosis secara statistik (p=0,535), dikarenakan adanya pemakaian obat-
21
memiliki hubungan yang bermakna dengan pemulihan obatan herbal lain. Hasil penelitian ini bertentangan
respons imun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dengan hasil yang menyatakan terdapat hubungan
penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang bermakna antara riwayat koinfeksi dengan pemulihan
mendapatkan bahwa stadium klinis secara statistik respons imun. Didapatkan hasil peningkatan jumlah
memiliki hubungan yang bermakna dengan jumlah sel sel T CD4 yang lebih rendah pada penderita HIV-HCV
20
T CD4 (p=0,017). Hasil penelitian ini bertentangan dibandingkan dengan penderita HIV tanpa koinfeksi
dengan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit setelah mendapat terapi HIV selama 4 tahun
10
dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang (p<0,004). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
menyatakan stadium klinis saat penderita terdiagnosis penelitian di atas. Penelitian ini mendapatkan
tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penderita HIV-1 lebih banyak yang tidak memiliki
kenaikan jumlah sel T CD4 atau pemulihan respons riwayat koinfeksi lain yaitu 64,9%, namun kelompok
imun penderita (p=0,188), hal ini diperkirakan akibat tersebut tidak mengalami pemulihan respons imun.
tingkat kepatuhan yang baik dengan tingkat adherens Kemungkinan terdapat faktor lain yang menyebabkan
21
penderita mencapai 90%. Stadium III & IV yang lebih tidak terjadi pemulihan respons imun pada kelompok
cenderung mengalami sindrom wasting yang dapat yang tidak ada riwayat koinfeksi lain seperti rendahnya
menghambat pemulihan respons imun. Penderita HIV kepatuhan mengonsumsi ARV.
dengan stadium stadium III&IV akan cenderung tidak Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
terjadi pemulihan respons imun. yaitu studi ini hanya hanya berdasarkan ketersediaan
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa data sekunder. Penelitian ini hanya meneliti tiga
faktor risiko penularan secara statistik memiliki karakteristik klinis penderita HIV yaitu stadium klinis,
hubungan yang bermakna dengan pemulihan respons faktor risiko penularan dan koinfeksi lain berhubungan
imun. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dengan respons imunologis penderita HIV-1 yang
yang mendapat pengaruh factor risiko terhadap mendapat terapi antiretroviral di RSUP Dr. M. Djamil.
1. Nasronudin. Pendekatan biologi, molekuler, klinis, 11. Utami S. Prediktor kematian pasien HIV/AIDS
dan sosial HIV dan AIDS. Surabaya: Airlangga dengan terapi antiretroviral (ARV) di rumah sakit
University Press; 2007. umum daerah Badung Bali periode tahun 2006-
2. Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di indonesia. 2014 (tesis). Bali: Universitas Udayana; 2015.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, 12. Dragsted UB, Amanda M, Stefano V, Jean PV, Ann
Simadibrata M, Setiati S, editor (penyunting). Buku BE, Hansen, et al. Predictors of immunological
ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: failure after initial response to highly active
3. WHO. Global AIDS update 2016 (diunduh eurosida study. The Journal of Infectious Diseases.
Situasi dan analisis HIV/AIDS; (diunduh November human immunodeficiency virus type-1 gene in first-
5. Dinas Kesehatan Kota Padang (Dinkes Kota 14. Yasin NM, Hesaji M, Wahyu RN. Analisis respon
Padang). Profil kesehatan kota Padang tahun 2014 terapi antiretroviral pada pasien HIV/AIDS. Majalah
(diunduh November 2016). Tersedia dari: Farmasi Indonesia. 2011; 22(3): 212-22.
6. Cassoti JAS, Luciana N, Fabiano JP, Crispim C. Pematang Siantar tahun 2013-2014. Repositori
Factors associated with paradoxical immune Institusi USU. 2015; 1(5):1-7. Tersedia dari:
patients: a case control study. BMC Infectious 16. Peristiowati Y, Sandu S, Ratna W. Cognitive
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia HIV di kota kediri. Jurnal Ners Unair. 2015; 10(1):
(diunduh November 2016). Tersedia dari: 17. Aptriani R, Fridayenti, Alex B. Gambaran jumlah
8. Annison L, Dompreh A, Abu SY. The Desember 2013. Jurnal Online Mahasiswa FK
HAART at the Komfo Anokye teaching hospital 18. Hidayati NR, Syamsudin A, Sesilia AK. Analisis
kumasi, Ghana. Ghana Medical Journal. 2013;47 adverse drug reactions obat anti retroviral pada
Abstrak
Virus corona (COVID-19) mengifeksi lebih 3,78 juta orang di seluruh dunia. Virus ini pertama
diidentifikasi di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Setiap harinya kasus positif Covid-19
semakin meningkat di dunia. Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk menerapkan
social distancing dan menerapkan protokol kesehatan jika melakukan aktivitas di luar rumah.
Para ahli masih berupaya untuk menemukan vaksin untuk mencegah virus ini. Salah satu cara
untuk memproteksi diri agar tidak terinfeksi virus ini adalah dengan meningkatkan/menjaga
imun tubuh dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA) seperti kunyit, jahe, dan
lengkuas. Kandungan-kandungan di dalam rimpang tersebut terbukti secara klinik dapat
meningkatkan imun tubuh. Sosialisasi ini dilaksanakan secara daring atau online menggunakan
aplikasi zoom meeting. Peserta yang bergabung diberikan informasi tentang pemanfaatan
tanaman obat keluarga (Toga) yang dapat dijadikan suatu sediaan untuk meningkatkan imun
tubuh di masa pandemi Covid-19. Hasil data pengisian google form oleh 16 peserta 76,5%
menyatakan sangat bermanfaat sosialisasi ini dan 23,5% menyatakan bermanfaat.
Kata Kunci : Pandemi C0vid-19, imun, rimpang, tanaman herbal.
Abstract
The corona virus (COVID-19) affects more than 3.78 million people worldwide. This virus was
first identified in Wuhan, China, on December 1, 2019. Every day positive cases of Covid-19 are
increasing in the world. The Covid-19 pandemic requires people to implement social distancing
and implement health protocols when doing activities outside the home. Experts are still working
to find a vaccine to prevent this virus. One way to protect yourself from being infected with this
89
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatan) Vol. 2 No. 2 Oktober 2020
Universitas Ubudiyah Indonesia
virus is to increase the body's immunity by utilizing medicinal plants such as turmeric, ginger,
and galangal. The contents in the rhizome are clinically proven to increase the body's immunity.
This socialization is carried out online or online using the zoom meeting application. Participants
who joined were given information about the use of medicinal plants (Toga) to increase the
body's immunity during the Covid-19 pandemic. The results of data filling in the google form by
16 participants 76.5% stated that this socialization was very useful and 23.5% stated that it was
useful.
92
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatan) Vol. 2 No. 2 Oktober 2020
Universitas Ubudiyah Indonesia
93
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatan) Vol. 2 No. 2 Oktober 2020
Universitas Ubudiyah Indonesia
menurunkan angka kejadian Covid-19 Aryanta, I.W. R. 2019. Manfaat Jahe Untuk
Kesehatan. Volume 1, Nomor ; 2.
khusunya di Wilayah Aceh. Masyarkat dapat
E-Jurnal Widya Kesehatan.
memanfaatkan tanaman-tanaman di sekitar Builders, P. F. 2020. Introductory Chapter:
Introduction To Herbal Medicine. Intech
rumah dalam upaya peningkatan imun tubuh
Open.
pada masa pandemic Covid-19. Dengan Fatmawati DA. 2008. Pola protein dan
kandungan kurkuminoid rimpang
adanya sosialisasi secara online ini
temulawak (Curcuma xanthorrhiza
masayarakat tetap mendapatkan informasi Roxb.). Skripsi. Bogor: FMIPA,
IPB.
namun tetap menjalankan social distancing
Khan, R.I., Abbas, M., Goraya, K., Hye,
dan mematuhi protocol kesehatan. M.Z., Danish, S. 2020. Plant
Derived Antiviral Products for
Potential Treatment of COVID-19:
DAFTAR PUSTAKA A Review. Tech Science Press.
Kumar, S. P. and Shukla, Y. 2003. Herbal
Alami, A. E., Fattah, A., Chait, A. 2020. Medicine: Current Status and the
Medicinal plants used for the Future. Vol 4. Asian Pacific
prevention purposes during the Journal of Cancer Prevention.
covid-19 pandemic in Morocco. Wijayakusuma M. 2007. Penyembuhan
Journal of analytical sciences and dengan temulawak. Jakarta: Sarana Pustaka
applied biotechnology. Prim.
94
390
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (online)
ISSN 2089-4503 (cetak)
ABSTRACT
ABSTRAK
Saat ini berbagai negara khususnya Indonesia telah tedampak pandemi Covid-19, tentunya
mengakibatkan krisis kesehatan yang pada umumnya menyerang sistem imun tubuh. Perlu
adanya upaya agar tidak terserang coronavirus, salah satunya bisa dilakukan dengan
pemberian air kesehatan nanogold-nanosilver dengan konsentrasi 20 ppm dimana nanogold
berperan memperkuat sistem imun tubuh tingkat sel sedangkan nanosilver berperan sebagai
katalisator sistem imun tubuh untuk mencegah serta membunuh patogen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian nanogold-nanosilver terhadap
peningkatan imunitas tubuh dalam penyembuhan keluhan sakit berat maupun sakit ringan
terhadap 230 masyarakat terdampak Covid-19 kluster Sidoarjo. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif dengan membagikan 150 mL nanogold-
Cara Mengutip: Ningtias, S. Ayu., Rusmini., & Taufikurohmah, Titik. (2021). Pengaruh Pemberian Nanogold-Nanosilver
untuk Peningkatan Imun Masyarakat Terdampak Covid-19 Kluster Sidoarjo. Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 9(3), 390-
404. Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/2262
391
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
nanosilver dalam campuran air minum kepada masyarakat kluster Sidoarjo selama 10 hari
dalam bulan April. Data diperoleh dari hasil wawancara setiap tiga kali minum, respon
responden memberikan pengaruh yang signifikan dengan pemberian nanogold-nanosilver
dapat meningkatkan imun tubuh dibuktikan dengan meningkatkan kebugaran tubuh,
penyembuhan penyakit ringan (batuk, pilek, menstruasi, asam lambung, serta jerawat dan
flek di wajah) hingga memulihkan penyakit berat (batu ginjal dan nyeri payudara).
Selanjutnya data akan diolah dalam bentuk diagram batang. Dengan demikian, nanogold-
nanosilver mampu mempertahankan kondisi masyarakat tetap sehat di masa pandemi.
Sehingga nanogold-nanosilver diharapkan bisa menjadi obat masa depan.
Dampak orang yang terjangkit oleh mudah terserang oleh coronavirus. Untuk
coronavirus dapat menyebabkan meningkatkan imunitas tubuh, kita dapat
menurunnya sistem imun tubuh, dimana membiasakan hidup sehat dengan
peran imunitas tubuh diperlukan untuk mengonsumsi berbagai makanan bergizi,
mempertahankan kondisi kesehatan olahraga teratur serta asupan suplemen
seseorang dari pengaruh biologis luar, baik itu vitamin maupun material lainnya.
membantu perbaikan DNA serta
menghasilkan antibodi untuk membunuh Berbagai material sebagai hasil dari
serangan bakteri maupun virus yang masuk penerapan teknologi yang semakin canggih
dalam tubuh. Dengan adanya sistem imun salah satunya yaitu pada nanoteknologi
tubuh, maka kita akan bertahan dari yang telah berbaur dalam berbagai dimensi
serangan penyakit (Kumara, 2020). kehidupan diantaranya dalam bidang
Kondisi imun tubuh dapat dipengaruhi kesehatan. Salah satu hasil dari penerapan
oleh faktor usia, dimana semakin tua, nanoteknologi yaitu material nanogold-
sistem imunitas tubuh akan semakin nanosilver, dimana material ini dapat
menurun, hal tersebut diakibatkan karena disintesis dengan metode bottom-up.
produksi imunoglobin berkurang, sehingga Metode bottom-up merupakan salah satu
menyebabkan respon dan jumlah sel metode untuk sintesis nanopartikel yang
antibodi yang dihasilkan pada usia lanjut dimulai dari atom-atom hingga
lebih sedikit dibandingkan dengan usia membentuk partikel berukuran nanometer
muda (Prahasanti, 2019). yang dikehendaki (Harso, 2017).
apabila penyakit yang dideritanya, proses mikroskop elektron (Murai et al., 2013).
penyembuhannya tidak membutuhkan Nanogold merupakan suatu material yang
waktu yang lama serta tidak memerlukan tidak bermuatan sehingga akan dengan
terapi khusus, sedangkan sakit berat mudah disekresi oleh tubuh (Purnamasari
apabila penyakit yang dideritanya, proses et al., 2013). Beberapa manfaat yang
penyembuhannya membutuhkan waktu dimiliki oleh material nanogold
yang lama bahkan memerlukan terapi dikarenakan ukurannya yang sangat kecil,
khusus. hal tersebut terjadi dikarenakan jumlah
atom yang terdapat pada permukaan
Dengan adanya pembagian nanogol- material lebih banyak yang menyebabkan
nanosilver kepada masyarakat terdampak luas penampang interaksi atom menjadi
Covid-19 kluster Sidoarjo telah membantu lebih aktif, sehingga dapat keluar masuk
peningkatan taraf kesehatan serta menekan dengan mudah dalam sel tanpa
tingkat penyebaran Covid-19. Nanogold mengganggu sistem kerja sel tersebut
merupakan logam inert yang cenderung (Putri et al., 2013).
tereduksi, sehingga dalam jangka pendek
maupun jangka panjang nanogold yang Nanosilver mempunyai sifat yang hampir
telah masuk dalam tubuh tidak sama dengan nanogold, yaitu disintesis dari
memberikan efek negatif, melainkan akan logam mulia, biokompatibel serta bersifat
menguntungan bagi tubuh (Fatimah & sebagai antioksidan karena bisa meredam
Hidajati, 2012). Nanogold termasuk dalam radikal bebas (Sekarsari & Taufikurohmah,
jenis antioksidan sintetik yang aman bagi 2012). Nanosilver sendiri memiliki aktivitas
tubuh, tidak memiliki efek karsinogen sebagai antimikroba sekaligus antivirus
(Kurnia & Taufikurohmah, 2017), begitu (Pulit et al., 2011). Nanosilver telah
juga nanogold merupakan suatu material digunakan sebagai antimikroba yang dapat
yang memiliki stabilitas yang tinggi, aman membunuh sekitar 650 mikroorganisme
dari proses degradasi serta aman dari yang menyebabkan infeksi (Ariyanta,
persyaratan dosis (Fadhilah & Megantara, 2014). Nanogold-nanosilver dengan
2018). Berdasarkan ukuran dan komponen konsentrasi 20 ppm dibuktikan dapat
kimianya, nanogold dapat melakukan mempercepat menyembuhkan penyakit
interaksi seluler termasuk dalam organel herpes, metabolisme virus HSV bisa
mitokondria hal tersebut telah dianalisis dilumpuhkan dengan adanya aktivitas dari
dengan menggunakan instrumen nanosilver yang bekerja hingga dinding dan
394
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
inti sel mikroba. Dengan demikian inti sel peningkatan imunitas tubuh dalam
dari mikroba akan hancur (pecah) sehingga penyembuhan keluhan sakit berat maupun
tidak bisa bereplikasi lagi. Jaringan yang sakit ringan terhadap 230 masyarakat
telah rusak oleh serangan virus HSV akan terdampak Covid-19 kluster Sidoarjo.
diperbaiki dengan pemberian nanogold
untuk membantu proses sintesis kolagen METODE PENELITIAN
maupun poliferasi sel (Taufikurohmah et Material yang digunakan dalam penelitian
al., 2019). Pemberian nanogold-nanosiler ini yaitu air kesehatan berupa koloidal
dengan konsentrasi 20 ppm kepada nanogold-nanosilver dengan konsentrasi
penderitan kusta sangat membantu sekali 20 ppm. Nanogold-nanosilver diperoleh
untuk mempercepat proses penyembuhan dari hasil sintesis dengan menggunakan
dalam berbagai kriteria, mulai dari metode Bottom-Up. Metode penelitian
pemulihan luka, nyeri, suhu tubuh, tekanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
darah, detak jantung hingga kehalusan kulit metode kuantitatif deskriptif. Populasi
(Taufikurohmah et al., 2020). pada penelitian ini yaitu masyarakat
terdampak Covid-19 kluster Sidoarjo
Berdasarkan keunggulan dari nanogold dan tepatnya di Perumahan Surya Asih
nanosilver, secara teoritis kombinasi Sidokepung Buduran. Pengambilan sampel
nanogold-nanosilver sebagai material dilakukan secara random sampling pada
untuk peningkatan imunitas tubuh sangat masyarakat Sidoarjo yang bersedia
cocok dan akan memberikan hasil yang dijadikan responden dengan kriteria
optimal. Dalam penelitian ini lebih batasan umur 20 tahun sampai 45 tahun.
menekankan pada pemanfaatan pemberian Besar sampel pada penelitian ini adalah
air kesehatan nanogold-nanosilver 230 sampel yang ditentukan dengan
terhadap penyembuhan beberapa keluhan menggunakan rumus slovin. Nanogold-
(sakit berat maupun sakit ringan) yang nanosilver dibagikan kepada 230
telah dialami oleh responden, dengan masyarakat terdampak Covid-19 kluster
maksud, jika keluhan tersebut bisa teratasi Sidoarjo, dengan rekam medis awal
atau terobati maka akan mempertahankan diketahui masyarakat memiliki keluhan
tubuh dari serangan patogen terutama sakit ringan hingga sakit berat. Pemberian
Covid-19. Oleh karena itu penelitian ini nanogold-nanosilver dilakukan selama 10
bertujuan untuk mengetahui pengaruh hari dalam bulan April (tanggal 7-17 April
pemberian nanogold-nanosilver terhadap 2020), diberikan setiap hari sebanyak 150
395
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
mL dalam campuran air minum. Teknik maka data yang diperoleh akan dianalisis
pengumpulan data dilakukan dengan cara dan disajikan dengan menggunakan
wawancara kepada responden yang diagram batang.
dilakukan setiap 3 kali minum atau 3 hari
sekali untuk mengetahui perkembangan HASIL
masyarakat. Perkembangan kondisi Distribusi Keluhan (sakit) Responden
kesehatan ditandai dengan perubahan Kluster Sidoarjo
indikator ke arah yang lebih baik. Indikator Dari kegiatan pembagian nanogold-
yang dimaksud yaitu peningkatan nanosilver yang diadakan di Kota Sidoarjo
kesehatan (pemulihan) berbagai keluhan telah diikuti oleh 230 masyarakat yang
yang telah dialami oleh responden terdampak Covid-19. Masyarakat sangat
sebelumnya. antusias sekali dalam mengikuti acara
Teknik analisis data mengunakan statistik tersebut yang diadakan selama 10 hari
deskriptif untuk mendeskripsikan adanya dalam bulan April (tanggal 7-17 April
pengaruh dari pemberian material air 2020). Dalam kegiatan tersebut telah
kesehatan nanogold-nanosilver terhadap diidentifikasi (rekam medis awal) terhadap
peningkatan imun tubuh masyarakat responden yang hadir bahwa responden
terdampak Covid-19 kluster Sidoarjo. kluster Sidoarjo ini memiliki beberapa
Analisis dilakukan dengan membandingkan macam keluhan (penyakit) yang telah
kondisi awal responden (pertemuan ke-1) dideritanya, mulai dari penyakit ringan
dengan kondisi akhir responden sampai penyakit berat, dengan rincian
(pertemuan ke-10). Untuk mempermudah seperti Tabel 1.
Keterangan:
Indikator 0-24% : parah (sakit, benjolan besar, banyak flek dan jerawat, menstruasi
tidak lancar)
Indikator 25-49% : keluhan berkurang (rasa sakit berkurang, benjolan besar, flek dan
jerawat sedikit pudar, menstruasi kurang lancar)
Indikator 50-74% : pemulihan awal (sedikit rasa sakit, benjolan sedikit mengecil,
sedikit flek, jerawat hilang, keluar bercak-bercak saat menstruasi)
Indikator 75-99% : pemulihan akhir (tidak terasa sakit, benjolan kecil, bersih dari flek
dan jerawat, menstruasi lancar).
80
60
40 Pert ke-1
20 Pert ke-3
0 Pert ke-5
Pert ke-7
Pert ke-10
penetrasi virus di dalam sel inang) (Inder mengalami lisis (Jalestri &
& Kumar, 2018). Nanosilver juga Taufikurohmah, 2016).
digunakan untuk agen antivirus hepatitis
B dan herpes tipe 1 (Ge et al., 2014). Terjadi perkembangan terhadap
Keberadaan nanosilver juga dimanfaatkan penyembuhan keluhan sakit tersebut
sebagai biosensor secara efektif pada dikarenakan air kesehatan nanogold-
sejumlah protein sehingga dapat nanosilver yang dibagikan kepada
mendeteksi kelainan atau penyakit hingga masyarakat memiliki khasiat tersendiri
tingat molekuler, seperti kanker (Patra et terutama dalam dunia medis, hal tersebut
al., 2014). Obat antikanker telah banyak diteliti bahwasannya aman
dikonjugasikan dengan nanosilver, untuk tubuh dan sudah banyak yang
biasanya digunakan sebagai terapi kanker, membuktikan. Dalam penelitian ini,
cahaya yang dihasilkan akan diubah material nanogold-nanosilver diketahui
menjadi energi panas yang dapat telah mampu memulihkan atau bahkan
menyebabkan kerusakan sel-sel kanker menyembuhkan berbagai keluhan mulai
sesuai yang ditargetkan (Zhou et al., dari sakit ringan sampai sakit berat,
2011). Penggunaan nanosilver juga dapat diantaranya batu ginjal, nyeri payudara,
diaplikasikan dalam bidang kosmetik, asam lambung, menstruasi tidak lancar
terutama sebagai antimikroba krim-krim (bermasalah), masalah pada wajah (flek
kecantikan, telah dilakukan penelitian dan jerawat) serta menjadikan tubuh
bahwa krim pemutih wajah yang menjadi bugar dan tidak cepat lemas atau
dikombinasikan dengan nanosilver capek.
dengan konsentrasi 20 ppm memiliki daya
hambat bakteri yang sangat kuat, bisa Pada diagram 1 telah dipaparkan mulai
menyebabkan kerusakan terhadap bakteri dari pertemuan ke-1 hingga pertemuan
Staphylococcus aureus (Arfi & ke-10 terus mengalami peningkatan
Taufikurohmah, 2017) melalui aktivitas indikator kesembuhan, dari yang awalnya
nanosilver yang akan melekat pada parah sampai bisa kembali pulih maupun
permukaan bakteri kemudian melakukan sembuh total. Proses penyembuhan atau
penetrasi sehingga dapat merusak pemulihan yang paling cepat hingga lama
biomolekul dalam sel bakteri (Franci et dimulai dari keluhan, kebugaran tubuh,
al., 2015), sehingga sitoplasma akan wajah (flek dan jerawat, batuk dan pilek,
keluar sel yang menyebabkan sel menstruasi tidak lancar, asam lambung,
400
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
nyeri payudara serta batu ginjal. Hal lancar, batuk dan pilek, wajah (flek dan
tersebut dapat dibandingkan dari jerawat) serta kebugaran tubuh yang bisa
pertemuan ke-1 (awal) dimana persentase sembuh total atau proses
keluhan atau sakit yang dirasa masih penyembuhannya relatif lebih cepat
parah (5%-20%) dengan pertemuan ke-10 sehingga sel dan jaringan yang rusak bisa
bahwa pada keluhan sudah mengalami kembali normal dengan persentase 95-
pemulihan (75%-99%). Keluhan (sakit) 99%. Peranan nanogold-nanosilver untuk
ringan seperti kebugaran tubuh, wajah penyambuhan sakit berat seperti batu
(flek dan jerawat), menstruasi tidak lancar, ginjal dan nyeri payudara yaitu, diketahui
asam lambung serta batuk dan pilek nanogold saat ini telah dikembangkan
memiliki persentase penyembuhan atau sebagai pengobatan serta diagnosis
pemulihan (di pertemuan ke-10) yang penyakit kanker maupun tumor
paling besar atau bisa dikatakan sembuh (Sastyarina et al., 2017), hal tersebut
dengan taraf 95%-99%. Sedangkan dikarenakan nanogold memiliki
keluhan (sakit) batu ginjal dan nyeri kemampuan dalam mencapai target
payudara memiliki persentase dengan mekanisme targeting aktif dan
penyembuhan atau pemulihan (di pasif. Targeting pasif, material nanogold
pertemuan ke-10) yang paling kecil akan masuk dalam aliran darah yang akan
diantara yang lainnya yaitu 75% dan 80%, terakumulasi pada lokasi target akibat dari
dikarenakan batu ginjal dan nyeri adanya penargetan premeabilitas dan efek
payudara masuk dalam kategori sakit retensi. Sedangkan targeting aktif dimana
berat dimana proses penyembuhannya mekanismenya dengan ligan reseptor,
memerlukan waktu yang lama artinya molekul ligan seperti antibodi dan
dibandingkan dengan sakit ringan, peptida akan mendeteksi antigen yang
sehingga pada waktu pemberian air spesifik (Fadhilah & Megantara, 2018).
kesehatan nanogold-nanosilver selama 10 Sedangkan nanosilver akan berfungsi
hari ini keluhan seperti batu ginjal dan untuk membunuh peradangan pada
nyeri payudara belum bisa sembuh total selubung mikroba sehingga nyeri lebih
melainkan masih proses pemulihan sel cepat berkurang (Taufikurohmah et al.,
atau jaringan tetapi rasa sakit yang 2015).
dirasakan sudah tidak terasa lagi. Berbeda
dengan sakit ringan atau keluhan ringan Sedangkan peranan nanogold-nanosilver
seperti asam lambung, menstruasi tidak untuk peningkatan kebugaran tubuh
401
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
(dalam artian badan tidak mudah capek, kesehatan kulit yang prima
letih, lemas dan tahan terhadap kondisi (Taufikurohmah et al., 2018). Nanogold
lingkungan) serta penyembuhan sakit akan membentuk kompleks bis-amida
ringan seperti asam lambung, siklus yang berkonjugasi dengan glutation yaitu
menstruasi tidak lancar, batuk dan pilek, antioksidan endogen dalam tiap sel,
masalah wajah (flek dan jerawat), sehingga fungsi nanogold yang diberikan
diketahui nanogold memiliki peran bisa memperkuat sistem imun tubuh
antioksidan yang sangat bagus (tinggi) tingkat sel. Sedangkan material nanosilver
hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan juga berfungsi sebagai katalisator bagi
dengan antioksidan alami (Kurnia & sisitem imun tubuh untuk membunuh
Taufikurohmah, 2017), menahan radikal virus, patogen serta bakteri yang ada
bebas metil dan radikal yang lainnya dalam tubuh manusia (Harso, 2017).
sehingga tidak besifat radikal (berbahaya)
serta berhenti untuk membuat kerusakan KESIMPULAN
pada jaringan tubuh. Nanogold memilki Pemberian nanogold-nanosilver kepada
aktivitas poliferasi sel dan biosintesis masyarakat terdampak Covid-19 kluster
kolagen (Taufikurohmah et al., 2013), Sidoarjo telah memberikan pengaruh
sehingga akan mengaktifkan terbentuknya yang signifikan terhadap peningkatan
ikatan pada molekul sehingga rantai imunitas tubuh dibuktikan dengan
polimer dalam suatu jaringan yang sudah perkembangan penyembuhan berbagai
luka bisa tersusun kembali normal keluhan responden baik sakit berat (batu
(Taufikurohmah et al., 2019). Telah ginjal dan nyeri payudara) maupun sakit
dibuktikan bahwa nanogold bisa ringan (asam lambung, siklus menstruasi
memulihkan orang yang terkena cemaran tidak lancar, batuk dan pilek, wajah (flek
logam berat khususnya merkuri dalam dan jerawat) hingga peningkatan
suatu kosmetik, dengan kehadiran kebugaran tubuh, dimana keluhan atau
nanogold akan mempercepat produksi sel sakit ringan memiliki presentase
fibroblas sehingga aktivitas regenerasi penyembuhan yang lebih cepat
kulit pun cepat pulih, sehingga bisa dibandingkan dengan keluhan atau sakit
menghilangkan noda hitam, bekas jerawat berat. Sehingga nanogold-nanosilver
maupun minyak berlebih di wajah, diharapkan bisa menjadi obat masa
sedangkan pada kulit normal dengan depan.
pemberian nanogold akan menghasilkan
402
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
UCAPAN TERIMAKASIH Choi, S. Y., Jang, S. H., Park, J., Jeong, S.,
Park, J. H., Ock, K. S., Lee, K.,
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Yang, S. I., Joo, S. W., Ryu, P.
Dikti-Kemendikbud Indonesia dengan D., & Lee, S. Y. (2012). Cellular
Uptake and Cytotoxicity Of
nomor kontrak
Positively Charged Chitosan
193/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Gold Nanoparticles in Human
Lung Adenocarcinoma Cells.
B/21831/UN38.9/LK.04.00/2019 yang
Journal of Nanoparticle Research,
telah mendukung pabrikasi obat 14(12).
Fadhilah, N., & Megantara, S. (2018).
nanogold-nanosilver untuk membantu
Penggunaan Nanopartikel Emas
pengembangan bahan baku obat tahun ke Dalam Teknologi Untuk
Diagnosis Kanker. Farmaka,
dua serta telah mendanai kegiatan
16(2), 254–263.
penelitian ini untuk penyusunan artikel. Fatimah, E. N., & Hidajati, N. (2012).
Sintesis dan Karakterisasi
Terima kasih juga disampaikan kepada
Nanopartikel Emas Sebagai Material
masyarakat terdampak Covid-19 kluster Pendukung Aktivitas Tabir Surya
Turunan Sinamat. Prosiding
Sidoarjo yang telah bersedia menjadi
Seminar Nasional Kimia Unesa,
responden dalam penelitian ini. ISBN: 978-979-028-550-7, 978–
979.
Franci, G., Falanga, A., Galdiero, S.,
REFERENSI Palomba, L., Rai, M., Morelli, G.,
Amalia, L., Irwan, I., & Hiola, F. (2020). & Galdiero, M. (2015). Silver
Analisis Gejala Klinis Dan Nanoparticles As potential
Peningkatan Kekebalan Tubuh Antibacterial Agents. Molecules,
Untuk Mencegah Penyakit 20(5), 8856–8874.
Covid-19. Jambura Journal of Ge, L., Li, Q., Wang, M., Ouyang, J., Li,
Health Sciences and Research, 2(2), X., & Xing, M. M. Q. (2014).
71–76. Nanosilver Particles In Medical
Arfi, K., & Taufikurohmah, T. (2017). Applications: Synthesis,
Pemanfaatan Nanosilver Sebagai Performance, and Toxicity.
Antibakteri Dalam Sediaan International Journal of
Farmasi Krim Pelembab Mata Nanomedicine, 9(1), 2399–2407.
Utilization Of Nanosilver As Han, Y., & Yang, H. (2020). The
Antibacterial Substance In Transmission and Diagnosis Of
Pharmaceutical Preparation Of 2019 Novel Coronavirus
Moisturizing Eyes Cream. Infection Disease (COVID-19):
UNESA Journal of Chemistry, 6(1), A Chinese Perspective. Journal of
11–19. Medical Virology, 92(6), 639–644.
Ariyanta, H. A. (2014). Preparasi Harso, A. (2017). Nanopartikel dan
Nanopartikel Perak Dengan Dampaknya Bagi Kesehatan
Metode Reduksi Dan Manusia Universitas. Jurnal Ilmiah
Aplikasinya Sebagai Antibakteri Dinamika Sains, 1(1), 20–26.
Penyebab Infeksi. IJCS - Indonesia http://library1.nida.ac.th/termp
Journal of Chemical Science, 3(1), aper6/sd/2554/19755.pdf
36–42.
403
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
Inder, D., & Kumar, P. (2018). The Pemkab. (2020). Covid-19 Sidoarjo: Grafik
Scope of Nano - Silver in Perkembangan Covid-19. In 19
Medicine: A Systematic Review. Agustus.
International Journal of https://covid19.sidoarjokab.go.i
Pharmacognosy & Chinese Medicine, d/#angka
2(2). Prahasanti, K. (2019). Gambaran
Jalestri, D. A., & Taufikurohmah, T. Kejadian Pada Usia Lanjut.
(2016). Uji Aktivitas Antifungi Qanun Medika, 3(1), 81–91.
Nanosilver dalam Krim Pagi Pulit, J., Banach, M., & Kowalski, Z.
Terhadap Fungi Candida (2011). Nanosilver - Making
albicans (test antifungal activity Difficult Decisions. Ecological
of nanosilver in the morning Chemistry and Engineering S, 18(2),
cream agains fungi Candida 185–196.
albicans). UNESA Journal of Purnamasari, C., Hidajati, N., &
Chemistry, VII(28), 128–136. Taufikurohmah, T. (2013).
Kumara, A. (2020). Peranan Sistem Pengaruh Infiltrasi Nanogold
Kekebalan Tubuh Terhadap Dalam Bentuk Krem Pada
Serangan VirusCorona SARS-CoV- Organ Paru-Paru Mencit (Mus
2 Pada Manusia (pp. 1–10). Jakarta musculus) Setelah Terpapar
State University. Merkuri. UNESA Journal of
Kurnia, N. H., & Taufikurohmah, T. Chemist, 2(3), 45–52.
(2017). Pengaruh Penambahan Putri, D. A. U., Hidajati, N., &
Nanosilver Terhadap Aktivitas Taufikurohmah, T. (2013).
Antioksidan Nanogold Dalam Pengaruh Pemberian Nano Gold
Meredam Radikal Bebas. Terhadap Organ Ginjal Mus
UNESA Journal of Chemistry, 6(3), musculus Akibat Paparan
161–165. Merkuri The Effect Of Nano
Liu, Y., Gayle, A. A., Wilder-Smith, A., & Gold On Mus musculus Kidney
Rocklöv, J. (2020). The Organs By. UNESA Journal of
Reproductive Number Of Chemistry, 2(3), 61–70.
Covid-19 is Higher Compared to Saha, P. P., Bhowmik, T., Dasgupta, A.
SARS Coronavirus. Journal of K., & Gomes, A. (2014). In Vivo
Travel Medicine, 27(2), 1–4. and in Vitro Toxicity Of
Murai, T., Sato, M., Nishiyama, H., Suga, Nanogold Conjugated Snake
M., & Sato, C. (2013). Venom Protein Toxin GNP-
Ultrastructural Analysis Of NKCT1. Toxicology Reports, 1, 74–
Nanogold-Labeled Cell Surface 84.
Microvilli In Liquid by Sastyarina, Y., Nafisah, Z., Yusuf, M.,
Atmospheric Scanning Electron Ramli, M., Mutalib, A., &
Microscopy and Their Relevance Soedjanaatmadja. (2017). Kajian
In Cell Adhesion. International Dendrimer (Poly)amidoamine
Journal of Molecular Sciences, 14(10), (PAMAM) Generasi 4 Sebagai
20809–20819. Template Dalam Pembentukan
Patra, C. R., Mukherjee, S., & Nanopartikel Secara In Silico.
Kotcherlakota, R. (2014). Journal of Tropical Pharmacy and
Biosynthesized Silver Chemistry, 4(1), 35–42.
Nanoparticles: A Step Forward Sekarsari, R. A., & Taufikurohmah, T.
For Cancer Theranostics? (2012). Sintesis dan Karakterisasi
Nanomedicine, 9(10), 1445–1448. Nanogold dengan Variasi Konsentrasi
404
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 390-404
Riska Priyani1
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 484
PENDAHULUAN imunomodulator adalah sambiloto
Tubuh terdiri dari berbagai (Andrographis paniculata Ness).
macam organ yang membentuk sistem Sambiloto memiliki senyawa aktif
organ dan sistem fungsional tubuh bernama andrografolid, senyawa ini
yang masing-masing bekerja sama dapat berperan sebagai
dalam satu kesatuan sistem tubuh. immunomodulator khususnya
Diantara sistem tersebut terdapat imunostimulan yang mampu
sistem pertahanan tubuh atau disebut meningkatkan kerja sistem imun
juga dengan sistem imun. Sistem ini (Sumaryono, 2002). Artikel ini akan
bertanggung jawab melindungi tubuh mengulas tentang aktivitas
dari benda-benda asing yang masuk immunomodulator dari tanaman
sehingga fungsi tubuh tidak terganggu sambiloto (Andrographis paniculata
(Roitt, 2017).Imunitas merupakan Ness.) yang dapat dikembangkan
suatu reaksi dalam tubuh terhadap sebagai terapi alternatif dalam
bahan asing yang masuk ke dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh.
tubuh secara molekuler atau selular.
Sel yang terlibat dalam sistem imun METODE
dalam tubuh adalah sel T Pengumpulan artikel ilmiah
yangdihasilkan oleh timus dan sel B penelitian sebelumnya untuk
yang dihasilkan sumsum tulang mendapatkan informasi dan membuat
belakang. Perkembangan dan aktivitas ringkasan berupa review artikel ilmiah.
dari sel T dapat distimulasi dengan cara
penambahan suatu immunomodulator HASIL DAN PEMBAHASAN
(Sukmayadi et al., 2014). Sistem imun merupakan
Imunomodulator merupakan kumpulan mekanisme dalam suatu
senyawa yang mengubah aktivitas mahluk hidup yang melindunginya
sistem imun tubuh dengan dinamisasi terhadap infeksi dengan
regulasi sel-sel imun seperti sitokin mengidentifikasi dan membunuh
(Spelman et al., 2006).Cara kerja substansi patogen. Sistem ini dapat
imunomodulator adalah mendeteksi bahan patogen, mulai dari
mengembalikan fungsi imun yang virus sampai parasit dan cacing serta
terganggu (imunorestorasi), membedakannya dari sel dan jaringan
memperbaiki fungsi sistem imun normal. Sebagai suatu organ
(imunostimulasi) dan menekan respons kompleks yang disusun oleh sel-sel
imun (imunosupresi). Imunomodulator spesifik, sistem imun juga merupakan
digunakan terutama pada penyakit suatu sistem sirkulasi yang terpisah
imunodefisiensi, infeksi kronis dan dari pembuluh darah yang
kanker (Katzung, 2014). kesemuanya bekerja sama untuk
Beberapa jenis tanaman obat menghilangkan infeksi dari tubuh.
yang mempunyai aktivitas sebagai Organ sistem imun terletak di seluruh
imunomodulator adalah Echinacea tubuh, dan disebut organ
purpurea, mengkudu, jahe, meniran limfoid.Pembuluh limfe dan kelenjar
dan sambiloto. Tanaman yang limfe merupakan bagian dari sistem
berkhasiat sebagai imunomodulator sirkulasi khusus yang membawa cairan
dapat diawali dari penggunaan limfe, suatu cairan transparan yang
tanaman tersebut secara empiris. berisi sel darah putih terutama
Senyawa-senyawa yang mempunyai limfosit. Kelenjar limfe berisi jala
prospek cukup baik yang dapat pembuluh limfe dan menyediakan
meningkatkan aktivitas sistem imun media bagi sel sistem imun untuk
biasanya dari golongan flavonoid, mempertahankan tubuh terhadap
kurkumin, limonoid, vitamin C, vitamin agen penyerang (Sudiono,
E (tokoferol) dan katekin 2014).Apabila jumlah leukosit
(Sylviatullatviya, 2015). berkurang maka akan memengaruhi
Salah satu tanaman obat yang semua sistem di dalam tubuh. Hal ini
mempunyai aktivitas sebagai sesuai dengan pendapat Widyawati
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 485
(2007) bahwa leukosit berfungsi dalam sistem imun dan senyawa-senyawa
sistem pertahanan tubuh terhadap tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-
infeksi. Leukosit paling sedikit dalam tumbuhan. Ada beberapa tanamanobat
tubuh jumlahnya sekitar 4.000- tradisional yang memiliki aktivitas
11.000/mm3. Jumlah tersebut berubah- sebagai immunomodulator, salah
ubah dari waktu ke waktu, sesuai satunya adalah tanaman sambiloto
jumlah benda asing yang dihadapi (Andrographis paniculata Ness)
dalam batas-batas yang masih dapat (Alkandahri, 2018).
ditoleransi tubuh tanpa menimbulkan Pada penelitian yang dilakukan
gangguan fungsi (Sadikin, 2002). Muhlisah (2006) menyatakan bahwa
Sistem imun bila terpapar oleh sambiloto mengandung
zat yang dianggap asing, maka ada eoxyandrographolide, andrographolide,
dua jenis respon imun yang mungkin 14-deoxy-11, neoandrographolide, 12-
terjadi, yaitu: respon imun non spesifik didehydroandrographolide,
dan respon imun spesifik. Respon imun homoandrographolide, diterpenoid dan
non spesifik umumnya merupakan flavonoid.
imunitas bawaan (innate immunity) Sambiloto memiliki senyawa
dalam arti bahwa respon terhadap zat aktif bernama andrographolide.
asing dapat terjadi walaupun tubuh Andrographolide merupakan senyawa
sebelumnya tidak pernah terpapar yang masuk dalam grup
Sekitar 25 orang (62,5%) berjenis trihidroksilakton yang memiliki rumus
kelamin perempuan. Penderita molekul C20H30O5. Senyawa ini
talasemia mayor terbanyak pada merupakan komponen utama tanaman
kelompok umur 5-11 tahun yaitu sambiloto yang dapat dengan mudah
sebanyak 18 orang (45,0%). Rata-rata larut dalam methanol, ethanol,
dengan zat tersebut, sedangkan respon pyridine, asam asetat, dan aceton,
imun spesifik umumnya merupakan tetai sedikit larut dalam ether dan air.
respon imun didapat (acquired) yang Sifat fisika dari andrographolide adalah
timbul terhadap antigen tertentu sebagai berikut: titik leleh 228-230oC,
(Kresno, 2001). seltrumultraviolet dalam ethanol λ
Bahan yang dapat menstimulasi maksimal 223nm (Kumoro, 2007).
sistem imun disebut biological response Andrographolide berperan
modifiers (BRM), dibagi menjadi dua sebagai immunomodulator khususnya
kelompok yaitu bahanbiologis dan imunostimulan yang mampu
sintetik. Yang termasuk bahanbiologis meningkatkan kerja sistem imun
diantaranya adalah sitokin(interferon) (Muhlisah, 2006). Zat ini diketahui
dan antibodi monoklonal,sedangkan meningkatkan produksi sel-sel
bahan sintetik antara lain mononuklear darah tepi,tumor necrosis
adalahsenyawa muramil dipeptide factor (TNF)-α, interferon (IFN)-α, dan
(MDP) danlevamisol (Tizard, 2017).Sel (IFN)-γ, serta meningkatkan aktivitas
yang terlibat dalam sistem imun dalam fagositosis makrofag. Hasil tersebut
tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh menunjukkan bahwa andrographolide
timus dan sel B yang dihasilkan di dapat bertindak sebagai imunostimulan
sumsum tulang belakang. yang mampu menstimulan baik fungsi
Perkembangan dan aktivitas dari sel T kekebalan spesifik maupun tidak
dapat distimulasi dengan cara spesifik melalui sel NK, makrofag, dan
penambahansuatu immunomodulator induksi sitokin (Alkandahri, 2018).
(Sukmayadi, et al., 2014). Kandungan andrographolide
Imunomodulator adalah bahan yang terdapat pada tanaman sambiloto
yang dapat mengembalikan mampumeningkatkan fungsi sistem
ketidakseimbangan sistem pertahanan tubuh seperti sel darah
imun.Adanya senyawa-senyawa putih untuk menyerang bakteri dan
bioaktif yang dapat meningkatkan antigen lainnya (immunomodulator),
aktivitas sistem imun, sangat flavonoid sebagai antiinflamasi, dan
membantu untuk mengatasi penurunan tanin sebagai antidiare (Sumaryono,
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 486
2002). Kapil et al (2003) menurunkan respon kekebalan tubuh
menambahkan bahwa andrographoside saat sistem kekebalan tubuh
dan neoandrographolide bisa jadi meningkat melebihi kondisi tubuh
kelompok glukosida yang dapat normal (Wurlina, 2017). Dari hasil
bertindak sebagai antioksidan kuat. penelitian Cahyaningsih et al., 2003
Menurut Kumar et al. (2004) bahwa dengan pemberian sambiloto
komponen–komponen tersebut dosis bertingkat dengan koksidiostat
meningkatkan proliferasi dan induksi (preparat sulfa) akan menaikkan
IL-2 limfosit perifer darah manusia. heterofil pada darah ayam. Heterofil
Effendi (2003) melaporkan merupakan salah satu komponen
pemberian ekstrak sambiloto dengan sistem imun yaitu sebagai penghancur
pelarut air pada ayam pedaging yang bahan asing yang masuk ke dalam
diinfeksi Eimeria tenella dapat tubuh (Tizard, 2017). Dengan
meningkatkan sistem kekebalan penambahan dosis sambiloto akan
dengan menghasilkan sel-sel darah menaikkan heterofil, kenaikkan
putih. Dijelaskan dalam penelitianPuri tersebut diduga berkaitan erat dengan
et al.,(2013) sambiloto dapat fungsi ganda dari sambiloto sebagai
merangsang sistem imun tubuh baik imunosupresan dan imunostimulan
berupa respon antigen spesifik maupun (Puri et al., 2013).
respon imun non spesifik untuk Peningkatan persentase
kemudian menghasilkan sel fagositosis. heterofil setelah pemberian sambiloto
Respon antigen spesifik yang dihasilkan dikarenakan fungsi sambiloto sebagai
akan menyebabkan diproduksinya imunostimulan (Puri et al., 1993).
limfosit dalam jumlah besar terutama Sambiloto dapat merangsang sistem
limfosit B. Limfosit B akan imun tubuh baik berupa non spesifik
menghasilkan antibodi yang maupun spesifik untuk kemudian
merupakan plasma glikoprotein yang menghasilkan sel fagositosis. Respon
akan mengikat antigen dan antigen spesifik yang dihasilkan akan
merangsang proses fagositosis. Ketika menyebabkan diproduksinya limfosit
aktivitas sistem imun berkurang, maka dalam jumlah besar terutama limfosit
kandungan flavonoid dalam sambiloto B. limfosit B akan menghasilkan
akanmengirimkan sinyal intraseluler antibodi yang merupakan plasma
pada reseptor sel untuk meningkatkan glikoprotein yang akan mengikat
aktivitasnya (Khumairoh et al., 2013). antigen dan merangsang proses
Sebagai agen fagositosis (Decker, 2000).
immunomodulator, sambiloto dapat Mekanisme kerja dari sambiloto
digunakan sebagai immunostimulator sebagai imunosupresan sangat terkait
yang meningkatkan respon imun saat dengan keberadaan dari kelenjar
kekebalan tubuh berkurang (Wurlina, adrenal. Hal ini dikarenakan sambiloto
2017). Penelitian yang dilakukan dapat merangsang pelepasan hormon
sebelumnya mendapatkan hasil bahwa adrenokortikotropik (ACTH) dari
kandungan alkaloid sambiloto dapat kelenjar pituitari anterior yang berbeda
menggantikan peran IFNγ dalam di dalam otak yang selanjutnya akan
mempertahankan respon kekebalan merangsang kelenjar adrenal bagian
tubuhdan meningkatkan respon kortek untuk memproduksi kortisol.
imunnonspesifik dalam bentuk Kortisol yang dihasilkan ini selanjutnya
peningkatanresponsivitas leukosit atau akan bertindak sebagai imunosupresan
respon imunspesifik untuk (Boden, 2006).
mengaktifkan makrofageuntuk Walaupun peningkatan dosis
melakukan fungsinya dalammelakukan sambiloto aman untuk peningkatan
fagositosis agen infeksius yang jumlah leukosit, akan tetapi kelebihan
memasuki tubuh (Mayer, 2009; sambiloto memberikan efek lain yang
Wurlina, 2017; Xu, 2009). tidak baik bagi tubuh. Bila dosis
Tanaman sambiloto juga bisa pemberian filtrat sambiloto dinaikkan
menjadi imunosupresor yang dapat maka kemungkinan akan terjadi
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 487
peningkatan jumlah leukosit hingga imun tubuh baik berupa respon antigen
batas kenormalan jumlah leukosit, spesifik maupun respon imun non
yaitu 10000 sel/mm3 (Puri et al., spesifik dan menghasilkan sel
2013). Berdasarkan hasil penelitian fagositosis. Tanaman sambiloto juga
Setyawati (2006) menunjukkan bahwa bisa menjadi imunosupresor yang
ekstrak daun sambiloto menyebabkan dapat menurunkan respon kekebalan
cacat tulang pada mencit betina tubuh saat sistem kekebalan tubuh
bunting, hal ini menunjukkan bahwa meningkat melebihi kondisi tubuh
sambiloto memiliki efek teratogenik normal. Namun secara umum
sehingga tidak baik dikonsumsi ketika sambiloto tidak menimbulkan efek
hamil. samping yang serius, sampai saat ini
Dalimunthe (2006) menyatakan jarang ditemui efek samping yang tidak
secara umum sambiloto tidak diinginkan saat sambiloto digunakan.
menimbulkan efek samping yang
serius, sampai saat ini jarang ditemui DAFTAR PUSTAKA
efek samping yang tidak diinginkan Alkandahri MY, Subarnas A, Berbudi A.
saat sambiloto digunakan. Uji toksisitas (2018). Review: Aktivitas
pada mencityang dilakukan oleh Katrin Immunomodulator Tanaman
et al (2014)menunjukkan bahwa Sambiloto (Andrographis
andrographolide dan senyawa lain yang paniculata Nees). Farmaka 16(3):
terdapat pada sambilotoberdasarkan 16-21.
klasifikasi toksisitas relatif, nilai Boden E. (2006). Black’s Veterinary
toksisitas tersebut termasuk ke dalam Dictionary 21 th Edition. Black
kelompok praktis tidak toksik pada London Publisher. 288.
pemberian oral dosis tunggal. Pada uji Cahyaningsih UK, Setiawan, dan
toksisitas, dosis uji tertinggi yang diuji Ekastuti DR. (2003). Health–
adalah 5000mg/kg BB mencit maka promoting properties of
ekstrak etanol daun sambiloto baik common herbs. Am J of Clinical
yang tidak diradiasi maupun yang Nutrition 70: 491–499.
diradiasi 7,5 kGy dapat dinyatakan Dalimunthe A. (2009). Interaksi
aman. Sambiloto (Andrograpis
paniculata). diakses
KESIMPULAN melalui.http://repository.usu.ac.
Tanaman sambiloto id/bitstream/123456789/3618/1
(Andrographis paniculata Ness) /10E00504.pdf . pada 25 Juli
merupakan salah satu tanaman yang 2020.
digunakan sebagai obat tradisional. Decker JM. (2000). Introduction to
Tanaman ini memiliki potensi untuk immunology 11 th Hour.
dikembangkan sebagai terapi Blackwell Science, Inc. pp 1-2.
alternative dalam meningkatkan sistem Effendi Musthofa Helmi. (2003).
imun tubuh. Hal ini dikarenakan Aktivitas Antibakterial Ekstrak
tanaman sambiloto memiliki Herba Sambiloto (Andrographis
kandungan deoxyandrographolide, panicullata) Terhadap Bakteri
andrographolide, 14-deoxy-11, Staphylococcus Asal Susu Sapi
neoandrographolide, 12- Perah Penderita Mastitis. Jurnal
didehydroandrographolide, Penelit. Med. Eksakta. 8(1): 39-
homoandrographolide, diterpenoid dan 45.
flavonoid yang dapat bertindak sebagai Kumar RA, Sridevi K, Kumar NV,
imunomodulator. Kandungan Nanduri S, Rajagopal S. (2004).
andrographolidedalam tanaman Anticancer and
sambiloto dapat berperan sebagai immunostimulatory compounds
imunostimulan yang mampu from Andrographis paniculata.
meningkatkan kerja sistem imun saat Diakses melalui
sistem kekebalan tubuh menurun.
Sambiloto dapat merangsang sistem
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 488
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu Keluarga. Jakarta: Penebar
bmed/15138014 pada 25 Juli Swadaya.
2020. Puri A, Saxena R, Saxena RP,
Kapil A, IB Koul, SK Banerjee, BD Saxena KC, Srivastava V,
Gupta.(2003). Antihepatotoxic Tandon JS. (2013).
effects of major diterpenoid Immunostimulant agents from
constituents of Andrographis Andrographis paniculata.
paniculat. Jurnal Biochem. Diakses melalui
Pharmacol 46: 182-185. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
Kardono LBS, Artanti N, Dewiyanti bmed/8377022 . Pada 25 Juli
ID, Basuki T. (2003). Selected 2020.
Indonesian Medical Plants Roitt IM. (2017). Pokok-pokok ilmu
Monographs and Descriptions. kekebalan. Jakarta: PT.
Jakarta : Gramedia Widiasarana Gramedia Utama.
Indonesia. Sadikin M. (2002). Biokimia Darah.
Katrin E, Susanto and Winarno H. Jakarta: Widya Medika.
(2014). Keamanan Sambiloto Sudiono J. (2014). Sistem
(Andrographis paniculata nees) Kekebalan Tubuh. Jakarta: EGC.
Kering Yang Diiradiasi Gamma Sukmayadi AE, Sumiwi SA, Barliana MI,
Berdasarkan Aspek Toksisitas Aryanti AD. (2014). Aktivitas
Akutnya Terhadap Mencit Galur Imunomodulator Ekstrak Etanol
Swiss Webster. Jurnal Sains Dan Daun Tempuyung (Sonchus
Teknologi Nuklir Indonesia arvensis Linn.). Indonesian
15(2): 103-118. Journal of Pharmaceutical
Katzung BG. (2014). Basic and Science and Technology 1(2):
clinical pharmacology. 10th ed. 65-72.
Boston: McGraw Hill. Sumaryono W. (2002). Penelitian
Khumairoh, Tjandrakirana, Obat Tradisional Indonesia dan
Budijastuti W. (2013). Pengaruh Strategi Peningkatannya.
Pemberian Filtrat Daun Prosiding Seminar Nasional
Sambiloto terhadap Jumlah Tumbuhan Obat Indonesia XXI.
Leukosit Darah Tikus Putih yang Surabaya.
Terpapar Benzena. Lentera Spelman K, Burns JJ, Nihols D,
Berkala Ilmiah Biologi 2(1): 1– Winters N, Otterberg S, dan
5. Tenborg M. (2006). Modulation
Kresno SB. (2001). Imunologi : of cytokine expression by
Diagnosis dan Prosedur traditional medicines: a review
Laboratorium. Edisi IV. Jakarta: of herbal immunomodulator.
Fakultas Kedokeran Umum Alternative medicine review.
Universitas Indonesia. 2006 Juni : II (2). pp. 128-150.
Kumoro, AC. (2007). Supercritical Sylviatullatviya N. (2015).
Carbon Dioxide Extraction of Sambiloto (Androgaphis
Andrographolide from paniculata) Tanaman Obat
Andrographis paniculata, and Imunomodulator. Tegal: Stikes
Temperature. China Journal of Bhamada Slawi.
Chemical Engineering 15, 877- Tizard IR. (2017). Immunology: An
883. Introduction. 10th Ed. New York:
Mayer G. (2009). Immunology- Saunders College Publishing.
Chapter One. Innate Widyawati Tri. (2007). Aspek
(Nonspecific) Immunity. Diakses Farmakologi sambiloto
melaluihttp://Pathmicro.med.sc. (Andrographis paniculata Nees).
edu/book/immunol-sta.htm. Majalah Kedokteran Nusantara
Pada 25 Juli 2020. 40(3).
Muhlisah F. (2006). Tanaman Obat Wurlina, Mustofa I, Meles DK,
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 489
Suwasanti N, Adnyana IDP.
(2016). Potential Alkaloids
Bitter(Andrographis paniculata
L.) of the total leukocyte and
leukocyte count type on setelsh
Mice infected with Salmonella
typhimurium. Vet Met 9(2):173-
184.
Xu Y. (2009). Adaptive Immune
Response Modifying and
Antimicrobial Properties
ofAndrographis paniculate and
Andrographolide. Dissertation.
The Department of Biological and
Physical Science. The University
of Queensland.
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 3, Juli 2020 490
http://journal.trunojoyo.ac.id/jurnalkelautan Jurnal Kelautan
http://doi.org/10.21107/jk.v11i2.3980
ABSTRACT
Vannamei is an introduced shrimp that has economic value in both local and international market.
One of the diseases that often attack vannamei shrimp is Vibrio parahaemolyticus. This study aims to
determine the probiotic bacteria Lactobacillus sp. against vannamei shrimp immune response infected
with V. parahaemolyticus, Survival rate, and bacterial V. parahaemolyticus density of the shrimp
intestine. Shrimp used are shrimp that is 62 days which is kept in aquarium size 30x30x25 cm as
many as 10 shrimp. The study was conducted with 5 controls: Control (-) (without Lactobacillus sp.
and not infected), Control (+) (without Lactobacillus sp. and infected), P1 (Lactobacillus sp. 10 6 CFU /
ml), P2 (Lactobacillus sp. 108 CFU / ml), P3 (Lactobacillus sp. 1010 CFU / ml). The results showed that
the administration of Lactobacillus sp. with a dose of 10 8 CFU / ml was able to increase THC
vannamei shrimp by 5.58 x 106 cells / ml, hyaline cells and granular cells required in the shrimp
immune system, increasing shrimp SR value by 86.67% and core growth of V. parahaemolyticus.
Based on the results of this study is the use of probiotic Lactobacillus sp. which is recommended in
the cultivation of vaname shrimp to improve the immune system, the level of shrimp survival and
suppress the growth of bacteria V. parahaemolyticus is 10 8 CFU / ml.
ABSTRAK
Udang vaname merupakan udang hasil introduksi yang memiliki nilai ekonomis tinggi baik di pasar
lokal maupun di pasar internasional. Salah satu penyakit yang sering menyerang udang vaname
adalah Vibrio parahaemolyticus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian bakteri
probiotik Lactobacillus sp. terhadaprespon imun udang vaname yang diinfeksikan dengan V.
parahaemolyticus, Survival rate, dan kepadatan bakteri V. parahaemolyticus pada usus udang.
Udang yang digunakan adalah udang yang berumur 62 hari yang dipelihara dalam akuarium
berukuran 30x30x25 cm sebanyak 10 ekor. Penelitian dilakukan dengan 5 perlakuan yaitu Kontrol(–
)(tanpa Lactobacillus sp. dan tidak diinfeksi), Kontrol(+) (tanpa Lactobacillus sp. kemudian diinfeksi),
P1 (Lactobacillus sp. 106 CFU/ml), P2 (Lactobacillus sp. 108 CFU/ml), P3 (Lactobacillus sp. 1010
CFU/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Lactobacillus sp.dengan dosis 108 CFU/ml
mampu meningkatkan THC udang vaname sebesar 5,58 x 106 sel/ml, sel hialin dan sel granular yang
berperan penting dalam sistem imun udang, meningkatkan nilai SR udang sebesar 86,67% dan
menekan pertumbuhan bakteri patogen V. parahaemolyticus. Berdasarkan hasil penelitian ini,
penggunaan dosis probiotik Lactobacillus sp. yang dianjurkan pada budidaya udang vaname untuk
meningkatkan sistem imun, tingkat kelangsungan hidup udang dan menekan pertumbuhan bakteri V.
parahaemolyticus adalah 108 CFU/ml.
Kata kunci: Lactobacillus sp., V. parahaemolyticus, udang vaname, dosis Lactobacillus sp.
140
Jurnal Kelautan, 11(2), 140-150 (2018)
141
Jannah et al., Pengaruh Pemberian Lactobacillus sp.
kedua diteteskan ke haemocytometer. Total masih hidup setelah dilakukannya uji tantang.
hemosit dihitung menggunakan Tingkat kelangsungan hidup udang dapat
haemocytometer dengan bantuan mikroskop dihitung dengan menggunakan rumus dari
dengan pembesaran 40x. Adapun rumus penelitian Asma et al., (2016) berikut ini:
perhitungannya berdasarkan Ekawati et al.,
2012 No−Nt
SR = x 100%
No
Jumlah sel yang dihitung
Total Hemosit (sel/ml)= x 104x Keterangan :
Jumlah bidang pandang
FP SR = Tingkat kelangsungan hidup udang (%)
Nt = Jumlah udang yang mati setelah uji
Keterangan : tantang (ekor)
FP = faktor pengenceran No = Jumlah udang di awal penelitian (ekor)
142
Jurnal Kelautan, 11(2), 140-150 (2018)
Awalnya, PO mengkatalisis hidroksilasi atau zat-zat asing dengan cara dikelilingi dan
monofenol menjadi diphenol dan oksidasi lebih dilekatkan pada antibodi untuk memperkuat
lanjut dilakukan dari diphenol ke dalam dan memperlancar proses fagositosis oleh sel
quinones yang dapat secara nonspesifik akan hialin (Tjay dan Rahardja, 200).
membentuk melanin yang tidak larut.
Quinones kemudian akan memproduksi suatu Pada penelitian ini, terlihat bahwa perlakuan
zat untuk sklerotisasi (proses mengerasnya) P2 yaitu pemberian probiotik dengan dosis 108
kutikula, dan sklerotisasi kutikula ini berubah CFU/ml mampu memproduksi total hemosit
menjadi penghalang infeksi. Zat yang paling tinggi setelah dilakukan infeksi dengan
dihasilkan oleh quinones sangat beracun dan bakteri Vibrio parahameolitycus dibandingkan
akan dibantu oleh proses melanisasi di sekitar dengan dosis 106, 1010 CFU/ml dan Kontrol
patogen dalam membunuh patogen secara sehingga dapat meningkatkan sistem imun
langsung (Song dan Li, 2014). udang terhadap infeksi bakteri V.
parahaemolyticus. Hal ini sesuai dengan hasil
Reaksi melanisasi merupakan respon umum penelitian yang dilakukan oleh Vieira et al.,
terhadap masuknya parasit ke dalam (2010) yang menunjukkan bahwa pemberian
invertebrata, terutama arthropoda. Melanisasi bakteri probiotik berupaLactobacillus
merupakan suatu proses menghasilkan plantarum dengan dosis 0.7 x 108 CFU/ml
pigmen coklat tua yangbertanggung jawab memberikan ketahanan tubuh udang terhadap
untuk melakukan inaktivasi terhadap partikel serangan penyakit bakteri Vibrio harveyi.
asing dan mencegahnyamenyebar ke seluruh Penelitian lain juga melaporkan bahwa dengan
tubuh inang, dan juga untuk menyembuhkan mengkonsumsi probiotik yang mengandung
kerusakan kutikula(Sritunyalucksana dan Lactobacillus GG dapat meransang aktivitas
Söderhäll, 2000). Selain itu, menurut Ratcliffe fagositosis dalam meningkatkan sistem
et al., (1985) dalam Battistella et al., (2009) imunitas. Dalam hal ini, probiotik bertanggung
melanin merupakan pigmen yang berwarna jawab dalam merangsang sistem imun udang
coklatatau kekuningan yangdiproduksi di baik seluler maupun humoral. Sistem imunitas
kutikula sebagaihasil dari efek luka atau sendiri merupakan pertahanan yang utama
serangan parasit. Sedangkan opsonisasi dalam melawan mikroba patogen
merupakan suatu proses pelenyapan bakteri (Soeharsonoet al., 2010).
7,00 5.58
6,00
THC (x106 sel/ml)
5,00
4,00 3,32
3,00 2.23
2,00 1,37
1,00 0.60
0,00
Kontrol - Kontrol + P1 P2 P3
Perlakuan
Jenis sel hemosit yang diamati adalah sel Haemosit terdiri dari tiga jenis sel yang
hialin dan sel granular (termasuk didalamnya dibedakan berdasarkan dari butiran di
sel semi granular). Berdasarkan dari hasil sitoplasma masing-masing sel; yaitu hialin,
analisis statistik uji One-Way Annova granular, dan semi granular. Tiga jenis sel
menunjukkan bahwa pemberian probiotik tersebut berfungsi menghancurkan partikel
memberikan pengaruh yang signifikan asing yang masuk ke tubuh udang melalui
(P<0,05) terhadap nilai DHC udang vaname fagositosis, enkapsulasi, pembentukan nodul,
(Gambar 2). dan produksi komponen humoral yang
tersimpan dalam butiran haemocytic yaitu
protein antikoagulan, aglutinin, enzim PO,
143
Jannah et al., Pengaruh Pemberian Lactobacillus sp.
peptida antimikroba, dan protease inhibitor ditunjukkan oleh perlakuan Kotrol + (58,47%)
(Jayasreeet al., 2006). Fagositosis adalah dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap semua
reaksi pertahanan seluler yang paling umum perlakuan. Tingginya presentasi sel hialin
terjadi dan bersama dengan komponen pada udang yang dipelihara pada perlakuan
humoral. Semua jenis sel hemosit dapat Kontrol + disebabkan karena adanya upaya
melakukan aktifitas fagositosis, namun pada dari udang untuk mempertahankan diri dari
umumnya sel hialin yang memiliki peran lebih tingginya jumlah V. parahaemolyticus
aktif dalam aktifitas fagositosis (Gudding et al., yangtelah diinfeksikan sebelumnya ke tubuh
2014). Pada poses fagositosis ini, sel hialin udang karena tidak adanya dukungan dari
akan menelan dan menghancurkan patogen bakteri probiotik untuk melawan patogen. Hal
dan partikel asing yang masuk ke dalam tubuh ini juga dikarenakan sel hialin berperan dalam
udang (Lesmanawati, 2013). proses fagositosis, dimana fagositosis
merupakan garis pertahanan pertama untuk
Berdasarkan dari hasil penelitian yang menghalau patogen (Guidding et al., 2014).
dilakukan, presentase sel hialin tertinggi
80,00
Diferensial Hemosit (%)
58.47 60,43
52,67 53,85
60,00 47,33 41.53 46,15 48.83 51.17
39,57
40,00
Hialin
20,00 Granular
0,00
Kontrol - Kontrol + P1 P2 P3
Perlakuan
Akan tetapi jika dilihat dari jumlah sel hialin perlakuan (Tabel 1). Salah satu penelitian
yang dihasilkan dari masing-masing menerangkan bahwa pemberian bakteri
perlakuan, jumlah sel hialin terbaik ditunjukkan probiotik Lactobacillus sp. juga terbukti dapat
pada perlakuan P2 (dosis probiotik 108 meningkatkan respon imun melalui
CFU/ml) yaitu sebesar 2,29x 106 CFU/ml yang pengaktifan fagositosis (Amrouche et al.,
berbeda nyata (P<0,05) terhadap semua 2006)
Tabel 1. Jumlah sel hialin dan granular berdasarkan perhitungan presentase.
Perlak THC (x106 Hialin Jumlah sel hialin (x106 Granulosit Jumlah sel granular (x106
uan CFU/ml) (%) CFU/ml) (%) CFU/ml)
Kontrol
+ 0,60 58,47 0,40a 41,59 0,29a
Kontrol
- 1,37 52,67 0,72b 47,33 0,65b
P3 2,23 48,83 1,01c 51,17 1,05c
P1 3,32 46,15 1,53d 53,85 1,79d
P2 5,58 39,57 2,29e 60,43 3,49e
menghambat pertumbuhan benda asing
Selain hialin, jenis sel hemosit lain yang tersebut (Battistella, 2009).
berperan dalam sistem imun udang adalah sel
granular. Sel ini akan melakukan degranulasi Fungsi lain dari hemosit adalah enkapsulasi
pada tahap awal, dimana sel hemosit (jenis dari benda asing yang terlalu besar dan tidak
granular) akan berubah menjadi sel yang dapat ditangani pada proses fagositosis.
memiliki lapisan pipih konsentris dan akan Proses enkapsulasi ini juga dijalankan oleh sel
terjadi nekrosis. Proses ini akan membunuh granular yang dimulai dengan sel darah yang
organisme asing yang mendekati atau mengalami penambahan sel tunggal dan
setidaknya mengurangi pergerakan dan jumlah darah yang lebih banyak tersebut
menyebabkan sel-sel mengepung tubuh
144
Jurnal Kelautan, 11(2), 140-150 (2018)
benda asing asing (patogen) yang berada di fagositosis oleh sel hialin udang (Effendy et
dalam tubuh udang. Kemudian sel granular al., 2004).Selain itu, Lactobacillus sp.
akan membentuk nodul dalam waktu 3-9 jam, bertindak sebagai sumber peptidoglikan yang
sehingga terbentuk kapsul yang terjadi antara didugadapat menstimulasi sistem kekebalan
24-48 jam atau lebih lama dimana ada bawaan udang (Chiu et al., 2007).
sejumlah besar sel darah yang mengelilingi
benda asing tersebut. Pembentukan nodul Menurut Hauton (2012), jika konsentrasi sel
terjadi apabila tubuh inang diserang oleh granular tinggi pada hemolymph maka
partikel-partikel kecil dalam jumlah yang aktivitas PO juga akan menjadi tinggi dan
banyak (Supramattaya et al., 2003). meningkatkan ketahanan tubuh udang
terhadap penyakit. Pada jalur pertahanan lain,
Presentase sel granular tertinggi pada sel granular juga memiliki senyawa
penelitian ini ditunjukkan oleh perlakuan P2 antibacterial peptides yang berperan dalam
yaitu sebesar 60,43% dan diikuti oleh menghalangi masuknya bakteri patogen ke
perlakuan P1 (53,85%), P3 (51,17%), Kontrol dalam tubuh udang (Smith et al., 2003).
– (47,33%) kemudian Kontrol + (41,59%) dan
jumlah sel granular tertinggi juga ditujukkan Total Bakteri Usus dan Bakteri Vibrio
oleh perlakuan P2 (3,49 x 106 CFU/ml) dan parahaemolitycus
berbeda nyata (P<0,05) terhadap semua
perlakuan. Berdasarkan dari penelitian ini, Berdasarkan dari hasil analisis statistik uji
pemberian probiotik dengan dosis 10 8 CFU/ml One-Way Annova menunjukkan bahwa
pada perlakuan P2 merupakan dosis yang pemberian probiotik memberikan pengaruh
optimal untuk meningkatkan sel hiain dan sel yang signifikan (P<0,05) terhadap total bakteri
granulosit pada tubuh udang. Selain dalam dan total bakteri V. parahaemolyticuspada
proses enkapsulasi, sel granular memiliki usus udang vaname. Total bakteri di dalam
fungsi mengaktifkan sistem proPO (Andrade, usus udang vaname setelah 15 hari
2011). Pengaktifan sistem proPO ini penambahan probiotik berkisar antara 0,29-
merupakan respon awal dalam pengenalan 0,52 x 105 CFU/ml (Gambar 3). Berdasarkan
partikel asing. Pengaktifan sistem proPO dari hasil uji lanjut Duncan’s, perlakuan P3
menghasilkan adanya produksi protein, menunjukkan hasil tertinggi yaitu 0,52 x 105
termasuk phenoloxidase (PO) yang berperan CFU/ml. Setelah 9 hari diinfeksi dengan V.
dalam membunuh mikroba secara langsung parahaemolyticus kisaran total bakteri
(Das danSethi, 2009).PO merupakan suatu mengalami peningkatan menjadi 6,68-20,18 x
105 CFU/ml (Gambar 4). Perlakuan P2
menunjukkan hasil tertinggi yaitu 20,18 x 105
enzim yang terlibat dalam formasi melanin. CFU/ml dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap
Formasi melanin erat kaitannya dalam semua perlakuan.
membantu fase akhir penyembuhan luka
(Sritunyalucksana dan Soderhall, 2000; Total bakteri V. parahaemolyticus yang
Manoppo dan Kolopita, 2014). teramati pada hari kedua pasca infeksi
berkisar antara 0,00-0,90 x 105 CFU/ml.
Penambahan bakteri probiotik Lactobacillus Berdasarkan dari hasil uji lanjut Duncan’s,
sp. dalam penelitian ini dapat merangsang Kontrol (+) menunjukkan hasil tertinggi yaitu
modulasi kekebalan tubuh, 0,90 x 105 CFU/ml. Setelah 9 hari diinfeksi,
meningkatkanaktivitas PO dan proPO dari kisaran total bakteri bakteri V.
L.Vannamei(Chiu et al., 2007; Kongnum dan parahaemolyticus meningkat menjadi 0,00-
Hongpattarakere, 2012), meningkatkan 12,80 x 105 CFU/ml. Perlakuan Kontrol (+)
peroksinektin (PE) yang merupakan molekul juga menunjukkan hasil tertinggi yaitu 12,80 x
imun relatif terhadap sistem 105 CFU/ml dan berbeda nyata (P<0,05)
proPO.Peningkatan PE dapat meningkatkan terhadap semua perlakuan. Sedangkan
aktivitas biologis adhesi sel, opsonisasi, bakteri V. parahaemolyticus paling rendah
degranulasi, peroksidase dan enkapsulasi terletak pada perlakuan P2 dan berbeda nyata
pada sel darah udang (Chiu et al., 2007).PE (P<0,05) terhadap semua perlakuan.
juga memiliki fungsi untuk memicu munculnya
145
Jannah et al., Pengaruh Pemberian Lactobacillus sp.
25
20,18
CFU/ml)
10 6,68
5 Total bakteri awal
0,29 0,38 0,42 0,49 0,52
0 Total bakteri akhir
Perlakuan
16,00 12,80
parahaemolitycus (x105
14,00
12,00 10,02
9,25
10,00
Total Vibrio
6,62
CFU/ml)
8,00
6,00
4,00 0,00 Total vibrio awal
2,00 0,00 0,90 0,40 0,57 0,84
0,00 Total vibrio akhir
Perlakuan
Usus yang terdapat pada saluran pencernaan menimbulkan persaingan nutrisi yang
sangat erat kaitannya dengan kesehatan menyebabkan fungsi bakteri probiotik
tubuh udang. Bakteri Lactobacillus merupakan melemah sehingga keberadaan bakteri
bakteri yag tergolong dalam bakteri asam probiotik menurun oleh serangan bakteri V.
laktat (BAL) yang menghasilkan sejumlah parahaemolyticus. Menurut Kurniawan et al.,
komponen antimikrobial, dalam hal ini adalah (2016), semakin banyak jumlah bakteri
bakteriosin. Bakteriosin adalah toksin yang Lactobacillus yang ada di dalam saluran
menyerupai proein yang disekresikan oleh pencernaan, maka akan semakin
bakteria bersangkutan untuk menghambat meningkatkan ketersediaan nutrien yang akan
pertumbuhan bakteri lain yang merugikan. diserap dalam saluran pencernaan inang.
Bakteri merugikan pada penelitian ini adalah Akan tetapi jika dosis prbiotik yang diberikan
V. parahaemlyticus. Selain itu, bakteri terlalu banyak dapat berdampak kurang baik
probiotik dari asam laktat dapat memberikan bagi inang. Hal ini sesuai dengan pernyataan
daya tahan dan pemulihan kesehatan saluran Mulyadi (2011) bahwa jumlah bakteri yang
pencernaan, mengurangi bau feses yang tidak terlalu banyak dapat menyebabkan bakteri
enak memberi suasana asam pada saluran cepat membentuk spora sehingga
pencernaan, metabolit yang dihasilkan dapat Lactobacillus sp. tidak dapat menjalankan
menghambat patogen, dan meningkatkan fungsi dan aktivitasnya dengan optimal. Oleh
sistem imunitas (Soeharsono et al., 2010). karena itu pada penelitian ini, udang yang
dipelihara pada perlakuan P2 dengan dosis
Sedangkan pada perlakuan P1 (10 6 CFU/ml), probiotik Lactobacillus 108 CFU/ml memiliki
diduga dosis bakteri probiotik yang diberikan bakteri V. parahaemolyticus di dalam usus
masih belum cukup untuk memproduksi paling rendah dibandingkan dengan perlakuan
bakteriosin yang menghambat pertumbuhan Kontrol +, P1 dan P3.
bakteri vibrio yang diinfeksikan dan pada
perlakuan P3 (1010 CFU/ml) dosis yang
diberikan terlalu banyak sehingga
146
Jurnal Kelautan, 11(2), 140-150 (2018)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5. Udang normal (a); nekrosis pada bagian kepala dan bercak hitam pada kaki renang (b);
Bercak hitam pada kaki jalan dan ekor serta nekrosis pada bagian kepala(c); Kulit rusak, nekrosis
pada hampir seluruh tubuh udang, terdapat bercak hitam di bagian kepala serta usus kosong (d).
Gejala-gejala yang timbul pasca udang dari luar tubuh udang (Soeharsonoet al.,
diinfeksi oleh V. parahaemolyticus sesuai 2010). Selain itu, pemberian probiotik
dengan hasil penelitian Rahmanto et al. (2012) Lactobacillus dapat memberikan beberapa
yaitu tubuh berwarna pucat, kaki memerah, keuntungan, diantaranya adalah
ekor memerah, ekor merah kecoklatan lalu meningkatkan nafsu makan, meningkatkan
geripis, karapas lunak, usus kosong, serta mikroba dalam usus, mensintesis vitamin dan
timbulnya bercak hitam pada tubuh udang dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh
nekrosis (Rukyani 1993; Hasan, 2011). (Nahasson, 1996; Amirullah, 2017).
147
Jannah et al., Pengaruh Pemberian Lactobacillus sp.
150
50 20
0
Kontrol - Kontrol + P3 P4 P5
Perlakuan
Tingginya tingkat kelangsungan hidup pada kelangsungan hidup udang dan menekan
perlakuan P2 sejalan dengan tingginya THC pertumbuhan bakteri V. parahaemolyticus
udang pada perlakuan P2 yang meningkatkan adalah 108 CFU/ml. Berdasarkan hasil
sistem imun udang, sehingga saat diinjeksi penelitian ini, penggunaan dosis probiotik
oleh penyakit bakteri V. parahaemolyticus Lactobacillus sp. yang dianjurkan pada
udang dapat bertahan hidup. Menurut Martin budidaya udang vaname untuk meningkatkan
(2004) dalam Rahmanto et al., (2012), udang sistem imun, tingkat kelangsungan hidup
yang diinfeksi oleh V. parahaemolyticus udang dan menekan pertumbuhan bakteri
sebanyak 104 CFU dapat membunuh 50% .parahaemolyticusadalah 108 CFU/ml.
udang selama 7 hari. Dengan pemberian
bakteri probiotik berupa Lactobacillus sp. DAFTAR PUSTAKA
terbukti dapat meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit dan menyehatkan Alapide-Tendancia E.V dan L.A. Dureza.
pencernaan usus (Sivakumar et al., 2014). (1997). Isolation of Vibrio spp. From
Dalam kasus lain, Shivakumar et al., (2012) Penaeus monodon (Fabricius) with Red
juga menunjukkan bahawa udang windu yang Disease Syndrome. Aquaculture, 154(2)
diberikan probiotik berupa Lactobacillus 107-114.
acidophilus dengan dosis 107 CFU.g-1 Amirullah. (2017). Pengaruh Pemberian
memberikan tingkat kelangsungan hidup Probiotik Organ Dalam pada Boiler.
tertinggi yaitu 86,67%. Skripsi. Makassar: Jurusan Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan
Jika dilihat dari gejala klinis udang, perlakuan Teknologi Universitas Islam Negeri
kontrol + menunjukkan kematian udang Alauddin Makassar.
vaname terlihat pada hari ke-2 pasca infeksi Amrouche T., Y. Boutin, G. Prioult, I. Fliss.
dengan V. parahaemolyticus hingga di hari ke- (2006). Effects of Bifidobacterial
3 kematian massal udang vaname terjadi Cytoplasm, Cell Wall and
karena nekrosis yang terjadi di tubuh udang Exopolysaccharide on Mouse
dan kosongnya usus udang (Gambar 6d). Lymphocyte Proliferation and Cytokine
Sedangkan pada perlakuan yang lain terjadi Production. International Dairy
kematian bertahap pada hari ke-4 hingga akhir Journal, 16(1),70–80.
pengamatan. Andrade A.J. (2011). Shrimp Immunological
Reactions Against WSSV: Role of
KESIMPULAN DAN SARAN Haemocytes on WSSV Fate. Tesis.
Faculty of Bioscience Engineering,
Pemberian bakteri probiotik Lactobacillus sp. Ghent University.
dengan dosis 108 CFU/ml dapat meningkatkan Asma N, Z.A. Muchlisin , I. Hasri. (2016).
Total Hemocyte Count (THC) udang vaname Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
sebesar 5,58 x 106 sel/ml, sel hialin dan sel Benih Ikan Peres (Osteochilus vittatus)
granular yang berperan penting dalam sistem pada Ransum Harian yang Berbeda.
imun udang, meningkatkan nilai SR udang Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
sebesar 86,67% dan menekan pertumbuhan Perikanan Unsyiah, 1(1), 1-11.
bakteri patogen Vibrio parahaemolitycus. Araneda M, E.P. Perez, E.G. Leyva. (2008).
Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan White Shrimp Penaeus vannamei
dosis probiotik Lactobacillus sp. yang Culture in Freshwater at Three
dianjurkan pada budidaya udang vaname Densities: Condition State Based on
untuk meningkatkan sistem imun, tingkat
148
Jurnal Kelautan, 11(2), 140-150 (2018)
149
Jannah et al., Pengaruh Pemberian Lactobacillus sp.
150
ISBN 978-602-71759-5-2
ABSTRAK
Pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
pertumbuhan dan respons imun pada ikan, udang, dan organisme akuatik lainnya. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan respons imun larva udang vaname yang diberi
probiotik Pseudoalteromonas piscicida (1Ub), prebiotik mannanoligosakarida (MOS), dan
sinbiotik (kombinasi probiotik 1Ub dan prebiotik MOS) melalui bioenkapsulasi Artemia sp.
Bioenkapsulasi dilakukan dengan cara menambahkan probiotik 1Ub konsentrasi 10 6 CFU/mL,
prebiotik MOS 12 mg/L, dan sinbiotik (kombinasi 106 CFU/mL 1Ub dengan 12 mg/L MOS) pada
media pemeliharaan Artemia sp. selama 4 jam. Pemberian Artemia sp. hasil bioenkapsulasi ke
larva udang dilakukan selama 13 hari (Mysis3 sampai PL12). Pertumbuhan panjang dan bobot
tubuh larva udang vaname diamati pada awal dan akhir penelitian, sedangkan rasio RNA/DNA,
aktivitas enzim pencernaan, kelangsungan hidup, jumlah total bakteri, dan respons imun larva
udang meliputi total hemosit (THC), aktivitas phenoloxidase (PO), dan aktivitas respiratory burst
(RB) dianalisa pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian
(DGR), panjang mutlak, rasio RNA/DNA, aktivitas enzim, kelangsungan hidup, jumlah total
bakteri, dan respons imun pada larva udang yang diberi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik berbeda
nyata (p˂0,05) dibandingkan dengan kontrol. Pemberian sinbiotik menunjukkan hasil terbaik
dengan DGR (24.39±0.31% per hari), panjang mutlak (13.00±0.50 mm), rasio RNA/DNA
(0.6369±0.0094), aktivitas enzim pencernaan (protease 0.033±0.0007; lipase 0.047±0.0010;
amilase 0.853±0.008; mananase 0.148±0.004 U/mL/menit), kelangsungan hidup (92.67±1.26%),
jumlah total bakteri (6.7 x 107 CFU/0.1g larva), THC (7.6 x 106 sel/mL), aktivitas PO (0.19±0.002
OD 490 nm), dan aktivitas RB (0.67±0.028 OD 630 nm) yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan
lainnya dan kontrol.
Kata Kunci: probiotik, prebiotik, sinbiotik, Artemia sp., udang vaname.
Pendahuluan
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas
ekspor unggulan Indonesia di sektor perikanan budidaya. Bahkan Indonesia
menjadi negara pengekspor udang terbesar keempat di dunia setelah India,
Vietnam, dan Ekuador dengan volume ekspor sebesar 220.000 ton (FAO 2017).
Perkembangan produksi udang vaname harus didukung oleh ketersediaan benih
udang yang berkualitas baik dalam jumlah dan waktu yang tepat. Benih yang
berkualitas baik akan memberikan pertumbuhan yang baik dan tingkat
kelangsungan hidup yang tinggi. Aplikasi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik
merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang.
Metode Penelitian
Prosedur Penelitian
75 mL air laut, dan 25 mL akuades) dan diinkubasi pada suhu 29C selama 24
jam. Selanjutnya bakteri diinokulasikan ke media SWC cair dan diinkubasi di
waterbath shaker dengan suhu 29C dengan kecepatan 140 rpm selama 18 jam.
Prebiotik yang digunakan adalah Bio-MOS (Alltech Inc., KY USA)
mengandung mannanoligosakarida (MOS) yang berasal dari dinding sel
Saccharomyces cerevisiae dengan komposisi minimal 30% protein kasar, minimal
1,4% lemak kasar dan maksimum 13% serat kasar.
Artemia sp. hasil bioenkapsulasi dengan kombinasi probiotik 1Ub RfR konsentrasi
10⁶ CFU/mL dengan prebiotik MOS sebanyak 12 mg/L (sinbiotik). Selama
pemeliharaan larva dilakukan penyifonan dan pergantian air setiap 3 hari sekali
sebanyak 5-10%.
Pengukuran Parameter
𝑡 𝑊𝑡
DGR (% / hari) = [√ − 1 ] × 100
𝑊𝑜
Analisis data
Data total bakteri, aktivitas enzim pencernaan, SGR, panjang mutlak, rasio
RNA/DNA, sintasan, dan respons imun larva udang vaname pada masing-masing
perlakuan dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika ada perbedaan antar
perlakuan, dilanjutkan uji Duncan pada selang kepercayaan 95% menggunakan
program SPSS 16.
Berdasarkan rata-rata total bakteri dan total probiotik 1Ub dalam tubuh larva
udang vaname (Tabel 1), terlihat bahwa pemberian sinbiotik memberikan jumlah
total bakteri dan total probiotik 1Ub lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
dan kontrol. Tingginya total bakteri dan total probiotik 1Ub dalam tubuh larva
udang vaname yang diberi perlakuan sinbiotik sangat dimungkinkan oleh
kemampuan bakteri probiotik 1Ub untuk hidup dan berkolonisasi pada saluran
intestinal larva udang vaname karena probiotik 1Ub yang digunakan pada
penelitian ini merupakan bakteri hasil isolasi dari naupli udang vaname
(Widanarni et al. 2009), serta kemampuan memanfaatkan mannanoligosakarida
dengan adanya enzim mananase yang dihasilkan oleh bakteri probiotik 1Ub
(Hamsah et al. 2017). Hasil serupa juga dilaporkan oleh Widanarni et al. (2013)
bahwa pemberian berbagai dosis bakteri probiotik SKT-b (Vibrio alginolyticus)
melalui Artemia sp. mampu meningkatkan jumlah total Vibrio pada tubuh
pascalarva udang windu, dan pemberian enkapsulasi sinbiotik (Bacillus NP5 RfR
dan oligosakarida) mampu meningkatkan populasi bakteri pada usus udang
vaname hingga 9 log CFU/g (Zubaidah et al. 2015).
Gambar 1. Sintasan larva udang vaname yang diberi probiotik 1Ub, prebiotik, MOS dan sinbiotik
(kombinasi 1Ub dengan MOS) melalui bioenkapsulasi Artemia sp. mulai mysis3
sampai PL12. Huruf berbeda di atas bar menunjukkan perbedaan yang signifikan
(P<0.05) antarperlakuan.
Laju pertumbuhan dan sintasan larva udang vaname yang diberi probiotik,
prebiotik, dan sinbiotik melalui bioenkapsulasi Artemia sp. lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol. DGR larva udang vaname yang yang diberi
probiotik, prebiotik, dan sinbiotik berkisar 21.30 – 24.39%/hari, sementara DGR
larva udang pada perlakuan kontrol sebesar 18.54%/hari atau terjadi peningkatan
DGR sebesar 14.9 – 31.5%/hari. SR larva udang vaname yang yang diberi
probiotik, prebiotik, dan sinbiotik berkisar 87.83 – 92.67%, sementara SR pada
perlakuan kontrol sebesar 84.17% atau terjadi peningkatan SR sebesar 4.3 – 10%.
Tingginya laju pertumbuhan dan sintasan tersebut sangat terkait dengan
kemampuan probiotik P. piscicida 1Ub dan prebiotik MOS dalam memodulasi
pertumbuhan dan aktivitas mikroflora menguntungkan dalam saluran pencernaan
larva udang vaname yang dapat membantu meningkatkan kecernaan pakan
sehingga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan larva.
Tabel 4. Total hemocyte count (THC), aktivitas phenoloxidase (PO), aktivitas respiratory burst
(RB) larva udang vaname yang diberi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik
Respons imun Perlakuan
Kontrol Probiotik Prebiotik Sinbiotik
THC (×106 sel mL-1) 4.65±0.150a 5.80±0.458b 5.65±0.312b 7.60±0.377c
Aktivitas PO (OD 490 nm) 0.06±0.004a 0.08±0.008b 0.08±0.009ab 0.19±0.002c
Aktivitas RB (OD 630 nm) 0.55±0.033a 0.63±0.023ab 0.64±0.059ab 0.67±0.028b
Huruf superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan nilai berbeda nyata (P<0.05).
Peningkatan THC pada lava udang yang diberi sinbiotik terjadi sebagai
bentuk reaksi sistem imun tubuh larva dalam merespons benda asing yang masuk,
yakni sinbiotik (kombinasi probiotik dan prebiotik) yang diberikan selama masa
pemeliharaaan (mysis 3 – PL12). Partikel asing yang masuk ke dalam tubuh udang
akan dikenali oleh sel hemosit dan direspons melalui beberapa mekanisme seperti
intracellular signaling cascade, fagositosis, enkapsulasi, dan agregasi nodular
(Rodriguez & Moullac 2000). Oktaviana et al. (2014) dan Nurhayati et al. (2015)
melaporkan bahwa pemberian sinbiotik melalui pakan buatan selama 30 hari
mampu meningkatkan THC udang vaname.
Peningkatan aktivitas PO setelah pemberian sinbiotik dapat disebabkan oleh
proses inisiasi pengenalan benda asing pada sel probiotik dan MOS oleh pattern
recognition protein (PRPs) pada hemosit. Enzim PO terdapat dalam hemolim
sebagai inaktif pro-enzyme yang disebut proPO. Pada krustasea, proPO berfungsi
dalam pengenalan benda asing dan melanisasi. Transformasi proPO menjadi PO
melibatkan beberapa reaksi yang dikenal sebagai proPO activating system yang
diaktifkan oleh dinding sel bakteri, β-glukan, dan lipopolisarida (Amparyup et al.
2013). Hasil penelitian Arisa et al. (2015) menunjukkan hal yang sama, aktivitas
PO udang vaname mengalami peningkatan setelah diberi sinbiotik (kombinasi
probiotik SKT-b dan oligosakarida dari ekstrak ubi jalar) selama dua minggu.
Aktivitas RB merupakan rangkaian proses pemusnahan partikel mikroba
yang difagosit yang melibatkan pelepasan enzim degradatif ke dalam fagosom dan
produksi reactive oxygen intermediate (ROI) yang kini disebut respiratory burst
(Rodriguez & Moullac 2000).
Kesimpulan
Pemberian probiotik P. piscicida 1Ub, prebiotik MOS, dan kombinasi
probiotik 1Ub dengan prebiotik MOS (sinbiotik) melalui bioenkapsulasi Artemia
sp. mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, total bakteri, aktivitas enzim
pencernaan, sintasan, dan respons imun larva udang vaname. Pemberian sinbiotik
(kombinasi 106 CFU/mL probiotik 1Ub dengan 12 mg/L prebiotik MOS)
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya.
maupun dalam bentuk bantuan lainnya sehingga penelitian ini dapat terlaksana
dengan baik.
Daftar Pustaka
Amparyup P, Charoensapsri W, Tassanakojan A. 2013. Prophenoloxidase system and its
role in shrimp immune responses against major pathogens. Fish & Shellfish
Immunology, 34:990-1001.
Arisa II, Widanarni, Yuhana M, Muchlisin ZA, Muhammadar AA. 2015. The application
of probiotics, prebiotics and synbiotics to enhance the immune responses of
vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) to Vibrio harveyi infection. AACL
Bioflux, 8(5):772-778.
Bergmeyer HU, Grossi M, Walter HE. 1983. Reagents for enzymatic analysis. In:H.U.
Bergmeyer (ed.) Methods in enzymatic analysis vol. II. 3rd eds . Weinheim. 274-
275 pp.
Borlongan IG. 1990. Studies on the digestive lipases of milkfish, Chanos chanos.
Aquaculture, 89: 315–325.
Cerezuela R, Meseguer J, Esteban MA. 2011. Current knowledge in synbiotic use for fish
aquaculture: A review. Journal of Aquaculture Research & Development, S1:008.
Chen TT. 2000. Aquaculture biotechnology and fish disease. In: Hardjito, L. (Ed.).
International Symposium on Marine Biotechnology. Center for Coastal and Marine
Resources Studies, IPB, Jakarta, Indonesia, p:3-8.
Daniels CL, Merrifield DL, Ringø E, Davies SJ. 2013. Probiotic, prebiotic and synbiotic
applications for the improvement of larval European lobster (Homarus gammarus)
culture. Aquaculture, 416: 396-406.
Dehaghani PG, Baboli MJ, Moghadam AT, Ziaei-Nejad S, Pourfarhadi M. 2015. Effect
of synbiotic dietary supplementation on survival, growth performance, and
digestive enzyme activities of common carp (Cyprinus carpio) fingerlings. Czech
Journal of Animal Science, 60 (5): 224-232.
[FAO] Food and Agiculture Organization. 2017. Increased production of farmed shrimp
leads to improved international trade.
http://www.fao.org/inaction/globefish/market-reports/resource-
detail/en/c/989543. [diunduh pada 11 Juli 2017].
Febrianti D, Yuhana M, Widanarni. 2016. Dietary synbiotic microcapsule influence the
immune responses, growth performance and microbial populations to white spot
syndrome virus in pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei). Journal of
Fisheries and Aquatic Science, 11(1): 28-42.
Hadioetomo R. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. PT Gramedia: Jakarta.
Hamsah, Widanarni, Alimuddin, Yuhana M, Junior MZ. 2017. The nutritional value of
Artemia sp. enriched with the probiotic Pseudoalteromonas piscicida and the
prebiotic mannan-oligosaccharides. AACL Bioflus, 10 (1): 8-17.
Hossain MZ, Abe J-i, Hizukuri S. 1996. Multiple forms of β-mannanase from Bacillus
sp. KK01. Enzyme Microb Tech, 18(2): 95-98.
Linacero RJ, Rueda, & Vasques AM. 1998. Quantification of DNA. In Karp AP, Isaac G,
ingram DS (Editors) Molecular Tools For Screening Biodiversity: Plants and
Animals. Chapman and Hall. London, Weinheim, New York, Tokyo< Melbourne,
Madras, p. 18-21.
Lisal JS. 2005. Konsep probiotik dan prebiotik untuk modulasi mikrobiota usus besar.
Medical Nusantara, 26: 256-262.
Liu CH, Chiu CS, Ho PL, Wang SW. 2009. Improvement in the growth performance of
white shrimp, Litopenaeus vannamei, by a protease‐producing probiotic, Bacillus
subtilis E20, from natto. Journal Appl Microbiol, 107(3): 1031-1041.
Liu CH, Chen JC. 2004. Effect of ammonia on the immune responses of white shrimp
(Litopenaeus vannamei) and its susceptibility to Vibrio alginolyticus. Fish &
Shellfish Immunology, 16:321-334.
Mahghani F, Gharaei A, Ghaffari M, Akrami R. 2014. Dietary synbiotic improves the
growth performance, survival and innate immune response of Gibel carp
(Carassius auratus gibelio) juveniles. International Journal of Aquatic Biology,
2(2): 99-104.
Nayak S. 2010. Probiotics and immunity: a fish perspective. Fish Shellfish Immunology,
29(1): 2-14.
Nimrat S, Boonthai T, Vuthiphandchai V. 2011. Effects of probiotic forms, compositions
of and mode of probiotic administration on rearing of Pacific white shrimp
(Litopenaeus vannamei) larvae and postlarvae. Anim Feed Sci Tech, 169(3): 244-
258.
Nurhayati D, Widanarni, Yuhana M. 2015. Dietary synbiotic influence on the growth
performances and immune responses to co-Infection with infectious myonecrosis
Virus and Vibrio harveyi in Litopenaeus vannamei. Journal of Fisheries and
Aquatic Science, 10(1):13-23.
Oktaviana A, Widanarni, Yuhana M. 2014. The use of synbiotic to prevent IMNV and
Vibrio harveyi co-infection in Litopenaeus vannamei. HAYATI Journal of
Biosciences. 21(3):127-134.
Rodriguez L, Le Moullac G. 2000. State of the art immunological tools and health control
of penaeid shrimp. Aquaculture, 191:109-119.
Tzuc JT, Escalante DR, Herrera RR, Cortés GG, Ortiz MLA. 2014. Microbiota from
Litopenaeus vannamei: digestive tract microbial community of Pacific white
shrimp (Litopenaeus vannamei). SpringerPlus, 3: 280.
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as
biological control agents in aquaculture. Microbiology and molecular biology
reviews, 64(4):655-671.
Wang YB, Li JR, Lin J. 2008. Probiotics in aquaculture: challenges and outlook.
Aquaculture, 281(1): 1-4.
Widanarni, Nababan YI, Yuhana M. 2015. Growth performance of Pasific white shrimp,
Litopenaeus vannamei larvae fed prebiotic and probiotic through Artemia. Pakistan
Journal Biotechnology, 12(2): 99 -104.
Widanarni, Hadiroseyani Y, Sutanti A. 2013. Pengaruh pemberian bakteri probiotik
Vibrio SKT-b dengan dosis berbeda melalui Artemia terhadap pertumbuhan
pascalarva udang windu Penaeus monodon. Jurnal Akuakultur Indonesia, 12(1):
86-93.
Widanarni, Lidaenni MA, Wahjuningrum D. 2010. Pengaruh pemberian bakteri probiotik
Vibrio SKT-b dengan dosis yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan larva udang windu Penaeus monodon Fab. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 9(1): 21-29.
Widanarni, Tepu I, Sukenda, Setiawati M. 2009. Seleksi bakteri probiotik untuk
biokontrol vibriosis pada larva udang windu Penaues monodon menggunakan cara
kultur bersama. Jurnal Riset Akuakultur, 4(1): 95-105.
Zhang J, Liu Y, Tian L, Yang H, Liang G, Xu D. 2012. Effects of dietary mannan
oligosaccharide on growth performance, gut morphology and stress tolerance of
juvenile Pacific white shrimp, Litopenaeus vannamei. Fish Shellfish Immunology,
33(4): 1027-1032.
Zokaeifar H, Balcázar JL, Saad CR, Kamarudin MS, Sijam K, Arshad A, Nejat N. 2012.
Effects of Bacillus subtilis on the gowth performance, digestive enzymes, immune
gene expression and disease resistance of white shrimp (Litopenaeus vannamei).
Fish & Shellfish Immunology, 33(4):683-689.
Zubaidah A, Yuhana M, Widadarni. 2015. Encapsulated synbiotic dietary
supplementation at different dosages to prevent Vibriosis in white shrimp,
Litopenaeus vannamei. HAYATI Journal of Biosciences, 22:163-168.
ABSTRAK
Fucoidan merupakan senyawa polisakarida sulfat yang diekstrak dari rumput laut cokelat
Padina sp. Fucoidan diketahui mempunyai beberapa bioaktivitas, salah satunya sebagai
imunostimulan. Ikan gurami (Osphronemus gouramy) ukuran + 100 gr diberi perlakuan
fucoidan yang dicampur kedalam pakan dengan dosis 0,2 gr kg-1 pakan (P1), 0,4 gr kg-1
pakan (P2) , 0,6 gr kg-1 pakan (P3) serta kontrol (Po) masing-masing dengan 3 kali
ulangan. Hasil penelitian menunjukkan, fucoidan dari ekstrak rumput laut cokelat Padina
sp. secara signifikan dapat meningkatkan respon imun non-spesifik terhadap persentase
hematokrit, leukokrit dan superoksida anion pada ikan gurami. Perlakuan P3 (0,6 gr kg-1)
merupakan dosis optimum yang dapat meningkatkan respon imun non-spesifik ikan,
menunjukkan fucoidan dapat digunakan dalam budidaya ikan gurami.
Kata kunci: fucoidan, Padina sp., ikan gurami, imun non-spesifik
ABSTRACT
Fucoidan is a polysaccharide sulfate compound extracted from brown seaweed Padina
sp. Fucoidan is known to have some bioactivity, one of which is immunostimulant.
Gouramy (Osphronemus gouramy) size + 100 gr was treated with fucoidan mixed into
feed at a dose of 0.2 gr kg-1 of feed (P1), 0.4 gr kg-1 of feed (P2), 0.6 gr kg-1 of feed (P3 )
and control (Po) with 3 replications. The results showed, fucoidan from brown seaweed
extract Padina sp. can significantly increase the non-specific immune response to the
percentage of hematocrit, leukocrit and superoxide anion in gouramy. P3 treatment (0.6
gr kg-1) is the optimum dose that can improve the non-specific immune response of
gouramy, proving that fucoidan can be used in the cultivation of gouramy.
Keywords: fucoidan, Padina sp., gouramy fish, non-spesific immune
PENDAHULUAN
Permintaan produk perikanan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Produk perikanan berupa daging ikan segar maupun yang sudah di
fillet mempunyai kandungan protein yang dibutuhkan oleh manusia. Ikan gurami
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang diminati oleh masyarakat karena rasa
dagingnya enak dan tersedia di pasaran. Sementara petani melakukan budidaya ikan
gurami karena harganya cukup tinggi sekitar 60 ribu rupiah per kilogram (Irmawati,
2013). Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen serta permintaan pasar, petani
melakukan budidaya ikan gurami secaa intensif, namun demikian terdapat beberapa
kendala.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 9
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
Beberapa kendala yang dihadapi oleh pembudidaya seperti harga pakan yang relatif
tinggi, kualitas air serta penyakit. Harga pakan yang tinggi biasanya disiasati dengan
memberikan pakan dari tanaman tallas yang ditanam di galengan. Kualitas air dapat
diperbaiki melalui resirkulasi air dengan melewatkan pada tandon air yang sudah difilter.
Kendala penyakit merupakan salah satu kendala yang timbulnya belum dapat diprediksi
sehingga bisa menimbulkan infeksi, wabah dan kematian ikan. Salah satu penyakit yang
sering menyerang ikan; termasuk ikan gurami, adalah penyakit bercak merah atau Motile
Aeromonas Septicemia (MAS). Penyakit MAS disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophila, termasuk dalam bakteri patogen gram negatif dan bersifat motil. Ikan yang
terserang penyakit mempunyai karakteristik warna ikan menjadi lebih gelap atau pucat,
diam dan menyendiri, gerakan lambat, terdapat bercak-bercak merah pada tubuh, sirip
geripis, perdarahan pada organ dalam, eksudat (cairan radang) didalam rongga perut
serta ginjal mengalami pembengkakan yang disertai hemoraghi (Prajitno, 2005). Infeksi
A. hydrophila pada umumnya menyebabkan kematian, dalam waktu 1-2 minggu bisa
mencapai 80% - 100% (Cipriano, 2001).
Timbulnya penyakit disebabkan adanya interaksi yang tidak serasi antara ikan,
patogen dan lingkungan, sehingga menyebabkan stres pada ikan. Stres pada ikan
menyebabkan sistim pertahanan tubuh melemah sehingga penyakit mudah menyerang.
Selama ini penyakit bakteri diobati menggunakan antibiotika, namun apabila tidak tepat
dapat menimbulkan resistensi, pencemaran lingkungan serta merugikan konsumen karena
adanya residu dalah tubuh ikan. Untuk menanggulangi secara aman, diperlukan
tindakanalternatif diantaranya dengan upaya pencegahan (preventif). Pencegahan dapat
dilakukan dengan vaksinasi atau imunostimulan, namun vaksinasi relatif mahal dan hanya
untuk penyakit tertentu saja. Penggunaan imunostimulan aman digunakan, bersifat umum
untuk semua antigen atau mikroorganisme serta ramah lingkungan (Alifuddin, 2002).
Imunostimulan dapat berasal dari tanaman (herbal) maupun sintetik. Rumput laut
merupakan salah satu imunostimulan herbal seperti rumput laut merah serta cokelat.
Rumput laut cokelat memiliki substansi zak bioaktif seperti alginat dan fucoidan yang
dapat berfungsi sebagai imunostimulan yang mampu meningkatkan sistem ketahanan
udang vaname (L. vannamei) dan bersifat sebagai antibakteri (Cheng et al., 2004).
Padina sp. adalah salah satu rumput laut cokelat yang didalam dinding selnya
mengandung fucoidan. Fucoidan merupakan suatu polisakarida, disebut phycocolloid,
mengandung serat yang mudah larut dalam air. Serat fucoidan membentuk kisi-kisi
seperti jala yang mampu mengikat kuat molekul air dan menahan zat terlarut air dengan
baik (Prasetya, 2009). Fucoidan diketahui dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
pada ikan Epinephelus brneus, juvenil Epinephelus fuscoguttatus dan abalon
(Haliotisdiversicolor supertexta) (Harikrishnan et al., 2011). Fucoidan yang dicampur
dalam pakan untuk ikan gurami (Osphronemus gouramy) pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ketahanan tubuh non-spesifik serta dosis optimal
yang diperoleh pada ikan gurami.
METODE
Rumput laut diperoleh dari perairan pantai Menganti, Kebumen, Jawa Tengah.
Identifikasi rumput laut dilakukan secara morfologi berdasarkan database
http://www.algaebase.org. Penelitian menggunakan ikan gurami dengan berat +100 gr.
Metode penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan
rancangan acak lengkap. Penelitian dilakukan selama 12 hari dengan 3 perlakuan dan 1
kontrol, masing-masing dengan 3 kali ulangan individu. Dosis perlakuan (P) yang
digunakan P1 0,2 g kg-1 pakan, P2 0,4 g kg-1 pakan, P3 0,6 g kg-1 pakan dan kontrol.
Parameter imun non-spesifik ikan yang diamati meliputi persentase hematokrit, leukokrit
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 10
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
dan SOA menggunakan sampel darah serta data pendukung kualitas air meliputi suhu, pH
dan kelarutan oksigen. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-0 (sebelum
perlakuan), dan hari ke 4, 8 dan 12 setelah perlakuan. Ekstraksi rumput laut dilakukan
dengan menggunakan metode asam.
A. Ekstraksi
Rumput laut dikering-anginkan selama 24 jam dalam laboratorium tanpa
penyinaran matahari langsung. Rumput laut yang telah kering-angin dipotong-potong (±
0,5 cm), dihaluskan dengan blender dan selanjutnya direndam dalam larutan HCl 0,1 N
selama ±24 jam. Maserasi dilakukan selama 24 jam sambil diaduk setiap 1 jam,
kemudian disaring untuk diambil filtrat dan ampasnya (retentate). Retentate dimaserasi
kembali dengan larutan HCl 0,2N dan dipanaskan pada suhu 60oC selama 2 jam,
kemudian disaring kembali untuk mendapatkan filtrat sedangkan ampasnya dibuang.
Filtrat I dan ke II disatukan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan kertas
whatman 41. Filtrat dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator dengan suhu
60˚C. Setelah evaporasi selesai, pH filtrat dinetralkan menggunakan NaOH, kemudian
dipresipitasi menggunakan alkohol dingin 96% sebanyak 3 kali volume filtrat,
selanjutnya disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan
dibuang dan pellet dilarutkan dalam akuades, kemudian ditambahkan HCl hingga pH 2
dan selanjutnya dipresipitasi menggunakan CaCl2 konsentrasi 2 M. Larutan selanjutnya
disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Endapan yang terbentuk
merupakan alginat, sedangkan supernatan merupakan fucoidan. Selanjutnya supernatan
disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit dan endapan yang terbentuk
merupakan fucoidan.
B. Pembuatan Pakan
Ekstrak rumput laut cokelat ditimbang sesuai dosis perlakuan kemudian dicampur
progol 0,1% sebagai perekat, dikocok hingga homogen, kemudian disemprotkan ke pakan
pelet dan dikering-anginkan. Setelah kering, pakan dapat disimpan dalam suhu dingin
apabila belum langsung digunakan. Pakan diberikan dengan dosis 3%/berat biomas/hari
sebanyak 2 kali, pada pagi dan sore hari.
C. Pemeliharaan
Ikan gurami didistribusikan ke dalam 4 ember berukuran 50x50x60 cm3 yang
ditutup dengan kain kasa. Selama pemeliharaan dilakukan pergantian air dan siphon
selama 2 hari sekali. Ikan diaklimatisasi selama 7 hari dengan diberi pakan pelet
sebanyak 2x, pada pagi dan sore hari. Penelitian dimulai setelah selesai aklimatisasi dan
ikan sudah stabil.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 11
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
Tabel 1. Persentase hematokrit (%) ikan gurami pada hari ke 0, 4, 8 dan 12 setelah
pemberian pakan yang mengandung fucoidan Padina sp.
Lama Penelitian hari ke-
Perlakuan
0 4 8 12
P0 43,33±1,92a 45,82±2,88a 45,83±3,19a 44,99±2,72a
P1 46,24±3,69a 48,74±2,09a 51,66±2,35ab 52,49±4,41ab
a a ab
P2 47,91±2,09 50,83±7,98 49,16±5,17 50,41±1,59ab
a b b
P3 47,50±5,00 50,41±4,90 48,75±2,50 53,33±7,81b
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada uji DMRT dengan taraf uji 5%, P0: kontrol (pakan tanpa ekstrak
rumput laut), P1: 0,2 gr ekstrak kg-1 pakan, P2: 0,4 gr ekstrak kg-1 pakan, P3: 0,6
gr ekstrakkg-1 pakan.
Berdasarkan hasil analisis statistik sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan
pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05), menunjukkan bahwa pemberian fucoidan pada hari
ke-4, 8 dan 12, perlakuan P3 (0,6 gr) berbeda nyata terhadap P0 (kontrol). Kadar
hematokrit pada hari ke-4 berbeda nyata antara P3 sebesar 50,41±4,90 dengan P0 sebesar
45,82±2,88. Pada hari ke-8 P3 sebesar 48,75±2,50 berbeda nyata dengan P0 45,83±3,19
dan pada hari ke-12 P3 sebesar 53,33±7,81 berbeda nyata dengan P0 44,99±2,72. Hal ini
menunjukan bahwa penambahan fucoidan dari rumput laut cokelat (Padina sp.) pada P3
efektif untuk meningkatkan persentase hematokrit pada ikan gurami. Pendapat yang
berbeda disampaikan oleh Anderson (1992), bahwa nilai hematokrit yang rendah pada
ikan dapat mengindikasikan adanya kontaminasi, kurang nafsu makan, kadar protein yang
rendah pada ransum pakan, adanya defisiensi vitamin serta kemungkinan infeksi
penyakit.
Persentase atau kadar hematokrit pada penelitian ini masih berada pada kisaran
normal antara 43,33% - 53,33%, menunjukan bahwa ikan gurami dalam kondisi sehat.
Snieszko et al. (1960) dalam Marthen (2005) menyatakan, nilai hematokrit darah ikan
berkisar antara 5-60 %. Menurut Gallaugher et al. (1995), bahwa nilai hematokrit yang
lebih kecil dari 22% menunjukkan ikan mengalami anemia. Hal ini didukung oleh
pendapat Randal (1970) dalam Marifatun (2015) yang menyatakan apabila nilai
hematokrit dibawah 22% menunjukkan ikan mengalami anemia serta kemungkinan
mengalami infeksi penyakit bakteri. Wedemeyer dan Yasutake (1977) berpendapat bahwa
ikan dikatakan stress apabila kadar hematokritnya dalam darah lebih besar dari 60%.
Faktor yang menyebabkan kadar hematokrit pada ikan berbeda-beda tergantung pada
umur, jenis kelamin, masa pemijahan, ukuran tubuh dan nutrisi (Kuswandi, 2006).
Rumput laut mempunyai kandungan bahan-bahan organik seperti polisakarida,
hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif yang berperan sebagai
immunostimulan pada ikan. Pada penelitian ini membuktikan bahwa fucoidan dari
rumput laut cokelat (Padina sp.) mengandung bahan immunostimulan yang dapat
meningkatkan persentase hematokrit pada ikan gurami.
B. Persentase leukokrit
Hasil pengamatan persentase leukokrit ikan gurami (Osphronemus goramy) dengan
penambahan ekstrak rumput laut cokelat (Padina sp.) yang diberikan selama 12 hari pada
perlakuan P0, P1, P2 dan P3 tersaji pada Tabel 2.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 12
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
Tabel 2. Persentase leukokrit (%) gurami pada hari ke 0, 4, 8 dan 12 setelah pemberian
pakan dengan fucoidan Padina sp. dengan berbagai dosis.
Lama penelitian hari ke-
Perlakuan
0 4 8 12
P0 3,72±1,62a 2,87±1,62a 2,02±0,85a 2,87±1,62a
P1 3,72±1,62a 2,45±0,98a 3,72±0,85ab 3,72±1,62a
ab b bc
P2 5,4±0,8 5,37±1,57 5,8±2,14 5,37±1,57a
b b b
P3 7,02±0,85 6,22±1,57 6,22±1,57 4,95±1,9a
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada uji DMRT dengan taraf uji 5%, P0: kontrol (pakan tanpa ekstrak
rumput laut), P1: 0,2 gr ekstrak kg-1 pakan, P2: 0,4 gr ekstrak kg-1 pakan g, P3: 0,6
gr ekstrak kg-1 pakan.
Berdasarkan hasil analisis statistik sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan
pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05), menunjukkan bahwa pemberian fucoidan dari
rumput laut cokelat (Padina sp.) pada hari ke-4 dan ke-8 pada perlakuan P2 dan P3
menunjukan pengaruh berbeda nyata terhadap P0. Pada hari ke-4 yaitu perlakuan P2
sebesar 5,37±1,57 dan P3 (6,22±1,57) berbeda nyata dengan P0 (2,87±1,62). Sedangkan
pada hari ke-8 perlakuan P2 sebesar 5,8±2,14 dan P3 (6,22±1,57) menunjukan pengaruh
berbeda nyata terhadap P0 (2,02±0,85). Persentase rerata kadar leukokrit pada ikan uji
yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 7,02 diikuti perlakuan P2 sebesar 5,8,
dan P1 sebesar 3,72 serta yang terendah pada perlakuan P0 sebesar 2,02.
Ekstrak Padina sp. dapat meningkatkan kadar leukokrit ikan karena mempunyai
kandungan utama berupa polisakarida agar-agar yang biasanya disebut agarofit dan
karaginofit (polisakarida karagin). Selain itu, bahan rumput laut yang mempunyai
kemampuan menstimulasi adalah adanya polisakarida bersulfat, diantaranya sulfated
galactan (agaropektin). Kelompok sulfat dalam rumput laut cokelat berfungsi sebagai
immunomodulatory activities pada mamalia (Castro et al; dalam Marifatun, (2015). Pada
penelitian yang dilkukan Ridlo (2009), menyatakan bahwa suplementasi ekstrak rumput
laut Dictyota sp., Gracilaria sp., Padina sp. dan Sargassum sp. mampu meningkatkan
jumlah total hemosit dan aktivitas fagositosis udang L. vannamei. Pada penelitian Puspita
(2010) juga menyatakan bahwa penambahan ekstrak Padina sp. dapat merangsang
aktivitas sel dan meningkatkan jumlah sel darah putih dalam membinasahkan infeksi
patogen. Leukokrit secara umum memberikan respon terhadap semua antigen maupun
mikroorganisme, kemudian dipresentasikan kedapa sel T yang bersifat seluler (Cell
Mediated Immunity; CMI). Meningkatnya kadar leukrokrit merupakan petunjuk adanya
respon sel darah putih terhadap imunostimulan maupun turunannya yang berupa antigen
maupun mikroorganisme patogen. Beberapa penelitian yang lain menunjukan bahwa
rumput laut dapat menstimulasi sistem imun non-spesifik pada ikan serta meningkatkan
resistensinya terhadap penyakit. Bahan utama imunostimulan yang dihasilkan oleh
ekstrak rumput laut cokelat (Padina sp.) berupa senyawa polisakarida, merupakan
komponen bioaktif yang mampu meningkatkan sistem imun non-spesifik pada ikan serta
proteksi terhadap infeksi (Castro et al., (2006) dalam Jasmanindar (2009).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, penambahan fucoidan dari ekstrak
rumput laut cokelat (Padina sp.) pada pakan mampu meningkatkan persentase leukokrit
ikan gurami (Osphronemus goramy). Didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Marifatun (2015), bahwa pemberian ekstrak rumput laut merah (Gracilaria verrucosa)
juga dapat meningkatkan kadar leukokrit ikan nila (Oreochrimis niloticus). Menurut
Anderson dan Siwicki (1994), leukokrit yang rendah dapat disebabkan oleh infeksi
kronis, kualitas nutrisi yang rendah, kekurangan vitamin serta adanya kontaminan.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 13
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
Rendahnya leukokrit juga dapat disebabkan oleh infeksi awal dan stres. Persentase
leukokrit dalam darah dapat dijadikan petunjuk status kesehatan ikan yang bersangkutan.
C. Uji superoksida anion (SOA)
Hasil pengamatan uji SOA setelah diberi pakan dengan penambahan ekstrak
rumput laut coklat (Padina sp.) selama 12 hari penelitian dengan dosis yang berbeda
disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan
pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05), menunjukkan bahwa pemberian fucoidan dari
rumput laut cokelat (Padina sp.) pada hari ke-8 dan hari ke-12 berbeda nyata terhadap P0
(kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa fucoidan dari ekstrak Padina sp. mampu
meningkatkan respon imun non-spesifik SOA pada ikan gurami. Fucoidan mempunyai
kandungan polisakarida yang berfungsi sebagai imunostimulan dalam meningkatan
imunitas ikan. Sumber lain membyktikan, pemberian imunostimulan dari ekstrak
Aloevera mampu meningkatkan produksi SOA, membunuh mikroorganisme serta
menekan mekanisme induksi apoptosis.
Leukosit baik monosit maupun neutrofil dalam darah cenderung meningkatkan
konsumsi oksigen melalui proses oksidasi NADPH dan membentuk oksigen radikal
dalam bentuk anion superoksida (O2-), hydroxyl radikal (-OH), hydrogen peroksida
(H2O2), dan lipid peroksida (ROOH). Senyawa tersebut merupakan antibakteri potensial
yang akan menjaga tubuh ikan dari infeksi patogen melalui beberapa mekanisme,
diantaranya letupan respirasi (respiratory burst). Respiratory burst merupakan
pembentuk dasar sistem antibakteri yang ada pada tubuh ikan. Meningkatnya respiratory
burst dapat dikorelasikan dengan peningkatan aktifitas sel fagositik (Rawling et al. 2012).
Respiratory burst dapat meningkatkan konsumsi oksigen sehingga dapat mengakibatkan
terbentuknya SOA dan proses ini dipercepat oleh NADPH-oksidase, multi komponen
enzim yang telah terpasang pada permukaan bagian dalam dari membran plasma setelah
terjadinya aktivasi untuk melakukan fagositik (Rieger, 2011).
Nilai Reactive Oxygen Species (ROS) yang terukur oleh indikator NBT dilepaskan
oleh sel imun untuk merusak membran patogen yang menginfeksi ikan. Menurut
Neumann et al. (2000a,b) dan Mathias et al. (2009), sel monosit dan neutrofil adalah sel
yang berperan sebagai fagosit terhadap benda asing melalui membran reseptor. Saat
peradangan dan terdapat luka pada jaringan, sitokin akan dilepaskan oleh sel fagosit
sebagai sinyal inflamasi yang akan memicu proses kemotaksis jaringan dan
penyembuhan luka.
Tabel 3. Kadar SOA ikan gurami pada hari ke 0, 4, 8 dan 12 setelah pemberian pakan
dengan fucoidan Padina sp. dengan berbagai dosis.
Lama penelitian hari ke-
Perlakuan
0 4 8 12
a a a
P0 0,29±0,05 0,33±0,09 0,31±0,10 0,38±0,03a
P1 0,34±0,06a 0,37±0,05a 0,48±0,05b 0,46±0,07ab
P2 0,33±0,55a 0,35±0,06a 0,45±0,11b 0,50±0,05b
P3 0,33±0,68a 0,41±0,07a 0,51±0,05b 0,54±0,02b
Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada uji DMRT dengan taraf uji 5%, P0: kontrol (pakan tanpa ekstrak
rumput laut), P1: 0,2 gr ekstrak kg-1 pakan, P2: 0,4 gr ekstrak kg-1 pakan, P3: 0,6
gr ekstrak kg-1 pakan.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 14
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
D. Kualitas air
Air merupakan elemen yang sangat erat hubungannya dalam kegiatan akuakultur.
Kualitas air yang baik dapat mempengaruhi komoditas perikanan yang sedang
dibudidayakan. Parameter fisika dan kimia air yang berpengaruh terhadap kehidupan dan
pertumbuhan ikan diantaranya suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Data parameter
kualitas air selama penelitian disajikan pada Tabel 4.
Hasil pengukuran suhu air selama penelitian berkisar antara 26,3 – 27,5 ºC, derajat
keasaman air (pH) berkisar antara 6,9 – 7,3 dan DO berkisar antara 8,9 – 9,3 ppm.
E. Suhu (ºC)
Suhu memiliki peran dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Suhu (°C)
pada semua perlakuan berkisar antara 26,3 – 27,5 ºC, hal ini masih berada dalam batas
toleransi ikan gurami. Suhu optimal habitat hidup gurami berkisar antara 24-28°C
(Khairuman dan Amri, 2003). Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan kecepatan
metabolisme serta respirasi organisme air dan selanjutnya menyebabkan peningkatan
konsumsi oksigen. Suhu yang tinggi mengurangi tingkat kelarutan oksigen didalam air
(Effendi, 2003). Sedangkan penurunan suhu hingga 21°C pada media dapat menurunkan
metabolisme dan tingkat konsumsi oksigen.
F. Derajat keasaman (pH)
Pengaruh pH terhadap ikan bervariasi tergantung spesies, ukuran, suhu, konsentrasi
karbondioksida dan kehadiran logam berat seperti Fe (Alabaster dan Lloyd, 1980).
Leivestad dalam Boyd (1990) menyatakan bahwa jaringan insang menjadi sasaran utama
untuk terkena stres asam. Menurut Khairuman dan Amri (2003) kisaran pH yang dapat
ditoleransi untuk kehidupan ikan gurami adalah 5–9. Derajat keasaman (pH) pada semua
perlakuan berkisar antara 6,9 – 7,3, sehingga pH selama perlakuan masih dianggap
memenuhi persyaratan dalam budidaya ikan gurami.
G. Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air, kandungan
O2 yang terlalu tinggi menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung pada jaringan
tubuh, sebaliknya penurunan kandungan O2 secara tiba-tiba dapat menyebabkan
kematian. Menurut Taufik (1984) kadar oksigen optimum untuk pemeliharaan ikan pada
kisaran 6,5 - 12,5 mg/l, sedangkan pada penelitian ini berkisar antara 8,9 – 9,3 ppm.
Kisaran tersebut masih dalam kondisi optimum dalam pemeliharaan ikan.
KESIMPULAN
Suplementasi fucoidan dari ekstrak Padina sp. melalui pakan dapat meningkatkan
secara signifikan respon imun non-spesifik persentase hematokrit, leukokrit dan kadar
SOA ikan gurami. Dosis perlakuan P3 (0,6 gr kg-1pakan) merupakan dosis optimum yang
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 15
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
dapat meningkatkan respon imun non-spesifik ikan gurami. Oleh karena itu, fucoidan dari
ekstrak Padina sp. potensial digunakan sebagai imunostimulan pada budidaya ikan
gurami.
DAFTAR PUSTAKA
Alabaster, J. S. and R. Lloyd, 1980. Water Quality Criteria for Freshwater Fish.
Buttenvorths. 297 p.
Alifuddin, M., 1999. Peran Imunostimulan (Lipopolisakarida, Saccharomyces cere-visiae
and Levamisol) terhadap Peningkatan Respons Imunitas Ikan Jambal Siam
(Pangasius hypopthalmus). Tesis. Program Studi Ilmu Perairan. Program
Pascasarjana IPB, Bogor. 50 hal.
Alifuddin, M. 2002. Imunostimulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur Indonesia.
1(2): 87-92.
Anderson, D.P. & A.K. Siwicki. 1994. Simplified assays for Measuring Non-specific
Defense Mechanisms In Fish. Fish Health Section/American Fisheries Society
Meetings. Seattle, Washington.
Anderson, D. P dan A. K. Siwicki., 1994. Simplited Assay For Measuring Nonspescific
Depense Mechanism In Fish. Rough Draft For Presentation at The Fish Healt
Section / American Fisheries Society Meetings, Seatle Woshington. 239 pp.
Bacha, L. M, and W. J. Bacha. 2000. Color Atlas of Veterinary Histology. Ed ke-2.
Newyork (US): Lippincot Williams & Wilkins.
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pond Aquaculture. Birmingham Publishing Co.
Alabama.
Cheng, W., C. Liu, S. Yeh, J. Chen. 2004. The Immune Stimulatory Effect of Sodium
Alginate on the White Shrimp Litopenaeus vannamei and its Resistance Against
Vibrio alginolyticus. Fish & Shellfish Immunology 17: 41-51
Cipriano, R.C. 2001.Aeromonas hydrophilaand Motile Aeromonand Septicemias of Fish.
Disease Leaflet 68. Washingron DC. 20 hlm.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Departemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Galeotti, M. 1998. Some Aspects of the Application of Immunostimulants and A Critical
Review of Methods for Their Evaluation. J. Appl. Ichthyol. 14: 189-199.
Gallaugher PH, H Thorarensen and AP Ferrel. 1995. Hematocrit in Oxygen Transport and
Swimming in Rainbow Trout Oncorhynchus mykiss. Respiration Physiology. 102:
279-292.
Harikrishnan, R., M. Kim, J. Kim, Y. Han, I. Jang, C. Balasundaram. 2011.
Immunomodulatory Effect of Sodium Alginate Enriched Diet in Kelp Grouper
Epinephelus brneus against Streptococcus iniae. Fish & Shellfish Immunology 30:
543:549
Irmawati. 2013. Respons Fisiologis, Biokimia, dan Molekuler Ikan Gurame yang diberi
Hormon Pertumbuhan Rekombinan. Disertasi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Jasmanindar, Y. 2009. Penggunaan Ekstrak Gracilaria verrucosa Untuk Meningkatkan
Sistem Ketahanan Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Thesis. Sekolah Pasca
Sarjana. IPB. Bogor
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 16
SAINTEKS
Volume 16 No 1, April 2019
ISSN: 0852-1468 (9 – 17)
Khairuman dan Amri, K., 2003. Pembenihan dan Pembesaran Gurame Secara Intensif.
PT Agromedia pustaka, Jakarta.
Kuswandi, Y. 2006. Pengaruh Pemberian Resin Lebah Terhadap Gambaran Darah Mas
koki (Carassius auratus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Skripsi.
Program Studi Budaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Marifatun, K. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Gracilaria verrucosa Terhadap
Respons Imun Non Spesifik dan Aktivitas Aglutinasi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. UMP. Purwokerto
Marthen, DP. 2005. Gambaran Darah Ikan Nila Oreochromis sp. yang diberi Pakan
Lemak Patin sebagai Sumber Lemak dalam Pakan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Mathias Jr, Dodd Me, Walters K.B, Yoo S.K, Ranheim EA, Huttenlocher A. 2009.
Characterization Of Zebrafish Larval Inflammatory Macrophages. Developmental
and Comparative Immunology. Vol. 33. No. 11. P. 1212-1217.
Neumann N.F, Barreda D.R, Belosevic M. 2000a. Generation And Functional Analysis
Of Distinct Macrophage Subpopulations From Goldfish (Carassius auratus L.)
Kidney Leukocyte Cultures. Fish And Shellfish Immunology. Vol. 10. No. 1. P. 1-
20.
Neumann N.F, Stafford J.L, Barreda D, Ainsworth A.J, Belosevic M. 2000b.
Antimicrobial Mechanisms Of Fish Phagocytes And Their Role In Host Defense.
Developmental And Comparative Immunology. Vol. 25. No. 8-9. P. 807-825.
Prajitno, A. 2005. Diktat Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya. Malang. 104 hal.
Prasetya, T. 2009. Pembuatan Natrium Alginat dari Rumput Laut Cokelat
(Phaeophyceae) dengan Proses Ekstraksi. Skripsi. Departemen Teknik Kimia.
Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Medan
Puspita, N. 2010. Evektifitas Ekstrak Rumput Laut Gracilaria verrucosa Sebagai
Imunostimulan Untuk Pencegahan Infeksi Bakteri Aeromonas hyrophila Pada Ikan
Lele Dumbo Clarias sp. Skripsi.Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelaitan. IPB. Bogor
Rawling MD, Merrifield DL, Snellgrove DL, Kuhlwein H, Adams A, dan Davies SJ.
2012. Haemato-immunological and growth response of mirror carp (Cyprinus
carpio) fed a tropical earthworm meal in experimental diets. Fish & Shellfish
Immunology 32:1002-1007.
Ridlo, A dan R. Pramesti. 2009. Aplikasi ekstrak rumput laut sebagai agen
imunostimulan sistem pertahanan non spesifik pada udang (Litopennaeus
vannamei). Jurnal Ilmu Kelautan vol. 14(3): 133-137.
Rieger AM dan Barreda DR. 2011. Antimicrobial mechanisms of fish leukocytes.
Developmental and Comparative Immunology 35:1238– 1245.
doi:10.1016/j.dci.2011.03.009.
Taufik P. 1984. Faktor Kualitas Air dapat Mempengaruhi Timbulnya Suatu Penyakit pada
Ikan. Majalah Pertanian No.3, tahun ke-31. Jakarta: Departemen Pertanian. Hlm 21.
Wedemeyer GA and WT Yasutake. 1977. Clinical Methods for the Assessment of the
Effect Environtment Stress on the Fish Health. Technical Papers of the US Fish and
Wildlife Service. US Depart of the Interior Fish and Wildlife Service. 89:1-17p.
(Respon Imun Non-spesifik ............ Cahyono Purbomartono, Dini Siswani Mulia, Danang
Priyambodo) 17
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5, No. 5 Oktober 2021, Hal. 1240-1246
DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i5.7610
Abstract
To maintain the health condition of vegetable traders and street vendors in Meulaboh, supplements
are needed to reinforce their immune system. Traders must be able to maintain their immune system so they
are not susceptible to disease and the Covid19 virus. The purpose of this service activity is to teach traders how
to make herbal supplements. The methods for implementing the service are: (1) Socialization concerning
Covid19 and its prevention by strengthening immunity. (2) Socialization of the importance of consuming
herbal supplements to the traders (3) Process for making herbal supplements. The community welcomes this
service, as the traders are completely enthusiastic and want to make the herbal supplements at home. The
enthusiasm of traders can also be noticed from their curiosity about how to make the herbal supplements. This
service program is certainly very useful for traders to maintain immunity and body resistance during the
COVID-19 pandemic.
Keywords: covid 19; herbs; supplement
Abstrak
Untuk menjaga kondisi kesehatan para pedagang sayur dan pedagang kaki lima di Meulaboh,
diperlukan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh bagi para pedagang sayur dan pedagang kaki lima.
Para pedagang harus bisa menjaga imun tubuh agar tidak mudah terserang penyakit dan virus Covid 19.
Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengajarkan cara pembuatan suplemen herbal kepada para
pedagang. Adapun Metode pelaksanaan Pengabdian adalah: (1) Sosialisasi tentang covid 19 dan
pencegahannya dengan menguatkan imun (2) Sosialisasi pentingnya meminum suplemen herbal kepada
pedagang (3) Proses Pembuatan suplemen herbal. Masyarakat menyambut baik pengabdian ini. Para
pedagang sangat antusias dan ingin membuat suplemen herbal dirumah. Antusias pedagang juga terlihat dari
keingintahuan pedagang tentang cara pembuatan suplemen herbal. Program pengabdian ini tentunya sangat
bermanfaat bagi para pedagang untuk menjaga imun dan daya tahan tubuh pada saat pandemi covid 19
melanda.
Kata kunci: covid 19; herbal; suplemen,
1. PENDAHULUAN
Pandemi Covid 19 menyebabkan berbagai masalah ekonomi bagi masyarakat di semua
sektor. Dampak dari pandemi bukan hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar,
pedagang-pedagang kecil pun turut terkena imbas dari pandemi covid 19. Dampak langsung yang
dirasakan oleh pedagang-pedagang kecil diantaranya menurunnya pembeli disaat pandemi Covid
19, menurunnya pendapatan pedagang, dan yang paling ditakuti pedagang adalah tertularnya
covid 19 dari pembeli yang tidak dikenal kepada pedagang.
Pandemi Covid 19 terus meluas di Aceh. Berikut ini adalah data pasien positif Covid 19
yang di ambil dari Dinas Kesehatan Aceh (https://dinkes.acehprov.go.id) hingga tanggal 17
Agustus 2021 telah mencapai 28.164 orang. Pasien yang sedang dirawat sebanyak 5.617 orang.
Pasien yang sembuh (penyintas Covid-19) telah mencapai 21.345 orang. Sedangkan kasus
meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.202 orang.
Kasus kumulatif tersebut sudah termasuk kasus konfirmasi baru harian yang bertambah
lagi hari ini sebanyak 390 orang. Pasien yang sembuh bertambah 218 orang, dan penderita Covid-
19 yang meninggal dunia bertambah 12 orang. Penderita baru 390 orang tersebut, meliputi warga
Banda Aceh 102 orang, Aceh Besar 54 orang, Pidie 51 orang, Aceh Tamiang 39 orang,
Lhokseumawe 28 orang, Aceh Singkil 18 orang, Langsa 15 orang, Bireuen 13 orang, dan warga
Aceh Utara sebanyak 11 orang. Kemudian warga Aceh Barat sembilan orang, warga Simeulue dan
Aceh Selatan sama-sama tujuh orang. Selanjutnya Aceh Jaya enam orang, warga Pidie Jaya, Sabang,
dan Subulussalam, masing-masing lima orang. Lebih lanjut warga Aceh Timur empat orang dan
Gayo Lues tiga orang. Sementara warga Aceh Tengah, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya, sama-
sama dua orang. Sedangkan warga Aceh Tenggara dan Bener Meriah masing-masing satu orang.
Pasien covid 19 bisa akan terus bertambah apabila imun dan daya tahan tubuh
masyarakat lemah sehingga menjadi sangat mudah terpapar virus. Bukan hanya bertambahnya
jumlah masyarakat yang terpapar Covid 19, tetapi yang lebih ditakutkan adalah bertambahnya
tingkat mortalitas (kematian) yang disebabkan oleh virus Covid 19.
Pandemi corona menyebabkan berbagai kendala bagi pedagang sayur dan pedagang kaki
lima dalam menjalankan usahanya. Ketakutan tertularnya Covid 19 membuat pedagang sangat
was-was dalam berjualan. Pedagang sayur dan pedagang kaki lima sangat beresiko untuk
tertularnya Covid 19 karena banyaknya pembeli yang dijumpai setiap harinya. Pedagang tidak
bisa membedakan pembeli yang tertular Covid 19 ataupun yang tidak.
Banyak pedagang sayur dan pedagang kaki lima di kota Meulaboh yang sudah tua dan
rentan terserang Covid 19. Pedagang tersebut harus terus berdagang walaupun dalam kondisi
apapun demi mencari rezeki untuk menyambung hidup. Pedagang-pedagang tersebut harus tetap
mengambi resiko berjualan walaupun sangat rentan terserang Covid 19.
Untuk menjaga kondisi kesehatan para pedagang sayur dan pedagang kaki lima di
Meulaboh, diperlukan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh bagi para pedagang sayur dan
pedagang kaki lima. Para pedagang harus bisa menjaga imun tubuh agar tidak mudah terserang
penyakit dan virus terutama Covid 19.
Tujuan Kegiatan
Untuk mengedukasi cara pembuatan suplemen herbal kepada para pedagang agar bisa
menjaga imun daya tahan tubuh.
Kajian Literatur
Suplemen herbal merupakan salah satu produk yang menjadi asupan antioksidan alami
yang berasal dari hasil campuran bahan tanaman herbal. Bawang putih (Allium sativum)
mengandung antioksidan yang dapat mendukung mekanisme pelindung tubuh dan dapat
dimanfaatkan sebagai terapeutik (Prasonto dkk., 2017). Jahe (Zingiber officinale) mengandung
senyawa volatile dan non volatile yang terdiri dari berbagai senyawa flavonoid dan polifenol yang
mempunyai aktivitas antioksidan tinggi untuk mencegah adanya radikal bebas dalam tubuh
(Supriyanti, 2015). Begitu pula buah lemon (Citrus limon L) juga memiliki kandungan
bioflavonoid, polifenol, kumarin yang memiliki manfaat sebagai antioksidan alami (Nizhar, 2012).
Kandungan senyawa vitamin C, asam sitrat, minyak atsiri, bioflavonoid, polifenol,
kumarin, flavonoid, dan minyak-minyak volatil yang terkandung di dalam bahan tanaman dapat
menangkal stres oksidatif ditubuh manusia dengan cara membantu mempertahankan
keseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketika
kandungan oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh lebih banyak dibandingkan antioksidan
(Mateen et al., 2016).
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menunda, memperlambat dan mencegah
proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terjadinya reaksi radikal bebas dalam oksidasi lipid (Ahmad dkk., 2012). Sumber
antioksidan dapat diperoleh secara alami dan sintetik. Antioksidan alami merupakan senyawa
antioksidan yang terdapat secara alami dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh
normal maupun berasal dari asupan luar tubuh. Antioksidan sintetik merupakan senyawa yang
disintesis secara kimia. Antioksidan alami dari dalam tubuh yang dihasilkan tidak cukup untuk
melawan radikal bebas di dalam tubuh yang berlebih, untuk itu diperlukan masukan antioksidan
dari luar tubuh (Winarsi, 2007).
Maka oleh sebab itu, pengabdian ini memaggunakan suplemen herbal yang terbuat dari
bawang putih, jahe, madu dan lemon. Pedagang harus di sosialisasikan tentang pentingnya
suplemen herbal ini agar mereka tetap bugar dan sehat pada saat pandemi Covid 19. Pedagang
akan diajarkan cara meracik bahan-bahan tersebut untuk dijadikan suplemen herbal.
Hartati et al (2021) telah sukses dalam melakukan pengabdian dengan tentang
keterlibatan mahasiswa dan akademisi dalam pengabdian masyarakat menghadapi pandemi
covid-19. Fitriana et al (2021) juga telah melakukan pengabdian tentang pelatihan protokol
kesehatan bagi pemandu wisata pedesaan di Kabupaten Belitung. Desmira (2021) telah sukses
dalam melakukan pengabdian Sosialisasi dan Edukasi Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Desa.
Athaillah & Husin (2021) juga telah melakukan pengabdian tentang edukasi pemanfaatan limbah
sisa makanan menjadi produk yang bernilai ekonomis.
2. METODE
Adapun Metode pelaksanaan Pengabdian adalah sebagai berikut :
1. Sosialisasi tentang covid 19 dan pencegahannya dengan menguatkan imun
Sosialisasi tentang covid 19 akan disampaikan oleh beberapa narasumber dari Dinas
Kesehatan Aceh Barat.
2. Sosialisasi pentingnya meminum suplemen herbal kepada pedagang
Sosialisasi akan dilaksanakan dengan cara menjumpai setiap pedagang dikota Meulaboh.
Sosialisasi dengan cara seperti ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang disengaja
maupun kerumunan yang tidak disengaja yang bisa memperparah keadaan ditengah
pandemi covid 19.
Pedagang yang akan di sosialisasi pentingnya meminum suplemen herbal berjumlah 40
orang. Setiap pedagang diajak untuk rutin membuat dan meminum suplemen herbal yang
terbuat dari Jahe, Madu, Lemon dan bawang putih. Pedagang juga akan diberikan bantuan
Jahe, Madu, Lemon dan bawang putih.
3. Proses Pembuatan suplemen herbal
Adapun bahan yang diperlukan untuk pembuatan suplemen herbal adalah :
- Jahe
- Bawang putih
- Lemon
- Madu
19 dengan cara selalu mentaati protokol kesehatan. Para pedagang diedukasi untuk selalu
menggunakan masker dan menjaga daya tahan tubuh.
digunakan untuk sekali konsumsi adalah: 1 ml ekstrak bawang putih, 2,5 ml ekstrak jahe, 2,5 ml
ekstrak jeruk lemon dan 10 ml madu.
Setelah dibuatkan suplemen herbal, agar program terus berlanjut dan pedagang mencoba
untuk membuatnya dirumah, maka dilakukanlah pembagian bahan baku kepada para pedagang.
Bahan baku yang diberikan kepada para pedagang diperkirakan bisa untuk 15-20 hari produksi.
Bahan baku tersebut dibagikan kepada 40 orang.
4. KESIMPULAN
1. Pengabdian pembuatan suplemen herbal sukses dilakukan di kota Meulaboh
2. Para pedagang sangat terbantu dengan diadakan pengabdian pembuatan suplemen herbal
3. Para pedagang sangat antusias dan ingin membuat suplemen herbal dirumah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R., Munim, A. dan Elya, B. 2012. Study of Antioxidant Activity With Reduction of Free
Radical DPPH and Xanthine Oxidase Inhibitor of the Extract Ruellia tuberosa Linn Leaf.
International Research Journal of Pharmacy 3(11).
Athaillah, T., & Husin, H. (2021). Edukasi Pemanfaatan Limbah Sisa Makanan Menjadi Produk
Yang Bernilai Ekonomis. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 437–442.
https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i2.5262
Desmira. 2021. Sosialisasi dan Edukasi Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Desa. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 408–412.
Fitriana R., Tarunajaya W.B., Akbar K. (2021). Pelatihan Protokol Kesehatan Bagi Pemandu Wisata
Pedesaan di Kabupaten Belitung. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(3),
608-616.
Hartati, S., Syamsuadi, A., Elvitaria, L. (2021). Keterlibatan Mahasiswa dan Akademisi dalam
Pengabdian Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19. Dinamisia: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5(2), 474–480.
Mateen, S., Moin, S., Khan, A.Q., Zafar, A. dan Fatima, N., 2016. Peningkatan Pembentukan Spesies
Oksigen Reaktif dan Stres Oksidatif pada Rheumatoid Arthritis. PloS satu 11(4).
Nizhar, U. 2012. Level Optimum Sari BuahLemon (Citrus Limon) SebagaiBahan Penggumpal
Pembuatan KejuCottage. Skripsi. FakultasPeternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Prasonto, D., Riyanti, E. dan Gartika, M. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum). ODONTO Dental Journal 4 (2) : 122-128.
Supriyanti, H. 2015. Untung Besar Budidaya Jahe Merah. Araska. Yogyakarta.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
ABSTRAK
Zinc adalah mikronutrien yang memiliki peran penting sebagai mediator potensial dalam sistem pertahanan tubuh.
Selain merupakan kofaktor dari ratusan enzim dan berperan dalam metabolisme gizi, zinc juga memegang kendali
pada aktivasi sel-sel imunitas yang melawan masuknya infeksi. Pada kondisi infeksi HIV, defisiensi zinc dalam
plasma dapat menghambat pembentukan sel T, yang pada akhirnya menurunkan imunitas humoral maupun seluler
dan berdampak pada progresivitas penyakit hingga peningkatan resiko kematian. Berdasarkan beberapa penelitian,
pemberian suplementasi zinc pada penderita HIV/AIDS masih menunjukkan hasil yang masih kontroversial. Tujuan
systematic review ini adalah untuk menganalisis status zinc pada penderita HIV/AIDS dan pengaruh suplementasi zinc
terhadap status imunitas. Studi literatur dilakukan dengan memilih penelitian dengan responden HIV positif dewasa >18
tahun yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap yang menerima suplementasi zinc tunggal ataupun dalam bentuk
multivitamin dan mineral. Hasil telaah dari sembilan artikel menunjukkan sebagian besar penderita HIV memiliki status
zinc yang rendah dalam darah dan terdapat peningkatan status limfosit CD4+ dan IFN-γ setelah menerima suplementasi
zinc sebesar minimal 12 mg perhari selama minimal satu bulan. Pemberian suplementasi zinc juga memberikan efek
perbaikan kondisi terhadap infeksi lain seperti diare, pneumonia, dan TBC. Pemberian suplementasi zinc terbukti
bermanfaat meningkatkan status zinc dalam darah sekaligus dapat memperbaiki status imun pasien HIV/AIDS.
ABSTRACT
Zinc has a potential role in defense system by taking control in immunity cells activity. Zinc is a micro-nutrient that
attains in such prominence as a co-factor for hundred enzymes and inducing nutritional metabolism. In condition of
HIV infection, low plasma zinc level can inhibit T cell establishment, then decreasing humoral and cellular immunity.
Furthermore, zinc plasma deficiency will impact the disease progression thus increasing mortality rate. Based on
several studies, giving zinc supplementation to HIV/AIDS patient still shows controversial results. The aim of this
systematic review was to analyze zinc status in HIV/AIDS patients and examine the effect of zinc supplementation
related to immunity status. The method of the study was conducted comprehensive searches on adults HIV infected aged
>18 years who underwent outpatient care or hospitalized that received single zinc supplementation or in multivitamin
and minerals form. The result from nine studies demonstrated that most of HIV/AIDS patients have a low plasma
zinc level and after receiving zinc supplementation with a dose at least 12 mg for more than 1 month consecutively,
the lymphocytes CD4+ and IFN-γ status in HIV/AIDS patients was increasing. Furthermore, the intervention of zinc
supplementation also showed some positive improvement in other infections occurrence such as diarrhea, pneumonia,
and tuberculosis. Zinc supplementation on HIV/AIDS patient has many benefits in increasing zinc status and improving
the immune system.
©2019. The formal legal provisions for access to digital articles of this electronic journal are subject to the terms of the Creative Commons-
Attribution-NonCommercial-ShareAlike license (CC BY-NC-SA 4.0).Received 25-10-2018, Accepted 02-01-2019, Published online 01-07-2019
116 Maulia dan Farapti. Media Gizi Indonesia. 2019.14(2): 115–122
https://doi.org/10.204736/mgi.v14i2.115–122
Dari kata kunci dan proses critical appraisal, mendukung peningkatan kadar set Limfosit T
didapatkan 9 artikel penelitian eksperimental dalam darah (Rahfiludin, 2011). Limfosit T CD4+
pemberian suplementasi zinc pada penderita disebut normal ketika jumlah CD4>1000 sel/
HIV usia dewasa (>18 tahun) dengan variabel mm3, sedangkan kondisi defisiensi ringan ialah
besar dosis suplementasi yang diberikan, lama ketika jumlah CD4+≥500-1000 sel/mm3, kondisi
pemberian intervensi gizi, serta ada tidaknya defisiensi sedang ketika jumlah CD4+ 200-500
pemberian zat gizi lainyang kemudian dipelajari sel/mm 3, dan kondisi defisiensi berat ketika
pengaruhnya terhadap kondisi imunitas seperti CD4+ hitung ≤200 sel/mm3 (PMKRI, 2015). Pada
status CD4+, viral load, maupun kondisi infeksi penderita HIV yang mengalami defisiensi zinc,
penyerta lainnya. produksi IFN-γ dan IL-2 sebagai aktivator sel
limfosit T yang secara langsung mempengaruhi
PEMBAHASAN profil pertahanan humoral dan seluler dalam
memerangi HIV akan terhambat (Baum et al.,
Sistem Imunitas pada Penderita HIV/AIDS
2010). Imunitas humoral berkenaan dengan segala
Menekan dampak infeksi HIV, memerlukan aktivitas produksi antibodi oleh sel plasma limfosit
kinerja sel T yang optimal (Li et al., 2010). Sel T B, sebagai respon sitokin yang dilepaskan oleh
CD4+ merupakan target utama virus HIV, yang limfosit CD4 yang telah teraktivasi. Sedangkan
sekaligus menjadi indikator keparahan dari infeksi fungsi yang dilakukan imunitas seluler dilakukan
yang ditimbulkan. Ketika HIV masuk ke dalam oleh makrofag dan CTLs (Cytotoxic T Lymphocyte)
tubuh, sel T helper (Th) CD4+ dan Sel T CD8+ pada sel Natural Killer, yang teraktivasi oleh
aktif dalam merespon pengenalan peptida antigenik sitokin yang juga dilepaskan oleh limfosit CD4+
virus yang mendorong ekspresi berbagai macam (Savira, 2017).
sitokin termasuk IL-2, IFN-y dan Tumor Necrosis
Factor(TNF-β). Berbagai sitokin ini kemudian Status Zinc pada Penderita HIV
memicu respon imun multiseluler. Pada saat awal Kondisi defisiensi zinc kerap ditemui seiring
terjadinya infeksi, kerusakan sel T CD4+ sukar dengan lemahnya kemampuan imunitas dalam
untuk dideteksi. Antigen spesifik pada CD4+ mempertahankan kekebalan tubuh pada penderita
cenderung hanya dapat terdeteksi pada tahap HIV. Pada penelitian Baum, et al (2010), ditemukan
infeksi lanjut dengan kadar yang rendah, yaitu adanya defisiensi zinc pada lebih dari 50% kasus
<1000 sel/mm3. Tidak optimalnya jumlah CD4+ HIV pada orang dewasa. Hal ini didukung pula
akibat invasi HIV secara terus-menerus dapat dengan penelitian Asemota, et al (2018) yang
membuat respon sel T CD8+ dan respon sitokin menyatakan bahwa 56% dari 100 penderita
juga melemah. Pada tahap berikutnya sistem imun HIV positif mengalami defisiensi zinc. Selain
secara keseluruhan dapat kehilangan kemampuan menghambat metabolisme zat gizi, kekurangan
untuk melawan patogen lain yang masuk ke dalam zinc dalam plasma juga menyebabkan turunnya
tubuh (Seddiki, 2008). Semakin tinggi jumlah sel T reaksi hipersensitivitas terhadap masuknya
CD4+ yang dilemahkan oleh HIV, maka semakin penyakit yang disertai dengan menurunnya
rentan individu yang terjangkit untuk mengalami aktivitas fagositosis dan produksi sitokin (Sneij et
infeksi oportunistik (Seloilwe, 2013). al., 2016). Turunnya produksi sitokin terutama sel
T helper (TH1), interferon, leukosit, serta limfosit
Peran Zinc dalam Sistem Imun Penderita HIV
B akan memudahkan aktivitas patogen lain yang
Zinc berperan sebagai kofaktor untuk lebih masuk dalam menginvasi sistem pertahanan tubuh.
dari 200 enzim yang memiliki peran dalam Dalam defisiensi zinc jangka panjang, hal ini dapat
metabolisme karbohidrat dan lemak, degradasi merusak sistem pengaturan aktivitas Th1, sehingga
maupun pembentukan protein, pembentukan resiko infeksi oportunistik menjadi semakin tinggi
asam nukleat, sintesis heme, serta fungsi spesifik bila dibandingkan dengan kondisi tidak defisiensi.
dalam sistem imun (Roohani et al., 2013). Peran Tingginya laju progresi infeksi oportunistik dapat
zinc dalam mempertahankan sistem kekebalan menyebabkan keparahan HIV semakin meningkat
tubuh, terutama pada penderita HIV, ialah hingga kematian (Savira, 2017).
118 Maulia dan Farapti. Media Gizi Indonesia. 2019.14(2): 115–122
https://doi.org/10.204736/mgi.v14i2.115–122
Dampak Suplementasi Zinc terhadap adanya peningkatan jumlah CD4+ dan penurunan
Perkembangan Sistem Imun Penderita HIV/ viral load secara signifikan dengan p<0,02, pada
AIDS kelompok yang diberikan zinc sebesar 12 mg per
Hasil penelitian Baum, et al (2010) dalam hari selama 18 bulan, disertai dengan pemberian
bentuk pemberian intervensi suplementasi zinc ARV. Adanya efek positif suplementasi zinc juga
pada penderita HIV dewasa dengan defisiensi zinc ditemukan dalam penelitian Martinez, et al (2017)
(level plasma zinc <0,75 μ g/mL) menunjukkan yang menunjukkan kenaikan signifikan kadar
CD4+ mencapai lebih dari 20% setelah kelompok
subjek penderita HIV dewasa diberikan 20 mg dibandingkan dengan penelitian lainnya, yaitu
zinc per hari selama 12 minggu. Sedangkan pada minimal selama 1 bulan. Menurut hasil research
kelompok plasebo yang hanya menerima ARV analysis yang dilakukan oleh Patel (2018),
mengalami penurunan kadar CD4+ meskipun tidak pemberian suplementasi zinc dengan dosis hingga
signifikan. 100 mg/hari yang disarankan untuk dilaksanakan
Salah satu penelitan yang dilakukan di dalam durasi aman, antara 2-4 bulan (short term).
Indonesia mengenai suplementasi zinc pada Hal ini menjadi dasar bahwa hasil yang tidak
penderita HIV dilakukan oleh Rahfiludin, signifikan pada perkembangan CD4+ pada pasien
et al (2013). Penelitian ini menunjukkan hasil HIV/AIDS disebabkan karena durasi pemberian
pemberian zinc sebesar 5 mg beserta azidotimidin suplementasi zinc yang pendek (Examine, 2018).
(AZT) selama 1 bulan pada kelompok penderita Tidak ada dampak yang terlihat pada kadar
HIV dewasa (22-55 tahun) di Semarang, mampu CD4+, namun ada kenaikan pada kadar interferon
meningkatkan rerata CD4+ sebesar 43,9±83,5 sel/ gamma (IFγ) dari 0,42±1,03 IU/mL menjadi
μL (p=0,112). Sedangkan pada kelompok plasebo 0,84±1,21 IU/mL setelah suplementasi zinc
yang hanya menerima AZT tidak mengalami diberikan, meskipun kenaikan tidak signifikan.
peningkatan kadar CD4+. Berbeda dengan hasil Kenaikan tersebut tidak terjadi pada kelompok
penelitian Green, et al (2005) yang menunjukkan plasebo. Hal ini dikarenakan ekspresi interferon
tidak adanya perbedaan status CD4+ maupun dikendalikan oleh faktor transkrispsi spesifik CREB
CD8+ pada kelompok suplementasi zinc dengan atau CAMP (Cyclic Adenosine Monophospate)
kelompok plasebo. Sebanyak 66 subjek HIV Response Element Binding Protein yang diaktifkan
dengan status CD4+ <200 sel/mm 3 diberikan dalam sel T. Aktivitas produksi interferon
suplementasi zinc sebesar 50 mg atau plasebo maupun sel T yang dipromotori oleh CREB dapat
selama 28 hari. Hal ini terjadi karena durasi dideprofilkan atau dihambat oleh Calcineurin (CN)
pemberian suplementasi zinc yang lebih singkat phosphatase inhibitor. CN phosphatase inhibitor
120 Maulia dan Farapti. Media Gizi Indonesia. 2019.14(2): 115–122
https://doi.org/10.204736/mgi.v14i2.115–122
akan meningkat jumlahnya pada kondisi infeksi akut Selenium, 0,00938 mg Vanadium, dan 0,00938
dan gagal imun atau dalam status gizi malnutrisi. mg Iodium) atau plasebo kepada 331 penderita
Keberadaan zinc dapat menghambat aktivitas HIV dengan metode double blind. Terdapat
CN phosphatase dengan membantu mengikat peningkatan signifikan pada rerata CD4+ pada
inhibitor agar konsentrasinya dapat ditekan dan kelompok suplementasi (p=0,005) yang selaras
tidak mempengaruhi jalannya CREB dalam dengan peningkatan rerata serum karoten (p=0,04).
mengekspresikan sistem imun yang baru, termasuk Namun, hasil ini tidak dapat dikorelasikan secara
interferon gamma (Aydemir et al., 2009). langsung dengan pengaruh zinc didalam suplemen,
Pada pemberian suplementasi berupa karena jumlahnya (7,5 mg per hari) lebih kecil
multivitamin dan mineral kompleks termasuk daripada kebutuhan zinc untuk orang dewasa
zinc kepada penderita HIV, ditemukan pengaruh perhari, yaitu 10-15 mg. Selain itu, penambahan
terhadap CD4+ yang cukup beragam. Pemberian substansi antioksidan lain berupa β-karoten,
suplementasi tunggal zinc dapat dinilai efektif vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan Selenium
memberikan dampak positif pada peningkatan dapat memberikan pengaruh terhadap efektivitas
respon imun apabila jumlah dan durasi suplementasi untuk meningkatkan sistem imun.
pemberiannya tepat. Pada penelitian Jiamton et Penelitian lain yang dilakukan oleh Kaiser, et
al (2003), tidak ditemukan pengaruh signifikan al (2006) pada 40 subjek HIV yang menerima ARV,
pemberian multivitamin, berupa 3,000 μg vitamin ditemukan peningkatan rerata CD4+ sebesar 65 sel/
A, 6 mg β-karoten, 20 μg vitamin D3, 80 mg mm3 (24%) pada grup suplementasi dibandingkan
vitamin E, 180 μg vitamin K, 400 mg vitamin C, dengan kelompok plasebo setelah 12 minggu
24 mg B1, 15 mg B2, 40 mg B6, 30 μg vitamin (p=0.029). Suplemen yang diberikan berupa 1,200
B12, 100 μg B9, 40 mg B5, 10 mg Zat Besi, 200 mg N-acetyl sistein, 100 mg acetyl-l-carnitine, 400
mg Magnesium, 8 mg Mangan, 300 μg Iodium, mg α-lipoic acid, 8,000 IU vitamin A, 20,000 IU
3 mg Cu, 400 μg Selenium, 150 μg Krom, 66 β-carotene, 1,800 mg vitamin C, 60 mg vitamin
mg Sistein, dan 30 mg Zinc pada status CD4+ B1, 60 mg vitamin B2, 60 mg vitamin B5, 60 mg
dibandingkan dengan plasebo setelah pemberian B3, 60 mg inositol, 50 μg biotin, 260 mg vitamin
selama 48 minggu. Suplementasi multivitamin dan B6, 2.5 μg vitamin B12, 400 IU vitamin D, 800
mineral dapat lebih memberikan dampak positif IU vitamin E, 300 mg bioflavonoids, 800 μg B9,
yang signifikan pada kelompok subjek dengan 60 mg Kolin, 800 mg Kalsium, 18 mg Zat besi.
status CD4+ 200 x 106sel/l dibandingkan dengan mg Zinc, 400 mg Magnesium, 200 μg Selenium,
status CD4+ <100 x 106sel/l. Peneliti berasumsi 150 μg Iodium, 100 μg Krom, 10 mg Mangan, 2.0
bahwa kombinasi dari zat gizi utamanya vitamin mg Copper, 2.0 mg vitamin B9, 99 mg Kalium,
dan mineral antioksidan yang bekerja sinergis dan 150 mg betaine HCl. Disamping itu, terdapat
mungkin dapat memperkuat fungsi imunitas hasil positif berupa turunnya rerata HIV1 RNA
secara optimal. Perlu adanya penelusuran lebih pada kelompok suplementasi walaupun tidak
lanjut mengenai dampak suplemen yang diberikan signifikan.
dan faktor-faktor yang mungkin menghambat
efektivitas suplemen bagi para subjek. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil yang berbeda ditemukan dalam
penelitian Austin, et al (2006), yang memberikan Sebanyak 6 dari 9 ulasan literatur
multivitamin dan mineral berupa (30,000 IU menunjukkan adanya peran zat gizi zinc dalam
(18 mg) β-karoten, 1,500 IU vitamin A, 56 IU bentuk tunggal maupun multivitamin dan mineral
vitamin D, 63 mg vitamin C, 56 IU vitamin E, dalam mempertahankan dan meningkatkan status
9,38 mg vitamin B1, 4.68 mg vitamin B2, 3,75 CD4+. Beberapa artikel yang menunjukkan tidak
mg vitamin B3, 18.75 mg vitamin B5, 9,38 mg ada peningkatan CD4+ setelah diberikan suplemen
vitamin B6, 3 mg vitamin B6, 0.08 mg vitamin B9, zinc dikarenakan jumlah pemberian yang kurang
0,06 mg Biotin, 9,38 mg Kolin, 7,5 mg Zinc, 1,5 dari kebutuhan zinc dewasa,yaitu 10-13 mg.
mg Zat besi, 0,38 mg Copper, 1,5 mg Magnesium, Durasi pemberian suplementasi juga memberikan
9,38 mg Kalium, 0,018 mg Krom, 0,018 mg pengaruh terhadap perkembangan CD4+, karena
Maulia dan Farapti. Media Gizi Indonesia. 2019.14(2): 115–122 121
https://doi.org/10.204736/mgi.v14i2.115–122
Abstrak
Kegiatan PKM ini dilakukan pada anggota koperasi Selaras Hati Utama di Perumahan Tamansari
Bukit Damai, kelurahan padurenan Kecamatan Gunung sindur-Bogor. Tujuan kegiatan
pengabdian ini adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya selalu hidup bersih dan sehat
agar tidak terpapar virus Covid-19 serta memberikan pelatihan pembuatan minuman serbuk
kunyit instan sebagai minuman herbal yang dapat meningkatkan imun tubuh sekaligus
menciptakan peluang usaha kepada anggota koperasi Selaras Hati Utama. Kegiatan edukasi
dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan hands-on. Hasil pemahaman dari
anggota koperasi mengenai materi yang diberikan adalah pemahaman manfaat kunyit terhadap
kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,3% kurang paham. Selanjutnya
pemahaman tentang bahaya virus Covid 19 diperoleh 69,2 sangat paham, 23% cukup paham dan
7,7% kurang paham. Selanjutnya evaluasi terhadap proses pembuatan minuman serbuk kunyit
diperoleh 61,5% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Terakhir evaluasi
terhadap peluang usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh 53,8% sangat paham, 30,7%
cukup paham dan 15,4% kurang paham.
Kata Kunci : Pembuatan Produk, Koperasi
80
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
A. PENDAHULUAN
Dengan kemampuan masayarakat mengolah produk herbal berbahan dasar kunyit ini
dapat mengatasi kesulitan suplay bahan baku karena mudah diperoleh. Dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan bagaimana tetap produktif dan mampu menghasilkan produk
yang memiliki nilai ekonomis. Kunyit merupakan tanaman tahunan yang tumbuhnya merumpun.
Tanaman kunyit terdiri dari akar,brimpang, batang semu, pelepah daun,daun, tangkai bunga dan
kuntum bunga. Kandungan zat kimia yang ada dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri, pati,
serat dan abu. Rimpang kunyit kandungann kimianya akan lebih tinggi apabila berasal dari
dataran rendah dibandingkan dengan rimpang kunyit yang berasal dari dataran tinggi. Komponen
utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan kurkumin dari rimpang
kunyit rata-rata 10,92% (Mohammad dkk, 2007). Ada banyak data dan literatur yang
membuktikan bahwa rimpang kunyit berpotensi besar dalam aktifitas farmakologi yaitu sebagai
anti inflamasi, anti imunodefisiensi, antivirus, anti bakteri, anti jamur, anti oksidan, anti
karsinogenik, dan anti infeksi (Damayanti dkk, 2014).
81
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
tersebut dalambentuk jamu secara teratur berpotensi mencegah penularan berbagai mikroba,
termasuk virus dan bakteri.
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat saat ini hal mendasar yang
ditawarkan untuk ikut memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah adalah melalui
kegiatan sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat melalui Koperasi Selaras Hati Utama di
Perumahan Tamansari Bukit Damai, Kelurahan Padurenan Kecamatan Gunung Sindur- Bogor
dengan kegitan “Pelatihan Pembuatan Minuman Serbuk Kunyit Instan Untuk Meningkatkan
Imun Dan Membangun Ekonomi Mandiri Pada Koperasi Selaras Hati Utama”.
B. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan program ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan lingkungan dan observasi ke obyek pelatihan dalam hal ini koperasi Selaars
Hati Utama untuk mendapatkan informasi terkait kendala atau permasalahan yang ada.
2. Selanjutnya mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang di perlukan.
3. Tahap persiapan Tim PKM dosen berkonsolidasi untuk menentukan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan pihak koperasi Selaras Hati Utama.
82
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
masyarakat. Melalui edukasi ini Tim PKM memberikan pengetahuan bahwa dialam
sekitar kita banyak bahan baku dari rimpang-rimpangan yang dapat diolah untuk
menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan imun dan bisa diolah atau di proses dalam
skala keluarga yaitu salah satunya adalah kunyit dimana salah satu kandungannya yaaitu
zat kurkumin sebagi senyawa anti bakteri yang dapat membantu memudahkan proses
pencernaan, memperbaiki perjalanan usus, antioksidan, anti inflamasi, anti bakteri,
antivirus yang berfungsi meningkatkan imunitas.
2. Pelaksanaan pelatihan, yaitu dengan memberikan pelatihan pembuatan minuman serbuk
kunyit instan dengan sangat prakatis dan mudah dilakukan oleh semua warga masyarkat
di Perumahan Tamansari Bukit Damai, kelurahan padurenan Kecamatan Gunung
sindur- Bogor. Pelatihan ini meliputi bahan apa saja yang di gunakan, peralatan [nya
serta metodenya agar memperoleh hasil yang baik secara performance maupun
kualitasnya nutisinya agar baik untuk di konsumsi secara pribadi maupun jika di
kembangkan sebagai usaha.
3. Paska Pelatihan kemudian dilakukan valuasi kepada peserta mengenai serapan materi
yang diberikan yaitu seberapa paham warga mengenai pentingnya hidup sehat agar
terhindar dari paparan virus covid 19. Kemudian juga seberapa paham masyarakat
mampu menyerap dan mengaplikasikan pelatihan pembuatan minuman serbuk kunyit
instan.
Pada tahap penyuluhan tim PKM dosen memberikan edukasi kepada warga tetang kiat
hidup sehat agar stamina badan bisa selalu terjaga dalam kondisi baik yaitu menjalankan
protokol kesehatan, berolahraga, istirahat yang cukup, asupan gizi yang cukup dan hindari pola
hidup buruk. Pada tahap kedua tim PKM dosen masuk dalam materi pelatihan pembuatan
minuman serbuk kunyit instan. Minuman ini berbahan dasar kunyit (Curcuma longa), bagian
kunyit yang sering dimanfaatkan adalah rimpangnya. Dalam pelatihan ini sesuai dengan kondisi
saat ini tim PKM mengangkat minuman kunyit sebagai herbal dalam membunuh virus covid 19
yang sedang merebak. Adapun Bahan dan peralatan yang di gunakan adalah kunyit, gula putih
dan air secukupnya berikut formula dalam pembuatan minuman kunyit instan yang dilakukan
dalam pelatihan adalah kunyi 20%, gula pasir 75% dan sereh 5%.
83
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
Gambar 1 Proses awal produksi penimbangan bahan baku dan proses blender
Gambar 2 Proses kedua extrak kunyit direbus dengan gula dan sereh
Gambar 3 Proses ketiga setelah berbentuk pasta tetap diaduk sampai membentuk butiran
dan diayak.
84
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
Evaluasi Pelatihan
10
0
Manfaat Kunyit Bahaya Virus Covid Proses Pembuatan Peluang Usaha
Terhadap Kesehatan 19 Minuman Serbuk Minuman Serbuk
Kunyit Kunyit
Dari hasil evaluasi yang dapat di gambarkan dari grafik diperoleh pemahaman manfaat
kunyit terhadap kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,3% kurang paham.
Selanjutnya pemahaman tentang bahaya virus Covid 19 diperoleh 69,2 sangat paham, 23%
cukup paham dan 7,7% kurang paham. Selanjutnya evaluasi terhadap proses pembuatan
minuman serbuk kunyit diperoleh 61,5% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang
paham. Terakhir evaluasi terhadap peluang usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh
53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,4% kurang paham.
Berdasarkan dari materi pelatihan yang telah diberikan oleh tim PKM dosen kepada
masyarakat dan pada sesi diskusi dilakukan tanya jawab kepada wrga peserta pelatihan untuk
mengetahui seberapa besar serapan pelatihan yang dapat diterima oleh warga. Dari sesi diskusi
ini kami ambil beberapa variable terkait pemahaman warga antara lain manfaat kunyit terhadap
kesehatan, bahaya virus covid 19, proses pembuatan minuman serbuk kunyit dan peluang usaha
minuman serbuk kunyit.
Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegitan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan ini dapat kami
Tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kualitas hidup yang baik maka perlu menjaga kesehatan dengan hidup
teratur dan tidak harus di support dengan obat-obatan pabrikan yang mahal tapi bisa
dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang banyak tersedia di sekitar kita yaitu seperti
kunyit.
2. Hasil pemahaman dari anggota koperasi mengenai materi yang diberikan adalah
pemahaman manfaat kunyit terhadap kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham
dan 15,3% kurang paham. Selanjutnya pemahaman tentang bahaya virus Covid 19
85
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
diperoleh 69,2 sangat paham, 23% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Selanjutnya
evaluasi terhadap proses pembuatan minuman serbuk kunyit diperoleh 61,5% sangat
paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Terakhir evaluasi terhadap peluang
usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh 53,8% sangat paham, 30,7% cukup
paham dan 15,4% kurang paham.
3. Peluang usaha tetap ada ditengah situasi pandemik covid 19 dengan peka terhadap
kebutuhan masyararkat salah satunya adalah pembuatan minuman kunyit serbuk yang
dapat meningkatkan imun tubuh ditengah pandemik.
Saran
Berdasarkan pada hasil kesimpulan Pengabdian Kepada Masyarakat yang sudah dilakukan,
tim dosen pelaksan PKM memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam kondisi pandemik virus Covid 19 protokol kesehatan wajib dilaksanakan baik
dalam bersosialisasi mapupun dalam memproduksi makanan yang akan sajikan maupun di
pasarkan kepada konsumen.
2. Untuk memperoleh pasar yang lebih luas jika mengembakan produk minuman kunyit
serbuk instan agar di lengkapi dengan ijin PIRT dan BPOMTR
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis., 2019 “KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI OBAT ANTIPIRETIK”
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019
Damayanti, Retno Wulan. Fahma, Fakhrina dan Desy Mellina Fulani. 2014. Pengembangan
Alat Pemotong Kunyit untuk Simplisia di Klaster Biofarmaka Karanganyar. Teknik
Industri Fkultas Teknik : Universitas Selebas Maret Surakarta. Jurnal Seminar Nasional
IENACO (ISSN 2337-4349).
Fahryl, Norman dan Carolia, novita. 2019. Kunyit (Curruma domestica Val) sebagai Terapi
Artritis Gout. Fakultas Kedokteran : Universitas Lampung. Jurnal Mjority (No. 1 Vol 8
Maret 2019) : hal 251-255
Mohammad, R., Ahmad, M., Daud, J.M., 2007. Potensi Kurkumin Sebagai Penunjuk pH Semula
jadi Untuk Pembangunan Sensor Optik pH, M.J.A.S II, 351-360.
Redi Aryanta, I. W. 2019. MANFAAT JAHE UNTUK KESEHATAN. E-Jurnal Widya
Kesehatan, (no. 2 Vol 1 oktober 2019) hal 39-43
86
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
Abstrak
Kegiatan PKM ini dilakukan pada anggota koperasi Selaras Hati Utama di Perumahan Tamansari
Bukit Damai, kelurahan padurenan Kecamatan Gunung sindur-Bogor. Tujuan kegiatan
pengabdian ini adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya selalu hidup bersih dan sehat
agar tidak terpapar virus Covid-19 serta memberikan pelatihan pembuatan minuman serbuk
kunyit instan sebagai minuman herbal yang dapat meningkatkan imun tubuh sekaligus
menciptakan peluang usaha kepada anggota koperasi Selaras Hati Utama. Kegiatan edukasi
dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan hands-on. Hasil pemahaman dari
anggota koperasi mengenai materi yang diberikan adalah pemahaman manfaat kunyit terhadap
kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,3% kurang paham. Selanjutnya
pemahaman tentang bahaya virus Covid 19 diperoleh 69,2 sangat paham, 23% cukup paham dan
7,7% kurang paham. Selanjutnya evaluasi terhadap proses pembuatan minuman serbuk kunyit
diperoleh 61,5% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Terakhir evaluasi
terhadap peluang usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh 53,8% sangat paham, 30,7%
cukup paham dan 15,4% kurang paham.
Kata Kunci : Pembuatan Produk, Koperasi
80
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
A. PENDAHULUAN
Dengan kemampuan masayarakat mengolah produk herbal berbahan dasar kunyit ini
dapat mengatasi kesulitan suplay bahan baku karena mudah diperoleh. Dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan bagaimana tetap produktif dan mampu menghasilkan produk
yang memiliki nilai ekonomis. Kunyit merupakan tanaman tahunan yang tumbuhnya merumpun.
Tanaman kunyit terdiri dari akar,brimpang, batang semu, pelepah daun,daun, tangkai bunga dan
kuntum bunga. Kandungan zat kimia yang ada dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri, pati,
serat dan abu. Rimpang kunyit kandungann kimianya akan lebih tinggi apabila berasal dari
dataran rendah dibandingkan dengan rimpang kunyit yang berasal dari dataran tinggi. Komponen
utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) bahwa kandungan kurkumin dari rimpang
kunyit rata-rata 10,92% (Mohammad dkk, 2007). Ada banyak data dan literatur yang
membuktikan bahwa rimpang kunyit berpotensi besar dalam aktifitas farmakologi yaitu sebagai
anti inflamasi, anti imunodefisiensi, antivirus, anti bakteri, anti jamur, anti oksidan, anti
karsinogenik, dan anti infeksi (Damayanti dkk, 2014).
81
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
tersebut dalambentuk jamu secara teratur berpotensi mencegah penularan berbagai mikroba,
termasuk virus dan bakteri.
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat saat ini hal mendasar yang
ditawarkan untuk ikut memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah adalah melalui
kegiatan sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat melalui Koperasi Selaras Hati Utama di
Perumahan Tamansari Bukit Damai, Kelurahan Padurenan Kecamatan Gunung Sindur- Bogor
dengan kegitan “Pelatihan Pembuatan Minuman Serbuk Kunyit Instan Untuk Meningkatkan
Imun Dan Membangun Ekonomi Mandiri Pada Koperasi Selaras Hati Utama”.
B. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan program ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan lingkungan dan observasi ke obyek pelatihan dalam hal ini koperasi Selaars
Hati Utama untuk mendapatkan informasi terkait kendala atau permasalahan yang ada.
2. Selanjutnya mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang di perlukan.
3. Tahap persiapan Tim PKM dosen berkonsolidasi untuk menentukan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan pihak koperasi Selaras Hati Utama.
82
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
masyarakat. Melalui edukasi ini Tim PKM memberikan pengetahuan bahwa dialam
sekitar kita banyak bahan baku dari rimpang-rimpangan yang dapat diolah untuk
menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan imun dan bisa diolah atau di proses dalam
skala keluarga yaitu salah satunya adalah kunyit dimana salah satu kandungannya yaaitu
zat kurkumin sebagi senyawa anti bakteri yang dapat membantu memudahkan proses
pencernaan, memperbaiki perjalanan usus, antioksidan, anti inflamasi, anti bakteri,
antivirus yang berfungsi meningkatkan imunitas.
2. Pelaksanaan pelatihan, yaitu dengan memberikan pelatihan pembuatan minuman serbuk
kunyit instan dengan sangat prakatis dan mudah dilakukan oleh semua warga masyarkat
di Perumahan Tamansari Bukit Damai, kelurahan padurenan Kecamatan Gunung
sindur- Bogor. Pelatihan ini meliputi bahan apa saja yang di gunakan, peralatan [nya
serta metodenya agar memperoleh hasil yang baik secara performance maupun
kualitasnya nutisinya agar baik untuk di konsumsi secara pribadi maupun jika di
kembangkan sebagai usaha.
3. Paska Pelatihan kemudian dilakukan valuasi kepada peserta mengenai serapan materi
yang diberikan yaitu seberapa paham warga mengenai pentingnya hidup sehat agar
terhindar dari paparan virus covid 19. Kemudian juga seberapa paham masyarakat
mampu menyerap dan mengaplikasikan pelatihan pembuatan minuman serbuk kunyit
instan.
Pada tahap penyuluhan tim PKM dosen memberikan edukasi kepada warga tetang kiat
hidup sehat agar stamina badan bisa selalu terjaga dalam kondisi baik yaitu menjalankan
protokol kesehatan, berolahraga, istirahat yang cukup, asupan gizi yang cukup dan hindari pola
hidup buruk. Pada tahap kedua tim PKM dosen masuk dalam materi pelatihan pembuatan
minuman serbuk kunyit instan. Minuman ini berbahan dasar kunyit (Curcuma longa), bagian
kunyit yang sering dimanfaatkan adalah rimpangnya. Dalam pelatihan ini sesuai dengan kondisi
saat ini tim PKM mengangkat minuman kunyit sebagai herbal dalam membunuh virus covid 19
yang sedang merebak. Adapun Bahan dan peralatan yang di gunakan adalah kunyit, gula putih
dan air secukupnya berikut formula dalam pembuatan minuman kunyit instan yang dilakukan
dalam pelatihan adalah kunyi 20%, gula pasir 75% dan sereh 5%.
83
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
Gambar 1 Proses awal produksi penimbangan bahan baku dan proses blender
Gambar 2 Proses kedua extrak kunyit direbus dengan gula dan sereh
Gambar 3 Proses ketiga setelah berbentuk pasta tetap diaduk sampai membentuk butiran
dan diayak.
84
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
Evaluasi Pelatihan
10
0
Manfaat Kunyit Bahaya Virus Covid Proses Pembuatan Peluang Usaha
Terhadap Kesehatan 19 Minuman Serbuk Minuman Serbuk
Kunyit Kunyit
Dari hasil evaluasi yang dapat di gambarkan dari grafik diperoleh pemahaman manfaat
kunyit terhadap kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,3% kurang paham.
Selanjutnya pemahaman tentang bahaya virus Covid 19 diperoleh 69,2 sangat paham, 23%
cukup paham dan 7,7% kurang paham. Selanjutnya evaluasi terhadap proses pembuatan
minuman serbuk kunyit diperoleh 61,5% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang
paham. Terakhir evaluasi terhadap peluang usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh
53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham dan 15,4% kurang paham.
Berdasarkan dari materi pelatihan yang telah diberikan oleh tim PKM dosen kepada
masyarakat dan pada sesi diskusi dilakukan tanya jawab kepada wrga peserta pelatihan untuk
mengetahui seberapa besar serapan pelatihan yang dapat diterima oleh warga. Dari sesi diskusi
ini kami ambil beberapa variable terkait pemahaman warga antara lain manfaat kunyit terhadap
kesehatan, bahaya virus covid 19, proses pembuatan minuman serbuk kunyit dan peluang usaha
minuman serbuk kunyit.
Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegitan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan ini dapat kami
Tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kualitas hidup yang baik maka perlu menjaga kesehatan dengan hidup
teratur dan tidak harus di support dengan obat-obatan pabrikan yang mahal tapi bisa
dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang banyak tersedia di sekitar kita yaitu seperti
kunyit.
2. Hasil pemahaman dari anggota koperasi mengenai materi yang diberikan adalah
pemahaman manfaat kunyit terhadap kesehatan 53,8% sangat paham, 30,7% cukup paham
dan 15,3% kurang paham. Selanjutnya pemahaman tentang bahaya virus Covid 19
85
ADIBRATA JURNAL VOL 1 NOMOR 1, APRIL 2021 ISSN: 2776-3943
diperoleh 69,2 sangat paham, 23% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Selanjutnya
evaluasi terhadap proses pembuatan minuman serbuk kunyit diperoleh 61,5% sangat
paham, 30,7% cukup paham dan 7,7% kurang paham. Terakhir evaluasi terhadap peluang
usaha Produksi minuman serbuk kunyit diperoleh 53,8% sangat paham, 30,7% cukup
paham dan 15,4% kurang paham.
3. Peluang usaha tetap ada ditengah situasi pandemik covid 19 dengan peka terhadap
kebutuhan masyararkat salah satunya adalah pembuatan minuman kunyit serbuk yang
dapat meningkatkan imun tubuh ditengah pandemik.
Saran
Berdasarkan pada hasil kesimpulan Pengabdian Kepada Masyarakat yang sudah dilakukan,
tim dosen pelaksan PKM memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam kondisi pandemik virus Covid 19 protokol kesehatan wajib dilaksanakan baik
dalam bersosialisasi mapupun dalam memproduksi makanan yang akan sajikan maupun di
pasarkan kepada konsumen.
2. Untuk memperoleh pasar yang lebih luas jika mengembakan produk minuman kunyit
serbuk instan agar di lengkapi dengan ijin PIRT dan BPOMTR
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis., 2019 “KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI OBAT ANTIPIRETIK”
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019
Damayanti, Retno Wulan. Fahma, Fakhrina dan Desy Mellina Fulani. 2014. Pengembangan
Alat Pemotong Kunyit untuk Simplisia di Klaster Biofarmaka Karanganyar. Teknik
Industri Fkultas Teknik : Universitas Selebas Maret Surakarta. Jurnal Seminar Nasional
IENACO (ISSN 2337-4349).
Fahryl, Norman dan Carolia, novita. 2019. Kunyit (Curruma domestica Val) sebagai Terapi
Artritis Gout. Fakultas Kedokteran : Universitas Lampung. Jurnal Mjority (No. 1 Vol 8
Maret 2019) : hal 251-255
Mohammad, R., Ahmad, M., Daud, J.M., 2007. Potensi Kurkumin Sebagai Penunjuk pH Semula
jadi Untuk Pembangunan Sensor Optik pH, M.J.A.S II, 351-360.
Redi Aryanta, I. W. 2019. MANFAAT JAHE UNTUK KESEHATAN. E-Jurnal Widya
Kesehatan, (no. 2 Vol 1 oktober 2019) hal 39-43
86
Dharma Raflesia
Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan IPTEKS
Vol. 18, No. 02, Desember, 2020, pp. 90 – 100
DOI : 10.33369/dr.v18i2.13008
Pendahuluan
covid-19.
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap akhir kegiatan, tim pengabdi melakukan evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan ini dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pola hidup sehat
dengan olahraga dan asupan gizi untuk meningkatkan imun tubuh menghadapi
covid-19. Evaluasi dilakukan dengan cara menganalisis hasil pengamatan dan
data dari angket yang diberikan kepada semua peserta kegiatan ini. Hasil
evaluasi dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
https://doi.org/10.4085/1062-6050-47.2.205
WHO Infection Prevention and Control Guidance for COVID-19 available at
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance/infection-prevention-and control.
Wijayanto. (2020). Jaga Jarak Fisik, Jaga Kesehatan, Jaga Kebugaran Untuk
Meningkatkan Imunitas Tubuh Di Tengah Gempuran Covid-
19.Tulungagung: Akademia Pustaka.
Sidhi Laksono1
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof Dr
Hamka, Tangerang, Indonesia1
E-mail: sidhilaksono@uhamka.ac.id
ABSTRACT
COVID-19 vaccination is an effort to reduce severe symptoms due to the COVID-19 pandemic. A
COVID-19 vaccine has been developed and distributed and implemented worldwide, with proven
effectiveness and safety. However, some reports mention adverse events after vaccination, namely
atypical thrombosis, and thrombocytopenia. The incident is called the COVID-19 Vaccine Induced
Immune Thrombotic Thrombocytopenia (TTITV). Although the TTITV report is very small and has no
effect on the overall benefits of immunization, if not treated properly it can be life threatening. This article
will briefly discuss TTITV from its incidence, pathogenesis, clinical symptoms, diagnosis, and therapy.
It is hoped that it will provide awareness of post-vaccination TTITV.
Keywords: clinical symptoms, diagnosis, incidence, pathogenesis, and therapy
ABSTRAK
Vaksinasi COVID-19 merupakan usaha terhadap mengurangi gejala berat akibat pandemi COVID-19.
Vaksin COVID-19 telah dikembangkan dan diedarkan serta dilaksanakan di dunia, dengan efektivitas
dan keamanan yang teruji. Namun, beberapa laporan menyebutkan adanya kejadian yang merugikan
setelah vaksinasi, yaitu trombosis atipikal dan trombositopenia. Kejadian tersebut dinamakan
Trombositopenia Trombosis Imun Terinduksi Vaksin (TTITV) COVID-19. Walaupun laporan TTITV
sangat kecil dan tidak berefek terhadap keseluruhan manfaat imunisasi, namun jika tidak ditangani
secara tepat dapat mengancam nyawa. Artikel ini akan membahas secara singkat mengenai TTITV
dari insidensi, patogenesis, gejala klinis, diagnosis dan terapi. Diharapkan dapat memberi
kewaspadaan akan TTITV paska vaksinasi.
Kata kunci: diagnosis, gejala klinis, insidensi, patogenesis, dan terapi TTITV
164
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
darurat (Emergency Use Authorizations, yang diinduksi vaksin (TIPV) atau trombosis
EUA) untuk beberapa vaksin COVID-19. dengan sindrom trombositopenia (TST).
Vaksin merupakan salah satu cara efektif
untuk mengurangi gejala berat dari COVID- INSIDENSI
19.4 Karena pengalaman klinis yang
Namun, dengan lebih dari 2 miliar terbatas, tantangan diagnostik, dan
dosis vaksinasi yang diberikan hingga saat mekanisme pelaporan yang bervariasi dan
ini, tidak dapat dihindari bahwa kasus efek periode tindak lanjut, kejadian sebenarnya
samping yang jarang terjadi seperti kejadian dari TTITV setelah vaksinasi COVID-19
ikutan paska imunisasi (KIPI) akan mulai masih belum diketahui secara pasti. Studi
muncul. Pada akhir Februari 2021, kejadian Welsh KJ et al.15 dan Lee EJ et al.16
trombotik atipikal pertama kali dilaporkan melaporkan insidensinya 1/1.250.777 dan
pada sejumlah kecil individu yang menerima 1/1.000.000 kejadian, memperlihatkan
vaksin5 dan laporan lebih lanjut telah angka yang sangat kecil.
6-8
muncul dalam beberapa bulan terakhir.
Individu yang menderita KIPI tersebut dapat PATOGENESIS
menampilkan beragam tanda dan gejala Patogenesis TTITV belum diketahui
persisten (> 3 hari), yang paling umum dengan baik sejauh ini, tetapi memiliki
termasuk sakit kepala parah, pusing, kesamaan klinis dan biokimia dengan HIT.
gangguan penglihatan, demam, sesak TTITV dan HIT yang serupa secara klinis
napas, atau nyeri punggung, perut, atau memiliki kesamaan dengan adanya antibodi
ekstremitas.1,6-8,10,11 Pada pemeriksaan anti-PF4-polianion titer tinggi,6,7,17 yang
klinis, trombosis di tempat yang tidak biasa dapat menyebabkan aktivasi trombosit
dapat terjadi seperti di sinus vena serebral dalam tes fungsional.7 Namun, itu harus
(CVST) atau sistem vena splanknikus dicatat bahwa deteksi antibodi ini saja
(SVT), emboli paru, trombosis vena dalam, bukan merupakan indikasi atau prediktor
1,6-8,10,11
atau trombosis arteri akut. Meskipun TTITV. PF4 (faktor trombosit 4, juga dikenal
peristiwa ini memiliki kemiripan klinis sebagai CXCL4) adalah satu kemokin
dengan trombositopenia yang diinduksi paling melimpah yang dilepaskan pada
heparin (HIT), sebagian besar kasus tidak aktivasi trombosit, dan merupakan
diketahui pajanan heparin sebelum tetramerik bermuatan positif protein yang
timbulnya penyakit.1,6,7,12 Manifestasi mengikat glikosaminoglikan.18 Ketika
atipikal dari trombosis dan trombositopenia dilepaskan dari granula trombosit, PF4
sekarang secara kolektif disebut, mengikat polyanion dan mengalami
Trombositopenia Trombosis Imun yang perubahan konformasi yang dapat
Diinduksi Vaksin (TTITV),1,12-14 juga dikenal menginduksi respon imun yang kuat, yang
sebagai trombositopenia imun protrombotik mengarah pada produksi antibodi yang
165
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
166
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
Injeksi Vaksin COVID-19 Induksi respons imun bawaan yang Aktivasi trombosit dan imuno
diperlukan untuk respons imun adaptif trombosis
Ikatannya dengan sel Lonjakan protein tersebut akan dibawa Lonjakan protein juga akan
CAR+ akan terjadi oleh sel penyaji antigen untuk mengaktivasi trombosit dan
peningkatan lonjakan menstimulasi sel T, yang menghasilkan pelepasan PF4 dari granula
protein respon imun adaptif trombosit dengan hasil
stimulasi sistem koagulasi dan
komplikasi tromboemboli
GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS dari mereka yang terkena.13 Oleh karena itu,
Sebagian besar kasus TTITV telah dokter harus sangat waspada saat
dilaporkan setelah dosis pertama vaksin memeriksa pasien yang telah menerima
COVID-19, dengan lebih sedikit kasus yang adenoviral vaksin COVID-19 berbasis
dilaporkan setelah dosis vaksin kedua,13 vektor dalam 28 hari terakhir,13 dan yang
meskipun hal ini dapat berubah lebih menampilkan fitur klinis utama TTITV,
banyak data lain perlu dikumpulkan. Onset termasuk gejala onset 4-28 hari setelah
tetap sebagian besar dalam jangka waktu 5- vaksin COVID-19; nyeri dada dan atau
42 hari paska vaksinasi, tanpa kasus yang kesulitan bernafas; nyeri abdominal berat
dilaporkan dalam 1-2 hari atau > 6 minggu atau mual persisten dan muntah; nyeri
14
setelah vaksinasi. Risiko TTITV tungkai, kemerahan atau bengkak, pallor
tampaknya lebih tinggi untuk wanita yang atau dingin; gejala neurologi baru seperti
lebih muda di bawah usia 60,13,14 tetapi ini sakit kepala persisten, rekuren dan berat,
mungkin hanya mencerminkan demografi kejang, pandangan kabur atau ganda,
populasi yang divaksinasi awal. TTITV bisa kelemahan fokal atau afasia; nyeri
menjadi sindrom agresif, dengan laporan punggung atau ekstremitas; peteki atau
yang menunjukkan hasil fatal pada 20-50% purpura.
167
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
Tes Fibrinogen: nilai rendah pada diperhatikan bahwa sebagian besar kasus
sebagai tes pertama untuk TTITV yang perdarahan, IVIG dan/atau prednison juga
yang dilaporkan tanpa paparan heparin, dan/atau plasma beku segar (FFP) dapat
reaktivitas yang kuat pada tes ELISA PF4- Setelah pasien pulih, antikoagulan oral
heparin. Jika tes ELISA adalah positif terus direkomendasikan.14,22 Jika pencitraan
rendah, pasien dianjurkan untuk menjalani menunjukkan tidak ada trombosis yang
Selain hitung darah lengkap, pencitraan dengan elevasi D-dimer yang nyata,
168
Onset gejala antara 4 dan 28 hari setelah vaksinasi
169
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
REFERENSI
170
JMJ, Volume 10, Nomor 1 Mei 2022, Hal:164-171 Sidi L. Trombositopenia Trombosis imun…
171
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 p-ISSN 2252-9721
LPPM
Jurnal Sekolah Tinggi
Farmasetis VolumeIlmu
10Kesehatan
No 1, Mei Kendal
2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmue-ISSN 2549-8126
Kesehatan Kendal
ABSTRAK
Saat ini terjadi wabah penyakit Covid 19 yang dialami oleh berbagai negara di belahan dunia. Covid
19 ini menyerang saluran pernafasan dan merupakan self limiting dissease yang akan sembuh dengan
sendirinya dengan meningkatkan sistem imun. Tanaman herbal banyak yang berkhasiat untuk
meningkatkan sistem imun sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menjaga
kesehatan. Tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam menjaga sistem imun memiliki kandungan
metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagai antioksidan sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh selama pandemi. Metode yang
digunakan pada artikel ini adalah literature review yaitu dengan mengumpulkan artikel penelitian yang
terdapat di PubMed dan google scholar dari tahun 2011 – 2021 dengan menggunakan kata kunci
Zingiber officanale, Curcuma zanthorrhiza, Kaempferia galanga sebagai anti oksidan. Artikel yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan berdasarkan pedoman PRISMA dan dengan penilaian kelayakan
menggunakan instrumen JBI. Berdasarkan Hasil dari literature review ini diketahui beberapa tanaman
herbal dapat berkhasiat untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
ABSTRACT
Nowdays, there was an outbreak of the Covid 19 disease that happened in many countries around the
world. Covid 19 charges the respiratory tract and its a self-limiting disease that will recover by
increasing our imune system. There are may herbal plants that efficacious for boosting aour immune
system so it can be used as an alternative in protecing our healthy. Herbal plants that used to
maintaning the immune system contain of secondary metabolites such as flavonoid, alkaloid, tannins
anad triterpernoids. The aims of this study to determine the types of herbal plants that have
antioxidant effect so that they can be used to maintain and enhance the body's immune system during
pandemic. The method used in this article is a literature review, by collecting research articles in
PubMed and google scholar from 2011 – 2021 by using the keywords Zingiber officanale, Curcuma
zanthorrhiza, Kaempferia galanga as an anti oxidant. The articles were analyzed based on the
PRISMA guideline and with a feasibility assessment using The JBI instrument. The results of this
literature review discuss several herbal plants that can be efficacious to increase the body's immune
system.
PENDAHULUAN
Dalam satu tahun terakhir, terjadi suatu wabah penyakit Covid 19 dunia. Covid 19 merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh coronavirus. Virus menyerang saluran nafas sehingga
mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernafasan baik yang ringan sampai berat, bahkan
dibeberapa orang tidak menimbulkan gejala. Virus ini pada manusia pertama kali ditemukan
di Wuhan, China pada Desember 2019. Penyebaran virus yang sangat cepat mengharuskan
masyarakat untuk melakukan beberapa langkah pencegahan. Infeksi virus pada umumnya
15
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
merupakan self-limiting desease yang bisa sembuh dengan sendiri dengan meningkatkan daya
tahan tubuh.
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap paparan substansi asing ke tubuh
kita. Sistem imun bekerja dengan cara mengenali dan membunuh substansi asing tersebut.
Kekebalan tubuh dapat dijaga dan ditingkatkan dengan mengkonsumsi vitamin maupun
herbal dari alam yang berkhasiat sebagai imunomodulator. Imunomodulator adalah suatu
sunstansi yang dapat menstimulasi sistem imun sehingga meningkatkan aktivitas sistem imun
dalam melawan infeksi atau penyakit.
Antioksidan adalah sutu zat yang dapat menetralkan radikal bebas (Wandita & Musrifoh,
2018). Antioksidan dikelompokkan menjadi 2yaitu antioksidan alami yang berasal dari alam,
dan antioksidan sintetis seperti vitamin E dan BHA (Butylated Hydroxilanisole) (Sen et al.,
2010). Pemanfaat tanaman herbal sudah terbukti secara empiris dan secara turun temurun
digunakan untuk memelihara kesehatan tubuh, selain itu tanaman herbal juga dimanfaatkan
masyarakat dalam masakan dan kosmetik. Tanaman berkhasiat obat banyak ditemukan
banyak mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tanin, dan triterpenoid
(Minar Nur Cahyani, 2014). Flavonoid memiliki khasiat sebagai antioksidan dengan cara
mendonorkan atom hidrogennya atau dengan kemampuannya mengkelat logam (Hayati et al.,
2016). Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman herbal yang memiliki
khasiat sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan meningkatkan
sistem imun tubuh.
METODE
Dalam review artikel ini digunakan artikel yang tersedia secara online di google scholar, dan
PubMed dengan menggunakan kata kunci “Zingiber officinale, Curcuma zanthorrhiza, dan
Kaempferia galanga sebagai antioksidan”. Fokus utama dari studi review artikel ini adalah
tanaman herbal yang memiliki kandungan senyawa antioksidan yang bermanfaat untuk
meningkatkan sistem imun tubuh. Artikel yang digunakan adalah artikel yang terbit pada
tahun 2011 – 2021 dengan kriteria inklusi sebagai berikut 1)Menggunakan Bahasa Indonesia
atau Bahasa Inggris Fulltext, 2)Merupakan penelitian eksperimental yang meneliti Zingiber
officinale atau Curcuma zanthorrhiza atau Kaempferia galanga sebagai antioksidan dan
kriteria eksklusinya adalah artikel yang menggunakan metode literature/sistematic review,
terbit sebelum tahun 2011 dan tidak tersedia secara fulltext. Artikel yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan berdasarkan pedoman PRISMA dan dengan penilaian kelayakan
menggunakan instrumen JBI sehingga diperoleh 9 artikel yang relevan.
16
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1.
Hasil Studi Aktivitas Tanaman Herbal
Tanaman Herbal Bagian Senyawa IC50 Reff
Zingiber officinale adalah tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan di China
(Rehman et al., 2011). Di Indonesia sendiri, Jahe digunakan dalam campuran masakan atau
minuman herbal. Jahe terdiri dari beberapa jenis, antara lain jahe emprit, dan jahe gajah. Data
di tabel 1 diketahui bahwa jahe mengandung Fenol dan Flavonoid dengan nilai IC 50 4,25
μg/mL. Hal ini dapat diartikan bahwa jahe memiliki efek atioksidan yang bagus, oleh karena
rimpang jahe ini menjadi salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat.
17
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Curcuma longa Linn merupakan rimpang yang masuk dalam suku Zingiberaceae. Tananam
ini memiliki nama yang berbeda disetiap daerah di Indonesia. Dari data di tabel 1, diketahui
bahwa kadungan setiap bagian tanaman Curcuma longa Linn memiliki kadungan yang sama
yaitu flavonoid, steroid/triterpenoid. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ekstrak
etanol kunyit mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, flafonoid,
tanin, kuinon, dan steroid (Ria & Aminin, 2018).
Kaempferia rhizome galanga atau kencur adalah tanaman yang mempunyai akar batang yang
tertanam di dalam tanah, biasa dipakai untuk rempah – rempah dan ramuan obat. Tanaman ini
termasuk dalam suku Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki minyak atsiri dan alkaloid yang
digunakan sebagai stimulan. Dari data di tabel 1 diketahui bahwa kencur mengandung
flavonoid. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah ada yaitu rimpang kencur
mengandung flavonoid, tanin dan saponin (Rahmi et al., 2016).
Curcuma xanthorrhiza Roxb atau temulawak adalah Tanaman yang telah banyak
dimanfaatkan sebagai jamu tradisional (Widyastuti et al., 2020). Pada tabel 1 diketahui bahwa
temulawak mengandung kurkumin, hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa
temulawak merupakan tanaman obat dari Indonesia yang mengandung senyawa kurkumin dan
xanthorrhizol yang memiliki khasiat di bidang kesehatan (Widyastuti et al., 2020).Uji
antioksidan dalam artikel menggunakan metode DPPH radikal bebas untuk mendapatkan nilai
IC50 dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dengan range panjang gelombang
tertentu.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.
Senyawa ini merupakan zat yang berwarna merah, ungu dan biru serta sebagai zat yang warna
kuning yang diterdapat di tumbuh – tumbuhan. Flavonoid adalah kelompok dengan berat
molekul rendah berbasis inti 2 – fenil – kromon yang merupakan biosintesis dari turunan
asam asetat/fenilalanin dengan menggunakan jalur asam (Arifin & Ibrahim, 2018). Flavonoid
yang terkandung dalam tanaman jahe merah adalah 7-4'- dihidroksiflavon. Di penelitian lain
menyebutkan bahaw nilai IC50 jahe merah sebesar 57, 14 ppm yang berarti jahe merah
memiliki aktivitas antioksidan kuat (Herawati & Saptarini, 2020).
Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dri enam satuan isoprena
dan secara biosintesis dirunukan dari hidrokarbon C – 30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini
tidak berwarna, berbentuk kristal, dan memiliki titik leleh yang tinggi. Senyawa triterpenoid
dapat dibagi menjadi empat yaitu triterpen, saponin, steroid dan glikosida jantung.
Steroid/triterpenoid adalah senyawa yang memiliki khasiat sebagai antiiflamasi, analgesik,
dan antiemetik. Senyawa steroid yang terdapat dalam tumbuhan dapat berperan sebagai
pelindung (Muharrami et al., 2017). Triterpenoid yang terdapat dalam kunyit adalah senyawa
steroid(Eris Septiana & Simanjuntak, 2015).
18
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
melindungi sistem biologis terhadap potensi efek berbahaya dari proses atau reaksi oksidasi.
Selain menangkap senyawa radikal bebas, antioksidan juga bisa meningkatkan efektivitas sel
darah putih dalam menjaga sistem imun sehingga daya tahan tubuh akan meningkat (Arifin &
Ibrahim, 2018). Dengan meningkatnya sistem imun, diharapkan akan mengurangi terpapar
berbagai penyakit salah satunya COVID 19.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil literatur review ini di dapat bahwa tanaman herbal yang berkhasiat sebagai
imonumodulator umumnya mengandung flavonoid, saponin, tanin, kurkumin, fenol, dan
steroid/triterpenoid. Jenis tanaman herbal tersebut yang antara lain Zingiber officinale,
Zingiber officinale Roscoe var. officinale, Curcuma longa Linn, Kaempferia rhizome galanga
dan Curcuma xanthorrhiza Roxb.
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, J. A., Ahmad, M. K., Khan, A. R., Fatima, N., Khan, H. J., Rastogi, N., Mishra, D. P.,
& Mahdi, A. A. (2016). Anticancer and antioxidant activity of Zingiber officinale
roscoe rhizome. Indian Journal of Experimental Biology, 54(11), 767–773.
Arifin, B., & Ibrahim, S. (2018). Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Flavonoid. Jurnal
Zarah, 6(1), 21–29. https://doi.org/10.31629/zarah.v6i1.313
Eris Septiana, & Simanjuntak, P. (2015). Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak
Beberapa Bagian Tanaman Kunyit (Curcuma longa). Fitofarmaka, 5(1).
Ghasemzadeh, A., Jaafar, H. Z. E., & Rahmat, A. (2011). Effects of solvent type on phenolics
and flavonoids content and antioxidant activities in two varieties of young ginger
(Zingiber officinale Roscoe) extracts. Journal of Medicinal Plants Research, 5(7),
1147–1154.
Hayati, E. K., Ningsih, R., & Latifah, L. (2016). Antioxidant Activity of Flavonoid from
Rhizome Kaemferia galanga L. Extract. Alchemy, 4(2), 127.
https://doi.org/10.18860/al.v4i2.3203
Herawati, I. E., & Saptarini, N. M. (2020). Studi Fitokimia pada Jahe Merah (Zingiber
officinale Roscoe Var. Sunti Val). Majalah Farmasetika., 4(Suppl 1), 22–27.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v4i0.25850
Minar Nur Cahyani. (2014). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma Xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus
Norvegicus) Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.
Muhafidzah et al., 2010. (2010). Aktivitas Antioksidan Fraksi Rimpang Kencur (Kaempferia
rhizoma) dengan Menggunakan Metode Peredaman 1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazil
(DPPH) Zahrah. 10(01), 44–50.
Muharrami, L. K., Munawaroh, F., & Ersam, T. (2017). Inventarisasi tumbuhan jamu dan
skrining fitokimia kabupaten sampang. Pena Sains, 4(2), 124–132.
Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan (P. P. Lestari (Ed.); 5th ed.).
Salemba Medika.
Otaviana, P. R., Kawiji, & Atmaka, W. (2011). Kajian kadar kurkuminoid, total fenol dan
19
Jurnal Farmasetis Volume 10 No 1, Mei 2021, Hal 15 - 20 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Rahmi, A., Roebiakto, E., & Lutpiatina, L. (2016). Potensi Ekstrak Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga L.) Menghambat Pertumbuhan Candida albicans. Medical
Laboratory Technology Journal, 2(2), 70. https://doi.org/10.31964/mltj.v2i2.94
Rao, N., & Kaladhar, D. (2014). Antioxidant and Antimicrobial Activities of Rhizome
Extracts of Kaempferia galanga. Kaladhar et Al. World Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, 3(September). www.wjpps.com
Rehman, R., Akram, M., Akhtar, N., Jabeen, Q., Saeed, T., Ali Shah, S. M., Ahmed, K.,
Shaheen, G., & Asif, H. M. (2011). Zingiber officinale roscoe (Pharmacological
activity). Journal of Medicinal Plant Research, 5(3), 344–348.
Ria, P., & Aminin, A. L. N. (2018). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Antioxidant from
Turmeric Fermentation Products ( Curcuma longa ) by Aspergillus Oryzae. Jurnal
Kimia Sains Dan Aplikasi, 21(1), 13–18.
Rosidi, A., Khomsan, A., Setiawan, B., & Briawan, D. (2004). Potensi temulawak (c. Potensi
Temulawak, 1995.
Sen, S., Chakraborty, R., Sridhar, C., Reddy, Y. S. R., & De, B. (2010). Free radicals,
antioxidants, diseases and phytomedicines: Current status and future prospect.
International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 3(1), 91–100.
Wandita, G. A., & Musrifoh, I. (2018). Review Artikel: Tanaman Suku Zingiberaceae Yang
Memiliki Aktivitas Sebagai Antioksidan. Farmaka, 16(2), 564–571.
Widyastuti, I., Luthfah, H. Z., Hartono, Y. I., Islamadina, R., Can, A. T., & Rohman, A.
(2020). Antioxidant Activity of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) and its
Classification with Chemometrics. Indonesian Journal of Chemometrics and
Pharmaceutical Analysis, 02(1), 29. https://doi.org/10.22146/ijcpa.507
Yusuf, A. A., Lawal, B., Abubakar, A. N., Berinyuy, E. B., Omonije, Y. O., Umar, S. I.,
Shebe, M. N., & Alhaji, Y. M. (2018). In-vitro antioxidants, antimicrobial and
toxicological evaluation of Nigerian Zingiber officinale. Clinical Phytoscience, 4(1), 2–
9. https://doi.org/10.1186/s40816-018-0070-2
20
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2022
e-ISSN 2549-8134; p-ISSN 2089-0834
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM
ABSTRAK
Kondisi pandemi Covid-19 menuntut setiap orang untuk mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi
untuk meningkatan imun agar tidak mudah terkena penyakit. Gracillaria dan Kelor merupakan
pangan fungsional yang dapat dikembangkan dan berpotensi sebagai sumber antioksidan. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penambahan daun kelor pada aktivitas antioksidan, total
fenolik dan hasil uji organoleptik pada pengembangan produk Gracilaria Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen, dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya pembuatan produk tepung
Gracilaria, dan kelor, formulasi dan pembuatan agar, serta analisis kandungan antioksidan, kandungan
total fenolik, dan uji organoleptik. Berdasarkan uji analisis kandungan gizi makro dan mikro tepung
Gracilaria didapakan hasil kandungan kadar air 15,54%, abu 3,78%, protein 7,32%, lemak 0,40% dan
karbohidrat 65,54% kandungan antioksidan 114,70µG/mL dan total fenolik 6,82MgGAE/g.
Sedangkan pada tepung daun kelor didapatkan hasil kadar air 8,87% abu 10,36%, protein 23.62%,
lemak 4,76% dan karbohidrat 44,76% kandungan antioksidan 29,91µG/mL dan total fenolik
32,25MgGAE/g. Berdasarkan hasil penentuan formulasi dan uji organoleptik didapatkan F2
menunjukan hasil terbaik dengan nilai penerimaan keseluruhan yaitu 3,45 kandungan antioksidan
146,33µG/mL dan total fenolik 7,28MgGAE/g ekstrak. Penambahan kelor pada pengembangan
produk Gracilaria sp. meningkatkan kandungan antioksidan, kandungan total fenolik dengan nilai p-
value 0,05.
ABSTRACT
The Covid-19 pandemic condition requires everyone to eat highly nutritious food to increase immunity
so they are not easily sick. Gracillaria and Moringa are functional food that can be developed and
have the potential as antioxidant sources. This study aimed to analyze the effect of the addition of
Moringa leaves on antioxidant activity, total phenolic and organoleptic test results on the Gracilaria
products‟ development. Antioxidants, total phenolic content, and organoleptic assays. Based on the
Gracilaria flour„s macro and micro nutritional analysis content, the results showed the water content
was 15,54%, 3,78% ash, 7,32% protein, 0,40% fat and 65,54% carbohydrates 114.70µG/mL
antioxidant content and total phenolic 6.82MgGAE/g. Meanwhile, in Moringa leaf flour, the results
obtained water content of 8,87%, 10,36% ash, 23.62% protein, 4,76% fat and 44.76% carbohydrates
29.91µG/mL antioxidant content and total phenolic 32.25MgGAE/g. Based on the determination of the
formulation‟s results and organoleptic test, it was found that F2 showed the best results with 3.45 an
overall acceptance value, antioxidant content 146.33µG/mL and total phenolic 7.28MgGAE/g extract.
1
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
The addition of Moringa in the Gracilaria sp‟s product development increased antioxidant content,
total phenolic content with p-value 0.05.
PENDAHULUAN
Perkembangan berbagai macam produk pangan semakin meningkat dikarenakan banyaknya
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Kondisi
pandemi Covid-19 menuntut setiap orang untuk mengonsumsi makanan yang beraneka ragam
dan bergizi tinggi guna menjaga kesehatan dan tidak mudah terkena penyakit. Bahan dasar
pembuatan makanan yang bernilai gizi tinggi tersebut dapat ditemukan di lingkungan sekitar.
Beberapa jenis bahan makanan tersebut yaitu rumput laut dan daun kelor.
Indonesia memiliki sumberdaya rumput laut yang cukup besar dan terdiri dari berbagai jenis
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Rumput laut memiliki senyawa bioaktif yang
tinggi, diantaranya senyawa yang bersifat sebagai antioksidan(Saxena et al., 2013).
Gracillaria sp. tergolong dalam rumput laut yang memiliki kandungan klorofil total dan
pigmen aksesoris yang lebih tinggi dibanding dengan rumput laut merah lainnya sehingga
berpotensi sebagai sumber antioksidan (Pumas et al., 2012). Tanaman kelor (Moringa
oleifera) adalah jenis tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia dan memiliki kandungan
gizi yang tinggi. Kelor mengandung senyawa antioksidan seperti senyawa fenolik seperti
asam fenolik, flavonoid, kuinon, kumarin, lignan, stilbenes, tanin, senyawa nitrogen seperti
alkaloid, amina, betalain, vitamin, terpenoid, karotenoid, dan beberapa metabolit endogen
lainnya (Toripah et al., 2014).
Penelitian dan pengembangan mengenai pangan fungsional telah banyak dilakukan dan
meningkat pada kondisi pandemi Covid-19. Salah satu pangan fungsional yang dapat
dikembangkan yaitu produk dari rumput laut Gracillaria sp dan daun kelor. Hal ini
dikarenakan kedua bahan makanan tersebut dapat diperoleh dengan mudah terutama di daerah
Lampung serta memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Saat ini belum ada penelitian
yang melakukan perpaduan antara kedua bahan ini dalam aspek aktivitas antioksidan dan total
fenolis serta gambaran hasil uji organoleptiknya. Oleh karena itu penelitian ini penting
dilakukan untuk merumuskan formula baru pangan fungsional tinggi antioksidan sebagai
salah satu alternatif makanan bergizi guna meningkatkan sistem imun tubuh. Tujuan khusus
penelitian ini adalah umtuk menganalisis pengaruh penambahan daun kelor pada aktivitas
antioksidan, total penolic dan hasil uji organoleptik pada pengembangan produk Gracilaria
sp.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dilakukan dengan beberapa tahapan
diantaranya pembuatan produk tepung daun kelor dan Gracilaria, formulasi dan pembuatan
agar, serta analisis kandungan antioksidan, kandungan total fenolik, dan uji organoleptik.
Perlakukan yang dilakukan yaitu 5 perlakuan yang terdiri dari yaitu F0 (Gracilaria ), F1
(Gracilaria +2,5 gram daun kelor), F2 (Gracilaria + 5 gram daun kelor), F3 (Gracilaria +7,5
gram daun kelor), F4 (Gracilaria +10 gram daun kelor). Agar yang dihasilkan dari formula
terbaik berdasarkan uji organoleptik diuji kandungan gizinya yang terdiri dari energi, protein,
lemak, antioksidan dan total fenolik. Pembuatan agar dilakukan di Laboratorium Gizi
Universitas Mitra Indonesia dan anaisis zat gizi di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung.
Uji hipotesis menggunakan uji Anova menggunakan program SPSS versi 20.00 for windows
dengan tingkat signifikansi yaitu p-value <0.05 maka didapatkan perbedaan bermakna.
2
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
HASIL
Analisis Kandungan Zat Gizi, Antioksidan, Total Fenolik Tepung Gracilaria sp. dan
Tepung Kelor
Analisis zat gizi tepung Gracilaria dan kelor dilakukan terhadap zat gizi makro, mikro,
antioksidan, total fenolik. Adapun hasil analisis zat gizi, antioksidan, total fenolik tepung
Gracilaria dan kelor yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.
Analisis Kandungan Zat Gizi Tepung Gracilaria sp. dan Tepung Kelor
Parameter Sampel
Tepung Kelor Tepung Gracilaria sp
Protein (%) 23,62 7,32
Lemak (%) 4,76 0,40
Karbohidrat (%) 44,76 65,57
Kadar Air (%) 8,87 15,54
Kadar Abu (%) 10,36 3,78
Antoksidan IC50 (µG/mL) 29,91 114,70
Total Fenolik (MgGAE/g ekstrak) 32,25 6,82
Tabel 1. didapakan hasil pada daun Gracilaria kandungan protein 7,32%, lemak 0,40%,
karohidrat 65,57%, kadar air 15,54%, Kadar abu 3,78%, Kandungan antioksidan sebesar
114,70 µG/mL dan total fenolik 6,82 MgGAE/g ekstrak.pada tepung daun kelor kandungan
protein 23,62%, lemak 4,76%, karohidrat 44,76%, kadar air 8,87%, Kadar abu 10,36%.
Kandungan antioksidan sebesar 29,91 µG/mL dan total fenolik 32,25 MgGAE/g ekstrak
Penentuan Formulasi Dan Uji Organoleptik Agar Tepung Gracilaria sp. dan Tepung
Daun Kelor
Pengembangan produk Gracilaria dilakukan dengan membuat 5 formulasi yang terdiri dari
F0 (Gracilaria ), F1 (Gracilaria +2,5 gram daun kelor), F2 (Gracilaria + 5 gram daun kelor),
F3 (Gracilaria +7,5 gram daun kelor), F4 (Gracilaria +10 gram daun kelor). Agar yang
dihasilkan diuji secara hedonik pada aspek warna, aroma, rasa, tekstur dan penerimaan
keseluruhan.
Tabel 2.
Hasil Uji Organoleptik Agar Tepung Gracilaria dan Tepung Daun Kelor
Parameter Perlakuan Penambahan Konsentrasi
Tepung Daun Kelor
F0 F1 F2 F3 F4
Warna 4,02 3,21 3,31 2,39 2,32
Aroma 3,80 3,32 3,43 2,72 2,52
Rasa 3,98 3,70 3,89 2,66 2,58
Tekstur 4,28 3,82 3,93 2,79 2,67
Penerimaan Keseluruhan 4,21 3,39 3,45 2,66 2,59
Tabel 2. menunjukan hasil uji organoleptik agar tepung Gracilaria dan tepung daun kelor. F0
merupakan formulasi kontrol tanpa penambahan daun kelor. F2 menunjukan hasil terbaik
dengan nilai penerimaan keseluruhan yaitu 3,45 dengan penambahan tepung daun kelor 5
gram.
3
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 3.
Analisis Kandungan Zat Gizi Agar
Parameter Sampel
Agar F0 Agar F2
Protein (%) 0,88 0,33
Lemak (%) 0,35 0,43
Karbohidrat (%) 12,93 13,98
Kadar Air (%) 84,89 84,52
Kadar Abu (%) 0,28 0,37
Serat Kasar (%) 0,65 0,34
Tabel 3 menunjukan hasil Analisis zat gizi agar dilakukan terhadap zat gizi makro dan mikro.
Berdasarkan Tabel 3. didapakan hasil kandungan protein menurun 0,55% lemak naik 0,08%
karohidrat naik 1,5% kadar air menurun 0,37% Kadar abu naik 0,09%.Terdapat perbedaaan
signifikan pada kandungan karbohidrat dengan nilai p-value 0,05.
Tabel 4.
Analisis Kandungan Antioksidan, Total Fenolik Agar
Sampel Parameter
Antoksidan IC50(µG/mL) Total Fenolik (MgGAE/g ekstrak)
Agar F0 207,39 6,56
Agar F2. 146,33 7,28
P-value < 0,05 < 0,05
Tabel 4 menunjukan hasil Analisis kandungan antioksidan dan total fenolik. Berdasarkan
Tabel 4. didapatkan hasil kandungan antioksidan IC50 pada F2 lebih kecil dibandingkan
dengan F0 dengan nilai sigifikan < 0,05 dan terdapat perbedaaan signifikan pada kandungan
total fenolik dengan nilai p-value < 0,05.
PEMBAHASAN
Indonesia memiliki sumberdaya rumput laut yang cukup besar dan terdiri dari berbagai jenis
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Gracillaria sp. merupakan rumput laut yang
memiliki kandungan klorofil total dan pigmen aksesoris yang lebih tinggi dibanding dengan
rumput laut merah lainnya sehingga berpotensi sebagai sumber antioksidan (Pumas et al.,
2012). Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah jenis tanaman yang mudah ditemukan di
Indonesia dan memiliki kandungan gizi yang tinggi dan mengandung senyawa antioksidan
seperti senyawa fenolik dan beberapa metabolit endogen lainnya (Toripah et al., 2014).
Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya pembuatan produk yang terdiri
dari pembuatan tepung daun kelor, pembuatan tepung Gracilaria, formulasi dan pembuatan
agar, serta analisis kandungan antioksidan, kandungan total fenolik, dan uji organoleptik.
Agar dibuat dalam 5 formula. F0 (Gracilaria), F1 (Gracilaria +2,5 gram daun kelor), F2
(Gracilaria + 5 gram daun kelor), F3 (Gracilaria +7,5 gram daun kelor), F4 (Gracilaria +10
gram daun kelor).
4
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Hasil analisis kandungan gizi makro dan mikro didapatkan pada sampel dalam bentuk tepung
dan keadaan kering. Dalam analisis kandungan gizi parameter yang dilihat adalah kadar air,
kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat. Kadar air maksimal dalam suatu sampel berdarkan
SNI tahun 2015 adalah 12% dari berat total yang dimiliki. Kadar air dalam sampel
menentukan daya simpan sampel tersebut, semakin rendah kadar air maka daya simpan
semakin tinggi. Kadar air yang tinggi memicu tumbuhnya mikroorganisme sehingga dapat
merusak sampel (Kiuomars Rohani & Ghadikolaei, 2012) . Pada sampel Gracilaria sp.
didapatkan kadar air 15,54% hal ini menunjukan kadar air yang relatif rendah, serupa dengan
hasil yang didapat pada sampel tepung daun kelor adalah 8,87%. Hasil ini serupa dengan
penelitian yang dilakukan (Purwaningsih & Deskawati, 2021) dengan judul Karakteristik
Dan Aktivitas Antioksidan Rumput Laut Gracilaria Sp. Asal Banten menghasilkan nilai
kadar air dibawah 20%.
Kadar abu adalah gabungan dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada sampel
tersebut. Hasil analisis dari kadar abu dapat digunakan untuk melihat total mineral dalam
suatu bahan pangan. Pada proses pembakaran, hahan-bahan organik yang ada dalam sampel
dalam akan terbakar dan sebaliknya komponen yang mengandung anorganik tidak terbakar,
maka hal ini disebut sebagai kadar abu. Kadar abu yang dihasilkan dari sampel Gracilaria
adalah 3,78%. Hasil kadar abu yang didapat pada sampel tepung daun kelor adalah 10,36%
Kadar abu yang tinggi dalam suatu bahan pangan menandakan bahwa mineral yang
mengendap dalam suatu bahan tersebut (Sulfiani et al., 2018).
Proses metabolisme didalam tubuh, protein memiliki peranan penting diantaranya adalah
dalam perbaikan kerusakan sel atau pembentukan sel-sel baru. Pada penelitian ini didapatkan
kadar protein sebesar 7,32% hal ini sejalan dengan penetian yang telah dilakukan oleh
(Purwaningsih & Deskawati, 2021) Sedangkan pada daun kelor, mengandung protein yang
lebih tinggi yaitu 23,63 %. Pada umunya, kadar lemak pada semua jenis rumput laut
tergolong rendah yaitu sekitar 0,9–40 % (Khairy & El-Shafay, 2013). Dengan demikian,
kadar lemak pada Gracilaria dalam penelitian masih dalam kisaran kadar lemak rumput laut
pada umumnya yaitu dengan nilai 0,40%. Sedangkan pada tepung daun kelor mengandung
lemak sebesar 4,76%. Karbohidrat memiliki peranan sangat penting karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Sumber karbohidrat didapatkan dari tumbuh-
tumbuhan. Hasil analisis kandungan karbohidrat yang didapat pada tepung Gracilaria adalah
65,57% dan pada tepung daun kelor 44,76%. Pada umumnya, kandungan karbohidrat itu
berkisar antara 60-70% dari total konsumsi energi (Osman et al., 2012). Peran lain dari
karbohidrat adalah menentukan karakteristik dari bahan makanan contohnya rasa, warna,
tekstur dan lain-lain.
Penentuan formulasi terbaik pada tabel 2 ini didasarkan pada penentuan panelis terhadap
keseluruhan sensori produk seperti warna, aroma, rasa, tekstur dan penerimaan keseluruhan.
Hasil rekapitulasi data pengujian sensori tersaji pada Tabel 2. Nilai penerimaan keseluruhan
tertinggi dihasilkan oleh F2 Gracilaria + 5 gram tepung kelor dengan nilai 3,45. Berdasarkan
hasil uji organoletik semakin tinggi penambahan daun kelor mempengaruhi nilai penerimaan
keseluruhan dikarenakan. Penambahan daun kelor mengakibatkan meningkatnya bau dan rasa
pahit pada agar. Bau langu pada daun kelor dikarenakan terdapat enzim lipoksidase yang
merupakan kelompok heksal 7 dan heksanol yang menyebabkan bau langu khas (Ismawati,
2016). Semakin banyak penambahan tepung daun kelor pada agar maka rasa pahitnya
meningkat. Hal ini disebabkan oleh tanin yang ada pada daun kelor (Ismawati, 2016).
5
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Formulasi dengan nilai terbaik selanjutnya dilakukan analisis zat gizi agar dilakukan terhadap
zat gizi makro dan mikro. Berdasarkan Tabel 3. didapakan hasil kandungan protein 0,33%
lemak 0,43%, karohidrat 13,98%, kadar air 84,52%, Kadar abu 0,37%, Terdapat perbedaaan
signifikan pada kadnungan karbohidrat setelah penambahan tepung daun kelor dengan nilai p-
value < 0,05.
Hasil uji kandungan antioksidan menunjukan bahwa penambahan tepung daun kelor pada
produk Gracilaria menghasilkan nilai IC50 146,33 µG/mL. Menurut Blois (2005) suatu
senyawa dikategorikan sebagai antioksidan yang sangat kuat jika nilai IC50 < 50 µG/mL, kuat
jika nilai IC50 bernilai 50-100 µG/mL, sedang jika nilai IC50 bernilai 100-150 µG/mL, dan
lemah jika nilai IC50 bernilai 151-200 µG/mL. Nilai IC50 menyatakan konsentrasi senyawa
antioksidan dalam sampel yang memberikan inhibisi sebesar 50% yang artinya pada
konsentrasi tersebut antioksidan dapat menghambat radikal bebas sebesar 50%. Nilai IC 50
berbanding terbalik dengan kapasitas antioksidan, dimana semakin kecil nilai IC50 maka
semakin tinggi kapasitas antioksidan sampel tersebut (Susanto, 2019). Penambahan daun
kelor pada produk olahan Gracilaria menghasilkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p-
value 0,05.
Gracilaria sebagai sumber serat pangan,rumput laut mengandung senyawa bioaktif yang
bermanfaat sebagai sumber antioksidan terutama untuk golongan senyawa fenolik, flavonoid
dan alkaloid(Nawaly et al., 2008). Hasil analisis kandungan total fenol pada sampel kontrol
(F0) didapatkan hasil 6,56MgGAE/g hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh (Julyasih et al., 2015), Rumput laut Gracilaria sp. memiliki kandungan senyawa fenol
sebesar 0,89%; karotenoid sebesar 1.776,63 μg/100 g sampel dan aktivitas antioksidan atau
kemampuan menangkap radikal bebas sebesar 9,67%. Uji kandungan total fenolik pada F2
menunjukan bahwa penambahan tepung daun kelor pada produk Gracilaria efektif dalam
menaikan total fenol menjadi 7,28MgGAE/g.
Tanaman kelor banyak terkandung berbagai molekul yang berfungsi sebagai penghambat
radikal bebas, diantaranya adalah asam fenolik, flavonoid, kuinon, kumarin, lignan, stilbenes,
tannin yan termasuk senyawa fenolik, alkaloid, amina, betalain yang merupakan senyawa
nitrogen, vitamin, terpenoid termasuk karotenoid, dan beberapa metabolit endogen lainnya
yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Pada industri makanna, antioksidan berperan
dalam menurunkan kerusakan makanan yang mengandung lipida, fungsi lainya antioksidan
juga dapat dimanfaatkan sebagai penangkal bebas sekaligus pelindung kulit karena
antioksidan diketahu dapat membatasi dan memperbaiki kerusakan sel kulit yang terjadi
sebagai akibat dari paparan sinar ultraviolet, dan faktor-faktor eksternal lain yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada kulit, misalnya nikotin dan alkohol. Antioksidan diketahui
memiliki kemampuannya dalam merangsang produksi kolagen yang merupakan bagian
penting dari struktur dan proses peremajaan kulit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu, et al. (2019) Gracilaria sp. berpotensi sebagai antioksidan, hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Ita Widowati et al., 2014) dan (Cyril, 2017). Selain
mengandung antioksidan Gracilaria diketahui menghasilkan metabolit sekunder lainya
seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid serta senyawa bioaktif lainnya yang dapat dimanfaatkan.
Alkaloid, flavonoid, dan terpenoid merupakan senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai
antijamur dan antioksidan (Saxena et al., 2013). Gracilaria berpotensi untuk dijadikan pangan
fungsional tinggi antioksidan untuk membantu menjaga kesehatan tubuh.
6
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan penentuan formulasi dan
uji organoleptik didapatkan F2 (Gracilaria + 5 gram daun kelor) menunjukan hasil terbaik
dengan nilai penerimaan keseluruhan yaitu 3,45 dengan kandungan antioksidan 146,33µG/mL
dan total fenolik 7,28MgGAE/g ekstrak. Penambahan tepung daun kelor pada pengembangan
produk Gracilaria meningkatkan kandungan antioksidan, kandungan total fenolik dengan
nilai p-value < 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Cyril. (2017). In Vitro Bioactivity and Phytochemical Analysis of Two Marine Macro-algae.
J.Coast.Life Med, 5(10), 427–432.
Ismawati, R. (2016). Studi Tentang Tingkat Kesukaan Responden Terhadap
Penganekaragaman Lauk Pauk Dari Daun Kelor ( Moringa oleivera ). 5(1), 17–22.
Ita Widowati, Lubac, D., Puspita, M., & Bourgougnon, N. (2014). Antibacterial And
Antioxidant Properties Of The Red Alga Gracilaria Verrucosa From The North Coast
Of Java, Semarang, Indonesia. International Journal of Latest Research in Science and
Technology, 3(3), 179–185.
Julyasih, K. S. M., Wirawan, I. G. ., Harijani, W. S., & Widajati, W. (2015). Aktivitas
antioksidan beberapa jenis rumput laut (seaweeds) komersial di Bali. Seminar Nasional
“Akselerasi Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam Mendukung Revitalisasi
Pertanian,” 1–10.
Khairy, H. M., & El-Shafay, S. M. (2013). Seasonal variations in the biochemical
composition of some common seaweed species from the coast of Abu Qir Bay,
Alexandria, Egypt. Oceanologia, 55(2), 435–452. https://doi.org/10.5697/oc.55-2.435
Kiuomars Rohani, & Ghadikolaei. (2012). Evaluation of the proximate, fatty acid and mineral
composition of representative green, brown and red seaweeds from the Persian Gulf of
Iran as potential food and feed resources. Journal of Food Science and Technology,
49(6), 774–780.
Nawaly, H., Susanto, A. ., & Uktolseja, J. (2008). Senyawa Bioaktif Dari Rumput Laut
Sebagai Antioksidan. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS Ke 10, 1–8.
Osman, H. M., Shayoub, M. E., Babiker, E. M., Osman, B., & Elhassan, A. M. (2012). Effect
of Ethanolic Leaf Extract of Moringa oleifera on Aluminum-induced Anemia in White
Albino Rats. Blood, 5(4), 255–260.
Pumas, C., Peerapornpisal, Y., Vacharapiyasophon, P., Leelapornpisid, P., Boonchum, W.,
Ishii, M., & Khanongnuch, C. (2012). Purification and characterization of a
thermostable phycoerythrin from hot spring cyanobacterium leptolyngbya sp. KC45.
International Journal of Agriculture and Biology, 14(1), 121–125.
Purwaningsih, S., & Deskawati, E. (2021). Karakteristik dan Aktivitas Antioksidan Rumput
Laut Gracilaria sp. Asal Banten. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 23(3),
503–512. https://doi.org/10.17844/jphpi.v23i3.32808
Saxena, M., Saxena, J., Nema, R., Singh, D., & Gupta, A. (2013). Phytochemistry of
Medicinal Plants. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(2278–4136).
7
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 12 No 1, Januari 2022 , Hal 1 - 8
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Sulfiani, S., Sukainah, A., & Mustarin, A. (2018). Pengaruh Lama Dan Suhu Pengasapan
Dengan Menggunakan Metode Pengasapan Panas Terhadap Mutu Ikan Lele Asap.
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3, 93. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i0.5468
Toripah, S. S., Abidjulu, J., & Wehantouw, F. (2014). Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan
Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam). Jurnal Ilmiah Farmasi, 3,
37–45.