490 1289 1 PB
490 1289 1 PB
ABSTRAK
Kawasan Sarbagita ialah salah satu kawasan yang terdapat di Provinsi Bali. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagian kecamatan di
Kawasan Sarbagita ditetapkan sebagai perkotaan metropolitan dan kawasan strategis nasional dengan
kepentingan ekonomi. Sebagai kawasan perkotaan metropolitan dan kawasan strategis nasional,
Kawasan Sarbagita memiliki perkembangan pesat yang ditandai dengan perubahan guna lahan.
Perubahan penggunaan lahan merupakan salah satu indikasi adanya transformasi wilayah yang semula
memiliki sifat kedesaan menjadi kekotaan. Sedangkan untuk membentuk konsep wilayah yang
berkelanjutan diperlukan kawasan dengan fungsi desa dan kota. Dengan demikian, adapun tujuan
penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi pola perubahan penggunaan lahan pada setiap Kecamatan
di Kawasan Sarbagita. Teknik analisis yang digunakan pada analisis ini ialah analisis overlay dengan
bantuan aplikasi GIS. Adapun hasil penelitian ini ialah perubahan penggunaan lahan yang terjadi tahun
2010-2020 yaitu penurunan besaran luasan tegalan/lahan kering sebesar 8% dari tahun dan
sawah/lahan basah seluas 9%. Sebaliknya peningkatan luasan terjadi pada penggunaan lahan
permukiman sebesar 17% dan perdagangan dan jasa sebesar 74%. Perubahan penggunaan lahan di
Kawasan Sarbagita tidak terlepas dari adanya faktor peningkatan jumlah penduduk, kebijakan terkait,
dan lain-lain.
ABSTRACT
The Sarbagita area is one of the areas in the Province of Bali. Based on Government Regulation no. 26
of 2008 concerning the National Spatial Plan, some sub-districts in the Sarbagita area are designated
as metropolitan cities and national strategic areas with economic interests. As a metropolitan urban
area and a national strategic area, the Sarbagita area has experienced rapid development marked by
changes in land use. Changes in land use are an indication of the transformation of an area that
originally had a rural character into an urban one. Meanwhile, to form the concept of a sustainable
area, an area with village and city functions is needed. Thus, the purpose of this study is to identify
patterns of land use change in each sub-district in the Sarbagita area. The analysis technique used in
this analysis is overlay analysis with the help of GIS applications. The results of this study are changes
in land use that occurred in 2010-2020, namely a decrease in the area of moor/dry land by 8% from
year and paddy fields/wetlands by 9%. On the contrary, the increase in area occurred in residential land
use by 17% and trade and services by 74%. Changes in land use in the Sarbagita Area are inseparable
from the factors of increasing population, related policies, and others.
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 243
POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) SARBAGITA
Perkembangan sektor pariwisata serta Balya (2021), informasi terkait penggunaan lahan
perdagangan dan jasa di Kawasan Sarbagita dapat ialah aspek utama dalam perencanaan suatu
dilihat dari adanya peningkatan jumlah fasilitas wilayah dan menurut Hidayah (2018) juga
perdagangan dan jasa. Pada tahun 2020 jumlah menjelaskan bahwa informasi penggunaan lahan
fasilitas perdagangan dan jasa di Kawasan sangat penting dalam perencanaan dikarenakan
Sarbagita ialah 6.246 unit, dimana jumlah fasilitas perencanaan kota erat kaitannya dengan
perdagangan jasa ini mengalami peningkatan perencanaan penggunaan lahan. Pada saat ini
jumlah sebesar 3.973 unit jika dibandingkan penerapan sistem informasi geografis sudah
dengan tahun 2010 (BPS diolah, 2022). berkembang pesat. Sistem informasi geografis
Perkembangan pariwisata tidak terlepas adalah sistem informasi pemetaan berbasis
dari penggunaan lahan, dimana lahan dibutuhkan komputer yang digunakan untuk memasukan,
dalam pengembangan pariwisata terkait menyimpan, menganalisis, mengolah, dan
pembangunan sarana dan prasarana pendukung menampilkan data geospasial. Identifikasi dan
pariwisata (Sutantri & Wijaya, 2021). Selain perubahan penggunan lahan dapat diidentifikasi
dibutuhkan dalam pengembangan pariwisata, dengan membandingkan luasan lahan terbangun
penggunaan lahan juga dibutuhkan dalam dalam periode tertentu dengan media SIG.
kehidupan sehari-hari. Menurut Jamulya dan Berdasarkan pertimbangan diatas, maka
Sunarto dalam Alwan (2020) penggunaan lahan diperlukan penelitian mengenai perubahan
ialah setiap bentuk intervensi manusia terhadap penggunaan lahan pada setiap di Kawasan
lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup Sarbagita dengan memanfaatkan SIG.
dari aspek material maupun spiritual. Seiring
berjalannya waktu, jumlah penduduk dari tahun METODE PENELITIAN
ke tahun akan terus mengalami peningkatan Penelitian mengenai perubahan
jumlah yang cukup pesat, dimana kondisi penggunaan lahan di Kawasan Sarbagita
tersebut bersamaan dengan kebutuhan akan termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan
lahan yang meningkat pula. Sedangkan pendekatan keruangan (spatial approach). Secara
ketersedian lahan pada suatu kawasan lebih lanjut, penelitian ini menggunakan software
cenderung terbatas dan luasan lahan yang tetap. GIS dengan analisis overlay perubahan
Berdasarkan hasil penelitian yang penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan
dilakukan oleh Windhu (2019) di Kecamatan Kuta di Kawasan Sarbagita akan ditinjau berdasarkan 2
Utara yang merupakan salah satu kawasan dimensi waktu yaitu tahun 2010 dan 2020. Tahun
perkotaan metropolitan di Kawasan Sarbagita, 2010 sebagai rujukan awal digunakan untuk
diketahui bahwa terjadi setelah penetapan melihat perkembangan Kawasan Sarbagita
Kecamatan Kuta Utara sebagai kawasan karena pada tahun 2008 Kawasan Sarbagita
perkotaan Sarbagita perubahan penggunaan secara resmi ditetapkan sebagai kawasan
lahan lebih tinggi dibandingkan sebelum metropolitan dan kawasan strategis nasional
penetapan sebagai kawasan perkotaan Sarbagita. dengan kepentingan ekonomi yang kemudian
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang diatur lebih lanjut pada tahun 2011 melalui
dilakukan oleh Sutantri (2021) di Kecamatan Peraturan Presiden No. 45 tahun 2011 tentang
Ubud, diketahui bahwa perkembangan RTRW Kawasan Perkotaan Sarbagita. Sedangkan
pariwisata meliputi sarana dan prasarana tahun 2020 digunakan sebagai tahun terakhir
mempengaruhi perubahan luas penggunaan untuk melihat perubahan penggunaan lahan di
lahan. kawasan Sarbagita.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Identifikasi penggunaan lahan dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk serta perubahan penggunaan lahan di Kawasan
perkembangan perekonomian dan pariwisata Sarbagita akan dilakukan dengan melakukan
yang semakin maju telah menyebabkan analisis overlay. Citra satelit yang diperoleh
terjadinya alih fungsi lahan. Sedangkan menurut melalui Google earth digunakan sebagai data
Septiono dalam Cahyono (2021) perubahan primer untuk identifikasi dan menganalisis
penggunaan lahan yang tidak terkendali dapat perubahan penggunaan lahan. Penggunaan citra
memberikan dampak pada aspek lingkungan satelit dalam identifikasi penggunaan lahan
seperti perubahan iklim dan bencana alam. memiliki akurasi yang cukup tinggi,
Dengan demikian, informasi terkait penggunaan ketersediannya mudah didapat dan sangat
lahan sangat penting untuk diketahui. Menurut
244 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Made Savitri Cantika Kumara, Wawargita Permata Wijayanti, Gunawan Prayitno
membantu. Adapun alur analisis overlay yang strategis nasional dengan kepentingan ekonomi,
dilakukan pada penelitian ini ialah sebagai dimana wilayah tersebut terletak di Provinsi Bali
berikut: dan mencakup 4 kota/kabupaten meliputi Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten
Citra satelit
Peta Rupa Bumi
Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Pada
tahun 2010 dan
(RBI) penelitian ini, ruang lingkup wilayah mencakup
2020
Koreksi seluruh kecamatan di Kawasan Sarbagita yang
Geometris
Georefrensing berjumlah 27 kecamatan. Adapun gambar ruang
lingkup wilayah penelitian dapat dilihat pada
(Gambar 2). Pada (Gambar 2), ruang lingkup
wilayah penelitian ditunjukkan pada warna coklat
Citra terkoreksi tua dan coklat muda. Coklat tua menunjukkan
wilayah penelitian yang memiliki fungsi sebagai
kawasan perkotaan metropolitan, sedangkan
coklat muda menunjukkan wilayah penelitian
Citra tahun 2010 Citra tahun 2020
yang memiliki fungsi sebagai kawasan non-
metropolitan. Ditinjau berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 51 tahun 2014 tentang RTRW
Digitasi vektor Digitasi vektor Kawasan perkotaan Sarbagita, Peraturan Daerah
tahun 2010 tahun 2020 Nomor 3 tahun 2020 tentang RTRW Provinsi Bali,
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 8 tahun
2021 tentang RTRW Kota Denpasar, Peraturan
Klasifikasi vektor Klasifikasi vektor Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 tahun 2013
tahun 2010 tahun 2020 tentang RTRW Kabupaten Badung, Peraturan
Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Gianyar dan Peraturan
Survey
Lapangan
Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 11 tahun
2012 tentang RTRW Kabupaten Tabanan,
kawasan yang fungsi perkotaan metropolitan
memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan dan
Peta Penggunaan Lahan Peta Penggunaan Lahan
Kawasan Sarbagita tahun 2010 Kawasan Sarbagita tahun 2020 jasa skala kota/provinsi, pusat pemerintahan
skala kota/provinsi, pusat permukiman, pusat
Pendidikan skala kota/provinsi. Sedangkan
Intepretasi Intepretasi kawasan non metropolitan berfungsi sebagai
penggunaan lahan Overlay penggunaan lahan
tahun 2010
pusat pertanian dan pusat permukiman.
tahun 2020
Intepretasi perubahan
penggunaan lahan tahun 2010-
2020
Gambar 1. Alur analisis overlay
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 245
POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) SARBAGITA
B. Penggunaan lahan tahun 2010 interpretasi citra tahun 2010 dapat ditinjau pada
(Gambar 3). Ditinjau pada (Gambar 1)
Penggunaan lahan tahun 2010 diperoleh
penggunaan lahan tidak terbangun dominan di
dari hasil digitasi dan interpretasi citra satelit
Kawasan Sarbagita ialah tegalan/lahan kering
tahun 2010. Hasil interpretasi citra satelit
sedangkan penggunaan lahan terbangun
tersebut diklasifikan menjadi lima jenis
dominan di Kawasan Sarbagita ialah
penggunaan lahan yaitu badan air, perdagangan
permukiman. Adapun geometri luasan lahan
dan jasa, permukiman, RTH, sawah/lahan basah,
pada setiap klasifikasi penggunaan lahan dapat
dan tegalan/lahan kering. Hasil digitasi dan
dilihat pada (Tabel 1), sebagai berikut:
246 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023
Made Savitri Cantika Kumara, Wawargita Permata Wijayanti, Gunawan Prayitno
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 247
POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) SARBAGITA
7.000 6.246
6.000
5.000
4.000
3.000 2.273
2.000
Gambar 7. Jumlah Penduduk Setiap Kecamatan
1.000
di Kawasan Sarbagita Tahun 2010-2020
0
2010 2020
KESIMPULAN
Hasil interpretasi citra satelit tahun 2010
menunjukkan bahwa penggunaan lahan di
Kawasan Sarbagita didominasi oleh tegalan/lahan
kering seluas 61.506,78 ha dan sawah/lahan
basah seluas 54.658,35 ha. Selanjutnya pada
tahun 2020 penggunaan lahan masih didominasi
oleh penggunaan lahan tegalan/lahan kering
Gambar 8. Kepadatan Penduduk di Kawasan seluas 56.405,62 ha dan sawah/lahan basah
Sarbagita Tahun 2020 seluas 50.007,36 ha. Perubahan penggunaan
Selain itu, perubahan penggunaan lahan di lahan yang terjadi pada tahun 2010-2020 yaitu
Kawasan Sarbagita juga disebabkan oleh penurunan besaran luasan tegalan/lahan kering
perkembangan sektor ekonomi. Hal tersebut sebesar 8% dari tahun dan sawah/lahan basah
dikarenakan kawasan Sarbagita ditetapkan seluas 9%. Sebaliknya peningkatan luasan terjadi
sebagai kawasan strategis nasional dengan pada penggunaan lahan permukiman sebesar
kepentingan ekonomi. Menurut BPS (2023) 17% dan perdagangan dan jasa sebesar 74%.
sektor dominan di Kawasan Sarbagita ialah sektor Perubahan penggunaan lahan di Kawasan
tersier. Hal tersebut dikarenakan Kawasan Sarbagita tidak terlepas dari adanya faktor
Sarbagita yang merupakan bagian dari Provinsi peningkatan jumlah penduduk, kebijakan terkait,
Bali erat kaitannya dengan sektor pariwisata. dan lain-lain. Diketahui bahwa di Kawasan
Ditinjau berdasarkan ketersediaan fasilitas Sarbagita terjadi peningkatan jumlah penduduk
perdagangan dan jasa meliputi pasar, mall, hotel, tahun 2010-2020 sebesar 8%. Selain itu, Kawasan
villa dan lain-lain, Jumlah ketersediaan fasilitas Sarbagita juga ditetapkan sebagai kawasan
perdagangan dan jasa di Kawasan Sarbagita strategis nasional dengan kepentingan ekonomi
mengalami peningkatan tahun 2020-2010. dengan kegiatan utama yaitu kegiatan pariwisata.
Peningkatan jumlah fasilitas perdagangan dan Dengan adanya kebijakan tersebut secara
jasa di Kawasan Sarbagita dapat ditinjau pada bersamaan dapat memicu peningkatan fasilitas
(Gambar 8), dimana jumlah fasilitas perdagangan perdagangan dan jasa, dimana tahun 2010-2020
dan jasa tahun 2020 di Kawasan Sarbagita terjadi peningkatan jumlah fasilitas perdagangan
mengalami peningkatan sebesar 175% dari tahun dan jasa sebesar 175%. Dengan adanya alih fungsi
2010. Peningkatan jumlah fasilitas perdagangan lahan di KSN Sarbagita dapat memicu
dan jasa di Kawasan Sarbagita tidak terlepas dari perkembangan karakteristik perkotaan di
kegiatan pariwisata yang membutuhkan lahan. kawasan-kawasan perkotaan ataupun non-
Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian yang perkotaan, sehingga diperlukan perumusan
dilakukan oleh Sutantri (2021) bahwa kebijakan untuk mempertimbangkan masa depan
perkembangan pariwisata meliputi sarana dan perkotaan dan masa depan perdesaan.
Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 249
POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) SARBAGITA
250 Planning for Urban Region and Environment Volume 12, Nomor 1, Januari 2023