Anda di halaman 1dari 56

KELAYAKAN PEMEKARAN DAERAH

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
PENDAHULUAN
❖ LATAR BELAKANG
▪ Pembentukan Daerah Baru (Pemekaran) pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan pendapatan masyarakat
▪ Proses pembentukan Daerah Baru (Pemekaran) didasari pada 3 (tiga)
persyaratan, yakni administratif, teknis, dan fisik kewilayahan
▪ Dalam pembentukan Daerah Baru (Pemekaran) yang dibentuk maupun
daerah induknya harus mampu menyelenggarakan otonomi daerah,
sehingga tujuan pembentukan daerah dapat terwujud. Dengan demikian
usulan pembentukan perlu dilengkapi dengan kajian daerah.

2
PENDAHULUAN
❖ MAKSUD & TUJUAN
▪ Maksud dari kegiatan ini adalah pelaksanaan kajian wilayah terkait
persyaratan fisik kewilayahan dalam rangka pembentukan atau
pemekaran daerah di wilayah Kabupaten Lombok Timur,
khususnya pada Kabupaten Baru Lombok Selatan.
▪ Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan Kajian Pemekaran
Kabupten Lombok Timur adalah memperoleh data yang valid,
obyektif dan akuntable serta sumber ilmiah lain agar tercapai
peningkatan kualitas pendekatan pelayanan publik dan kualitas
pelaksanaan fungsi pemerintahan secara efektif dan efisien.

3
PENDAHULUAN
❖ TUJUAN KHUSUS
1. Tercapainya penjajagan dan pengkajian terkait persyaratan fisik
kewilayahan yang meliputi cakupan wilayah, lokasi calon ibukota,
sarana, dan prasarana pemerintahan serta faktor lain yang
memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah di Kabupaten Baru
Lombok Selatan.
2. Tercapainya kualitas pelayanan dan pendekatan pelayanan publik
terhadap masyarakat, kualitas fungsi pemerintahan berbasiskan
kinerja dan keseimbangan lingkungan serta peningkatan kualitas
pembangunan berbasiskan pemberdayaan masyarakat lokal.
3. Tercapai upaya pengawasan dan upaya sosialisasi pembentukan
Kabupaten Baru Lombok Selatan.
4
PENDAHULUAN
❖ SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan pengkajian pembentukan atau pemekaran
di Kabupaten Baru Lombok Selatan adalah:
1. Masyarakat di Kabupaten Baru Lombok Selatan mulai
dari Kecamatan Keruak, Jerowaru, Sakra, Sakra Barat,
Sakra Timur, Terara, Montong Gading, sampai dengan
Kecamatan Sikur;
2. Masyarakat yang berkompetan dan berminat dalam
good governance dan clean governent di Kabupaten
Baru Lombok Selatan .
5
EVALUASI KELAYAKAN
❖ LINGKUP MATERI KAJIAN
Lingkup materi yang akan dikaji dalam kegiatan ini, meliputi berbagai aspek
atau kriteria yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2007 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran,
Penghapusan dan Penggabungan Daerah :
1. Kemampuan Ekonomi Daerah,
2. Potensi Ekonomi Daerah,
3. Kondisi Sosial budaya,
4. Kondisi Sosial Politik,
5. Jumlah dan Distribusi Penduduk,
6. Luas Wilayah.

6
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007
No Faktor & Indokator Bobot
1 Kependudukan 20
1. Jumlah Penduduk 15
2. Kepadatan Penduduk 5
2 Kemampuan Ekonomi 15
1. PDRB Per Kapita 5
2. Pertumbuhan Ekonomi 5
3. Kontribusi PDRB Non Migas 5
3 Potensi Daerah 15
1. Rasio Bank & Lembaga Keuangan Non Bank per 2
10.000 penduduk
2. Rasio Kel. Pertokoan per 10.000
7
penduduk 1
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007

No Faktor & Indokator Bobot


3. Rasio Pasar per 10.000 penduduk 1
4. Rasio Sekolah SD per penduduk Usia SD 1
5. Rasio Sekolah SLTP per penduduk Usia SLTP 1
6. Rasio Sekolah SLTA/SMK per pend. Usia SLTA 1
7. Rasio Fas. Kesehatan per 10.000 penduduk 1
8. Rasio Tenaga Medis per 10.000 penduduk 1
9. Persentase Rumah Tangga Yg. Memiliki 1
Kendaraan Motor
10. Persentase Pelanggan Listrik thd. Jumlah 1
Rumah Tangga
8
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007

No Faktor & Indokator Bobot


11. Rasio Panjang Jalan Thd. Jumlah Kendaraan 1
Bermotor
12. Persentase Pekerja yg min. SLTA Thd. Pend. Usia 1
18 Thn keatas
13. Persentase Pekerja yg min. S-1 Thd. Pend. Usia 1
25 Thn keatas
14. Rasio Pegawai Negeri Sipil Thd. Penduduk 1
4 Kemampuan Keuangan 15
1. Jumlah Penerimaan Daerah Sendiri 5
2. Rasio PDS Thd. Jumlah Penduduk 5

9
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007
No Faktor & Indokator Bobot
3. Rasio PDS Thd. PDRB 5
5 Sosial Budaya 5
1. Rasio Sarana Peribadatan per 10.000 penduduk 2
2. Rasio Fasilitas Lapangan Olahraga Per 10.000 2
Penduduk
3. Jumlah Balai Pertemuan 1
6 Sosial Politik 5
1. Rasio Pend. yg ikut Pemilu thd. penduduk yg 3
mempunyai hak pilih
2. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan 2

10
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007
No Faktor & Indokator Bobot
7 Luas Daerah 5
1. Luas Wilayah Keseluruhan 2
2. Luas Wilayah Efektif yang dapat dimanfaatkan 3
8 Pertahanan 5
1. Rasio Jumlah Aparat Pertahanan terhadap Luas 3
Wilayah
2. Karakteristik Wilayah dilihat dari Pertahanan 2 5
9 Keamanan 5
1. Rasio Jumlah Aparat Pertahanan terhadap 5
Penduduk

11
KRITERIA PP. NO. 78 TAHUN 2007
No Faktor & Indokator Bobot
10 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat 5
1. Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) 5
11 Rentang Kendali 5
1. Rata-rata Jarak Kecamatan ke Pusat 2
Pemerintahan
2. Rata-rata Waktu Perjalanan Kecamatan ke Pusat 3
Pemerintahan
JUMLAH 100
Sumber : PP. No. 78 Tahun 2007

12
HASIL REKAPITULASI
KELAYAKAN PEMEKARAN
KABUPATEN BARU
LOMBOK TIMUR SELATAN

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 13
WILAYAH
ADMINISTRASI
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR

14
NO KECAMATAN
1 KERUAK
2 JEROWARU
3 SAKRA
4 SAKRA BARAT

KABUPATEN LOMBOK TIMUR


5 SAKRA TIMUR
6 TERARA
7 MONTONG GADING
8 SIKUR
9 MASBAGIK
10 PRINGGASELA
11 SUKAMULIA
12 SURALAGA
13 SELONG
14 LABUHAN HAJI
15 PRINGGABAYA
16 SUELA
17 AIKMEL
18 WANASABA
19 SEMBALUN
15 20 SAMBELIA
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Peta Penggunaan
Lahan 2008

16
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Peta Jaringan Jalan
2008

17
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Baru
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
1 Kependudukan 1. Jumlah Penduduk 15 5 75
2. Kepadatan Penduduk 5 5 25
20 100
2 Kemampuan 3. PDRB Non Migas Perkapita 5 2 10
Ekonomi
4. Pertumbuhan Ekonomi 5 5 25
5. Kontribusi PDRB Non Migas 5 3 15
15 50
3 Potensi Daerah 6. Rasio Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank per 2 3 6
10.000 Penduduk
7. Rasio Kelompok Pertokoan per 10.000 Penduduk 1 5 5
8. Rasio Pasar per 10.000 Penduduk 1 2 2
9. Rasio Sekolah SD per Penduduk Usia SD 1 5 5
10.Rasio Sekolah SLTP per Penduduk Usia SLTP 1 4 4
11. Rasio Sekolah SLTA per Penduduk Usia SLTA 1 2 2
12. Rasio Fasilitas Kesehatan per 10.000 Penduduk 1 5 5
13. Rasio tenaga medis per 10.000 penduduk. 1 4 4
18
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Baru
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
14. Persentase Rumah Tangga yang mempunyai 1 4 4
Kendaraan Bermotor
15. Persentase Pelanggan Listrik Terhadap Jumlah 1 2 2
Rumah Tangga
16. Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah 1 3 3
Kendaraan Bermotor
17. Persentase Pekerja yang Berpendidikan Minimal 1 3 3
SLTA terhadap Penduduk usia 18 tahun ke atas
18. Persentase Pekerja yang Berpendidikan Minimal 1 3 3
S-1 terhadap Penduduk usia 25 tahun ke atas
19. Rasio Pegawai Negeri Sipil Terhadap Penduduk 1 5 5
15 53
4 Kemampuan 20. Jumlah PDS 5 5 25
Keuangan
21. Rasio PDS Terhadap Jumlah Penduduk 5 5 25
22. Rasio PDS Terhadap PDRB Non Migas 5 5 25
15 75
19
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Baru
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
5 Sosial Budaya 23. Rasio Sarana Peribadatan per 10.000 Penduduk 2 5 10
24. Rasio Fasilitas Lapangan Olahraga per 10.000 2 4 8
Penduduk
25. Jumlah Balai Pertemuan 1 2 2
5 20
6 Sosial Politik 26. Rasio Penduduk yang Ikut Pemilu Legislatif dan 3 5 15
Penduduk yang Mempunyai Hak Pilih
27. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan. 2 5 10
5 25
7 Luas Daerah 28. Luas Wilayah Keseluruhan 2 1 2
29. Luas Wilayah Efektif yang Dapat Dimanfaatkan 3 1 3
5 5
8 Pertahanan 30. Rasio Jumlah Personil Aparat Pertahanan 3 5 15
Terhadap Luas Wilayah
31. Karakteristik Wilayah, Dilihat Dari Sudut Pandang 2 2 4
Pertahanan
5 19
20
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Baru
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
9 Keamanan 32. Rasio Jumlah Personil Aparat Keamanan 5 2 10
Terhadap Jumlah Penduduk
5 10
10 Tingkat 33. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5 5 25
Kesejahteraan
Masyarakat
5 25
11 Rentang Kendali 34. Rata-rata Jarak Kabupaten/Kota atau 2 3 6
Kecamatan Ke Pusat Pemerintahan (Provinsi
atau Kabupaten/Kota)
35. Rata-rata Waktu Perjalanan Dari Kabupaten/ 3 3 9
Kota atau Kecamatan Ke Pusat Pemerintahan
(Provinsi atau Kabupaten/Kota)
5 15
Total Nilai Seluruh Indikator 100 397

21
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Induk
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
1 Kependudukan 1. Jumlah Penduduk 15 5 75
2. Kepadatan Penduduk 5 5 25
20 100
2 Kemampuan 3. PDRB Non Migas Perkapita 5 2 10
Ekonomi
4. Pertumbuhan Ekonomi 5 5 25
5. Kontribusi PDRB Non Migas 5 5 25
15 60
3 Potensi Daerah 6. Rasio Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank per 2 4 8
10.000 Penduduk
7. Rasio Kelompok Pertokoan per 10.000 Penduduk 1 5 5
8. Rasio Pasar per 10.000 Penduduk 1 2 2
9. Rasio Sekolah SD per Penduduk Usia SD 1 5 5
10.Rasio Sekolah SLTP per Penduduk Usia SLTP 1 4 4
11. Rasio Sekolah SLTA per Penduduk Usia SLTA 1 2 2
12. Rasio Fasilitas Kesehatan per 10.000 Penduduk 1 5 5
13. Rasio tenaga medis per 10.000 penduduk. 1 4 4
22
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Induk
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
14. Persentase Rumah Tangga yang mempunyai 1 5 5
Kendaraan Bermotor
15. Persentase Pelanggan Listrik Terhadap Jumlah 1 3 3
Rumah Tangga
16. Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah 1 2 2
Kendaraan Bermotor
17. Persentase Pekerja yang Berpendidikan Minimal 1 3 3
SLTA terhadap Penduduk usia 18 tahun ke atas
18. Persentase Pekerja yang Berpendidikan Minimal 1 3 3
S-1 terhadap Penduduk usia 25 tahun ke atas
19. Rasio Pegawai Negeri Sipil Terhadap Penduduk 1 5 5
15 56
4 Kemampuan 20. Jumlah PDS 5 5 25
Keuangan
21. Rasio PDS Terhadap Jumlah Penduduk 5 3 15
22. Rasio PDS Terhadap PDRB Non Migas 5 5 25
15 65
23
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Induk
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
5 Sosial Budaya 23. Rasio Sarana Peribadatan per 10.000 Penduduk 2 5 10
24. Rasio Fasilitas Lapangan Olahraga per 10.000 2 5 10
Penduduk
25. Jumlah Balai Pertemuan 1 3 3
5 23
6 Sosial Politik 26. Rasio Penduduk yang Ikut Pemilu Legislatif dan 3 5 15
Penduduk yang Mempunyai Hak Pilih
27. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan. 2 5 10
5 25
7 Luas Daerah 28. Luas Wilayah Keseluruhan 2 2 4
29. Luas Wilayah Efektif yang Dapat Dimanfaatkan 3 3 9
5 13
8 Pertahanan 30. Rasio Jumlah Personil Aparat Pertahanan 3 5 15
Terhadap Luas Wilayah
31. Karakteristik Wilayah, Dilihat Dari Sudut Pandang 2 2 4
Pertahanan
5 19
24
Rekapitulasi Skoring untuk Daerah Otonomi Induk
SKOR X
FAKTOR INDIKATOR BOBOT SKOR
BOBOT
9 Keamanan 32. Rasio Jumlah Personil Aparat Keamanan 5 2 10
Terhadap Jumlah Penduduk
5 10
10 Tingkat 33. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5 5 25
Kesejahteraan
Masyarakat
5 25
11 Rentang Kendali 34. Rata-rata Jarak Kabupaten/Kota atau 2 3 6
Kecamatan Ke Pusat Pemerintahan (Provinsi
atau Kabupaten/Kota)
35. Rata-rata Waktu Perjalanan Dari Kabupaten/ 3 3 9
Kota atau Kecamatan Ke Pusat Pemerintahan
(Provinsi atau Kabupaten/Kota)
5 15
Total Nilai Seluruh Indikator 100 411

25
Persyaratan ke-1 Penilaian Kelulusan
Katagori Total Nilai Seluruh Indikator Keterangan
Sangat Mampu 420 s/d 500 Rekomendasi
Mampu 340 s/d 419 Rekomendasi
Kurang Mampu 260 s/d 339 Ditolak
Tidak Mampu 180 s/d 259 Ditolak
Sangat Tidak Mampu 100 s/d 179 Ditolak
Sumber : PP. No. 78 Tahun 2007

Dari hasil Perhitungan Total Nilai Seluruh Indikator :


1. Kabupaten Baru Lombok Selatan = 397
2. Kabupaten Induk (Lombok Timur) = 411
3. Rentang Nilai Seluruh Indikator = 397 s/d 411 (Rekomendasi)
26
Persyaratan ke-2 Perbandingan DOB & DOI
Perolehan Skor Berdasarkan 4 Faktor
No Faktor DOB DOI Total
1 Kependudukan 100 100 200
2 Kemampuan Ekonomi 50 60 110
3 Potensi Daerah 53 56 109
4 Kemampuan Keuangan 75 65 140
Total 278 281 559
Persyaratan Perolehan Total Nilai Indikator Antara DOB & DOI Berdasarkan PP 78/2007 ayat 3 :
1. Faktor Kependudukan = 80 - 100
2. Faktor Kemampuan Ekonomi = 60 - 75
3. Potensi Daerah = 60 – 75
4. Kemampuan Keuangan = 60 – 75
5. Total Nilai Seluruh Indikator : Sangat Mampu (402 – 500); Mampu (340 – 419)
27
PENETAPAN CALOM IBUKOTA
KABUPATEN BARU
LOMBOK SELATAN

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 28
INDEKS SENTRALITAS
• Indeks Sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui struktur/hierarkhi pusat-pusat
pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan pembangunan, seberapa
banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi dan berapa jumlah penduduk yang
dilayani serta seberapa besar frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam satu satuan
wilayah permukiman. Frekuensi keberadaan fungsi menunjukkan jumlah fungsi
sejenis yang ada dan tersebar di wilayah tertentu, sedangkan frekuensi kegiatan
menunjukkan tingkat pelayanan yang mungkin dapat dilakukan oleh suatu fungsi
tertentu di wilayah tertentu.
• Faktor-faktor yang akan dinilai indeksnya meliputi :
Kependudukan yg terdiri dari: Ketersediaan sarana prasarana yg terdiri dari:
• Jumlah penduduk • Jumlah dan jenis fasilitas pendidikan
• Kepadatan penduduk • Jumlah dan jenis fasilitas kesehatan
• Pertumbuhan penduduk • Jumlah dan jenis fasilitas peribadatan
• Jumlah dan jenis fasilitas pariwisata

29
METODA ANALISIS SKALOGRAM
• Analisis Skalogram dalam kajian ini pada dasarnya merupakan lanjutan
dari analisis Indeks Sentralitas sehingga data yang digunakan dalam
analisis Skalogram ini merupakan hasil dari analisis indeks sentralitas.
Tujuan dari analisis Skalogram ini adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Baru Lombok
Selatan untuk menjadi pusat pelayanan kawasan.
• Tingkat kemampuan wilayah untuk menjadi pusat pelayanan ditunjukkan
dengan total nilai indeks fungsi kependudukan dan fungsi pelayanan
sarana yang dimiliki wilayah tersebut. Hasil dari analisis ini diharapkan
akan memunculkan wilayah Unggulan Kecamatan yang akan menjadi
alternatif pusat Kabupaten Baru Lombok Selatan

30
METODA DESKRIPTIF MAPPING
1. Metode ini secara deskriptif menggambarkan hasil skoring
indikator-indikator calon ibukota yg. dituangkan ke dalam peta.
2. Indikator-indikator tersebut antara lain :
• Topografi Wilayah,
• Jenis Tanah/Batuan,
• Ketersediaan Air,
• Kerawanan Terhadap Bencana Alam,
• Ketersediaan Utilitas,
• Ketersediaan Fasilitas,
• Jangkauan Pelayanan dan
• Aksesibilitas.

31
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Peta Kelerengan
2008

32
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Peta Kelerengan
2008

33
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
Wilayahi Kabupaten Induk (Kabupaten
Lombok Timur) : 118.251 m2 atau 73, 65%
luas wilayah Kabupaten Lombok Timur
(yang lama)

Wilayah yang diusulkan menjadi Wilayah


Kabupaten Baru (Kabupaten Lombok
Selatan : 42.304 m2 atau 26,35% luas
wilayah Kabupaten Lombok Timur

Syarat Kelayakan Luas Wilayah


Kabupaten baru tidak lebih besar
50% dari luas wilayah Kabupaten
Induk
34
Indeks Sentralitas
FAKTOR KEPENDUDUKAN
Fungsi Kependudukan
Jumlah Kepadatan Pertumbuhan Indeks
No Kecamatan
Nilai (Jiwa/k Nilai Nilai Fungsi
(Jiwa) (%)
Indeks m2 ) Indeks Indeks
1. Keruak 46.776 67,40 1.555 55,85 1,65 94,85 72,70
2. Jerowaru 50.331 72,52 353 17,04 1,65 95,06 61,54
3. Sakra 51.899 74,78 2.069 100,00 1,41 80,93 85,24
4. Sakra Barat 45.609 65,72 1.412 68,26 1,40 80,37 71,45
5. Sakra Timur 41.412 59,67 1.118 54,05 1.74 100,00 71,24
6 Terara 69.399 100,00 1.676 81,02 1,19 75,78 85,60
7 Montong Gading 37.014 53,34 1.447 69,74 1,32 68,44 63,84
8 Sikur 68.228 98,31
35 872 42,14 1.09 62,82 67,76
Klasifikasi Indeks Sentralitas
FAKTOR KEPENDUDUKAN
No Wilayah Kecamatan Nilai Indeks Klasifikasi
1. Keruak 72,70 Sedang
2. Jerowaru 61,54 Rendah
3. Sakra 85,24 Sangat Tinggi
4. Sakra Barat 71,45 Sedang
5. Sakra Timur 71,24 Sedang
6. Terara 85,60 Sangat Tinggi
7. Montong Gading 63,84 Rendah
8. Sikur 67,76 Sedang
Sumber : Hasil Analisis

36
KABUPATEN Lombok
Selatan
Peta Klasifikasi
Indeks Sentralitas
Faktor Kependudukan

37
Indeks Sentralitas Penyediaan Sarana
FASILITAS PENDIDIKAN
Sarana Pendidikan
Perguruan
TK SD SLTP SMU/SMK
No Kecamatan Tinggi
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Unit Unit Unit Unit Unit
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
1. Keruak 4 4,7 31 11,2 3 12,5 2 12,50 2 20
2. Jerowaru 2 2,3 38 13,7 4 16,7 1 6,25 1 10
3. Sakra 13 15,1 32 11,5 2 8,3 3 18,75 1 10
4. Sakra Barat 19 22,1 30 10,8 2 8,3 2 12,50 1 10
5. Sakra Timur 11 12,8 26 9,4 3 12,5 1 6,25 2 20
6. Terara 10 11,6 48 17,3 3 12,5 4 25,00 1 10
7. Montong 9 10,5 28 10,1 2 8,3 2 12,50 1 `10
Gading
8. Sikur 18 20,9 45 16,2 5 20,8 1 6,25 1 10
Total Sarana 86 - 278 - 24 - 16 - 10 -
Total Centrality (%) 100 100 38
100 100 100
Klasifikasi Indeks Sentralitas
FASILITAS PENDIDIKAN
No Wilayah Kecamatan Nilai Indeks Klasifikasi
1. Keruak 12,2 Sedang
2. Jerowaru 9,8 Rendah
3. Sakra 12,8 Sedang
4. Sakra Barat 12,8 Sedang
5. Sakra Timur 12,2 Sedang
6. Terara 15,3 Sangat Tinggi
7. Montong Gading 10,3 Rendah
8. Sikur 14,8 Sangat Tinggi

39
KABUPATEN Lombok
Selatan
Peta Klasifikasi
Indeks Sentralitas
Fasilitas Pendidikan

40
Indeks Sentralitas Penyediaan Sarana
FASILITAS KESEHATAN
Sarana Kesehatan
Rumah sakit Puskesmas Pustu Posyandu Polindes Indek
No Kecamatan
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Fung
Unit Unit Unit Unit Unit
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
1. Keruak 0 0 1 10 4 10,24 50 9,5 5 12,5 8,45
2. Jerowaru 0 0 2 20 7 17,92 87 16,53 5 12,5 13,39
3. Sakra 0 0 1 10 3 7,68 66 12,54 5 12,5 8,54
4. Sakra Barat 0 0 1 10 5 12,8 56 10,64 4 10 8,69
5. Sakra Timur 0 0 1 10 5 12,8 54 10,26 4 10 8,61
6. Terara 0 0 1 10 6 15,36 68 12,92 6 15 10,66
7. Montong Gading 0 0 1 10 3 7,68 57 10,83 5 12,5 8,20
8. Sikur 0 0 2 20 6 15,36 83 15,77 6 15 13,23
Total Sarana 0 - 10 - 39 521 - 40 -
Total Centrality (%) 100 100 100 100 100 -
Nilai Bobot 100,00 10,0041 2,56 0,19 2,5 -
Klasifikasi Indeks Sentralitas
FASILITAS KESEHATAN
No Wilayah Kecamatan Nilai Indeks Klasifikasi
1. Keruak 8,45 Rendah
2. Jerowaru 13,39 Sangat Tinggi
3. Sakra 8,54 Rendah
4. Sakra Barat 8,69 Rendah
5. Sakra Timur 8,61 Rendah
6. Terara 10,67 Sedang
7. Montong Gading 8,20 Rendah
8. Sikur 13,23 Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis

42
KABUPATEN LOMBOK
SELATAN
Peta Klasifikasi
Indeks Sentralitas
Fasilitas Kesehatan

43
Indeks Sentralitas Penyediaan Sarana
FASILITAS PERIBADATAN
Sarana Peribadatan
Masjid Musholla Langgar Gereeja Vihara
Indeks
No Kecamatan Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Fungsi
Unit Indek Unit Indek Unit Indek Unit Indek Unit Indek
s s s s s
1. Keruak 52 9,88 74 14,06 0 0 0 0 0 0 4,79
2. Jerowaru 82 15,58 89 16,91 0 0 0 0 0 0 6,50
3. Sakra 51 9,69 20 3,80 36 13,32 0 0 0 0 5,36
4. Sakra Barat 66 12,54 87 16,53 0 0 0 0 0 0 5,81
5. Sakra Timur 65 12,35 34 6,46 17 6,29 0 0 0 0 5,02
6. Terara 85 16,15 120 22,8 31 11,47 0 0 0 0 10,08
7. Montong Gading 58 11,02 80 15,2 0 0 0 0 0 0 5,24
68,0
8. Sikur 80 15,20 33 6,27 184 0 0 0 0 17,91
8
Total Sarana 539 537 268 0 0
Total Centrality (%) 100 100 44 100 100 100 -
Klasifikasi Indeks Sentralitas
FASILITAS PERIBADATAN
No Wilayah Kecamatan Nilai Indeks Klasifikasi
1. Keruak 4,79 Rendah
2. Jerowaru 6,50 Rendah
3. Sakra 5,36 Rendah
4. Sakra Barat 5,81 Rendah
5. Sakra Timur 5,02 Rendah
6. Terara 10,08 Sedang
7. Montong Gading 5,24 Rendah
8. Sikur 17,91 Sangat Tinggi
Sumber : Hasil Analisis

45
KABUPATEN Lombok
Selatan
Peta Klasifikasi
Indeks Sentralitas
Fasilitas Peribadatan

46
Indeks Sentralitas Penyediaan Sarana
FASILITAS PARIWISATA

Sarana Pariwisata Indeks


No Kecamatan Fungsi
Hotel/Penginapan Kamar penginapan
Unit Nilai Indeks Unit Nilai Indeks
1. Keruak 0 0 0 0 0
2. Jerowaru 0 0 0 0 0
3. Sakra 0 0 0 0 0
4. Sakra Barat 0 0 0 0 0
5. Sakra Timur 0 0 0 0 0
6. Terara 0 0 0 0 0
7. Montong Gading 0 0 0 0 0
8. Sikur 5 100,00 59 100,00 100
Total Sarana 5 59
Total Centrality (%) 100 100 -
Nilai Bobot 20,00 1,69 -
47
KABUPATEN LOMBOK
SELATAN
Peta Klasifikasi
Indeks Sentralitas
Fasilitas Pariwisata

48
HASIL ANALISIS SKALOGRAM
Nilai Indeks Wilayah
Kepen- Total
No Wilayah Kecamatan Penyediaan Sarana
dudukan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Pariwisata Indeks

1. Keruak 72,70 12,2 8,45 4,79 0 98,14


2. Jerowaru 61,54 9,8 13,39 6,50 0 91,23
3. Sakra 85,24 12,8 8,54 5,36 0 111,94
4. Sakra Barat 71,45 12,8 8,69 5,81 0 98,75
5. Sakra Timur 71,24 12,2 8,61 5,02 0 97,07
6 Terara 85,60 15,3 10,67 10,08 0 121,65
7 Montong Gading 63,84 10,3 8,20 5,24 0 87,58
8 Sikur 67,76 14,8 13,23 17,91 100 213,7

49
HASIL PERINGKAT WILAYAH
No. Wilayah Kecamatan Total Indeks Peringkat Wilayah
1. Keruak 98,14 V
2. Jerowaru 91,23 VII
3. Sakra 111,94 III
4. Sakra Barat 98,75 IV
5. Sakra Timur 97,07 VI
6 Terara 121,65 II
7 Montong Gading 87,58 VIII
8 Sikur 213,70 I
Sumber : Hasil Analisis
Rekomendasi : 3 Wilayah Kecamatan yang menjadi Peringkat Teratas yang dapat
menjadi alternatif, Pusat Ibu Kota Kabupaten Lombok Selatan adalah :
1. Kecamatan Sikur
2. Kecamatan Terara
3. Kecamatan Sakra
50
51
52
KABUPATEN LOMBOK
SELATAN
Hasil Kajian Berdasarkan :
1. Kondisi Fisik Wilayah
2. Ketersediaan Lahan
Pengembangan
3. Kondisi Transportasi
4. Tinjauan Fungsi WIlayah
Pelabuhan Laut
Jalur Lintas Selatan
dg Lebar 24 m Merekomendasikan :
Kawasan Pandan Dure sesuai
Untuk Pusat Ibu Kota
Kabupaten Lombok Selatan

53
KESIMPULAN & REKOMENDASI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukan di atas maka sesuai dengan PP 78 Tahun
2007 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
1. Dari kajian faktor dan indikator calon Kabupaten Lombok Selatan memenuhi kriteria
penilaian kelulusan dengan capaian kelulusan 397 untuk calon Kabupaten Lombok Selatan
dan 411 untuk Kabupaten Induk atau Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan nilai skor
tersebut, calon Kabupaten maupun kabupaten induk berada pada kategori mampu untuk
direkomendasikan sebagai daerah pemekaran, dimana kategori ini memiliki skor 340 – 419.
2. Kemampuan berdasarkan nilai faktor ditentukan diantara kependudukan, kemampuan
ekonomi, potensi daerah dan kemampuan keuangan. Faktor kependudukan memenuhi syarat
begitu pula dengan kemampuan keuangan. Untuk potensi daerah kedua daerah baik calon
kabupaten maupun kabupaten induk tidak memenuhi syarat sedangkan untuk kemampuan
ekonomi hanya kabupaten induk yang memenuhi persyaratan.
3. Secara keseluruhan dari tinjauan aspek-aspek; kondisi fisik wilayah, ketersediaan lahan
pengembangan, kondisi transportasi, dan tinjauan fungsi wilayah; kawasan Pandan Dure
sebagai calon Ibu Kota Kabupaten Baru Lombok Selatan telah sesuai.
54
KESIMPULAN & REKOMENDASI
REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan di atas beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut ;
1. Pembentukan Kabupaten untuk menjadi daerah otonom tentu saja harus diikuti dengan perbaikan
kondisi ekonomi dan optimalisasi potensi daerah, serta penyiapan berbagai infrastruktur, organisasi,
personil maupun pendanaan dan berbagai unsur lain yang dibutuhkan oleh suatu daerah otonom.
2. Pembentukan daerah otonom baru dianggap memiliki kelayakan mengingat berbagai prospek yang
terdapat di wilayah calon kabupaten diantaranya adalah semakin tereksploitasinya potensi sumber
daya alam secara merata untuk mengoptimalkan kegiatan pembangunan pada daerah-daerah terpencil
yang sebelumnya kurang dapat dijangkau oleh karena rendahnya aksesibilitas ke wilayah tersebut
sebagai akibat pengaruh faktor geografis. Untuk itu, diharapkan Pemerintah daerah yang baru dapat
mempersiapkan sarana dan prasarana guna mengoptimalkan pemberdayaan potensi daerah tersebut.
3. Menjaga kelestarian sumber daya terutama bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui agar dapat
memberikan manfaat secara kelanjutan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan penggunaan
teknologi dan ramah lingkungan agar ekploitasi sumber daya tersebut tidak merusak.
4. Merekomendaikan lokasi: kawasan Pandan Dure sebagai calon Ibu Kota Kabupaten Baru Lombok
Selatan. segera direkomendasikan untuk membentuk daerah kecamatan kaamatan “Pandan Dure”,
Serta menyiapkan Bangunan2 Kantor sementara untuk kegiatan Eksekutif dan Legistatif baru
5. Rekomendasi berikutnya ; Segera disusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk Kabupaten Baru
Lombok Selatan
55
Sekian & Terima Kasih

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 56

Anda mungkin juga menyukai