TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
WALIKOTA PARIAMAN,
1
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
nomor 61 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4868);
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Nomor 144 Tahun
2009, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintatah Nomor 50 Tahun 2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4761);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 33 tahun 2010
tentang Pengelolaan Sampah;
13. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Perubaan atas Peraturab Daerah Nomor 4 Tahun
2008 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kota Pariaman;
14. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pariaman
Tahun 2010-2030.
14114.
2
Dengan Persetujuan Bersama
Dan
WALIKOTA PARIAMAN
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
14. Kawasan permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk klaster,
apartemen, kondominium, asrama dan sejenisnya;
15. Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan usaha
perdagangan dan/atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang;
16. Tempat sampah rumah tangga adalah penampungan sampah yang
berupa bak/bin/tong/kantong/keranjang sampah.
Pasal 2
b. asas berkelanjutan,
c. asas manfaat,
d. asas keadilan,
e. asas kesadaran,
f. asas kebersamaan,
Pasal 3
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH
Pasal 4
4
c. menfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
penanganan dan pemanfaatan sampah;
d. melaksanakan pengelolaan sampah dan menfasilitasi penyediaan
prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
e. mendorong dan menfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan
sampah;
f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan
g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
Pasal 5
BAB III
LEMBAGA PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 6
5
BAB IV
PERAN PENGELOLA SAMPAH
Paragraf 1
Peran Pemerintah
Pasal 7
(1) Peran Pemerintah Daerah adalah sebagai fasilitator dan penyedia jasa
layanan yang tidak dimiliki oleh masyarakat;
(2) Peran Kecamatan, Desa/Kelurahan sampai ke tingkat RT/RW adalah
menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan mengorganisir
masyarakat setempat untuk melakukan pengolahan sampah dengan
potensi dan sumber daya yang dimiliki.
Paragraf 2
Peran Masyarakat
Pasal 8
Pasal 9
6
Paragraf 3
Peran Swasta/Pelaku Usaha
Pasal 10
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 11
(1) Setiap orang berhak:
a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan secara baik dan berwawasan lingkungan dari Pemerintah
, Pemerintah Daerah, dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab
untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaran
dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tempat waktu
mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif
dari kegiatan TPAS; dan
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengolahan
sampah secara baik dan berwawasan lingkungan.
(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditentukan
berdasarkan hasil musyawarah dan dinilai kelayakannya oleh lembaga
berwenang.
Pasal 12
7
(3) Masyarakat berhak mendapatkan informasi bidang lingkungan hidup
yang bersumber dari instansi berwenang;
(4) Masyarakat yang terkena dampak negatif dari kegiatan TPAS merupakan
tanggung jawab dari instansi berwenang;
(5) Masyarakat berhak memperoleh pembinaan dalam pengolahan sampah
secara baik dan berwawasan lingkungan dari instansi berwenang.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 13
Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara
yang berwawasan lingkungan.
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
8
Pasal 18
BAB VI
Pasal 19
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
terdiri atas:
a. pengurangan sampah; dan
b. penanganan sampah.
Paragraf 1
Pengurangan Sampah
Pasal 20
9
(4) Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan bahan yang dapat
digunakan ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam;
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengurangan sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan
Walikota.
Paragraf 2
Penanganan Sampah
Pasal 21
Paragraf 3
Pemilahan Sampah
Pasal 22
10
Paragraf 4
Pengangkutan Sampah
Pasal 23
Paragraf 6
Pemrosesan akhir
Pasal 25
11
(3) Penentuan lokasi TPAS diatur lebih lanjut oleh Walikota atas dasar kajian
dari instansi teknis terkait.
(4) Pengelolaan dan pengusahaan TPA yang dilakukan oleh pihak
swasta/Instansi pemerintah di luar Pemerintah Daerah harus mendapat
izin Walikota.
Bagian Kedua
Pengolahan Sampah Spesifik
Pasal 26
BAB VII
PENGELOLAAN SAMPAH PASAR
Pasal 27
(1) Pengelolaan sampah pasar dari sumber sampah ke TPS diserahkan pada
pihak pengelola pasar setempat bekerjasama dengan masyarakat di
lingkungan pasar;
(2) Pengangkutan sampah pasar dari TPS Pasar ke TPA merupakan
tanggungjawab instansi berwenang;
(3) Pengangkutan sampah pasar sebagaimana dimaksud Ayat (2) dalam
bentuk sisa pengolahan sampah;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah pasar sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1), (2), dan (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota.
BAB VIII
PERIZINAN
Pasal 28
Pasal 29
12
BAB IX
LARANGAN
Pasal 30
BAB X
PENGAWASAN, PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
Bagian kesatu
Pengawasan
Pasal 31
Bagian Kedua
Pasal 32
13
(3) Tata cara pembinaan kesadaran masyarakat dan pengendalian dalam
upaya pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur
dengan Peraturan Walikota.
BAB XI
Bagian Kesatu
Pembiayaan
Pasal 33
Pasal 34
Bagian Kedua
Kompensasi
Pasal 35
14
b. pemerintah Daerah wajib melakukan pemulihan lingkungan sebagai
dampak negative dari kegiatan penanganan sampah di TPAS;
c. pemerintah Daerah wajib membiayai kesehatan dan pengobatan
dan/atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain kepada orang
sebagai dampak negative dari kegiatan penanganan sampah di TPAS.
Pasal 36
BAB XII
INSENTIF DAN DISINSENTIF
Pasal 37
(1) Pemerintah Daerah memberikan insentif kepada setiap orang atau Badan
Hukum yang melakukan pengurangan sampah.
(2) Pemerintah Daerah memberikan disinsentif kepada setiap orang dan/atau
Badan Hukum yang tidak melakukan pengurangan sampah.
(3) Ketentuan lebih lanjut pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan kemudian dengan Peraturan
Walikota.
BAB XIII
KERJASAMA DAN KEMITRAAN
Bagian Kesatu
Kerjasama
Pasal 38
15
Bagian Kedua
Kemitraan
Pasal 39
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 40
16
BAB XV
SENGKETA DAN PENYELESAIAN SENGKETA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 41
Bagian Kedua
Penyelesaian Sengketa
Pasal 42
Bagian Ketiga
Gugatan Perwakilan Kelompok
Pasal 43
Bagian Keempat
Hak Gugat Organisasi Persampahan
Pasal 44
17
c. telah melakukan kegiatan nyata paling sedikit 1 (satu) tahun sesuai
dengan anggaran dasarnya.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 45
(1) Setiap orang dan atau badan hukum yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, dan
Pasal 30 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan, paling
lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (Lima
Puluh Juta Rupiah).
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 46
18
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, penyidik tidak berwenang melakukan
penangkapan, penahanan, dan atau penggeledahan.
(4) Penyidik membuat berita acara setiap tindakan tentang:
a. pemeriksaan tersangka;
b. pemasukan rumah;
c. penyitaan benda;
d. pemeriksaan surat;
e. pemeriksaan saksi; dan
f. pemeriksaan tempat kejadian.
(5) Penyidik memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil
penyidikan kepada penuntut umum sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 47
Ditetapkan di Pariaman
pada tanggal 13 Desember 2013
WALIKOTA PARIAMAN
dto
MUKHLIS, R
Diundangkan di Pariaman
pada tanggal 13 Desember 2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA PARIAMAN
dto
ARMEN
19
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN
NOMOR 11 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
I. UMUM
a. Tujuan
b. Tugas dan wewenang Pemerintah Daerah
c. Peran pengelola sampah
d. Hak dan kewajiban
e. Lembaga pengelola sampah
f. Perizinan
g. Penyelenggara pengelolaan sampah
h. Pembiayaan dan kompensasi
i. Kerjasama dan kemitraan
j. Pengelolaan sampah pasar
k. Insentif dan disinsentif
l. Larangan
m. Pengawasan, pembinaan dan pengendalian
n. Sanksi administratif
o. Sengketa dan penyelesaian sengketa
20
b. ketegasan mengenai larangan memasukkan dan/atau mengimpor sampah
kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Huruf d
21
Huruf e
Huruf f
Huruf g
Huruf h
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf (f)
22
Yang dimaksud dengan teknologi spesifik local adalah teknologi
yang tercipta karena situasi dan kondisi lingkungan, dan
merupakan hasil inovasi masyarakat setempat.
Huruf g
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
23
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
24
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
25
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
26
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
27