Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN DESA

NOMOR ………… TAHUN …………..

TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH

KECAMATAN ……………………..

KABUPATEN ……………………

TAHUN ……………………
PERATURAN DESA ………………………..
NOMOR …………. TAHUN ………………….
TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa volume sampah makin meningkat dengan jenis dan


komposisi yang beragam, berpotensi menimbulkan dampak
negative terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam pengelolaan sampah, diperlukan kepastian
hukum dan kejelasan tanggungjawab sehingga
pengelolaan sampah dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
c. bahwa sampah telah menjadi permasalahan desa sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan
terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat;
d. bahwa Desa memiliki hak dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat agar menjadi kuat, maju
dan mandiri
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu membentuk
Peraturan Desa Tentang Pengelolaan sampah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4851);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 188; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomo 5347);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

10. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 223);

11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik


Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank
Sampah;

12. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 5


Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 Nomor 5
Noreg Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat : 5-
141/2019;

13. Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor


14 Tahun 2020 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah
Dalam Pengelolaan Sampah

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …………………………
dan
PEMERINTAH DESA………………………..
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa dan Dea adat atau yang disebut dengan nama lain
yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antar badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa dan
unsure masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oeh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
7. Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli
desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
8. Dusun atau yang disebut dengan nama lain adalah Bagian Wilayah Kerja
Pemerintahan Desa.
9. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga, sampah
sejenis sampah rumah tangga, sampah spesifik dan sampah bahan
berbahaya dan beracun
10. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah.
11. Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk
tinja dan Sampah spesifik.
12. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah sampah rumah
tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan/atau
fasilitas lainnya.
13. Sampah Organik adalah sampah yang berasal dari sisa
makhluk hidup yang ada di alam diantaranya seperti
tumbuhan dan hewan serta beberapa macam hasil dari olahan
dan kemudian dibuang dan terurai secara alami oleh bakteri
tanpa perlu adanya campuran bahan kimia apapun dalam
melakukan proses penguraian.
14. Sampah Spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasinya, dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan
khusus.
15. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang selanjutnya
disebut sampah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung B3
16. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematik, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah.
17. Pengurangan Sampah adalah rangkaian uapaya mengurangi timbulan
sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali
sampah.
18. Penanganan Sampah adalah rangakian upaya dalam pengelolaan
sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
19. Pemilahan adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.
20. Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penyimpanan sementara
21. Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari tempat
penyimpanan sementara dan/atau pemindahan menuju ke tempat daur
ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir.
22. Pengolahan Sampah adalah kegiatan untuk mengubah karakteristik,
komposisi dan jumlah agar dapat diproses lebih lanjut, dimanfaatkan
atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman, melalui kegiatan
teknis berupa pemadatan, pengomposan dan daur ulang.
23. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam
yang menghasilkan timbulan sampah.
24. Tempat Penampungan Sementara adalah tempat sebelum sampah
diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/ atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
25. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya
kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pengolahan,
dan/ atau tempat pengolahan sampah terpadu.
26. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia
dan lingkungan.
27. Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang
dapat didaur ulang dan/atau yang memiliki nilai ekonomi.
28. Konpensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat
pemrosesan akhir sampah.

Pasal 2
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas :
a. tanggung jawab
b. berkelanjutan,
c. manfaat,
d. keadilan,
e. kesadaran,
f. kebersamaan,
g. keselamatan,
h. keamanan,
i. nilai ekonomi.
j. transparansi
k. akuntabilitas
l. efisiensi
m. efektifitas

Pasal 3
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pengurangan
dan penanganan sampah melalui kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan.

Pasal 4
Peraturan Desa ini bertujuan sebagai panduan Pemerintah Desa dalam
rangka menyelenggarakan Pengelolaan Sampah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai sumber daya yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Pasal 5
Ruang lingkup Pengelolaan Sampah terdiri atas :
a. Tugas dan Wewenang
b. Strategi Pengelolaan Sampah
c. Pengembangan dan Penerapan Teknologi
d. Hak dan Kewajiban
e. Pembiayaan
f. Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 6
(1) Jenis-jenis sampah meliputi :
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik.
(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berasal dari kawasan tempat suci (pura), kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum,
dan/atau fasilitas lainnya.
(4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 7
Pemerintah Desa memiliki tugas dan wewenang dalam menjamin
terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Desa ini.

Pasal 8
Tugas Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdiri atas :
a. melaksanakan dan memfasilitasi upaya pengurangan, penanganan dan
pemanfaatan sampah
b. melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaan sampah;
c. Mengatur pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS dan/atau
TPA
d. merevitalisasi gotong royong;
e. menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
sampah;
f. membangun dan memfasilitasi pengembangan unit kelola sampah
tingkat desa
g. melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan para
pihak di wilayah desa
h. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
i. mendorong dan memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang
berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan
menangani sampah
j. mendorong dan memfasilitasi industrialisasi pengolahan sampah;

Pasal 9
(1) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana Pasal 8, Pemerintah Desa
berwenang :
a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah di
desa
b. Menetapkan anggaran untuk pengelolaan sampah di desa
c. Mengkoordinasikan pengelolaan sampah secara partisipatif
d. Memberikan mandat pengelolaan sampah kepada Dusun
e. Memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antar
dusun
f. Menetapkan lokasi tempat pembuangan sampah sementara
g. Menyediakan unit pengaduan masyarakat
h. Menarik kompensasi jaya pelayanan yang menjadi kewenangan
pemerintah desa

BAB III
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 10

Strategi pengelolaan sampah di desa terdiri atas :


a. Pengurangan Sampah
b. Penanganan Sampah

Pasal 11
Strategi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a dilakukan dengan :
a. pembatasan dan atau pengurangan timbulan sampah dari sumbernya;
b. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
c. pendauran ulang sampah;
d. pemanfaatan kembali sampah;
e. Peningkatan keterampilan pengelolaan sampah dan / atau
f. Penyuluhan pengurangan sampah.

Pasal 12
Strategi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b dilakukan dengan :
a. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
b. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
c. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah; dan/atau
d. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.

Pasal 13
Penanggungjawab dan / atau pengelola kawasan pemukiman, kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus wajib menyediakan fasilitas
pengolahan sampah skala kawasan dan wadah sampah terpilah dari
sumbernya.

Pasal 14
1. Dalam rangka pelaksanaan pengurangan dan penanganan sampah,
dapat dibentuk Lembaga dan atau unit usaha pengelola sampah;
2. Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa :
a. BUMDES
b. Organisasi masyarakat
c. Pihak Ketiga

Pasal 15
1. Dalam rangka pelaksanaan pengurangan dan penanganan sampah,
dapat dilakukan melalui kerjasama;
2. Kerjasama diwujudkan dalam bentuk Dokumen Perjanjian Kerjasama;
3. Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan kerjasama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 16

Setiap orang mempunyai hak :


a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan lingkungan dari Pemerintah Desa dan/ atau pihak lain yang
diberi tanggung jawab untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan,
dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai
penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari
kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah;
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah
secara baik dan berwawasan lingkungan.

Bagian kedua
Kewajiban
Pasal 17
a. Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah
dengan cara yang berwawasan lingkungan.
b. Setiap rumah tangga menyediakan dua jenis penampungan sampah ,
satu sampah organik , kedua sampah non organik.
c. Setiap bangunan wajib menyediakan fasilitas pemilah sampah sebagai
tempat penampungan sementara, yang ditempatkan dalam pekarangan
masing-masing.
d. Setiap pedagang wajib menyediakan fasilitas pemilah sampah dan
menjaga sampah lingkungan sekitar tempatnya berjualan
e. Setiap rumah tangga yang penanganan sampahnya diangkut oleh
petugas yang ditunjuk.

BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 18
1. Pendanaan pengelolaan sampah bersumber dari :
a. APBDes; dan
b. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat
2. Pendanaan ini diprioritaskan untuk :
a. Sarana prasarana pengelolaan sampah
b. Tenaga kerja pengelola sampah

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 19

1. Pemerintah Desa melakukan pembinaan dan pengawasan dalam


pengelolaan sampah di desa
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Koordinasi
b. Fasilitasi
c. Bimbingan Teknis
d. Pembinaan lainnya
3. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Penerapan Stándar Operasional Prosedur
b. Penerapan Norma, Stándar, Pedoman dan Kriteria
c. Pelaksanaan pengelolaan, evaluasi dan pemantauan lingkungan

Pasal 20
1. Pemerintah Desa dapat memberikan :
a. insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah;
dan
b. disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan
sampah.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, bentuk, dan tata cara pemberian
insentif dan disinsentif akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Kepala Desa.

BAB VIII
LARANGAN

Pasal 21
Setiap orang dilarang :
a. membuang sampah ke jalan/sungai/pantai/hutan dan atau tidak pada
tempat yang telah ditentukan;
b. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah;
BAB IX
KETENTUAN SANKSI

Pasal 22
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 dapat diberikan sanksi peringatan
(2) Setelah peringatan tidak diindahkan, dapat ditindaklanjuti dengan
sanksi berupa :
a. memungut sampah pada tempat yang ditentukan oleh Kepala Desa
b. Membuat lubang biopori sebanyak 50 buah pada tempat yang
ditentukan oleh Kepala Desa

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini kepada masyarakat yang ada di wilayah Desa ……………………

Ditetapkan di .........................
pada tanggal ........................
KEPALA DESA

……………………………

Diundangkan di ……………………………
Pada tanggal …………………………
SEKRETARIS DESA ……………………,

…………………………….

LEMBARAN DESA ……………. TAHUN …………… NOMOR …………………

Anda mungkin juga menyukai