Anda di halaman 1dari 5

Nilai-nilai dari guru Penggerak adalah :

v Mandiri : Seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong dirinya


sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk
mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan. Guru
Penggerak yang mandiri itu berarti guru tersebut mampu menumbuhkan
motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk
lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini terutama perlu
muncul dalam aspek pengembangan dirinya. Seorang Guru Penggerak
termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya
pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah ataupun dinas. Guru Penggerak
mendorong dirinya untuk meningkatkan kapabilitas dirinya tanpa perlu
dorongan dari pihak lain.

v Reflektif : Melakukan evaluasi diri terhadap kegiatan atau proses yang telah
dilaksanakan . Bersedia menerima segala masukan dan bersikap terbuka dan
terus mengembangkan sikap hal yang positif sehingga tercipta perubahan
yang berdampak pada siswa, diri sendiri dan lingkungan kerja. Guru
Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman
yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain,
dengan mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa
menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa
mendatang. Guru Penggerak yang reflektif tidak hanya berhenti sampai
berefleksi namun juga sampai melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan.
Mereka juga senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik
dari orang-orang di lingkungan sekitarnya.

v Kolaboratif : Membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh


pihak dengan kerjasama, berkomunikasi, memahami peran masing-masing
pihak dalam suatu situasi tertentu, termasuk memberikan feedback adalah
merupakan jalan terbaik untuk mencapai tujuan dalam menumbuh
kembangkan kognitif, afektif ( nilai-nilai baik pada murid) dan psikomotor/skill
murid itu sendiri, secara tidak langsung juga dapat mengembangkan
kepribadian diri guru itu sendiri. Mampu melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak untuk mengembangkan kan dan menciptakan proses
pembelajaran yang baik. seperti dengan siswa, rekan kerja, orangtua dan
pemangku kebuijakan. komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang
baik sehingga tercipta kepercayaan satu sama lain

v Inovatif : Seorang Guru Penggerak mampu membuat gagasan-gagasan


baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu,
mampu menggunakan nilai reflektifnya dalam mengevaluasi sebuah proses
ataupun masalah, dan mencari gagasan-gagasan lainnya untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Selalu memiliki sifat keterbukaan terhadap
gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan
masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung proses, dan melakukan
solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan yang ada.

v Berpihak pada Murid : Mampu menciptakan lingkungan belajar yang asyik,


aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan kepentingan murid
dan mampu mengembangkan potensinya. murid diberi kesempatan untuk
berpendapat dan peran guru adalah mengarah kannya sehingga murid tetap
pada koridornya sebagai seorang pelajar. Nilai Berpihak pada Murid adalah
proses kegiatan pembelajaran berpusat pada murid. Salah satu contoh
membuat perencanaan pembelajaran dan proses kegiatan pembelajaran pada
setiap pertemuan berpusat pada murid, melibatkan semua murid aktif dalam
kegiatan pembelajaran baik dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
pembelajaran.

Peran Guru Penggerak:


Menjadi Pemimpin Pembelajaran
 
Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah.
Pemimpin Pembelajaran berarti seorang Guru  menjadi seorang pemimpin yang
menitikberatkan pada komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, seperti kurikulum,
proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan guru serta komunitas sekolah, dll. Guru
Penggerak diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada peserta
didik, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang
peserta didik.
 
Menggerakkan Komunitas Praktisi
         Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan
guru baik di sekolah maupun wilayahnya. Komunitas yang bisa dibuat guru guru bisa KKG atau
MGMP. Praktik baik yang dimiliki guru bisa dibagikan dalam komunitas tersebut. Kegiatan ini
menjadi bahan pembelajaran untuk para guru sejawat.
 
Menjadi Coach Bagi Guru Lain
 
Guru penggerak harus mampu menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait
pengembangan pembelajaran di sekolah. Seorang Guru Penggerak juga harus mampu
mendeteksi aspek-aspek yang bisa ditingkatkan dari rekan sejawatnya. Seorang Guru Penggerak
diharapkan juga mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain untuk
dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran. Tidak lupa juga sebagai seorang coach, Guru
Penggerak diharapkan juga bisa memantau perkembangan dari rekan guru lain tersebut.
 
Mendorong Kolaborasi Antar Guru
 
Kolaborasi antar guru sangat diperlukan disekolah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Guru
penggerak harus membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada
peran ini, seorang Guru Penggerak diharapkan mampu memetakan para pemangku
kepentingan di sekolah (serta luar sekolah), serta membangun dialog antar para pemangku
kepentingan tersebut.
 
Mewujudkan Kepemimpinan Peserta didik
 
Guru harus memberikan dorongan dalam peningkatan kemandirian dan kepemimpinan peserta
didik di sekolah. Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu para peserta didik ini untuk
mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi peserta didik untuk belajar, juga
mendidik karakter peserta didik di sekolah.
 

• menentukan tujuan pembelajaran;

bisa kita tuangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


yang dibuat guru.

• memetakan kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar, minat, profil belajar;)


bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan
angket, dll)

• menentukan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang akan dijalankan


(konten, proses, produk).
• Diferensiasi konten, yaitu apa yang kita ajarkan kepada murid sebagai
tanggapan dari kesiapan belajar murid, minat, atau profil belajarnya (visual,
auditori, kinestetik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya
• Diferensiasi proses, yaitu bagaimana murid akan memaknai materi yang akan
dipelajari baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan
berjenjang, adanya pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda
individual murid, memvariasikan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi,
dan menggunakan pengelompokan yang fleksibel.
• Diferensiasi produk, yaitu berupa tagihan yang kita harapkan dari murid dengan
memberikan tantangan atau keragaman variasi dan memilih produk apa yang
diminatinya.

• menentukan strategi dan alat penilaian yang akan digunakan;

 (tentukan bentuk penilaian akhir yang merupakan kombinasi portofolio,


proyek, dan tertulis kemudian buat rubrik penilaiannya sehingga guru tahu
posisi murid ada di mana dan kendala apa yang dihadapinya)
 Daya dukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran berdiferensiasi antaralain :

1) Lingkungan belajar dengan komunitas pembelajar antara guru-siswa terjalin dan


dengan menumbuhkan sikap saling menghargai dan mengundang murid untuk terlibat
secara relevan dan menarik minat bagi murid

2)  Sarana dan prasarana yang memadai dalam setiap proses pembelajaran yang
dilakukan

3) Dukungan dari Kepala Sekolah dalam memotivasi guru dalam penerapan


pembelajaran berdiferensiasi ini

4) Rekan guru yang selalu memberi respon positif dan mau melakukan sedikit demi
sedikit secara perlahan melakukan praktik pembelajaran baik

5) Orangtua, walimurid dan komite yang selalu mendukung langkah-langkah


pendampingan yang diambil pihak sekolah dalam proses pendampingan dan
pembelajaran

6)  Murid yang antusias dan merespon positif setiap proses pendampingan yang
dilakukan guru

    Pembelajaran berdiferensiasi beroperasi pada premis bahwa pengalaman belajar


paling efektif adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil mengundang murid untuk
terlibat relevan dan menarik bagi murid. Pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa
pengetahuan keterampilan dan pemahaman yang akan datang harus dibangun bahwa
tidak semua murid memiliki pondasi belajar yang sama pada awal proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai