Anda di halaman 1dari 10

JURNAL REFLEKSI DWI

MINGGUAN MODUL 2.2


  MOHLAS MADANI   MARET 5, 2023 3 MIN READ 

Salam guru penggerak, ketemu lagi dengan saya, Heny Astuti S.Ag, calon guru
penggerak angkatan 7 dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada kesempatan
kali ini saya akan menceritakan apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan
guru penggerak dimateri Pembelajaran sosial Emosional.

Jurnal Dwi Mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh CGP.
Ini merupakan refleksi diri setelah mengikuti kegiatan pelatihan (Upgrading
Skill), yang tertulis secara rutin setiap dua minggu sekali dan wajib dilakukan
oleh CGP. Di sini saya akan merefleksikan rangkaian kegiatan selama mendalami
modul 2.2 dengan model Refleksi 4 F ( Facth, Feeling, Findings, dan Future ).

1. Peristiwa (Facth)
Setelah belajar banyak tentang modul 2.1 yang fokus membahas tentang
pembelajaran berdeferensiasi berupa serangkaian keputusan masuk akal yang
diambil oleh guru dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa. Modul 2.2 fokus
pada pembelajaran sosial emosional, sebuah pembelajaran yang dilaksanakan
secara kolaboratif dengan seluruh warga sekolah. Dalam modul ini kami belajar
tentang pembelajaran KSE (kompetensi sosial emosional) yang harus dimiliki
seorang guru dalam mewujudkan well being. Pengkajian di LMS menggunakan
alur merdeka, diawali dari  diri, explorasi konsep.

Modul 2.2, selanjutnya kita mengikuti  ruang eksplorasi konsep dengan  5 kasus
di dalamnya, lanjut ruang kolaborasi 1.  yaitu diskusi kelompok kecil yang
masing-masing sesuai jenjang, ada TK, SD, SMP, dan SMA. Diskusi ini
membangun pemahaman tentang KSE yang harus dimiliki guru. Selanjutnya
kami mengadakan diskusi kelompok besar di ruang kolaborasi 2, dengan
kegiatan masing-masing jenjang mempresentasikan hasil diskusi di kelompok
kecil dan dikhiri dengan unggah tugas ruang kolaborasi. setelah itu  demonstrasi
kontekstual, eksplorasi pemahaman, koneksi antar materi dan penutup.

 Perasaan (Feeling)

Selama belajar modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional, saya merasa
sangat senang dan bersemangat mendapatkan ilmu yang luar biasa. Ilmu
tersebut saya terapkan baik untuk saya pribadi sebagai seorang guru yang
langsung  berhadapan dengan murid-murid dengan berbagai karakter yang
berbeda beda. Saat  ini saya menjadi lebih paham untuk bertindak, apa yang
seharusnya saya lakukan jika menjumpai kelas yang tidak kondusif.
Menumbuhkan iklim dikelas. Awalnya, bagi saya sangatlah tidak mudah,
namun dengan dibekali pembelajaran di modul 2.2, ini ada banyak hal yang
tercerahkan.

Pembelajaran sosial emosional sangat berpengaruh besar dalam proses belajar


mengajar dan berpengaruh terhadap hasil belajar murid (tujuan pembelajaran).
Saya selaku pendidik juga telah mengimplementasikan dalam pembelajaran
sebagai aksi nyata di kelas maupun lingkungan sekolah kami. Selain itu saya
akan berbagi praktek baik terhadap rekan-rekan guru di sekolah dan wilayah
setempat.
Pembelajaran sosial emosioal melalui kegiatan menganyam

 Pembelajaran (FINDINGS)

Hal yang sangat bermanfaat bagi guru pada pembelajaran sosial dan emosional
yaitu adanya 5 kompetensi sosial dan emosional :

1. Kesadaran diri
2. Manajemen diri.
3. Kesadaran sosial.
4. Ketrampilan berelasi.
5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Seorang guru mampu mengendalikan emosinya pada situasi bagaimanapun,


kapan saja dan dimana saja, Artinya seorang guru juga dapat memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan sosial emosional di sekolah. Guru dituntut
agar mempunyai kesadaran penuh (Mindfullness). Sedangkan bagi murid setelah
belajar sosial emosional hal yang paling penting mereka dapat mengenali
emosional masing masing/mampu berexpresi secara terbuka  dan mampu
mengendalikan perasaanya. Murid-murid juga harus terbiasa bersosial terhadap
lingkungannya, dan menjadi semangat dalam belajar.

  Penerapan (Future)

Umpan balik bagi saya, berupa bisa menerapkan KSE ini dalam pembelajaran
exsplisit, terintegrasi dalam RPP meningkatkan iklim kelas dan PTK di sekolah,
sehingga tercapainya pembelajarang  yang menyenangkan serta mewujudkan
kesejahteraan psikologis anak.

Yang ingin saya tingkatkan adalah:

 Saya akan lebih fokus kepada ketrampilan berelasi. Artinya saya akan
berkolaborasi dengan siswa-siswa di kelas, pendidik dan tenaga
kependidikan dalam membangun iklim kelas dan sekolah.
 Saya akan merevisi kembali rancangan belajar  dan pelaksanaan
pembelajaran dengan mengimplementasikan pembelajaran sosial dan
emosional.
Jurnal Refleksi model 4F modul 2.2
(Pembelajaran Sosial dan
Emosional)
December 12, 2022 by Rahmawati

Peristiwa (Facts): peristiwa apa saja yang terjadi?

Pada pembelajaran modul 2.2 (pembelajaran sosial dan emosional) sama dengan
modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA yang dimulai dari mulai dari
diri. Mulai dari alur pertama alur mulai dari diri menjawab beberapa pertanyaan di
LMS sebagai refleksi individu selama menjadi seorang pendidik tentunya telah
mdnapatkan banyak pengalaman yang mengarah pada pembelajaran sosial dan
emosional. Selama menjadi pendidik, saya tentu pernah mengalami sebuah
peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran,
atau kemalangan, yang akhirnya membantu saya bertumbuh menjadi pribadi yang
lebih baik dari sebelumnya.
Setelah itu memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur eksplorasi
konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang
disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk menganalisis
lima kasus yang disediakan dan saling menuliskan komentar pada forum diskusi
daring. Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi yang dibagi menjadi dua sesi,
ruang kolaborasi ini dipandu oleh fasilitator Bapak Lalu Muhzar. Ruang kolaborasi
sesi pertama dimulai dengan refleksi materi pada eksplorasi konsep sejauh mana
pemahaman calon guru penggrak pada materi tentang pembelajaran sosial dan
emosional. Kemudian kesepakatan kelas dalam pembelajaran dan diskusi kelompok
berdasarkan kelompok yang telah dibagi yaitu mendiskusikan bagaimana
pengimplementasian pembelajaran sosial dan emosional di sekolah. Dilanjutkan
dengan ruang kolaborasi sesi kedua yaitu kami calon guru penggerak melakukan
presentasi hasil diskusi kelompok.

Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual yaitu calon guru penggerak diminta
untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional, saya
membuat RPP pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam
kurikulum akademik hal ini karena tanpa disadari sebetulnya sebagai pendidik
sudah menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran hanya
belum terarah dengan pembelajaran sosial dan emosional yang didapatkan dalam
pendidikan guru penggerak ini diharapkan penerapan pembelajaran sosial dan
emosional yang diberikan kepada murid lebih terarah lagi dan tepat sasaran agar
keterampilan kompetensi sosial dan emosional murid dapat meningkat. Selanjutnya
alur yang kelima adalah eloborasi pemahaman bersama instruktur yaitu Bapak
Suhud Rois, pada alur ini calon guru penggerak mendapat penguatan tentang
materi pembelajaran sosial dan emosional. Selanjutnya alur yang keenam adalah
koneksi antar materi mengaitkan materi pembelajaran sosial dan emosional dengan
materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur
merdeka adalah aksi nyata. Pada aksi nyata ini calon guru penggerak tidak diminta
mengunggah tugas pada LMS akan tetapi menampilkannya kepada pengajar praktik
pada pendampingan individu keempat.

Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses pembelajaran

Bagi saya mengikuti pendidikan guru penggerak ini sangat beruntung dan bersyukur
karena ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Seperti pada modul 2.2 ini
pembelajaran sosial dan emosional awalnya sebelum mempelajari modul ini saya
berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional ini akan tumbuh pada murid
seiring dengan tingkat kedewasaan pada dirinya. Saya menerapkan pembelajaran
sosial dan emosional ini sebelum mempelajari modul ini dengan memberikan
motivasi kepada murid, mendengarkan dan memberikan solusi atas permasalahan
yang mereka hadapi, dan berempati kepada murid-murid saya. Ternyata hal-hal
yang saya terapkan belum sepenuhnya tepat. Saya merasa masih banyak
kekurangan pada diri saya dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional
ini. Untuk itu saya berharap saya dapat menerapkan pembelajaran sosial emosional
ini baik secara eksplisit maupun secara terintegrasi dalam kurikulum sekolah. Hal
yang saya tidak sadari juga sebetulnya ada juga yang sudah diterapkan dalam
pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran yaitu seperti
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam
pembelajaran secara berkelompok.

Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional saya
semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan emosional muridpun perlu
dilatih agar mereka siap dalam kehidupan  ke depannya. Baik itu dalam kesadaran
diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah
pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di
sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan
mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif
(pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain
(kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan

Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya

1. Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting


untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sosial
dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah
memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat
memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri),
menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri),
merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran
sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
(keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung
jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.
2. Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan emosional
diantaranya kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami
perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana
pengaruhnya pada perilaku diri sendiri dalam berbgai situasi dan
konteks kehidupan, manajemen diri yaitu kemampuan untuk mengelola
emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi
dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kesadaran sosial yaitu
kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati
dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang
yang berbeda-beda, keterampilan berelasi yaitu membangun dan
mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu kemampuan
mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasarkan kepedulian,
dan perilaku untuk mencapai kesejahteraan psikologis atau well being.
3. Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan erat dengan
enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai kebajikan
yang menjadi tujuan dari kurikulum Pendidikan.
4. Lima kompetensi sosial dan emosional ini diharapkan dapat
menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur,
peduli, responsive, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin
tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan humaniora
semuanya selaras dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi
dalanm satandar nasional Pendidikan.
5. Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness (kesadaran penuh),
kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya perhatian
terhadap kegiatan yang dilakukan.
6. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh
adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati
sensati pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai
kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan.
7. Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan
kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.
8. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan
dengan pembelajaran secara eksplisit dan terintegrasi dalam kurikulum
ademik
9. Pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan dengan baik
jika dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam kelas, sekolah, dan
juga dalam keluarga serta komunitas.
10.Pembelajaran sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga
kependidikan dapat diperkuat dengan menjadi teladan, belajar, dam
berkolaborasi.
Perubahan (Future):

Setelah pembelajaran pada modul ini penerapan dan perubahan yang ingin saya
lakukan adalah

1. Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran


baik secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik
maupun iklim dan budaya sekolah.
2. Menginformasikan kepada warga sekolah tentang pembelajaran sosial
dan emosional serta berkolaborasi kepada orang tua agar
pembelajaran sosial dan emosional ini dapat terlaksana dengan
optimal.
3. Dengan mempelajari modul ini dan melakukan penerapan
pembelajaran sosial dan emosional saya berharap dapat melakukan
perubahan positif pada manajemen diri saya yang masih kurang dan
dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang
terkadang saya masih sulit untuk mengambil keputusan dan
mempertimbangkan segala resiko dari keputuasan yang diambil.
4. Dalam penguatan pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik
saya berharap dapat menjadi teladan dan contoh baik bagi murid
maupun bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai