Anda di halaman 1dari 71

SISTEM KENDALI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUMAH BIASA

EKEKTRICAL CONTROL SYSTEMS FOR USE IN HOUSE REGULAR

NICODEMUS RAHANRA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

i
SISTEM KENDALI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUMAH BIASA

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi
Teknik Elektro

Disusun dan diajukan oleh

NICODEMUS RAHANRA

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nicodemus Rahanra


Nomor Mahasiswa : P2700211406
Program Studi : Teknik Elektro

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini


benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Makassar, 19 agustus 2013


Yang menyatakan

Nicodemus Rahanra

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan hikmat –Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan
baik. Ide yang melatar belakangi penelitian ini timbul karena tarif listrik yang
setiap saat mengalami kenaikan dan juga terjadi pemborosan pemakaian
energy listrik. Penulis dalam penelitian ini memberikan solusi system kendali
pemakaian listrik pada rumah yang dapat mengendalikan penyalaan lampu
pada sebuah rumah.

Banyak kandala yang penulis jumpai dalam penyususnan tesis ini, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, maka tesis ini akhirnya dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini dengan tulus penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Rhiza. S. Sadjad, MSEE, selaku ketua Komisi Penasehat dan
2. Dr. Ir. Zahir Zainuddin, MSc, sebagai anggota Komisi Penasehat atas
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari pengembangan
minat terhadap permasalahan penelitian ini.
3. Dr.Adnan, ST,MT, Muh. Niswar,ST.,MIT.,Ph.D, Amil Ahmad Ilham, ST,
MIT.,Ph.D, selaku dosen penguji yang memberikan saran dalam
perbaikan tesis ini.
4. Terima kasih buat adikku tersayang Iriyanti dan semua saudara-
saudaraku yang senantiasa memberikan bantuan moral dan moril serta
dukungan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini. Terimah kasih juga penulis sampaikan kepada
teman-teman Teknik Elektro Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin
terlebih
5. Bapak Alimuddin, Suryadi, Nanang, yang selalu memberikan saran
dan petunjuk dalam penulisan tesis ini.
6. Khusus Elektro angkatan 2011 yang telah banyak membantu penulis
dalam pemecahan masalah yang penulis hadapi. Dan ucapan terima
kasih juga di sampaikan kepada mereka yang membantu penulis baik
secara langsung maupun tak langsung dalam penyelesaian penulisan
tesis ini.

Makassar, Juli 2013


Penulis

Nicodemus Rahanra

ABSTRAK

P2700211406
Nicodemus Rahanra. Sistem Kendali Pemakaian Listrik pada Rumah

Biasa(dibimbing oleh Rhiza S. Sadjad dan Zahir Zainuddin)

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem kendali

pemakaian listrik pada rumah biasa dengan menggunakan mikrokontroler,

sensor cahaya, sensor gerak, dan remote control sebagai sistem kendali

pada sebuah Rumah biasa di jalan Sahabat III no 15 Tamalanrea, kota

Makassar.

Penelitian ini menggunakan metode literatur berupa studi perencanaan

dalam menganalisis dan merancang suatu prototipe sistem kendali

pemakaian listrik berbasis mikrokontroler.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem kendali pemakaian listrik

dapat membantu pemilik rumah dalam hal penghematan pemakaian kWh dan

dapat menghemat pembayaran tagihan listrik PLN. Untuk pemakaian kWh

dapat menghemat sebesar 23%kWh/hari sedangkan untuk tagihan rekening

listrik dapat menghemat sebesar 6.17% rupiah/ bulan.

Kata Kunci: Penghematan Listrik, pemakaian kWh

ABSTRACK

P2700211406
Nicodemus Rahanra control system power consumption in a normal
house guided by (Rhiza. S Sadjad and Zahir Zainuddin)
The aim of the study is to build a control system of power consumption
in a normal house using microcontroller, motion sensors, light sensors,
remote control as the control system in an ordinary house in jl Companion III
No. 15 Tamalanrea Makassar.
This study is a literature study on planning and analysis a sistem
prototype of electrik consumption control based on microcontroller.
The results indicated that the use of electrical control systems can help
homeowners in terms of kWh usage savings and can help home owners in
terms of kWh savings and can save PLN bills up to 0.23 kWh% kWh per day,
meanwhile bill payment can be saved 6.17% permonth.

DAFTAR ISI

Halaman

P2700211406
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iii

ABSTRAK ………………………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. v

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
C. Batasan Masalah ………………………………………………….. 2
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 3
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 3
F. Sistematika Penulisan …………………………………………… . 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Sistem Kendali …………………………………………………….. 5


B. Mikrokontroler ……………………………………………………… 7
C. Sensor Gerak ……………………………………………………… 9
D. Sensor Cahaya …………………………………………………… 12
E. Remote Control …………………………………………………… 14
F. Penghematan Energi Listrik ……………………………………… 17
G. Kerangka Pikir …………………………………………………….. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Analisis Konseptual ……………………………………………… 20


1. Studi Literatur ………………………………………………… 20
2. Spesifikasi Sistem ……………………………………………. 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 21
C. Perancangan Sistem …………………………………………… 21
1. Perancangan Perangkat Keras …………………………… 21
2. Perancangan Perangkat Lunak …………………………. . 22
D. Analisis Sistem …………………………………………………. 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rancangan Sistem ……………………………………………… 24

P2700211406
1. Gambaran Umum Rumah Biasa ………………………….. 24
2. Penempatan dan Prinsip Kerja Sensor …………………… 27
B. Rancangan Perangkat Keras ………………………………….. 28
C. Perangkat Input ( Input Device) ……………………………….. 30
1. Sensor PIR ( Pasive Infra Red) ……………………………. 30
2. Sensor LDR ( Light Dependent Resistor) ………………… 35
3. Remote Control ……………………………………………… 37
D. Pembahasan ……………………………………………………. 40
1. Penghematan Jam Dan Biaya …………………………….. 40
2. Penghematan Energi Listrik Dalam Rumah ……………… 43
3. Penghematan Energi Listrik Luar Rumah ………………… 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 51
B. Saran ……………………………………………………………. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

P2700211406
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Sistem Kendali……………………………………………………… 6
2. Mikrokontroler ………………………………………………………. 8
3. Arsitektur Atmega 328 …………………………………………….. 9
4. Sensor PIR ………………………………………………………… . 10
5. Sistem Kerja Sensor ………………………………………………. 11
6. Sensor LDR ………………………………………………………… 13
7. Rangkaian Sensor LDR …………………………………………. 13
8. Remote Control ……………………………………………………. 16
9. Sistem Kerja Remote Control ……………………………………. 16
10. Kerangka Pikir ……………………………………………………… 19
11. Denah Rumah Biasa ……………………………………………… 25
12. Penempatan Sensor ……………………………………………… 28
13. Bagan Kotak Keseluruhan Sistem ……………………………… 29
14. Rangkaian Alat Pengendali Lampu ……………………………. 29
15. Sistem Kendali Listrik …………………………………………….. 30
16. Cara Kerja Sensor PIR …………………………………………… 32
17. Blok Diagram Pengukur Sensor PIR ……………….…………. 34
18. Scematik Rangkaian Sensor Gerak ……………………………. 37
19. Flowchart Lampu Sensor PIR …………………………………… 38
20. Sistem Kerja Sensor LDR ……………..…………………………. 39
21. Rangkaian LDR …………………………………………………… 39
22. Blok Diagram Remote Control …………………………………… 42
23. Flowchart Remote Control ………………………………………… 42

DAFTAR TABEL

P2700211406
Tabel halaman
1. Hasil Pengujian Dan Validasi Sistem ……………………………. 23
2. Jumlah Lampu dan Lama Nyala …………………………………. 26
3. Data Pembayaran Rekening Listrik ……………………………… 27
4. Data Pengujian Sensifitas Sensor PIR ………………………….. 34
5. Keadaan Transistor ……………………………………………….. 40
6. Pengukuran Intensitas Cahaya ………………………………….. 40
7. Perbandingan Pemakaian Listrik ………………………………… 44
8. Perbandingan Pemakaian kWh …………………………………. 45
9. Perbandingan Pemakaian dan Pembayaran Listrik …………… 45

BAB I

PENDAHULUAN

P2700211406
A. Latar Belakang

Lampu listrik merupakan cahaya buatan yang kita perlukan

sebagai pengganti cahaya alami. Peran lampu sangat vital, karena

tanpa lampu listrik banyak aktifitas yang terhambat terutama

masyarakat di perkotaan. Pemanfaatan energi listrik dewasa ini

kurang efektif pasalnya banyak peralatan elektronik yang

mengkonsumsi listrik secara berlebihan, Energi listrik merupakan salah

satu bentuk energi yang sangat vital bagi kehidupan manusia saat ini.

Maka dengan kemajuan teknologi saat ini, campur tangan manusia

dalam operasional berusaha dikurangi.

Salah satu cara untuk menghemat biaya tagihan listrik adalah

menggunakan lampu dan alat elektronik sesuai dengan kebutuhan.

Yang menentukan besarnya tagihan listrik adalah jumlah dan lama

pemakaian alat listrik di rumah, begitu juga dengan lampu.

Dibandingkan dengan alat elektronik lain, konsumsi energi lampu

termasuk kecil. Namun juga jumlahnya banyak dan digunakan dalam

waktu lama, lampu juga dapat menjadi penyebab naiknya tagihan


[13]
listrik .

Sistem kendali pemakaian listrik akan dapat memudahkan

pemilik rumah dalam hal mengontrol pemakaian listrik setiap harinya.

System kendali ini untuk menghindari (ON/OFF) lampu serta alat

elektronik yang menyala sia-sia tanpa ada aktifitas. Hal tersebut

disebabkan karena pemilik rumah kurang sadar akan pentingnya

energi listrik. Maka tugas akhir ini penulis mencoba merancang

sebuah system kendali pemakaian listrik menggunakan mikrokontroler

P2700211406
AT328 untuk membantu pemilik rumah dalam hal mengoperasikan

beban lampu penerangan pada rumah biasa. Sistem kendali ini

menggunakan masukan sensor kehadiran orang jenis passive infrared

atau PIR, sensor cahaya, serta remote tv.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan Permasalahan yang ada, maka rumusan masalah dari

Tugas akhir ini adalah:

 Bagaimana merancang sebuah system kendali pemakaian listrik

pada rumah biasa untuk dapat mengatasi pemakaian listrik yang

berlebihan.

 Bagaimana membuktikan bahwa dengan menggunakan system

kendali lebih menghemat dalam hal pemakaian listrik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan Pokok permasalahan bahwa yang menjadi batasan


masalah pada tugas akhir ini adalah:

 Bagaimana mengontrol pemakaian listrik pada rumah biasa dengan


menggunakan sensor cahaya, sensor gerak dan remote control
 Bagaimana mempermuda pemilik rumah dalam hal penghematan
penggunaan listrik rumah tangga.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan Penelitian ini adalah:

 Merancang sebuah alat yang dapat mengontrol peralatan

elektronik.

P2700211406
 Mengontrol serta mengatasi penggunaan energi listrik yang tak

terpakai.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Dari penelitian ini adalah:

 Membantu pemilik rumah dalam mengoperasikan serta mengontrol

semua alat elektronik.

 Meminimalkan biaya listrik yang terbuang begitu saja yang

menyebabkan pemborosan secara terus menerus.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, laporan tugas akhir ini disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung untuk sistem rumah

cerdas yang ada pada saat ini.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang perancangan pada system rumah cerdas.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisa hasil pengukuran lapangan dan hasil

pengujian sistem yang telah dirancang.

P2700211406
BAB V : Kesimpulan dan Saran

Menjelaskan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa dan saran

untuk perbaikan penelitian berikutnya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Sistem Kendali

Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara

bersama-sama dan membentuk suatu tujuan tertentu. Sistem kendali dapat

dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah

konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang

P2700211406
diharapkan. Jadi harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem

fisis, yang biasa disebut dengan kendalian (plant). Masukan dan keluaran

merupakan variabel atau besaran fisis. Keluaran merupakan hal yang

dihasilkan oleh kendalian, artinya yang dikendalikan; sedangkan masukan

adalah yang mempengaruhi kendalian, yang mengatur keluaran. Kedua

dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama.

Pada sistem kendali dikenal sistem lup terbuka (open loop system) dan

sistem lup tertutup (closed loop system). Sistem kendali lup terbuka atau

umpan maju (feedforward control) umumnya mempergunakan pengatur

(controller) serta aktuator kendali (control actuator) yang berguna untuk

memperoleh respon sistem yang baik.

Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran fisis. Keluaran

merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian, artinya yang dikendalikan,

sedangkan masukan adalah yang mempengaruhi kendalian, yang mengatur

keluaran. Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama. Proses

kendali dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Gambar.2.1. sistem kendali

Sistem kendali ini keluarannya tidak diperhitungkan ulang oleh controller.

Suatu keadaan apakah plant benar-benar telah mencapai target seperti yang

dikehendaki masukan atau referensi, tidak dapat mempengaruhi kinerja

kontroler.

Untuk mendalami lebih lanjut mengenai sistem kendali tentunya

diperlukan pemahaman yang cukup tentang hal-hal yang berhubungan

P2700211406
dengan sistem kontrol. Oleh karena itu selanjutnya akan dikaji beberapa

istilah-istilah yang dipergunakannya.

a. Masukan

Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke

sebuah sistem kendali untuk memperoleh tanggapan tertentu dari

sistem pengaturan. Masukan juga sering disebut respon keluaran yang

diharapkan.

b. Proses

Suatu urutan operasi yang kontinyu atau suatu perkembangan yang

dicirikan oleh urutan perubahan secara perlahan yang terjadi tahap

demi tahap dengan cara yang relatif tetap dan memberikan suatu hasil

atau akhir.

c. Plant

Dapat berupa bagian suatu peralatan yang berfungsi secara bersama-

sama untuk membentuk suatu operasi tertentu.

d. Keluaran

Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan

dari suatu sistem kendali.

Dalam komunikasi data terdapat beberapa faktor elemen yang ikut

terlibat dalam proses komunikasi, yaitu sumber, pengirim, penerima, dan

tujuan. Sumber adalah pembangkit data sehingga dapat ditransmisikan, yang

direpresentasikan oleh mikrokontroler. Data yang dibangkitkan oleh sumber

biasanya tidak ditransmisikan dalam bentuk aslinya. Sebuah transmitter

selain mengirim juga berfungsi untuk memodulasi sinyal. Penerima

mempunyai fungsi kebalikan dari sebuah transmitter, yaitu menerima sinyal

P2700211406
yang dikirim dan melakukan demodulasi terhadap sinyal sehingga dapat

dimengerti oleh tujuan. Tujuan berfungsi mengolah data yang diterima.

Tujuan juga berfungsi melakukan pemeriksaan kesalahan.

B. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam

sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah

kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.

Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa

ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler


[1]
sebenarnya membaca dan menulis data .

Gambar 2.2 Mikrokontroler


http://www.protostack.com

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang

mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana

setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed

Instruction Set Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur hal ini

dapat di baca pada http://www.arduino.cc . Mikrokontroller Atmega 328

P2700211406
memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program

dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism.

Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur

tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah

diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi –

instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register

serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic


[2]
Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus .

Berikut ini adalah tampilan architecture ATmega 328 :

Gambar.2.3. Architecture ATmega328


http://www.protostack.com

C. Sensor Jarak

P2700211406
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk

mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif,

artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya

menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

Gambar.2.4. sensor Jarak PIR


http://www.protostack.com

Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis

PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan

akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:

manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda

(misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah

yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan
[6]
terjadi perubahan pembacaan pada sensor .

Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

- Lensa Fresnel

- Penyaring Infra Merah

- Sensor Pyroelektrik

- Penguat Amplifier

- Komparator

P2700211406
PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan

namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar

inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang bias dideteksi oleh

sensor ini biasanya tubuh manusia. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian -

bagian yang mempunyai perannya masingmasing yaitu Fresnel Lens, IR

Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier dan Comparator

Gambar.2.5.sistem kerja sensor PIR.

PIR Sensor PIR bekerja dengan menangkap energi panas yang

dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda

dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki

suhu tubuh kira-kira 32°C, yang merupakan suhu panas yang khas yang

terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian

ditangkap oleh Pyroeletric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR,

sehingga menyebabkan Pyroelectric sensor yang terdiri dari gallium nitride,

caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik karena pancaran

sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama

seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

P2700211406
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. Hal ini

disebabkan karena IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar infra

merah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang

gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 pm, sehingga panjang

gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9

sampai 10 gm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor dengan jarak deteksi

maksimal 5 meter. Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan

menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh

manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga

menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena

adanya energy panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut.

Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang

kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.

D. Light Dependent Resistor (LDR)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu

jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila

mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar

kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut

dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya.

Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan

semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya

(sinar) yang mengenainya.

P2700211406
Gambar.2.6. Sensor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik

yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika

intensitas cahaya semakin besar maka resistansi LDR semakin kecil, jika

intensitas cahaya semakin kecil maka resistansi LDR semakin besar. LDR

sering juga disebut dengan sensor cahaya.

Cara merangkai LDR ada 2, tergantung dengan respon yang

diinginkan. Rangkaian itu antara lain:

Gambar 2.7. Rangkaian LDR (Light Dependent Resistor)

Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan

Respon Spektral sebagai berikut : Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light

Dependent Resistor) Bila sebuah “Sensor Cahaya LDR (Light Dependent

P2700211406
Resistor)” dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu

ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai

resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan

ruangan gelap tersebut. Na-mun LDR tersebut hanya akan bisa menca-pai

harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu

Cara kerja rangkaian 1 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar

LDR membesar, maka hambatan LDR akan mengecil. Hal ini menyebabkan

tegangan pada Titik 1 semakin besar. Dan sebaliknya, jika intensitas cahaya

disekitar LDR semakin kecil, maka hambatan LDR semakin besar. Hal ini

menyebabkan tegangan pada Titik 1 semakin kecil.

Cara kerja rangkaian 2 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar

LDR membesar, maka hambatan LDR akan mengecil. Hal ini menyebabkan

tegangan pada Titik 2 semakin mengecil. Dan sebaliknya, jika intensitas

cahaya disekitar LDR semakin besar, maka hambatan pada LDR semakin

kecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 2 semakin besar.

LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya

berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan

adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe).

E. Remote Control

Remote Control adalah suatu alat portable yang dapat digunakan

untuk memati hidupkan atau menyambung dan memutuskan aliran listrik dari

jarak jauh tanpa menggunakan kabel penghubung. Peralatan remote control

menggunakan seperangkat pemancar dan penerima dan menggerakkan

suatu relay yang berfungsi sebagai pemutus dan menyambung aliran listrik,

P2700211406
sedangkan pemancar dan penerima berfungsi sebagai pengirim dan

penerima data signal digital ke infra merah. Remote control yang biasa

digunakan sehari-hari untuk memindah atau mengganti channel pada

Televisi. Remote kontrol inframerah menggunakan cahaya inframerah

sebagai media dalam mengirimkan data ke penerima. Data yang dikirimkan

berupa pulsa-pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi 40kHz. Sinyal yang

dikirimkan merupakan data-data biner dengan kode berbeda pada tiap

tombolnya. Sinar inframerah adalah termasuk cahaya monokromatis yang

tidak tampak oleh mata manusia. Spektrum frekuensi cahaya secara umum

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

a. Inframerah, mempunyai panjang gelombang 0,3 mm – 07.m

b. Cahaya tampak, mempunyai panjang gelombang 0,7m – 0.4 m

c. Ultra Violet, mempunyai panjang gelombang 0,4.m – 0.03m

Gelombang elektromagnetik merupakan penyusun dari cahaya yang berada

dalam spektrum elektromagnetik yang mempunyai jangkauan sangat lebar.

Pada jarak yang sama, seluruh spektrum elektromagnetik tersebut

mempunyai kecepatan yang sama tetapi frekuensinya berbeda sesuai

dengan panjang gelombangnya.

Gambar 2.8. remote control


http://www.protostack.com

P2700211406
Remote kontrol inframerah menggunakan cahaya inframerah sebagai media

dalam mengirimkan data ke penerima. Data yang dikirimkan berupa pulsa-

pulsa cahaya dengan modulasi frekuensi 40kHz. Sinyal yang dikirimkan

merupakan data-data biner. Untuk membentuk data-data biner tersebut, ada

tiga metode yang digunakan yaitu pengubahan lebar pulsa, lebar jeda

(space), dan gabungan keduanya.

Gambar.2.9. Sistem kerja Remote control

F. Penghematan Energi Listrik

Energy listrik digunakan untuk menunjang berbagai aktifitas

masyarakat. Penerangan dari lampu, kenyamanan udara dari air conditioner

(AC), hiburan televisi dan radio, kemudahan memasak, serta masih banyak

lagi manfaat yang kita dapat dari energy listrik.[13]. Secara umum konsep

upaya penghematan pemakaian energi listrik (kWh) dapat dilakukan dengan

lima alternatif berikut ini, yaitu: 1) Menggunakan pemanfaat listrik (beban

listrik) yang hemat energi; 2) Meminimalkan waktu pemakaian energi listrik; 3)

Meminimalkan rugi jaringan dengan menggunakan penghantar

P2700211406
berpenampang besar dan atau menggunakan tegangan tinggi; 4) Mengurangi

rugi konduktor dengan menggunakan material super-conductor; 5)

Meminimalkan rugi jaringan dengan mengkompensir daya reaktif induktif /

kapasitif; dan 6) Mengurangi kinerja pemanfaat listrik (melalui pengurangan

pasokan daya yang dilakukan dengan mengurangi pasokan tegangan).

Secara garis besar cara penghematan pemakaian energi dapat dibagi

dalam 5 kategori yaitu: 1) Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan

arsitektur bangunan; 2) Perbaikan prosedur operasionil secara manual; 3)

Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis; 4) Pemasangan alat


[13]
penghemat listrik di seluruh instalasi; dan 5) Perbaikan kwalitas daya listrik .

Energi Listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik

untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan

ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk

menghasilkan bentuk energi yang lain. Satuan daya = joule/sekon sering

disebut sebagai watt. Satuan energi juga dapat dinyatakan dalam waat, yaitu

watt-jam atau Wh. 1 Wh = 1 J/s x 3600 s = 3600 J 1 KWh = 1000 Wh = 3600

kJ Pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau

menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan

muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan

Watt.

G. ROODMAP

Pada penelitian ini penulis mengacu pada beberapa penelitian

terdahulu sebagai dasar dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini

diantaranya:

P2700211406
1. Penelitian dari M.Arif Setiawan, P.Susetyo W,ST tentang ” Rancang

Bangun Sistem Otomasi Rumah Berbasisi Mikrokontroler”

Secara garis besar, sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai

pengintegrasi utama dalam kesinambungan sistem. Mikrokontroler yang

digunakan dalam sistem ini adalah ATMega8. Ada dua mikrokontroler

ATMega8 yang nantinya akan terintegrasi dalam sistem ini yaitu dengan

menggunakan komunikasi SMS Gateway. Dan begitupula piranti lainnya

seperti sensor dan aktuator. Ada empat sensor digunakan yaitu sensor gerak

untuk mendeteksi adanya kemalingan saat pemilik rumah tidak berada di

rumah dengan menggunakan sensor PIR, Sensor cahaya yaitu LDR untuk

mendeteksi keadaan siang hari yang nantinya akan mematikan lampu yang

masih menyala sehingga energi listrik yang digunakan dapat diminimalisir,

sensor SHT11 sebagai sensor suhu dan kelembaban yang nantinya akan

mendeteksi kelembaban ruangan yang pengaruhnya terhadap kenyamanan

dari ruangan itu sendiri yang nanti aktualnya akan menyalakan kipas sebagai

penetralisir ruangan, dan sensor TGS sebagai sensor asap yang nantinya

akan mendeteksi asap berlebih dan dibaca sebagai kebakaran.

2. Penelitian Widjayanti, tentang,”Profil Konsumsi Energi Listrik pada Hunian


Rumah Tinggal”.

Tujuan dari pembahasan yang dimaksudkan adalah untuk memaparkan

penggunaan energi listrik pada hunian rumah tinggal berdesain minimalis

dengan profil energy listrik diamati dari aspek pencahayaan buatan.

Penelitian ini lebih di fokuskan dalam hal pencahayaan alami dari arsitektur

dan desain hunian rumah tinggal.

P2700211406
Dalam perancangan penelitian ini penulis mengacu pada beberapa

penelitian diatas namun perlu di ketahui bahwa apa yang telah di teliti dan di

buat oleh peneliti terdahulu hanya pada pembuatan prototypenya saja, maka

lewat penelitian ini penulis mencoba merancang sebuah alat kendali

pemakaian listrik sekaligus menganalisis pemakaian kWh dan biaya tagihan

PLN sehingga dapat dipastikan bahwa sistem ini benar-benar dapat

menghemat pemakaian listrik pada rumahbiasa.

3. Kerangka Pikir

Sistem kendali pemakaian listrik pada rumah biasa adalah suatu

sistem yang membantu pemilik rumah(user) dalam mengontrol serta

mengatur penggunaan lampu dalam rumah baik saat bepergian, saat siang

hari maupun pada saat malam hari sehingga tidak terjadi pemakaian energi

yang berlebihan. Adapun kerangka pikir dari penulisan penelitian ini dapat di

lihat pada gambar 2.7. berikut ini:

Permasalahan

a. Pemborosan pemakaian energi listrik yang masih terjadi

b. Pengoperasian lampu yang masih mengunakan saklar manual

P2700211406
Solusi

Merancang sebuah sistem kendali pemekaian listrik

Metodologi

Melakukan analisis dan desain dengan menggunakan Metode

Rancang bangun

Hasil Penelitian

Sistem Kendali pemakaian listrik dapat mengatasi pemborosan


penggunaan energi listrik serta membantu pengguna (user) dalam
mengendalikan pemakaian lempu

Gambar 2.10. Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Analisis Konseptual Sistem

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metodologi yaitu berupa

studi perencanaan :

1. Studi Literatur

1.1. Mempelajari konsep sistem kendali.

1.2. Mempelajari cara pengendalian listrik dan pemakaian kWh.

1.3. Mempelajari konsep dasar yang berhubungan dengan

prinsip kerja dari sistem kendali dan cara penghitungan

pemakaian listrik

2. Spesifikasi Sistem

a. Tujuan

P2700211406
Spesifikasi sistem merupakan analisis kebutuhan spesifikasi

sistem rumah pintar pada sebuah rumah biasa yang yang

beralamat pada jalan sahabat III no 15 kecamatan tamalanrea

makassar. Sistem ini selanjutnya akan oleh peneliti sebagai

acuan teknis dalam pengembangan dan pembangunan sistem.

b. Lingkup Masalah

Sistem kendali pemakaian listrik yang dibangun adalah sistem

kendali berbasis mikrokontroler sebagai kendali utama yang

akan mengendalikan pemakaian listrik juga beberapa komponen

pendukung seperti sensor cahaya LDR, sensor gerak PIR, dan

remote control.

B. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasih penelitian yang di pilih adalah sebuah rumah biasa di

jalan sahabat III nomor 15 kecamatan tamalanrea Makassar penelitian

ini dilakukan selama 3 bulan yang dimulai dari bulan februari sampai

bulan april 2013.

C. Perancangan sistem

Perancangan merupakan tahap yang terpenting dari

keseluruhan proses pembuatan suatu alat. Pada tahapan ini secara

garis besar ada dua tahapan yang akan dikerjakan yaitu perancangan

hardware dan perancangan software. Keduanya saling terintegrasi

antara satu dengan yang lain karena tanpa ada satu sistem tidak dapat

bekerja.

P2700211406
1. Perancanan Perangkat keras (hardware)

1.1. Perancangan input

Perancangan input meliputi perancangan pemilihan sensor-

sensor yang akan digunakan dalam sistem sesuai dengan

kebutuhan lokasih penelitian. Sensor-sensor tersebut terbagi

atas sensor untuk mengontrol lampu luar rumah, lampu

kamar mandi, serta remote control untuk mengendalikan

lampu ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur.

1.2. Perancangan output

Perancangan output meliputi perancangan pemilihan piranti

kontrol yang akan digunakan dalam sistem sesuai kebutuhan

lokasi penelitian.

1.3. Perancangan komunikasi pada alat kendali.

2. Perncangan Perangkat Lunak (software)

Pada tahapan ini untuk membangun program pada

mikrokontroller maka perlu di pahami prinsip kerja dan sistem

perancangan hardware

D. Pengujian Sistem

Pengujian merupakan salah satu tahapan pada proses rekayasa

perangkat lunak yang bertujuan untuk memastikan perangkat lunak

yang dibangun memang sesuai dengan spesifikasi yang sebelumnya

telah ditentukan dan memastikan fungsi-fungsi pada perangkat lunak

tersebut dapat berfungsi dengan baik. Pada penelitian ini, metode yang

P2700211406
digunakan adalah verifikasi dan validasi. Adapun metode pengujian

dan validasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut in.

Tabel.3.1. hasil pengujian dan validasi sistem

No Item Uji Detail Pengujian Pengujian Hasil

Peralatan Input

(device)

1 Modul Input Sensor cahaya Modul Input

Sensor gerak

Remote control

Modul
Komunikasi main Modul
2 prosessing
mikrokontroler prosesing
(main control)

Peralatan input

(device):

Sensor cahaya
3 Modul output Modul output
Sensor gerak

Remote control

Modul input, main

control dan output:

respon peralata/ System


4 System kontrol
sensor cahaya, kontrol

sensor gerak, remote

control

P2700211406
E. Analisis Sistem

Analisis yang akan dilakukanterbagi atas 2 bagian yaitu:

1. System kendali pemakaian alat listrik pada rumah biasa.

2. Penghematan energy listrik yang terpakai

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rancangan Sistem

1. Gambaran umum rumah biasa

Rumah memegang peranan yang sangat penting bagi

kehidupan penghuninya, karena dirumahlah tempat manusia

berlindung, melakukan kegiatan, membina keluarga, dan beristirahat.

Rumah juga dapat menunjukkan eksistensi dan menggambarkan

karakter sang penghuni . Oleh karena itu, rumah harus memberikan

rasa nyaman, rileks dan tentram untuk mendukung fungsi rumah

tersebut bagi penghuninya. Rumah juga merupakan salah satu jenis

kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang disamping

sandang dan pangan. Fungsi rumah tinggal tidak hanya sekedar untuk

berlindung dari segala gangguan alam dan iklim, akan tetapi juga untuk

berkarya dan mengembangkan kreatifitas serta profesi.

Rumah biasa di jl Sahabat III no 15 kecamatan Tamalanrea

Kota Makassar memiliki Ruangan di dalam yang rumah terbagi

menjadi beberapa ruang yang berfungsi secara spesifik, seperti kamar

P2700211406
tidur, kamar mandi, ruang makan, dapur, ruang keluarga, ruang tamu,

dan teras yang pada setiap ruang tersebut memakai lampu listrik

sebagai penerangan buatan.

Gambaran umum rumah biasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini:.

Gambar.4.1.Denah Rumah Biasa.

Masing-masing ruangan yang ada telah diberikan lampu listrik untuk

menerangi dengan watt yang sesuai dengan kondisi ruang tersebut. Hal ini

agar meciptakan kenyamanan ketika pemilik rumah berada dalam ruang

tersebut. Akibat dari penggunaan lampu yang tidak sesuai dengan ruang

mengakibatkan suasana ruang akan tampak silau. Intensitas cahaya


[12]
mengandung simbol yang dapat mempengaruhi aktivitas . Kebutuhan lampu

pada rumah biasa dapat dilihat pada table 4.1. dibawah ini:

Tabel.4.1. Jumlah Lampu dan


Lama Nyala
Waktu Konsumsi
Lokasi Jumlah Daya Nyala Energi
Lampu (watt) (jam) (Wh)
Teras 3 60 13.5 2.430

P2700211406
R. Tamu 1 60 6 360
R. Keluarga 1 60 6 360
Kamar Tidur 2 18 8 288
Kamar Mandi 3 18 6 324
Dapur 1 60 6 360

Dengan jumlah lampu yang ada pada table 4.1 diatas, rumah biasa

menggunakan saklar manual untuk meng ON/OFF kan lampu lampu tersebut,

hal ini membuat sehingga sering kali lampu yang seharusnya tidak perlu

menyala pada saat tertentu masih tetap menyala akibat dari kelalaian pemilik

rumah.

Pemakaian listrik pada Rumah Biasa cukup besar pembayaran tagihan

rekening PLN setiap bulannya. Data dibawah ini adalah data pembayaran

listrik pada rumah Biasa sejak bulan Januari 2012 – Februari 2013.

Nilai pada table 4.2. diatas adalah penyalaan lampu normal (belum

menggunakan alat sistem Kendali yang dirancang). Dengan jumlah

P2700211406
pembayaran tagihan rekening diatas, dianggap masih terlalu besar oleh

pemilik rumah, selaian itu dengan menggunakan saklar manual untuk

menghidupkan dan mematikan lampu juga sebagai penyebab pomborosan

pemakaian energy listrik, mengapa? Karena lampu teras yang seharusnya

dimatikan pada jam 6.00 sering kali dimatikan jam 6.30 saat pemilik rumah

bangun tidur.

2. Penempatan dan Prinsip Kerja Sistem


Dengan permasalahan di atas penulis telah merancang sebuah alat
sistem kendali pemakaian listrik yang dapat membantu pemilik rumah dalam
rangka meng ON/OFF kan lampu listrik. Selain meng ON/OFF lampu, sistem
ini juga dapat membantu menekan pemakaian kWh pada rumah biasa.
Sistem tersebut menggunakan sensor gerak PIR, sensor cahaya LDR, dan
remote Control. Dengan menggunakan sistem ini dapat membantu mengatasi
pemakaian listrik yang sering kali menyala pada saat yang tidak tepat dan
juga membantu pemilik rumah dalam mengontrol lampu apabila pemilik
rumah lupa untuk mematikannya.
Memilih menggunakan sensor gerak dan sensor cahaya pada system ini
sangat tepat karena bila di lihat dari prinsip kerja dari kedua sensor ini maka,
pemilik rumah akan sangat terbantu dalam pengontrolan lampu yang
digunakan. Pemasangan alat kendali tersebut di dalam rumah berjarak 150
cm di atas lantai pada ruang keluarga sehingga terhindar dari jangkauan
anak-anak. Pemasangan alat sistem kendali tersebut dapat menghemat
penggunaan energi listrik karena penggunaan dari alat tersebut dapat
mengontrol energi listrik di dalam rumah. Kemampuan dari alat kendali
tersebut yaitu 220V AC. Tidak semua peralatan listrik yang ada di dalam
rumah dapat dikontrol dengan alat kendali seperti kulkas, agar bahan
makanan dan minuman tetap terjaga suhunya.
Penempatan serta prinsip kerja sistem kendali dapat dilihat pada gambar 4.2
dibawah ini:

P2700211406
Gambar.4.2.Penempatan sensor dan sistem kendali

B. Sistem Kendali Penyalaan Lampu

1. Rancangan Perangkat Keras

Piranti utama dari sitem kendali pemakaian listrik pada rumah biasa

adalah mikrokontroler beserta beberapa sensor yang menjadi device input

dan output. Untuk perancangan system kendali secara keseluruhan dapat

dilihat pada bagan kotak sistem berikut ini:

P2700211406
Gambar.4.3.bagan kotak keseluruhan sistem

Gambar.4.4. Rangkaian alat pengendali lampu.

P2700211406
Gambar.4.5.Sistem Kendali listrik

C. Perangkat Input (input device)

1. Sensor PIR (Pasive Infra Red)

Sensor PIR memungkinkan kita untuk mendeteksi adanya gerakan

pada jarak tertentu, sensor ini digunakan untuk mendeteksi apakah

manusia/benda telah bergerak atau keluar dari jangkauan sensor. Sensor PIR

kecil, murah, berdaya rendah, mudah digunakan dan tidak mudah rusak. Itu

alasan mengapa sensor ini banyak digunakan dalam peralatan rumah dan

gadget.

Infra merah yang dalam bahasa teknis disebut PIR (Pasissve Infra Red) atau

infra merah pasif. Sensor ini hanya mendeteksi saja sehingga disebut pasisf.

Sensor infra merah memiliki keuntungan dari sisi penguasaan area dimana

sensor ini mempunyai jarak radius 5m/90° dan biasanya dipasang di tempat

strategis untuk mendeteksi gerakan seperti pintu kamar mandi. Sensor PIR ini

P2700211406
bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar

infra merah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol
0
mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 C, yang

merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran

sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor

yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic

sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate

menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena

pancaran sinar infra merah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya

hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari

mengenal solar cell.

Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia. Hal ini disebabkan

karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah

pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang

sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang

gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9

sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.

Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap

pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang

memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material

pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas

yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit

amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan

oleh comparator sehingga menghasilkan output.

P2700211406
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka

sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh

manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi

panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi

lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh

manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan

panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda

yang menyebabkan sensor merespon dengan cara menghasilkan arus pada

material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda. Karena

besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.

Pengujian sensor PIR dilakukan dengan melihat sensitifitas sensor

terhadap jarak tempuh. Hasilnya adalah pada jarak 5 meter sensor ini dapat

mendeteksi gerakan manusia maka lampu akan menyala, namun bila lebih

dari 5 meter maka sensor PIR tidak dapat mendeteksi karena sensor PIR

bukan hanya untuk mengamati pergerakan manusia saja, akan tetapi juga

mendeteksi pancaran sinar inframerah pasife dari tubuh manausia yang

melewati sensor tersebut. Cara kerja sensor dapat dilihat pada gambar 4

dibawah ini:

Gambar.4.6 . cara kerja sensor PIR


Tabel 4.3. Pengujian sensitifitas PIR pada jarak

P2700211406
objek
Intensitasn Kepekaan PIR pada
Jarak objek
Terdeteksi Tidak
1 Meter √
2 Meter √
3 Meter √
4 Meter √
5 Meter √
6 Meter √
7 Meter √

Umumnya jarak jangkauan komponen sensor gerak ini dapat mencapai 5

meter. cukup efektif dijadikan sebagai sensor gerak. lihat juga gambar

langkah kerja PIR di atas, sensor ini tidak dapat mendeteksi sebarapa banyak

jumlah orang yang ada di area jangkauan sensor, namun hanya dapat

merasakan perubahan energi panas atau infra red saja.

Gambar.4. 7.Blok diagram Pengukuran Sensor PIR

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor

berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan

yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun

seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya

merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh

setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor

ini biasanya adalah tubuh manusia.

P2700211406
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai

perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,

amplifier, dan comparator.

Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari

pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu

benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh

kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang

terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian

ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini

sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida,

caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa

menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini

membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang

terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini

disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang

sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring

panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer,

sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang

berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh

sensor.

Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap

pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang

memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material

pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas

P2700211406
yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit

amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan

oleh comparator sehingga menghasilkan output.

Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka

sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh

manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi

panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi

lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh

manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan

panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda

yang menyebabkan sensor merespon dengan cara menghasilkan arus pada

material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda. Karena

besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.

Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini

dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang

inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar

lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek

benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.

Gambar.4.8. skematic rangkaian sensor gerak

P2700211406
Sensitifitas modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada

jarak 5 meter sangat cocok digunakan pada sistem kendali pemakaian listrik

tersebut. Karena bila ingin digunakan untuk mengaktifkan lampu, maka

tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke lampu. Modul

sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bisa di hubungkan dengan

komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung dihubungkan ke

mikrokontroler. Keluaran dari modul sensor gerak ini adalah LOW. Dan ketika

mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi HIGH.

Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik.

Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini

dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang

infra merah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar

lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek

benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.

Gambar.4.9.Flowchart Lampu Otomatis menggunakan PIR

2. Sensor Light Dependent Resistor (LDR)

P2700211406
Sensor cahaya yang dirancang memiliki masukan tegangan 5V dan

akan memiliki Output 5V saat dalam keadaan gelap, dan memiliki output 0 V

pada saat keadaan terang. Sensor LDR dilakukan dengan mengukur

tegangan yang ada pada kaki LDR dengan suatu kondisi intensitas cahaya

tertentu. Semakin besar cahaya yang diterima maka semakin kecil nilai

resistansi yang ada pada LDR. Hal ini disebabkan karena LDR terbuat dari

bahan semikonduktor yang terbuat dari cadmium sulfida (CdS) dan cadmium

seleneida (CdSe) yang mana bahan-bahan ini sangat sensitive terhadap

cahaya. Semakin besar Resistansi maka tegangan LDR juga akan semakin

besar pula. Dan ketika tegangan sudah mencapai 2,3V atau lebih maka

lampu akan menyala. Nilai 2,3 Volt adalah batas bawah untuk lampu menyala

setelah kondisi awal mati sedangkan nilai 2,7 Volt adalah batas bawah saat

lampu menyala dan kemudian mati. inilah yang dinamakan histerysis. Dengan

fungsi Hysterisis maka tidak akan terjadi kondisi bouncing pada lampu.

Gambar.4.10. Sistem kerja sensor LDR

Gambar di atas menunjukkan bahwa ketika ada cahaya, perlawanan

dari LDR jatuh, sehingga arus melewatinya. Ketika tingkat cahaya 1000 lux

(cahaya terang) diarahkan ke arah itu, resistensi adalah 400 (ohm). Ketika

tingkat cahaya 10 lux (tingkat cahaya yang sangat rendah) yang diarahkan ke

P2700211406
arah itu, perlawanan telah meningkat drastis menjadi 10.43M (10.430.000

ohm).

Gambar.4.11. Rangkaian LDR

Prinsip kerja dari rangkaia LDR adalah ketika ada resistansi LDR akan

rendah jadi penurunan tegangan POT R2 akan tinggi, hal ini membuat

transistor TR1 ON. TR1( BC107) digabungkan kebasis TR2(SL100) jadi TR2

akan OFF, begitupun dengan relay maka lampu juga akan OFF. Ketika gelap

ketahanan LDR meningkat untuk membuat tegangan melintasi POT R2

menurun 0.06V. hal ini membuat transistor TR1 OFF yang pada gilirannya

turns ON, estate TR2 akan diberi energy dan lampu akan menyala. POT R2

dapat digunakan untuk mengatur sensitivitas sirkuit. Keadaan transistor dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel. 4. 4. Keadaan Transistor


TR1 TR2 TR3 Relay Kondisi Lampu
ON OFF OFF OFF Padam
OFF ON ON ON Nyala

Gambar 4.8 di atas menunjukkan bahwa ketika ada cahaya, perlawanan dari

LDR jatuh, sehingga arus melewatinya. Ketika tingkat cahaya terang

diarahkan ke arah sensor maka lampu akan mati, namun ketika tingkat

P2700211406
cahaya yang sangat rendah yang diarahkan ke arah sensor maka,

perlawanan telah meningkat drastis menjadikan lampu teras menyala.

Tabel.4.5. Pengukuran intensitas cahaya pada


LDR
Iluminasi Resistansi Tegangan
( LUX) LDR LDR Relay
(ohm) Volt ON/OFF
925 600 1.07
OFF 900 800 1.3
OFF 850 1620 2.1
OFF 800 1810 2.25
OFF 750 2260 2.5
ON 650 2900 2.84
ON 500 4500 3.35
ON 300 5550 3.58
ON 220 6250 3.69
ON 20 9000 4.01
ON

3. Remote Control

Mengendalikan dengan menggunakan remote Control inframerah

merupakan fasilitas yang harus dimiliki semua perangkat elektronik untuk saat

ini. Bisa kita lihat bahwa sebagian besar TV, Audio, Tape Recorder, VCD,

DVD sudah dilengkapi dengan remote control. Teknologi ini sebenarnya bisa

diaplikasikan dimana saja termasuk untuk mengendalikan lampu dalam

rumah, sehingga apabila menyalakan atau mematikan lampu tanpa harus

menekan saklar yang terdapat pada dinding tapi cukup dengan remote control

saja. Hal ini dikarenakan kecenderungan manusia untuk selalu mencari

kemudahan dengan memanfaatkan teknologi. Pemilihan remote control pada

sistem ini sangatlah penting, mengingat keadaan dalam rumah biasa ada satu

penghuni telah lanjut usia, hal ini membuat sehingga lampu di kamar tidur dan

kamar mandi sering kali lupa dimatikan pada saat siang hari maupun pada

saat dimana lampu harus dimatikan. Dengan menggunakan remote control

P2700211406
maka pengoperasian listrik dapat dilakukan oleh pemilik rumah khususnya

pemilik yang telah lanjut usia tersebut sehingga dengan menggunakan

remote control dapat mengatasi pemborosan pemekaian energy listrik.

Cara kerja dari remote control ini adalah dengan mengirim sejenis

“tone” melalui led infra red yang kemudian diterima oleh reciver untuk

dekodekan yang kemudian akan di jalankan sesuai perintah yang diterima.

Reciver akan bekerja pada saat mendengarkan tone tersebut. Rangkaian

remote control ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah bagian

pengirim dan yang kedua adalah bagian penerima. Dengan menggunakan

remote control maka pemilik rumah dapat mengendalikan lampu dari jarak

jauh. Rangkaian remote control untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5

dibawah ini.

Gambar.4.12. Blog Diagram Remote Control

P2700211406
Gambar 4.13..Flow chart Program pada Rangkaian Alat Pendeteksi Data Remote

D. Pembahasan

Biaya pemakaian listrik merupakan biaya yang dihitung berdasarkan

pemakaian energi listrik. Biaya ini di ukur dalam kWh. Besarnya pemakaian

listrik setiap bulan dapat dilihat pada meteran kWh PLN. Biasanya PT PLN

juga mencatat besarnya energi (KWH) listrik yang digunakan oleh setiap

pelanggan. Menurut ketentuan, biaya pemakaian ini di bagi mengunakan

sistem blok. Sistem ini berfungsi sebagai dasar banyaknya pemakaian listrik.

Besarnya daya PLN pada rumah biasa dijalan sahabat III nomor 15

sangatlah membantu pemilik rumah dalam hal penghematan pemakaian

energi listrik di mana pemakaian listrik selama bulan februaari 2013

P2700211406
Rp.192.412.- harga ini saat belum pemasangan alat sistem kendali

pemakaian listrik pada rumah biasa maka pemakaian KWH bulan maret

sebesar 241Kwh, dan bulan April sebesar 248Kwh. Untuk menentukan nilai

rupiah yang harus dibayar dalam tagihan PLN sebesar Rp. 142.318 pada

bulan Maret dan Rp148.852.- untuk bulan April 2013, Nilai ini di dapat dengan

menggunakan rumus pemakaian Kwh sebagai berikut: KWH Pemakaian =

daya alat x lama pemakaian (dalam jam).

1. Penghematan Jam dan Biaya

Yang menentukan besarnya tagihan listrik adalah jumlah dan lama

pemakaian alat listrik di rumah. Begitu juga dengan lampu. Dibandingkan

dengan alat elektronik lain, konsumsi energi lampu termasuk kecil. Namun

juga jumlahnya banyak dan digunakan dalam waktu lama, lampu juga dapat

menjadi penyebab naiknya tagihan listrik.

Pemakaian lampu pada rumah biasa dapat dirinci sebagai berikut

Tabel 4.6. perbandingan Pemakaian Listrik sebelum dan saat


pemasangan alat
Rata -rata per hari
Lokasi Jumlah Total daya
Normal (kWh) Hemat (kWh)
Teras 3 180 watt 0.243 0.234
R. Keluarga 1 60 watt 0.36 0.30
R. tamu 1 60 watt 0.36 0.24
K. tidur 2 36 watt 0.288 0.252
K. Mandi 3 54 wat 0.324 0.216
Dapur 1 60 watt 0.36 0.24
Total 1.935 1.482

Dari hasil tabel 4.6 diatas maka dapat diketahui jumlah Watt Hour (WH) saat

normal adalah 1.935kWh sedangkan pada saat pemakaian sistem kendali

sebesar 1.482kWh. maka untuk mengetahaui penghematan sehari dalam

pemakaian lampu dapat dihitung dengan perhitungan

P2700211406
Maka hasil dari tabel 6 diatas maka dapat diketahui penghematannya adalah:

Sistem kendali pemakaian listrik pada rumah biasa di jl Sahabat III

nomor 15 Tamalanrea kota Makassar menggunakan System kendali yang

didukung dengan pemakaian sensor gerak, sensor cahaya dan remote

control. Kegunaan pemakaian sistem kendali pemakaian listrik sebagai

pengontrol listrik pada rumah biasa dapat menghemat penggunaan energi

listrik sebesar 23WH atau 0.23kWh selain itu penggunaan sistem kendali

dapat mengontrol lampu pada ruangan-ruangan yang sudah direncanakan.

Pemasangan alat kendali tersebut di dalam rumah berjarak 150 cm di atas

lantai pada ruang keluarga sehingga terhindar dari jangkauan anak-anak.

Tidak semua peralatan listrik yang ada di dalam rumah dapat dikontrol

dengan sistem kendali ini seperti kulkas, Agar bahan makanan dan minuman

tetap terjaga suhunya apabila pemilik rumah keluar.

Dari hasil perhitungan yang ada, maka terjadi penurunan atau penghematan

pada saat pemakaian system kendali pemakaian listrik pada Rumah Biasa,

untuk lebih jelas dapat di lihat pada table berikut:

Tabel. 4.7. Pebandingan Pemakaian kWh saat sebelum


dan sesudah Pemasangan Alat
Total
Bulan kWh awal kWh Akhir Pemakaian(kWh)
Januari 10040 10341 301
Februari 10744 11059 315
Maret 11065 11299 234
April 11305 11548 243

P2700211406
Dengan demikian pembayaran tagihan rekening pada saat sebelum

pemakaian system kendali pada bulan Januari dan Februari 2013 sebesar

Rp. 376.656.- dan saat alat terpasang pada bulan Maret dan April maka

tagihan listrik sebesar Rp. 291.117.- lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6

berikut ini:

Tabel.4.8. Pemakaian dan Pembayaran


listrik
saat pemasangan sistem Kendali
Total
Bulan kWh Terpakai Pembayaran
(Rp)
Maret 234 142.318.-
April 243 148. 852.-
Rata rata 145.585

Dari tabel 8 di atas maka untuk mengetahui penghematan biaya

penghematan rekening maka dapat dihitung sebagai berikut:

Maka secara keseluruhan dengan menggunakan system kendali pemakaian

listrik pada rumah biasa dapat menghemat biaya listrik sekitar 6.17%.

Dari hasil perhitungan pada nilai P dan Q maka sebagai contoh untuk

mendapatkan kWh/bulan maka dapat di dihitung sebagai contoh adalah pada

pemakaian bulan maret 2013 saat pemasangan alat

- Biaya beban (daya 900VA = 0.9 kVA)

- Biaya beban = daya yang digunakan x biaya (tariff)beban

= 0.9 kVA x 23.000/kVA

= 20.700

- Biaya Pemakaian

- Pemakaian Total = stand meter akhir – stand meter awal

P2700211406
= 11299kWh – 11065kWh

= 234

Maka total tagihan listrik bulan maret adalah:

= 234 x 605

= Rp. 141.570

2. Penghematan energi listrik di dalam Rumah

Penghematan energi yang dapat dilakukan di dalam rumah biasa

sebagai berikut. Apabila penghuni rumah lupa mematikan lampu di ruang

tamu, ruang dapur dan ruang kamar mandi selama 10 menit. Berarti

perhitungannya sebagai berikut. Jenis lampu yang berada di dalam rumah

terdiri dari :

a. Lampu TL dengan daya 60 VA, cos φ 0.8 jadi : P = 60 x 0.8 = 48 Watt.

Kerugian 1 lampu perhari 10 menit = 0.16 jam kerugian dalam WH (Watt

hour) = 48 x 0.16 = 7.68 WH/hari = 0.768 kWH/hari. Kerugian untuk 3

buah lampu jenis TL jika semua lampu lupa dimatikan selama 10 menit

adalah 3 x 0.768 = 2.304 kWH/hari Jadi total kerugian energi listrik akibat

kelalaian pemilik rumah selama 10 menit adalah 2.304kWH/ hari.

b. Lampu TL dengan daya 18 VA, cos φ 0.8 jadi : P = 18 x 0.8 = 14.4 Watt.

Kerugian 1 lampu perhari 10 menit = 0.16 jam Kerugian dalam WH (Watt

hour) = 14.4 x 0.16 = 2.304 WH/hari = 0.2304 kWH/hari. Kerugian untuk 3

buah lampu jenis TL jika semua lampu lupa dimatikan selama 10 menit

adalah 3 x 0.2304 = 0.6912 kWH/hari. Jadi total kerugian energi listrik

akibat kelalaian pemilik rumah selama 10 menit adalah 0.6912kWH/ hari.

Jadi total kerugian energi listrik dalam sepuluh menit perhari adalah

0.2304kWH/hari + 0.6912kWH/hari = 0.9216kWH/hari

P2700211406
c. Dengan menggunakan sensor gerak dan remote control dapat

menghemat energi listrik sebagai berikut : Jumlah lampu yang memakai

sensor gerak dan remote control adalah 8 buah jadi penghematan yang

terjadi :

1. Untuk lampu 60VA = 3 buah x 0.2304 kWH = 0.6912 kWH/hari

2. Untuk lampu 18VA = 5 buah x 0.2304 kWH = 1.152kWH/hari.

Jadi penghematan energi listrik adalah 0.6912 kWH + 1.152 kWH =

1.8432 kWH/hari

d. Total penghematan yang didapat dengan menggunakan sensor gerak dan

remote control adalah :

0.9216kWH/hari – 1.8432 kWH/hari = 0.9216 kWH/hari dan dapat

menghemat energi listrik Sebesar

e. Jadi penghematan yang dilakukan dengan menggunakan sensor gerak

dan remote tv adalah 4.608 kWH/hari dan menghemat sebesar 0.10 %

dari total energi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan didalam rumah

biasa.

3. Penghematan energi listrik di luar Rumah

Lampu yang terpasang diluar rumah biasa adalah tiga buah lampu.

Dengan asumsi apabila tidak menggunakan sensor LDR maka pemilik rumah

biasanya mematikan lampu setelah bangun tidur. Pemilik rumah

menghidupkan lampu jam 18.30 sore dan mematikan lampu jam 7 pagi,

padahal lampu harus dimatikan jam 6.30 pagi. Maka dapat dihitung sebagai

berikut.

P2700211406
a. Kerugian energi listrik sebagai berikut : Lampu di luar rumah

mempunyai daya 60VA dengan cos φ rumah biasa 0.8 jadi : P = 60

x 0.8 = 48 Watt. Dengan jumlah lampu 3 buah. Kerugian untuk 3

buah lampu tersebut jika lupa dimatikan selama setengah jam

adalah = 3 x 48 x 0.5 = 72 WH = 0.72 kWH/hari. Energi listrik yang

dipakai untuk semua lampu di luar rumah adalah = 3 x 48 x 13.5

jam = 194.4 WH = 0.1944 kWH/hari.

b. Dengan menggunakan sensor LDR terjadi penghematan sebagai

berikut. Di rumah biasa sinar matahari muncul jam 6.30, jadi

penghematan dengan menggunakan sensor LDR sebagai berikut :

Energi listrik yang dipakai untuk semua lampu di luar rumah adalah

= 3 x 48 x 13 jam = 1.872 WH = 0.1872 kWH/hari

Jadi penggunaan energi listrik dengan menggunakan sensor LDR adalah

0.1872 kWH/hari.

c) Jadi penghematan energi listrik yang dapat dilakukan dengan menggunakan

sensor LDR adalah sebesar 3.7% dari energi listrik yang digunakan di luar

rumah. Jadi penghematan yang dapat dilakukan dengan sistem kendali

pemakaian listrik pada penerangan di rumah biasa jalan sahabat 3 no 15

kecamatan tamalanrea adalah:

= 4.608kWH/hari + 0.72kWH/hari

= 5.328 kWH/hari

P2700211406
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penghematan pemakaian kWh dengan menggunakan system kendali

dapat menghemat sebesar 23.4% kWh /sehari, dengan penghematan

biaya sebesar 6.17% dalam sebulan.

2. Sistem kendali pemakaian listrik untuk penerangan rumah ini masih

sangat sederhana dan belum sempurna, maka disarankan agar

dikembangkan lagi agar dapat mengendalikan semua peralatan

elektronik dalam rumah

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis nyatakan dalam pembuatan alat ini

adalah sebagai berikut :

P2700211406
1. System kendali pemakaian listrik ini alangkah baiknya dicoba

pada gedung-gedung besar seperti: mall dan perkantoran baik

pemerintah maupun kantor swasta.

2. Sistem ini hanya berfokus pada lampu listrik maka perlu

dikembangkan pada alat-alat elektronik lainnya seperti ac, tv,

mesin pompa air, mesin cuci dll.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Arianto Widyatmo, dkk, “Belajar Mikroprosessor mikrokontroler melalui

computer PC”. (PT Elex Media Kompetindo, Jakarta 1994).

[2]. Afgianto Eko Putra, “Belajar Mikrokontroler AT89S51/52/55 Teori dan

Aplikasi”.

[3]. Atmel Corporation,”8-Bit Microcontroller With 8K Bytes Flash : AT9C52”,

Data sheet 1999.

[4]. Herlan, Brilliant Adhi,”Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar

Berbasis Internally Triggered TRIAC”, Jurnal INKOM vol III no 1-2 halaman

14-21 Nop 2009.

[5].Futurlec,”ADC0808CCN”,http://www.futurlec.com/ADConv/ADC0808.shtml

, ( Diakses 2.04.2013)

[6]. Kiki Prwiroredjo & Nyssa Asteria, “Detektor Jarak dengan Sensor

Ultrasonik Berbasisi Mikcrocontroller”, jurnal JETri vol 7, no 2 halaman 41-52

Feb 2008.

[7]. National semiconduktor, “ 8-Bit µP Compatible A/D Converters With 8-

Chanel Multiplexer”, ADC0808/ADC0808 Data Sheet. 2009

P2700211406
[8]. M. Arief Setiawan, P. Susetyo.W, “Rancang Bangun sistem Otomasi

Rumah Berbasis Mikrokontroler”, Surabaya.

[9]. N. Sriskanthan, F. Tan, A. Karande, “ Bluetooth Base Home Automation

System”, Jurnal ELSEVIER no 26 halaman 281 – 289. 2002.

[10]. SNI, “ Tata cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada

Bangunan Rumah dan Gedung”, SNI 03 – 6759 – 2002.2002

[11]. Setiawan, Rachmad, “Teknik Akuisisi Data”, yogyakarta, Graha Ilmu,

2008

[12]. Prasasto Satwiko, “ Fisika Bangunan”, yogyakarta, CV Andi Offset 2008.

[13]. Juni Handoko, “ Cerdas Memanfaatkan & Mengelola Listrik Rumah

tangga”, Jakarta PT Kawan Pustaka, 2010.

[14]. Widjayanti,” ProfilKonsumsi Energi Listrik pada Hunian Rumah Tinggal,

jurnal ENCLOSURE vol.6. no. 2 Juli 2007

[15]. Christina E. Mediastika, “Hemat Energi & Lestari Lingkungan melalui

Bangunan”, Penerbit ANDI YOGYAKARTA, 2013.

[16]. Arianto Widyatmo, dkk, Belajar Mikroprosesor-Mikrokontroler Melalui

Komputer PC, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 1994.

[17]. Priyo Adi Jatmiko, Sidik Noertjahjono, Sotyohadi (2012). Pembuatan

Sisem Pengendali On/Off Peralatan Listrik via SMS Dengan Fasilitas

Konfigurasi Nomor HP Berbasis ATMEGA16

[18]. Agus Suryanto & Samiyono, “ Implementasi Model Analisis Perbaikan

Faktor Daya Listrik Rumah Tangga dengan Simulasi Perangkat Lunak”,

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1, November 2011

P2700211406
Lampiran 1

SISTEM KENDALI PEMAKAIAN LISTRIK PADA RUMAH


BIASA

Nico 1) 2
demus Rahanra, Rhiza. S. Sadjad , Zahir Zainuddin

Abstrak
Upaya penghematan energi dewasa ini
berlebihan, energi listrik merupakan salah satu
menjadi dambaan setiap orang. Banyak orang bentuk energi yang sangat vital bagi kehidupan
memilih menggunakan lampu hemat energi agar manusiasaat ini, maka dengan
dapat mengatasi pembengkakan kenaikan tagihan kemajuan teknologi maka campur tangan
listrik PLN setiap bulannya, namun hal ini tidak manusia dalam operasional
cukup berdampak pada pemekaian dan pembayaran berusaha dikurangi.[10].
rekening bulanan.
Rumah biasa di jl Sahabat III nomor 15 Salah satu cara untuk menghemat biaya tagihan
kecamatan Tamalanrea kota Makassar, adalah sebuah
PLN adalah menggunakan lampu dan alat
rumah biasa yang memiliki beberapa ruang yang
semuanya menggunakan lampu listrik elektronik sesuai dengan kebutuhan.
sebagai sumber pencahayaan buatan Yang menentukan besarnya tagihan listrik
yang membantu penerangan adalah jumlah dan lamanya pemakaian alat
pada masing-masing ruang. Rumah biasa listrik di rumah, begitu juga dengan lampu. Bila
menggunakan listrik dengan daya 900VA. Dalam dibandingkan dengan alat elektronik lain,
mengontrol pemakaian lampu listrik pada rumah konsumsi energy lampu termasuk kecil , namun
biasa, pemilik rumah masih menggunakan saklar karena jumlah pemakaiannya yang lama juga
manual sehingga hal tersebut membuat sering terjadi dapat menjadi penyebab naiknya tagihan
pemborosan pemakaian energi listrik karena pemilik
listrik.[13]
rumah sering lupa mematikan lampu pada saat-saat
yang tidak di perlukan bantuan cahaya lampu, maka Sistem kendali pemakaian listrik akan
diperlukan sistem kendali Pemakaian listrik pada dapat memudahkan operasional. Sistem ini
rumah tersebut. digunakan untuk mengatasi lampu yang lupa
Pemakaian sistem kendali dimatikan oleh pemilik maupun saat lampu lupa
pemakaian listrik sangat membantu pemilik dinyalakan pada saat dan waktu dimana lampu
rumah dalam pengontrolan penyalaan lampu pada tersebut harus menyala. Penelitian ini bertujuan
rumah tersebut. Sistem ini mampu menekan merancang sebuah alat sistem kendali
pemborosan pemakaian energi lisrik karena pemakaian lampu listrik menggunakan
sistem yang dibangun menggunakan
mikrokontroler AT328 untuk mengoperasikan
beberapa sensor untuk mengontrol lampu secara
otomatis, sehingga sistem ini dapat bekerja tanpa penerangan lampu pada rumah biasa. Sistem
bantuan manusia. kendali ini menggunakan masukan sensor
Pemasangan sistem kontrol pada rumah kehadiran manusia jenis passive infrared atau
biasa di jl Sahabat III no 15 kecamatan Tamalanrea PIR, sensor cahaya LDR, dan remote
kota Makassar dapat berpengaruh dalam pembayaran control.[3]
tagihan rekening listrik, hal ini terbukti dengan data Penelitian ini dikembangkan dari
yang diperoleh dimana sejak januari 2012-bulan penelitian sebelumnya tentang Profil konsumsi
februari 2013 rata.- rata pembayaran perbulan energy listrik pada Hunian rumah
sebesar Rp. 155.169, dan saat pemasangan alat tinggal,[14]dan rancang bangun sistem rumah
kendali rata –rata pembayaran sebesar Rp.145.585.
Kata Kunci: system Kendali, Listrik,
berbasis mikrokontroler.[8].
Penghematan
2. Gambaran Umum Rumah Biasa
Rumah adalah salah satu kebutuhan
1. Pendahuluan pokok manusia untuk bertempat tinggal dan
Pemanfaatan energi listrik dewasa ini melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan
kurang efektif pasalnya banyak peralatan
elektronik yang mengkonsumsi listrik secara
fisik yang berhubungan secara langsung Tabel.1. Jumlah Lampu dan
misalnya hujan, panas matahari, angin dan lain- Lama Nyala
lain. Memilik rumah yang aman dan nyaman Waktu Konsumsi
serta hemat energy saat ini menjadi dambaan Lokasi Jumlah Daya Nyala Energi
setiap orang. Rumah Biasa di jl Sahabat III no Lampu (watt) (jam) (Wh)
15 kecamatan Tamalanrea kota Makassar Teras 3 60 13.5 2.430
memiliki ruangan seperti ruang tamu, ruang Ruang. Tamu 1 60 6
keluarga, kamar tidur, teras, ruang kamar 360 Ruang Keluarga 1 60 6
mandi, serta dapur yang 360 Kamar Tidur 2 18 8
semuanya menggunakan listrik sebagai 288 Kamar Mandi 3 18 6
pencahayaan buatan. Namun dalam 324 Dapur 1 60 6
pengoperasiannya lampu-lampu 360
tersebut masih menggunakan saklar manual
sehingga selalu menyebabkan pemborosan
pemakaian energy akibat kelalaian pemilik Sebelum pemakaian sistem kendali,
rumah itu sendiri. Kerugian yang terjadi maka pembayaran tagihan rekening listrik
pada rumah biasa seringkali diakibatkan dari perbulan rata-rata sebesar Rp.155.169.- Untuk
penghuni rumah seringkali lupa mematikan lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
lampu pada saat tidak dbutuhkan,hal ini
mengakibatkan pembengkakan
tagihan rekening listrik PLN. Gambaran umum
rumah biasa dapat dilihat pada gambar.1.
Tabel. 2. Data Pembayaran Rekening Listrik
dibawah ini. Bulan Januari 2012 - Februari 2013
No Pembayaran Bulan Total Pembayaran
1 Januari Rp. 149.980.-
2 Februari Rp. 152.060.-
3 Maret Rp. 144.493.-
4 April Rp. 127.070.-
5 Mei Rp. 167.060.-
6 Juni Rp. 154.840.-
7 Juli Rp. 182.063.-
8 Agustus Rp. 172.569.-
9 September Rp. 169. 740.-
10 Oktober Rp.
175.530.-11 November Rp.
180.322.-12 Desember Rp.
197.312.-13 Januari Rp.
184.244.-14 Februari Rp.
192.412.-Rata2
Rp.155.169.-

Nilai pada tabel 2 diatas adalah saat


penyalaan lampu normal (belum menggunakan
Gambar.1. Denah rumah biasa system kendali). Dengan jumlah pembayaran
tagihan rekening PLN diatas dianggap masih
terlalu besar bagi pemilik rumah, selain itu
dengan mematikan dan menghidupkan lampu
dengan saklar manual juga mengakibatkan
pemborosan pemakaian energi karena lampu
teras yang seharusnya di matikan jam 6.30
seringkali dimatikan pada jam 7 setelah
penghuni rumah sudah bangun.

3. Sistem Kendali Penyalaan Lampu


Dengan permasalahan di atas penulis
telah merancang sebuah alat sistem kendali
pemakaian listrik yang dapat membantu pemilik
rumah dalam rangka meng ON/OFF kan lampu
listrik. Selain meng ON/OFF lampu, sistem ini
juga dapat membantu menekan pemakaian kWh
pada rumah biasa. Sistem tersebut
menggunakan sensor gerak PIR, sensor cahaya
LDR, dan remote tv. Dengan menggunakan
system ini dapat membantu mengatasi
pemakaian listrik yang sering kali menyala
pada saat yang tidak tepat dan juga membantu
pemilik rumah dalam mengontrol lampu apabila
pemilik rumah lupa untuk mematikannya.
Memilih menggunakan sensor gerak
dan sensor cahaya pada system ini sangat tepat Gambar.3.bagan kotak keseluruhan sistem.
karena bila di lihat dari prinsip kerja dari kedua
sensor ini maka, pemilik rumah akan sangat 4. Sensor Jarak PIR (Pasive Infra
terbantu dalam pengontrolan lampu yang Red)
digunakan. Prinsip kerja sistem kendali dapat Ketika manusia berada di depan sensor
dilihat pada gambar 2 dibawah ini: PIR dengan kondisi diam, maka sensor PIR
akan menghitung panjang gelombang yang
dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut.
Panjang gelombang yang konstan ini
menyebabkan energi panas yang dihasilkan
dapat digambarkan hampir sama pada kondisi
lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu
melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu
akan menghasilkam pancaran sinar inframerah
pasif dengan panjang gelombang yang
bervariasi sehingga menghasilkan panas
berbeda yang menyebabkan sensor merespon
dengan cara menghasilkan arus pada material
Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda
beda.
Pengujian sensor PIR dilakukan
dengan melihat sensitifitas sensor terhadap
jarak tempuh. Hasilnya adalah pada jarak 5
meter sensor ini dapat mendeteksi gerakan
manusia maka lampu akan menyala, namun bila
lebih dari 5 meter maka sensor PIR tidak dapat
mendeteksi karena sensor PIR bukan hanya
untuk mengamati pergerakan manusia saja,
akan tetapi juga mendeteksi pancaran sinar
inframerah pasife dari tubuh manausia yang
melewati sensor tersebut. Cara kerja sensor
dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:
Gambar.2.Penempatan sensor dan sistem
kendali
Gambar.5.Rangkaian sensor LDR

Prinsip kerja dari rangkaia LDR adalah


Gambar.4. Blok diagram Pengukuran Sensor ketika ada resistansi LDR akan rendah jadi
penurunan tegangan POT R1 akan tinggi, hal
PIR
ini membuat transistor TR1 ON. TR1( BC107)
Gambar diatas adalah blok pengukuran digabungkan kebasis TR2(SL100) jadi TR2,
TR3 akan OFF, begitupun dengan relay maka
sensor PIR, keluaran dari sensor gerak adalah
LOW dan ketika me ndeteksi ger akan manusia lampu juga akan OFF. Ketika gelap ketahanan
LDR meningkat untuk membuat tegangan
maka keluaran akan berubah menjadi HIGH.
melintasi POT R2 menurun 0.06V. hal ini
Adapun lebar pulsa HIGH adalah ± 0.5 detik.
membuat transistor TR1 OFF yang pada
U k jarak ker a se or a at i li at ada
tabel 3 berikut ini: gilirannya turns ON, estate TR2 akan diberi
ntu j ns d p d h p
energy dan lampu akan menyala. POT R2 dapat
digunakan untuk mengatur sensitivitas sirkuit.
Tabel.3. Pengujian Sensitifitas PIR pada Jarak Keadaan transistor dapat dilihat pada table
Objek berikut:
Jarak Intensitasn Kepekaan PIR pada objek
Terdeteksi Tidak
Tabel. 4. Keadaan Transistor
1 Meter √
TR1 TR2 TR3 Relay Kondisi Lampu
2 Meter √
ON OFF OFF OFF Padam
3 Meter √
OFF ON ON ON Nyala
4 Meter √
5 Meter √
6 Meter √ LDR digunakan untuk mengubah
7 Meter √ energy cahaya menjadi energy listrik. LDR
tidak digunakan dalam situasi dimana intensitas
Dengan demikian posisi yang paling cahaya erubah secara drastic. Untuk lebih jelas
tepat untuk diletakan sensor gerak adalah pada dapat dilihat pada gambar berikut:
pintu kamar mandi karena pintu adalah tempat
yang selalu dilewati orang.

5. Sensor Light Dependent Resistor


(LDR)
Sensor cahaya yang dirancang
memiliki masukan tegangan 5V dan akan
memiliki Output 5V saat dalam keadaan gelap, Gambar.6. Sistem kerja sensor LDR
dan memiliki output 0 V pada saat keadaan
terang. Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa ketika
ada cahaya, perlawanan dari LDR jatuh,
sehingga arus melewatinya. Ketika tingkat
cahaya terang diarahkan ke arah sensor maka
lampu akan mati, namun ketika tingkat cahaya di jalankan sesuai perintah yang diterima.
yang sangat rendah yang diarahkan ke arah Reciver akan bekerja pada saat mendengarkan
sensor maka, perlawanan telah meningkat tone tersebut. Rangkaian remote control ini
drastis menjadikan lampu teras menyala. terbagi menjadi dua bagian, yang pertama
adalah bagian pengirim dan yang kedua adalah
Tabel.5. Pengukuran Intensitas Cahaya Pada LDR bagian penerima. Dengan menggunakan remote
Tegangan control maka pemilik rumah dapat
Iluminasi ( LUX) Resistansi LDR LDR Relay mengendalikan lampu dari jarak
jauh. (ohm) Volt ON/OFF Rangkaian remote control untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
925 600 1.07 OFF
900 800 1.3 OFF
850 1620 2.1 OFF
800 1810 2.25 OFF
750 2260 2.5 ON
650 2900 2.84 ON
500 4500 3.35 ON
300 5550 3.58 ON
220 6250 3.69 ON Gambar.7. Blog Diagram Remote Control
20 9000 4.01 ON

7. Penghematan Jam dan Biaya


6. Remote Control Yang menentukan besarnya tagihan listrik
Mengendalikan dengan menggunakan adalah jumlah dan lama pemakaian alat listrik
remote Control inframerah merupakan fasilitas dirumah.Begitujugadenganlampu.
yang harus dimiliki semua perangkat elektronik Dibandingkan dengan alat elektronik lain,
untuk saat ini. Bisa kita lihat bahwa sebagian konsumsi energi lampu termasuk kecil. Namun
besar TV, Audio, Tape Recorder, VCD, DVD juga jumlahnya banyak dan digunakan dalam
waktulama,lampujugadapatmenjadi
sudah dilengkapi dengan remote control.
penyebab naiknya tagihan listrik.
Teknologi ini sebenarnya bisa diaplikasikan
Pemakaian lampu pada rumah biasa dapat
dimana saja termasuk untuk mengendalikan
dirinci sebagai berikut:
lampu dalam rumah, sehingga apabila
menyalakan atau mematikan lampu tanpa harus
menekan saklar yang terdapat pada dinding tapi Tabel 6. perbandingan Pemakaian Listrik sebelum dan saat
cukup dengan remote control saja. Hal ini pemasangan alat
dikarenakan kecenderungan manusia untuk LokasiJumlahTotal daya Rata -rata per hari
selalu mencari kemudahan dengan Normal (kWh) Hemat (kWh)
m emanfaatkan teknologi. Pemilihan remote Teras 3 180 watt 0.243 0.234
control pada sistem ini sangatlah penting,Ruang. Keluarga160 watt0.360.30
mengingat keadaan dalam rumah biasa ada satu
penghuni telah lanjut usia, hal ini membuat Ruang. Tamu160 watt0.360.24
sehingga lampu di kamar tidur dan kamar Kamar tidur 2 36 watt 0.288
0.252 mandi sering kali lupa dimatikan pada saat Kamar Mandi 3 54 wat 0.324
0.216
siang hari maupun pada saat dimana lampu Dapur T o t a1l1.9351.482
60 watt 0.36 0.24
harus dimatikan. Dengan menggunakan remote
control maka pengoperasian listrik dapat
dilakuk an oleh pemilik rumah khususnya Dari hasil tabel 6 diatas maka dapat di hitung
pemilik yang telah lanjut usia tersebut sehingga
dengan menggunakan remo te control dapat penghematan pemakaian listrik sehari adalah:
mengatasi pemborosan pemekaian energy
listrik.
Cara kerja dari remote control ini
adalah dengan mengirim sejenis “tone” melalui Si t m k ndali ma ian l strik a a r mah
s e di jle Sahabat
biasa pe IIIkanomori 15 Tamalanrea
p d u
led infra red yang kemudian diterima oleh kota Makassar menggunakan Sistem kendali
reciver untuk eko ek n y g k u ian ak n
yang didukung dengan pemakaian sensor gerak,
d d a an em d a
sensor cahaya dan remote control. Pemakaian Maka secara keseluruhan dengan menggunakan
sistem kendali pemakaian listrik sebagai system kendali pemakaian listrik pada rumah
pengontrol listrik pada rumah biasa dapat biasa dapat menghemat biaya listrik sekitar
menghemat penggunaan energi listrik sebesar 6.17%.
0.23%kWh selain itu penggunaan sistem Dari perhitungan yang ada maka terjadi selisih
kendali dapat mengontrol lampu pada ruangan- antara Nilai P dan Q maka dapat di asumsikan
ruangan yang sudah direncanakan. Pemasangan bahwa perbedaan nilai tersebut karena alat-alat
alat kendali tersebut di dalam rumah berjarak elektronik lain seperti TV, Kulkas, Ricecooker,
150 cm di atas lantai pada ruang keluarga dispenser, setrika dll tidak masuk dalam
sehingga terhindar dari jangkauan anak-anak. pengendalian dengan menggunakan sistem
Tidak semua peralatan listrik yang ada di dalam Kendali.
rumah dapat dikontrol dengan sistem kendali
ini seperti kulkas, Agar bahan makanan dan 8. Penutup
minuman tetap terjaga suhunya apabila pemilik
umah keluar. a. Kesimpulan
r  Penghematan pemakaian kWh dengan
Dari hasil perhitungan yang ada, maka terjadi menggunakan system kendali dapat
penurunan atau penghema an pada saat en mat sebesar . % kWh /s hari,
pemakaian system kendali pemakaian listrik
m ghepenghematan biaya
dengan 0 23 sebesar 6.17%
e
t
pada Rumah Biasa, untuk lebih jelas dapat di dalam sebulan.
li at a a ta le be i t:
 Pemakaian sistem kendali pada rumah
h p d b r ku
biasa cukup membantu pemilik rumah
Tabel. 7. Pebandingan Pemakaian kWh saat sebelum dalam hal penghematan pemakaian energy
dan sesudah Pemasangan Alat listrik, juga dapat membantu pemilik
Total rumah dalam hal pengontrolan penyalaan
Bulan kWh awal kWh Akhir Pemakaian(kWh) lampu.
Januari 10040 10341 301  System kendali pemakaian listrik untuk
Februari1061110926315 penerangan rumah ini masih sangat
sederhana dan belum sempurna, maka
Maret1101111243232
disarankan agar dikembangkan lagi agar
April 11305 11548 243 dapat mengendalikan semua peralatan
elektronik dalam rumah
Dengan demikian pembayaran tagihan
rekening pada saat sebelum pemakaian sistem b. Saran
kendali pada bulan Januari dan Februari 2013 Adapun saran yang dapat penulis kemukakan
sebesar Rp. 376.656.- dan saat alat terpasang adalah sebagai berikut:
pada bulan Maret dan April maka tagihan listrik  Alat system kendali ini masih sangat
sebesar Rp. 291.117.- lebih jelasnya dapat sederhana dan masih terfokus
pada
dilihat pada tabel 8 berikut ini: pemakaian lampu listrik, maka disarankan untuk
dikembangkan lagi pada alat-alat
Tabel.8. Pemakaian dan Pembayaran listrik elektronik keluarga yang lainnya.
saat pemasangan sistem Kendali  Sistem ini bila ingin dikembangkan maka
Total Pembayaran
alangkah baiknya dikembangkan pada
Bulan kWh Terpakai gedung-gedung besar seperti mall dan
(R ) gedung perkantoran.
p
Maret 234 142.318.-  Bilah dikembangkan pada gedung yang
April243148. 852.- besar alangkah baiknya menggunakan
sistem jaringan PLC
Rata rata 145.585

Dari tabel 8 di atas maka untuk


mengetahui penghematan biaya rekening maka Daftar Pustaka
dapat dihitung sebagai berikut: [1]. Arianto Widyatmo, dkk, “Belajar
Mikroprosessor mikrokontroler
melalui computer PC”. (PT Elex Media
Kompetindo, Jakarta 1994).
[2]. Afgianto Eko Putra, “Belajar Jurnal ELSEVIER no 26 halaman 281 – 289.
Mikrokontroler AT89S51/52/55 Teori dan 2002.
Aplikasi”. [10]. SNI, “ Tata cara Perencanaan Teknis
[3]. Atmel Corporation,”8-Bit Microcontroller Konservasi Energi Pada Bangunan Rumah dan
With 8K Bytes Flash : AT9C52”, Data Gedung”, SNI 03 – 6759 – 2002.2002
sheet 1999. [11]. Setiawan, Rachmad, “Teknik Akuisisi
[4]. Herlan, Brilliant Adhi,”Rangkaian Dimmer Data”, yogyakarta, Graha Ilmu, 2008
Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis [12]. Prasasto Satwiko, “ Fisika Bangunan”,
Internally Triggered TRIAC”, Jurnal INKOM yogyakarta, CV Andi Offset 2008.
vol III no 1-2 halaman 14-21 Nop 2009. [13]. Juni Handoko, “ Cerdas Memanfaatkan &
[5].Futurlec,”ADC0808CCN”, Mengelola Listrik Rumah tangga”, Jakarta PT
http://www.futurlec.com/ADConv/ADC08 Kawan Pustaka, 2010.
08.shtml, ( Diakses 2.04.2013) [14]. Widjayanti,” Profil Konsumsi Energi
[6]. Kiki Prwiroredjo & Nyssa Asteria, Listrik pada Hunian Rumah Tinggal, jurnal
“Detektor Jarak dengan Sensor Ultrasonik ENCLOSURE vol.6. no. 2 Juli 2007
Berbasisi Mikcrocontroller”, jurnal JETri vol 7,
no 2 halaman 41-52 Feb 2008.
[7]. National semiconduktor, “ 8-Bit µP Nicodemus Rahanra lahir di Tual Maluku
Compatible A/D Converters With 8-Chanel Tenggara pada tanggal 31 maret 1973, meraih
Multiplexer”, ADC0808/ADC0808 Data gelar sarjana komputer pada jurusan Teknik
Sheet. 2009 Informatika Universitas Satya Wiyata Mandala
[8]. M. Arief Setiawan, P. Susetyo.W, Nabire tahun 2008, pada tahun 2009 sampai
“Rancang Bangun sistem Otomasi Rumah sekarang aktif sebagai pengajar pada kampus
Berbasis Mikrokontroler”, Surabaya. USWIM Nabire
[9]. N. Sriskanthan, F. Tan, A. Karande, “
Bluetooth Base Home Automation System”,
Lampiran 2

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Sistem Kendali Pemakaian Listrik pada

Rumah Biasa

No Nama Jumlah Satuan Harga satuan Harga Total KET


(Rp) (Rp)
1 SENSOR GERAK 3 unit 45000 135000 PIR 204
2 SENSOR CAHAYA 3 unit 3000 9000 LDR
3 REMOTE CONTROL 1 unit 50000 50000 Joker tv
4 MIKROKONTROLER 1 unit 210000 210000 Arduino UNO
5 RELAY 11 unit 45000 495000 RXM2
6 IR Reciver 1 unit 2000 2000 TSAL 4400
7 ADAPTOR 2 unit 25000 100000
8 TRANSISTOR 25000
9 IC D400 3 unit 7500 22500
10 DEODA 15000
11 IC NE 555 5 unit 7500 37500
12 ELKO 10000
T O T A L 1.111.000
Lampiran 3 . Pemakaian kWh setiap hari

Pemakaian kWh pada bulan januari 2013


Hari/tanggal Pemakaian Pemakaian
jam 06.00 - 18.00 jam 18.00 - 06.00
3/1/2013 10040 kWh 10045 kWh
4/1/2013 10051 kWh 10058 kWh
5/1/2013 10065 kWh 10073 kWh
6/1/2013 10079 kWh 10087 kWh
7/1/2013 10095 kWh 10103 kWh
8/1/2013 10109 kWh 10114 kWh
9/1/2013 10119 kWh 10125 kWh
10/1/2013 10131 kWh 10136 Kwh
11/1/2013 10142 kWh 10148 kWh
12/1/2013 10154 kWh 10161 kWh
13/1/2013 10166 kWh 10172kWh
14/1/2013 10178 kWh 10187 kWh
15/1/2013 10192 kWh 10199 kWh
16/1/2013 10206 kWh 10212 kWh
17/1/2013 10217 kWh 10223 kWh
18/1/2013 10229 kWh 10235 kWh
19/1/2013 10242 kWh 10246 kWh
20/1/2013 10250 kWh 10254 kWh
21/1/2013 10259 kWh 10264 kWh
22/1/2013 10268 kWh 10272 kWh
23/1/2013 10276 kWh 10281 kWh
24/1/2013 10286 kWh 10290 kWh
25/1/2013 10296 kWh 10302 kWh
26/1/2013 10306 kWh 10311 kWh
27/1/2013 10317 kWh 10321 kWh
28/1/2013 10326 kWh 10330 kWh
29/1/2013 10334 kWh 10341 kWh
Lanjutan lampiran.3

Pemakaian kWh Bulan Februari 2013


Pemakaian Pemakaian
Hari/tanggal jam 06.00 -
18.00 jam 18.00 - 06.00
1/2/2013 10744 kWh 10748 KWh
2/2/2013 10752 kWh 10756 kWh
3/2/2013 10760 kWh 10764 KWh
4/2/2013 10768 kWh 10771 KWh
5/2/2013 10776 kWh 10780 KWh
6/2/2013 10784 kWh 10789 KWh
7/2/2013 10794 kWh 10799 KWh
8/2/2013 10803 kWh 10808 KWh
9/2/2013 10814 kWh 10819 KWh
10/2/2013 10824 kWh 10828 KWh
11/2/2013 10832 kWh 10832 KWh
12/2/2013 10842 kWh 10847 KWh
13/2/2013 10852 kWh 10853 KWh
14/2/2013 10860 kWh 10863 KWh
15/2/2013 10867 kWh 10874 KWh
16/2/2013 10880 kWh 10887 KWh
17/2/2013 10893 kWh 10899 KWh
18/2/2013 10908 kWh 10917 KWh
19/2/2013 10923 kWh 10929 KWh
20/2/2013 10936 kWh 10942 KWh
21/2/2013 10948 kWh 10956 KWh
22/2/2013 10964 kWh 10973 KWh
23/2/2013 10981 kWh 10989 KWh
24/2/2013 10998 kWh 11005 KWh
25/2/2013 11011 kWh 11017 KWh
26/2/2013 11023 kWh 11031 KWh
27/2/2013 11039 kWh 11045 KWh
28/2/2013 11052 kWh 11059 KWh
Lanjutan Lampiran .3

Pemakaian kWh Bulan Maret 2013


Pemakaian Pemakaian
Hari/tanggal
jam 06.00 - 18.00 jam 18.00 - 06.00
1/3/2013 11065 kWh 11069 KWh
2/3/2013 11072 kWh 11076 kWh
3/3/2013 11079 kWh 11082 kWh
4/3/2013 11086 kWh 11090 kWh
5/3/2013 11093 kWh 11097 kWh
6/3/2013 11100 kWh 11105 kWh
7/3/2013 11108 kWh 11112 kWh
8/3/2013 11116 kWh 11119 kWh
9/3/2013 11123 kWh 11126 kWh
10/3/2013 11130 kWh 11134 kWh
11/3/2013 11137 kWh 11140 kWh
12/3/2013 11144 kWh 11147 kWh
13/3/2013 11150 kWh 11153 kWh
14/3/2013 11157 kWh 11161 kWh
15/3/2013 11164 kWh 11167 kWh
16/3/2013 11171 kWh 11174 kWh
17/3/2013 11178 kWh 11182 kWh
18/3/2013 11185 kWh 11189 kWh
19/3/2013 11192 kWh 11195 kWh
20/3/2013 11201 kWh 11205 kWh
21/3/2013 11208 kWh 11211 kWh
22/3/2013 11214 kWh 11217 kWh
23/3/2013 11221 kWh 11224 kWh
24/3/2013 11229 kWh 11232 kWh
25/3/2013 11236 kWh 11240 kWh
26/3/2013 11244 kWh 11248 kWh
27/3/2013 11254 kWh 11262 kWh
28/3/2013 11267 kWh 11272 kWh
29/3/2014 11277 kWh 11283 kWh
30/3/2014 11289 kWk 11293 kWh
31/3/2014 11296 kWh 11299 kWh
Lanjutan Lampiran .3

Pemakaian kWh Bulan April 2013


Pemakaian Pemakaian
Hari/tanggal
jam 06.00 - 18.00 jam 18.00 - 06.00
1/4/2013 11305 kWh 11309 kWh
2/4/2013 11313 kWh 11317 kWh
3/4/2013 11321 kWh 11325 kWh
4/4/2013 11329 kWh 11334 kWh
5/4/2013 11339 kWh 11343 kWh
6/4/2013 11347 kWh 11351 kWh
7/4/2013 11355 kWh 11358 kWh
8/4/2013 11362 kWh 11366 kWh
9/4/2013 11369 kWh 11373 kWh
10/4/2013 11377 kWh 11381 kWh
11/4/2013 11384 kWh 11388 kWh
12/4/2013 11391 kWh 11395 kWh
13/4/2013 11398 kWh 11402 kWh
14/4/2013 11406 kWh 11409 kWh
15/4/2013 11412 kWh 11412 kWh
16/4/2013 11416 kWh 11420 kWh
17/4/2013 11424 kWh 11431 kWh
18/4/2013 11436 kWh 11440 kWh
19/4/2013 11444 kWh 11448 kWh
20/4/2013 11459 kWh 11464 kWh
21/4/2013 11468 kWh 11472 kWh
22/4/2013 11477 kWh 11482 kWh
23/4/2013 11486 kWh 11490 kWh
24/4/2013 11494 kWh 11494 kWh
25/4/2013 11503 kWh 11507 kWh
26/4/2013 11511 kWh 11515 kWh
27/4/2013 11519 kWh 11523 kWh
28/4/2013 11527 kWh 11532 kWh
29/4/2014 11536 kWh 11540 kWh
30/4/2014 11544 kWh 11548 kWh

Anda mungkin juga menyukai