Tafsir Surah Ad-Dhuha
Tafsir Surah Ad-Dhuha
َوالضُّ َحى
{}والضُّ َحى
َ
(Demi waktu Dhuha) yakni waktu matahari sepenggalah naik, yaitu di awal siang hari; atau
makna yang dimaksud ialah siang hari seluruhnya.
(Dan demi malam apabila telah sunyi) telah tenang, atau telah menutupi dengan kegelapannya.
ُال ْال ُكفَّار ِع ْند تََأ ُّخر ْال َوحْ ي َع ْنهُ َخ ْم َسة َعشَر يَوْ ًما ِإ َّن َربّه َو َّد َعهُ َوقَاَل ه
َ ََأ ْبغَضك نَ َز َل هَ َذا لَ َّما ق
Iklan
LAPORKAN IKLAN INI
( 4 ) Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).
{}من األولى
للدنيا
(Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu) maksudnya kehidupan di akhirat itu lebih baik
bagimu, karena di dalamnya terdapat kemuliaan-kemuliaan bagimu (dari permulaan) dari
kehidupan duniawi.
( 5 ) Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi
puas.
ِ } َولَسَوْ فَ يُع
{ْطيك َربّك
َ ْ}فَتَر
{ضى
احد ِم ْن ُأ َّمتِي فِي النَّار ِإلَى هُنَا تَ َّم َج َواب ْالقَ َسم بِ ُم ْثبَتَي ِْن بَعْد َم ْنفِيَّي ِْن َ ْصلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ ْذن اَل َأر
ِ ضى َو َو َ بِ ِه فَقَا َل
(Dan kelak Rabbmu pasti memberimu) di akhirat berupa kebaikan-kebaikan yang berlimpah
ruah (lalu kamu menjadi puas) dengan pemberian itu. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Kalau
begitu mana mungkin aku puas, sedangkan seseorang di antara umatku masih berada di
neraka.” Sampai di sini selesailah Jawab Qasam, yaitu dengan kedua kalimat yang dinisbatkan
sesudah dua kalimat yang dinafikan.
َ َألَ ْم يَ ِج ْد
ك يَتِي ًما فَآ َوى
{}َألَ ْم يَ ِجدك
{}يَتِي ًما
{}فَآ َوى
(Bukankah Dia mendapatimu) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau
menetapkan (sebagai seorang yatim) karena ayahmu telah mati meninggalkan kamu sebelum
kamu dilahirkan, atau sesudahnya (lalu Dia melindungimu) yaitu dengan cara menyerahkan
dirimu ke asuhan pamanmu Abu Thalib.
ضااًّل فَهَدَى
َ ََو َو َجدَك
( 7 ) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
{ ضااًّل
َ }و َو َجدَك
َ
{}فَهَدَى
( 8 ) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.
فَقِيرًا
{}فََأ ْغنَى
ْس ْال ِغنَى ع َْن ك َْث َرة ْال َع َرض َولَ ِك َّن ْال ِغنَى ِغنَى النفس
َ َأ ْغنَاك بِ َما قَنَّ َعك بِ ِه ِم ْن ْال َغنِي َمة َو َغيْرهَا َوفِي ْال َح ِديث لَي
(Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan) atau orang yang fakir (lalu Dia
memberikan kecukupan)kepadamu dengan pemberian yang kamu merasa puas dengannya,
yaitu dari ganimah dan dari lain-lainnya. Di dalam sebuah hadis disebutkan, “Tiadalah kaya itu
karena banyaknya harta, tetapi kaya itu adalah kaya jiwa.”
(Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang) dengan cara
mengambil hartanya atau lain-lainnya yang menjadi milik anak yatim.
{} َوَأ َّما السَّاِئل فَاَل تَ ْنهَر
bْ }فَ َحد
{ِّث
صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه وسلم في بعض األفعال رعاية للفواصل َ ََأ ْخبِرْ َو ُح ِذف
َ ض ِميره
(Dan terhadap nikmat Rabbmu) yang dilimpahkan kepadamu, yaitu berupa kenabian dan
nikmat-nikmat lainnya(maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya) yakni mengungkapkannya
dengan cara mensyukurinya. Di dalam beberapa Fi’il pada surah ini Dhamir yang kembali
kepada Rasulullah saw. tidak disebutkan karena demi memelihara Fawashil atau bunyi huruf di
akhir ayat. Seperti lafal Qalaa asalnya Qalaaka; lafal Fa-aawaa asalnya Fa-aawaaka; lafal
Fahadaa asalnya Fahadaaka; dan lafal Fa-aghnaa asalnya Fa-aghnaaka