Pedoman K3L Jurusan Teknik Kimia Polinema
Pedoman K3L Jurusan Teknik Kimia Polinema
Aset di perguruan tinggi yang amat bernilai dan perlu dijaga adalah manusia unggul sebagai generasi penerus
bangsa, karya ilmiah (disertasi, tesis, skripsi, artikel, paten), dan bangunan (laboratorium, fasilitas riset,
perpustakaan, bengkel dan lain-lain). Kecelakaan kerja, petaka, bencana adalah kondisi yang tidak diharapkan
akibat unsafe behavior atau unsafe operation. Perlu disadari bahwa sebagian besar kecelakaan kerja
disebabkan oleh perilaku dan tindakan tidak aman walau sudah ada sistem manajemen keselamatan seperti
prosedur kerja aman dan work permit system (sistem ijin bekerja). Penyebab dari perilaku dan tindakan tidak
aman ini adalah mind set sebagian besar orang tentang bahaya. 80-90% dari seluruh kecelakaan kerja yang
terjadi disebabkan oleh unsafe behavior dan 10-20 % karena unsafe condition. Unsafe behavior adalah jenis
perilaku yang mengarah pada kecelakaan seperti:
- bekerja tanpa menghiraukan keselamatan
- melakukan pekerjaan tanpa ijin
- menyingkirkan peralatan keselamatan
- operasi pekerjaan pada kecepatan yang berbahaya
- menggunakan peralatan tidak standar
- bertindak kasar
- kurang pengetahuan
- cacat tubuh atau keadaan emosi yang terganggu.
Keselamatan kerja lebih dari sekedar latihan akademis untuk menjaga kita dan lingkungan kerja kita.
Keselamatan kerja adalah masalah hidup dan mati. Keselamatan kerja penting dalam menyediakan tempat
yang aman untuk bekerja dan belajar. Sangat diharapkan bahwa seluruh insan mempunyai tanggung jawab
dan berperilaku yang tepat dan aman berdasarkan pedoman yang berlaku. Sistem manajemen keselamatan
kerja dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
- Insan yang senantiasa dilatih dan dikembangkan kemampuannya
- Gedung yang dilengkapi dengan rambu dan alat keselamatan kerja
- Prosedur keselamatan yang mengatur cara atau operasi yang aman
Kinerja keselamatan yang baik adalah yang mampu melibatkan semua insan. Kepedulian kita dalam
melaporkan insiden dan mengkomunikasikannya adalah wujud kepedulian. Organisasi dan struktur program
yang baik sangat diperlukan dalam menggerakkan aktivitas yang memperhatikan aspek keselamatan. Kita
harus yakin bahwa semua kecelakaan dapat dicegah melalui sistem manajemen keselamatan yang andal.
Peraturan keselamatan kerja di Gedung AO, AP dan AQ Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang,
ditujukan untuk menjamin lingkungan kerja dan belajar yang aman dan nyaman, serta terhindar dari
kemungkinan petaka yang bersifat fatal terhadap diri sendiri, orang lain, maupun fasilitas bersama. Peraturan
ini berlaku untuk melindungi orang (civitas akademika dan tamu), dan sarana serta prasarana. Peraturan
keselamatan kerja dilakukan atas dasar kesadaran/awareness bukan rasa takut.
PRINSIP DAN PERATURAN UMUM KESELAMATAN
Peraturan ini berlaku di seluruh Program Studi Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang. Di daerah-daerah
khusus di mana peraturan tambahan berlaku, harap memperhatikan setiap pemberitahuan khusus yang
diumumkan. Selalu waspada terhadap prosedur keamanan yang berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan. Ini
adalah tanggung jawab Saudara untuk menentukan bahaya-bahaya tertentu yang terlibat dalam pengoperasian
atau penanganan alat, bahan, dan bahan kimia yang diperlukan dalam praktikan dan penelitian Saudara.
A. Peralatan Keselamatan
1. Alat pemadam kebakaran yang tepat untuk bahaya kebakaran di laboratorium harus dipasang dengan
baik ke benda yang diam yang mudah dijangkau dan tidak bisa dijatuhkan. Silakan merujuk ke
informasi mengenai jenis-jenis alat pemadam kebakaran untuk mengetahui jenis-jenis alat pemadam
kebakaran.
2. Kacamata keselamatan dengan pelindung samping harus digunakan setiap saat di daerah laboratorium.
Lensa kontak tidak boleh digunakan di daerah di mana bahan kimia atau pelarut digunakan. Semua
anggota laboratorium harus mengetahui tempat pencucian mata terdekat dan yakin bahwa tempat
pencucian mata tersebut bekerja. Segera laporkan setiap kerusakan tempat pencucian mata kepada
Satuan Tugas Keselamatan Kerja.
B. Kesadaran
- Semua bahan kimia, peralatan listrik, magnet, bahan biologis, radioaktif, dan temperatur ekstrim harus
diberi label secara jelas disertai dengan tanda peringatan.
- Semua bahan kimia di laboratorium harus diberi label dengan keterangan identitas dan tanggal
pembelian atau tanggal ketika bahan disimpan dalam wadah yang digunakan sekarang. Ini berlaku
untuk semua bahan kimia baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya.
- Semua anggota laboratorium harus mengetahui di mana kacamata keselamatan dan sarung tangan
diletakkan di dalam laboratorium.
C. Penyimpanan
- Semua daerah penyimpanan harus ditentukan secara jelas dan dipisahkan dari tempat kerja rutin
(sebagai contoh tidak ada penyimpanan di etalasi atau di atap).
- Jarum suntik harus disimpan di tempat yang terkunci dan aman. Tabung suntik dan jarum suntik yang
dicuri atau hilang harus segera dilaporkan ke Satuan Tugas Keselamatan Kerja.
- Semua tabung gas harus dirantai secara aman atau ditempelkan pada benda diam untuk mencegah
tabung jatuh secara tidak sengaja.
D. Rumah Tangga
- Lorong dan pintu keluar harus dapat diakses dengan mudah dan tidak boleh terhalangi oleh peralatan
atau obyek yang disimpan di dalam laboratorium.
- Ketika meninggalkan ruangan, matikan semua lampu dan peralatan listrik yang tidak digunakan dan
kunci pintunya.
- Kendaraan bermotor dan sepeda tidak boleh disimpan di dalam laboratorium atau kantor.
E. Pembuangan limbah
- Bahan yang tumpah harus dibersihkan segera dengan menggunakan peralatan tumpahan yang
diletakkan di setiap laboratorium.
- Pembuangan bahan yang digunakan untuk membersihkan harus dilakukan segera sesuai dengan
panduan pembuangan limbah.
- Setiap pekerja laboratorium bertanggung jawab untuk pembuangan limbah yang dilakukan secepat
mungkin dan secara aman sesuai dengan prosedur departemen.
- Setiap benda tajam (misalnya jarum, pipet, slide, silet, tabung darah) yang kontak dengan bahan yang
berinfeksi atau bahan biologis yang berbahaya harus dibuang dengan dibungkus kertas dan dibungkus
dengan kresek sebelum dibuang ke tempat sampah.
F. Operasi
- Anggota laboratorium dan peralatan harus terlindung dari suhu, listrik, dan bahaya kimia selama
pengoperasian alat.
- Kontak listrik tidak boleh kelebihan beban. Kabel listrik harus disimpan dalam keadaan baik. setiap
kabel di lantai harus dilindungi dari lalu lintas laboratorium dengan menggunakan jembatan kabel.
- Peralatan dan operasi harus dipasang dengan benar pada permukaan yang aman, permanen, dan
horizontal untuk mencegah benda jatuh secara tidak sengaja.
- Lemari asam harus selalu digunakan ketika bekerja dengan pelarut yang mudah terbakar atau gas
beracun. Asap berbahaya atau yang menyebabkan iritasi harus dibuang keluar gedung. Bekerjalah
dengan selang gas yang direndahkan sejauh mungkin. Ini akan memungkinkan sistem ventilasi bekerja
dengan lebih efektif.
- Pintu keluar harus menyediakan jalan keluar yang bebas dan tidak terhalang.
- Bahan-bahan tidak boleh ditempatkan atau disimpan di tangga atau koridor.
G. Praktik Keselamatan Pribadi
- Kontaminasi dari makanan, minuman, dan rokok merupakan rute yang potensial untuk terpapar zat
beracun.
- Merokok TIDAK diijinkan di lokasi manapun di dalam gedung.
- Tidak ada makanan atau minuman yang boleh disimpan atau dikonsumsi di laboratorium manapun,
bahkan jika laboratorium untuk sementara digunakan sebagai ruang kantor.
- Peralatan gelas dan perkakas yang pernah digunakan untuk operasional laboratorium tidak boleh
digunakan untuk menyiapkan atau mengkonsumsi makanan atau minuman.
- Selalu berikan peralatan keselamatan dan informasi mengenai prosedur keselamatan di laboratorium
kepada pengunjung laboratorium.
- Cuci tangan dengan baik sebelum meninggalkan daerah laboratorium.
- Jangan pernah meninggalkan daerah laboratorium atau menyentuh benda sambil mengenakan sarung
tangan yang mungkin terkontaminasi dengan zat yang tidak aman. Ini akan menyebabkan semua orang
di dalam laboratorium dan di dalam gedung terkena risiko.
- Tidak ada kaki yang telanjang yang diijinkan di laboratorium. Sepatu keselamatan atau minimal sepatu
yang memberikan perlindungan yang maksimal dianjurkan.
- Untuk keselamatan Saudara sendiri, jangan pernah bekerja di laboratorium sendirian. Selalu periksa
apakah ada orang lain yang hadir di lantai laboratorium Saudara jika pertolongan darurat diperlukan.
ALUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alur pelaksanaan praktikum ditujukan oleh Kepala Laboratorium dan Teknisi, serta mahasiswa. Jalannya praktikum baik sebelum, selama dan sesudah praktikum akan
dipantau oleh Petugas K3L. Form yang wajin diisi oleh Dosen/Teknisi dan Mahasiswa dapat dilihat di Lampiran.
Tahap Persiapan
Kepala Laboratorium
Teknisi
Melakukan pendataan
Melakukan pengecekan Melengkapi MSDS Menyiapkan alat dan
bahan dan alat yang
kelayakan alat semua bahan dan Work bahan yang diperlukan
digunakan selama
praktikum Instruction semua alat selama praktikum
praktikum
Mengisi dan
Menyerahkan daftar ke menyerahkan Form Menyerahkan MSDS
Petugas K3L yang telah disediakan dan WI ke Petugas K3L
Petugas K3
Kepala Laboratorium
Teknisi
Memastikan semua
Memastikan semua Melakukan pencatatan
praktikan melaksanakan
praktikan memiliki praktikan jika melanggar
praktikum sesuai
Security Card peraturan K3L
pedoman K3
Menyerahkan daftar
pelanggaran ke Petugas
K3
Praktikan melakukan
Mahasiswa (Praktikan) praktikum sesuai
pedoman K3L
Security card wajib dimiliki oleh semua mahasiswa yang hendak melakukan praktikum atau beraktivitas di dalam
laboratorium. Bagi mahasiswa yang tidak memiliki dan tidak dapat menunjukkan security card milik mereka maka
mahasiswa tersebut dilarang beraktivitas dalam bentuk apapun di dalam laboratorium. Security card dapat ditarik jika
mahasiswa melanggar peraturan K3L yang tertulis maupun tidak tertulis. Semua dosen atau teknisi berhak menarik
security card milik mahasiswa jika melihat ada mahasiswa yang melanggar peraturan K3. Security card yang telah
ditarik wajib diserahkan ke Petugas K3L untuk ditindaklanjuti.
Petugas K3L yang bertugas di Jurusan Teknik Kimia memiliki identitas khusu sesuai dengan Gambar 2. Pada keadaan
emergency atau keadaan tertentu, Petugas K3L dapat mengakses laboratorium tanpa menggunakan APD. Petugas K3L
berhak membehentikan praktikum jika terjadi pelanggaran K3L.
Berikut nama Ahli K3 Umum dan Panitia K3L Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang:
Menegakkan K3L di Jurusan Teknik Kimia Menegakkan K3L di Jurusan Teknik Kimia
Melakukan pemeriksaan K3L di Jurusan Teknik Kimia Menegur mahasiswa yang melanggar K3L
Melakukan penandatanganan Security Card Mencatat pelanggaran K3L yang dilakukan mahasiswa
PAKAIAN
1. Setiap saat bahan kimia, panas, atau peralatan gelas digunakan, mahasiswa harus menggunakan safety goggles.
TIDAK ADA PENGECUALIAN UNTUK PERATURAN INI.
2. Lensa kontak dilarang dipakai ketika di dalam laboratorium.
3. Gunakan pakaian yang layak selama berada di dalam laboratorium. Rambut yang panjang, perhiasan yang
menjuntai, serta pakaian yang terlalu longgar berbahaya digunakan ketika berada di dalam laboratorium. Rambut
yang panjang harus diikat, perhiasan yang menjuntai serta pakaian yang longgar harus diamankan. Sepatu harus
menutupi kaki sepenuhnya. Tidak ada sandal yang diijinkan selama bekerja di laboratorium.
4. Jas lab atau baju luar harus dipakai selama percobaan laboratorium.
Alat pelindung diri (APD) dipilih berdasarkan jenis bahaya dalam pekerjaan yang akan dihadapi. APD hanya dipakai
sebagai perisai atau menghindari kontak langsung tubuh dengan bahan berbahaya (kimia-fisika-biologi-energi). APD
digunakan sebagai upaya terakhir dalam melindungi tubuh setelah upaya-upaya lain sudah dilakukan seperti engineering
control dan procedure control. Alat pelindung diri digunanakan untuk:
1. Melindungi batok kepala
2. Melindungi muka dan mata
3. Melindungi telinga dari kebisingan
4. Mencegah B3 masuk ke dalam pernapasan
5. Melindungi tubuh
6. Melindungi kaki
APD hanya sebagai pembatas antara tubuh pekerja dengan bahaya. APD tidak dapat melindungi kita apabila:
1. Tidak dirancang sesuai dengan bahaya yang mungkin timbul
2. Kondisi APD yang rusak
3. Digunakan tidak tepat sasaran
Gambar 5. Earplug
Gambar 6. Respirator
2 Teaching Factory ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
3 Bioproses ✓ ✓ ✓ ✓
5 Kimia Dasar ✓ ✓ ✓ ✓
6 Kimia Organik ✓ ✓ ✓ ✓
7 Korosi ✓ ✓ ✓ ✓
9 Pengendalian Proses ✓ ✓ ✓ ✓
10 Pengolahan Limbah ✓ ✓ ✓ ✓
11 Pilot Plant ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
12 Riset ✓ ✓ ✓ ✓
13 Termodinamika ✓ ✓ ✓ ✓
14 Simulasi Proses ✓ ✓ ✓ ✓
Alat pelindung diri wajib digunkana jika mahasiswa memasuki area Laboratorium (ditandai dengan safety line berwarna
kuning). Mahasiswa tidak diijinkan masuk dan beraktivitas di dalam laboratorium jika tidak menggunakan APD standar
seperti, jas lab, gloves dan masker.
SOP KEADAAN DARURAT
A. Gempa Bumi
1. Tutup kerangan tabung gas dan matikan saklar listrik laboratorium (Emergency Shut Down: lihat petunjuk
stiker lingkaran warna merah di pintu laboratorium).
2. Jauhi perkakas/furnitur yang tinggi seperti rak buku dan brankas. Berlindung di kolong meja, lindungi kepala
Anda dengan tetap menjaga dalam posisi rendah.
3. Jangan pergi keluar walaupun gempa reda seketika. Gempa besar sering diikuti oleh beberapa gempa susulan.
4. Gempa bumi kadang-kadang menyebabkan kebakaran. Anda harus siap untuk mengambil barang
berharga/kebutuhan penting dalam keadaan darurat.
5. Jika gempa terjadi saat berjalan di jalan, berlindunglah di sebuah bangunan besar atau tanah kosong. Jika Anda
tidak punya waktu untuk berlindung, lindungi kepala Anda dengan sesuatu yang Anda miliki, dan tetaplah
dalam posisi rendah.
6. Jika Anda berada di dalam gedung, ikuti instruksi petugas dan jangan panik. Jika sudah memungkinkan keluar
dari bangunan, carilah pintu darurat.
B. Topan, gempa bumi, kebakaran besar,
1. Dalam kasus topan, gempa bumi, kebakaran besar, dan banjir, Anda harus memperhatikan berita TV, radio,
atau internet. Jika pemerintah mengirimkan petugas untuk membantu dalam bencana, maka Anda harus
mengikuti instruksinya. Mereka akan memandu Anda ke tempat penampungan, seperti sekolah, pusat
komunitas, taman, atau sisi sungai.
2. Dalam kasus kebakaran, asap, gas beracun, dan karbon monoksida lebih berbahaya daripada api itu sendiri.
Banyak orang telah meninggal dalam kebakaran karena sesak napas. Anda harus menutup hidung dan mulut
dengan handuk basah dan mengenakan selimut basah atau sesuatu untuk melindungi diri dari asap dan panas
sampai Anda mencapai jalan keluar. Serat kimia dan sintetis meleleh dengan mudah dan dapat menyebabkan
luka bakar yang mengerikan pada kulit Anda.
3. Di tempat penampungan (assembly point) yang ditentukan oleh otoritas, Anda bisa mendapatkan layanan
pertolongan pertama, makanan, akomodasi, dan informasi. Karena tempat penampungan adalah fasilitas
umum, Anda harus menggunakannya sesuai dengan instruksi dari mereka yang bertanggung jawab.
JENIS-JENIS PEMADAM KEBAKARAN
Kelas A
Untuk Kelas A, kebakaran terjadi untuk bahan bakar biasa, seperti kayu,kertas,
kain, kain pelapis, plastik, dan material sejenisnya, gunakan airatau alat pemadam
kebakaran bahan kimia kering dengan salah satusimbol ini pada label. Peringkat
alat pemadam kebakaran untuk kelas ini menyatakan jumlah air yang dikandung
oleh alat pemadam kebakaran dan jumlah api yang akan dipadamkannya.
Kelas B
Untuk Kelas B, kebakaran dipicu oleh cairan atau gas yang mudah terbakar,
seperti minyak dapur, cat, minyak, minyak tanah, dan bensin,gunakan alat
pemadam kebakaran bahan kimia kering atau alat pemadam kebakaran dengan
karbon dioksida dengan salah satu symbol di label. Jangan pernah menggunakan
air. Peringkat alat pemadam kebakaran untuk kelas ini menyatakan perkiraan
jumlah kaki persegi api dari cairan yang mudah terbakar dimana orang yang tidak
ahli dapat padamkan.
Kelas C
Untuk Kelas C, kebakaran melibatkan peralatan listrik atau kabel, gunakan alat
pemadam kebakaran bahan kimia kering atau alat pemadam kebakaran dengan
karbon dioksida dengan salah satu simbol pada label. Jika memungkinkan,
putuskan hubungan listrik terlebih dahulu. Setelah listrik diputus, kebakaran
menjadi kelas A atau B. Jangan pernah menggunakan air. Huruf “C” menyatakan
bahwa agen pemadam adalah non-konduktif.
Kelas D
Alat pemadam kebakaran Kelas D dirancang untuk digunakan pada logam yang
mudah terbakar dan biasanya spesifik untuk jenis logam tertentu. Tidak ada
penanda gambar khusus untuk alat pemadam kebakaran kelas D. Pemadam
kebakaran kelas ini biasanya tidak memiliki peringkat ataupun memiliki tujuan
lainnya untuk penggunaan pada kebakaran tipe lainnya.
Peraturan Keselamatan Kerja DITEMPEL
Program Studi Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
1. Bersikap tanggung jawab pada setiap saat anda berada di dalam laboratorium.
2. Dilarang makan, minum, atau mengunyah permen karet di dalam laboratorium. Dilarang menggunakan peralatan
gelas sebagai wadah makanan atau minuman
3. Dilarang menggunakan handphone selama beraktivitas di dalam laboratorium
4. Siapkan diri untuk melakukan pekerjaan di dalam laboratorium. Baca semua prosedur dengan seksama sebelum
memasuki laboratorium. Jangan pernah bermain-main di dalam laboratorium. Senda gurau, candaan, dan keisengan
adalah tindakan yang berbahaya serta dilarang.
5. Buang semua sisa bahan kimia dengan baik. Jangan mencampurkan bahan kimia di dalam wastafel. Wastafel hanya
boleh digunakan untuk air. Pastikan tempat pembuangan bahan kimia dan larutan kepada dosen anda.
6. Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut, dan tubuh ketika menggunakan bahan kimia atau peralatan laboratorium.
Cuci tangan dengan sabun dan air setelah melakukan semua percobaan.
7. Lokasi dan prosedur operasi peralatan keamanan harus diketahui, termasuk: P3K dan pemadam kebakaran.
8. Gunakan pakaian yang layak selama berada di dalam laboratorium. Rambut yang panjang, perhiasan yang
menjuntai, serta pakian yang terlalu longgar berbahaya digunakan ketika berada di dalam laboratorium. Rambut
yang panjang harus diikat, perhiasan yang menjuntai serta pakian yang longgar harus diamankan. Sepatu harus
menutupi kaki sepenuhnya. Tidak ada sandal yang diijinkan selama bekerja di laboratorium.
9. Jas lab atau overall harus dipakai selama percobaan di laboratorium.
10. Laporkan semua kecelakaan (bahan tumpah, peralatan rusak) atau luka (teriris, terbakar) kepada dosen secepatnya,
tidak peduli seberapa kecil kecelakaan atau luka tersebut dan jangan panik.
11. Jika bahan kimia mengenai mata atau kulit anda, secepatnya dicuci dengan air mengalir selama minimal 20 menit.
Panggil dosen anda secepatnya untuk menarik perhatian dosen anda.
12. APD wajib yang harus dikenakan oleh Mahasiswa, Dosen dan Teknisi:
A. Form Mahasiswa
Form berikut adalah form yang wajib diisi oleh mahasiswa, form tersebut adalah Work Instruction (WI) dan Job
Safety Analysis (JSA). Selain itu mahasiswa diharuskan untuk mengumpulkan MSDS semua bahan yang digunakan
selama praktikum atau penelitian. WI dibuat khusus untuk alat yang terhubung dengan listrik, semua mahasiswa
wajib mencantumkan semua cara kerja alat tersebut dalam 1 form/praktikum. Font yang digunakan adalah Times
New Roman size 11 spasi 1,5. WI yang sudah diprint di kertas A4 dengan margin 2 cm untuk masing-masing sisinya
dan wajib ditandatangani oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah, lalu diserahkan ke Petugas K3L untuk disetujui.
Berbeda dengan WI, JSA wajib dibuat untuk setiap judul modul praktikum dan kemudian diprint di kertas A4 dengan
margin 2 cm untuk masing-masing sisinya dan wajib ditandatangani oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah, lalu
diserahkan ke Petugas K3L untuk disetujui.
WORK INSTRUCTION (WI)
Peralatan laboratorium memiliki standard pengoperasian tertentu. Work instruction adalah tahapan instruksi kerja pada
suatu peralatan. Setiap alat wajib memiliki work instruction atau instruksi kerja untuk mengurangi risiko kerusakan alat
akibat pemakaian peralatan yang sembarangan.
Job safety analysis adalah suatu pendekatan structural untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam suatu pekerjaan
dan memberikan langkah-langkah perbaikan. Langkah-langkah pembuatan JSA adalah sebagai berikut:
1. Pilih pekerjaan yang akan dianalisa
2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah yang logis
3. Kembangkan cara eliminasi dana tau mengurangi bahaya dan risiko
4. Catat JSA dalam formulir standar
5. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan JSA tersebut.
Perhatian:
Periksa alat dengan baik dan isi formulir ini dengan lengkap setiap awal minggu.
Ganti dengan formulir baru jika formulir ini telah penuh diisi.
Lingkari tanda:
: Jika butir tersebut telah diperiksa dengan baik
× : Jika butir tersebut belum diperiksa
: Jika butir tersebut tidak tersedia/terkait
Nama Laboratorium
Nama Kepala Laboratorium dan
HP
HP
Nama Alat Percobaan
Judul Percobaan
1. HP
Nama Teknisi yang bertanggung
jawab
2. HP
Minggu ke- I II III IV
Tanggal pemeriksaan
Nama pemeriksa
Alat pada posisi stabil/kokoh × × × ×
Uji kebocoran saluran gas/cairan × × × ×
Pemeriksaan kabel listrik × × × ×
Pemeriksaan steker listrik × × × ×
Pemeriksaan penyambung listrik × × × ×
Pemeriksaan beban maksimum × × × ×
penyambung listrik
Pemeriksaan tegangan listrik alat × × × ×
Prosedur operasi alat × × × ×
MSDS × × × ×
Kebersihan alat/tempat percobaan × × × ×
Ketersediaan PPE × × × ×
Ketersediaan buku log × × × ×
Tanda tangan setelah pemeriksaan
(hanya dilakukan setelah formulir
diisi dengan lengkap)
Formulir pengecekan alat percobaan diisi oleh Teknisi setiap awal minggu tepat sebelum alat percobaan belum
digunakan oleh praktikan. Formulir pengecekan alat percobaan wajib diseutjui oleh Kepala Laboratorium dan diketahui
oleh Petugas K3. Point-point yang belum tersedia wajib disediakan dan dilengkapi oleh Kepala Laboratorium dibantu
oleh Teknisi.
Form Kecelakaan Kerja Jurusan Teknik Kimia-Politeknik Negeri Malang
Form ini diisi oleh Petugas K3L atar laporan praktikan/Teknisi/Dosen Pengampu/Kepala Laboratorium jika terjadi
kecelakaan kerja di dalam Laboratorium. Setiap kecelakaan kerja wajib dilaporkan ke Petugas K3L, guna dilakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan.
A. INSIDEN
Oleh : Kronologi
NIM :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Lokasi :
Area :
Pekerjaan :
Kerugian yang dialami
Dosen Pembimbing :
B. KORBAN
NO. Nama NIM L/P Cidera Penanganan Biaya
( ) ( ) ( ) ( )