Anda di halaman 1dari 51

TANTANGAN FASYANKES

q TANTANGAN PKM KE DEPAN MAKIN KOMPLEKS


(Tuntutan mutu, pembiayaan, kompetisi global, perubahan
demografi, teknologi, digitalisasi, era industri 4.0, era disrupsi,
dampak tsunami covid-19, dll)
q PKM MENYELENGGARAKAN URUSAN DASAR DAN WAJIB
(keselamatan pasien/jiwa manusia, zero mistakes,
sumberdaya yang dikelola cukup kompleks)
q KARENA ITU SISTEM TATA KELOLA PKM HARUS KUAT
(Sistem pengelolaan, khususnya keuangan, harus fleksibel,
otonomi tegas, supaya lincah/responsif, luwes/tidak terjebak
kerumitan birokrasi, dll)

2
HADAPI TANTANGAN

RSD BUTUH KONDISI KONDUSIF,


TERUTAMA REGULASI

DISINILAH PENERAPAN PPK-BLUD


MENJADI SEMAKIN URGENT

KARENA BLUD LEBIH


“MENYEDERHANAKAN” REGULASI
3
BAGIAN II

MEMAHAMI PPK-BLUD,
REGULASI DAN IMPLEMENTASINYA

4
APA PPK-BLUD ??

“ATURAN MAIN” YANG LEBIH FLEKSIBEL


DALAM PENERAPANNYA,
AGAR TIDAK MENGHAMBAT KELANCARAN,
KECEPATAN, INOVASI DLL,
SEHINGGA MUTU PELAYANAN
LEBIH MUDAH UNTUK DITINGKATKAN

5
INPUT-PROSES-OUTPUT

INPUT PROSES OUTPUT


q KEUANGAN PENGELOLAAN DENGAN q MENINGKATNYA MUTU
FLEKSIBILITAS BLUD :
q SDM PELAYANAN
q TIDAK SETOR
q BARANG/ q ANGGARAN DIRINCI DI
q MENINGKATNYA
LOGISTIK RBA KEMAMPUAN
q BOLEH GESER DAN KEUANGAN
q ALAT/SARANA MELAMPAUI PLAFON
q MENINGKATNYA
q REGULASI q TARIP DENGAN
PERKADA
MANFAAT RSD BAGI
q DLL MASYARAKAT
q BOLEH PINJAM UNTUK
INVESTASI & LIKUIDITAS
q PENGGUNAAN SILPA
q PBJ LEBIH SIMPEL
q BOLEH REKRUT
PEGAWAI NON ASN
q DLL

6
POSISI BLUD

SKPD/UPT BLUD BUMD

ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN


BELANJA BELANJA BELANJA
SEPENUHNYA SEBAGIAN BESAR SELURUHNYA
DIBIAYAI DARI PENDAPATAN DIPENUHI DARI
PEMERINTAH BLUD SENDIRI ..... PENDAPATAN
DAERAH SENDIRI
KEKURANGAN
WAJIB DIBIAYAI
DARI PEMDA

APBD APBD BLUD DANA SENDIRI

7
BLUD

8
UU No. 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Pasal 68 :
(1) BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
(2) Kekayaan BLU merupakan kekayaan
negara/daerah yang tidak dipisahkan serta
dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk
menyelenggarakan kegiatan BLU yang
bersangkutan.

9
UU No. 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Pasal 69 :
(1) Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan
anggaran tahunan
(4) Pendapatan yang diperoleh Badan Layanan
Umum sehubungan dengan jasa layanan yang
diberikan merupakan Pendapatan
Negara/Daerah
(6) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4)dan ayat (5) dapat digunakan langsung untuk
membiayai belanja BLU yang bersangkutan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP)

10
UU No. 44/2009 TENTANG RS

Pasal 20 ayat (3) :


Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah
dan Pemerintah Daerah diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

11
UU No. 44/2009 TENTANG RS

Pasal 7 ayat (3) :


Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari
Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi
tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

12
SURAT MENDAGRI No. 981/2327/KEUDA
tanggal 14 mei 2018

Tentang : Percepatan Penerapan


PPK-BLUD Bidang Kesehatan.

Kepala Daerah diminta untuk segera


mengambil langkah kongkrit untuk
melaksanakan proses penerapan PPK-
BLUD pada Unit Kerja yang telah
memenuhi syarat menjadi BLUD.

13
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021 (1)

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


Dalam penerapan BLUD, Pemerintah Daerah memperhatikan
antara lain hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan umum kepada
masyarakat, Pemerintah Daerah segera melakukan evaluasi
kepada Perangkat Daerah yang memiliki spesifikasi teknis
layanan umum atau tugas dan fungsinya bersifat operasional
dalam menyelenggarakan layanan umum kepada masyarakat
untuk menerapkan BLUD.
b. Khusus bagi pelayanan kesehatan antara lain Rumah Sakit
Daerah (RSD), Puskesmas (FKTP) dan Balai Kesehatan
Masyarakat yang belum menerapkan BLUD, Pemerintah Daerah
segera melakukan langkah-langkah untuk mempercepat
penerapan BLUD pada pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021 (2)

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


c. Untuk penerapan BLUD pada puskesmas (FKTP)
sebagaimana dimaksud pada huruf b, sesuai dengan:
1) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
445/9873/SJ tanggal 26 September 2019 tentang
Modul Penyusunan Dokumen Administratif
Penerapan BLUD Puskesmas;
2) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
445/9874/SJ tanggal 26 September 2019 tentang
Modul Penyusunan Dokumen Administratif
Penerapan BLUD Puskesmas.

15
Pasal 1 Ayat 2) :

PPK-BLU, “........ sebagai


pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara pada
umumnya”.
PENGECUALIAN = FLEKSIBILITAS

16
17
IMPLEMENTASI HAMPIR SEMUA
FLEKSIBILITAS HARUS DENGAN PERKADA

1. Perkada Pedoman Penyusunan, Pengajuan,


Penetapan dan Perubahan RBA BLUD
2. Perkada Pengangkatan dan Pemberhentian
Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD Non PNS
3. Perkada Pengadaan barang jasa BLUD
4. Perkada Remunerasi Jasa Pelayanan BLUD
5. Perkada Sistem Akuntansi BLUD
6. Perkada Tarip Pelayanan BLUD
7. Perkada Penghapusan Piutang BLUD
8. Perkada Pengelolaan Investasi & Pinjaman BLUD
9. Perkada Pengelolaan Aset Tetap BLUD
10. .......
18
REGULASI PEMIMPIN BLUD

19
ANGGARAN BLUD DI RKA

PP No.74/2012, Pasal 11 Ayat (3a) :


Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran
BLU dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan
surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu
kegiatan, satu output, dan jenis belanja.
Penjelasan :
Pendapatan BLU pada ketentuan ini meliputi seluruh
pendapatan BLU selain dari APBN/APBD. Rincian lebih
lanjut Pagu Anggaran BLU dituangkan dalam RBA.
RBA DAN RKA//DPA

UU No. 1 / 2004 tentang Perbendaharaan


Negara
Pasal 14 Ayat 4 :
“Pada dokumen pelaksanaan anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilampirkan rencana kerja dan anggaran
Badan Layanan Umum dalam lingkungan
kementerian negara yang bersangkutan”.
RKA DAN RBA BLUD
BAGIAN III

REGULASI MENYUSUN
RBA BLUD

23
PERMENDAGRI No. 79/2018 (1)

o Pasal 61 (1)
Pendapatan BLUD (selain dari APBD) diintegrasikan ke dalam
RKA SKPD pada Kelompok PAD, jenis lain-lain PAD yang sah,
obyek pendapaatan BLUD
q Pasal 61 (2)
Belanja (dari pendapatan BLUD selain dari APBD) dan silpa
diintegrasikan ke dalam RKA SKPD pada akun belanja daera,
yang dirinci dalam 1 program, 1 kegiatan, 1 output dan jenis
belanja
q Pasal 61 (3)
Program : Peningkatan Pelayanan
Kegiatan : Pelayanan dan Pendukung Pelayanan

24
PERMENDAGRI No. 79/2018 (2)

o Pasal 61 (4)
Pembiayaan BLUD diintegrasikan ke dalam RKA
SKPD selanjutnya diintegrasikan pada akun
pembiayaan pada SKPKD selaku BUD
q Pasal 61 (5)
BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja
sepanjang tidak melebihi pagu anggaran per jenis
belanja di DPA
q Pasal 61 (6)
Rincian belanja dicantumkan dalam RBA

25
PERMENDAGRI No. 79/2018 (3)

q Pasal 62 (2)
RKA beserta RBA dismpaikan kepada PPKD sebagai
bahan penyusunan rancangan Perda APBD

q Pasal 64 (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan,
pengajuan, penetapan, perubahan RBA BLUD diatur
degan Perkada

26
PERMENDAGRI No. 79/2018 (4)

o Pasal 65 (1)
BLUD menyusun DPA berdasarkan Perda APBD
untuk diajukan kepada PPKD
q Pasal 66 (1)
DPA memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan
q Pasal 66 (2)
PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar
pelaksanaan anggaran BLUD

27
PERMENDAGRI No. 79/2018 (5)

o Pasal 67 (1)
DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar
pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD
q Pasal 67 (2)
Pelaksanaan anggaran yang berasal dari APBD
mekanismenya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan
q Pasal 67 (4)
Pelaksaan anggaran (yang telah disahkan PPKD) dengan
melampirkan RBA (menjadi dasar pelaksanaan anggaran
ang bersumber dari pendapatan BLUD)

28
PERMENDAGRI No. 79/2018 (6)

o Pasal 68 (1)
DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi lampiran
perjanjian kinerja antara Kepala Daerah dan Pemimpin
BLUD
q Pasal 74 (4)
Ambang batas merupakan besaran persentase yang
diperkenankan melampaui (plafon) anggaran dalam RBA
dan DPA
q Pasal 74 (5)
Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas harus
dapat persetujuan Kepala Daerah

29
PERMENDAGRI No. 79/2018 (7)

o Pasal 74 (6)
Jika terjadi kekurangan anggaran BLUD mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD
q Pasal 75 (3)
Persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA
q Pasal 75 (6)
Ambang batas dapat digunakan apabila pendapatan BLUD (non
APBD) melebihi target yang telah ditetapkan

30
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021 (1)

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


Bagi Perangkat Daerah yang telah menerapkan BLUD, agar:
a. Pendapatan BLUD (Non APBD) dikelola langsung untuk membiayai
pengeluaran BLUD sesuai RBA.
b. Pendapatan BLUD dalam RBA dikonsolidasikan ke dalam APBD dalam jenis
pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
c. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLUD (Non
APBD), dan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) BLUD,
diintegrasikan/dikonsolidasikan kedalam RKA SKPD pada akun belanja
daerah yang selanjutnya, dirinci dalam 1 (satu) program, 1 (satu) kegiatan,
1 (satu) sub kegiatan dan jenis belanja.
d. Belanja BLUD sebagaimana huruf c, dialokasikan untuk membiayai program
penunjang urusan Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan
BLUD, sub kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD.
e. Pembiayaan BLUD diintegrasikan/dikonsolidasikan dalam akun pembiayaan
pada SKPD selaku SKPKD.
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti
tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD.
31
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021 (2)

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


g. Dalam pelaksanaan anggaran, pemimpin menyusun dan
menandatangani laporan pendapatan, belanja dan pembiayaan
BLUD secara berkala kepada PPKD, sebagai berikut:
1) Untuk BLUD UPTD/B, pemimpin menyusun dan menandatangani
laporan pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan
melampirkan SPTJ untuk disampaikan kepada Kepala SKPD.
Berdasarkan laporan dan SPTJ tersebut, kepala SKPD menerbitkan
SP3BP, PPKD melakukan pengesahan dengan menerbitkan SP2BP.
2) Untuk BLUD RSD (UPT Khusus yang diberikan otonom
keuangan), pemimpin menyusun dan menandatangani
laporan pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan
melampirkan SPTJ, dan menandatangani SP3BP.
Berdasarkan SP3BP, PPKD melakukan pengesahan dengan
menerbitkan SP2BP.

32
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021 (3)

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


h. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLUD
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan
keuangan BLUD diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (BPK) yang
berlaku efektif untuk pemeriksaan laporan keuangan Tahun
Anggaran 2020.
i. Dalam hal BLUD yang telah tetapkan dengan status BLUD
bertahap dan Peraturan Kepala Daerah yang mengatur
mengenai BLUD yang telah diundangkan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, wajib
menyesuaikan paling lama 2 (dua) tahun setelah Peraturan
Menteri Dalam Negeri 79 Tahun 2018 diundangkan.

33
34
35
36
37
38
39
40
BAGIAN IV

LANGKAH MENJADI BLUD

41
PERSYARATAN MENERAPKAN BLUD

• Substantif
• Teknis
• Adminstratif

42
LANGKAH MENJADI BLUD
1. Menyiapkan 6 Dokumen Administratif
2. Mengajukan permohonan ke Kepda
3. Bupati/Walikota membentuk Tim Penilai
4.
.
Tim Penilai melakukan Penilaian dan
mengeluarkan rekomendasi
5. Berdasarkan rekomendasi tim penilai,
Bupati menetapkan RSD menerapkan
PPK-BLUD

47
PERMENDAGRI No. 64/2020
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021

E. Hal Khusus Lainnya, angka 38 :


j. Penilaian dan penerapan BLUD:
1) Untuk UPTD/B Daerah Provinsi sesuai dengan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 981/1010/SJ
tanggal 6 Pebruari 2019 tentang Modul Penilaian dan
Penetapan BLUD, dan
2) Untuk UPTD/B Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 981/1011/SJ
tanggal 6 Pebruari 2019 tentang Modul Penilaian dan
Penetapan BLUD.

48
KESIMPULAN

• TANTANGAN KE DEPAN BAGI PKM SEMAKIN BERAT, ADA


TEKANAN INTERNAL/EKSTERNAL/DEMOGRAFI/TEKNOLOGI
• PKM PERLU KREATIF, INOVATIF, INISIATIF, AGAR TETAP
PRODUKTIF, EKSIS, BERKEMBANG DAN KOMPETITIF
• KARENA ITU PENERAPAN PPK-BLUD SECARA BENAR DAN
EFEKTIF SEMAKIN URGEN DAN RELEVAN, KARENA PPK-BLUD
MEBERIKAN KONDISI KONDUSIF DARI SISI REGULASI
• PPK-BLUD HARUS DIPAHAMI SECARA TEPAT OLEH
STAKEHOLDERS DAN PKM SENDIRI AGAR IMPLEMENTASI
BERDAYA UNGKIT UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
DAN KEMAMPUAN KOMPETITIF

49
.

Terimakasih

50
Curiculum Vitae

o Nama : Drs. Syahrudin Hamzah, SE., MM.

o HP/E-mail : 081 129 4577, e-mail : syahrudin_hz@yahoo.co.id

o Tempat, tgl. Lahir : Riau, 4 April 1960

o Karier/Organisasi : - Wadir Keuangan RSUD dr. Moewardi Solo, Prov. Jateng (2009 – 2019)
- Pengurus Pusat ARSADA (Ketua Bidang Bina PPK-BLUD)
- Pengurus Pusat PERSI (Kompartemen Pembiayaan)

o Pendidikan : - S-1 Ekonomi Manajemen Perusahaan UII Jogjakarta


- S-1 Fisipol Ilmu Pemerintahan UGM Jogjakarta
- S-2 Magister Manajemen UII Jogjakarta

o Kegiatan Lainnya : - Tim Penyusun dan perumus berbagai draft Permendagri tentang PPK-BLUD
- Aktif sebagai Narasumber/Instruktur pada berbagai seminar dan workshop
nasional di bidang manajemen dan pengelolaan RS/Puskesmas, khususnya
dalam persiapan dan pemantapan penerapan PPK-BLUD

51

Anda mungkin juga menyukai