Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOLONEL
ABUNDJANI BANGKO
Jl. Kesehatan No. 20 Telp. (0746) 21459 - 21118
Web : http://www.rsudabundjani.co.id

Email : rsdkolonelabundjani@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit
akan menghasilkan akumulasi data serta informasi. Dalam
perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang
patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi
dengan banyak ditemukannya penyakit- penyakit baru maupun
teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan
usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan - kebijakan
strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen,
serta SDM) serta mampu secara cepat dan tepat mengambil
keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar
dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang
menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi
informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara
lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya. Teknologi yang dirancang
khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit
adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Rumah Sakit.
Informasi merupakan asset penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan salah komponen penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu.
Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan
mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan.
Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan,
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung
kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Untuk memahami seberapa baik kemampuan rumah sakit
bergantung pada hasil analisis data dan informasi yang terkumpul
dibanding rumah sakit lain. Pada rumah sakit besar dan kompleks
sifatnya dibutuhkan teknologi dan atau staf yang mempunyai
kompetensi mengelola data. Rumah sakit memahami prioritas
pengukuran dan perbaikan sebagai dukungan yang penting. Mereka
memberikan dukungan secara konsistensesuai dengan sumber daya
rumah sakit dan peningkatan mutu. Oleh karena itu, rumah sakit
perlu mempunyai pengelolaan data dan informasi yang didukung
dengan teknologi informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan,
analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan
eksternal rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit.

B. Tujuan
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan,
prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di
RSUD Kolonel Abundjani Bangko

C. Pengertian
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu
pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. Menurut
Webster New World Dictionary, pengertian data adalah things known
or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta
(bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan
atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan
informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu
objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya
(reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau
bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara
menyeluruh merupakan data relevan. Suatu data berfungsi untuk
membuat keputusan terbaik dalam memecahkan masalah, dapat
dijadikan sebagai dasar suatu perencanaan atau penelitian, dijadikan
sebagai acuan dalam setiap implementasi suatu kegiatan dan terakhir
data juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Suatu data dapat
diibaratkan sebagai dasar perencanaan atau riwayat segala tindakan
yang sudah dilakukan. Inilah mengapa hampir dalam semua aspek
kehidupan melibatkan suatu data. Manajemen data adalah aktivitas
manajerial yang menggunakan teknologi sistem informasi dalam
menjalankan tugas pengelolaan data organisasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi rumah sakit.
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling
tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah
atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat
dan akurat.
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM
Unit Kerja SIMRS adalah sebuah unit kerja yang berguna
untuk menata manajemen Rumah Sakit yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah Rumah
Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala
aktivitas di Rumah Sakit. Pasien yang datang memiliki data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir dan setrusnya.
Pegawai Rumah Sakit juga memiliki data seperti nama, unit kerja,,
pangkat dan seterusnya. Informasi – informasi yang demikian itu
harus valid dan konsisten, karena itu diperlukan sebuah sistem
untuk menjaga kondisi yang demikian itu. Informasi ini bukan
hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada
tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan rumah sakit dan lain -
lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik
agar pengelolaan rumah sakit bias ditingkatkan menjadi Rumah
Sakit yang unggul dan professional.
Instalasi Kerja Pada Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) RSUD
Kolonel Abundjani Bangko Unit IT bertanggung jawab dalam
pengelolaan aplikasi SIM RS , seperti yang berhubungan dengan
hak akses user data pasien, tarif rumah sakit dan pemasang SIM
pada unit pelayanan terkait serta pengelolaan ataupun pelaporan
untuk menghasilkan informasi yang bersifat statis dan dinamis.
Pengelolaan Data dan Informasi ini digunakan sebagai acuan
dalam manajemen data, oleh seluruh unit kerja, yaitu :

1. Bagian Tata Usaha


2. Bidang Pelayanan Medis
3. Bidang Penunjang Medis
4. Bidang Perencanaan
5. Bidang Keuangan
6. Bidang Keperawatan
7. Instalasi Gawat Darurat / Ponek
8. Instalansi Rawat Jalan
9. Instalasi Farmasi
10. Instalasi Radiologi
11. Instalasi Gizi
12. Instalasi Laboratorium
13. Instalasi Kamar Operasi
14. Instalasi Hemodialisa
15. Instalasi Rekam Medis dan Tim Casemix
16. Instalasi Rawat Inap Kebidanan
17. Instalasi Rawat Inap
18. Instalasi Rehab Medik
19. Unit Perinatology
20. Unit Loundry

21. Unit Akreditasi / Mutu


BAB III TATA LAKSANA SIMRS

A. Pengelolaan dan pengembangan teknologi informasi


Pengertian Teknologi Informasi menurut Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik : Teknologi
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan Informasi.
Salah satu teknologi informasi yang dikembangkan didalam
rumah sakit adalah SIMRS. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit :Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya
disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Di dalam Permenkes No 82/2013 disebutkan bahwa:
Pasal 3 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
Pasal 4 Angka (1) : Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan
pengelolaan dan pengembangan SIMRS.
SIMRS dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh Instalasi
SIMRS RSUD Kolonel Abundjani. Dalam pengelolaan dan
pengembangan SIMRS, terdapat beberapa profesi yang mendukung
yaitu:
1. System Analyst adalah seseorang yang bertanggung jawab atas
penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan
pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai dengan
kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan.
2. Programmer adalah sebuah jenis profesi atau pekerjaan yang
bertujuan untuk membuat sebuah aplikasi menggunakan bahasa
pemrograman.
3. Informasi & Teknologi Fungsional adalah seserang yang bertanggung
atas seluruh informasi dalam lingkup internal dan external yang
mampu memahami lingkungan kerja nya.
4. Staff Hardware adalah jenis profesi yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan menjaga seluruah perangkat keras yg berkaitan
dengan teknologi yang digunakan di organisasi tau perusahaan
5. Maintanance & Jaringan adalah seseorang yang bertugas dan
mampu dalam menjaga keamanan jaringan dan aplikasi jika terjadi
kerusakan system agar tidak terjadi atau mengurangi resiko
kerusakan system.
6. Defender & Database Permit adalah jenis Pekerjaan yang berfungsi
dalam tanggung jawab semua data di perusahaan dan melindungi
nya dengan baik.

Pengembangan SIMRS fokus kepada pembentukan budaya


penggunaan kertas seminimal mungkin (paperless society) melalui
proses digitalisasi dan otomatisasi. Sehingga bisa memberikan manfaat
yang signifikan bagi rumah sakit dalam hal efisiensi dan efektivitas
sumber daya (resources).
Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangannya, rumah
sakit diharapkan mampu ngelola informasi secara lebih efektif dalam
hal :
a. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi
Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan
pengembangan SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan
SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung proses
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi : kecepatan,
akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional.
Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan
identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi
dalam pelaksanaan manajerial dan budaya kerja, transparansi,
koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan biaya
administrasi dalam pelaksanaan organisasi SIMRS harus dapat
diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah
serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan sesuai
dengan Permenkes No. 82 tentang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit memerlukan
perencanaan informasi baik internal maupun eksternal, yang
diperlukan dalam kebutuhan informasi :
a. Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit- unit kerja
di dalam suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja
internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata hubungan kerja
perlu dibuat untuk unit – unit kerja yang cenderung tumpang
tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur
dengan tata hubungan kerja, tata hubungan kerja perlu dibuat
terutama untuk tugas – tugas yang bersifat strategis yang
memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari
masing – masing unit kerja.
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan
tata hubungan kerja internal adalah :
a. Mengidentifikasi tugas - tugas yang cenderung tumpang tindih
atau benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama.
b. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap
tugas.
c. Menetapkan peran unit - unit terkait dalam pelaksanaan setiap
tugas.
d. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan menyelesaikan sesuai dengan peran masing –
masing. Bentuk dari pelaporan internal seperti BOR, LOS, TOI
setiap 1 bulan sekali yang diambil dari data jumlah pasien rawat
inap dalam jangka waktu 1 bulan.
b. Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubunga kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja
antara unit – unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di
luar organisasi tersebut.
Laporan Eksternal meliputi pelaporan W2 (Wabah), Analisa 10 Besar
Penyakit, Pelaporan Klaim BPJS.
c. Mengembangkan sistem informasi manajemen
Dalam proses pengembangannya, SIMRS digunakan dibidang
manajemen sebagai penghitungan billing tindakan ataupun biaya
rawat inap dan rawat jalan (khusus pasien umum).
d. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang
diperlukan.
SIMRS berguna sebagai informasi tentang 10 besar penyakit baik
rawa jalan maupun rawat inap yang diperoleh dari sensus harian
rawat jalan dan rawat inap.
e. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi.
Data yang sudah dianalisa, dijadikan informasi dalam bentuk Clinical
Pathway dan pelaporan 10 besar penyakit.
f. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada publik.
Data dan informasi yang bersifat ke publik meliputi : Jumlah
pemakaian tempat tidur tiap ruangan, informasi jumlah pasien rawat
jalan, dan informasi jadwal praktek dokter.
g. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan
informasi.
Di RSUD Kolonel Abundjani Bangko. Didalam pelaksanaannya
perawat menggunakan masing-masing user dan password untuk
mengakses Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang bersifat
rahasia. Data dan informasi terkait diagnosa, tindakan, kunjungan
pasien baru atau lama akan terintegrasi sebagai pelaporan.
h. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk peningkatan
kerja.
Dengan menggunakan Sistem Informasi Terintegrasi, maka layanan
kesehatan dapat lebih efektif dan efisien dalam mengelola data-data
yang dibutuhkan selama operasional. Mulai dari laporan kesehatan
pasien, rekam medis, daftar stok obat-obatan, hingga manajemen
seluruh karyawan yang ada. Manfaat ini penting untuk
dipertimbangkan sebab jelas dapat meningkatkan produktivitas,
sehingga layanan kesehatan dapat diberikan secara lebih optimal.
1) Laporan Harian
Jika sebelumnya laporan ditulis secara manual, maka akan
membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Dengan adanya
sistem informasi terintegrasi pada layanan kesehatan dapat
diselesaikan dengan cepat.
Laporan harian yang terintegrasi dari data SIMRS misalnya
informasi kedatangan pasien, jumlah pasien yang berobat, jenis
penyakit, serta poli yang paling banyak didatangi pasien. Di
bagian farmasi, SIMRS berguna sebagai pengecekan seberapa
banyak obat-obatan yang keluar di hari tersebut sehingga dapat
mengontrol stok dengan tepat. Di sisi lain, tindakan medis yang
dilakukan untuk pasien juga akan minim risiko kesalahan yang
bisa mengakibatkan malpraktik karena seluruh data telah
terintegrasi.
2) Laporan Bulanan dan Tahunan
Sistem informasi terintegrasi melalui penggunaan data
keseluruhan dan juga memudahkan dalam memperoleh laporan
bulanan dan tahunan secara lebih tervalidasi. SIMRS
terintegrasi masing-masing unit layanan kesehatan karena
seluruh data dan informasi yang dimasukkan pada database
telah terintegrasi sehingga bisa diakses dengan mudah oleh
pihak-pihak yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai