Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AL-MAKKY DAN AL-MADANY


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Studi Al-Qur’an

Dosen Pengampu :

Dr. H. Mu'min Firmansyah, M.H.I

Disusun Oleh: Kelompok 2

Tabina Nanda Khalishah (21202025)

Syifa Putria Nindyatama (21202046)

M. Nanda Aqim Nazilla A. (21202055)

Lu’luil Icantika Putri (21202066)

Imroatul Qurrota A’yunin (21202069)

Dewi Nikmatul Rohmah (21202104)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas


berkat, rahmat, karunia dan hidayah-Nya karena kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat beserta salam tidak lupa
pula kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, yang mana beliau telah membawa kita dari zaman kejahilan
kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan sepeti sekarang ini. Adapun
dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas adalah “Al-Makky dan Al-
Madany” menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pembina mata kuliah
Studi Al-Qur’an yaitu bapak Dr. H. Mu'min Firmansyah, M.H.I, serta teman-teman
yang turut andil dalam memberikan saran dan referensi yang membuat makalah ini
menjadi selesai tepat waktu. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “Ulumul Qur’an”
serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Kediri, 28 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Makky dan Al-Madany ..................................................... 3


B. Ciri-ciri Surat Al-Makky dan Al-Madany............................................ 5
C. Klasifikasi Ayat Al-Makky dan Al-Madany ........................................ 6
D. Manfaat Mempelajari Al-Makky dan Al-Madany ............................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT untuk
menerima wahyu berupa kitab suci Al-Qur'an, sebagai pedoman bagi
seluruh umat manusia dan alam semesta. Kita tentu mengetahui bahwa
kitab suci Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
terdiri dari 30 juz yang terdiri dari surah Makkiyah dan Madaniyah. Surah
Makkiyah dan Madaniyyah tentu saja ada perbedaan antara keduanya.
Untuk itu perlu kita kaji lebih dalam perbedaan antara makiyyah dan
madaniyyah agar kita dapat mengerti dan memahami mana yang tergolong
ayat makkiyah atau tergolong ayat madaniyah. Agar kita semakin
bersungguh-sungguh dalam membaca dan mengamalkan isi kitab suci Al-
Qur'an, dan semoga kita menjadi hamba Allah SWT yang selalu dalam
lindungan, inayah dan syafaat-Nya. Pada bab Al-Makky dan Al-Madany
ini akan dijelaskan mengenai definisi Al-Makky dan Al-Madany, ciri-ciri
surah Makkiyah dan Madaniyah klasifikasi dan contoh surah Makkiyah
dan Madaniyah, serta manfaat mempelajari surah Makkiyah dan
Madaniyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan surah Makkiyah dan Madaniyah?
2. Apa saja ciri-ciri dari surah Makkiyah dan Madaniyah?
3. Bagaimana klasifikasi dan contoh surah Makkiyah dan
Madaniyah?
4. Apa saja manfaat mempelajari surah Makkiyah dan Madaniyah?
C. Tujuan
1. Untuk memahami arti dari surah Makkiyah dan Madaniyah
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari surah Makkiyah dan
Madaniyah

1
3. Untuk mengetahui klasifikasi dan contoh surah Makkiyah dan
Madaniyah
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari surah Makkiyah dan
Madaniyah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Makky dan Al-Madany


Makkiyah yaitu Suatu ayat yang diturunkan terhadap Rasul sebelum
beliau melakukan hijrah ke madinah. sedangkan madaniyah yaitu ayat yang
turun kepada Rasul setelah beliau hijrah ke madinah. Kata Makkiyah dan
Madaniyah tersebut berasal dari nama dua kota besar yaitu mekkah dan
madinah. Kata Makiyah berasal dari kata mekkah sedangkan Madaniyah
dari kata madinah. Keduanya kemudian dimasuki “ya” maka jadilah al
makiyah dan al madaniyah. 1 Ayat-ayat yang turun setelah hijrah disebut
madaniyah walaupun turun di Mekkah atau Arafah seperti surat An-Nisa’
ayat 58 termasuk kategori Madaniyah meskipun turun di Mekkah yaitu pada
saat peristiwa fathul Mekkah. Demikian juga Surat Al-Maidah ayat 3
termasuk kategori Makkiyah meskipun diturunkan di Madinah karena ayat
ini terjadi peristiwa haji wada’. Dari perspektif tempat turun Al-
Qur’anMakkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekkah dan sekitarnya
seperti Mina, Arafah Hudaibiyah, Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat
yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Hula. Dari
perspektif obyek atau khitab pembicaraan Makkiyah adalah ayat-ayat yang
menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah. Sedangkan Madaniyah adalah
ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah2.
Dari definisi di atas, para ulama menyimpulkan menjadi tiga segi
yakni segi khitobi, makani dan zamani. Dalam ayat-ayat Makkiyah, yang
menjadi khitob adalah orang-orang Mekkah yang pada umumnya adalah
orang-orang musyrikin. Jadi ayat-ayat terebut membicarakan tentang
kemusyrikan dan kepada mereka disuruh untuk bertauhid. Pada umumnya
orang-orang Mekkah dan memiliki sifat-sifat sombong, keras kepala dan
susah menerima ajaran agama. Sedangkan ayat-ayat yang diturunkan di
Madinah khitobnya adalah orang-orang yang sudah beriman, juga orang-

1
Fitri Setia Putri, dkk, Makiyah dan Madaniyah, Vol. 7, Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir, 2022,
Hal 46
2
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag , Ulumul Qur’an. (Bandung, Pustaka Setia, 2010) hal 102-103

3
orang yang munafik dan ahli kitab yaitu orang-orang Yahudi. Dengan
demikian, orang-orang Madinah lebih majemuk bila dibandingkan dengan
orang-orang Mekkah. Di masyarakat Madinah ada kepercayaan dari orang-
orang Yahudi bahwa akan datang seorang utusan atau Rasul diakhir zaman.
Kepecayaan ini disebarluaskan di kalangan orang-orang Madinah, sehingga
dengan demikian orang-orang Madinah lebih mudah masuk Islam dan
menerima ajaran-ajaran Islam ketimbang orang-orang Mekkah. Menurut
Abdul Jalal, untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah ditentukan oleh 4
katagori yaitu :
a) Teori geografis
Teori yang berorientasi pada tempat turunnya Al-Qur’an
atau ayat. Teori ini diambil dari pendapat Abu Amr dan Utsman bin
Said al Darimi “Al-Qur’an diturunkan di Mekkah dan yang
diturunkan dalam perjalan hijrah ke Madinah sebelum Nabi
Muhammad saw sampai ke Madinah. Dan Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dalam perjalanan beliau
setelah tiba di Madinah adalah termasuk Madaniyyah”. Kelebihan
dari teori ini adalah jelas dan tegas, sedangkan kelemahan teori ini
adalah tidak bisa dijadikan podoman atau patokan karena tidak
semua ayat turun di Mekkah dan sekitarnya atau di Madinah dan
sekitarnya.
b) Teori Subyektif
Jika suatu ayat diturunkan baik di mekkah ataupun di
madinah tetapi ayat tersebut ditunjukkan untuk penduduk kota
mekkah, maka ayat tersebut termasuk kedalam ayat makiyah. Dan
suatu ayat termasuk kedalam ayat madaniyah jika ayat yang
diturunkan tersebut baik turun di mekkah ataupun madinah jika
ditunjukkan untuk masyarakat madinah maka dinamakan ayat
madaniyah. Kelebihan teori ini dapat mudah dimengerti. Adapun
kelemahannya adalah tidak dapat dijadikan batasan karena tidak bisa
mencakup seluruh ayat Al-Qur’an dan tidak berlaku secara

4
menyeluruh. Oleh karena itu teori ini tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
c) Teori historis
Teori historis yaitu teori sejarah turunnya Al-Qur’an. Ayat-
ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Makkah dinamakan Makkiyah
sedangkan yang turun di Madinah dinamakan Madaniyah.
Kelebihan teori ini adalah mencakup keseluruhan ayat Al-Qur’an
sehingga dapat dijadikan definisi. Kelemahannya adalah terjadi
kejanggalan-kejanggalan dalam menetapkan ayat-ayat yang
diturunkan apakah itu Makkiyah atau Madaniyah.
d) Teori content analisys (teori isi)
Teori yang mendasarkan kreteria dalam membedakan
Makkiyah dan Madaniyah. Yang dinamakan Makkiyah menurut
teori content analisys ialah surat/ayat yang berisi cerita-cerita umat
dan para Nabi/Rasul dahulu. Sedangkan madaniyah surat/ayat yang
berisi hukum hudud, faroid dan sebagainya. Kelebihan teori ini
adalah jelas dan mudah dipahami. Sedangkan kelemahannya
teorinya tidak praktis sebab orang harus mempelajari isi kandungan
ayat lebih dahulu baru mengetahui kriterianya atau kategorinya.3
B. Ciri – ciri Surat Al-Makky dan Al-Madany
Para ulama membuat kesimpulan analogis bagi surat Makkiyah dan
Madaniyah yang dapat menjelaskan cirri khas keduanya yang menjadi
kaidahkaidah kunci untuk memahami keduanya tersebut. Ciri-ciri surat
makkiyah adalah 4:
1. Setiap surat yang di dalamnya mengandung surat sajadah
2. Setiap surat yang mengandung lafad kalla. Lafadz ini hanya terdapat
dalam separoh terakhir dari Al-Qur’an dan disebutkan sebanyak 33 kali
3. Setiap surat mengandung Ya Ayyuhannas kecuali surat Al - Hajj pada
akhir suratnya

3
6 Lilik Channa dan Syaiful Hidayat” Ulum Al Qur’an dan Pembelajarannya” (Surabaya,
Kopertais IV, 2015) cet. 15 hal 276
4
Al Qathtan, Syeikh Manna’ (2014) “Studi ilmu-ilmu Al Qur’an” terj. Ainur Rofiq (Jakarta,
Pustaka al Kautsar) hal 75-76

5
4. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu
kecuali surat al Baqarah
5. Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan iblis kecuali surat al
Baqarah 6. Setiap surat yang mengandung huru-huruf mungqatha’ah
dan hija’i kecuali surat al Baqarah sedangkan surat Ra’ad masih
diperselisihkan.
6. surat-suratnya pendek-pendek kemudian kandungannya berisi pokok
keimanan, hari akhir, surga dan neraka.
7. Isinya mengajak manusia pada jalan lurus, berakhlak karimah dan
kebajikan

Sedangkan, untuk surat Madaniyah ciri-cirinya adalah :

1. setiap surah yang di dalamnya mengandung izin untuk berperang atau


keterangan tentang perang dan hukumnya
2. Berisi tentang waris, perdata, pidana, kemasyarakatan dan kenegaraan
3. Surah yang menyebutkan tentang orang-orang munafik kecuali surat al
Ankabut karena termasuk surah Makkiyah tetapi di dalamnya ada ayat
yang menceritakan tentang munafik
4. Surat yang ada debat terhadap orang-orang Yahudi (ahli kitab).
5. Rincian hukum tentang hudud, ibadah, undang-undang sipil, sosial,
dan hubungan antar-negara
6. Ayat dan surahnya panjang-panjang.
7. Ungkapannya tenang, cenderung prosais, yang ditujunya adalah akal
pikiran
8. Banyak mengemukakan bukti dan argumentasi mengenai kebenaran-
kebenaran agama
C. Klasifikasi Ayat Al-Makky dan Al-Madany
Makkiyah Madaniyah atau yang kemudian menjadi
disiplin Ilmu Makki Madani, memiliki cabang pembahasan
yang cukup banyak. Para Ulama juga memberikan
perhatian lebih terhadap ayat dan surat dengan tempat
turunnya. Pembahasan Ilmu Makki dan Madani kemudian

6
terbagi menjadi beberapa macam adalah sebagai berikut :

1. Yang diturunkan di Mekkah


2. Yang diturunkan di Madinah
3. Yang diperselisihkan
4. Ayat-ayat Makkiyah dalam surat Madaniyah
5. Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
6. Yang diturunkan di Mekkah tetapi hukum nya Madaniyah
7. Yang diturunkan di Madinah tetapi hukum nya Makkiyah
8. Yang serupa dengan Makkiyah dalam Madaniyah
9. Yang serupa dengan Madaniyah dalam Makkiyah
10. Yang dibawa dari Mekkah ke Madinah
11. Yang dibawa dari Madinah ke Mekkah
12. Yang turun di waktu malam dan siang
13. Yang turun di musim panas dan dingin
14. Yang turun di waktu menetap dan perjalanan

Menurut Manna al-Qaththan dalam kitabnya berjudul "Mabahits fi Ulum al-


Quran" mengatakan bahwa surat Madaniyah ada 20 surat, yaitu : 5

1. Al-Baqarah
2. Ali Imran
3. An-Nisa
4. Al-Ma`idah
5. Al-Anfal
6. At-Taubah
7. An-Nur
8. Al-Ahzab
9. Muhammad
10. Al-Fath
11. Al-Hujurat

5
Khudzil Kitab, klasifikasi surat Makkiyah dan Madaniyah, Klasifikasi Surat Makkiyah dan
Madaniyah | Khudzil Kitab diakses pada tanggal 27 Februari 2023

7
12. Al-Hadid
13. Al-Mujadalah
14. Al-Hasyr
15. Al-Mumtahanah
16. Al-Jumu'ah
17. Al -Munafiqun
18. At -Thalaq
19. At -Tahrim
20. An –Nashr

Sedangkan surat-surat Makkiyah terdapat 82 surat dan yang diperselisihkan


Makkiyah atau Madaniyah nya terdapat 12 surat. Menurut Abu al-Hasan al-
Hashshar dalam kitab nya berjudul "an-Nasikh wa al-Mansukh" 12 surat
yang diperselisihkan Makkiyah atau Madaniyah nya sebagai berikut :

1. Al-Fatihah
2. Ar-Ra'd
3. Ar-Rahman
4. As-Shaff
5. At-Taghabun
6. Al-Muthaffifin
7. Al-Qadr
8. Al-Bayyinah
9. Az-Zalzalah
10. Al-Ikhlash
11. Al-Falaq
12. An-Nas

Perbedaan ayat-ayat Al-Makky dan Al-Madany akan nampak jelas jika dilihat dari
dua sisi tinjauan, yaitu :6

6
Sa'id Abu Ukkasyah, Ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, Ayat-ayat Makkiyyah dan
Madaniyyah (1) (muslim.or.id) diakses pada tanggal 27 Februari 2023

8
Makkiyah Madaniyah

Ditinjau dari sisi metode penyampaian

Tegas metode penyampaiannya, dan kuat Metode penyampaian di dalam ayat-ayat tersebut
seruannya. Misalnya saja, ayat-ayat adalah lembut dan seruannya mudah, karena
makkiyyah yang terdapat dalam surat Al- kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-
Muddatsir dan surat Al-Qamar. ayat madaniyyah adalah tipe orang-orang yang
tunduk dan menerima kebenaran.

Contoh : Surat Al – Qamar Contoh : Surat Al-Maidah

Perhatikanlah surat Al-Qamar yang Perhatikanlah surat Al-Maidah berikut ini,


Makkiyyah berikut ini.
‫الرحْ َٰم ِن ه‬
‫الر ِح ِيم‬ ‫ِبس ِْم ه‬
‫َّللاِ ه‬

‫الرحْ َٰم ِن ه‬
‫الر ِح ِيم‬ ‫ِبس ِْم ه‬
‫َّللاِ ه‬ ْ ‫يا أيُّها الهذِين آمنُوا أ ْوفُوا بِ ْالعُقُو ِد ۚ أ ُ ِحله‬
‫ت ل ُك ْم ب ِهيمةُ ْاْل ْنع ِام إِ هَّل ما‬
ُ ‫َّللا يحْ ُك ُم ما ي ُِريد‬ ‫يُتْل َٰى عل ْي ُك ْم غيْر ُم ِح ِلي ال ه‬
‫ص ْي ِد وأ ْنت ُ ْم ُح ُر ٌم ۗ ِإ هن ه‬
‫ت السهاعةُ وا ْنش هق ْالقم ُر‬
ِ ‫ا ْقترب‬
(1) “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
(1) “Telah dekat datangnya saat itu dan
akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian binatang
telah terbelah bulan.”
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada
‫ و ِإ ْن ير ْوا آيةً يُ ْع ِرضُوا ويقُولُوا سِحْ ٌر ُمسْت ِمر‬kalian. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kalian sedang
(2) “Dan jika mereka (orang-orang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat),
menetapkan hukum-hukum menurut yang
mereka berpaling dan berkata: “(Ini
dikehendaki-Nya.”
adalah) sihir yang terus menerus.”
‫ش ْهر ْالحرام وَّل ْالهدْي‬ ‫يا أيُّها الهذِين آمنُوا َّل ت ُ ِحلُّوا شعائِر ه‬
‫َّللاِ وَّل ال ه‬
‫وكذهبُوا واتهبعُوا أ ْهواء ُه ْم ۚ و ُك ُّل أ ْم ٍر ُمسْت ِقر‬
‫وَّل ْالقَلئِد وَّل ِآمين ْالبيْت ْالحرام يبْتغُون فض ًَْل ِم ْن ربِ ِه ْم‬
(3) “Dan mereka mendutakan (Nabi) dan ْ ‫و ِرضْوانًا ۚ و ِإذا حل ْلت ُ ْم فا‬
‫صطاد ُوا ۚ وَّل يجْ ِرمنه ُك ْم شنآنُ ق ْو ٍم أ ْن‬
mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap- ‫صدُّو ُك ْم ع ِن ْالمس ِْج ِد ْالحر ِام أ ْن ت ْعتد ُوا ۘ وتعاونُوا على ْال ِب ِر‬
tiap urusan telah ada ketetapannya.”

9
ِ ‫ولقدْ جاء ُه ْم ِمن ْاْل ْنب‬
‫اء ما فِي ِه ُم ْزدج ٌر‬ ِ ‫اْلثْ ِم و ْالعُدْو‬
‫ان ۚ واتهقُوا ه‬
‫َّللا ۖ إِ هن ه‬
ُ ‫َّللا شدِيد‬ ِ ْ ‫والت ه ْقو َٰى ۖ وَّل تعاونُوا على‬
ِ ‫ْال ِعقا‬
‫ب‬
(4) “Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka beberapa kisah yang di (2) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
dalamnya terdapat pencegahan (dari kalian melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan
kekafiran).” melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang hadya,
‫ِح ْكمةٌ با ِلغةٌ ۖ فما ت ُ ْغ ِن النُّذُ ُر‬
dan binatang-binatang qalaaid, dan jangan (pula)
(5) “Itulah suatu hikmah yang sempurna mengganggu orang-orang yang mengunjungi
maka peringatan-peringatan itu tidak Baitullah sedang mereka mencari karunia dan
berguna (bagi mereka).” keridhaan dari Tuhan mereka dan apabila kalian
telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah
‫ع الدهاعِ ِإل َٰى ش ْيءٍ نُ ُك ٍر‬
ُ ْ‫فتو هل ع ْن ُه ْم ۘ ي ْوم يد‬
kalian berburu. Dan janganlah sekali-kali
(6) “Maka berpalinglah kamu dari mereka. kebencian (kalian) kepada sesuatu kaum karena
(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru mereka menghalang-halangi kalian dari Masjidil
(malaikat) menyeru kepada sesuatu yang Haram mendorong kalian berbuat aniaya (kepada
tidak menyenangkan (hari Pembalasan),” mereka). Dan tolong-menolonglah kalian dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan
ِ ‫ار ُه ْم ي ْخ ُر ُجون ِمن ْاْلجْ دا‬
‫ث كأنه ُه ْم جرادٌ ُم ْنت ِش ٌر‬ ‫ُخ ه‬
ُ ‫شعًا أبْص‬
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
(7) “Sambil menundukkan pandangan- pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada
pandangan mereka keluar dari kuburan Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
seakan-akan mereka belalang yang
beterbangan.”

‫ُم ْه ِط ِعين إِلى الدهاعِ ۖ يقُو ُل ْالكافِ ُرون َٰهذا ي ْو ٌم عس ٌِر‬

(8) “Mereka datang dengan cepat kepada


penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, ‘Ini
adalah hari yang berat”

ٌ ُ‫ت قبْل ُه ْم ق ْو ُم نُوحٍ فكذهبُوا عبْدنا وقالُوا مجْ ن‬


ْ ‫ون و‬
‫ازد ُِجر‬ ْ ‫كذهب‬

(9) “Sebelum mereka, telah mendustakan


(pula) kamu Nuh, maka mereka
mendustakan hamba Kami (Nuh) dan

10
mengatakan, ‘Dia seorang gila dan dia
sudah pernah diberi ancaman)”.

ِ ‫فدعا ر هبهُ أ ِني م ْغلُوبٌ فا ْنت‬


‫ص ْر‬

(11) “Maka dia mengadu kepada Tuhannya,


‘bahwasanya aku ini adalah orang yang
dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah
(aku)”

Ditinjau dari sisi gaya bahasa

Mayoritas ayat-ayat Makkiyyah itu pendek- Ayat-ayat Madaniyyah kebanyakan panjang, dan
pendek dan mengandung gaya debat yang disebutkan hukum-hukum Syar’i tanpa adanya
kuat, karena kebanyakan orang-orang yang gaya bahasa mendebat, karena metode tersebut
diseru dengan ayat-ayat Makkiyyah adalah sesuai dengan keadaan orang-orang yang diseru
tipe orang-orang penentang yang sulit dengan ayat-ayat Madaniyyah, yaitu Muhajirun.
menerima kebenaran, maka diserulah Al-Muhajirun adalah kaum yang tidak sombong,
dengan seruan yang sesuai dengan keadaan bahkan tunduk kepada Allah, dan beriman kepada-
mereka. Nya, serta menerima kebenaran.

Contoh : Surat At-Thur Contoh : Surat Ak-Baqarah

Diantara contohnya adalah surat Ath-Thur Di antara contohnya adalah surat Al-Baqarah: 282
berikut ini. tentang utang piutang,

‫الرحْ َٰم ِن ه‬
‫الر ِح ِيم‬ ‫بِس ِْم ه‬
‫َّللاِ ه‬

ْ‫يا أيُّها الهذِين آمنُوا ِإذا تداي ْنت ُ ْم ِبدي ٍْن ِإل َٰى أج ٍل ُمس ًّمى فا ْكتُبُوهُ ۚ و ْلي ْكتُب‬
‫بيْن ُك ْم كاتِبٌ ِب ْالعدْ ِل ۚ وَّل يأْب كاتِبٌ أ ْن ي ْكتُب كما ع هلمهُ ه‬
ْ‫َّللاُ ۚ ف ْلي ْكتُب‬
‫ور‬
ِ ‫ط‬ُّ ‫وال‬
‫س ِم ْنهُ ش ْيئًا ۚ فإ ِ ْن‬ ‫ق ه‬
ْ ‫َّللا ربههُ وَّل يبْخ‬ ِ ‫و ْلي ُْم ِل ِل الهذِي عل ْي ِه ْالح ُّق و ْليت ه‬
‫كان الهذِي عل ْي ِه ْالح ُّق س ِفي ًها أ ْو ض ِعيفًا أ ْو َّل يسْت ِطي ُع أ ْن يُ ِم هل هُو‬

11
“Demi bukit,” ‫ف ْليُ ْم ِل ْل و ِليُّهُ بِ ْالعدْ ِل ۚ واسْت ْش ِهد ُوا ش ِهيدي ِْن ِم ْن ِرجا ِل ُك ْم ۖ فإ ِ ْن ل ْم ي ُكونا‬
‫ض هل‬ِ ‫اء أ ْن ت‬
ِ ‫شهد‬ ُّ ‫ان ِم هم ْن ت ْرض ْون ِمن ال‬ ِ ‫ر ُجلي ِْن فر ُج ٌل وا ْمرأت‬
‫ور‬
ٍ ‫ط‬ُ ‫ب م ْس‬
ٍ ‫و ِكتا‬
‫شهدا ُء إِذا ما دُعُوا ۚ وَّل‬ ُّ ‫إِحْ داهُما فتُذ ِكر إِحْ داهُما ْاْل ُ ْخر َٰى ۚ وَّل يأْب ال‬
“dan Kitab yang ditulis,” ‫ط ِع ْند ه‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫يرا ِإل َٰى أج ِل ِه ۚ َٰذ ِل ُك ْم أ ْقس‬ ً ‫تسْأ ُموا أ ْن ت ْكتُبُوهُ ص ِغ‬
ً ‫يرا أ ْو ك ِب‬
ً ‫اضرة‬ِ ‫شهاد ِة وأدْن َٰى أ هَّل ت ْرتابُوا ۖ ِإ هَّل أ ْن ت ُكون تِجارة ً ح‬ ‫وأ ْقو ُم ِلل ه‬
‫ور‬
ٍ ‫ش‬ُ ‫ق م ْن‬
ٍ ‫فِي ر‬
ۚ ‫ِيرونها بيْن ُك ْم فليْس عل ْي ُك ْم ُجنا ٌح أ هَّل ت ْكتُبُوها ۗ وأ ْش ِهدُوا ِإذا تباي ْعت ُ ْم‬
ُ ‫تُد‬
“pada lembaran yang terbuka,” ‫وق بِ ُك ْم ۗ واتهقُوا ه‬
ۖ ‫َّللا‬ ٌ ‫س‬ُ ُ‫ار كاتِبٌ وَّل ش ِهيد ٌ ۚ وإِ ْن ت ْفعلُوا فإِنههُ ف‬
‫وَّل يُض ه‬
‫َّللاُ بِ ُك ِل ش ْيءٍ ع ِلي ٌم‬ ‫ويُع ِل ُم ُك ُم ه‬
‫َّللاُ ۗ و ه‬
ِ ‫ت ْالم ْع ُم‬
‫ور‬ ِ ‫و ْالب ْي‬

“dan demi Baitul Ma’mur,”

ْ ِ ‫س ْق‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian
ِ‫ف الم ْرفُوع‬ ‫وال ه‬
bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu
“dan atap yang ditinggikan (langit),” yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kalian
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan
(hutangnya kepada penulis), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah
ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah
walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antara kalian). Jika tak ada
dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang wanita dari saksi-saksi yang kalian
ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang
lainnya mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka

12
dipanggil, dan janganlah kalian jemu menulis
hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil
di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan
kalian. (Tulislah mu’amalah kalian itu), kecuali
jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kalian
jalankan di antara kalian, maka tidak ada dosa
bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kalian berjual beli, dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kalian lakukan (yang demikian),
maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada diri kalian. Dan bertakwalah kepada Allah,
(niscaya) Allah mengajarkan ilmu kepada kalian,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

D. Manfaat Mempelajari Al-Makky dan Al-Madany


Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, mempelajari ilmu Makkiyah dan
Madaniyah merupakan hal yang penting atau urgent. Mengetahui ilmu
Makkiyah dan Madaniyah merupakan hal penting karena memiliki banyak
manfaat-manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan sebagai alat bantu bagi mufassir (pentafsir) untuk
menafsirkan al-Quran. Pengetahuan akan tempat turun ayat dapat
membantu mufassir untuk menemukan penafsiran yang benar baik bagi
yang menggunakan metode atau kaidah “umumnya lafaz” (al-Ibroh bi
umum al-lafdz la bi khusus as-sabab) atau kaidah “khususnya sebab”
(al-Ibroh bi khusus as-sabab la bi umum al-lafdz). Dari sana, mufassir
juga dapat membedakan mana ayat yang nasikh (menghapus) dan
mansukh (dihapus) maupun ayat yang takhsis (pengkhususan).

13
2. Dapat mendalami gaya bahasa al-Quran dan mengaplikasikannya
sebagai metode berdakwah. Misalnya dapat dilihat pada Makkiyah
bahwa bahasa yang digunakan cenderung pendek-pendek dan berisi
peringatan maupun kabar gembira. Sedangkan Madaniyah berisi
kalimat-kalimat panjang yang membahas tatacara kehidupan sehari-hari.
Dari sana, seperti halnya Makkiyah dan Madaniyah yang memiliki
bahasa tersendiri dalam penyampaian dakwahnya, dapat diambil metode
atau cara yang tepat dalam berdakwah yang sesuai dengan yang diajak
bicara baik dari individu, keyakinan, maupun lingkungannya. Selain itu,
dapat juga diperoleh bagaimana Islam melalui proses turunnya wahyu,
menetapkan hukum yang bersifat selangkah demi selangkah atau
taddarruj.
3. Dapat mengetahui sejarah hidup Nabi Muhammad melalui turunnya
ayat-ayat al-Quran. Membahas Makkiyah dan Madaniyah berarti juga
membahas proses dan sejarah perjalanan beliau dalam berdakwah.
Selain itu, dari Makkiyah dan Madaniyah, dapat juga diketahui proses
penerimaan wahyu dari wahyu yang pertama kali diturunkan hingga
wahyu yang terakhir diturunkan. Juga dapat diketahui dimana wahyu itu
diturunkan. Dengan kata lain, Al-Quran adalah sumber pokok
kehidupan Nabi Muhammad sehingga para sejarawan yang
meriwayatkan sejarah Nabi tentu harus sesuai dengan al-Quran. Apabila
berbeda, tentu sejarah tersebut tertolak.7
4. Dapat juga digunakan untuk menetapkan keauntentikan suatu al qur’an
dan juga bisa digunakan dalam pengukuhan al qur‟an agar sampai
kepada kita tanpa adanya campur tangan orang lain dan tidak
mengalamai perubahan dan pemalsuan sedikitpun. Sehingga kita bisa
mengetahui yang mana ayat yang turun sebelum dan sesudah hijrah,
yang turun saat rasul bepergian atau tidak, turun pada waktu siang dan

7
Khudzil Kitab, Manfaat Makkiyah dan Madaniyah,
https://www.khudzilkitab.com/2018/11/manfaat-makkiyah-dan-madaniyah.html?m=1 diakses
pada tanggal 27 Februari 2023

14
malam, turun pada waktu musim panas dan musim dingin, turun di
langit dan di bumi.
5. Sebagai pelaksaan dari syariat islam yang secara bertahap, ini
dikarenakan Al Qur’an dalam penurunannya diturunkan secara
berangsur-angsur atau tidak sekali saja. Penurunannya dilakukan
demikian karena harus disesuaikan dengan kedaan dan kesiapan umat
dalam menerima juga sekaligus mengamalkan syariat yang sudah
diturunkan tersebut.8

8
Fitri Setia Putri, dkk, Makiyah dan Madaniyah, Vol. 7, Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir, 2022,
Hal 58

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur'an dibagi menjadi dua periode pada masa nabi, yaitu


Makkiyyah dan Madaniyyah. Makkiyah yaitu suatu ayat yang diturunkan
terhadap Rasul sebelum beliau melakukan hijrah ke madinah, sedangkan
Madaniyah yaitu ayat yang turun kepada Rasul setelah beliau hijrah ke
Madinah. Dari definisi di atas, para ulama menyimpulkan menjadi tiga
segi yakni segi khitobi, makani dan zamani. Ayat atau surat Makiyyah
cenderung menjelaskan tauhid dan Madaniyyah cenderung menjelaskan
syariat.

Ciri-ciri ayat Makiyyah adalah setiap surat yang di dalamnya


mengandung surat sajadah dan setiap surat yang mengandung lafad kalla.
Lafadz ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Al-Qur’an dan
disebutkan sebanyak 33 kali dan sebagaimana telah dijelaskan di atas,
sedangkan ciri-ciri ayat Madaniyyah adalah setiap surah yang di dalamnya
mengandung izin untuk berperang atau keterangan tentang perang dan
hukumnya berisi tentang waris, perdata, pidana, kemasyarakatan dan
kenegaraan dan sebagaimana telah dijelaskan di atas.

Manfaat mempelajari Makiyyah dan Madaniyyah juga sangat


penting bagi kita yaitu dapat digunakan sebagai alat bantu bagi mufassir
(pentafsir) untuk menafsirkan al-Quran, dapat mendalami gaya bahasa al-
Quran dan mengaplikasikannya sebagai metode berdakwah, dapat
mengetahui sejarah hidup Nabi Muhammad melalui turunnya ayat-ayat
Al-Quran dan seperti yang telah dijelaskan di atas.
B. Saran
Demikian tugas makalah yang kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Studi Al-Qur'an. Semoga dengan makalah yang telah kami
susun ini dapat mengambil banyak pelajaran berharga didalamnya dan
semoga kita semakin memahami dalam membedakan surah Makkiyah dan

16
surah Madaniyyah. Jangan lupa agar kita lebih giat lagi membaca Al-
Qur'an dan bisa mengamalkan isinya. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca dan wabil khusus dari dosen pembimbing kami.
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya, kesalahan semata-mata ada pada kami dan
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al Qathtan, S. M. (2014). Studi ilmu-ilmu Al Qur’an. Jakarta: Pustaka al Kautsar.


Anwar, R. (2007). Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia.
Channa, L. d. (2015). Ulum Al-Qur’an dan Pembelajarannya. Surabaya:
Kopertais IV.
Fitri Setia Putri, F. Z. (2022). Makiyah Dan Madaniyah. Jurnal Kajian Al-Quran
& Tafsir, 7(1),
Khudzilkitab. (n.d.). Ulumul Qur'an.
https://www.khudzilkitab.com/2018/11/manfaat-makkiyah-dan-
madaniyah.html?m=1
Khudzilkitab. (n.d.). Ulumul Qur'an.
https://www.khudzilkitab.com/2019/09/klasifikasi-surat-makkiyah-dan-
madaniyah.html
Ukkasyah, S. A. (2017, Desember 4). diambil dari muslim.or.id:
https://muslim.or.id/34575-ayat-ayat-makkiyyah-dan-madaniyyah-1.html

18

Anda mungkin juga menyukai