Laporan Kelas Xi Mipa 4-1
Laporan Kelas Xi Mipa 4-1
Di Susun Oleh:
Kelas : XI MIPA 4
Guru Pembimbing : Yatno, S.Sn
PRODUKSI
SMA Negeri 1 Tualang
2023
PEMBUKAAN
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. atas berkat Rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan laporan teateer kami yang berjudul “Putri Tujuh” yang akan dilaksanakan di
Aula Tengku Mahkota SMA Negeri 1 Tualang. Dalam penyusuna laporan ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusuna
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan guru pembimbing,
Penyusun
DAFTAR ISI
Tim Produksi.............................................................................................................................. 4
Sinopsis ...................................................................................................................................... 6
Naskah........................................................................................................................................ 8
Dokumentasi ............................................................................................................................ 17
Penutup .................................................................................................................................... 27
TIM PRODUKSI
: Radityo Riandra
: Allya Catrina
: Raisyah Ullima
: Nailah Shabina
: M. Haafiz Revian
: M. Hanaf Fauzan
: Kartika Septiani
: Khaironi Fikri
: Nailah Shabina
: Raisyah Ullima
Anggota : Anggun PM
Tatat Dokumentasi :
Sinopsisi :
Putri Tujuh adalah dongeng atau cerita rakyat mengenai asal mula Kota Dumai. Cerita
ini mengisahkan tentang seorang pangeran bernama Empang Kuala yang hendak meminang
salah satu putri dari Cik Sima, Ratu Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Namun, pinangan sang
pangeran ditolak oleh sang ratu. Karena Malu dan tidak terima akan penolakan tersebut, emosi
pangeran membuncah dan memutuskan untuk menyerang kerajaan seri bunga tanjung.
Peperangan yang tidak dapat dihindari itu berlangsung dengan hebatnya selama 4 bulan lebih
lamanya.
Apakah alasan Cik Sima menolak pinangan Empang Kuala kepada salah satu putrinya?
Lapiran Naskah :
Di Kerajaan Seri Bunga tanjung…..
7 Putri dan Cik Sima : ( saling bersenda gurau )
Mayang Lili : ”Ibunda, bolehkah kami pergi bermain ke sungai di tengah hutan ?”
Cik Sima : “tentu saja, tapi kalian harus saling berhati-hati dan saling menjaga
satu sama lain.”
7 Putri : “Baik ibunda”
Di sungai yang ada ditengah hutan belantara…..
7 Putri : (bermain air sambil tertawa)
M. Kemuning : “kalian adik-adikku sungguh lah cantik rupawan.”
M. Melati : “kakakku, Mayang Kemuning. Kau memiliki rambut yang hitam dan
panjang serta lembut.”
M. Lili : “Mayang Kamboja, kakakku. Kau memiliki mata yang indah.”
M. Kamboja : “adikku, Mayang Lili. Kau memiliki suara indah untuk bernyanyi.”
M. Mawar : “Mayang Anggrek. Kau mempunyai kepintaran seperti ibunda.”
M. Anggrek : “Mayang Mawar. Kakak memiliki kebijaksanaan yang di turunkan
ibunda.”
M. Kemuning : “dan adik bungsuku, Mayang Sari. Kau memiliki semua yang kami
miliki.”
M. Sari : “Terima kasih kakak-kakakku. Aku menyayangi kalian semua.”
7 Putri : (melanjutkan bermain air)
Ada seseorang yang sedang memantau dari balik pohon….
Empang Kuala : “Aduhai, rupawan sekali mereka!”
Pengawal (EK) : “pangeran benar. mereka putri-putri dari kerajaan Seri Bunga
Tanjung, pangeran”
Empang Kuala : “ya….ya…ya…. d’umai….d’umai…..gadis itu” ( mengintip dan
sambil melirik salah satu putri)
Cik Sima : “maaf ratu, kami tak bisa menerima pinangan ratu”
Ratu Melani : “mengape begitu ratu, maksud kami kan baik!”
Cik Sima : “ya, saye paham maksud ratu, tapi menurut adat kerajaan seri bunga
tanjung, putri tertua lah yang berhak menerima pinangan terlebih
dahulu”
Ratu Melani : “saye mohon..!! anak saya ingin sekali memperistri Mayang Sari”
Cik Sima : “tak bisa…!! Sekali lagi saye memohon maaf”
Ratu Melani beserta pengawalnya kembali dengan perasaan kecewa…
Empang Kuala : “mengapa kalian bawa lagi tepak itu …??”
Pegawal (EK) : “ampun baginda.. kami tak ada maksud mengecewakan tuan. keluarga
kerajaan seri bunga tanjung belum bersedia menerima pinangan tuan
untuk memperistri putri Mayang Sari”
Empang Kuala : “apa …..!!! pinangan saye di tolak. Kenape?”(marah dan berteriak)
Pengawal (EK) : “itu karena adat mereka melarang putri bungsu menerima pinangan
sebelum putri tertua menikah”
Empang kuala : (berdiri sambil marah dan berteriak) “saye tak peduli dengan adat.
Saya merasa terlecehkan. Pengawal! panggil pasukan yang lain, aku
nak menyerang kerajaan Seri Bunga Tanjung karna telah menolak
lamaran saye…!!”
Pengawal (EK) : “baik pangeran”(segera meninggalkan pangeran dan
memanggil pasukan)
Pertempuran pecah di Kerajaan Seri Bunga Tanjung….
Rakyat : (melakukan kegiatan sehari-hari)
Pengawal (EK) : (menyerang rakyat kerajaan seri bunga tanjung)
Di Kerajaan Seri Bunga Tanjung….
Pengawal (CS) : (berlari tergesa-gesa menemui ratu)
Cik Sima : “mengapa kalian tergesa-gesa pengawal? Apa terjadi sesuatu?
Pengawal (CS) : “kerajaan kita telah diserang ratu”
Cik Sima : “apaa!!! Siapa yang telah berani menyerang kerajaanku?”
Pengawal : “pasukan pengeran Empang Kuala ratu”
Cik Sima : “baiklah pengawal, bantu aku untuk menyelamatkan putriku”
Pengawal (CS) : “baiklah ratu”
suatu malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba pasukan
empang kuala tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para
pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam, pasukan Pangeran
Empang Kuala dapat dilumpuhkan. Pade saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak
berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala
Empang Kuala : “Hai orang Seri Bunga Tanjung, apa maksud kedatanganmu ini?”
Pengawal (CS) : “Hamba datang nak menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar
Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini. Perbuatan kita ini
telah merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan menodai pesisir Seri
Bunga Tanjung. Siape yang datang dengan niat buruk, malapetaka akan
menimpa, sebaliknye siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri
Bunga Tanjung, akan sejahteralah hidupnye”
Empang Kuala : “baik lah, saya akan memberhentikan peperangan tersebut”
Empang Kuala pergi menemui Cik Sima…
Empang Kuala : “Baginda Ratu, maafkan lah saya karena telah memerangi kerajaan
Seri Bunga Tanjung.” (sembari berlutut di hadapan Cik Sima)
Cik Sima : “Hmm, baiklah. Aku telah memaafkan perbuatanmu itu.”
Empang Kuala : “Terima kasih baginda.” (meninggalkan Cik Sima)
Keesokan harinye, ratu Cik Sima segera mendatangi tempat ke7 putrinye yaitu
dihutan. Alangkah terkejutnya Cik Sima melihat para putrinye sudah tidak bernyawa lagi.
Ternyata Ratu Cik Sima lupa, kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan.
Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung
sampai empat bulan.
Cik Sima : Maafkan ibunda anakku ( menangis tersedu-sedu )
2. Putri tujuh – Anggun Baju Kurung Bando mutiara Untuk busana putri tujuh,
mereka menyediakannya
sendiri-sendiri, tetapi konsepnya
dibantu tata busana.
3. Empang Kuala – tegas Baju Melayu Keris Busana pangeran kami sewa
sama dengan busana ratu cik
sima dan ratu melani.
4. Ratu Melani – tegas Baju Kurung Mahkota Kami sewa baju seperti empang
kuala dan ratu cik sima.
5. Pengawal – berani Baju silat dan Tongkat dan Busana pengawal kami sewa 4
songket pedang. baju silat warna hitam dan
ditambah kain songket. Tetapi,
kami bedakan warnanya masing-
masing kerajaan.
6. Jin – disegani Celana lebar, - Jin hanya kami berikan busana
kaos polos, kaos polos dan rompi tanpa
rompi lengan. Untuk celana kami akan
menggunakan kain Panjang
yang dibuat sedemikian rupa.
7. Rakyat Kaos polos, Cangkul, dan Rakyat akan kami berikan kesan
celana ember seperti rakyat pada umumnya
batik/polos, yang menggunakan kaos polos,
sarung, topi celana batik, topi petani, dan
petani banyak lagi hal yang dapat
menggambarkan rakyat pada
zaman dahulu.
DOKUMENTASI
PENUTUP
Seluruh siswa kelas XI MIPA 4 berpartisipasi dalam pengambilan nilai ini dan
tentunya hal itu dapat menambah pengalaman dan wawasan kami seputar drama dan teater.
Kebersamaan saat mengerjakan tugas ini juga terasa begitu pekat. Tidak sedikit hambatan
yang dilalui, tapi semua bisa dilalui dekat tekad dan semangat kami untuk memberikan yang
terbaik.
Dari kami hanya berpesan agar tetap mempertahankan pementasan seperti ini karena
selain mempererat kebersamaan, pengambilan nilai ini juga dapat melatih mental siswa