Anda di halaman 1dari 20

SKRINING PASIEN TB

No.Dokumen : SOP/ /D/


PKM-KRW
/I/ 2022
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses skrining pasien TB di Puskesmas Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


skrinning pasien TB di Puskesmas Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Skrining


Pasien TB
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
- Prosedur/ 1. Pasien yang dicurigai Tuberkulosis dengan gejala utama “
Langkah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih” dan dengan
Demam adanya gejala tambahan, yaitu :
meriang - Dahak becampur darah
yang - Batuk darah
berulang - Sesak nafas dan nyeri dada
lebih dari 1 - Badan lemah
bulan - Nafsu makan menurun
5. -langkah - Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (malaise)
- Berkeringat malam hari tanpa kegiatan
2. Pasien-pasien yang dicurigai Tuberkulosis dilakukan proses
lebih lanjut untuk kepastian diagnosis, dengan cara :
- BTA sputum 3x (S-P-S)

1
- Rontgen thorax
- Test mantoux (untuk anak)
- Riwayat kontak dengan penderita TB
- Histopatologi benjolan (hasil biopsy)
3. Dilakukan pemeriksaan bakteriologis bagi terduga TB extra
paru apabila juga ditemukan keluhan dan gejala yang
sesuai untuk menemukan kemungkinan adanya TB Paru.
4. Apabila terdiagnosa TB Paru maka prioritaskan dalam
pelayanan
5.
-
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang Pelaksanaan Skrining Pasien TB harus sesuai dengan SOP
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
9. Dokumen Rekam Medik
terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

2
PENEGAKAN DIAGNOSA TB
(TUBERKULOSIS)
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses penegakan diagnosa TB (Tuberkulosis) di Puskesmas


Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


penegakan diagnosa TB di Puskesmas Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Skrining


Penegakan Diagnosa TB (Tuberkulosis)
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ A. Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai
Langkah- menderita TB (suspek) adalah mengacu pada ISTC
langkah (International Standard of Tuberculosis Care ).
1. Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru,
dewasa / remaja / anak / yang dapat mengeluarkan
dahak, harus dilakukan pemeriksaan dahak secara TCM
(Test Cepat Molekuler), sekurang – kurangnya : 1 x dan
sebaiknya : pemeriksaan berasal dari dahak pagi hari
dan sewaktu.
2. Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru,
dewasa / remaja / anak, harus dilakukan pemeriksaan
dengan spesimen yang berasal dari kelainan yang

3
dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
3. Semua pasien dengan hasil foto thorax yang
mencurigakan ke arah TB harus dilakukan pemeriksaan
dahak secara TCM (Test Cepat Molekuler).
4. Diagnosis TB intra thorax ( paru / pleura / kelenjar getah
bening hilus )pada anak, adalah didasarkanpada foto
thorax yang menunjukan kelainan TB, terdapat riwayat
kontak, uji tuberculin positif, dan apabila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan biakan dengan spesimen yang
berasal dari dahak atau bilasan lambung.
B. Penegakan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
1. Anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga ).
2. Pemeriksaan fisik yang mendukung
3. Hasil pemeriksaan dahak P-S
4. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi :
foto thotax / uji tuberculin / histo-patologi/ patologi
anatomi)
5. Hasil pembobotan (sistem skor )
- Apabila :
a. Pada suspek pasien TB , ditemukan Hasil TCM Rif
Sen / Rif Res pada hasil pemeriksaan dahak P-S
Maka ditegakkan diagnosis : pasien TB, dan
selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan
OAT-nya
b. Pada suspek pasien TB ditemukan Hasil TCM
Negatif pada hasil pemeriksaan dahak P-S dan
secara hasil pemeriksaan Fisik data Subjektif dan
data Objektif mendukung, maka dilakukan
peneriksaan foto thorax;
- Bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB <
maka ditegakkan diagnosis pasien TB,

4
selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan
tipe pasien TB, untuk menentukan regimen
pengobatan OAT-nya
- Bila foto yhorax tidak mendukung kelainan TB
maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB
Skor : <5, ditegakkan diagnosis bukan TB anak
>6, ditegakkan diagnosa TB anak
Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :
Parameter / 0 1 2 3
skor
Kontak TB Tak jelas Ada, Ada, BTA
BTA tak positif
tau
Uji tuberkulin negatif Positif

Berat badan / < 80% < 60 %


keadaan gizi
Demam tanpa ± 2 mgg
sebab jelas
Batuk ± 3 mgg

pembesaran ≥ 1 cm, >


1 tak
nyeri
Pembengkaka ada
n tukang/
sendi
Rontgen normal Menduk
thorax ung TB
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Pelaksanaan Penegakan Diagnosa TB (Tuberkulosis) harus
perlu sesuai dengan SOP
diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
9. Dokumen Rekam Medik

5
terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

PENGOBATAN PASIEN TB
(TUBERKULOSIS)
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022

6
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses pengobatan pasien TB (Tuberkulosis) di Puskesmas


Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


pengobatan pasien TB (Tuberkulosis) di Puskesmas
Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Pengobatan


Pasien TB (Tuberkulosis)
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ 1. Pasien dengan pengobatan TB adalah pasien yang telah
Langkah- didiagnosa TB oleh Petugas TB Puskesmas Karawang
langkah lewat serangkaian skrining.
2. Dalam pengobatan selain memberikan obat TB Petugas TB
juga mempertimbangkan kepatuhan pasien dalam
meminum obat
3. Obat TB yang diberikan pada pasien yang belum pernah
dapat obat adalah lini pertama yang Bioavibilitasnya sudah
diketahui.
4. Pengobatan fase awal ; isoniazid, rifampisin, pyrazinamid
dan ethambutol dengan kombinasi dosis tetap (KDT) : 2
obat (INH, Rifam) 3 obat (INH, Rifam, Pyrazinamid) dan 4
(3+ethambutol) → 2 bulan
5. Fase lanjut terdiri atas isoniazid (INH) dan rifampisin
selama 4 bulan.
6. Kepatuhan untuk minum obat dilakukan dengan cara

7
pengawasan langsung menelan obat (Direct observed =
DO ↑) , lewat PMO langsung oleh anggota keluarga pasien.
7. Monitoring, terhadap terapi dengan pemeriksaan dahak
mikroskopik berkala 2 spesimen pada bulan ke dua (fase
awal), bulan kelima dan akhir pengobatan, disebut gagal
bila pada bulan kelima hasil dahak masih positif. Evaluasi
tentang resistensi obat. Pada pasien anak dan TB extra
pulmonar dievaluasi dengan kondisi klinis
8. HIV dan TB bisa muncul bersamaan. dengan pengobatan
TB disertai pemberian anti retroviral.
9. Kemungkinan adanya MDR (Multi Drugs Resistens) harus
dikonsulkan ke penyelenggara pelayanan yang
berpengalaman dalam penanganan kasus MDR – TB.
10. Bagan Alir -
11. Hal-hal yang Pelaksanaan Pengobatan Pasien TB (Tuberkulosis) harus
perlu sesuai dengan SOP
diperhatikan
12. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
13. Dokumen Rekam Medik
terkait
14. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

PENEGAKAN DIAGNOSA TB
(TUBERKULOSIS) ANAK
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022

8
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses penegakan diagnosa Tuberkulosis (TB) Anak di


Puskesmas Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


penegakan diagnosa Tuberkulosis (TB) Anak di Puskesmas
Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Penegakan


Diagnosa Tuberkulosis (TB) Anak
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai
Langkah- menderita TB (suspek) adalah mengacu pada ISTC
langkah (International Standard of Tuberculosis Care ).
1. Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru, dewasa /
remaja / anak / yang dapat mengeluarkan dahak, harus
dilakukan pemeriksaan dahak secara TCM (Test Cepat
Molekuler), pemeriksaan berasal dari dahak pagi dan
sewaktu.
2. Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru,
dewasa / remaja / anak, harus dilakukan pemeriksaan
dengan spesimen yang berasal dari kelainan yang
dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
3. Semua pasien dengan hasil foto thorax yang
mencurigakan kearah TB harus dilakukan pemeriksaan
dahak secara TCM (Test Cepat Molekuler)

9
4. Diagnosis TB intra thorax ( paru / pleura / kelenjar getah
bening hilus )pada anak, adalah didasarkan pada foto
thorax yang menunjukan kelainan TB, terdapat riwayat
kontak, uji tuberculin positif, dan apabila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan biakan dengan spesimen yang
berasal dari dahak atau bilasan lambung.
5. Penegakan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
a. Anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat
penyakit keluarga ).
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai
indikasi : foto thotax / uji tuberculin / histo-patologi/
patologi anatomi)
d. Hasil pembobotan (sistem skor )
6. Untuk pasien anak, apabila hasil pembobotan :
- Skor : 6 atau > maksimal 14 , ditegakkan diagnosis
TB anak
- Skor : 5 dan dengan gejala klinis yang kuat dirujuk ke
rs dan dilakukan evaluasi lebih lanjut
- Skor : < 5 ditegakkan bukan TB anak
7. Penemuan Pasien TB Anak
Pasien TB Anak dapat ditemukan dengan melakukan
pemeriksaan pada :
a. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular
Yang dimaksud dengan kontak erat adalah anak
yang tinggal serumah atau sering bertemu dengan
pasien TB menular, Pasien TB menular adalah
Pasien yang pemeriksaan dahaknya TCM Rif Sen /
Rif Res dan umumnya terjadi pada pasien dewasa
b. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinik yang
sesuai dengan TB pada anak. Tuberkulosis merupakan
penyakit sistemik organ yang paling sering terkena
adalah paru

10
Sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :

Parameter / 0 1 2 3
skor

Kontak TB Tak Ada, BTA Ada, BTA


jelas tak tau positif

Uji tuberkulin negatif Positif

Berat badan / BB/TB < Klinis gizi


keadaan gizi 90% buruk
BB/U < atau
80% BB/TB
<70%
atau
BB/U
<60%

Demam tanpa ± 2 mgg


sebab jelas

Batuk ± 3 mgg

pembesaran ≥ 1 cm, > 1


tak nyeri

Pembengkaka ada
n tukang/
sendi

Rontgen normal Menduku


thorax ng TB

15. Bagan Alir -


16. Hal-hal yang Pelaksanaan Penegakan Diagnosa TB (Tuberkulosis) Anak
perlu harus sesuai dengan SOP
diperhatikan

11
17. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
18. Dokumen Rekam Medik
terkait
19. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

PELAYANAN PASIEN TB
(TUBERKULOSIS) DI IGD
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022

12
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses pelayanan pasien TB di Puskesmas Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


pelayanan pasien TB di Puskesmas Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Pelayanan


Pasien TB (Tuberkulosis) di IGD
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ 1. Setiap pasien yang diketahui atau dicurigai menderita TB
Langkah- harus diberi masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran,
langkah selama menjalani pemeriksaan sampai mendapatkan
kepastian diagnosis.
2. Seorang pasien dicurigai menderita TB paru apabila
didapatkan gejala :
- Batuk yang persisten > 3 minggu
- Nyeri dada
- Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah
- Berat badan turun
- Nafsu makan menurun
- Demam yang tidak dikethui sebabnya
- Berkeringat banyak malam hari tanpa kegiatan
- Cepat lelah
3. Seorang pasien TB yang masuk Unit Gawat Darurt dicurigai
merupakan pasien yang infeksius bila ditemukan :
- Batuk yang persisten lebih dari 3 minggu
- Hasil TCM Rif Sen / Rif Res
- Pada foto thoraks ditemukan kavitas
- Pasien terdapat riwayat pengobatan TB yang tidak
adekuat

13
- Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB paru,
TB laring
- Pasien yang sedang menjalani prosedur induksi sputum
seperti bronkoskopi, pengobatan aerosol
- Penderita TB ekstraparu biasanya tidak menular kecuali
TB laring, TB rongga mulut atau TB ekstra paru dengan
abses terbuka seperti scrofuloderma.
4. Pasien yang diketahui atau dicurigai menderita TB paru
harus ditempatkan terpisah dari kelompok pasien lain
(ruang isolasi) dan mendapatkan prioritas untuk diperiksa
lebih dahulu
5. Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau
suspek TB wajib menggunakan masker N95 setiap kali
berinteraksi dengan pasien.
6. Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB paru dan
memerlukan perawatan harus dirawat di ruang perawatan
isolasi khusus TB.
7. Apabila sudah mendapatkan kepastian diagnosis TB paru
maka petugas / perawat IGD melaporkan ke poliklinik paru.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Pelaksanaan Pelayanan Pasien TB (Tuberkulosis) di
perlu IGDharus sesuai dengan SOP
diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
9. Dokumen Rekam Medik
terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

14
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS MDR
( TB MDR ) / TUBERKULOSIS RO (TB
RESISTEN OBAT)
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari

15
2022
Halaman : 1/2
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses alur pasien Tuberkulosis MDR (TB RO) di Puskesmas


Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


alur pasien Tuberkulosis MDR (TB RO) di Puskesmas
Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang ALUR


PASIEN TUBERKULOSIS MDR ( TB MDR ) /
TUBERKULOSIS RO (TB RESISTEN OBAT)
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ 1. Untuk pasien TB MDR / TB RO baru
Langkah- - Setiap pasien yang dicurigai menderita TB MDR / TB
langkah RO harus diberi masker untuk dipakai mulai saat
pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan sampai
mendapatkan diagnosis pasti.
- Masker tersebut harus selalu dipakai sampai terbukti
bahwa pasien tersebut tidak menderita tuberculosis
paru
- Pasien yang dicurigi menderita TB MDR / TB RO
harus ditempatkan terpisah dari pasien lain dan
mendapatkan prioritas untuk diperiksa lebih dahulu
- Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien
atau suspek Tuberkulosis MDR / TB RO wajib
menggunakan masker N95 setip kali berinteraksi
dengan pasien.
2. Pasien yang oleh dokter didiagnosa TB MDR baik dari
rawat inap maupun rawat jalan akan dirujuk ke RS yang

16
telah mempunyai poliklinik TB MDR / TB RO
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Pelaksanaan Pelayanan Alur Pasien Tuberkulosis MDR (TB
perlu MDR) / Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) harus sesuai
diperhatikan dengan SOP
8. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
9. Dokumen Rekam Medik
terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

PENEGAKAN DIAGNOSA
TUBERKULOSIS (TB) DEWASA
No.Dokumen : SOP/ /D/
PKM-KRW
/I/ 2022
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2022
Halaman : 1/2

17
UPTD
drg. Corintje Betty LS
PUSKESMAS
NIP.19660705200501
KARAWANG
2008

1. Pengertian Proses penegakan diagnosa TB dewasa di Puskesmas


Karawang

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam proses


penegakan diagnosa TB dewasa di Puskesmas Karawang

3. Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Karawang No. tentang Penegakan


Diagnosa Tuberkulosis (TB) Dewasa
4. Referensi Peraturan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
5. Prosedur/ 1. Bahwa penegakan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai
Langkah- menderita TB (suspek) adalah mengacu pada ISTC
langkah (International Standard of Tuberculosis Care ).
- Semua pasien yang dicurigai menderita TB paru,
dewasa / remaja / anak / yang dapat mengeluarkan
dahak, harus dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopos, sekurang – kurangnya : 2 x dan sebaiknya
: 3 x, dan bila memungkinkan minimal 1x pemeriksaan
berasal dari dahak pagi hari.
- Semua pasien yang dicurigai menderita TB ekstra paru,
dewasa / remaja / anak, harus dilakukan pemeriksaan
dengan spesimen yang berasal dari kelainan yang
dicurigai, secara histo-patologi dan biakan (bila
memungkinkan).
- Semua pasien dengan hasil foto thorax yang
mencurigakan kearah TB harus dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikrbiologi.
2. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada :
- Anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga)
- Pemeriksaan fisik yang mendukung

18
- Hasil pemeriksaan dahak S-P-S
- Hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi :
foto thorax/ histo-patologi/ patologi anatomi)
3. Apabila dalam pemeriksaan dahak S-P-S ditemukan
sebagai berikut :
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) minimal 1x
hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka ditegakkan
diagnosis : pasien TB, dan selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk
menentukan regimen pengobatan OAT-nya
b. Pada suspek pasien TB ditemukan BTA (+) pda hanya
pada 1 pemeriksaan dahak S-P-S, maka dilakukan
pemeriksaan foto thoraks
- Bila hasil foto thoraks mendukung kelainan TB,
maka ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya
dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB,
untuk menetukan regimen pengobatan OAT-nya
- Bila foto thoraks tidak mendukung kelainan TB maka
ditegakkan diagnosis bukan pasien TB
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke-3
hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka diberi
pengobatan antibiotic spectrum luas terlebih dahulu dan
bila ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan dahak
S-P-S dan foto thoraks :
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (+),
maka ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya
dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB,
untuk meneukan regimen pengobatn OAT-nya
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukn BTA(-) foto
thoraks mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk
menentukan regimen pengobatan OAT nya

19
- Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA(-) foto
thoraks tidak mendukung kelainan TB, dan maka
ditegakkan diagnosis bukan pasien TB.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Pelaksanaan Pelayanan Penegakan Diagnosa Tuberkulosis
perlu (TB) Dewasa harus sesuai dengan SOP
diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh Unit Pelayanan Pasien
9. Dokumen Rekam Medik
terkait
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diubah diberlakukan
perubahan

20

Anda mungkin juga menyukai