Jurnal Kurniawan
Jurnal Kurniawan
Peran Awak Samo Awak (ASA) dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu
Legislatif di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)
Oleh :
Hanif Kamal
11151120000085
1
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Hanif Kamal
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM: Peran Awak Samo Awak (ASA)
dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota Tangerang Selatan 2019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM:
Peran Awak Samo Awak (ASA) dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Oleh:
Hanif Kamal
11151120000085
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 27 Juni
2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S. Sos) pada program studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
iv
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Relawan Politik dan Pemilihan Umum: Peran
Awak Samo Awak dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019. Fokus pembahasan pada peran ASA dalam
pemenangan Karlena pada pemilu legislatif di kota Tangerang Selatan tahun 2019,
dan strategi relawan politik ASA.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa relawan politik dalam kontestasi
pemenangan Karlena dapat menjadi titik awal dari dinamika transformasi nilai-nilai
politis yang bernuansa patrimonial, oligarkis menuju volunterisme dan partisipatoris.
Politik Identitas tersebut tidak bisa lepas dari instrumen sebagai landasan penting
seperti kandidat, partai politik, tim pemenangan, relawan dan voters.
Kompetisi yang dijalankan oleh kandidat yang secara operasional dilakukan
oleh berbagai kelompok tim sukses telah membuat segmentasi politik yang ada di
Tangerang Selatan dan dalam menentukan segmentasi politik perbedaan kelompok
etnik tidak luput menjadi sasaran upaya untuk mengumpulkan suara secara maksimal,
bahkan menjadi domain yang dianggap paling potensial untuk memenangkan suara.
Politik identitas pemilu dimanfaatkan oleh relawan yang muncul dengan sentimen
identitas dan ingin menjadikan timnya sebagai tim yang paling banyak meraih suara
pemilih dalam masyarakat.
Perbedaan dalam primordial menjadi sentimen politik yang paling kuat yang
mampu menggerakkan suara pemilih untuk memilih para kandidat sesuai dengan
identitas yang mendasari suasana emosi mereka atau keduabelah pihak sehingga
menjadi suatu fenomena gerakan kolektif yang sulit dicegah pada pemenangan
Karlena.
Kata Kunci: Relawan Politik, Politik Identitas, Karlena, Pemilu Legislatif, Tangerang
Selatan.
v
KATA PENGANTAR
ٱلر ۡح َٰم ِن ه
ٱلرحِ يم ِ بِ ۡس ِم ه
ٱَّلل ه
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, telah
memberikan nikmat sehat dan berbagai kemudahan sampai akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul
skripsi “Relawan Politik Dalam Pemilihan Umum: Peran Awak Samo Awak (ASA)
dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota Tangerang Selatan 2019.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya yang masih harus
banyak belajar.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf dan jajarannya.
3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik serta Dr.
Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
5. Dr. Haniah Hanafie, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan
sabar bersedia meluangkan waktu, memberikan masukan, kritik serta saran
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajaran staf di
Program Studi Ilmu Politik yang telah banyak memberikan ilmu dan
pengalamannya bagi peneliti.
7. Kepada narasumber dan informan, terima kasih banyak atas waktu luang yang
telah diberikan sehingga saya mampu menyelesaikan penelitian ini pada
waktunya. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka.
8. Orang Tua tercinta Ayah Prof. Dr. H. Zainun Kamal, M.A., dan Mamah Dra.
Hj. Tuti Afrida. Karena berkat doa, dukungan dan bantuan beliau yang tiada
henti-hentinya menjadi dorongan terbesar saya bisa menyelesaikan
perkuliahan ini.
9. Kakak dan Abang tersayang drg. Nilawati Kamal, dan Rumi Kamal, S.Kom.,
M.MSI., yang selalu menyemangati dan menasehati penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Kekasih tersayang Ajeng Sapta Harjani, yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan ketentraman dan ketenangan hati sehingga
penulis senantiasa menyelesaikan skripsi dengan senang hati.
11. Kawan-kawan satu angkatan Prodi Ilmu Politik 2015 yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Terima kasih telah banyak membantu penulis pada
masa perkuliahan.
vi
12. Rekan-rekan sebimbingan yang saling memberi semangat serta dukungan
dalam menyelesaikan penelitian.
Penulis merasa terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun
untuk melengkapi kekurangan dari penyusunan serta penulisan penelitian ini, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Hanif Kamal
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Awak Samo Awak (ASA) sebagai basis pemenangan calon anggota legislatif (caleg)
dari Partai Demokrat yakni Karlena pada daerah pemilihan VI Ciputat Timur
memilih Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin lembaga eksekutif, serta
memilih anggota legislatif, DPR, DPD, dan DPRD untuk menyuarakan aspirasi rakyat
di setiap tingkatan pemerintahan, dari pusat hingga ke daerah. Melalui pemilu yang
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil diharapkan terbentuk
pemerintahan yang efektif dan efisien. Pelaksanaan pemilu secara reguler menjadi
merupakan konsekuensi dari sebuah negara demokrasi yang diatur dalam Pasal 1 ayat
empat kali pemilu legislatif dan empat kali pemilu eksekutif. Penyelenggaraan pemilu
beda. Terhitung ada sebelas Undang-Undang pemilu sebagai kerangka hukum pemilu.
1
Dalam Pasal tersebut, dikatakan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Hal ini bermakna bahwa penyelenggara pemerintahan harus
mendapatkan legitimasi dari rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Lihat Jacob Oetama, Suara
Nurani: Tajuk Rencana Pilihan 1999-2001, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001, h. 88.
1
duplikasi, dan perbedaan standar penegakan hukum pemilu. 2 Selain itu, pelaksanaan
pemilu secara terpisah juga berpengaruh pada terbelahnya pemerintahan legislatif dan
eksekutif (divided government) yaitu pemimpin eksekutif hasil pemilu tidak didukung
oleh partai atau koalisi partai mayoritas di legislatif. Berdasarkan hal tersebut,
sistem pemilu dan harapan terciptanya pemerintahan yang stabil dan kuat.
kodifikasi pengaturan Pemilu yang termuat dalam tiga Undang-Undang pemilu yaitu
pemilu, dan penegakan hukum pemilu dalam satu Undang-Undang. Selain itu,
Wakil Presiden, serta pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang akan
2
Kajian mendalam tentang kodifikasi UU Pemilu dalam Supriyanto, D. (2014). Kajian
Kodifikasi Undang-Undang Pemilu.
2
Pelaksanaan pemilu serentak, atau yang populer di sebut concurrent elections
adalah penggabungan pemilu legislatif dan pemilu eksekutif dalam satu tahapan
persaingan dengan suatu lainnya yang mempunyai pandangan yang berbeda”. 3 Secara
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Keberadaan partai politik,
lainnya, adalah orientasi pada perolehan kekuasaan politik dan merebut jabatan
publik. Partai politik juga merupakan sarana yang efektif dalam memenuhi fungsi
utamanya seperti rekrutmen politik, artikulasi politik, atau mobilisasi dan partisipasi
politik. Menurut Geovani Sartori, “demokrasi modern diwakili melalui dan oleh partai
politik”.4
atau DPRD. Mulai dari politik uang, lobi politik, hingga membentuk tim sukarela,
demokrasi sendiri membawa nilai-nilai dan menjamin seperti hak kebebasan umum,
3
Neumann, S., & Barghoorn, F. C. (1956). Modern Political Parties: Approaches to
Comparative Politics.
4
Sartori, G. (2016). The Theory of Dentocracy Revisited. Democracy: A Reader, 192.
3
hak untuk berbicara, dan hak untuk berorganisasi. Kondisi demokratisasi
menghadirkan peluang besar bagi seluruh masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan
Yakni spektrum yang tidak hanya berdasarkan dari ideologi libelarisme, sosialisme,
dan komunisme, tapi juga spektrum politik lain yang membawa identitas seperti
tertentu baik itu agama, etnik, atau profesi umum yang akan membentuk atau
dalam sebuah negara akan memiliki fungsi untuk memperjuangkan kepentingan baik
dari pra kemerdekaan Indonesia hingga hari ini, erat kaitannya dengan berbagai
Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Perhimpunan Indonesia (PI) pada masa pra
kemerdekaan Indonesia. 6 Masa orde lama seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
(ICMI), Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) pada masa Orde Baru, dan
masa reformasi seperti Front Pembela Islam (FPI), Forum Betawi Rempug (FBR),
5
Haniah Hanafie, Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, (Ciputat: UIN Jakarta
Press, 2016), h. 7.
6
Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan
Kepentigan, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2016), h. 18.
4
Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok-kelompok kepentingan ini
ternyata tidak hanya sebagai organisasi massa berbasis kepentingan tertentu atau
berbasis etnis yang tujuanya sebagai kelompok penekan di luar pemerintahan, tetapi
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang hubungan organisasi
massa khusus berbasis etnis yaitu “Awak Samo Awak”7 yang bisa menjadi mesin atau
basis suara bagi calon anggota legislatif tingkat daerah kota atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Hal ini menjadi menarik ditambah karena calon anggota
DPRD Tangsel Karlena dari partai Demokrat bukan merupakan anggota organisasi
B. Pertanyaan Penelitian
masyarakat (ormas) Awak Samo Awak (ASA) sehingga bisa menjadi basis
pemenangan calon anggota DPRD Tangsel bernama Karlena pada pemilu legislatif
bagaimana peran ASA dalam pemenangan Karlena pada pemilu legislatif di DPRD
7
Organisasi masyarakat yang basisnya adalah Etnis Minang.
5
Sedangkan Manfaat Penelitian ini adalah:
D. Tinjauan Pustaka
tinjauan pustaka yang terdapat beberapa poin-poin kesamaan dan perbedaan dengan
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, bernama Arnold Andreas Nababan
yang berjudul, “Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis Massa
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak.” Penelitian ini menggunakan
pada penelitian ini adalah mengenai signifikansi politik identitas etnis Batak pada
konstetasi pemilu tingkat DPRD propinsi Jawa Timur pemilihan legislatif 2014.
Dimana rasa primordial etnis Batak di Jawa Timur memiliki potensi kekuatan politik
Kedua, Jurnal Ilmu Administrasi Negara & Manajemen Publik, Vol. 1 No. 2
Tahun 2011 yang ditulis oleh Erwan Agus Purwanto yang berjudul, “Kebijakan
Publik dalam Kancah Peradaban Dunia yang Terbelah: Memahami Politik Etnis
8
Arnold Andreas Nababan, “Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis
Massa Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga, 2015), h. 35.
6
dalam Perumusan Kebijakan Publik.” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
problematika yang hadir di masyarakat dan pemerintah. Yaitu bahwa sejauh ini
adanya konflik etnis karena kegagalan pembuat kebijakan untuk memasukkan domain
etnisitas pada proses pembuatan kebijakan. Ditambah memberikan ruang etnis pada
masalah. Sebab pertimbangan pada penyusunan kebijakan publik bias pada faktor
etnis daripada alasan rasional. Penelitian ini memiliki inti pemembahas mengenai
signifikansi isu etnis pada pembuatan kebijakan, proses perumusan kebijakan publik,
Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 Juli 2015 ditulis oleh Erna Yuliandari yang berjudul
“Partisipasi Politik Etnis Keturunan Arab dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014
(Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta).” Penelitian ini membahas
dibawah angka rata-rata yaitu 79,6 % sedangkan di Kota Surakarta adalah 81,23%.
Terutama partisipasi politik etnis keturunan Arab di Kecamatan Pasar Kliwon yang
sejumlah 16.573 jiwa atau 19,5 % dari 84.989 jiwa. Penelitian ini menggunakan teori
partisipasi politik Samuel Hutingtong dan Joan Nelson, teori etnisitas Ubed Abadilah,
teori pemilihan umum dari Sigit Pamungkas. Penelitian ini menggunakan metode
9
Erwan Agus Purwanto, Kebijakan Publik dalam Kancah Peradaban Dunia yang Terbelah:
Memahami Politik Etnis dalam Perumusan Kebijakan Publik.” Jurnal Ilmu Administrasi Negara dan
Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Juli 2011, h.11.
10
Erma Yuliandari, “Partisipasi Politik Etnis Keturunan Arab dalam Pemilihan Presiden
Tahun 2014 (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta). Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan, Vol. 3 No. 2, Juli 2015, h. 783.
7
Keempat, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Vol. 2, No. 3, Juli 2017 ditulis oleh Ovi Amalia Sari, Alamsyah, Zulfan yang berjudul
“Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota
Banda Aceh Tahun 2006-2012.” Penelitian ini membahas mengenai bentuk partisipasi
Tionghoa Kota Banda Aceh tahun 2006-2012. Penelitian ini menggunakan metode
masa lampau. 11
Kelima, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) FISIP Unsyiah Vol. 4 No. 2, 1-12
April 2019 ditulis oleh Armia yang berjudul “Pengaruh Politik Identitas Etnis
Penelitian ini membahas mengenai politik identitas Etnis Tionghoa pada Pilkada 2017
di Banda Aceh. Berdasarkan data yang dilansir oleh KPU bahwa pasangan
Dampak dari adanya gerakan dari Etnis Tionghoa ini juga yang kemudian menjadi
Keenam, Irene Ria, Ali Azhar, dan Andreas Noak (2010) dalam jurnalnya
Legislatif Pasca Pindah Dapil pada Pemilu Legislatif Kota Surabaya pada 2014.”
Jurnal ini membahas tentang tiga konsep dalam modal sosial, seperti trust,
11
Ovi Amalia Sari, Alamsyah, Zulfan, “Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemilihan
Umum Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2006-2012.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah, Vol. 2 No 3, Juli 2017, h. 3.
12
Armia, Effendi Hasan, “Pengaruh Politik Identitas Etnis Tionghoa terhadap Kemenangan
Aminullah Usman-Zainal Arifin Pada Pilkada 2017 di Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 4 No. 3, 2019, h. 5.
8
interrelation, dan similar code of conduct. Ketiga konsep itu akan menanamkan
kepercayaan pada masyarakat terhadap caleg. Selain itu menjelaskan modal sosial
yang terbangun dari organisasi sosial dan kemampuan berdapatasi dalam persaingan.
Beberapa strategi yang digunakan oleh caleg perempuan, seperti jaringan sosial,
kontestasi. Strategi polik dalam konteks ini dijelaskan melalui kerangka marketing
teori ini menjelaskan terbangunnya hubungan yang mengikat beberapa aktor yang
Politik melalui Media Sosial (Tim Sukses Pasangan Rudi-Dance dalam Pilkada Kota
Salatiga pada 2017).” Teori yang digunakan adalah jaringan sosial Mithchel yang
tentang tiga bentuk jaringan sosial dalam media sosial, yakni jaringan kekuasaan,
bagaimana salah satu calon Pileg dalam memenangkan suaranya melalui pemanfaatan
9
Kesepuluh, Octalina Hardiyanti (2014) dengan judul “Analisis Pemanfaatan
Jaringan Sosial Centre for Orangutan Protection (COP) di Kalimantan dalam Upaya
edukasi dan kesadaran melalui pola kerja dan kebijakan program. Selain itu pusat dari
jaringan sosialnya adalah COP yang memberikan perhatian pada binatang tersebut.
Kekurangan jaringan ini masih bersifat tertutup sebab tidak memiliki akses lainnya
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
memproduksi cara analisis dan bukan data statistik seperti penelitian kuantitatif.
Aturan penelitian kualitatif memproduksi data berupa deskriptif yaitu kata-kata dari
2. Data Penelitian
Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, berikut dibawah
ini penjelasannya:
a. Data primer berasal dari hasil wawancara dengan berbagai sumber. data dalam
bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau
perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini
diteliti.
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penilitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 6.
10
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis
seperti tabel, catatan, notulen rapat, foto-foto, film, rekaman video, benda-
a. Wawancara
data atau informasi dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada informan atau
narasumber. Penentuan informan itu sendiri sudah dipilih sesuai dengan indikator
penentuan informan yang dijadikan sumber wawancara adalah pihak yang memahami
secara mendalam atau disebut dengan in-depth interview. Marvasti (2004: 22)
langsung, bertemu, dan tatap muka. Secara tidak langsung juga pertanyaan yang
diberikan bersifat terstruktur dan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya oleh
peneliti.
b. Telaah Dokumen
14
Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h. 27-30.
11
Telaah dokumen didasarkan pada dokumen-dokumen yang terkait dengan
penelitian ini seperti tentang pemilu legislatif, tentang asa, dan lain-lain.
Teknik analisis data bersifat deskriptif dengan proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
deskriptif analisis. Metode ini menekankan pada penggambaran objek secara tepat
sehingga mampu menjawab dari permasalah dalam penelitian. Proses ini terdiri dari
tiga bagian yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 15
data. Pertama, proses pemilihan data (reducing data), tahapan yang menjelaskan
tidak langsung) yang muncul dari dari berbagai catatan atau data di lapangan. Ini
merupakan tahapan awal yang menentukan untuk ke tahapan selanjutnya atau tidak.
Ketiga, penentuan kesimpulan yang melibatkan “penggambaran makna dari data yang
yang digunakan, yakni observasi, wawancara, dan studi pustaka (Miles & Huberman
15
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 53-59.
12
F. Sistematika Penulisan
Untuk selanjutnya, penelitian ini akan dibagi ke dalam lima bab, berikut
pertanyaan yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini, tujuan beserta
manfaat penelitian, tinjauan pustaka yang menjadi bahan rujukan dalam melakukan
Bab II Kerangka Teori dan Konsep. Teori yang digunakan dalam penelitian
Bab III Relawan Politik dan gambaran umum organisasi Awak Samo Awak
(ASA). seperti awal berdirinya, eksistensi, dan perkembangan juga. Bagian lainnya
juga akan menjelaskan gambaran tentang pemilihan legislatif dan eksistensi instansi
hal-hal yang dilakukan tim pemenangan Karlena pada pencalonan DPRD Tangerang
Selatan dan hubungan dengan organisasi Awak Samo Awak (ASA) sehingga bisa
Bab V Kesimpulan. Dalam bab ini penulis akan menjabarkan kembali hasil
temuan dalam bab IV untuk dijadikan kesimpulan dari penelitian ini serta akan
13
BAB II
Bab ini berupaya memaparkan kerangka teori dan konseptual yang digunakan
dalam penelitian ini. Kerangka ini dimaksudkan untuk menjadi suatu landasan dalam
penelitian sekaligus sebagai pisau analisis dalam melihat Awak Samo Awak sebagai
kelompok yang memiliki peranan dalam pemenangan dari partisipasi politik dalam
Teori ini menurut Gabriel Almond menjelaskan menjadi empat tipe. Pertama,
Kelompok ini tidak memiliki identitas yang jelas, oleh karena itu disebut anomik.
kepentingan yang sama berdasarkan kelompok suku, ras, dan kedaerahan. Namun
baik dan menjalani hubungan baik dengan anggotanya dan menjalin hubungan dengan
14
pemerintah. Contohnya adalah kelompok seperti Kamar dagang dan Industri, Serikat
etnis Awak Samo Awak (ASA) menjadi instrumen penting bagi kemenangan Karlena
pada saat mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Tangsel. Kelompok ini dijadikan
akhirnya memiliki kekuatan politik elektoral yang kemudian menarik para calon
anggota legislatif tingkat daerah untuk dapat konsolidasi dan memperoleh dukungan
suara. Artinya kelompok kepentingan ini tidak hanya dapat dijelaskan sebagai
pressure group untuk menekan kebijakan pemerintah namun juga bisa menjadi mesin
B. Relawan Politik
Kelompok relawan politik telah menjadi entitas baru dalam praktik politik dan
pemilu. Relawan politik menjadi satu kelompok di luar struktur partai politik dan tim
16
Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 110.
17
Hanafie, Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, h. 10.
15
pemilu, tapi bukan pelaku atau partai politik peserta pemilu. Praktik ini memang
kini belum terwadahi secara hukum. R. Ferdian Andi (2016) dalam opininya oleh
politisi dan pemerintah yang terpilih untuk memerintah. Pandangan Hamdan tersebut
berkaitan dengan apa yang disampaikan Yuna Farhan melalui tulisannya “Menelusuri
Siklus Politisasi Anggaran pada Tahun Pemilu.” Yuna menjelaskan bahwa Political
budget cycles sudah menjadi fenomena universal didukung dengan berbagai studi
cycles seperti perubahan pola pada struktur anggaran baik secara agregat maupun
di Indonesia yang berkaitan dengan siklus Pemilu 2009 ataupun menjelang Pemilu
2014. Melihat perkembangan saat ini, yang menjadi perhatian tidak hanya political
budget cycles, melainkan political corruption cycle atau siklus korupsi politik pada
dan partisanship. kedua kategori tersebut terletak pada keberpihakan dan pemenuhan
relasi suatu kelompok dengan kandidat. Jika ia (kelompok) tidak terlibat dalam
dalam upaya pemenangan kandidat, maka ia tidak bisa digolongkan sebagai relawan,
kelompok tersebut dapat dikategorikan sebagai kelompok partisipan yang ikut aktif
Calon.
16
C. Pengertian Peran
sebagai sebuah aktifitas yang dijalankan atau dimainkan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan atau status sosial dalam organisasi. Peran yang harus
dijalankan oleh suatu lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan
posisi dalam mengaktifasi sebagai subjek. Penentuan posisi ini mendorong aktor
mempengaruhi objek yang dituju. 18 Keterkaitan peran dan peranan dalam situasi
politik menjadi kerangka dalam mempengaruhi situasi dan kondisi politik tertentu.
Ekosistem politik yang berupaya untuk dipengaruhi menjadi proses dialektik dimana
menjadi salah satu rujukan dalam mencapai kekuasaan yang di perjuangkan. Peran
ASA dalam kemenangan politik salah satu calon legislatif dapat dilihat dapat di
18
Kartini Kartono, Pendidikan Politik, 2 ed. (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 126.
17
BAB III
Organisasi Awak Samo Awak yang selanjutnya disebut sebagai (ASA) dapat
dalam perjuangan politiknya, sebenarnya yang terlihat lebih jauh dari perjuangan
politik. Dimana posisi politis ini bergantung dengan kondisi dan situasi bagaimana
filosofis yang mendalam antara sesama masyarakat suku minang sebagai anggota dari
ASA itu sendiri, adanya keterkaitan antara individu satu sama lain yang mengikat
anggotanya.
minang dapat digambarkan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Sebagai komunitas yang terbentuk dari nilai filosofis yang mendalam dapat
menunjukan bahwa komunitas ini berhak untuk menuntut kebersamaan atas situasi
sulit yang dihadapi oleh setiap anggota komunitas tersebut sehingga penyelesaian
individual, kesukuan, kekerabatan akan berujung pada satu kesatuan yang utuh dan
18
memiliki alasan yang kuat dalam keterhubungannya satu sama lain seperti rasa aman;
harga diri; afiliasi; status; kekuatan; dan pencapaian tujuan. 19 Dalam hal ini kelompok
minang berada pada tanah perantauan sehingga komunitas seperti ini menjadi penting
sebagai masyarakat minang ataupun keturunan minang yang lahir di tanah perantauan.
ASA yang terbentuk pada awal 2000an ini menjadi salah satu komunitas yang
berkembang dengan jejaring sosial melalui ikatan kedaerahan dan berupaya mencapai
minang yang merasa membutuhkan wadah dalam hal silaturahmi antar sesama
masyarakat minang dan sangat dekat dengan nilai fundamental kekeluargaan, diawali
dalam perumusan yang berbentuk informal dan memberikan ruang untuk bertukar
dalam sumber daya yang dimiliki. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan kepentingan
B. Kepengurusan ASA
Ada banyak keterlibatan individu yang berada didalam ASA, berikut Susunan
Personalia Pengurus ASA Masa Bakti 2018-2023 yang disampaikan dalam Sidang
19
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi, ed. Nasrul Syakur Chaniago (Medan: LPPPI, 2016), 5,
https://scholar.google.co.id/citations?user=lSvC8YYAAAAJ&hl=id.
20
Berantas Online, “Awak Samo Awak Tangerang Selatan dukung Hj. Karlena,”
Berantasonline.com, last modified 2018, https://www.berantasonline.com/awak-samo-awak-dukung-
hj-karlena-membangun-kota-tangerang-selatan/.
21
Data berdasarkan Musyawarah ASA saat forum pengambilan keputusan tertinggi pada
tanggal 24 November 2018
19
Prof. Dr. Azyumardi Azra
Prof. Dr. Zainun Kamaludin Faqih
20
C. Tujuan Awak Samo Awak
organisasi informal ini menjadi lebih politis karena adanya kepentingan antara
jejaring sosial yang dimiliki. Dari sebelumnya sebagai komunitas sederhana yang
seperti hak asasi manusia dalam bidang pendidikan, agama dan politik. ASA sendiri
sosial-budaya yang sedang berkembang. Secara fungsi ada tiga substansi yang tidak
dan cakupannya untuk berhubungan sesama masyarakat minang; ASA sebagai tempat
Kepentingan dalam politik Islamnya diterjemahkan dalam bentuk berbagai acara yang
diselenggarakan oleh ASA dan berbagai institusi pendidikan. Salah satu contohnya
21
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang dilaksanakan di Gedung
Rektoratnya22.
Keterkaitan ASA dan aktifitas politik ideologisnya sangat erat dalam berbagai
mendukung salah satu calon legislatif dalam pemilu menjadi perlu diperhitungkan
tersebut menjadi penting sebagai bagian dari praktik demokrasi dalam partisipasinya
Program Umum yang terdapat dalam ASA (Awak Samo Awak) pada
hakikatnya adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi ASA dalam bentuk
pokok-pokok program kerja ASA yang ditetapkan oleh musyawarah ASA yang
bersifat mengikat dan harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran warga ASA mulai dari
tingkat pimpinan sampai ke tingkat anggota. Pokok-pokok program umum ini disusun
dalam konteks peran dan fungsi ASA sebagai organisasi sosial dan kemasyarakatan
masyarakat Minang pada umumnya. Tujuan Pokok-pokok program umum Ini disusun
22
Irwan Kelana, “Sekularisme Dunia Pendidikan Ancaman Kemaslahatan Bangsa,”
Republika.co.id, last modified 2021, https://www.republika.co.id/berita/quoy01374/network.
22
dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam penyusunan pelaksanaan kegiatan ASA
dan fungsi ASA sebagai organisasi yang berorientasi kepada peningkatan sumber
program yang ingin dicapai oleh organisasi ASA secara profesional dengan program
yang telah diamanatkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ASA akan
sangat ditentukan oleh pelaksanaan program nantinya dan seberapa jauh sasaran yang
dapat dicapai, baik ke dalam maupun ke luar selama 5 (lima) tahun mendatang, yaitu:
era global dalam berbagai hal, termasuk pengaruh globalisasi terhadap agama,
23
nasional yang dinamis dan komprehensif guna mendorong dan meningkatkan
Indonesia.
E. Biografi Karlena
Perguruan tinggi (Program Sarjana, Master dan Doktoral) dilakukan di Jakarta. Pada
jenjang Sarjana Karena mempelajari Matematika dan Ekonomi Managemen pada dua
LPPI “Leading the Team”. Mengikuti Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR)
Tingkat 2, Maret 2010. Dan Tingkat 1, Januari 2010. Advance Leadership Training
oleh Indonesian Banking & Finance Training Centre diselenggarakan oleh IBF
24
3) IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia), sebagai Ketua Divisi, Dana &
Permodalan.
Hubungan Karlena dengan organisasi massa Awak Samo Awak bermula pada
saat dirinya dahulu bekerja di Bank Argo. Dan Bank Argo tersebut menjalin
pada saat itu yang menjabat direktur dari Pelindo yang merupakan nasabah dari Bank
Argo tersebut adalah suaminya saat ini yang juga merupakan bagian dari keluarga
ASA.
(Direktur Pelindo) yang pada akhirnya Karlenapun menjadi anggota dan menjalin
25
BAB IV
Seperti yang sudah dijelaskan, kerangka relawan politik ini menjadi penting untuk
dilihat peranannya dan bagaimana proses pertukaran ini muncul dalam bentuk
partisipasi politik suatu kelompok organisasi massa yang dilakukan oleh Awak Samo
Awak (ASA). Perkembangan ini terus dilanjutkan dengan hubungan intensif dengan
Hj. Karlena, sentuhan pertama tersebut menentukan hubungan politis diantara kedua
pihak. ASA meletakan dirinya sebagai relawan politik dan nilai-nilainya memiliki
kesamaan dengan Hj. Karlena, akomodasi ini mendorong ASA menjadi aktif dalam
menjadi lumbung suara dalam anggotanya dan juga diluar anggotanya dengan
kedekatan dan kesamaan daerah yaitu Sumatera Barat. Bergerak dan mengumpulkan
suara menjadi salah satu tugas yang diupayakan dalam masa kampanye ataupun
A. Peran Awak Samo Awak sebagai Relawan Politik Pada Pemilihan Legislatif
Sebagai entitas baru dalam aktifitas politik, relawan politik yang memberikan
dukungannya dan mendudukan posisi politik untuk memilih salah satu calon legislatif
kekuatan tambahan bagi calon legislatif yang mengikuti pemilu untuk dapat
26
Khususnya Awak Samo Awak dalam posisinya mengambil pilihan kepada Hj.
Karlena, S.E., M.M. yang menjadi salah satu calon legislatif DPRD Tangerang
Selatan Periode 2019-2024 yang diusung oleh Partai Demokrat dalam Daerah
Pemilihan 6 Ciputat Timur nomor urut 3, spesifik pada area Kelurahan Cirendeu,
dapat diamati pada perilaku politik masyarakat luas, bentuk partisan ini secara praksis
tertentu. Kerelawanan ini akan diperhitungkan sebagai mesin politik disamping partai
kekuatannya apabila mengindahkan salah satu mesin politik dalam praktik elektoral. 23
23
Perludem, “Kodifikasi Undang-Undang Pemilu Pembaruan Hukum Pemilu Menuju Pemilu
Serentak Nasional dan Pemilu Serentak Daerah.”
24
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11
27
organisasi yang membutuhkan jaringan luas. ASA bukan hanya berada dalam
terhubung dengan kesukuan dalam konteks ini minang. Komunitas yang muncul
25
Wawancara langsung dengan Fajar Alief Muhammad, Ketua KMM pada 3 Juli 2021 19.33
26
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11
28
kebanyakan adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang
menjalani studi di Ciputat terlebih dari tanah perantauan atau dari ikatan kesukuan.
Partisipasi politik oleh Awak Samo Awak bukan hal yang baru untuk mereka
sebagai kelompok kepentingan. Identitas relawan politik dalam praktik elektoral ini
Seperti yang disampaikan melalui wawancara oleh Ketua Forum ASA Muhammad
Effendi27:
terlibat dalam aktifitas politik yang mendasari dukungan kepada Ibu Hj. Karlena
dalam pemilu legislatif Tangerang Selatan, tanah Sumatera adalah salah satu variabel
pihak terpenuhi.
Bantuan yang diberikan ASA dalam masa kampanye cukup signifikan, dalam
27
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11
29
perempuan yang peduli terhadap masyarakatnya sehingga dapat menarik pemilih
dalam pertarungan legislatif Hj. Karlena. Partai demokrat juga berperan dalam
simpatisannya, sedangkan bagian lainnya seperti ASA menyentuh spektrum yang lain
dengan menggunakan kedekatan asal daerah ataupun kesamaan dalam tanda kutip
“ada orang kita didalam” sehingga persentase keterwakilan orang Sumatera dapat
lebih dari itu ASA memberikan bantuan lebih dalam penggalangan basis massa dalam
28
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18 Agustus
2021 pada pukul 19.11
30
melekat pada ASA sebagai bagian dari dasar organisasinya. Hal ini akan secara tidak
langsung mempengaruhi orang yang memiliki identitas yang sama untuk cenderung
mengambil pilihan yang sama yaitu Karlena sebagai calon yang disosialisasikan oleh
ASA sendiri.
situasi lapangan pada tataran masyarakat dan terlebih dalam menyentuh tokoh
Fleksibelitas ini yang dimiliki oleh kelompok kerelawanan yang tidak hanya
menggunakan kekuatan utama namun strategi politik seperti ASA dapat bertahan
Karlena tidak menjadi kaku akibat nilai kedaerahan yang dimiliki. Menjadi kekuatan
dasar kesukuan, ras, agama atau isu-isu kebijaksanaan. Selanjutnya, Nasikun percaya
29
Hanafie, Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, h. 10.
31
Pemetaan ini menjadi posisi pertukaran antara partai politik, calon legislatif, dan
kelompok kepentingan seperti ASA dalam dukungan politiknya. Akan selalu ada yang
melalui proses bersama dan memiliki ketahanan yang sama dengan sumber daya
terbatas alokasi dan mapping strategis bersama anggota ASA yang aktif terlibat dalam
Pada data keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Tangerang Selatan
2019, Karlena yang mendapatkan nomor urut 3 mendapatkan suara sah sebanyak
2.618 di Daerah Pemilihan 6 Ciputat Timur. Dan sampai saat ini Karlena sudah
menjabat sebagai anggota DPRD Tangerang Selatan sebagai anggota dari fraksi Partai
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerelawanan tidak serta merta terlibat tanpa ada kepentingan dan perjuangan
organisasinya. Secara individual dan kolektif melalui proses bersama dan memiliki
ketahanan yang sama dengan sumber daya terbatas alokasi dan mapping strategis
bersama anggota ASA yang aktif terlibat dalam pemenangan. Khususnya calon
Kepercayaan yang terbangun dari keduanya melalui proses perjalanan panjang yang
menjadi titik awal dari dinamika transformasi nilai-nilai politis yang bernuansa
prinsipnya adalah sebuah fakta politik yang sangat terkait dengan sosial multikultural
masyarakat didalam kompetisi politik. Politik Identitas tersebut tidak bisa lepas dari
instrumen sebagai landasan penting seperti kandidat, partai politik, tim pemenangan,
relawan dan voters. Kompetisi yang dijalankan oleh kandidat yang secara operasional
dilakukan oleh berbagai kelompok tim sukses telah membuat segmentasi politik yang
kelompok etnik dan agama tidak luput menjadi sasaran upaya untuk mengumpulkan
suara secara maksimal, bahkan menjadi domain yang dianggap paling potensial untuk
memenangkan suara.
33
Politik identitas pemilu bukan dimanfaatkan oleh para tim sukses maupun
relawan yang muncul dengan sentimen identitas dan ingin menjadikan timnya sebagai
tim yang paling bk meraih suara pemilih dalam masyarakat. Begitulah kalangan elite
dalam tim sukses bekerja meraih suara. Perbedaan dalam primordial menjadi
sentimen politik yang paling kuat yang mampu menggerakkan suara pemilih untuk
memilih para kandidat sesuai dengan identitas yang mendasari suasana emosi mereka
atau keduabelah pihak sehingga menjadi suatu fenomena gerakan kolektif yang sulit
B. Saran
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tidak menjadikan politik identitas
atau dikenal sebagai politik kebutuhan masyarakat. Para politisi sebaiknya ikut
34
DAFTAR PUSTAKA
Armia, & Hasan, E. (2019). Pengaruh Politik Identitas Etnis Tionghoa terhadap
Kemenangan Aminullah Usman-Zainal Arifin pada Pilkada 2017 di Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa , 5.
Berantas Online. (2018). Awak Samo Awak Tangerang Selatan Dukung Hj, Karlena.
Retrieved from Berantasonline.com: https://www.berantasonline.com/awak-
samo-awak-dukung-hj-karlena-membangun-kota-tangerang-selatan/
Hanafie, H., & Azmy, A. S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik. Ciputat: UIN Jakarta
Press.
Nababan, A. A. (2015). Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis
Massa Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak. Skripsi S1. FISIP
Universitas Airlangga, Surabaya.
Sari, O. A., Alamsyah, & Zulfan. (2017). Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2006-2012. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah, 3.
35
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penilitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
36