Anda di halaman 1dari 45

RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM:

Peran Awak Samo Awak (ASA) dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu
Legislatif di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)

Oleh :

Hanif Kamal
11151120000085

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022

1
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM:


Peran Awak Samo Awak (ASA) dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Ciputat, 02 Juni 2022

Hanif Kamal

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:


Nama : Hanif Kamal
NIM : 11151120000085
Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM: Peran Awak Samo Awak (ASA)
dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota Tangerang Selatan 2019

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji

Ciputat, 07 Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Iding Rosyidin, M.Si. Dr. Haniah Hanafie, M.Si


NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19610524 200003 2 002

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI
RELAWAN POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM:
Peran Awak Samo Awak (ASA) dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2019

Oleh:

Hanif Kamal
11151120000085

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 27 Juni
2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S. Sos) pada program studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si. Dr. Suryani, M.Si.


NIP: 19701013 200501 1 003 NIP: 19770424 200710 2 003

Penguji I, Penguji II,

Dr. Nawiruddin, M.Ag. Dra. Gefarina Djohan, M.A.


NIP: 19720105 200112 1 003 NIP: 19631024 199903 2 001

Ketua Program Studi Ilmu Politik,


FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Iding Rosyidin, M.Si.


NIP: 19701013 200501 1 003

iv
ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Relawan Politik dan Pemilihan Umum: Peran
Awak Samo Awak dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019. Fokus pembahasan pada peran ASA dalam
pemenangan Karlena pada pemilu legislatif di kota Tangerang Selatan tahun 2019,
dan strategi relawan politik ASA.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa relawan politik dalam kontestasi
pemenangan Karlena dapat menjadi titik awal dari dinamika transformasi nilai-nilai
politis yang bernuansa patrimonial, oligarkis menuju volunterisme dan partisipatoris.
Politik Identitas tersebut tidak bisa lepas dari instrumen sebagai landasan penting
seperti kandidat, partai politik, tim pemenangan, relawan dan voters.
Kompetisi yang dijalankan oleh kandidat yang secara operasional dilakukan
oleh berbagai kelompok tim sukses telah membuat segmentasi politik yang ada di
Tangerang Selatan dan dalam menentukan segmentasi politik perbedaan kelompok
etnik tidak luput menjadi sasaran upaya untuk mengumpulkan suara secara maksimal,
bahkan menjadi domain yang dianggap paling potensial untuk memenangkan suara.
Politik identitas pemilu dimanfaatkan oleh relawan yang muncul dengan sentimen
identitas dan ingin menjadikan timnya sebagai tim yang paling banyak meraih suara
pemilih dalam masyarakat.
Perbedaan dalam primordial menjadi sentimen politik yang paling kuat yang
mampu menggerakkan suara pemilih untuk memilih para kandidat sesuai dengan
identitas yang mendasari suasana emosi mereka atau keduabelah pihak sehingga
menjadi suatu fenomena gerakan kolektif yang sulit dicegah pada pemenangan
Karlena.

Kata Kunci: Relawan Politik, Politik Identitas, Karlena, Pemilu Legislatif, Tangerang
Selatan.

v
KATA PENGANTAR

‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
‫ٱلرحِ يم‬ ِ ‫بِ ۡس ِم ه‬
‫ٱَّلل ه‬

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, telah
memberikan nikmat sehat dan berbagai kemudahan sampai akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul
skripsi “Relawan Politik Dalam Pemilihan Umum: Peran Awak Samo Awak (ASA)
dalam Pemenangan Karlena pada Pemilu Legislatif di Kota Tangerang Selatan 2019.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya yang masih harus
banyak belajar.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf dan jajarannya.
3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik serta Dr.
Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
5. Dr. Haniah Hanafie, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan
sabar bersedia meluangkan waktu, memberikan masukan, kritik serta saran
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajaran staf di
Program Studi Ilmu Politik yang telah banyak memberikan ilmu dan
pengalamannya bagi peneliti.
7. Kepada narasumber dan informan, terima kasih banyak atas waktu luang yang
telah diberikan sehingga saya mampu menyelesaikan penelitian ini pada
waktunya. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka.
8. Orang Tua tercinta Ayah Prof. Dr. H. Zainun Kamal, M.A., dan Mamah Dra.
Hj. Tuti Afrida. Karena berkat doa, dukungan dan bantuan beliau yang tiada
henti-hentinya menjadi dorongan terbesar saya bisa menyelesaikan
perkuliahan ini.
9. Kakak dan Abang tersayang drg. Nilawati Kamal, dan Rumi Kamal, S.Kom.,
M.MSI., yang selalu menyemangati dan menasehati penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Kekasih tersayang Ajeng Sapta Harjani, yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan ketentraman dan ketenangan hati sehingga
penulis senantiasa menyelesaikan skripsi dengan senang hati.
11. Kawan-kawan satu angkatan Prodi Ilmu Politik 2015 yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Terima kasih telah banyak membantu penulis pada
masa perkuliahan.

vi
12. Rekan-rekan sebimbingan yang saling memberi semangat serta dukungan
dalam menyelesaikan penelitian.

Penulis merasa terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun
untuk melengkapi kekurangan dari penyusunan serta penulisan penelitian ini, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Ciputat, 02 Juni 2022

Hanif Kamal

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ......................................................ii


PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .....................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Pertanyaan Penelitian ............................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................5
D. Tinjauan Pustaka...................................................................................6
E. Metode Penelitian .................................................................................10
F. Sistematika Penulisan ...........................................................................13
BAB II Kajian Teori .........................................................................................14
A. Kelompok Kepentingan ........................................................................14
B. Relawan Politik ....................................................................................15
C. Pengertian Peran ...................................................................................17
BAB III Awak Samo Awak sebagai Relawan Politik dan Figur Karlena ...........18
A. Eksistensi Relawan Politik Awak Samo Awak ......................................18
B. Kepengurusan ASA ..............................................................................19
C. Tujuan Pembentukan ASA ....................................................................21
D. Rancangan Program Umum ASA..........................................................22
E. Biografi Karlena ...................................................................................24
BAB IV Peranan ASA dalam Pemenangan Karlena ..........................................26
A. Peranan ASA sebagai Relawan Politik ..................................................26
1. Masa Persiapan Pemilu Legislatif....................................................27
2. Masa Kampanye Hj. Karlena...........................................................29
B. Kemenangan Hj. Karlena dalam Pemilu Legislatif ................................31
BAB V Penutup ...............................................................................................33
A. Kesimpulan...........................................................................................33
B. Saran ....................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................35

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Data kepengurusan Awak Samo Awak

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini membahas tentang hubungan organisasi masyarakat (ormas)

Awak Samo Awak (ASA) sebagai basis pemenangan calon anggota legislatif (caleg)

dari Partai Demokrat yakni Karlena pada daerah pemilihan VI Ciputat Timur

Tangerang Selatan (Tangsel) pada pemilu 2019.

Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat untuk

memilih Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin lembaga eksekutif, serta

memilih anggota legislatif, DPR, DPD, dan DPRD untuk menyuarakan aspirasi rakyat

di setiap tingkatan pemerintahan, dari pusat hingga ke daerah. Melalui pemilu yang

bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil diharapkan terbentuk

pemerintahan yang efektif dan efisien. Pelaksanaan pemilu secara reguler menjadi

cara regenerasi kekuasaan dalam sistem demokrasi perwakilan. Pemilihan umum

merupakan konsekuensi dari sebuah negara demokrasi yang diatur dalam Pasal 1 ayat

2 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).1

Sejak Amandemen UUD 1945 hingga Pemilu 2014, telah diselenggarakan

empat kali pemilu legislatif dan empat kali pemilu eksekutif. Penyelenggaraan pemilu

tersebut dilaksanakan secara terpisah dan berdasarkan Undang-Undang yang berbeda-

beda. Terhitung ada sebelas Undang-Undang pemilu sebagai kerangka hukum pemilu.

Perbedaan kerangka hukum pemilu berimplikasi pada adanya beberapa kontradiksi,

1
Dalam Pasal tersebut, dikatakan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Hal ini bermakna bahwa penyelenggara pemerintahan harus
mendapatkan legitimasi dari rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Lihat Jacob Oetama, Suara
Nurani: Tajuk Rencana Pilihan 1999-2001, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001, h. 88.

1
duplikasi, dan perbedaan standar penegakan hukum pemilu. 2 Selain itu, pelaksanaan

pemilu secara terpisah juga berpengaruh pada terbelahnya pemerintahan legislatif dan

eksekutif (divided government) yaitu pemimpin eksekutif hasil pemilu tidak didukung

oleh partai atau koalisi partai mayoritas di legislatif. Berdasarkan hal tersebut,

Mahkamah Konsititusi (MK) melalui putusan Nomor 14/PUU-XI/2013 menetapkan

pelaksanaan pemilu serentak. Pelaksanaan pemilu serentak sebagai upaya penguatan

sistem pemilu dan harapan terciptanya pemerintahan yang stabil dan kuat.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, selanjutnya

disebut dengan UU Pemilu, merupakan hasil penyatupaduan, penggabungan atau

kodifikasi pengaturan Pemilu yang termuat dalam tiga Undang-Undang pemilu yaitu

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan

Wakil Presiden. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan

Pemilihan Umum, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Penyatupaduan Undang-Undang yang mengatur pemilu

diharapkan dapat menjadi jawaban atas dinamika perkembangan politik terkait

penyelenggaraan pemilu, penguatan sistem pemilu, peserta pemilu, manajemen

pemilu, dan penegakan hukum pemilu dalam satu Undang-Undang. Selain itu,

Undang-Undang Pemilu menjadi dasar hukum pelaksanaan pemilu Presiden dan

Wakil Presiden, serta pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Perwakilan Rakyat (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang akan

dilakasanakan pada tahun 2019 secara serentak.

2
Kajian mendalam tentang kodifikasi UU Pemilu dalam Supriyanto, D. (2014). Kajian
Kodifikasi Undang-Undang Pemilu.

2
Pelaksanaan pemilu serentak, atau yang populer di sebut concurrent elections

adalah penggabungan pemilu legislatif dan pemilu eksekutif dalam satu tahapan

penyelenggaraan, khususnya tahapan pemungutan suara. Model pelaksanaan pemilu

serentak merupakan sejarah baru pelaksanaan pemilu di Indonesia. Undang-Undang

Pemilu diharapkan memberikan jaminan atas kesesuaian dan kepastian pelaksanaan

pemilu serentak mulai dari model pengaturan, managemen penyelenggaraan, hingga

format pemerintahan hasil pemilu.

Partai politik merupakan, “organisasi dari aktifis-aktifis politik yang berusaha

untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat melalui

persaingan dengan suatu lainnya yang mempunyai pandangan yang berbeda”. 3 Secara

sederhana partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Keberadaan partai politik,

yang membedakan dengan kelompok masyarakat sipil atau kelompok penekan

lainnya, adalah orientasi pada perolehan kekuasaan politik dan merebut jabatan

publik. Partai politik juga merupakan sarana yang efektif dalam memenuhi fungsi

utamanya seperti rekrutmen politik, artikulasi politik, atau mobilisasi dan partisipasi

politik. Menurut Geovani Sartori, “demokrasi modern diwakili melalui dan oleh partai

politik”.4

Selain partai politik, Setiap caleg melakukan berbagai cara untuk

memenangkan kontestasi dalam rangka mendapatkan kesempatan duduk di kursi DPR

atau DPRD. Mulai dari politik uang, lobi politik, hingga membentuk tim sukarela,

tidak lepas dari dinamika kontestasi politik. Keberadaan kelompok-kelompok

kepentingan sesungguhnya merupakan wujud dari nilai-nilai demokrasi. Sebab

demokrasi sendiri membawa nilai-nilai dan menjamin seperti hak kebebasan umum,
3
Neumann, S., & Barghoorn, F. C. (1956). Modern Political Parties: Approaches to
Comparative Politics.
4
Sartori, G. (2016). The Theory of Dentocracy Revisited. Democracy: A Reader, 192.

3
hak untuk berbicara, dan hak untuk berorganisasi. Kondisi demokratisasi

menghadirkan peluang besar bagi seluruh masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan

politik. Begitupun mengadirkan peluang besar bagi spektrum-spektrum politik baru.

Yakni spektrum yang tidak hanya berdasarkan dari ideologi libelarisme, sosialisme,

dan komunisme, tapi juga spektrum politik lain yang membawa identitas seperti

politik agama, politik etnik, dan politik kelompok kepentingan tertentu.

Spektrum politik baru tersebut yang berangkat dari kepentingan identitas

tertentu baik itu agama, etnik, atau profesi umum yang akan membentuk atau

menghimpun diri menjadi sebuah kelompok-kelompok. Pada kajian ilmu politik,

kelompok-kelompok tersebut dipahami sebagai kelompok kepentingan. Kelompok ini

dalam sebuah negara akan memiliki fungsi untuk memperjuangkan kepentingan baik

itu menyampaikan tuntutan atau dukungan kepada isu-isu tertentu.5

Bicara soal kelompok kepentingan, selama sepanjang sejarah perkembangan

dari pra kemerdekaan Indonesia hingga hari ini, erat kaitannya dengan berbagai

kelompok-kelompok kepentingan. Seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam (SDI),

Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Perhimpunan Indonesia (PI) pada masa pra

kemerdekaan Indonesia. 6 Masa orde lama seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),

Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Katolik

Republik Indonesia (PEMKRI). Lalu ada Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia

(ICMI), Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) pada masa Orde Baru, dan

masa reformasi seperti Front Pembela Islam (FPI), Forum Betawi Rempug (FBR),

Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Badan Pembinaan Potensi Keluarga

Besar Banten (BPPKB), Ikatan Masyarakat Madura (Ikamar).

5
Haniah Hanafie, Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, (Ciputat: UIN Jakarta
Press, 2016), h. 7.
6
Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan
Kepentigan, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2016), h. 18.

4
Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok-kelompok kepentingan ini

ternyata tidak hanya sebagai organisasi massa berbasis kepentingan tertentu atau

berbasis etnis yang tujuanya sebagai kelompok penekan di luar pemerintahan, tetapi

perannya bertambah di saat masa pemilihan umum.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas tentang hubungan organisasi

massa khusus berbasis etnis yaitu “Awak Samo Awak”7 yang bisa menjadi mesin atau

basis suara bagi calon anggota legislatif tingkat daerah kota atau Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD). Hal ini menjadi menarik ditambah karena calon anggota

DPRD Tangsel Karlena dari partai Demokrat bukan merupakan anggota organisasi

tersebut dan juga bukan bagian dari etnis organisasi tersebut.

B. Pertanyaan Penelitian

Untuk mengetahui pola hubungan yang terbangun antara organisasi

masyarakat (ormas) Awak Samo Awak (ASA) sehingga bisa menjadi basis

pemenangan calon anggota DPRD Tangsel bernama Karlena pada pemilu legislatif

2019, penulis mencoba untuk menganalisis dengan mengidentifikasi pertanyaan

masalah berdasarkan pernyataan masalah di atas, yaitu:

 Bagaimana peran ASA dalam pemenangan Karlena pada pemilu legislatif di

DPRD kota Tangerang Selatan 2019?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk: Untuk mengetahui

bagaimana peran ASA dalam pemenangan Karlena pada pemilu legislatif di DPRD

kota Tangerang Selatan 2019.

7
Organisasi masyarakat yang basisnya adalah Etnis Minang.

5
Sedangkan Manfaat Penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis: Pengembangan ilmu politik khususnya kajian tentang civil

society (ASA) sebagai kelompok kepentingan dan pemilu legislatif.

b. Manfaat Praktis: Untuk memahami peran ASA dalam pemenangan pemilu

legislatif di Kota Tangsel.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini, peneliti menghimpun beberapa hasil penelitian sebagai

tinjauan pustaka yang terdapat beberapa poin-poin kesamaan dan perbedaan dengan

yang diteliti oleh penulis, baik dari teori atau lainnya.

Pertama, skripsi mahasiswa S1 program studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, bernama Arnold Andreas Nababan

yang berjudul, “Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis Massa

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak.” Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan data penelitian deskriptif. Pembahasan utama

pada penelitian ini adalah mengenai signifikansi politik identitas etnis Batak pada

konstetasi pemilu tingkat DPRD propinsi Jawa Timur pemilihan legislatif 2014.

Dimana rasa primordial etnis Batak di Jawa Timur memiliki potensi kekuatan politik

primordial di tengah-tengah etnis Jawa. Potensi tersebut yang kemudian dijadikan

instrument untuk memenangkan konstelasi politik tingkat lokal. Penelitian ini

menggunakan teori politik identitas Josep Rudolph.8

Kedua, Jurnal Ilmu Administrasi Negara & Manajemen Publik, Vol. 1 No. 2

Tahun 2011 yang ditulis oleh Erwan Agus Purwanto yang berjudul, “Kebijakan

Publik dalam Kancah Peradaban Dunia yang Terbelah: Memahami Politik Etnis
8
Arnold Andreas Nababan, “Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis
Massa Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga, 2015), h. 35.

6
dalam Perumusan Kebijakan Publik.” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

problematika yang hadir di masyarakat dan pemerintah. Yaitu bahwa sejauh ini

adanya konflik etnis karena kegagalan pembuat kebijakan untuk memasukkan domain

etnisitas pada proses pembuatan kebijakan. Ditambah memberikan ruang etnis pada

pertimbangan proses pembuatan kebijakan ternyata tidak juga selalu memecahkan

masalah. Sebab pertimbangan pada penyusunan kebijakan publik bias pada faktor

etnis daripada alasan rasional. Penelitian ini memiliki inti pemembahas mengenai

signifikansi isu etnis pada pembuatan kebijakan, proses perumusan kebijakan publik,

dan merespon dinamika isu etnis pada kebijakan publik. 9

Ketiga, Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 Juli 2015 ditulis oleh Erna Yuliandari yang berjudul

“Partisipasi Politik Etnis Keturunan Arab dalam Pemilihan Presiden Tahun 2014

(Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta).” Penelitian ini membahas

mengenai partisipasi politik di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta yang masih

dibawah angka rata-rata yaitu 79,6 % sedangkan di Kota Surakarta adalah 81,23%.

Terutama partisipasi politik etnis keturunan Arab di Kecamatan Pasar Kliwon yang

sejumlah 16.573 jiwa atau 19,5 % dari 84.989 jiwa. Penelitian ini menggunakan teori

partisipasi politik Samuel Hutingtong dan Joan Nelson, teori etnisitas Ubed Abadilah,

teori pemilihan umum dari Sigit Pamungkas. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif analitis. 10

9
Erwan Agus Purwanto, Kebijakan Publik dalam Kancah Peradaban Dunia yang Terbelah:
Memahami Politik Etnis dalam Perumusan Kebijakan Publik.” Jurnal Ilmu Administrasi Negara dan
Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Juli 2011, h.11.
10
Erma Yuliandari, “Partisipasi Politik Etnis Keturunan Arab dalam Pemilihan Presiden
Tahun 2014 (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta). Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan, Vol. 3 No. 2, Juli 2015, h. 783.

7
Keempat, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Vol. 2, No. 3, Juli 2017 ditulis oleh Ovi Amalia Sari, Alamsyah, Zulfan yang berjudul

“Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota

Banda Aceh Tahun 2006-2012.” Penelitian ini membahas mengenai bentuk partisipasi

politik Etnis Tionghoa, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik Etnis

Tionghoa Kota Banda Aceh tahun 2006-2012. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif, kemudian dengan pendekatan historis untuk menguji dan menganalisis

masa lampau. 11

Kelima, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) FISIP Unsyiah Vol. 4 No. 2, 1-12

April 2019 ditulis oleh Armia yang berjudul “Pengaruh Politik Identitas Etnis

Tionghoa terhadap Kemenangan Aminullah Usman-Zainal Arifin pada Pilkada 2017

di Banda Aceh.” Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif-historis.

Penelitian ini membahas mengenai politik identitas Etnis Tionghoa pada Pilkada 2017

di Banda Aceh. Berdasarkan data yang dilansir oleh KPU bahwa pasangan

Aminullah-Zainal memperoleh kemenangan suara sebanyak 877 Etnis Tionghoa di

wilayah Gampong Peunayong yang presentasinya 70% adalah etnis Tionghoa.

Dampak dari adanya gerakan dari Etnis Tionghoa ini juga yang kemudian menjadi

salah satu hal yang membantu kemenangan Amirullah Usman-Zainal Arifin. 12

Keenam, Irene Ria, Ali Azhar, dan Andreas Noak (2010) dalam jurnalnya

yang berjudul “Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pemenangan Calon Anggota

Legislatif Pasca Pindah Dapil pada Pemilu Legislatif Kota Surabaya pada 2014.”

Jurnal ini membahas tentang tiga konsep dalam modal sosial, seperti trust,

11
Ovi Amalia Sari, Alamsyah, Zulfan, “Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemilihan
Umum Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2006-2012.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah, Vol. 2 No 3, Juli 2017, h. 3.
12
Armia, Effendi Hasan, “Pengaruh Politik Identitas Etnis Tionghoa terhadap Kemenangan
Aminullah Usman-Zainal Arifin Pada Pilkada 2017 di Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 4 No. 3, 2019, h. 5.

8
interrelation, dan similar code of conduct. Ketiga konsep itu akan menanamkan

kepercayaan pada masyarakat terhadap caleg. Selain itu menjelaskan modal sosial

yang terbangun dari organisasi sosial dan kemampuan berdapatasi dalam persaingan.

Ketujuh, Hendra Fauzi (2014) dalam skripsinya berjudul “Strategi Politik

Calon Legislatif Perempuan dalam Memenangkan Pemilihan Legislatif 2009 (Studi

pada Calon Legislatif Perempuan Dapil 6, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.”

Beberapa strategi yang digunakan oleh caleg perempuan, seperti jaringan sosial,

jaringan media, jaringan keagamaan, dan jaringan kekerabatan untuk memenangkan

kontestasi. Strategi polik dalam konteks ini dijelaskan melalui kerangka marketing

politik yang dilihat dari produk, promosi, harga, dan tempat.

Kedelapan, Ruddy Agusyanto (2011) dengan judul “Dukungan Politik dan

Jaringan Komunikasi Sosial: Kasus Pemilihan Kepala Daerah Banjarbaru,

Kalimantan Selatan.” Penelitian ini menggunakan jaringan sosial yang berbasiskan

komunikasi atau dikenal dengan jaringan komunikasi sosial. Dalam pembahasannya

teori ini menjelaskan terbangunnya hubungan yang mengikat beberapa aktor yang

akhirnya membentuk jaringan sosial. Tujuannya adalah untuk mengadakan perubahan

sosial, kendali sosial, dan organisasi sosial.

Kesembilan, skripsi dengan judul “Membangun Jejaring Sosial Kampanye

Politik melalui Media Sosial (Tim Sukses Pasangan Rudi-Dance dalam Pilkada Kota

Salatiga pada 2017).” Teori yang digunakan adalah jaringan sosial Mithchel yang

menitikberatkan pada peranan media sosial. Di dalamya memberikan gambaran

tentang tiga bentuk jaringan sosial dalam media sosial, yakni jaringan kekuasaan,

jaringan kepentingan, dan jaringan perasaan. Implementasi teori tersebut menjelaskan

bagaimana salah satu calon Pileg dalam memenangkan suaranya melalui pemanfaatan

media sosial sebagai jaringan sosial.

9
Kesepuluh, Octalina Hardiyanti (2014) dengan judul “Analisis Pemanfaatan

Jaringan Sosial Centre for Orangutan Protection (COP) di Kalimantan dalam Upaya

Penyelematan Orangutan.” Jaringan sosial dalam konteks ini untuk memberikan

edukasi dan kesadaran melalui pola kerja dan kebijakan program. Selain itu pusat dari

jaringan sosialnya adalah COP yang memberikan perhatian pada binatang tersebut.

Kekurangan jaringan ini masih bersifat tertutup sebab tidak memiliki akses lainnya

untuk memperkuat jaringannya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif dalam mengkaji

problematika ini. Merujuk pada pendapat Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif

memproduksi cara analisis dan bukan data statistik seperti penelitian kuantitatif.

Aturan penelitian kualitatif memproduksi data berupa deskriptif yaitu kata-kata dari

orang dan perilaku yang diteliti. 13

2. Data Penelitian

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, berikut dibawah

ini penjelasannya:

a. Data primer berasal dari hasil wawancara dengan berbagai sumber. data dalam

bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau

perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini

adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang

diteliti.

13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penilitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 6.

10
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis

seperti tabel, catatan, notulen rapat, foto-foto, film, rekaman video, benda-

benda, dan lainnya untuk memperkaya data primer.14

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Moleong (2005: 15) mendefinisikan wawancara sebagai cara pengumpulan

data atau informasi dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada informan atau

narasumber. Penentuan informan itu sendiri sudah dipilih sesuai dengan indikator

peneliti. Maksudnya tidak semua individu bisa dijadikan informan. Tentunya

penentuan informan yang dijadikan sumber wawancara adalah pihak yang memahami

jaringan sosial dan berada di Awak Samo Awak.

Pengambilan data terhadap informan dilakukan melalui teknik wawancara

secara mendalam atau disebut dengan in-depth interview. Marvasti (2004: 22)

menjelaskan wawancara mendalam merupakan proses tanya jawab yang bersifat

langsung, bertemu, dan tatap muka. Secara tidak langsung juga pertanyaan yang

diberikan bersifat terstruktur dan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya oleh

peneliti.

Adapun beberapa pihak yang dapat digunakan sebagai informan dalam

penelitian ini, meliputi:

 Kepala atau Ketua Umum Awak Samo Awak

 Ketua Tim Pemenangan Awak Samo Awak

 Pengurus Harian Awak Samo Awak

 Relawan Awak Samo Awak

b. Telaah Dokumen

14
Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h. 27-30.

11
Telaah dokumen didasarkan pada dokumen-dokumen yang terkait dengan

penelitian ini seperti tentang pemilu legislatif, tentang asa, dan lain-lain.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bersifat deskriptif dengan proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

deskriptif analisis. Metode ini menekankan pada penggambaran objek secara tepat

sehingga mampu menjawab dari permasalah dalam penelitian. Proses ini terdiri dari

tiga bagian yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 15

Miles dan Huberman (1994) menjelaskan beberapa tahapan dalam analisis

data. Pertama, proses pemilihan data (reducing data), tahapan yang menjelaskan

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar (lapangan langsung atau

tidak langsung) yang muncul dari dari berbagai catatan atau data di lapangan. Ini

merupakan tahapan awal yang menentukan untuk ke tahapan selanjutnya atau tidak.

Kedua, mengumpulkan informasi secara tersusun (displaying data) dengan

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Ketiga, penentuan kesimpulan yang melibatkan “penggambaran makna dari data yang

ditampilkan”. Peneliti akan menentukan kesimpulan dati teknik pengumpulan data

yang digunakan, yakni observasi, wawancara, dan studi pustaka (Miles & Huberman

dikutip Marvasti, 2004: 90).

15
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 53-59.

12
F. Sistematika Penulisan

Untuk selanjutnya, penelitian ini akan dibagi ke dalam lima bab, berikut

adalah sistematika penulisan dalam penelitian ini:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis memaparkan pernyataan serta

pertanyaan yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini, tujuan beserta

manfaat penelitian, tinjauan pustaka yang menjadi bahan rujukan dalam melakukan

penelitian, metode penelitian yang digunakan beserta sistematika penulisan yang

menjadi kerangka penyusunan penelitian ini.

Bab II Kerangka Teori dan Konsep. Teori yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teori partisipasi Politik dan Kelompok Kepentingan

Bab III Relawan Politik dan gambaran umum organisasi Awak Samo Awak

(ASA). seperti awal berdirinya, eksistensi, dan perkembangan juga. Bagian lainnya

juga akan menjelaskan gambaran tentang pemilihan legislatif dan eksistensi instansi

pemenangan calon legislatif

Bab IV Analisis Kelompok Kepentingan dalam Kontestasi Politik. Dalam

Bab ini menjabarkan temuan-temuan serta hasil-hasil penelitian dilapangan tentang

hal-hal yang dilakukan tim pemenangan Karlena pada pencalonan DPRD Tangerang

Selatan dan hubungan dengan organisasi Awak Samo Awak (ASA) sehingga bisa

menang DPRD Tangsel pada pemilu 2019.

Bab V Kesimpulan. Dalam bab ini penulis akan menjabarkan kembali hasil

temuan dalam bab IV untuk dijadikan kesimpulan dari penelitian ini serta akan

dipaparkan tentang rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

13
BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

Bab ini berupaya memaparkan kerangka teori dan konseptual yang digunakan

dalam penelitian ini. Kerangka ini dimaksudkan untuk menjadi suatu landasan dalam

penelitian sekaligus sebagai pisau analisis dalam melihat Awak Samo Awak sebagai

kelompok yang memiliki peranan dalam pemenangan dari partisipasi politik dalam

pemenangan Karlena, mobilisasi massa dalam proses pemenangan menjadi penting

untuk dilihat sebagai bagian dari penelitian ini.

A. Teori Kelompok Kepentingan

Teori ini menurut Gabriel Almond menjelaskan menjadi empat tipe. Pertama,

kelompok kepentingan anomik. Yakni kelompok yang mengajukan kepentingan

secara spontan dan berorientasi pada tindakan segera. Misalnya demonstrasi,

pemogokan, dan huru-hara yang dipakai untuk merealisasikan kepentingan.

Kelompok ini tidak memiliki identitas yang jelas, oleh karena itu disebut anomik.

Kedua, kelompok kepentingan non-asosiasi. Yakni yang terbentuk karena ada

kepentingan yang sama berdasarkan kelompok suku, ras, dan kedaerahan. Namun

menurut Almond kelompok ini cenderung akan membubarkan diri setelah

kepentingannya terpenuhi. Ketiga, kelompok kepentingan institusional. Yakni

kelompok kepentingan yang hadir dari lembaga-lembaga politik dan pemerintahan.

Keempat, kelompok kepentingan asosiasonal. Yakni kelompok terorganisir dengan

baik dan menjalani hubungan baik dengan anggotanya dan menjalin hubungan dengan

14
pemerintah. Contohnya adalah kelompok seperti Kamar dagang dan Industri, Serikat

Pekerja, Himpunan Petani.16

Kemudian menurut Mohtar Mas’oed kelompok kepentingan sering kali punya

orientasi ke hal-hal kekuasaan. Kelompok ini diorganisasikan atas dasar kesukuan,

ras, agama atau isu-isu kebijaksanaan. Nasikum juga menambahkan kelompok

kepentingan merupakan kelompok sekunder, tetapi kelompok tersebut bersentuhan

dengan perkumpulan-perkumpulan yang sifatnya politis. 17

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori kelompok kepentingan yang

dijelaskan oleh Nasikum. Penulis menduga bahwa organisasi masyarakat berdasarkan

etnis Awak Samo Awak (ASA) menjadi instrumen penting bagi kemenangan Karlena

pada saat mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Tangsel. Kelompok ini dijadikan

kekuatan sebagai basis dukungan elektoral kontestasi pemilu DPRD 2019.

Hal ini juga menjelaskan bahwa kelompok-kelompok kepentingan ini pada

akhirnya memiliki kekuatan politik elektoral yang kemudian menarik para calon

anggota legislatif tingkat daerah untuk dapat konsolidasi dan memperoleh dukungan

suara. Artinya kelompok kepentingan ini tidak hanya dapat dijelaskan sebagai

pressure group untuk menekan kebijakan pemerintah namun juga bisa menjadi mesin

elektoral dalam pemilu.

B. Relawan Politik

Kelompok relawan politik telah menjadi entitas baru dalam praktik politik dan

pemilu. Relawan politik menjadi satu kelompok di luar struktur partai politik dan tim

kampanye yang turut berkontribusi bagi pemenangan kandidat peserta pemilu.

Relawan politik sebagaimana partai ketiga—organisasi yang mempengaruhi hasil

16
Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 110.
17
Hanafie, Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, h. 10.

15
pemilu, tapi bukan pelaku atau partai politik peserta pemilu. Praktik ini memang

lazim terhadap negara-negara yang berdemokrasi. Eksistensi relawan politik hingga

kini belum terwadahi secara hukum. R. Ferdian Andi (2016) dalam opininya oleh

politisi dan pemerintah yang terpilih untuk memerintah. Pandangan Hamdan tersebut

berkaitan dengan apa yang disampaikan Yuna Farhan melalui tulisannya “Menelusuri

Siklus Politisasi Anggaran pada Tahun Pemilu.” Yuna menjelaskan bahwa Political

budget cycles sudah menjadi fenomena universal didukung dengan berbagai studi

empiris di berbagai negara. Berbagai variabel yang mempengaruhi political budget

cycles seperti perubahan pola pada struktur anggaran baik secara agregat maupun

secara spesifik pada tahun-tahun Pemilu, terkonfirmasi dalam praktek penganggaran

di Indonesia yang berkaitan dengan siklus Pemilu 2009 ataupun menjelang Pemilu

2014. Melihat perkembangan saat ini, yang menjadi perhatian tidak hanya political

budget cycles, melainkan political corruption cycle atau siklus korupsi politik pada

tahun-tahun Pemilu yang telah meningkat dengan ekstrim.

Partisipasi masyarakat dibagi ke dalam dua kategori, yakni: non-partisanship

dan partisanship. kedua kategori tersebut terletak pada keberpihakan dan pemenuhan

prinsip-prinsip partisipasi masyarakat. Garis tegas perbedaan keduanya berada pada

relasi suatu kelompok dengan kandidat. Jika ia (kelompok) tidak terlibat dalam

pemenangan kandidat, maka ia dapat dikategorikan sebagai relawan, independen, atau

partisipasi masyarakat yang bersifat partisipan. Sebaliknya, jika ia (kelompok) terlibat

dalam upaya pemenangan kandidat, maka ia tidak bisa digolongkan sebagai relawan,

independen, atau partisipasi masyarakat yang non-partisan. Dengan kata lain,

kelompok tersebut dapat dikategorikan sebagai kelompok partisipan yang ikut aktif

dalam pemenangan pemilu, sebagaimana Tim kampanye suatu Calon/Pasangan

Calon.

16
C. Pengertian Peran

Peran merupakan sesuatu yang dimainkan atau dijalankan. Peran didefinisikan

sebagai sebuah aktifitas yang dijalankan atau dimainkan oleh seseorang yang

mempunyai kedudukan atau status sosial dalam organisasi. Peran yang harus

dijalankan oleh suatu lembaga atau organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan

yang merupakan fungsi dari lembaga tersebut.

Upaya dalam mendefinisikan peran dan peranan, mendudukan bagaimana

posisi dalam mengaktifasi sebagai subjek. Penentuan posisi ini mendorong aktor

dalam menentukan sikap, menentukan pilihan (tidak hanyak politik pragmatis).

Sehingga aktifitas dalam keterlibatan khususnya politik sebagai aktor dalam

mempengaruhi objek yang dituju. 18 Keterkaitan peran dan peranan dalam situasi

politik menjadi kerangka dalam mempengaruhi situasi dan kondisi politik tertentu.

Ekosistem politik yang berupaya untuk dipengaruhi menjadi proses dialektik dimana

kekuasaan menjadi salah satu tumpuan dalam mencapai eksistensi politik.

Identifikasi konseptual ini menjadi penting untuk melihat sebagaimana ASA

menjadi salah satu rujukan dalam mencapai kekuasaan yang di perjuangkan. Peran

ASA dalam kemenangan politik salah satu calon legislatif dapat dilihat dapat di

identifikasi sebagai upaya-upaya politis dalam mempengaruhi individu diluarnya

dalam mencapai kepentingan organisasi didalamnya.

18
Kartini Kartono, Pendidikan Politik, 2 ed. (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 126.

17
BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG ORGANISASI MASSA AWAK SAMO

AWAK (ASA) DI KOTA TANGERANG SELATAN DAN SEKILAS

TENTANG FIGUR KARLENA

A. Eksistensi Awak Samo Awak sebagai Organisasi

Organisasi Awak Samo Awak yang selanjutnya disebut sebagai (ASA) dapat

di identifikasikan sebagai organisasi massa. Rujukan ini terlihat dalam keterlibatannya

dalam perjuangan politiknya, sebenarnya yang terlihat lebih jauh dari perjuangan

politik. Dimana posisi politis ini bergantung dengan kondisi dan situasi bagaimana

kelompok berbasis primordial ini diuntungkan dalam pemenangan politik tertentu.

ASA eksistensinya diperhitungkan sebagai kekuatan mobilisasi massa karena nilai

filosofis yang mendalam antara sesama masyarakat suku minang sebagai anggota dari

ASA itu sendiri, adanya keterkaitan antara individu satu sama lain yang mengikat

anggotanya.

Memperhatikan kehidupan sosial kedekatan masyarakat minang dengan nilai

minang dapat digambarkan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Sebagai komunitas yang terbentuk dari nilai filosofis yang mendalam dapat

menunjukan bahwa komunitas ini berhak untuk menuntut kebersamaan atas situasi

sulit yang dihadapi oleh setiap anggota komunitas tersebut sehingga penyelesaian

masalah ataupun hal yang berkaitan dengan kepentingan kelompok, kejayaan

individual, kesukuan, kekerabatan akan berujung pada satu kesatuan yang utuh dan

bersama-sama dalam bentuk satu kesatuan (suku).

ASA sebagai suatu komunitas menjadi satu kesatuan memiliki dorongan

tertentu. Dalam tulisannya Candra Wijaya mengidentifikasi kelompok seperti ini

18
memiliki alasan yang kuat dalam keterhubungannya satu sama lain seperti rasa aman;

harga diri; afiliasi; status; kekuatan; dan pencapaian tujuan. 19 Dalam hal ini kelompok

minang berada pada tanah perantauan sehingga komunitas seperti ini menjadi penting

dalam menghadapi pertarungan eksistensi anggota itu sendiri terlebih diidentifikasi

sebagai masyarakat minang ataupun keturunan minang yang lahir di tanah perantauan.

ASA yang terbentuk pada awal 2000an ini menjadi salah satu komunitas yang

berkembang dengan jejaring sosial melalui ikatan kedaerahan dan berupaya mencapai

tujuan-tujuan bersama dalam kesejahteraan anggotanya.

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dari para masyarakat

minang yang merasa membutuhkan wadah dalam hal silaturahmi antar sesama

masyarakat minang dan sangat dekat dengan nilai fundamental kekeluargaan, diawali

dalam perumusan yang berbentuk informal dan memberikan ruang untuk bertukar

dalam sumber daya yang dimiliki. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan kepentingan

individual dan kolektifitas, beberapa anggotanya yang memiliki keragaman latar

belakang mendorong untuk satu sama lainnya saling menguatkan eksistensinya. 20

B. Kepengurusan ASA

Ada banyak keterlibatan individu yang berada didalam ASA, berikut Susunan

Personalia Pengurus ASA Masa Bakti 2018-2023 yang disampaikan dalam Sidang

Formatur 24 November 2018:21

19
Candra Wijaya, Perilaku Organisasi, ed. Nasrul Syakur Chaniago (Medan: LPPPI, 2016), 5,
https://scholar.google.co.id/citations?user=lSvC8YYAAAAJ&hl=id.
20
Berantas Online, “Awak Samo Awak Tangerang Selatan dukung Hj. Karlena,”
Berantasonline.com, last modified 2018, https://www.berantasonline.com/awak-samo-awak-dukung-
hj-karlena-membangun-kota-tangerang-selatan/.
21
Data berdasarkan Musyawarah ASA saat forum pengambilan keputusan tertinggi pada
tanggal 24 November 2018

19
Prof. Dr. Azyumardi Azra
Prof. Dr. Zainun Kamaludin Faqih

Prof. Dr. Amsal Bachtiar Sutan Marajo


Penasehat
Dr. Anwar Abbas, MM, MA
Prof. Dr. Yusron Razak, MA
Media Warman, SH, Sp. N
Ir. Taufik Bey St. Parmato
KETUA UMUM Dr. Asril Dt. Paduko Sindo
Dr. Mazmur Sya’roni, MA
Wakil Ketua
(Bidang Sosial dan Ekonomi)
Dr. Mafri Amir Rajo Basa, MA
Wakil Ketua
(Bidang Agama dan Adat)
Prof. Dr. Masri Mansoer
Wakil Ketua
(Bidang Humas dan Komunikasi)
Dra. Ermawati Taufik Bey
Wakil Ketua
(Bidang Bundo Kanduang)
Dr. Desri Arwen, M.Pd
Wakil Ketua
(Bidang Pemuda, Olahraga dan Seni)
SEKRETARIS UMUM Mursal Tanjung Malin Bagindo, S.Fil.I
Drs. Ikhwan Zuber, M.Ag
Wakil Sekretaris Busyahdiar, MA
Ifnu Rusdi
BENDAHARA UMUM Drs. Mahmud Jalal, MM
Ir. Rohisman Syaukani
Ir. Rohisman Syaukani
Wakil Bendahara
Sutan Zainal Abidin Tando
Fauzan Amini St. Mangkuto Ameh, ST
Drs. H. Dasrizal
BIDANG AGAMA DAN ADAT Zulfison Malin Bandaro, M.Ag
Zulfison Malin Bandaro, M.Ag
Dr. Desmadi Saharuddin, MA
BIDANG SOSIAL DAN EKONOMI Zulasman Lena
Afriyadi, S.Fil, M.Kom
Dra. Salmi Habib
BIDANG BUNDO KANDUANG Avrahdiba Bey, SE, MM
Dr. Maifalinda, M.Pd
Drs. Irwan Natsir, MAP
BIDANG PEMUDA, OLAHRAGA, &
Budi Johan, MAP
SENI
Rasul Karim Katik Tan Ameh, S.Thi
Ir. Sidi Agusti Esden
BIDANG HUMAS DAN
Drs. Bagindo Tafrial
KOMUNIKASI
Devi Asmedi Sutan Nagari, AMD

20
C. Tujuan Awak Samo Awak

Menanggapi kepentingan yang berdasar pada perkembangan ASA sendiri,

organisasi informal ini menjadi lebih politis karena adanya kepentingan antara

jejaring sosial yang dimiliki. Dari sebelumnya sebagai komunitas sederhana yang

mengatasi masalah-masalah keseharian sampai bergerak kearah yang lebih kompleks

seperti hak asasi manusia dalam bidang pendidikan, agama dan politik. ASA sendiri

di ketuai oleh Muhammad Effendi, peranannya menjadi signifikan dalam keterlibatan

politik ASA dalam mendorong kepentingan kelompoknya.

Tujuan kelompok kepentingan ini dapat dirumuskan melalui nilai yang di

perjuangkan oleh anggotanya sendiri. Gagasannya menjadi sangat fleksibel

bergantung situasi terkini dan kepentingan kelompoknya dalam berbagai kontur

sosial-budaya yang sedang berkembang. Secara fungsi ada tiga substansi yang tidak

berubah dalam perjuangannya: ASA sebagai kelompok yang memperluas lingkaran

dan cakupannya untuk berhubungan sesama masyarakat minang; ASA sebagai tempat

memecahkan masalah bersama antara masyarakat minang dan memberikan bantuan

secara sukarela dalam kebaikan; ASA sebagai tempat menguatkan hubungan

anggotanya dalam kepentingan kolektif ASA sendiri.

Peranan yang diberikan ASA kepada masyarakat dalam berbagai keterlibatan

dalam perjuangan nilai-nilai yang dipegang dalam konteks keislaman menemukan

bentuk-bentuk yang spesifik sasarannya seperti pendidikan, politik, dan agama.

Kepentingan dalam politik Islamnya diterjemahkan dalam bentuk berbagai acara yang

diselenggarakan oleh ASA dan berbagai institusi pendidikan. Salah satu contohnya

berbentuk diskusi “Sekularisme dunia pendidikan” bekerja sama dengan Universitas

21
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang dilaksanakan di Gedung

Rektoratnya22.

Keterkaitan ASA dan aktifitas politik ideologisnya sangat erat dalam berbagai

bentuk implementasi dari tujuan-tujuan yang fleksibel, sehingga aktifitas politik

mendukung salah satu calon legislatif dalam pemilu menjadi perlu diperhitungkan

oleh ASA dalam perjuangan politiknya. ASA menganggap keberpihakan politik

tersebut menjadi penting sebagai bagian dari praktik demokrasi dalam partisipasinya

sebagai kelompok kepentingan yang menterjemahkan nilai perjuangannya dalam

bentuk dukungan pada posisi tertentu.

D. Rancangan Program Umum ASA

Program Umum yang terdapat dalam ASA (Awak Samo Awak) pada

hakikatnya adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh organisasi ASA dalam bentuk

aktifitas nyata guna mewujudkan tujuan organisasi. Program Umum merupakan

pokok-pokok program kerja ASA yang ditetapkan oleh musyawarah ASA yang

bersifat mengikat dan harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran warga ASA mulai dari

tingkat pimpinan sampai ke tingkat anggota. Pokok-pokok program umum ini disusun

dalam konteks peran dan fungsi ASA sebagai organisasi sosial dan kemasyarakatan

yang berorientasi kepada peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan

Masyarakat. Pokok-pokok Program Umum ini merupakan kelanjutan, penyempurnaan

dan peningkatan dari Program Kerja ASA yang ada sebelumnya.

Pokok-pokok program umum disusun dengan maksud untuk menentukan arah

perjuangan ASA dalam rangka mensejahterakan warga ASA khususnya dan

masyarakat Minang pada umumnya. Tujuan Pokok-pokok program umum Ini disusun

22
Irwan Kelana, “Sekularisme Dunia Pendidikan Ancaman Kemaslahatan Bangsa,”
Republika.co.id, last modified 2021, https://www.republika.co.id/berita/quoy01374/network.

22
dengan tujuan untuk menjadi pedoman dalam penyusunan pelaksanaan kegiatan ASA

secara terencana, terarah, terpadu dan berkelanjutan.

Ruang lingkup program umum mencakup: Peningkatan, pemantapan dan

pengembangan Organisasi ASA secara profesional dengan program yang lebih

menyentuh kepentingan masyarakat luas khususnya warga Minang di Ciputat. Peran

dan fungsi ASA sebagai organisasi yang berorientasi kepada peningkatan sumber

daya manusia dan kesejahteraan masyarakat yang bersifat independen. Sasaran

program yang ingin dicapai oleh organisasi ASA secara profesional dengan program

yang telah diamanatkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ASA akan

sangat ditentukan oleh pelaksanaan program nantinya dan seberapa jauh sasaran yang

dapat dicapai, baik ke dalam maupun ke luar selama 5 (lima) tahun mendatang, yaitu:

a) Sasaran Internal; Meningkatkan profesionalisme organisasi ASA sebagai

organisasi sosial yang berorientasi kepada peningkatan sumber daya manusia

dan kesejahteraan masyarakat serta bersifat independen. Sebagai motivator

dan dinamisator kemajuan bangsa atas perubahan tata nifai akibat

perkembangan masyarakat dengan adanya era globalisasi serta derasnya arus

informasi dan teknologi. Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM) para

anggota dan kader-kader organisasi ASA dalam menjawab berbagai tantangan

era global dalam berbagai hal, termasuk pengaruh globalisasi terhadap agama,

adat dan budaya masyarakat lokal. Pemantapan dan peningkatan peran

organisasi ASA dalam merekat hubungan silaturahim, mempertahankan dan

mengembangkan adat budaya Minangkabau.

b) Sasaran Eksternal; Mempertahankan keutuhan Minangkabau dalam bingkai

Adat Basandi Syarak - Syrak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), Bersama

komponen masyarakat lainnya bertekad bulat untuk memelihara stabilitas

23
nasional yang dinamis dan komprehensif guna mendorong dan meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam mewujudkan dan mencapai cita-cita bangsa

Indonesia.

E. Biografi Karlena

Karlena, lahir di Lampung 8 Mei 1962, kemudian hijrah ke Jakarta mengikuti

orang tuanya. Pendidikannya sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), Jenjang

Perguruan tinggi (Program Sarjana, Master dan Doktoral) dilakukan di Jakarta. Pada

jenjang Sarjana Karena mempelajari Matematika dan Ekonomi Managemen pada dua

universitas berbeda yaitu IKIP Muhammadiyah dan Universitas Muhamadiyah,

Program mater pada managemen keuangan diselesaikan di UPN Veteran, Jakarta,

Pendidikan Doktoral, sedang dilakukan pada program studi managemen perbankan

Keuangan Syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh Karlena diantaranya; Managing People

LPPI “Leading the Team”. Mengikuti Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR)

di 3 tingkat pada Program Bank Indonesia, diantaranya Tingkat 3, April 2010.

Tingkat 2, Maret 2010. Dan Tingkat 1, Januari 2010. Advance Leadership Training

oleh Indonesian Banking & Finance Training Centre diselenggarakan oleh IBF

sebagai peserta Favorit II Advance Leadership Training, April 2006. Pendidikan

Operasional Bank diselenggarakan oleh Bank Agro, Jakarta 2005. Manajemen

Operasional Perkebunan diselenggarakan oleh LPP - Jogjakarta, Juli 2005.

Jabatan dalam organisasi yang Karlena ikuti antara lain;

1) Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) Kota

Tangerang Selatan, Banten.

2) Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya, sebagai Sekretaris.

24
3) IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia), sebagai Ketua Divisi, Dana &

Permodalan.

4) Pengurus DPP Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Sebagai Wakil

Ketua Bidang Organisasi.

5) Wanita Tani Sebagai Ketua Bidang Tanaman Keras.

6) DPC Partai Demokrat Tangsel, sebagai Bendahara.

Hubungan Karlena dengan organisasi massa Awak Samo Awak bermula pada

saat dirinya dahulu bekerja di Bank Argo. Dan Bank Argo tersebut menjalin

kerjasama dengan sebuah nasabah yaitu Pelindo (Pelabuhan Indonesia). Kebetulan

pada saat itu yang menjabat direktur dari Pelindo yang merupakan nasabah dari Bank

Argo tersebut adalah suaminya saat ini yang juga merupakan bagian dari keluarga

ASA.

Dengan terjalinnya hubungan tersebut, menikahlah Karlena dengan Zulasman

(Direktur Pelindo) yang pada akhirnya Karlenapun menjadi anggota dan menjalin

hubungan baik secara kekeluargaan dengan Awak Samo Awak.

25
BAB IV

PERANAN ASA DALAM PEMENANGAN KARLENA PADA PEMILIHAN

LEGISLATIF DI TANGERANG SELATAN

Bab ini merupakan analisis relawan politik dan partisipasinya dalam

pemenangan Karlena dalam Pemilu Legislatif Tangerang Selatan tahun 2019-2024.

Seperti yang sudah dijelaskan, kerangka relawan politik ini menjadi penting untuk

dilihat peranannya dan bagaimana proses pertukaran ini muncul dalam bentuk

partisipasi politik suatu kelompok organisasi massa yang dilakukan oleh Awak Samo

Awak (ASA). Perkembangan ini terus dilanjutkan dengan hubungan intensif dengan

Hj. Karlena, sentuhan pertama tersebut menentukan hubungan politis diantara kedua

pihak. ASA meletakan dirinya sebagai relawan politik dan nilai-nilainya memiliki

kesamaan dengan Hj. Karlena, akomodasi ini mendorong ASA menjadi aktif dalam

menjadi lumbung suara dalam anggotanya dan juga diluar anggotanya dengan

kedekatan dan kesamaan daerah yaitu Sumatera Barat. Bergerak dan mengumpulkan

suara menjadi salah satu tugas yang diupayakan dalam masa kampanye ataupun

sebelum masa kampanye.

A. Peran Awak Samo Awak sebagai Relawan Politik Pada Pemilihan Legislatif

di Tangerang Selatan 2019-2024

Sebagai entitas baru dalam aktifitas politik, relawan politik yang memberikan

dukungannya dan mendudukan posisi politik untuk memilih salah satu calon legislatif

tertentu. Menyalurkan partisipasinya dalam bentuk relawan politik ini sebagai

kekuatan tambahan bagi calon legislatif yang mengikuti pemilu untuk dapat

memenangi pertarungan yang didorong oleh berbagai macam partai politik.

26
Khususnya Awak Samo Awak dalam posisinya mengambil pilihan kepada Hj.

Karlena, S.E., M.M. yang menjadi salah satu calon legislatif DPRD Tangerang

Selatan Periode 2019-2024 yang diusung oleh Partai Demokrat dalam Daerah

Pemilihan 6 Ciputat Timur nomor urut 3, spesifik pada area Kelurahan Cirendeu,

Pisangan, Rengas, Rempoa, Cempaka Putih, Pondok Ranji.

1. Masa Persiapan Pemilu Legislatif dan ASA

Dalam tulisan Maharddhika, bentuk kategori partisipasi secara sederhana

dapat diamati pada perilaku politik masyarakat luas, bentuk partisan ini secara praksis

lumrah ditemukan seperti kelompok-kelompok yang menggalang suara dengan

menjadi relawan-relawan politik untuk mendukung bakal calon jabatan politik

tertentu. Kerelawanan ini akan diperhitungkan sebagai mesin politik disamping partai

politik. Menjadi penting dalam perspektif calon legislatif untuk mengkalkulasikan

kekuatannya apabila mengindahkan salah satu mesin politik dalam praktik elektoral. 23

Muhammad Efendi selaku ketua ASA menjelaskan proses awal keterlibatan

ASA dalam ruang politik 24:

“Pertama kali kami mendengar adanya pemilu legislatif mungkin sudah


terbayang ASA dapat terlibat dalam proses pemilu ini, kegelisahannya
muncul ketika berbagai urusan kami tidak dapat diselenggarakan dengan
optimal yang terkadang minimnya sumber daya dan keinginan besar untuk
bertumbuh yang kurang sehingga butuh aktifitas politik dalam mendorong
para anggota untuk melek dalam urusan politik. Ada yang merasa
menjadikan urusan politik terlalu rumit untuk kami, tapi yang jelas ada
dorongan untuk itu.”

ASA terlibat dalam urusan politik dimana organisasinya memiliki kebutuhan

tertentu untuk bisa menjalankan berbagai urusan organisasinya. Hubungan politik

sedikit banyak membantu menyuarakan keinginan organisasi ataupun urusan dalam

23
Perludem, “Kodifikasi Undang-Undang Pemilu Pembaruan Hukum Pemilu Menuju Pemilu
Serentak Nasional dan Pemilu Serentak Daerah.”
24
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11

27
organisasi yang membutuhkan jaringan luas. ASA bukan hanya berada dalam

permukaan, namun berbagai kondisi strategis yang mendukung posisi yang

diperhitungkan sebagai satu kekuatan politik khususnya legislatif dimana

hubungannya lebih personal dan kompleksitasnya dianggap bahwa kemampuan ASA

dapat mengakomodasi keinginan calonnya. Fajar Alief Muhammad yang menjabat

sebagai Ketua KMM yang merupakan bagian dari ASA25:

“… sebenarnya situasi ini diciptakan, terlebih kami yang memulai terlebih


dahulu hubungan dengan Hj. Karlena karena kami kebanyakan ada terlibat
juga dalam politik kampus sehingga kami yang menjembatani hubungan
spesial ini haha. Jadi bukan tidak direncanakan, banyak mahasiswa UIN
juga yang merupakan KMM jadi kami sudah terbiasa dengan aktifitas ini
yang kebetulan ASA adalah organisasi yang kami tuakan disini jadi
hubungan ini dengan berbagai hal kami ketemukan keinginannya masing-
masing dengan silaturahmi di kediaman Bu Karlena pertama kali di
Legoso”

Muhammad Effendi mengkonfirmasi pertemuan dengan Hj. Karlena 26 :

“Bertemulah kami bersama-sama dengan Bu Karlena di rumah beliau,


seinget saya kira kira bulan agustus atau september tahun 2018 ya
sekitaran ada pertengahan bulan kita ngobrol ringan nanya-nanya
perkembangan ASA sekarang bagaimana jadi suasananya santai tidak
langsung bahas politik jadinya, ada bareng juga sama alief berangkat
kesana karena deket di Legoso situ. Setelah itu Bu Karlena ngomong minta
dukungan untuk pencalonannya yang di dorong oleh partai demokrat dan
untuk Ciputat ini untuk kebutuhan suaranya. ASA sudah oke karena kita
diajak terlibat untuk berbagai urusan pemenangannya setidaknya
keterlibatan ini yang agak beban tapi pasti ASA bisa petik hasil kalo
berjuangnya bener-bener buat beliau”

Forum ASA memiliki basis kedekatan dengan berbagai komunitas yang

terhubung dengan kesukuan dalam konteks ini minang. Komunitas yang muncul

hingga bermetamorfosa menghubungkan kekuatan dan menjadi wadah banyak dari

keterkaitan komunitas-komunitas minang lainnya, tidak terlepas dari hubungannya

dengan Keluarga Mahasiswa Minangkabau yang bernaung di Tangerang Selatan yang

25
Wawancara langsung dengan Fajar Alief Muhammad, Ketua KMM pada 3 Juli 2021 19.33
26
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11

28
kebanyakan adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

menjalani studi di Ciputat terlebih dari tanah perantauan atau dari ikatan kesukuan.

2. Masa Kampanye Hj. Karlena dan ASA

Partisipasi politik oleh Awak Samo Awak bukan hal yang baru untuk mereka

sebagai kelompok kepentingan. Identitas relawan politik dalam praktik elektoral ini

telah menjadi bagian dari mereka sendiri setelah pengorganisasiannya berkembang.

Seperti yang disampaikan melalui wawancara oleh Ketua Forum ASA Muhammad

Effendi27:

“Terbentuknya Forum Awak Samo Awak ini karena kita orang


minang punya filosofi kehidupan yang cukup dalam. Terlebih kita
ada di tanah perantauan jadi kita harus saling menguatkan satu
sama lain. Jadi memang kita ada beberapa aktif di politik yang
terakhir calon legislatif Ibu Hj. Karlena, kebetulan forum kami
karena sama-sama orang Sumatera yang bikin kami ketemu sama
keinginan politik Bu Karlena dan kami juga mendorong
pemenangannya di Tangerang Selatan”

Partisipasi ini tidak muncul sendirinya, melainkan adanya dorongan untuk

terlibat dalam aktifitas politik yang mendasari dukungan kepada Ibu Hj. Karlena

dalam pemilu legislatif Tangerang Selatan, tanah Sumatera adalah salah satu variabel

yang mempengeruhi terhubungnya kedua pihak. Kesamaan ini cukup mendasar,

bagaimana praktik politik berhubungan dengan konteks kedaerahan dalam mencari

kesamaan dan menentukan kerjasama yang menghasilkan kepentingan masing-masing

pihak terpenuhi.

Bantuan yang diberikan ASA dalam masa kampanye cukup signifikan, dalam

berbagai pemetaan politik hingga menjembatani sosialisasi politik untuk mendorong

masyarakat luas dalam mempengaruhi dan menunjukan karakteristik sosok pemimpin

27
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18
Agustus 2021 pada pukul 19.11

29
perempuan yang peduli terhadap masyarakatnya sehingga dapat menarik pemilih

dalam pertarungan legislatif Hj. Karlena. Partai demokrat juga berperan dalam

mempetakan secara makro politik legislatif dengan menjemput suara para

simpatisannya, sedangkan bagian lainnya seperti ASA menyentuh spektrum yang lain

dengan menggunakan kedekatan asal daerah ataupun kesamaan dalam tanda kutip

“ada orang kita didalam” sehingga persentase keterwakilan orang Sumatera dapat

mempengaruhi cara pandang dalam memilih Hj. Karlena, khususnya keterlibatan

ASA. Muhammad Effendi menjelaskan 28:

“Kampanye pada daerah pemilihannya seinget saya itu dapilnya


ada cirendeu, pisangan, terus cempaka putih iya, pondok ranji,
rempoa. Ada anggota ASA dibeberapa daerah pemilihan cempaka
putih, pisangan, cirendeu sama ranji selebihnya kita gerilya
bareng-bareng yang mau perjuangin Bu Karlena tapi tetep untuk
gerakinnya kita cari temen-temen yang backgroundnya Sumatera.
Pas kampanye kita sebar flyer, spanduk dll kita terlibat aktif
karena menangnya Bu Karlena menangnya kita juga jadi ada
beberapa temen-temen yang kita alokasikan ke beberapa daerah
yang punya jaringan langsung jemput bola ke RW atau ke RTnya.
Misalnya RWnya sudah dipegang sama yang lain jadi kita masuk
cukup repot dan berebutan sama calon lain. Untungnya Bu Karlena
terus menyediakan keperluan kita untuk kita jemput bola, tapi
kadang ketika kita pecah badan dalam kampanye misalnya Bu
Karlena lagi dimana kita gapernah itung-itungan banget kita
fighting aja terus dibawah gerilya cukup banyak menguras pikiran
sama emosi lah bang…”
“Mendukung Karlena secara tidak langsung memperjuangkan
orang Sumatera yang berada disini, terlebih track record Bu
Karlena memang ga mentereng-mentereng amat tapi patut untuk
ASA dorong pemenangannya karena ada orang kita yang bisa
mewakili apa yang sebenarnya kita ingin dorong”

Partisipasi partisan ini ditemukan dalam bentuk dukungan yang diberikan,

lebih dari itu ASA memberikan bantuan lebih dalam penggalangan basis massa dalam

pemilu legislatif dengan menjembatani sekaligus mengenalkan terlebih primordialitas

28
Wawancara langsung dengan Muhammad Effendi, Ketua Forum Awak Samo Awak pada 18 Agustus
2021 pada pukul 19.11

30
melekat pada ASA sebagai bagian dari dasar organisasinya. Hal ini akan secara tidak

langsung mempengaruhi orang yang memiliki identitas yang sama untuk cenderung

mengambil pilihan yang sama yaitu Karlena sebagai calon yang disosialisasikan oleh

ASA sendiri.

Cara-cara tertentu yang spesifik digunakan dalam pendekatannya ASA dalam

pendekatan kepada masyarakat bergantung pada kondisi lapangan, tidak semua

penyelenggaraan sosialisasi didekati dengan pendekatan kesamaan primordialistik,

situasi lapangan pada tataran masyarakat dan terlebih dalam menyentuh tokoh

masyarakat tidak melulu nilai kedaerahan menjadi kunci sebagai pendekatannya.

Fleksibelitas ini yang dimiliki oleh kelompok kerelawanan yang tidak hanya

menggunakan kekuatan utama namun strategi politik seperti ASA dapat bertahan

dalam kepungan perbedaan kedaerahan sehingga kepentingan politik dalam sosialisasi

Karlena tidak menjadi kaku akibat nilai kedaerahan yang dimiliki. Menjadi kekuatan

dan kelemahan nilai kedaerahan ini ditanggulangi dengan fleksibilitas kerelewanan

politik dalam partisipasi partisipannya.

B. Kemenangan Hj. Karlena dalam Pemilu Legislatif dan Kepentingan ASA

dalam Kemenangan Legislatif

Mohtar Mas’oed mengidentifikasi kelompok kepentingan menjadi kelompok

yang memiliki orientasi ke hal-hal kekuasaan. Kelompok ini diorganisasikan atas

dasar kesukuan, ras, agama atau isu-isu kebijaksanaan. Selanjutnya, Nasikun percaya

bahwa kelompok kepentingan merupakan kelompok sekunder, tetapi kelompok

tersebut bersentuhan dengan perkumpulan-perkumpulan yang sifatnya politis. 29

29
Hanafie, Azmy, Kekuatan-Kekuatan Politik, h. 10.

31
Pemetaan ini menjadi posisi pertukaran antara partai politik, calon legislatif, dan

kelompok kepentingan seperti ASA dalam dukungan politiknya. Akan selalu ada yang

dipertukarkan didalam proses politiknya.

Ada kepentingan dan perjuangan organisasinya. Secara individual dan kolektif

melalui proses bersama dan memiliki ketahanan yang sama dengan sumber daya

terbatas alokasi dan mapping strategis bersama anggota ASA yang aktif terlibat dalam

pemenangan. Khususnya sebagai calon legislatif Hj. Karlena berhasil merawat

hubungan sosial dalam pemenangannya. Kepercayaan yang terbangun dari keduanya

melalui proses panjang yang telah dibahas dalam bab sebelumnya.

Pada data keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Tangerang Selatan

2019, Karlena yang mendapatkan nomor urut 3 mendapatkan suara sah sebanyak

2.618 di Daerah Pemilihan 6 Ciputat Timur. Dan sampai saat ini Karlena sudah

menjabat sebagai anggota DPRD Tangerang Selatan sebagai anggota dari fraksi Partai

Demokrat hingga 2024 mendatang.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

ASA sebagai kelompok kepentingan menjelma sebagai kelompok

kerelawanan tidak serta merta terlibat tanpa ada kepentingan dan perjuangan

organisasinya. Secara individual dan kolektif melalui proses bersama dan memiliki

ketahanan yang sama dengan sumber daya terbatas alokasi dan mapping strategis

bersama anggota ASA yang aktif terlibat dalam pemenangan. Khususnya calon

legislatif Hj. Karlena berhasil merawat hubungan sosial dalam pemenangannya.

Kepercayaan yang terbangun dari keduanya melalui proses perjalanan panjang yang

telah dibahas dalam bab sebelumnya.

Fenomena relawan politik dalam kontestasi pemenangan Karlena dapat

menjadi titik awal dari dinamika transformasi nilai-nilai politis yang bernuansa

patrimonial, oligarkis menuju volunterisme dan partisipatoris. Politik identitas pada

prinsipnya adalah sebuah fakta politik yang sangat terkait dengan sosial multikultural

masyarakat didalam kompetisi politik. Politik Identitas tersebut tidak bisa lepas dari

instrumen sebagai landasan penting seperti kandidat, partai politik, tim pemenangan,

relawan dan voters. Kompetisi yang dijalankan oleh kandidat yang secara operasional

dilakukan oleh berbagai kelompok tim sukses telah membuat segmentasi politik yang

ada di Tangerang Selatan dan dalam menentukan segmentasi politik perbedaan

kelompok etnik dan agama tidak luput menjadi sasaran upaya untuk mengumpulkan

suara secara maksimal, bahkan menjadi domain yang dianggap paling potensial untuk

memenangkan suara.

33
Politik identitas pemilu bukan dimanfaatkan oleh para tim sukses maupun

relawan yang muncul dengan sentimen identitas dan ingin menjadikan timnya sebagai

tim yang paling bk meraih suara pemilih dalam masyarakat. Begitulah kalangan elite

dalam tim sukses bekerja meraih suara. Perbedaan dalam primordial menjadi

sentimen politik yang paling kuat yang mampu menggerakkan suara pemilih untuk

memilih para kandidat sesuai dengan identitas yang mendasari suasana emosi mereka

atau keduabelah pihak sehingga menjadi suatu fenomena gerakan kolektif yang sulit

dicegah pada pemenangan Karlena.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tidak menjadikan politik identitas

sebagai upaya untuk memenangkan kompetisi politik dalam pilkada melainkan

dengan penonjolan program-program pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat

atau dikenal sebagai politik kebutuhan masyarakat. Para politisi sebaiknya ikut

mendewasakan masyarakat dalam politik dengan mengembangkan jaringan

konstituen secara digital yang didalamnya bisa dilakukan wacana tentang

kepentingan-kepentingan kehidupan masyarakat yang akan dipenuhi melalui

pembangunan oleh para penguasa politik. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi

ini sangat dianjurkan agar masyarakat dapat dengan mudah menyampaikan

aspirasinya dan berdiskusi secara online, serta berkesinambungan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Armia, & Hasan, E. (2019). Pengaruh Politik Identitas Etnis Tionghoa terhadap
Kemenangan Aminullah Usman-Zainal Arifin pada Pilkada 2017 di Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa , 5.

Berantas Online. (2018). Awak Samo Awak Tangerang Selatan Dukung Hj, Karlena.
Retrieved from Berantasonline.com: https://www.berantasonline.com/awak-
samo-awak-dukung-hj-karlena-membangun-kota-tangerang-selatan/

D, S. (2014). Kajian mendalam tentang kodifikasi UU Pemilu. Kajian Kodifikasi


Undang-Undang Pemilu.

G, S. (2016). The Theory of Dentocracy Revisited. Democracy: A Reader.

Hanafie, H., & Azmy, A. S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik. Ciputat: UIN Jakarta
Press.

Jurdi, S. (2016). Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan


Kepentingan. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Kartono, K. (1996). Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju.

Kelana, I. (2021). Sekularisme Dunia Pendidikan Ancaman Kemaslahatan Bangsa.


Retrieved from republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/quoy01374/network.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penilitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nababan, A. A. (2015). Demokrasi Lokal dan Politik Etnisitas Batak: Kajian Basis
Massa Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Etnis Batak. Skripsi S1. FISIP
Universitas Airlangga, Surabaya.

Oetama, J. (2001). Suara Nurani: Tajuk Rencana Pilihan 1999-2001. Jakarta:


Penerbit Buku Kompas.

Purwanto, E. A. (2011). Kebijakan Publik dalam Kancah Peradaban Dunia yang


Terbelah: Memahami Politik Etnis dalam Perumusan Kebijakan Publik. Ilmu
Administrasi Negara dan Manajemen Publik, 11.

S, N., & C., B. F. (1956). Modern Political Parties: Approaches to Comparative


Politics.

Sari, O. A., Alamsyah, & Zulfan. (2017). Partisipasi Politik Etnis Tionghoa pada
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2006-2012. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah, 3.

35
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penilitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.

Subakti, R. (2007). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo.

Wijaya, C. (2016). Perilaku Organisasi. Retrieved from schoolar.Google.co.id:


https://scholar.google.co.id/citations?user=lSvC8YYAAAAJ&hl=id.

Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Makassar:


Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Yuliandari, E. (2015). Partisipasi Politik Etnis Keturunan Arab dalam Pemilihan


Presiden Tahun 2014. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, 783.

36

Anda mungkin juga menyukai