Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Mataram No. 1 Mangli, Jember, Kode Pos 68136
Telp. (0331) 487550 Fax (0331) 427005 e-mail: ftik@uinkhas.ac.id

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah/SKS : Studi Quran dan Tafsir Tarbawi
SKS :4
Waktu/Ruang : 07.30 – 09.30/T202
Dosen Pembina : Rofiq Hidayat, M.Pd.
Semester : Satu/ Ganjil
Tahun Akademik : 2022/2023
Jenis Ujian : Ujian Akhir Semester (UTS)
Hari / Tanggal : Jumat, 16 Desember 2022
Sifat : Open Book

NOMOR ABSEN : 00
NAMA : Song Joong Ki
NIM : T2020XXXX
KELOMPOK :1
KELAS : E2
NO. WA : 085XXXXX

SURAT ALBAQARAH AYAT 223


1. ISI SURAT DAN TERJEMAHAN
‫ِنَس ۤا ُؤ ُك ْم َح ْر ٌث َّلُك ْم ۖ َفْأُتْو ا َح ْر َثُك ْم َاّٰن ى ِش ْئُتْم ۖ َو َقِّد ُم ْو ا َاِلْنُفِس ُك ْم ۗ َو اَّتُقوا َهّٰللا‬
‫َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّنُك ْم ُّم ٰل ُقْو ُهۗ َو َبِّش ِر اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬
Terjemah Kemenag RI 2019:
223. Istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan
benar dan wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang baik) untuk
dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menghadap
kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.1

English Sahih Internasional


223. Your wives are as a tilth unto you, so approach your tilth when or how ye will, but do
some good act for your souls beforehand. And fear God and know that ye are to meet Him (in
the Hereafter). And give (these) good tidings to those who believe.2

Bahasa Daerah (Jawa):

1
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemah Edisi Penyempurnaan 2019, (Jakarta: Kementerian Agama,
2019), 47.
2
Abdullah Yusuf Ali, The Holy Quran Arabic Text with English Translation and Commentary 3 Volumes Edition,
(Lahore: Syaikh Muhammad Ashraf, 1937), 88.
223. Garwa siro koyo sawah siro, mongko tekanana sawah siro kapan lan kepriye siro karep.
Utamaake gawe siro. Takwao siro marang Allah lan weruho yen siro bakal ngadep marang
Allah. Sampekno kabar bungah marang wong-wong kang iman.

2. STATISTIK AYAT
Quran Surat Al Baqarah ayat 223 merupakan surat ke-2 dan terletak di juz 1. Terdiri dari 3
kalimat, 30 kata, 80 huruf, dan sebanyak 2 baris. Surat ini diturunkan di Madinah sehingga
merupakan surat Madaniyah dan merupakan ayat muhkamat karena jelas maknanya tidak
ambigu atau penafsiran lain.

3. ASBABUN NUZUL
Menurut Kemenag RI, Ayat ini turun sebagai sanggahan atas keyakinan kaum Yahudi bahwa
jika suami mencampuri istrinya di farji dari arah belakang maka anak yang lahir dari
hubungan itu akan bermata juling. Dari kemenag RI hanya memberikan 1 hadits yaitu: Dari
Jàbir bin Abdullàh berkata, “Kaum Yahudi meyakini bahwa jika seorang suami mencampuri
istrinya di lubang farjinya dari arah belakang maka akan lahir anak yang bermata juling.
Berkaitan dengan hal itu turunlah firman Allah, nisà’ukum haršun lakum fa’tù ëaršakum
annà syi’tum.”3
Sedangkan Imam Suyuthi meriwayatkan 7 hadits tentang turunnya ayat ini yaitu dari 7 rawi
Imam Bukhari (2 hadits), Imam Muslim, Ibnu Jarir Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, Imam Ath-
Thabrani (2 hadits), dan Imam Abu Dawud ditambah dengan pendapat Ibnu Hajar dalam
syarah bukhari tentang kesahihan hadits tersebut. Kesimpulannya, 2 hadits membahas
tentang pendapat orang yahudi bahwa mencampuri istri dari belakang akan membuat anak
juling lalu turun ayat ini, sedangkan 3 hadits lain tentang orang yang mengadu kepada Nabi
bahwa ia merasa celaka telah mencampuri istrinya dari belakang lalu turun ayat ini, dan 2
hadits yang menyatakan bahwa turunnya ayat ini berkaitan dengan keringanan dalam
mendatangi wanita dari arah belakang.4
Sementara Imam Al Wahidi mengutip 6 hadits yang kesimpulannya:
3 hadits yang membahas tentang pendapat orang yang yahudi tentang mencampuri istri dari
belakang akan berakibat juling lalu turunlah ayat ini (Imam Bukhari, Imam Muslim dan Al-
Kalbi) lalu 1 hadits tentang orang yang mengadu pada nabi dan merasa celaka telah
mencampuri istrinya dari belakang lalu turun ayat ini (Imam Al Muthowwi’i) kemudian 1
hadits tentang kebiasaan seorang di perkampungan Quraisy hingga sampai kepada Nabi lalu
turunlah ayat ini, dan terakhir hadits dari Imam Al Ashfahani yang meriwayatkan bahwa
hadits ini berkaitan dengan Azl.5

4. TAFSIR MENURUT 5 MUFASSIR DAN ANALISISNYA


(ingat yg kalian kerjakan adalah Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al-Munir, Tafsir At-
Thabari, Tafsir An-Nur dan Tafsir Al-Qurthubi! Di bawah ini hanya contoh tafsir yg
lain)
a. Tafsir Jalalain
Menurut Imam Mahalli dan Imam Suyuthi tafsir ayat tersebut sebagai berikut:
(istri-istrimu adalah tanah persemaian bagimu) artinya tempat kamu membuat anak
3
Kementerian Agama RI, Asbabun Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al Quran ed. Muchlis M. Hanafi,
(Jakarta: Kementerian Agama RI, 2015), 125.
4
Imam As-Suyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an terj. Andi Muhammad Syahril & Yasir
Maqsid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), 71-73.
5
Imam Al Wahidi, Asbabun Nuzul terj. Tim Konten Cordoba Internasional, (Bandung, Cordoba,tt), 60-62.
(bagaimana saja) artinya dengan cara apa saja
(kamu kehendaki) artinya apakah sambil berdiri, duduk atau berbaring, baik dari depan
atau dari belakang.
(dan kerjakan untuk dirimu) amal-amal saleh, misalnya membaca basmalah ketika
hendak bercampur
(bertakwalah pada Allah) baik dalam perintah maupun larangan-Nya
(dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya kelak) yakni disaat berbangkit, Dia
akan membalas segala amal perbuatanmu
(Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman) yang bertakwa
bahwa mereka akan memperoleh surga.6
b. Tafsir ibnu katsir
“lsteri-isterimu adalah (seperti) laban tempat kamu bercocok tanam." Ibnu Abbas
mengatakan, al-harts berarti tempat mengandung anak. ''Maka datangilah laban tempat
bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki.” Maksudnya, kalian boleh
mencampurinya sekehendak hati kalian, dari depan maupun dari belakang, tetapi tetap
pada satu jalan (yaitu lewat kemaluan). Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam
banyak hadits. Kemudian Imam Ibnu Katsir mengutip 16 hadits tentang ayat ini yaitu: 3
hadits tentang asbabun nuzul, 2 hadits tentang pertanyaan sahabat mengenai perlakuan
terhadap istrinya, 11 hadits tentang larangan mencampuri istri melalui dubur
Dan kerjakanlah (amal yang baik} untuk dirimu. "Yaitu dengan berbuat ketaatan dan
meninggalkan semua perbuatan yang dilarang Allah Ta'ala
"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya; "
Aninya, Dia akan menghisab semua amal perbuatan kalian
"Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman." Yaitu orang-orang yang
menaati Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya, dan yang meninggalkan semua
laranganNya.7
c. Tafsir Kemenag RI
Dalam ayat ini, istri diumpamakan dengan ladang tempat bercocok tanam dan tempat
menyebarkan bibit tanam-tanaman. Boleh mendatangi kebun itu dari mana saja arahnya
asal untuk menyebarkan bibit dan untuk berkembangnya tanaman dengan baik dan
subur. Istri adalah tempat menyebarkan bibit keturunan agar berkembang dengan baik,
maka seorang suami boleh bercampur dengan istrinya dengan berbagai cara yang
disukainya, asal tidak mendatangkan kemudaratan. Jelas bahwa maksud perkawinan itu
untuk kebahagiaan hidup berkeluarga termasuk mendapatkan keturunan, bukan hanya
sekadar bersenang-senang melepaskan syahwat. Untuk itu, Allah menyuruh berbuat
amal kebajikan, sebagai persiapan untuk masa depan agar mendapat keturunan yang
saleh, berguna bagi agama dan bangsa, serta berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kemudian Allah menyuruh para suami agar berhati-hati menjaga istri dan anak-anaknya,
menjaga rumah tangga, jangan sampai hancur dan berantakan. Karena itu bertakwalah
kepada Allah. Sebab akhirnya manusia akan kembali kepada Allah jua, dan akan bertemu
dengan-Nya di akhirat nanti untuk menerima balasan atas setiap amal perbuatan yang
dikerjakannya di dunia. Allah swt menyuruh agar setiap orang mukmin yang bertakwa
kepada-Nya diberi kabar gembira bahwa mereka akan memperoleh kebahagiaan di
dunia ini dan juga di akhirat kelak. Tanah yang digunakan untuk bercocok-tanam adalah
tanah yang subur, di dalamnya penuh dengan nutrisi dan zat-zat fertilizer lainnya,
6
Imam Jalaluddin Al-Mahalli & Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain Jilid 1 Berikut Asbabun Nuzul Surat
Al-Fatihah-Al-Isra (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), 119-120.
7
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 terj. M. Abdul Ghoffar E.M, (Bogor: Pustaka Imam Syafi'i, 2001), 434-438.
termasuk mineral. Ketika benih dimasukkan ke dalam tanah yang subur seperti itu, maka
benih tersebut segera berkecambah, tumbuh dengan subur pula. Kecambah ini tumbuh
dengan energi yang di dapat dari nutrisi tanah itu. Jelas bahwa tanah yang digunakan
untuk bercocok-tanam itu, merupakan media subur bagi tumbuhnya benih menjadi
tanaman baru. Pada ayat di atas, dijelaskan bahwa “istri-istri kamu adalah (seperti)
tanah tempat kamu bercocok-tanam”. Memang demikianlah halnya, karena rahim yang
ada pada setiap wanita, merupakan media yang subur bagi terjadinya konsepsi antara
sperma (benih laki-laki) dengan sel telur, yang terdapat di dalam rahim wanita. Peristiwa
konsepsi ini akan segera diikuti dengan pertumbuhan menjadi janin, dibantu oleh
‘makanan’ yang berupa nutrisi atau vitamin-vitamin yang terdapat dalam rahim ibu
tersebut. Bahkan mitokondria ibu, akan memberikan supply energi pada proses
pertumbuhan janin menjadi bayi. Jadi tepatlah perumpamaan di atas, bahwa istri-istri
merupakan ladang atau tanah untuk bercocok-tanam.8

d. Tafsir Al Azhar (Hamka)


"lsteri isteri kamu itu adalah sawah ladang bagi kamu." (pangkal ayat 223). Sawah ladang
tempat kamu menanamkan benihmu, menyambung keturunan manusia. Untuk lebih
meresapkan lagi bahwa isteri itu adalah sawah ladang tempat kamu menanam benih,
bacalah ayat 72 dari Surat an-Nahl. Sebab isterimu adalah sawah ladang tempat kamu
menyebar benih. "Maka datangilah sawah ladangmu itu sebagaimana kamu kehendaki."
Niscaya awak dengan sawah ladang awak masuk ladang apabila awak suka, menanam
benih di sawah apabila kita mau. Jalannya sudah terang, pintu masuk sudah terbuka.
Dan tentu saja ketika musim panas terik orang tidak menanam benihnya, karena itu
hanya membuang-buang benih dan merusak sawah: "Dan bersedialah untuk dirimu."
Artinya, sejak kamu masih mencari isteri, selalu diperingatkan di ayat sebelumnya, yaitu
dari keluarga orang yang beriman beragama, hendaklah diperhatikan pula, yaitu dari
keluarga yang subur, yang biasanya melahirkan banyak anak, sebab sawah ladang adalah
mengharap menyebar benih dan mengambil hasil, beranak dan bercucu berketurunan.
Sebab syahwat faraj (kelamin) ditakdirkan Tuhan pada manusia bukanlah untuk asal
melepaskan syahwat saja "laksana meminum segelas air",melainkan ialah untuk
menurunkan ummat manusia. Sebab itu ditekankan pada sambungan ayat: "Dan
takwalah kepada Allah," sehingga mani tidak dibuang buang seketika isteri berkain
kotor. "Dan ketahuilah bahwasanya kamu akan menjumpai-Nya kelak," untuk
mempertanggungjawabkan bagaimana caranya kamu membangunkan rumahtangga,
adakah hanya semata-mata karena hawanafsu, ataukah benar-benar hendak
menegakkan kebahagiaan dan taat kepada Allah: "Dan khabar gembiralah untuk orang-
orang yang beriman." (ujung ayat 223). Bertemulah beberapa ayat dalam al-Quran
bahwasanya suami-isteri yang sama taatnya kepada Allah akan dipertemukan dan
diserumahkan juga akhirnya kelak didalam SyurgaJannatun-Na'im. Dan bertemu pula
didalam Surat al Mu'min (Surat 40, ayat 8) bahwasanya di saat sekarang inipun
Malaikatmalaikat yang memikul Arsy Tuhan senantiasa mendoakan moga-moga
orangorang yang beriman itu diampuni dosanya, diberi Rahmat dan dipertemukan
kembali dengan isteri-isteri mereka dan anak-anak mereka di dalam syurga. Demikian
juga di dalam Surat 13 ar-Ra'du ayat23. Dan beberapa ayat pada Surat-surat yang lain.
Inilah khabar gembira bagi mereka.9
8
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya Jilid 1 (Juz 1-3), (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2011), 331-
332.
9
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1, (Singapure, Pustaka Nasional PTE LTD), 525-526.
e. Tafsir Al Mishbah (Quraish Shihab)
Ayat di atas, yang menegaskan bahwa istri adalah tempat bercocok tanam, bukan saja
mengisyaratkan bahwa anak yang lahir adalah buah dari benih yang ditanam ayah. Istri
hanya berfungsi sebagai ladang yang menerima benih. Kalau demikian, jangan salahkan
ladang bila yang tumbuh apel, padahal Anda menginginkan mangga, karena benih yang
Anda tanam adalah benih apel bukan benih mangga. Anda, hai suami, jangan salahkan
istri jika dia melahirkan anak perempuan, sedang Anda menginginkan anak lelaki, karena
dua kromosom yang merupakan faktor kelamin yang terdapat pada wanita sebagai
pasangan homolog adalah (XX), dan pada lelaki sebagai pasangan yang tidak homolog
adalah (XY). Jika X pada jantan/lelaki bertemu dengan X yang ada pada wanita, maka
anak yang lahir perempuan, sedang jika X bertemu dengan Y maka anak yang lahir lelaki.
Bukankah wanita hanya ladang yang menerima, sedang suami adalah petani yang
menabur? Hai petani, tidak baik menanam benih di tanah yang gersang. Pandai
pandailah memilih tanah garapan. Pandai-pandailah memilih pasangan. Tanah yang
subur harus diatur masa dan musim tanamnya. Jangan menanam benih setiap saat,
jangan paksa ia berproduksi setiap saat. Hai suami, pilih waktu yang tepat, atur masa
kehamilan, jangan setiap tahun Anda panen, karena ini merusak ladang. Hai petani,
bersihkan ladangmu dari segala hama, usir burung yang bermaksud membinasakannya,
jangan tinggalkan ladangmu. Pupuk ia dengan pupuk yang sesuai. Kalau benih telah
berbuah, perhatikan sampai tiba saat panennya, agar buah berkualitas dan dapat tahan
selama miingkin. Demikian pula suami yang menjadi petani, perhatikan istrimu, jangan
tinggalkan ia sendirian, hindarkan darinya segala gangguan; beri ia segala yang sesuai
guna menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan dikandungnya. Bila
tiba saatnya ia mengandung, maka beri perhatian lebih besar, kemudian setelah
melahirkan, pelihara anakmu hingga dewasa agar dapat bermanfaat untuk orang tuanya,
keluarga, bahkan kemanusiaan. Itu kesan-kesan yang dikandung oleh penamaan istri
sebagai ladang tempat bercocok tanam. Karena istri adalah ladang tempat bercocok
tanam, maka datangilah, garaplah tanah tempat bercocok-tanam kamu. Inilah perintah
yang ditunjuk oleh ayat yang lalu. Datangi ia kapan dan dari mana saja, asal sasarannya
ke arah sana, bukan arah yang lain. Arah yang lain berfungsi mengeluarkan najis dan
kotoran, bukan untuk menerima yang suci dan bersih. Sperma adalah sesuatu yang suci
dan menumpahkannya pun harus suci, karena itu lakukan ia dengsfn tujuan memelihara
diri dari terjerumus kepada dosa. Berdoalah ketika melakukannya. Ciptakanlah suasana
kerohanian agar benih yang diharapkan berbuah itu, lahir, tumbuh dan berkembang,
disertai oleh nilainilai suci.
Dan kedepankanlah hubungan seks dengan tujuan kemasalahatan untuk din kamu di
dunia dan akhirat, bukan semata-mata untuk melampiaskan nafsu, serta bertakwalah
kepada Allah dalam hubungan suami istri, bahkan dalam segala hal. Jangan menduga
Allah tidak mengetahui keadaan kamu serta segala sesuatu yang kamu rahasiakan.
Ketahuilah, bahwa kamu kelak akan menemui-Njra. Jika demikian, jangan sembunyikan
sesuatu terhadap pasangan yang seharusnya ia ketahui, jangan membohonginya. Di sisi
lain, jangan membongkar rahasia rumah tangga yang seharusnya dirahasiakan. Kalaupun
ada cekcok selesaikan ke dalam, dan jangan selesaikan melalui orang lain, kecuali kalau
terpaksa. Allah kelak akan menyelesaikannya, karena kelak kamu semua akan menemui-
Nya. Demikian kesan al-Harrali, seorang ulama, dan pengamal tashawwuf (w. 637 H.)
yang banyak dikutip pendapatnya oleh al-Biqa‘i. Berilah kabar gembira orang-orangyang
beriman yang imannya mengantar mereka mematuhi tuntunan-tuntunan ini.
Analisis:
Kesimpulannya, kelima tafsir ini membahas tentang cara memperlakukan istri yaitu
meskipun bebas namun dengan cara yang baik dan tidak boleh melebihi batas. Berdasarkan
pendapat kelima mufassir, tafsir jalalain dan tafsir ibnu katsir secara eksplisit menekankan
bahwa boleh mencampuri istri dari arah mana saja asalkan dalam satu jalan (farji) dan dalam
tafsir ibnu katsir dengan jelas menyebutkan tentang larangan mencampuri istri melalui jalan
lain yaitu dubur (bukan farji). Jadi tafsir jalalain dan ibnu katsir lebih menjelaskan tentang
makna tekstual ayat tersebut secara fisik. Sedangkan tafsir kemenag, al mishbah dan al
azhar, menjelaskan makna kontekstual tentang bagaimana memperlakukan istri selain
hubungan senggama. Ketiga tafsir ini menjelaskan bahwa hubungan suami istri bukan hanya
tentang syahwat saja.

Secara pribadi, jika dibandingkan antara 2 kitab tafsir lama (tafsir jalalain dan ibnu katsir),
saya cenderung memilih tafsir ibnu katsir dalam menjelaskan tafsir ayat diselingi hadits-
hadits pendukung yang membantu memahamkan ayat tersebut. Sedangkan untuk tiga tafsir
baru (kemenag, al mishbah dan al azhar), maka tafsir al mishbah lebih luas dan lebih halus
dalam menjelaskan makna ayat tersebut secara konstektual.

5. HIKMAH DARI AYAT TERSEBUT DITINJAU DARI PENDIDIKAN (TAFSIR TARBAWI)


a. Guru bebas menggunakan metode apa saja dalam mengajar murid
Dalam ayat tersebut disebutkan: Istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah
ladangmu itu kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Salah satu tugas suami adalah
membimbing istri. Seperti seorang guru dalam membimbing murid, maka guru boleh
menggunakan metode apa saja dalam mengajar. Guru juga harus tahu tipe belajar
muridnya. Jangan selalu selalu menggunakan metode ceramah karena murid tipe visual
dan kinestetik akan sulit menyerap ilmunya. Maka guru sekali-kali perlu menggunakan
gambar / menulis di papan tulis untuk tipe murid visual dan perlu menyuruh anak
mencari sesuatu, membaca dan menulis di bukunya untuk anak tipe kinestetik.
b. Guru tidak boleh melebihi batas dalam mengajar
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa terdapat banyak hadits yang melarang
mencampuri istri dari dubur, artinya meski bebas namun tidak boleh melewati batas. Hal
yang sama berlaku bagi guru yang mengajar murid untuk tidak melebihi batas.
Maksudnya adalah guru tidak boleh memberi tugas yang melebihi kemampuan
muridnya. Misal muridnya penyandang disabilitas lumpuh pada kakinya, maka guru
olahraga tidak boleh memberi tugas yang sama seperti lainnya seperti lari, sepak bola,
dan lainnya. Guru harus bijaksana dalam memberi tugas, tidak boleh terlalu banyak atau
terlalu sulit melebihi batas kemampuan siswanya.
c. Pentingnya Pendidikan seks secara islami
Dalam asbabun nuzul ayat oleh imam suyuthi dan imam al wahidi disebutkan bahwa
terdapat beberapa orang yang bertanya kepada rasulullah tentang cara menggauli
istrinya. Jawaban rasulullah terhadap pertanyaan beberapa sahabat membuktikan
bahwa pentingnya pentingnya Pendidikan tentang seks secara islami. Dan hal yang
terbaik dalam mencari ilmu tentang ini adalah bertanya pada ulama yang ahli. Bukan
mencari sembarangan di internet. Selain cara menggauli, Pendidikan seks juga perlu
diajarkan untuk mengurangi pelecehan seksual, pernikahan di bawah umur, dan masalah
kenakalan remaja lainnya.
d. Perlunya mengevaluasi hasil kinerja
Pada ayat tersebut disebutkan: Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu
(kelak) akan menghadap kepada-Nya. Pada tafsir jalalain disebutkan maksud
menghadap yakni disaat berbangkit, Dia akan membalas segala amal perbuatanmu.
Pembalasan dari Allah terhadap amal perbuatan adalah cara Allah dalam mengevaluasi
hasil kinerja manusia. Dalam konteks Pendidikan, kepala sekolah wajib mengevaluasi
kinerja karyawan, guru, dan lainnya. Guru juga mengevaluasi hasil kinerja siswa melalui
ujian dan disaring Kembali melalui pengayaan dan remedial.
e. Menciptakan suasana belajar yang gembira dan menyenangkan
Pada akhir ayat disebutkan: Dan khabar gembiralah untuk orang-orang yang beriman.
Artinya nabi diminta untuk memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang percaya
kepadanya. Dalam konteks Pendidikan, guru juga harus memberikan suasana gembira
pada murid-murid yang diajarnya. Murid-murid tersebut hadir di kelas adalah bentuk
kepercayaan murid terhadap ilmu yang akan diturunkan gurunya. Karena itulah suasana
yang menyenangkan akan memudahkan murid dalam menerima pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai