i
KATA PENGANTAR PENULIS
ii
pentingnya berilmu ketika seseorang hendak menikah,
melaksakan ibadah sepanjang usia. Buku ini hanya
memaparkan sebagian kecil. Secuil daripada ilmu
tentang nikah serta hal-hal lainnya yang berkaitan
dengannya. Apapun yang tertera dalam buku ini sebatas
penulis uraikan untuk menjadi ilmu bagi pembaca dan
penulis sendiri, bukan untuk menjadikan pornografi serta
hal-hal yang mengarah kepada sisi negatif. Semoga
secuil ilmu dalam buku ini dapat tercurahkan kepada
pembaca sebagaimana kehendak penulis. Acuan yang
menjadi dasar penulis dalam menuliskan atau
memaparkan isi dari buku ini adalah berdasarkan
referensi-referensi fiqh yaitu I’annatuh thalibin, al
bajuri, idhah al bab, qurratul ‘uyun, matan ghayah wat
taqrib, yawaqit wal jawahir serta uqudulijjain.
kumpulan kitab-kitab fiqh yang mengupas tentang nikah
.
iii
teman-teman dan membagikannya di sosial media, agar
ilmu dan kebaikannya tersebar begitu luasnya.
iv
DAFTAR ISI
PENUTUP .................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................ 52
v
NIKAH DAN HAL-HAL YANG
BERKAITAN DENGANNYA
1. PENGERTIAN NIKAH
ﺎح ِ
Nikah
ٌ ﻧ َﻜ dalam arti harfiah memiliki makna :
2. TUJUAN NIKAH
A) Memelihara agama serta mengharapkan ridha
Allah dengan memperbanyak keturunan.
B) Memelihara keturunan atau nasab serta
mengharap ridha Rasulullah dengan
memperbanyak umat sebagai kebanggaannya.
C) Memperoleh keturunan.
D) Mengeluarkan air ( mani ) yang dapat
memudharakan tubuh apabila ditahan.
E) Mencapai kelezatan atau kenikmatan.
1
F) Menentramkan hati dalam berumah tangga
dengan ikatan kasih sayang.
3. ANJURAN MENIKAH
a) AL QUR’AN
b) HADITS
2
Artinya : “wahai kaum muda, siapa diantara kalian
sudah punya biaya nikah, maka nikahlah, karena nikah
itu lebih memejamkan mata dan menjaga kehormatan
dan barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah
karena puasa itu menciptakan keseimbangan.
4. HUKUM NIKAH
3
lahiriah maupun batiniah. Maka hukum menikah
bagi orang yang memiliki keadaan seperti yang
diatas adalah makruh.
4
batuk, bersin atau lainnya yang tidak
berselang lama.
Sunnah melakukan ijab dan qabul di dalam
masjid dan dibulan syawal.
2. Calon suami
Kehendak sendiri .
Tidak dalam masa ihram.
3. Calon istri
Tidak dalam keadaan berihram.
Tidak dalam masa iddah.
5
11) Penghulu , jika wali yang telah disebutkan tidak
ada atau melalui wakilah / mewakilkan.
6
3. KARENA SEBAB PERNIKAHAN
1) Mertua .
2) Anak perempuannya istri ( anak tiri ) .
Bila suami telah menyetubuhi istri, bila
belum menyetubuhi istri, maka boleh
menikahi anak tirinya setelah suami
menceraikan istrinya.
3) Istrinya ayah ( ibu tiri ) , baik sudah
disetubuhi atau belum .
4) Istrinya anak laki-laki ( menantu perempuan
) baik sudah di setubuhi atau belum.
a) Gila
b) Penyakit juzam
c) Penyakit barash
d) Ar ratqi yaitu tersumbatnya kemaluan dengan
tumpukan daging-daging karena terlalu gemuk .
e) Al qarni , yaitu tersumbatnya kemaluan dengan
tumpukan tulang, karena terlalu kurus.
a) Gila
b) Penyakit juzam
c) Penyakit barash
7
d) ‘annah yaitu zakar laki-laki lemah untuk
melakukan hubungan atau bersetubuh ,disebut
impotens.
e) Al jabbi , yaitu zakar laki-laki pendek atau
terpotong sehingga tidak bisa melakukan
hubungan badan atau bersetubuh .
7. KHITBAH ( MEMINANG )
Pembagian wali :
a) Wali mujbir , yaitu wali yang boleh
memaksanak seseorang yang berada dibawah
kewaliannya untuk menikah. Wali ini yaitu
ayah atau kakek dan ia tergolong ke dalam wali
nasab.
b) Wali nasab yaitu wali yang berada di jalur
nasab dengan mempelai wanita, sebagaimana
yang telah dijelaskan di atas. Terdapat 10 wali
nasab yang paling utama dalam menikahkan
wanita . dari penjelasan itu dapat dipahami
bahwa yang paling berhak menjadi wali adalah
para pewaris ashabah dari calon mempelai
wanita dan merupakan urutan prioritas yang
berhak menjadi wali nikah bagi wanita.
c) Wali hakim yaitu pejabat yang ditunjuk oleh
menteri agama atau pihak yang berwajib
sebagai wali nikah bagi calon mempelai wanita
yang tidak mempunyai wali , sebagaimana
dikatakan dalam hadits :
8
َواﻟ ﱡﺴ ْﻠﻄَﺎ ُن َوِﱄﱞ ﻟِ َﻤ ْﻦ ﻻَ َوِ ﱡ.ﺎﻫ َﺪﻳْ ِﻦ َﻋ ْﺪ ٍل
ﱄ ِ ﻻَ ﻧِ َﻜﺎح إِﱠﻻ ﺑِﻮٍِﱄ وﺷ
َََّ َ
. ُﻟَﻪ
Artinya : “ tidak sah nikah kecuali dengan keberadaan
wali dan dua orang saksi yang adil. Dan penguasa (
qadhi ) adalah wali bagi wanita yang tidak
mempunyai wali .”
9
mengutarakan permintaan calon mempelai laki-laki
untuk mengajak sang mempelai perempuan berumah
tangga. Permintaan atau pernyataan tersebut bisa
disampaikan secara langsung oleh sang mempelai laki-
laki atau juga dengan perantaraan pihak lain yang
dipercayainya sesuai dengan ketentuan agama.
10
d. Wanita yang sedikit maharnya.
e. Wanita yang produktif ( banyak anak ).
f. Wanita yang masih perawan.
g. Wanita yang memiliki nasab/keturunan yang
baik.
h. Wanita yang bukan kerabat dekatnya , agar lebih
bergairah.
11
Dari keempat ini, yang paling dianjurkan adalah
wanita yang memiliki agama yang kuat demi terjaga nya
kehidupan rumah tangga , karena tiga hal yang lainnya
adalah sesuatu yang akan sirna atau hilang sewaktu-
waktu.
12
CARA MEMINANG WANITA :
KLASIFIKASI WANITA
1. TSAYYIBAH ( JANDA )
13
2. BIKR ( GADIS / PERAWAN )
14
6. Wanita dalam keadaaan ihram , baik haji maupun
umrah .
AURAT WANITA :
15
keperluan, yaitu : jual beli, belajar fardhu ‘ain,
persaksian dan berobat .
Hukum pandangan wanita terhadap lelaki sama
dengan hukum pandangan lelaki terhadap wanita.
2. Dibolehkan bagi suami melihat seluruh anggota
tubuh istrinya , selain kemaluan ( farji) .
Menurut pendapat yang kuat, hukum melihat
kemaluan adalah makruh .
3. Diperbolehkan bagi laki-laki melihat anggota
tubuh wanita mahramnya sebab nasab,
sepersusuan atau pernikahan kecuali antara pusar
dan lutut.
4. Diperbolehkan bagi laki-laki melihat wajah dan
kedua telapak tangan wanita yang akan
dinikahinya walaupun tanpa seizinnya.
5. Diperbolehkan bagi dokter laki-laki melihat
tempat yang diperlukan untuk mengobati
pasiennya, termasuk kemaluannya dengan syarat
hadirnya mahram atau suami dan tidak ada
dokter spesialis wanita .
6. Diperbolehkan bagi laki-laki melihat kemaluan
dengan tujuan sebagai saksi zina dan disaat
melahirkan .
16
MAHRAM WANITA
1. Suami
2. Ayah, kakek dan seterusnya .
3. Ayah dari suami dan seterusnya .
4. Anak kandung laki-laki, cucu dan jalurnya ke
bawah .
5. Anak suami ( anak tiri )
6. Saudara kandung laki-laki ( seayah atau seibu )
7. Anak dari saudara laki-laki atau saudara
perempuan, sekandung, se ayah atau seibu.
8. Pembantu laki-laki yang tidak tertarik pada
wanita, seperti lemah akalnya, dll.
9. Anak laki-laki yang polos pengetahuannya
tentang wanita .
10. Saudara laki-laki sepersusuan .
11. Paman , dari pihak ayah atau ibu.
a. Istihdad
17
Cara membersihkannya yaitu dengan dicabut atau
dicukur, sedangkan bagi wanita , cara yang paling utama
adalah dengan cara mencabut karena lebih bersih dan
melemahkan syahwat. Istihdad tidak ditentukan
waktunya, akan tetapi, secara khusus lebih baik
dilakukan setiap 40 hari sekali.
c. Memotong kuku
18
d. Khitan
e. Siwak
19
rambut lain atau sanggul palsu, baik sambungan itu dari
rambut suci yang lain dari rambut manusia atau bukan,
maka hukumnya tetap haram.
c. Minyak wangi
d. Mengikir gigi
e. Mengganti alis
20
f. Membersihkan rambut dari wajah
8. AKAD NIKAH
21
Disunnah kepada seluruh undangan yang
menghadiri akad nikah untuk mendoakan kedua
mempelai dengan membacakan doa :
. َرَك َﻋﻠَْﻴ ُﻜ َﻤﺎ َو َﲨَ َﻊ ﺑَـْﻴـﻨَ ُﻜ َﻤﺎ ِ ْﰲ َﺧ ٍْﲑ9َ َرَك ﷲ ﻟَ ُﻜ َﻤﺎ َو9َ
Atau membaca doa :
22
5. haram berjabat tangan dengan orang yang sangat
cantik atau tampan dan digemari banyak orang
karena dapat menimbulkan banyak fitnah.
9. MAHAR
Ketentuan mahar
23
menolak berhubungan sampai suami
menyerahkan mahar secara penuh.
3. Apabila seorang suami menceraikan istrinya dan
belum digauli maka suami wajib menyerahkan
setengah daripada mahar tersebut. Namun apabila
suami telah menyerahkan mahar secara penuh
maka istri wajib mengembalikan setengah dari
mahar tersebut.
1. Tetangga
2. Saudara
3. Teman-teman
4. Larangan mengundang dikhususkan pada orang
kaya saja, atau orang terpandang. Namun sangat
dianjurkan untuk meratakan undangan.
24
Tata cara memenuhi undangan :
25
Note : Diperbolehkan menggambar / lukisan
makhluk hidup tidak secara utuh, atau tidak melengkapi
seluruh tubuh dari makhluk hidup tersebut, misalkan
menggambar burung tanpa kepala, maka burung tak
bisa hidup tanpa kepala. Menggambar seperti ini
diperbolehkan, begitu juga dengan bentuk dari makhluk
hidup, tidak boleh makhluk hidup yang memiliki bentuk
utuh secara sempurna.
Macam-macam walimah :
26
11. NUSYUZ (YANG TIDAK MEMATUHI
SUAMI )
27
2. Pisah ranjang , yaitu sebagai hukuman bagi istri
dalam kesendiriannya sehingga ia dapat
mengoreksi diri terhadap kekeliruannya.
Berpisah dari tempat tidur yaitu suami tidak tidur
bersama istrinya , memalingkan punggungnya
dan tidak bersetubuh dengannya. Jika istri benar
mencintainya , maka ia akan merasa berat dan
akan kembali baik.
3. Memberi hukuman fisik yaitu dengan cara
memukulnya , yang boleh dipukul adalah bagian
yang tidak membahayakan istri seperti betisnya.
28
Hak suami yang harus dipenuhi oleh istri :
29
Hak istri yang harus dipenuhi oleh suami :
30
Note:
Sebelum memukul istri, maka suami harus terlebih
dahulu mengajari dan menasehatinya. Jika kedua hal
tersebut tidak dipatuhi oleh istrinya, maka suami boleh
memukulinya dengan catatan memukul yang dapat
memberikan pelajaran kepadanya. Memukul istri hanya
boleh dibagian badan yang berisi seperti betis dengan
menggunakan tangan bagian atas (tidak dengan telapak
tangan).
31
4. Wanita yang digantung dengan puting susunya
disebabkan ia mengajak tidur laki-laki lain di
tempat tidur suaminya.
5. Wanita yang kepalanya seperti babi dan tubuhnya
seperti tubuh keledai dan dihadapkan pada
beribu-ribu siksaan, dikarenakan ia suka
mengadu domba dan pendusta.
6. Wanita dengan bentuk rupa anjing, sedangkan
api masuk dari mulutnya dan keluar dari
duburnya, lalu para malaikat memukuli
kepalanya dengan palu-palu dari api, disebabkan
ia suka mengungkit-ngungkit pemberian serta
pendengki.
ADAB-ADAB BERSENGGAMA
Sebelum bersenggama ,disunnahkan memulainya
dengan :
1. Membaca basmalah .
2. Membuat surat al-ikhlas .
3. Membaca kalimat takbir, tahlil serta zikir-zikir
lainnya.
4. Membaca doa di bawah ini :
32
5. Apabila hendak inzal ( keluar mani / sperma )
maka bacalah dalam hati doa ini :
اَ ْﳊَ ْﻤ ُﺪ ` اﻟﱠ ِﺬ ْي َﺧﻠَ َﻖ ِﻣ َﻦ اﳌﺎءَ ﺑَ َﺸًﺮأ ﻓَ َﺠ َﻌﻠَﻪُ ﻧَ َﺴﺒًﺎ َو ِﺻ ْﻬًﺮا
َ
. ﻚ ﻗَ ِﺪﻳْـًﺮا
َ َوَﻛﺎ َن َرﺑﱡ
6. Hendaknya menghindari membelakangi kiblat
karena memuliakannya dan hendaklah menutupi
tubuhnya dan istrinya dengan selimut.
33
4. Jika suami tidak ada, maka ia akan memelihara
dirinya dan harta suaminya.
34
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang wanita
dan sunnah untuk memilihnya :
1. Memilih perempuan yang beragama ( paham
akan agama ) .
Laki-laki yang memilih perempuan karena harta
dan rupanya, maka Allah akan mengharamkan
atasnya akan harta dan rupanya .
2. Memilih perempuan yang baik perangainya (
akhlaknya ) .
Jangan menikahi perempuan yang memiliki 6
sifat :
Perempuan yang banyak keluh kesah dan
mengadu-ngadu .
Perempuan yang ingkar kepada suaminya,
yang menganggap bahwa tidak ada
kebaikan yang dilakukan suami
kepadanya .
Perempuan yang ingin kepada suami
yang lain dan anak yang lain .
Perempuan yang meminta sesuatu
kepada suaminya diluar batas
kesanggupan suaminya .
Perempuan yang menghiasi dirinya dan
memarahi makanan serta melawan
perkataan suami .
Perempuan yang banyak bicara yang
tidak perlu .
35
3. Memilih perempuan yang elok mukanya agar
terpelihara dari inginnya kepada perempuan lain.
Namun jangan menikah dengan perempuan yang
elok wajahnya namun tidak memiliki agama,
perempuan yang kurang elok wajahnya namun
bagus agamanya itu terlebih baik .
4. Memilih perempuan yang banyak anaknya dan
sedikit maharnya .
5. Memilih perempuan yang mempunyai kasih
sayang yang begitu besar .
6. Memilih perempuan yang bikr ( perawan )
7. Memilih perempuan yang memiliki keturunan
yang baik .
8. Memilih perempuan yang tidak ada kerabat
dengannya . jika menikah dengan kerabat sendiri,
maka dapat mengurangkan syahwat dan anaknya
akan lemah tubuhnya.
36
6. Wanita yang ramah dan selalu tersenyum , (hari
yang buruk bisa kembali cerah ketika melihat
senyum orang yang dikasihi ) .
7. Wanita yang selalu menghargai , ( tampakkan
kebahagiaan saat ia berusaha membahagiakanmu
dengan caranya sendiri ) .
8. Wanita yang selalu mengajak anak dan suaminya
untuk mendekatkan diri kepada Allah .
37
3. Rambut yang syariat mendiamkannya ,
misalkan bulu pada kedua tangan dan betis .
38
Apabila menghadapi permasalahan ekonomi, ikuti
langkah berikut :
1. Ridha terhadap ketetapan Allah, sabar dan tidak
mengeluh .
2. Hendaknya membaca :
ﻒ ِ ْﱄ
ْ ُاﺧﻠ
ْ َو
ِ أَﻟﻠﻬ ﱠﻢ أْﺟﺮِﱐ ِﰲ ﻣ.راﺟﻌﻮ َن
ﺼْﻴـﺒَِ ْﱵ ٌ ْ ْ ُْ ُ ُْ َ َ إِﻟِْﻴ ِﻪg َوإِ ﱠh ِ ِﱠgإِ ﱠ
Beberapa nasehat :
1. Pada saat istri hendak melahirkan, maka suami
hendaklah shalat sunat hajat , membaca yasin
kemudian dihembuskan pada aiar dan
diminumkan pada istri supaya dimudahkan
persalinan istrinya .
2. Ketika anak lahir, di azankan di kanan dan
iqamah di kiri, kemudian membaca surah al –
qadar dikanan dan dikiri serta membaca doa .
3. Pada saat mengandung 3 bulan, makan delima
makkah, untuk menambahkan kecerdasan anak
dan daging, ikan untuk anak patuh , insyaAllah .
4. Membacakan surah ai insyirah pada telapak
tangan , lalu menggosokkan pada perut istri
ketika mengandung.
39
5. Memperbanyak konsumsi kacang panjang untuk
memperbanyak asi .
6. Membaca surah ar-rahman 1-5 ketika hendak
menyusui dan surah ali Imran ayat 200 .
7. Minum air kelapa muda pada saat usia
kandungan 6 bulan ke atas.
8. Menyetubuhi istri yang mengandung 4 bulan ke
atas dan menyusui adalah makruh hukumnya,
apabila dikhawatirkan akan memudharatkan
anak, namun haram jika hal itu sudah pasti
memudharatkannya .
12. THALAQ
PEMBAGIAN THALAQ
1. Thalaq di tinjau dari lafazh nya
a) Thalaq sharih yaitu thalaq yang
menggunakan kalimat yang tegas dan jelas
sebagai media untuk mempertegas paham
bahwa telah jatuhnya thalaq, seperti : aku
menceraikan kamu, kamu telah ku cerat
dengan thalaq 1 atau 2 atau 3dan kalimat
lain yang memiliki arti yang sama.
40
b) Thalaq kinayah yaitu thalaq yang menurut
pahamnya kalimat, tidak berarti menjatuhkan
thalaq, namun ada maksud menceraukan
ketika melafalkan kalimat tersebut., seperti :
pulanglah kerumah orang tua mu, kamu tidak
seperti dulu , dll. Kalimat tersebut dianggap
sebagai thalaq ketika adanya niat dari suami
ketika melafalkan kalimat tersebut untuk
menjatuhkan thalaq kepada istrinya.
41
peristiwa yang akan terjadi, seperti jika kamu
keluar dari rumah, maka kamu akan
terthalaq, dll . kalimat seperti ini akan
berlaku atau jatuh thalaq dengan sendirinya
ketika istri melakukan kalimat yang
diucapkan oleh suami.
42
pertahap, dimulai dari thalaq satu, dua dan
tiga.
Macam-macam thalaq ba’in :
1. Thalaq bain sughra (kecil ) yaitu thalaq yang
terjadinya secara bertahap, mulai dari thalaq
satu,dua namun sampai habisnya batasan iddah,
kesempatan yang semestinya bisa dimanfaatkan
oleh suaminya untuk merujuk kembali kepada
istrinya. Kalau suami menghendaki untuk
kembali kepada mantan istrinya maka terlebih
dahulu harus melalui beberapa syarat,
diantaranya dengan akad dan mahar baru.
2. Thalaq bain kubra ( besar ) yaitu thalaq yang
berlangsung tiga kali, atau thalaq ketiga untuk
kali yang pertama, maka putuslah segala sesuatu
yang berhubungan diantara kedua pihal .
43
berpuasadua bulan berturut-turut, memberi makan 60
orang fakir miskin.
b. ilaa’
ilaa’ menurut bahasa adalah bersumpah tidak
melakukan sesuatu, sedangkan menurut istilah syara’,
ilaa’ adalah bersumpahnya suami untuk tidak
menyetubuhi istrinya. Apabila dalam masa empat bulan
kemudian suami menyetubuhi istrinya, maka sumpah itu
hilang dan suami harus membayar kafarat sumpah dan
jika suami tidak menyetubuhi istrinya dalam batasan
empat bulan bahkan lebih, maka istri boleh untuk
menggugat cerai suaminya.
d. Khulu’
Khulu’ menurut bahasa yaitu melepaskan yakni
menceraikan istri dengan mendapatkan uang tebusan /
bayaran. Berdasarkan arti khusus, khulu’ adalah
menceraikannya pihak suami akan istrinya dengan
mendapatkan bayaran atau tebusan dari istrinya. Akan
tetapi, hukumnya haram apabila suami hanya
menginginkan uang tebusan semata-mata.
e. Li’an
Li’an menurut bahasa berarti mengutuk,
sedangkan menurut istilah syara’ adalah bersumpah atas
nama sendiri dengan menuduh istrinya berbuat zina
dengan laki-laki lain.
44
13. ‘IDDAH ( MASA PENANTIAN )
Hikmah Iddah :
1) Membuktikan kekosongan atau terisinya Rahim
istri.
2) Memberi kesempatan kepada kedua belah pihak
untuk memperbaiki hubungannya dan tidak
menjadikan thalaq sebagai salah satu cara untuk
menyelesaikan masalah karena dikuasai oleh
nafsu amarah.
3) Memberikan penghormatan kepada suami yang
meninggal dunia .
4) Semakin memahami akan pentingnya
mensyukuri nikmat pernikahan dan meruginya
akibat perceraian .
Macam-macam ‘iddah :
1. Iddah wanita yang dithalaq ketika hamil, maka
sampai ia melahirkan .
2. Iddah wanita yang dithalaq tidak dalam keadaan
hamil :
45
a. Jika ia mengeluarkan darah haid , maka
iddahnya tiga kali suci ( quru’ ) .
b. Jika ia tidak lagi mengeluarkan darah haid (
menopause ) atau masih terlalu muda, maka
iddahnya adalah tiga bulan .
3. Iddah wanita yang meninggal suaminya dan tidak
dalam keadaan hamil, maka iddahnya empat
bulan sepuluh hari .
4. Iddah wanita yang meninggal suaminya dan
dalam keadaan hamil, maka iddah nya adalah
boleh memilih hingga ia melahirkan dan lalu
nifasnya atau menunggu empat bulan sepuluh
hari .
46
kiasan/sindirin yang disertai dengan niat ( aku pegang
tanganmu ) . ruju’ hanya berlaku selama istri berada
dalam masa iddah sebagaimana waktu yang telah
dijelaskan .
15. NAFAKAH
1. Sebab keturunan
47
sebaliknya, anak wajib memberikan nafakah kepada
orangtua apabila keduanya tidak kuat lagi untuk
berusaha dan bekerja. Sebagaimana firman Allah dalam
surah Lukman : 15 .
2. Sebab perkawinan
48
agar mampu berdiri sendiri menghadapi hidup dan
memikul tanggungjawab.
Mengasuh anak hukumnya wajib, terutama bagi
ibu , yang bisa menjaga anaknya dengan sebaik-baiknya
agar ia bisa terhindar dari bahaya kebinasaan. Hak ntuk
mengasuh anak terutama diberikan kepada ibu , jika
tidak ada ibu , maka hak tersebut berpindah kepada
nasab ibu setelah semua urutan nasab dari pihak ibu
tidak ditemukan, barulah hak asuh tersebut diberikan
kepada pihak ayah dan nasabnya ayah si anak tersebut.
49
PENUTUP
KESIMPULAN
50
syafi’iyah. Jika pembaca menemukan hal-hal yang
berlawanan, bertentangan atau berbeda dengan penulis
uraikan disini, penulis berharap , pembaca tidak
langsung menyalahkan atau mengklaim suatu hal, akan
tetapi, sebagaimana yang telah kita uraian bahwa dalam
ilmu fiqh terdapat berbagai cabang , yang kita boleh
beramal dengan syarat kita mengikuti sesuai dengan
cabang atau pegang yang kita percayai. Semoga uraian
dalam buku ini bisa menjadi ilmu, juga bermanfaat bagi
penulis , pembaca serta orang-orang yang mau
menyebarkannya sebagai bentuk kebaikan. Aamin ya
rabbal ‘alamin.
SARAN
Tidak ada hal yang sempurna dalam dunia
kecuali pencipta. Terdapat banyak kekurangan dalam
buku ini, baik cara penulisan, tata letak, penggunaan
bahasa serta lainnya. Semoga pembaca dapat
memberikan kesan yang baik ketika membaca serta
mendalami buku ini. Penulis berharap, ada masukan
serta saran yang diberikan oleh pembaca demi
menyempurnakan segala kekurangan dalam buku ini.
Karena agama menyuruh kita untuk saling memberikan
nasehat selama nasehat itu tidak menjatuhkan orang lain.
Penulis berharap setiap pembaca dapat memahami isi
yang tertera dibuku ini dengan baik dan benar serta
berguna untuk dunia dan akhirat kita. Amiin .
51
DAFTAR PUSTAKA
52