Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TAFSIR TAHLILI JUZ 13-18

TAFSIR SURAH AL-HAJJ AYAT 11-12, 18-24, 27


Dosen: Abdul Khaliq, MA.

Oleh: Kelompok 9
M. Anshary Basri
Dayyan ‘Ilmah Hafidz
M. Rizky Mubarok

FAKULTAS USHULLUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR
INSTITUT PEGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN
JAKARTA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana
dengan nikmat-Nya lah makalah yang berjudul “Tafsir Surah Al-Hajj’ “11-12, 18-24,
27. ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan bagi Baginda Muhammad saw. hingga hari kiamat kelak, beserta
keluarganya, sahabatnya, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan mereka yang mengikuti orang-
orang shalih tersebut hingga akhir hayatnya.
Terima kasih juga kami haturkan kepada bapak Abdul Khaliq, MA. selaku
dosen pengampu kami di mata kuliah Tafsir Tahlili Juz 13-18. Semoga Beliau selalu
diberikan rahmat oleh Allah SWT, diberikan kesehatan yang paripurna agar dapat
selalu membagikan ilmu-ilmu Beliau kepada para murid Beliau. Aamiin aamiin
allahumma aamiin.
Kami sangat amat bersyukur telah mendapatkan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “Tafsir Surah Al-Al-Hajj’ “11-12, 18-24, 27. ini. Harapannya,
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami, selaku penulis, dan para pembaca
yang budiman.
Kami menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat amat kami harapkan demi
perkembangan studi kami di hari depan.
Sekian yang dapat kami sampaikan, lebih kurangnya mohon dimaafkan, yang
benar datangnya dari Allah, yang salah datangnya dari diri kami dan syaithan. Wa
allahul muafiq wal hadi ila sabili rasyad, wassalamualaukum.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
BAB 1 .......................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
BAB III ....................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTKA ....................................................................................................... 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi sebagai
petunjuk bagi manusi dan paling fenomenal sebagai salah satu mu‟jizat Nabi
Muhammad. Yang tidak akan pernah mampu tersaingi oleh siapapun. Al-
qur‟an memiliki bahasa yang mudah untuk dihafal, dibaca, dipahami dan
sangat mungkin mengubah sikap kandungan ayat-ayat A-qur‟an agar kita
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat memahami
lahirnya isi kandungannya maka lahirlah ilmu tafsir. Menurut para ulama,
ilmu tafsir terbagi menjadi banyak. Salah satunya adalah tafsir tahlili, dan
tafsir ini yang paling sering dipakai oleh para mufassir. Maka dari itu kami
disini akan mencoba menafsirkan surah AlHajj ayat 11, 12, 18-24, 27.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tafsir ayat 11-12,
2. Bagaimana Tafsir ayat 18-24,
3. Bagaimana Tafsir ayat 27?
C. Tujuan
1. Mengetahui tafsir ayat 11-12
2. Mengetahui Tafsr ayat 18-24
3. Mengetahui tafsir ayat 27

4
BAB II
PEMBAHASAN

Teks Ayat dan Terjemah (Q.s. Al-Hajj: 11-12)

َ َ‫صابَتْهُ فِتْنَةُ ِا ْنقَل‬


‫ب‬ ْ ‫صابَهٗ َخي ُْر‬
َ َ‫ِاط َمئ ََّن بِ ٍۚه َوا ِْن ا‬ َ َ‫ع ٰلى َح ْر ٍۚف فَا ِْن ا‬ ‫اس َم ْن يَّ ْعبُدُ ه‬
َ َ‫ّٰللا‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
ُ‫اْل ِخ َر ٖۗةَ ٰذلِكَ ه َُو ْال ُخس َْرانُ ْال ُم ِبيْن‬
ٰ ْ ‫ع ٰلى َوجْ ِه ٖۗه َخس َِر الدُّ ْنيَا َو‬َ
ُ ْ ُ ٰ َّ َ ُ َ ٰ ُ َ ْ َ َ َ َ ‫ٰ َ َ َ ُ ر‬ ُ ْ ُْ َْ
‫ل ال َب ِع ْي ْد‬
ْ ‫ك ه ْو الضل‬ ْ ‫ل ينفعهْ ذ ِل‬ ْ ‫ضهْ وما‬ ْ ‫لي‬ ْ ‫اّلل ما‬ِْ ‫ن‬ ْ ِ ‫ن د ْو‬
ْ ‫ْيدعوا ِم‬
Artinya:
Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika
dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia
berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata
(11)
Dia menyeru kepada selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan
bencana dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Itulah kesesatan yang jauh
(12)

Sabab nuzul
Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ada
seorang laki-laki datang ke Madinah, kemudian memeluk Islam. Ia memuji agamanya
apabila istrinya melahirkan anak laki-laki dan kudanya berkembang biak. Namun ia
mencaci maki agamanya apabila istrinya tidak melahirkan anak laki-laki dan kudanya
tidak berkembang biak. Ayat ini (al-Hajj: 11) turun berkenaan dengan peristiwa
tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih dari Athiyah yang bersumber dari Ibnu
Masud bahwa seorang Yahudi masuk Islam, kemudian menjadi buta, harta bendanya
habis, serta anaknya mati. Ia menganggap bahwa agama Islamlah yang menyebabkan
dirinya sial. Ia berkata: "Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan dari agama ini."
Ayat ini (al-Hajj: 11) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

5
Munasabah ayat
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa orang-orang yang sesat yang
membantah keesaan dan kekuasaan Allah tanpa bukti dan dalil yang kuat dan mereka
melakukan yang demikian semata-mata karena keangkuhan dan kesombongan
belaka, mereka akan memperoleh kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat.
Pada ayat-ayat ini Allah menerangkan orang-orang munafik yang masih ragu-ragu
dan belum mempunyai keyakinan yang kuat; jika mereka memperoleh keuntungan,
mereka gembira, tetapi jika mereka ditimpa musibah, mereka kafir kembali, dan
menyatakan Islamlah yang menjadikan mereka miskin dan sengsara. Sebaliknya
orang-orang yang kuat imannya akan memperoleh balasan yang berlipat ganda di
akhirat nanti berupa surga yang penuh kenikmatan.

Tafsir
Ayat 11: Ayat ini menerangkan bahwa ada pula sebagian manusia yang menyatakan
beriman dan menyembah Allah dalam keadaan bimbang dan ragu-ragu; mereka
berada dalam kekhawatiran dan kecemasan; apakah agama Islam yang telah mereka
anut itu benar-benar dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di
akhirat. Mereka seperti keadaan orang yang ikut pergi perang, sedang hati mereka
ragu-ragu untuk ikut itu. Jika nampak bagi mereka tanda-tanda pasukan mereka akan
memperoleh kemenangan dan akan memeroleh harta rampasan yang banyak, maka
mereka melakukan tugas dengan bersungguh-sungguh, seperti orang-orang yang
benar-benar beriman. Sebaliknya jika nampak bagi mereka tanda-tanda bahwa
pasukannya akan menderita kekalahan dan musuh akan menang, mereka cepat-cepat
menghindarkan diri, bahkan kalau ada kesempatan mereka berusaha untuk
menggabungkan diri dengan pihak musuh..
Keadaan mereka itu dilukiskan Allah dalam ayat ini. Jika mereka
memperoleh kebahagiaan hidup, rezeki yang banyak, kekuasaan atau kedudukan,
mereka gembira memeluk agama Islam, mereka beribadat sekhusyu-khusyunya,
mengerjakan perbuatan baik dan sebagainya. Tetapi jika mereka memperoleh
kesengsaraan, kesusahan hidup, cobaan atau musibah, mereka menyatakan bahwa
semuanya itu mereka alami karena mereka menganut agama Islam. Mereka masuk
Islam bukanlah karena keyakinan bahwa agama Islam itulah satu-satunya agama yang
benar, agama yang diridai Allah, tetapi mereka masuk Islam dengan maksud mencari
kebahagiaan duniawi, mencari harta yang banyak, mencari pangkat dan kedudukan
atau untuk memperoleh kekuasaan yang besar. Karena itulah mereka kembali
menjadi kafir, jika tujuan yang mereka inginkan itu tidak tercapai..

6
Ayat 12: Pada ayat ini Allah menjelaskan bentuk kerugian yang besar yang akan
mereka alami, yaitu mereka menyembah tuhan-tuhan selain Allah atau mereka
mengakui adanya kekuatan gaib selain Allah lalu mereka sembah, atau mereka
menganggap bahwa ada mahluk yang dapat dijadikan perantara untuk menyampaikan
sesuatu permohonan atau doa kepada Allah, padahal tuhan-tuhan itu tidak
memberikan mudarat atau manfaat bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
Perbuatan yang demikian itu adalah perbuatan yang amat jauh menyimpang dari
kebenaran. Mereka seperti seorang yang telah jauh tersesat di tengah padang pasir,
akan kembali ke jalan yang semula amat jauh dan melelahkan.

Kontekstualisasi ayat
Banyak pada zaman sekarang manusia yang mengikuti agama hanya untuk
mencari kebahagiaan saja, apabila ia tidak mnapatkan itu maka akn meninggalkan
agamanya. (11)
Pada zaman sekarang banyak orang pergi ke dukun untuk memenuhi
kesenangan hdupnya sehingga tanpa mereka sadari mereka sama aja rang yang telh
rusak akal pikirannya.(12)
Kesimpulan
Ada segolongan manusia yang mengaku beriman, tetapi sesungguhnya masih
ragu atau munafik. Mereka bila memperoleh kesengsaraan, kembali menjadi kafir,
sebaliknya bila memperoleh kebahagiaan, mereka mengatakan Islamlah yang
memberikan kebahagiaan itu kepada mereka. Mereka akan memperoleh kehinaan di
dunia dan di akhirat. Dan Mereka menyembah “tuhan-tuhan” selain Allah, berupa
manusia, benda, atau patung-patung, padahal yang mereka puja dan sembah itu tidak
dapat memberi manfaat dan mudarat sedikit pun.

7
Ayat dan Terjemah (Q.S. Al-Hajj: 18-24)
‫ر‬ َ ْ ُ ْ َّ َ َْ َ ُ ٰ َّ َ َ َ ْ َ َ
ْ‫س َوالق َم ُ ْر َوالن ُج ْو ُم‬ ْ ‫ف اْل ْرضْ والشم‬ ِْ‫ن‬ ْْ ‫ت َو َم‬
ْ ِ ‫الس ٰم ٰو‬ َّ ‫ف‬ ِْ‫ن‬ ْْ ‫اّلل َي ْس ُج ْد لهْ َم‬ َْ ‫ن‬ ْ ‫م ت ْر ا‬ ْ ‫ال‬
ٰ
ُ‫اّلل‬ ‫ر‬ ْ َ ْ َ َ َّ َ َّ َ َ ۤ َّ َّ ْ
ْ ْ‫ن ي ِهن‬ ْ ‫اب َو َم‬ ْ ُ ‫ق عل ْي ِْه ال َعذ‬ ْ ‫ن الناسْ َوك ِث ْ ريْ َح‬ ْ ‫ي ِّم‬ ْ‫ب َوك ِث ْ ر‬ ْ ‫ال َوالش َج ُ ْر َوالد َوا ر‬ ُْ ‫َوال ِج َب‬
َّ َ ْ ِّ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ٰ ْ َ َ ٰ ۤ َ ْ َ ٰ َّ ْ ْ َ َ
َْ ‫م فال ِذ ْي‬
‫ن‬ ْ ‫ف رب ِه‬ ْ ِ ِ ‫ان خصمنْ اختصموا‬ ْ ِ ‫ هذ‬#‫ل َما َيشا ُْء‬ ُْ ‫اّلل َيف َع‬ ْ ‫ن‬ ْ ‫ن رمكرمْ ِا‬ ْ ‫ف َما لهْ ِم‬
ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ ‫َ َ ُ ْ ُ ِّ َ ْ َ ُ ْ َ ر ِّ ْ َّ ُ َ ر‬
ْْ ِ ِ ‫ ُي ْص َه ُ ْر ِبهْ َما‬# ْ‫م‬
‫ف‬ ْ ُ ‫م ال َح ِم ْي‬ ْ ‫ق رءو ِسه‬ ْ ‫ن فو‬ ْ ‫ب ِم‬ ْ ‫ن نارْ يص‬ ْ ‫اب م‬ ْ ‫م ِثي‬ ْ ‫ت له‬ ْ ‫طع‬ ْ ‫كفروا ق‬
َ ْ َ ْ ْ ُ ُ ْ َّ ْ َ ْْٓ ُِ َ َ َ َّ ُ ِ ْ َ ْ ُ َ َّ ْ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ ُ
ْ‫ن غم‬ ْ ‫ن يخرجوا ِمنها ِم‬ ْ ‫ كلماْ ارادوا ا‬# ْ‫ن ح ِديد‬ ْ ‫م مقام ْع م‬ ْ ‫وله‬# ْ‫م والجلو ْد‬ ْ ‫بطو ِن ِه‬
ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َِ ْ ِ ْ ُ ْ ُ
‫ق‬
ْ ِ ‫اب الحري‬ ْ ‫ا ِعيدوا ِفيها وذوقوا عذ‬
َ َّ َْ ْ َ ْ ْ ْ َ ّٰ َ ّٰ ‫ن ٰا َم ُن ْوا َو َعم ُلوا‬ َّ ُ ْ ُ َ ٰ َّ
ْ ‫ن ت ْح ِت َها اْلن ٰه ُ ْر ُي َحل ْو‬
‫ن‬ ْ ‫ي ِم‬ ْ ‫ت جنتْ تجر‬ ْ ِ ‫الص ِل ٰح‬ ِ َْ ‫ل ال ِذ ْي‬
ْ ‫اّلل يد ِخ‬ ْ ‫ن‬ ْ ‫ِا‬
َ‫ن‬ ِّ َّ َ ْْٓ ُ ُ َ ‫ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ ْ ُ ً َ َ ُ ُ ْ ْ َ َ ْ ر‬
ْ ‫ب ِم‬ ْ ِ ‫ل الطي‬ ْ ‫ وهدوا ِا‬#‫م ِفيها حري ْر‬ ْ ‫ن ذهبْ ولؤلؤاْ و ِلباسه‬ ْ ‫ن اساو ْر ِم‬ ْ ‫ِفيها ِم‬
ْ َ ْ َ ِ ‫ل‬ ٰ ْٓ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ
‫اط الح ِمي ِْد‬ ْ ِ ‫ِص‬ ْ ‫ل وهد ْوا ِا‬ ْ ِ ‫القو‬
Artinya:
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi
bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon,
hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia)
yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang
akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki(18),
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka
bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-
pakaian dari api (neraka) untuk mereka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air
yang mendidih(19), Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada
dalam perut dan kulit mereka(20), Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari
besi(21), Setiap kali mereka hendak keluar darinya (neraka) karena tersiksa, mereka
dikembalikan (lagi) ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasakanlah azab
yang membakar ini! (22), Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Di sana mereka diberi perhiasan gelang-gelang emas dan
mutiara, dan pakaian mereka dari sutera(23), Dan mereka diberi petunjuk kepada
ucapan-ucapan yang baik dan diberi petunjuk (pula) kepada jalan (Allah) yang
terpuji(24).

8
Sabab Nuzul
Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu `Abbas, bahwasanya
ia berkata, “Telah berbantahan orang-orang mukmin dengan orang-orang Yahudi,
maka berkata orang-orang Yahudi, “Kami lebih utama di sisi Allah, kitab kami lebih
dahulu diturunkan daripada kitabmu, nabi kami lebih dahulu diturunkan daripada
nabimu.” Orang-orang mukmin berkata, “Kami lebih berhak dengan Allah Ta`ala,
kami beriman kepada Muhammad saw, beriman kepada nabimu, beriman kepada
kitab-kitab yang telah diturunkan Allah, sedang kamu mengenal kitab kami dan nabi
kami, kemudian kamu meninggalkannya dan kafir kepadanya karena dengki.” Maka
turunlah ayat ini.
Menurut riwayat al-Bukhāri dan imam-imam hadis yang lain dari Ali, ia berkata,
“Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kami dan kamilah orang yang mula-mula
diperiksa yang berhubungan dengan permusuhan di hadapan Allah pada hari Kiamat.

Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan enam macam golongan manusia,
masing-masing golongan mempunyai kepercayaan yang berlainan. Terhadap
golongan-golongan itu Allah akan memberi keputusan pada hari Kiamat, mana
golongan yang benar dan mengikuti agama Allah dan mana golongan yang
menyimpang dari agama Allah. Pada ayat ini diterangkan bahwa pada hakikatnya
keenam golongan itu, dapat dibagi kepada dua golongan saja, yaitu golongan yang
kafir dan ingkar kepada Allah akan diazab dan golongan yang mukmin dan tunduk
serta patuh kepada-Nya akan mendapat ganjaran pahala di sisi-Nya.

Tafsir
Ayat 18: Sujud dalam ayat ini berarti mengikuti kehendak dan mengikuti hukum-
hukum yang telah digariskan dan ditetapkan Allah. Dapat pula berarti
menghambakan diri, beribadat dan menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan
menjauhi semua yang dilarang. Sujud bila dihubungkan dengan makhluk Tuhan
selain dari manusia, jin dan malaikat berarti tunduk mengikuti kehendak dan hukum-
hukum atau kodrat yang ditentukan Allah, mereka tidak dapat lepas dari ketentuan-
ketentuan itu, baik secara sukarela maupun terpaksa. Sedang bagi manusia, jin dan
malaikat, sujud berarti taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah, taat melaksanakan
perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya.
Dalam tafsir al-Marāgi disebutkan bahwa dalam ayat ini disebut matahari,
bulan, bintang-bintang dan sebagainya secara khusus adalah untuk mengingatkan
bahwa makhluk-makhluk itu termasuk makhluk yang disembah manusia selain Allah,
seperti penduduk Himyar menyembah matahari, Bani Kinanah menyembah bulan,
bintang Syi`ra disembah oleh Bani Lahm, bintang Surayya disembah oleh orang
°ayyai, penduduk Mesir kuno menyembah patung anak sapi atau burung Ibis. Seakan-
akan ayat ini menegaskan bahwa semuanya itu tidak pantas disembah karena

9
semuanya itu termasuk makhluk-makhluk Tuhan yang mengikuti kehendak dan
hukum-hukum Allah. Hanya Allah saja yang berhak disembah.
Allah menerangkan bahwa banyak manusia yang beriman, taat dan patuh
kepada Allah dengan benar, karena merasakan kebesaran dan kekuasaan atas diri
mereka. Karena itu mereka beribadat dengan sungguh-sungguh, melaksanakan semua
perintah Allah dan menghentikan semua larangan-Nya. Mereka melakukan semua
perbuatan yang menyebabkan Allah sayang kepada mereka, sehingga Allah
memberikan pahala dan memuliakan mereka. Ada pula manusia yang tidak beriman
dengan benar kepada Allah atau tidak mau merasakan kebesaran dan kekuasaan-Nya,
ia melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan Allah marah kepadanya,
karena itu mereka pantas mendapat kemurkaan dan kehinaan dari Allah.
Ayat: 19-22: Ayat ini menerangkan bahwa enam golongan manusia tersebut di atas
dapat dibagi kepada dua golongan saja, yaitu golongan kafir dan golongan mukmin.
Yang termasuk golongan kafir ialah orang-orang Yahudi, orang-orang ¢ābi`³n, orang-
orang Nasrani, orang-orang Majµsi dan orang-orang yang mempersekutukan Allah.
Kelima golongan ini mempunyai asas-asas kepercayaan yang berbeda, golongan
yang satu tidak mengakui bahkan mengingkari pokok-pokok kepercayaan golongan
yang lain, sehingga antara mereka terjadi pertikaian pendapat yang kadang-kadang
meningkat menjadi permusuhan. Golongan kedua ialah golongan mukmin yaitu
golongan yang taat kepada Allah. Antara golongan pertama dan golongan kedua
sering terjadi perdebatan dan permusuhan, sebagaimana yang dilukiskan dan sabab
nuzul ayat di atas.
Dalam ayat ini dan ayat berikutnya akan digambarkan bentuk-bentuk
hukuman dan azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir serta bentuk-bentuk
nikmat yang akan diterima oleh orang-orang mukmin kelak.
Azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir diterangkan Allah sebagai berikut:
# Orang-orang kafir itu akan dimasukkan ke dalam api neraka yang panas menyala-
nyala, sehingga api itu meliputi seluruh badan mereka, seperti pakaian yang
membungkus dan meliputi seluruh badan orang yang memakainya.
# Dituangkan ke atas kepala mereka air yang mendidih yang sangat panas. Hadis Nabi
Muhammad saw menjelaskan pula hal ini.
# Mereka dicambuk dengan cemeti-cemeti yang terbuat dari besi, hingga mengenai
muka, kepala dan seluruh tubuhnya.
# Setiap mereka mencoba lari keluar dari neraka, mereka dihalau dan dicambuk
dengan cemeti itu, seraya dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah olehmu azab ini,
sebagai balasan bagi keingkaran dan kedurhakaan.
Inilah gambaran azab ukhrawi yang diterangkan Allah kepada manusia.
Dengan keterangan itu manusia dapat membayangkan bagaimana hebat dan pedihnya

10
azab yang diterima orang-orang kafir di hari Kiamat, sehingga gambaran itu
merupakan kabar yang menakutkan baginya. Hal ini sebagai salah satu cara Al-
Qur'an meyakinkan manusia dan menyadarkannya dari keingkaran dan kedurhakaan
yang telah diperbuatnya. Bagaimana hakekat yang sebenarnya dari azab ukhrawi itu,
adalah termasuk pengetahuan yang gaib, hanya Allah sajalah yang Maha Mengetahui,
mungkin sesuai dengan yang dilukiskan itu yang berupa azab jasmani atau mungkin
pula berupa azab jasmani dan azab rohani.
Ayat 23-24: Pada ayat ini Allah menerangkan berbagai kenikmatan yang akan
diterima oleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang membersihkan diri
dan hatinya serta selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Berbagai
kenikmatan yang akan diterima ialah:
# Mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan, yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai.
# Mereka diberi perhiasan yang indah, seperti gelang-gelang dari emas, mahkota yang
bertahtakan permata dan mutiara yang indah.
# Bagi mereka disediakan pakaian sutera yang indah.
# Mereka diberi petunjuk dan pelajaran, sehingga mereka mengucapkan perkataan
yang sopan dan sedap didengar, mengerjakan perbuatan yang menyenangkan hati
orang, dapat bergaul dengan baik dengan penduduk surga yang lain, hidup
bersaudara, dan saling kasih mengasihi.
Sebagaimana keterangan Allah tentang azab di atas, maka gambaran
kenikmatan dan kesenangan yang digambarkan pada ayat ini, sebagai pahala yang
akan diterima orang-orang yang beriman dan beramal saleh di akhirat nanti adalah
sama dengan kenikmatan dan kesenangan yang selalu diimpikan oleh manusia selama
mereka hidup di dunia. Pada umumnya manusia waktu hidup di dunia menginginkan
kekayaan yang berlimpah-ruah, mempunyai kedudukan yang terhormat dan
kekuasaan yang tidak terbatas, mempunyai istri-istri yang cantik dan perkakas rumah
tangga yang serba mewah.
Sekalipun Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat-Nya hal-hal yang demikian itu,
namun masalah surga dan neraka itu termasuk hal yang gaib bagi manusia, hanya
Allah sajalah yang mengetahui hakikat yang sebenarnya, tetapi kaum Muslimin wajib
percaya bahwa surga dan neraka itu pasti ada. Gambaran yang diberikan Allah itu,
merupakan sebagian dari kesenangan yang dijanjikan itu. Kesenangan yang
sebenarnya lebih dari gambaran itu karena bagi manusia sendiri tidak ada sesuatu
yang dapat dijadikan sebagai perbandingan. Yang jelas ialah bahwa orang-orang yang
beriman akan mengalami kesenangan dan kenikmatan yang tiada taranya, belum
pernah dirasakan selama hidup di dunia, semua menyenangkan hati, perasaan,
pikiran, penglihatan, pendengaran dan sebagainya.

11
Kontektualisasi Ayat
Banyak sekali mu‟jizat yang Allah berikan kepada hambanya tetapi mereka
tidak menyadari bahw itu semua adalah tanda kekuasaan Allah (18)
Orang tidak menyadari bahwa Allah sudah menggolongkan untuk orang yang
kafir dan beriman (19)
Sudah jelas Allah berikan contoh hukuman tetapi tetap saja banyak yang
melanggar.(20)
Hukum di dunia hanyalah smentara. Para Koruptor, dan pelaku dosa besar
lainya, lalu tidak bertaubat, maka mereka akan menjalani adzab yang pedih. Bukan
lagi penjara, melainkan pukulan dan cambukan menggunakan palu dari besi besar(21)
Saat para kriminal berada dalam penjara, mereka bisa keluar untuk
menghirup udara segar, tetapi di neraka nanti, mereka tidak akan bisa keluar.
Jangankan untuk sekedar menghirup kebebasan, saat mereka mencoba kabur para
malaikat akan mengembalikan mereka dan kembali menjalani Adzab yang pedih(22)
Kepada orang-orang beriman yang memasuki Syurga atas Ridha Allah,
mereka akan diberikan perhiasan yang indah dari mutiara. Para lelaki yang tidak
memakai perhiasan dari emas pun akan memakainya di syurga nanti. Jika zaman
sekarang kita jarang melihat laki-laki yang memakai emas, maka diakhirat nanti kita
akan melihat keindahan mereka memakainya.(23)
Allah telah memberikan Al-Qur‟an dan Islam sebagai pedoman manusia
kepada kebaikan dan tidak akan berubah seiring berjalanya waktu. Bahkan Al-Qur‟an
pun menjelaskan banyak keadaan yang mendatang nanti untuk menuntun kita kepada
hal yang benar(24)

Kesimpulan
# Seluruh makhluk dan seluruh jagat raya ini tunduk dan patuh kepada ketentuan-
ketentuan dan hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan-Nya, dan tidak ada satu
pun yang dapat mengubah dan menyanggah ketentuan itu.
# Manusia dihisab sesuai iman dan perbuatan mereka, dan Allah berbuat menurut
kehendak-Nya, yaitu memberlakukan hukum dan ketentuan yang telah ditetapkan-
Nya.
# Manusia dapat dibagi atas dua golongan, yaitu golongan mukmin dan kafir. Kedua
golongan itu saling berbantah sampai kepada permusuhan. Pada hari Kiamat Allah
akan memberikan keputusan dan balasan kepada mereka dengan seadil-adilnya

12
# Golongan kafir akan diazab dengan azab yang pedih, mereka akan dimasukkan ke
dalam api neraka yang menyala-nyala, dituangkan ke atas kepala mereka air panas
yang mendidih, sehingga melumatkan kulit dan tubuh mereka, dicambuk dengan
cemeti yang terbuat dari besi, serta tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk
melepaskan diri dari azab itu, kecuali jika Allah menghendaki-Nya.
# Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan dimasukkan ke dalam surga
yang penuh kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan yang tiada taranya.

Ayat dan Terjemah (Q.s. Al-Hajj: 27)


َ ِّ ُ ْ َ ْ ْ َّ َ ِّ ُ ٰ َ َّ ً َ َ ْ ُ ْ َ ِّ َ ْ َّ ْ ِّ َ
ْ ‫ل فجْ َع ِم ْي‬
‫ق‬ ْ ‫نك‬ ْ ‫ي ِم‬
ْ ‫ل ض ِامرْ يأ ِت‬
ْ ‫لك‬ْ ‫ال وع‬ْ ‫ك رج‬
ْ ‫ج يأتو‬ ْ ‫ف الناسْ ِبالح‬ ْ ‫ْ َواذ‬
ِْ‫ن‬
Artinya:
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka
datang dari segenap penjuru yang jauh.

Sabab Nuzul
Tidak ditemukan Sabab Nuzul pada Ayat Ini

Munasabah Ayat
Pada ayat-ayat yang lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw
agar mengingatkan orang-orang musyrik Mekah yang menghalang-halangi kaum
Muslimin memasuki kota Mekah, bahwa Ka`bah ini dibangun oleh nenek moyang
mereka Ibrahim dan putranya Ismail as atas perintah Allah. Allah memerintahkan
Ibrahim dan umatnya agar membersihkan Ka`bah dari perbuatan syirik dan najis,
sehingga manusia dapat melakukan ibadah haji di Baitullah itu. Pada ayat ini Allah
memerintahkan kepada Ibrahim agar menyeru manusia untuk melaksanakan ibadah
haji ke Baitullah yang telah dibangunnya, agar mereka akan memperoleh manfaat
yang banyak dan berguna bagi kahidupan duniawi untuk mencapai kebahagiaan yang
abadi di akhirat nanti.

13
Tafsir
Ayat 27: Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. agar menyeru
manusia untuk mengerjakan ibadah haji ke Baitullah dan menyampaikan kepada
mereka bahwa ibadah haji itu termasuk ibadah yang diwajibkan bagi kaum Muslimin.
Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa perintah Allah dalam ayat ini ditujukan
kepada Nabi Ibrahim as yang baru saja selesai membangun Ka`bah. Pendapat ini
sesuai dengan ayat ini, terutama jika diperhatikan hubungannya dengan ayat-ayat
yang sebelumnya. Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan perintah Allah kepada Nabi
Muhammad saw agar mengingatkan orang-orang musyrik Mekah akan peristiwa
waktu Allah memerintah Ibrahim supaya membangun Ka`bah, sedang ayat-ayat ini
menyuruh orang-orang musyrik itu mengingat peristiwa ketika Allah memerintahkan
Ibrahim menyeru manusia agar menunaikan ibadah haji.
Pendapat ini sesuai pula dengan riwayat Ibnu `Abbas dari Jubair yang
menerangkan, bahwa tatkala Ibrahim a.s. selesai membangun Ka`bah, Allah
memerintahkan kepadanya, “Serulah manusia untuk mengerjakan ibadah haji.”
Ibrahim a.s. menjawab, “Wahai Tuhan, apakah suaraku akan sampai kepada
mereka?” Allah berkata ”Serulah mereka, Aku akan menyampaikannya.” Maka
Ibrahim naik ke atas bukit Abi Qubais, lalu mengucapkan dengan suara yang keras,
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah benar-benar telah memerintahkan
kepadamu sekalian mengunjungi rumah ini, supaya Dia memberikan kepadamu surga
dan melindungi kamu dari azab neraka, karena itu tunaikanlah olehmu ibadah haji
itu.” Maka suara itu diperkenalkan oleh orang-orang yang berada dalam tulang sulbi
laki-laki dan orang-orang yang telah berada dalam rahim perempuan, dengan
jawaban, “Labbaika, Allahumma labbaika”. Maka berlakulah “talbiyah” dengan cara
yang demikian itu. Talbiyah ialah doa yang diucapkan orang yang sedang
mengerjakan ibadah haji atau umrah, doa itu ialah, “Labbaika, Allahumma
Labbaika.”
Dalam ayat ini terdapat perkataan, “...niscaya mereka akan datang
kepadamu...” Dari perkataan ini dipahami, seakan-akan Tuhan mengatakan kepada
Ibrahim a.s. bahwa jika Ibrahim menyeru manusia untuk menunaikan ibadah haji,
niscaya manusia akan memenuhi panggilannya itu, mereka akan berdatangan dari
segenap penjuru dunia walaupun dengan menempuh perjalanan yang sulit dan sukar.
Siapapun yang memenuhi panggilan itu, baik waktu itu maupun kemudian hari, maka
berarti ia telah datang memenuhi panggilan Allah seperti Ibrahim dahulu telah
memenuhi pula. Ibrahim dahulu pernah Allah perintahkan datang ke Mekah yang
masih sepi, Ibrahim memenuhinya walaupun perjalanannya sukar, melalui terik panas
padang pasir yang terbentang antara Mekah dan Syiria. Perintah itu telah
dilaksanakan dengan baik, bahkan Ibrahim bersedia menyembelih anak kandungnya
Ismail, semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah, karena itu Allah akan
menyediakan pahala yang besar untuk Ibrahim, dan pahala yang seperti itu akan Allah
berikan pula kepada siapa yang berkunjung ke Baitullah ini, terutama bagi orang yang
sengaja datang ke Mekah ini untuk melaksanakan ibadah haji. Perkataan ini
merupakan penghormatan bagi Ibrahim dan menunjukkan betapa besar pahala yang

14
disediakan Allah bagi orang-orang yang menunaikan ibadah haji semata-mata karena
Allah.
Para ulama sependapat bahwa datang ke Baitullah untuk mengerjakan ibadah
haji dibolehkan mempergunakan kendaraan dan cara-cara apa saja yang dihalalkan,
seperti dengan berjalan kaki, dengan kapal laut atau dengan pesawat terbang atau
dengan kendaraan melalui darat dan sebagainya. Tetapi Imam Malik dan Imam Asy-
Syafi`ì berpendapat bahwa pergi menunaikan ibadah haji dengan menggunakan
kendaraan melalui perjalanan darat itu lebih baik dan lebih besar pahalanya, karena
cara yang demikian itu mengikuti perbuatan Rasulullah. Dengan cara yang demikian
diperlukan perbelanjaan yang banyak, menempuh perjalanan yang sukar serta
menambah syi`ar ibadah haji, terutama di waktu melalui negara-negara yang
ditempuh selama dalam perjalanan. Sebagian ulama berpendapat bahwa berjalan kaki
lebih utama dari berkendaraan, karena dengan berjalan kaki lebih banyak ditemui
kesulitankesulitan daripada dengan berkendaraan.

Kontektualisasi Ayat
Seruan haji yang diserukan oleh Allah tidak memandang zaman, bahkan
manusia yang hidup pada zaman ini lebih memiliki banyak kemudahan. Kita tidak
perlu lagi berangkat ibadah haji menggunakan Unta, tetapi menaiki pesawat yang
hanya hitungan beberapa hari sudah sampai.
Kesimpulan
# Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as, agar menyeru manusia untuk
mengerjakan ibadah haji dan Allah menerangkan bahwa seruan itu didengar dan akan
diikuti oleh orang-orang yang beriman, walaupun untuk datang ke Mekah mereka
harus menempuh perjalanan yang sulit dan jauh.
# Allah mewajibkan ibadah haji bagi kaum Muslimin agar mereka memperoleh
manfaat yang banyak, menyebut nama Allah pada hari raya Idul Adha dan hari
tasyriq.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan yang penulis jelaska diatas bahwa banyak sekali
Allah menegaskan dalam Al Qur‟an perihal orang kafir dan hukumannya
serta orang mukmin dengan nikmatnya, namun manusia msih saja ragu dan
bimbang kepada agamanya dan memilih agama yang hanya memberikan
kebahagiaan saja, sehingga sudah tidak ada kebahagiaan yang merek
dapatkan maka ia akan meninggalkan agama tersebut. Dan juga dijelaskan
pada pembahasan kali ini yaitu mengenai haji, dengan menunaikan ibadah
haji itu termasuk orang orang yang bertakwa

16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurthubi, tafsiral-qurthubi
Asy-Syaukhani, Tafsir FathuL Qadir, Pustaka Azzam. Tk.t.t
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir, Jakarta; Gema Insani, 2013
Mustafa al-Maragi, Ahmad. Tafsir al-Maragi, Terj. Bahrun Abu Bakar dkk,
Semarang; PT. Karya Tha Putra Semarang, 1989.
Abdullah Bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir; Bogor; Pustaka Imam Syafi’I, 1994

17

Anda mungkin juga menyukai