Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKA AGAMA ISLAM


“TALAQ (PERCERAIAN)”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
RIFKI C. PUTRA LASABUDA BRAYEN BONOK
SITI H. MANENGKE DETIA GOBEL
SRI MONALISA MOKOAGOW THALIB LAJAMELA
MOH. ADRIANSYAH OLI’I

KELAS XII OTKP 3

SMK NEGERI 1 KOTAMOBAGU


T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya
lah, kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Hal-Hal Yang Bekaitan Dengan
Pernikahan : Talaq (Perceraian).

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Yuyun Paputungan selaku Guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing kami dengan materi untuk
menyelesaikan karya ilmiah kami, serta ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam pengerjaan karya ilmiah kami.

Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam juga sebagai pedoman belajar untuk kita semua.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah yang kami buat ini, dan masih
jauh dari kata sempurna. Kami merasakan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa di
harapkan demi perbaikan karya ilmiah kami ke depannya. Kami juga berharap semoga karya
ilmiah ini mampu menjadi media untuk pembelajaran dan pengetahuan bagi kita semua.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1


A. LATAR BELAKANG ………………………………………………… 1
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………… 1
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH ………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………… 2


A. PENGERTIAN TALAQ ………………………………… 2
1) HUKUM TALAQ ………………………………… 2
2) BENTUK-BENTUK TALAQ ………………………………… 2
3) JUMLAH/BATAS TALAQ ………………………………… 2
4) TARA MENJATUHKAN TALAQ ………………………………… 3
5) PENYEBAB DARI TERJADINYA TALAQ ………………………………… 3
B. KHULU ………………………………… 3
C. FASAKH ………………………………… 4
D. IDDAH ………………………………… 4
1) PENGERTIAN IDDAH ………………………………… 4
2) MACAM-MACAM IDDAH ………………………………… 4
3) KEWAJIBAN SUAMI DALAM MASA IDDAH ………………………………… 4
E. RUJU’ ………………………………… 5
1) HUKUM RUJU’ ………………………………… 5
2) RUKUN RUJU’ ………………………………… 5
F. HADANAH ………………………………… 5

BAB III PENUTUP ………………………………… 6


A. KESIMPULAN ………………………………… 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pernikahan merupakan suatu bentuk keseriusan dalam hubungan. Selain merupakan bentuk
cinta, pernikahan merupakan salah satu betuk ibadah kepada Allah Swt. Bahkan disebutkan
bahwa pernikhan adalah menggenapkan setengah agama.
Penyatuan dua insan, laki-laki dan peremuan ini diharapkan menjadi media dan tempat
yang sempurna untuk mendapatkan pahala dan ridho dari Allah Swt. Oleh karena itu,
pernikahan dalam islam merupkan sesuatu yang sacral, jadi sebisa mugkin harus dijaga bahkan
hingga maut memisahkan.
Allah Swt. Memberikan keterangan mengenai keutamaan menikah. Bahkan, Allah Swt.
Akan memberikan karunia-Nya kepada laki-laki dan perempuan yang menikah karena-Nya.
Dalam salah satu ayat di dalam Al-Quran, Allah Swt. Berfirman :
“Dan nikahlah lah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-
orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (Q.S. An-Nur:32).
Namun, dalam suatu hubungan tidak semuanya dapat bertahan lama. Dalam pernikahan
pun kerap bisa terjadi perpisahan, atau biasa kita dengar dengan sebutan talaq atau perceraian.
Dalam materi ini kami akan menjelaskan apa itu arti talaq itu, mulai dari pengertian Talaq,
bentuk-bentuk talaq hingga penyebab terjadinya talaq, yang In Syaa Allah dapat menjadi
pelajaran dan dapat menambah wawasan kita semua. Amin.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari talaq?
2. Bagaimana bentuk-bentuk talaq itu?
3. Mengapa terjadinya talaq?
4. Apa yang dimaksud dengan Khulu’, Fasakh, ‘Iddah, Ruju’ dan Hadanah?

C. TUJUAN DIBENTUKNYA MAKALAH


- Sebagai media pembelajaran bagi kita semua mengenai Talaq.
- Agar dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita mengenai talaq
- Sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

I
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TALAQ
Talaq atau perceraian adalah memutuskan tali ikatan pernikahan. Hukum asal dari talaq adalah
makruh (keterangan Abu Daud). Sabda Rasulullah Saw. :

Artinya : Dari Ibnu Umar R.A. ia berkata bahwasannya Rasulullah Saw. Telah bersabda: “Sesuatu
yang halal tetapi dibenci oleh Allah adalah Talaq”. (H.R. Abu Daud)

1. Hukum Talaq

Hukum Talaq ada empat, yaitu :

1) Wajib, apabila terjadi persilisihan antar suami-istri yang tidak bisa didamaikan dan hakim
memandang perlu bercerai.
2) Sunnah, apabila suami tidak sanggup lagi menunaikan kewajibannya atau istri tidak bisa
menjaga kehormatannya dirinya.
3) Haram, apabila istri dalam keadaan :
 Haid atau hamil.
 Keadaan suci yang dicampuri pada waktu itu.
4) Makruh, yaitu hokum asal talaq.

2. Bentuk-Bentuk Talaq
1) Talaq raj’i yaitu talaq ya,ng membolehkan suami kembali kepada mantan istrinya tanpa
melakukan pernikahan yang baru, selama masih dalam masa ‘iddah, seperti talaq yang
kesatu dan talaq yang kedua.
2) Talaq ba’in. Talaq ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu talaq ba’in sugra yang tak dapat
dirujuk kembali kecuali dengan melangsungkan akad nikah yang baru, seperti talaq dengan
‘iwadh atau talaq terhadap istri yang belum digauli, dan yang kedua adalah talaq ba’in
kubra yang merupakan talaq tiga. Talaq ini tidak dapat dirujuk kembali, kecuali mantan
istrinya sudah menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain, dan keduanya telah
berhubungan suami istri, kemudian bercerai dan telah habis masa ‘iddahnya.

3. Jumlah atau Batas Talaq

Suami istri yang telah bercerai masih mungkin untuk berkumpul kembali, namun untuk
menghindari tindakan sewenang-wenangnya, maka jumlah talaq yang membolehkan suami
kembali kepada istrinya dibatasi hanya sampai 2 kali.
Setelah talaq jatuh tiga kali, suami istri tidak boleh lagi kembali kecuali istri telah menikah
lagi dengan orang lain, atas dasar suka sama suka sesudah bergaul dan cerai lagi (pahami Q.S.
Al-Baqarah/2: 229-230).
Apabila terjadi talaq kesatu dan kedua, konsekuensinya adalah suami dapat berkumpul
kembali, disebut talaq raj’i. Sementara apabila terjadi talaq ketiga dinamakan “talaq ba’in”,
dengan konsekuensi suami sudah tidak dapat berkumpul kembali, kecuali dengan syarat-syarat
tersebut.

4. Cara Menjatuhkan Talaq


Ada du acara untu mejatuhkan talaq, yaitu :
a) Dengan kata-kata yang jelas (sharih), misalnya suami berkata kepada istrinya, “Engkau
saya talaq, engkau saya ceraikan.” Maka dengan perkataan tersebut jatuh talaqnya,
sekali pun tidak di sertai dengan niat.
b) Dengan kata-kata samar atau sindiran (kinayah), misalnya suami berkata: “Pergi
engkau dari sini,” atau “Pulang ke rumah orang tua mu.” Dengan perkataan serupa ini,
talaq belum jatuh apabila tidak disertai dengan niat.

5. Penyebab Terjadinya Talaq


a) Li’an yaitu suami dan istri saling melaknat. Suami menuduh istri berzina, tetapi tidak
dapat membuktkanya dengan 4 saksi, dia harus bersumpah 4x sumpah dengan
menyatakan: “Apabila saya berdusta, laknat Allah Swt. Untuk diri saya.” Kemudian
istrinya menolak dengan 4x sumpah dengan ucapan seperti di atas. Setelah itu, suami-
istri menjadi cerai (Q.S. An-Nur/24:6-9).
b) Zihar secara Bahasa artinya punggung, secara istilah seorang laki-laki menyamakan
istrinya seperti ibu sendiri (seperti mengatakan: “Kamu seperti punggugn ibuku”),
maka untuk menghalalkkan kembali suami wajib membayar kafarat (baca Q.s. Al-
Mujadalah/58:3-4).
c) Ila’ yaitu seoran suami yang marah sampai mengharamkan istrinya bergaul dengannya
atau bersumpah hendak menjauhkan dirinya dari istrinya. Jika ingin menggauli kembali
istrimya, wajib membayar kafarat sumpahnya (Q.. Al-Baqarah/2: 226-227).
d) Ta’lik Talaq, yaitu seorang suami yang melanggar janjinya ketika diucapkan saat akad
nikah, seperti tidak memberi nafkah istri 6 bulan berturut-turut, atau menyakiti badan
istri, sejalan dengan itu sang istri tidak rida kemudian mengadukan ke Pengadilan
Agama, jatuhlah talaq satu.

B. KHULU’
Khulu’ yaitu talaq yang dimnta oleh istri kepada suaminya dengan memberi “iwadh atau
tebusan yag di sebabkan oleh beberapa hal tertentu. Adapun faktor-faktor yang dapat dijadikan
alasan istri untuk meminta talaq tebus (khulu’) adalah suami adalah seorang pezina, pemabuk,
penjudi, dan selalu melakukan maksiat lainnya. Dengan demikian khulu’ dapat dilakukan jika

I
ternyata antara suami dan istri tidak ada persesuaian hidup hidup, dan inisiatif justru datagnya dari
pihak istri, bukan suami.

C. FASAKH
Pengertian dari talaq ini adalah talaq yang dijatuhkan oleh hakim atas pengaduan istri. Talaq fasakh
dapat dilakukan karena:
- Adanya aib atau cacat pada salah satu pihak.
- Suami tidak mampu memberikan nafkah (keterangan Q.S. Al-Ahzab/33: 49 dan Q.S. Al-
Baqarah/2: 229).
- Adanya penipuan atau pengkhianatan dari pihak suami.
- Diketahui adanya hubungan mahram antara suami-istri (Q.S. An-Nisa’04: 23)

D. ‘IDDAH
1) Pengertian
Pengertin ‘Iddah adalah masa menanti bagi kaum perempuan yang diceritakan suaminya (baik
cerai hidup maupun cerai mati). Tujuan ditetapkan ‘Iddah, salah satunya adalah adanya kehamilan
atau tidak.

2) Macam-Macam ‘Iddah
a. Perempuan yang ditinggal mati suaminya, ’iddahnya ada dua macam, yaitu :
o Apabila sedang hamil, ‘iddahnya sampai anak lahir.
o Apabila tidak hamil, ‘iddahnya 4 bulan 10 hari. Pahami Q.S. Al-Baqarah/2: 234).
b. Perempuan yang dicerai suaminya, ‘Iddahnya:
o Apabila sedang hamil, ‘Iddahnya sampai saat lahir.
o Apabila tidak hamil, ‘Iddahnya tiga kali suci (quru’).
c. Apabila tidak haid, ‘Iddahnya tiga bulan.
Perempuan yang tidak haid ada tiga macam, yaitu :
o Perempuan yang masih kecil.
o Perempuan yang sampai umur, tetapi belum pernah haid.
o Perempuan yang sudah haid, tetapi sudah tua sehingga tidak haid lagi (menopause).
(Q.S. Al-Talaq)6: 4)

3) Kewaiban Suami Dalam Masa ‘Iddah


Selama masa ‘Iddah, seorang suami berkewajiban memberi nafkah lahir, dengan ketentuan:
a. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal bagi istri yang di talaq raj’i.
b. Memberi tempat kediaman bagi sang istri yang talaq tiga dan talaq tebus, jika ia tidak
mengandung.
c. Memberikan nafkah, pakaian dan tempat tinggal bagi istri yang talaq tiga dan talaq
tebus apabila mengandung (keterangan H.R. Ahmad dan Nasa’I, dan pahami Q.S. At-
Talaq/65: 1-7).

E. RUJU’
Ruju’ adalah kembalian suami kepada istri yang telah di talaq, yaitu talaq satu atau talaq dua.
1. Hukum Ruju’
Asal hukumnya “mubah” (boleh), bisa jadi sunah apabia maksud ruju’ untuk
memperbaiki hubungan antara keduanya. Bisa jadi makruh apabila perceraian lebih
bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan bisa jadi haram apabila menyebabkan satu
pasangan, baik istri maupun suami teraniaya.
2. Rukun Ruju’
a) Istri disyaratkan
 Sudah pernah bercampur suami-istri
 Dalam talaq raj’i
 Masih dalam ‘iddah
b) Suami di syaratkan: balig, berakal, dan denga kemauan sendiri (tanpa paksaan).
c) Sigat (ucapan)
 Sarih (terang-terangan)’.
 Kinayah (sidiran) (keterangan Q.S. Al-Baqarah/2:228 dan At-Talaq/65: 2).

F. HADANAH
Pengertian hadanah adalah “dan mengasuh dan memelihara anak kecil yang belum dapat
mengatur dan menaga dirinya sendiri”. Persoalan hadanah timbul apabila terjadi perceraian antara
suami-istri, sementara mereka mempunyai anak yang belum Mumayyiz (masa kecil dan belum
balig). Keadaan seperti ini menjadikan istri lebih berhak mengasuh anak tesebut sampai anak
tesebut mengerti dan dapat mengatur dirinya sendiri (balig). Sekalipun anak tersebut di asuh oleh
ibunya dan tinggal bersamanya, namun nafkah belanjanya tetap menjadi tanggung jawab ayahnya
(keterangan H.R. Abu Daud dan Hakim).
- Syarat-Syarat Menjadi Hadanah :
1. Berakal sehat.
2. Merdeka.
3. Melaksanakan ajaran agama.
4. Dapat menjaga kehormatan dirinya.
5. Dapat dipercaya.
6. Menetap bersama anak yang di didiknya.

I
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pernikahan merupakan suatu bentuk keseriusan dalam hubungan. Selain merupakan bentuk
cinta, pernikahan merupakan salah satu betuk ibadah kepada Allah Swt. Bahkan disebutkan
bahwa pernikhan adalah menggenapkan setengah agama. Sedangkan Talaq atau perceraian
adalah memutuskan tali ikatan pernikahan, dalam artian pihak laki-laki dan perempuan sudah
tidak memiliki hubungan yang sah, atau sudah tidak menjadi sebagai sepasang suami istri.
Suami istri yang telah bercerai masih mungkin untuk berkumpul kembali, namun untuk
menghindari tindakan sewenang-wenangnya, maka jumlah talaq yang membolehkan suami
kembali kepada istrinya dibatasi hanya sampai 2 kali.

Anda mungkin juga menyukai